Pengemasan dan Lingkungan Hidup

Vol.9
No. 20

ISSN 0126-3080
Desembe$99rj
-.A.

PENELlTlAN DAN PENGEMBANGAN
TEKMOLOGI PANGAN

.._,

DAFTAR I S 1

Halaman

. . . . . . . . - . - . . . . . . . . .

EDITORIAL

ii


PENELITIAN:
PEMBUATAN BREM C A I R D A R I SINGKONG (Brem Wine Making

from Cassava T u b ~ r )
Djundjung Daulay d a n Rosma B.S.

Siahaan

. . . . .

MEMPELAJARI PROSES PEMBUATAN SIRUP GULA INVERT D A R I
NIRA ( a e n g a pinnata Merr) (Study on t h e P r o c e s s i n g
of Invert Sugar from Palm ( A r e n g a p i n n a t a Merr)
R i z a l S y a r i e f , H e r m a n a , dan M. Chafied

. . . . . . .

17


TULISAN ILMIAH:

PENGEMASAN DAN L I N G K U N G A N HIDUP
R i z a l Syarief d a n Sutedja Wiraatmadja
A N ASIAN PERSPECTIVE
With special reference to Indonesia
F . G . Winarno
. . . . . . . . . . .

. . . . . . .

29

. . . . . . . .

41

STREETFOODS:

PAKET INDUSTRI :

PEMBUATAN KERIPIK U B I JALAR SIMULASI
Tri Susilowati

. . . . . . . . . . . . . . . . . .

INFO KEGIATAN PUSBANGTEPA L P - I P B :
DISAIN MESIN PENGEMAS VAKUM
Suted ja Wiraatmadja

4

. . . . . . . . . . . . . . . .

LOKAKARYA PEGAWAI PUSBANGTEPA

Suhaemi

59

63


LP-IPB

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

67

iii
WLETIN WSBAWCAPA LP tPB, OESEHBER 1W1

PENGEMASAN DM
R i z a l syarief * *

LINGKUNGAN EIDUP*)
***)
dan Sutedja Wiraatmadja

Secara alarniah produk hasil pertanian telah

disajikan


dalam bentuk yang terkernas. Jagung dibungkus s e l u d a n g , buah
kelapa dilindungi sabut dan tempurung, kekacangan dibungkus
oleh kulit p o l o n g . Bahkan manusia mengqunakan pakaian s e b a

gai kemasan untuk melindungi tubuhnya, yang juga berfungsi
agar tampak lebih anggun dsn n e n a r i k .
M e n u r u t c a t a t a n sejarah, pengemasan mulai berperan
secara komersial sejak 4000 SM, ketika p e r t u k a r a n barang
niaga
mulai ramai. Muncullah pusat-pusat
perdagangan
seperti Mesir, Mesopotamia, I n d i a dan C i n a .

F u n g s i utama pengemasan y a i t u untuk melindungi

produk

agar senantiasa terlindung d a r i berbagai penyebab kerusaKan
dari luar. Fungsi perlindungan ini d i s e r t a i dengan peranan

pengemasan sebagai daya t a r i k konsumen. Bagaimana manusia
menciptakan kemasan yang berfungsi sebagai pelindung dan
juga merupakan alat promosi, ini merupakan masalah yang
pertama banyak dipelajari dan dikembangkan.
Botol-botol
parfum dan k o s m e t i k a sejak 3000 SM hingga s a a t ini, nampak
memberi gambaran dari fungsi pengemasan sebagai pelindung
dan daya tarik bagi konsumen.

~ i s a j i k a npada Seminar Pengemasant91, yang diselenggarakan oleh Institut Pengemasan I n d o n e s i a , Jakarta 18
Oktober 1991.
* * ) Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Pangan [Pusbangtepa) LP I P B dan Kepala Lab. Industri
Pangan TPG, F a t e t a IPB.
* * * ) Pengelola
Program Rekayasa
Proses dan Peralatan
Agroindustri Pusbangtepa LP IPB dan Staf
Jurusan

Teknologi I n d u s t r i Pertanian Fateta IPB.
*)

29
BULETIY PUSWGTEPA LP IPB, DESEMER 1991

. .

