UJIAN MID SEMESTER

  

RANCANGBANGUN DAN PENGUJIAN MESIN PERTANIAN

(TPE 628)

  

Oleh:

ANRI KURNIAWAN

(15/389517/PTP/01433)

  

PASCASARJANA TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016

  Review Abstrak

Assessment of Mechanical Harvesting of Tea And Its Viability For Use In Kenya

ABSTRAK

  Pemanenan teh (Camellia sinensis) melibatkan penghapusan tender, tumbuh tunas dari permukaan semak teh. Dua proses dalam pemetikan teh: pemetikan kasar dan pemetikan yang baik. Dalam memetik yang baik hanya bud dan daun kedua dan ketiga dipetik, sedangkan untuk pemetikan kasar daun lebih dipetik dengan tunas. Untuk waktu yang lama pemetikan teh telah dilakukan dengan tangan, tetapi dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar negara produsen teh termasuk India, Jepang, China dan Papua New Guinea telah mengadopsi penggunaan mesin. Sebuah review penelitian yang dipublikasikan menunjukkan bahwa parameter kualitas secara kimia pada perubahan teh hitam yaitu dengan metode panen. Pemetikan teh dengan tangan kaya prekursor biokimia hijau daun dan memiliki isi yang lebih tinggi dari konstituen kualitas teh yang dibuat dari mesin petik teh. Penurunan kualitas terutama karena cedera mekanik dan pemetikan non-selektif dengan geser-panen. Penggunaan mesin meningkatkan rata-rata memetik dengan penurunan bersih dalam biaya produksi dibandingkan dengan pemetikan tangan. Sebuah analisis ekonomi dilakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa pemanenan mekanis teh adalah layak untuk diadopsi sangat baik di perkebunan di Kenya. Untuk menghindari penurunan kualitas, direkomendasikan bahwa mekanik panen teh harus dilakukan terutama selama masa puncak produksi.

  Pembahasan

  Jurnal ini meneliti tentang penilian aplikasi pemetikan teh menggunakan penilian aplikasi pemetikan teh menggunakan mesin petik. Banyak anggapan di Kenya bahwa bahwa kualitas pucuk teh yaitu yang dihitung dari green-leaf biochemical precusors dan pucuk teh yang rusak akibat petikan. Kenya mencoba untuk mengadopsi mesin petik teh seperti di India, Jepang, China dan Papua Nugini. Tapi berdasarkan hasil penelitian di perkebunan di Kenya bahwa mesin petik teh tidak terlalu mempengaruhi kualitas pucuk teh. Bahkan secara kapasitas mesin petik teh sangat tinggi, sehingga dalam analisis ekonomi mesin petik teh lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan tangan. NPV menggunakan tangan hanya

  Kenya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian tesis saya, referensi dilihat dari kualitas pucuk teh hasil petikan menggunakan mesin petik, parameter kualitas yaitu persentase Theaflavin, persentase Thearubins, persentase Caffeine dan skor tester sehingga kualitas pucuk tidak hanya Pucuk Memenuhi Syarat (PMS). Secara analisa ekonomi juga sangat perlu di analisis untuk menguji kelayakan mesin petik di sebuah perkebunan teh. Meskipun kualiatas pucuk teh berkurang karena perlakuan dari mesin, namun dari hasil panen yang lebih besar menyebabkan mesin petik lebih menguntungkan. Dalam penelitian ini juga di butuhkan tentang sistem pemetikan selektiv sehingga kualitas pucuk teh dapat ditingkatkan lagi. Hal ini juga dapat dapat diaplikasikan bahwa untuk analisa ekonomi menggunakan Benefit Cost ratio dan NVP.

