pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas
masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.
e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya
permasalahan siswa. f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan
menyediakan berbagai media informasi. J Sasaran Penyusunan Porgram
Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :
1. Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID,VIIE sejumlah 160 2. Peserta didik kelas VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID sejumlah 126
3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD sejumlah 118
K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya
1. Bimbingan pribadi, melalui :
Layanan orientasi : 80
Layanan informasi : 85
Layanan penempatan penyaluran : 65
Layanan pembelajaran : 75
Layanan konseling individual : 30
Layanan konseling kelompok : 20
Layanan bimbingan kelompok : 20
2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :
Layanan orientasi : 30
Layanan informasi : 85
Layanan penempatan penyaluran : 20
Layanan pembelajaran : 45
Layanan konseling individual : 35
Layanan konseling kelompok : 10
Layanan bimbingan kelompok : 15
3. Layanan bimbingan belajar, melalui :
Layanan orientasi : 60
Layanan informasi : 85
Layanan penempatan penyaluran : 60
Layanan pembelajaran : 45
Layanan konseling individual : 40
Layanan konseling kelompok : 15
Layanan bimbingan kelompok : 10
4. Layanan bimbingan karir, melalui :
Layanan orientasi : 60
Layanan informasi : 85
Layanan penempatan penyaluran : 5
Layanan pembelajaran : 5
Layanan konseling individual : 5
Layanan konseling kelompok : 5
Layanan bimbingan kelompok : 5
5. Kegiatan pendukung, meliputi :
Aplikasi instrumen : 60
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
7
Himpunan data : 70
Kunjungan rumah : 75
Referal : 10
Alih tangan kasus : 5
6. Kegiatan mediasi
Orang tua : 60
Fihak lain terkait : 10
L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK
1. Peserta Didik Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yakni : a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran
memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.
b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut
menumpuk pada diri siswa. c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya
mangalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses
pembelajaran di kelas.
d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan
pendekatan 2. Guru pembimbing
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien perta didik karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu
lebih dominan melalui layanan informasi di dalam kelas. b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik
konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup lama.
3. Guru mata pelajaran a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan
hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang “nakal”, sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa
menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis
therapeutispendekatan kuratif. b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan
pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan profesional
4. Wali kelas a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta
didik yang bermasalah melakukan tindakan indisipliner, sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada Guru
Pembimbing.
b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya
terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.
5. Urusan Kesiswaan Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik
yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.
6. Orang tua Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas
atau polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
8
putraputrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata
anak.
7. Sarana dan prasarana a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan
konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di depannya.
b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.
M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan 1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya
mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif. 2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa
pendekatanteknik konseling 3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didiksiswa
asuh dalam rangka membantu hambatankesulitan dalam belajar, khususnya menukung program remedial dan pengayaan sekolah.
4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah
bagi peserta didik siswa asuh yang bermasalah berdasarkan “kesepakatan” se izin yang bersangkutan.
5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara mandiri maupun kedinasan.
6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna memperbaiki dan peningkatan layanan
7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
9