Perkembangan industri yang pesat disertai persaingan
pemasaran
produk
yang
semakin
banyak
tantangannya
melahirkan f u n q s i baru d a r i pengemasan. Kemasan d i t u n t u t
agar
d a p a t mempengaruhi daya tarik
konsurnen
dengan

menampilkan bentuk kemasan yang khas, untuk t i a p - t i a p
produk atau produk tertentu. Pasta gigi umumnya d i k e m a s
dalam bentuk tube walaupun s e c a r a fungsional rnemungkinkan
untuk diwadahi botol, Botol bir berbeda dengan botof saus
tomat atau botol k e c a p . B e n t u k yang spesifik, secara
psikologis memberikan k e s a n khusus yang senantiasa melekat

konsumen. Secara hukurr, rancangan
sebuah
botol
dilindungi dari peniruan a t a u penggunaan oleh produk atau
perusahaan l a i n . Problematika yang banyak dicoba dipecahkan
pada saat itu yaitu menciptakan kemasan yang khas, praktis
dan dapat membantu d a l a m pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
Kecenderungan dari perkernbangan e k o n o u i dewasa i n i
memacu pengemasan sebagai a l a t informasi. Para konsumen
r n e n u n t u t sistem labeling yang lengkap dan komunikatif,
terlebih
lagi

dengan adanya
peningkatan
permintaan
konsumsi produk yang telah dikemas akibat kesibukan manusia
yang meningkat. Problematika yang muncul berikutnya selain
geser-menggeser pengqunaan bahan kemas juga
bagaimana
caranya mengembangkan sistem labeling yang komunikatif
dengan konsumen. Produk pangan yanq diberi label yang
lengkap
seperti
komposisi
kimia/gizi
dan
tanggal
kadaluwarsa dapat membantu tenaga k e s e h a t a n (di rumah
sakit) atau p e t u g a s g i z i bahkan ibu rumah tangga dalam
menyusun menu.
Adanya tuntutan konsumen untuk hidup yang l e b i h l a y a k


pada

s e b a g a i a k i b a t adanya peningkatan pendapatan dan kesejahte

raan, menantang para produsen kemasan dan i n d u s t r i pengguna
u n t u k l e b i h memperhatikan l i n g k u n g a n h i d u p . Maka i s u pence
maran lingkungan, daur u l a n g d a n pelestarian s u m b e r - s u m b e r

alam dalarn k a i t a n n y a d e n q a n pengemasan p e r l u ditanggapi d a n

dikaji lebih rnendalam.
PENGEMASAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Masalah lingkungan h i d u p muncul s e b a g a i a k i b a t p e r b a i

kan kualitas hidup d a n sikap laku manusia. Karena itu
adanya perhatian t e r h a d a p lingkungan h i d u p harus diartikan
secara positif yaitu sebagai kemajuan pembangunan ekonomi.
Lingkungan alam di sekeliling manusia selain sebagai
tantangan juga merupakan sumber bahan-bahan yarig diperlukan

untuk kehidupan. Oleh karena i t u manusia dalam mempertahan
kan kehidupannya di dunia i n i berinteraksi dengan berbagai
macam makhluk yang ada d i lingkungan kehidupannya. Saling
pengaruh-mempengaruhi
antara masyarakat makhluk
hidup
dengan
lingkungannya yang t i d a k h i d u p disebut
suatu
ekosistem. Interaksi yang tidak seimbang sebagai dampak
kemajuan teknologi yang pesat akan merusak ekosistem yang
pada gilirannya d a p a t menjadi bumerang bagi kehidupan
manusia.
Isu kelestarian lingkungan hidup yang berkaitan dengan
pengemasan dapat dipandang d a r i dua s e g i : (1) bahan baku
untuk kemasan, dan ( 2 ) limbah kemasan.
1, Bahan Baku Kemasan
Problematika pengemasan yang dipersoalkan dalam ha1
penyediaan
bahan baku, yaitu terutama kemasan kertas,
karton dan kemasan kayu.
Kertas seperti yang kita kenal saat ini d i b u a t
pertama kali di L e i Yang, Cina pada t a h u n 105. Proses
pembuatan kertas ditemukan oleh Ts'ai Lun, seorang p e n
gawal istana Ho Ti. Pada tahun 751, orang-orang muslim
yang menguasai sebuah p a b r i k kertas Cina di Samarkand
membawa rahasia pembuatan kertas ke Spanyol sekitar
tahun 950, m u l a i menerbitkan buku pada t a h u n 1450, dan

menerbitkan

surat

kabar

secara

teratur

tahun

1609.

Kardus dari k a r t o n b e r a l u r atau karton bergelombanq pada

mulanya

digunakan

untuk bebijian.

akhir

perany

d u n i a pertama, d a r i k o t a k - k o t a k yanq beredar, 2 0

persen

Pada

adalah kotak k a r t o n d a n 8 0 persen kotak kayu.
etap pi
pada akhir perang d u n i a kedua keadaannya terbalik k a r e n a

penggunaan kotak karton meningkat m e n j a d i 8 0 p e r s e n .