  Review Abastrak

Design and Development of A Conceptual Tea Leaf Harvesting Machine

ABSTRAK

  Budidaya teh di India memiliki sejarah panjang dari aplikasi dalam sistem obat tradisional serta untuk konsumsi. India telah membudidayakan dan mengkonsumsi teh selama ribuan tahun. Produksi komersial teh di India dimulai dengan kedatangan Inggris East India Company. Teh adalah minuman utama di India. Hal ini dianggap sebagai minuman termurah kedua setelah air. India dan China adalah produsen terbesar serta konsumen teh. Manufaktur teh dilakukan dengan mengolah daun teh. Daun teh dipetik dari tanaman dan diangkut ke pabrik untuk di proses. Untuk teh berkualitas baik hanya kuncup termasuk daun ketiga telah untuk dipetik dan diproses. Kekurangan dari buruh dan kenaikan upah membuat manajemen untuk memikirkan metode alternatif panen daun teh. Hal ini mengakibatkan mekanisasi pemetikan teh. Penelitian harus dilakukan di antara orang-orang daun teh panen untuk memahami lebih lanjut tentang skenario ini. Penelitian dilakukan melalui studi produk, studi pasar, studi literatur, wawancara, studi pengguna, etnografi penelitian dll Kualitas fungsi penyebaran (QFD) disiapkan yang suara pelanggan diubah menjadi suara teknis. produk rinci spesifikasi desain (PDS) diciptakan sebagai per data ini dari QFD. pemetaan pikiran yang digunakan untuk membuat ide-ide. Lima Konsep yang dihasilkan menggunakan PDS siap. Menggunakan metode peringkat tertimbang, konsep terpilih yang memiliki sebagian besar kualitas yang tuntutan QFD. Konsep akhir dipilih dengan bantuan metode peringkat tertimbang dan gambar rinci dibuat. Model Mock-up ukuran 1: 1 dibuat. Validasi produk telah dilakukan. Mock up Model yang memuaskan dengan untuk sebagian besar desainer dan pelanggan. Kebutuhan pengguna seperti ringan, visi yang tepat dari proses, mudah membersihkan dan servis bertemu melalui studi ini. Dari penelitian tersebut, konsep yang diajukan muncul untuk menunjukkan potensi penghematan dari 15% berat, dan karena itu mungkin harus menemukan penerimaan di lapangan.

  Pembahasan

  Penelitian ini mengidentifkasi beberapa alat pemetik teh yang digunakan di India sebagai salah satu solusi kelangkaan tenaga kerja pemetik teh. Beberapa alat pemetik teh antara lain gunting petik teh berbagai tipe, mesin petik teh tenaga bensin, mesin petik tenaga baterai ergonomika, Quality Functional Deployment (QPD) dan Produk Design Specification (PDS) Keseluruhan literatur akhirnya memutuskan untuk memilih mesin petik teh tenaga batarei yang paling efektif digunakan. Setelah mengindenfikasi masalah kemudian dirumuskan consep alat yang sesuai, maka dibuatlah Konsep 1, Konsep 2, Konsep 3, Konsep 4 dan Konsep 5. Setelah itu dilakukan seleksi konsep dengan menggunakan beberapa paramater sehingga akhirnya terpilih Konsep 3 yang akan di prototyping. Setelah terpilih final consep maka dilakukan exploid view untuk menggamarkan bagian-bagian alat dan mekanisme kerja alat tersebut. Setelah model telah ditentukan maka dari itu kemudian dilakukan pembuatan Mesin Petik tenaga baterai tersebut maka jadilah alat yang diinginkan tersebut. Penelitian ini sangat berpengaruh terhadap penelitian tesis saya sebagai referensi paling akurat tentang kekurangan tenaga kerja pemetika dan kapasitas kerja masing-masing alat tersebut. Metode penelitian yang menitik beratkan pada konsep membuat penelitian yang serupa juga harus diteliti dengan menggunakan metode yang sama, menentukan konsep terbaik. Alat yang ada ini dapat menjadi acuan sistem pemetikan teh secara mekanis elektrik, sehingga pemetikan yang ramah lingkungan juga dapat dipenuhi. Pemilihan konsep juga harus diukur dengan banyar pertimbangan seperti pengguna alat, kapasitas, kualitas bahkan ergonomika alat tersebut sehingga hasil yang diinginkan dapat dipenuhi. Penelitian juga harus betul-betul mantap dalam memilih konsep, hal itu untuk mengurangi resiko kegagalan dalam fabrikasi alat yang sudah dipilih. Alat ini membutuhkan pengembangan yang cukup kuat sehingga nantinya alat sangat efektif sehingga dapat diimplementasikan di perkebunan teh di Indoenesia.