Pada umGmnya kertas dibuat dari selulosa kayu

atau

merang p a d i . Kayu yang d i g u n a k a n yaitu kayu lunak
kayu keras.
Pengambilan kayu dari hutan, bertambah kurang

atau
dari

persen setahun, s e d a n g k a n d i negara berkenbang
pemanenan kayu bertambah r a t a - r a t a 4 persen p e r tahun,
Untuk keperluan industri produk kayu, termasuk industri
pengemasan, mengkonsumsi 4 1 persen dari p e r s e d i a a n kayu
dunia, selebihnya y a i t u 5 9 persen d i g u n a k a n sebagai
bahan bakar ( I T C , 1 9 8 6 ) .
Penebangan kayu d i h u t a n - h u t a n (isu hutan t r o p i s )
memberi dampak yang hebat terhadap industri p e n g e m a s a n
kayu dan kertas. O l e h karena itu alternatif pengqunaan
bahan baku dari hutan perkebunan dan sumber lain unttik
kemasan kertas dan kayu perlu digalakkan. Selain itu
upaya daur ulang dari limbah kertas seyogyanya lebih
diintensifkan. D i Inggris, Jerman, Prancis d a n beberapa
negara Eropa lainnya 3 5 persen bahan baku k e r t a s b e r a s a l
dari limbah k e r t a s . Bahkan u n t u k k a r t o n kemasan bahan
pangan lebih d a r i 7 0 persen rnenggunakan bahan baku d a r i
limbahnya (Palling, 1980).
2 . Limbah Kemasan
Problematika l i m b a h kemasan di Indonesia tampaknya
belum m e n j a d i isu nasional s e p e r t i d i negara-negara
industri maju. Penggunaan bahan kemas secara berulang
(multi t r i p ) u n t u k industri tertentu atau kemasan s e m i
disposable yang d i g u n a k a n u n t u k kepentingan l a i n ,
besar
satu

32
BULETtH WSBAMGTEPA LP IPB, DESEMER 1W1

perannya

dalam

rnenaggulangi

masalah

limbah.

Adanya

pemulung y a n g ikut mernberi andil d a l a m proses d a u r ulang
plastik

Kernasan

lingkungan.

lazim

juqa

menyuranqi

tingkat

pencemaran

Pengqunaan kertas bekas untuk kemasan

dilakukan

saat

ini

sesungquhnya

tidak

d i j a m i n kebersihannya b a h k a n d a p a t menyebabkan

yang
dapat

qanqguan

kesehatan. Demikian p u l a pemanfaatan plastik bekas untuk

makanan serinqkali diberitahakan media masa
bahwa kemasan t e r s e b u t menyebabkan kasus
kernatian,
karena penggunaannya y a n g sernbrono.
Limbah
kemasan akan rnenjadi h a 1 yang
banyak
dipermasalahkan pada waktu yang akan datang. Demikian
juqa
peraturan (perundang-undangan)
akan
menuntut
masyarakat untuk menangani limbah secara b a i k dan benar.
pembungkus

mungkin disebabkan oleh pengemasan
dapat d i a r t i k a n sebaqai: (1) pencemaran produk bahan p a n g a n
oleh kernasan, ( 2 ) pencemaran bahan kemas oleh faktor luar,
(3)
pencemaran lingkungan oleh limbah kemasan dan ( 4 )
pencemaran oleh Kloro-Fluoro-Karbon (CFC).
Tingkat pencemaran t e r s e b u t sangat beragam dari satu
daerah ke daerah lainnya. A d a yang d e m i k i a n hebat sehingga
menirnbulkan g e j o l a k masyarakat ada pula yang masih dalam
Pencemaran

batas-batas

yang

layak,

ini bisa d i s e b a b k a n oleh p r o d u s e n

kemasan
dan lebih sering l a g i d i s e b a b k a n oleh konsumen,
baik
konsumsi l a n g s u n g rnaupun yang tidak langsung.
Kontaminasi
bahan pangan oleh
kemasannya
dapat
disebabkan dikemukakan antara lain oleh proses migrasi
komponen akibat penggunaan p l a s t i k yang s a l a h . P l a s t i k
polivinil khlorida ( P V C ) yang digunakan untuk bahan pangan
panas mempunyai resiko melepaskan senyawa karsinogenik
Pencemaran

33
WLETIM WSBAUGTEPA LP I P B , DESEHBER l W 1

monomer vinil k h l o r i d a (VCM) k e dalam makanan. A t a u kemasan
kaleng

yang

pangan

o l e h t i m a h h i t a m , t i m a h p i l t i h , besi d a n

Ambang

cacat

dapat

menyebabkan

tercemarnya

bahan

aluminium.
batas toleransi cemaran i n i telah banyak dibakukan

dalam bentuk norma a t a u code. FAO/WHO menetapkan kandungan
t i m a h p u t i h atau timah h i t a m tidak boleh melebihi 1.0 rng/kg
dalam makanan. Norma lain d i banyak negara menetapkan angka
maksimum