  Review Abstrak

Ab Initio Design And Prototyping Of A Tea Plucking Machine : A Case Study

ABSTRAK

  Paper ini menyajikan sebuah studi kasus perancangan dan prototipe dari mesin teh pemetikan untuk digunakan pada lanskap yang tidak rata untuk dampak yang signifikan dari hasil. Ab initio merancang mengharuskan seseorang untuk memahami proses pemanenan, mekanika memangkas atau memotong tender tunas, mengumpulkan data kekuatan dan kepadatan pucuk teh dan kemampuan operator dan menggunakan semua informasi dalam desain dan mekanisme mesin. Sejumlah konsep untuk mesin pemetikan dieksplorasi. Perangkat sederhana untuk pengukuran kekuatan tender tunas juga dikembangkan dan digunakan untuk memperoleh variasi statistik kekuatan tunas. Data ini kemudian digunakan sintesis untuk memilih konsep dimensi. Prototipe pertama dari mesin dibuat dan diuji di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme bekerja seperti yang diharapkan tetapi diperlukan perbaikan ergonomi dan aspek manufacturability.

  Pembahasan

  Penelitian ini membahas tentang pemetikan teh menggunakan hand plucking dibandingkan dengan beberapa alat yang telah dikembangkan di dunia yaitu Magic Carpet, Gunting Petik, K-Tech Harvester dan Microlite Harvester. Kemudian dianalis problem yang ada pada semua alat tersebut mulai dari motor, blade, colection, dan peralatan pembantu lain sehingga dapat menentukan konsep yang diinginkan. Kemudian ditentukan konsep generation untuk menentukan konsep terbaik dalam memenuhi pemetikan teh terutama pada lahan yang tidak rata. Kemudian konsep dievaluasi dalam beberapa hal diantaranya consep 1 : Sensing Plucker, consep 2: Swing Fork Plucker, consep 3: Belted Plate Plucker, consep 4: Swing For Plucker dan consep 5 : Comb Shear. Setelah itu dibuat detail desain pada Comb Shear Harvester, kemudian dilakukan estimasi experimen dalam parameter pucuk teh. Kemudian secara lengkap desain tersebut dianalisis seperti kemampuan alat, kemampuan operator, actuation levers, dimensi comb sampai pada interaksi antara pucuk dan alat dan mekanisme pemotongan sehingga alat bisa berfungsi seutuhnya. Kemudian diperhatikan juga daun, lade, dan juga desain tas koleksi menahan pucuk teh. Setelah estimasi permormance mesin pemetik sudah layak maka dilakukan fabrikasi dan pengujian dilapanngan. Sehingga mesin petik teh comb shear plucking machine ini layak dipoerasikan dilahan perkebunan tanaman teh yang tidak rata. Proses identifikasi alat mulai dari swiming fork plucker sampai com sheear dapat menjadi acuan yang baik. Analisis dimesin pada alat juga dapat membantu dalam menentukan kebutuhan alat yang akan dirancang. Mulai dari motor, blade, colection, operator, pucuk sampai proses pemetikan itu sendiri memerlukan model matematika sehingga lebih mudah untuk dipahami. Pada pembuatan alat juga harus menentukan jenis bahan dan kekuatan bahan itu sendiri sehingga tidak ada pengaruh terhadap kualitas biokimia teh nantinya. Desain mesin pemetik ini sebagai salah satu referensi alat petik teh yang paling bisa diimplementasikan di perkebunan teh di indonesia yang memiliki topografi berbukit, tanaman tidak rata dengan jarak tanam yang rapat sehingga alat yang didesai harus menyesuaikan karakteristik tersebut.