0.05 mg/kg cemaran VCM,

bahkan di S w e d i a

hingga

mg/kg (Syarief d k k , 1991). Angka-angka t e r s e b u t bila
diperlukan b i s a d i p e r o l e h dari pedoman yang d i k e l u a r k a n
ole11 Codex Alimentarius C o m i s s i o n .
Kemasan d a p a t p u l a d i c e m a r i o l e h k e a d a a n l i n g k u n g a n
yang tidak menunjang, terutama pada w a k t u penyimpanan,
distribusi dan p e n j a j a a n . Misalnya s a j a tirnbulnya k a r a t
psda k a l e n g dan r u s a k n y a label.
Pencemaran lingkungan oleh limbah kemasan merupakan
i s u yang banyak dimunculkan akhir-akhir ini, bersamaan
dengan masalah pencemaran lingkungan oleh berbagai m a c a m
limbah i n d u s t r i d a n sarnpah rumah tangga. Produsen atau
industri kemasan dituntut u n t u k mencari bahan baku atau
membuat kemasan-kemasan tertentu yanq t e r d i r i dari bahan
organik terhancurkan secara alami a t a u bahan yang d a p a t
dimakan
( e d i b l e ) . Sedangkan para konsumen d i t u n t u t u n t u k
lebih tertib dalam membuanq sampah.
Berbagai i d e u n t u k
menangani limbah kemasan akan d i b a h a s secara khusus pada
u r a i a n berikutnya.
Penggunaan
Kloro-Fluoro-Karbon
sebagai
propelan
aerosol yang b e r f u n g s i untuk rnenyemprotkan isi kalenq
secara otomatis seperti pada insektisida d a n minyak wangi
pernah menghebohkan p a r a peminat lingkungan hidup.
Selain
itu CFC digunakan s e b a g a i bahan k i m i a pendingin pada mesin
penyejuk ruanqan. Senyawa kimia ini didakwa sebaqai salah
satu penyebab bocornya l a p i s a n Ozon di angkasa
yang
melindungi burni dari s i n a r lewat ungu (UV) yang t e r d a p a t
0,01

spektrum s i n a r r n a t a h a r i .
Sinar
lewat ungu
ini
berbahaya bagi k e s e h a t a n manusia dan kehidupan lainnya di

dalam
bumi

.
Di

kemasan

negara maju seperti P r a n c i s , penggunaan CFC
semprot

telah

dikurangi.

dalam

Perusahaan-perusahaan

dipaksa untuk tidak lagi menggunakan C F C . Maka tidak h e r a n
banyak bermunculan kemasan semprot d e n g a n l o g o tangan manu

yang melindungi bumi dengan tulisan PRESERVE LA COUCHE
D'OZONE.
Dengan
kampanye y a n g gencar
melalui
media
informasi, konsumen memilih produk-produk yang dikemas
dalam wadah semprot y a n j mempunyai logo t e r s e b u t .

sia

PENANGANAN LIMBAH KEMASAN

Pada

awalnya rnasalah limbah kemasan dianggap

sebagai

move politik saja, dan dianggap t i d a k ada kaitannya dengan
k e g i a t a n ekonorni. Dengan d e m i k i a n , produsen atau industri
kemasan seakan-akan berada di sudut yang dirugikan. Akan
tetapi pandangan ini sudah mulai berqeser. I n d u s t r i kemasan
t e l a h terjun secara aktif sebagai motor d a n dinamisator
dalam proses penanganan limbah kemasan, sehingga melahirkan
kegiatan ekonomi baru yang cukup rnenarik.
Seperti t e l a h dikernukakan pada u r a i a n sebelumnya,
masalah limbah muncul sebagai dampak adanya peningkatan
kualitas hidup rnanusia yang merupakan hasil peningkatan
kemakmuran. Manusia menuntut h i d u p yang l e b i h layak dan
bernilai e s t e t i k a yang memadai. Oleh s e b a b itu rnasyarakat
Tndonesia
b a i k produsen, konsumen maupun p e n j u a l jasa
kemasan seyogyanya s u d a h r n e n g a n t i s i p a s i masalah lingkungan
hidup sejak saat ini.
1. Penanganan Sampah Secara Umum
Untuk menggugah i d e dalam busines p e n a n g a n a n limbah
penulis akan mengambil beberapa contoh yang
telah
dilaksanakan d i beberapa negara m a j u {Jepang, Eropa,

USA).

Sampah

Kemasan seper-ti j u g a s a m p a h l a i n n y a

secara

umum d i b a g i atas sampah t e r b a k a r dan sampah t a k t e r b a k a r
(botol, kaleng, beberapa j e n i s plastik).
Selain
itu
dikenal juga yang disebut sampah " b e s a r a l ( a l a t - a l a t
elektronik,
speda,
rnebel dan s e b a g a i n y a ) , d a n sampah
kecil (sampah d a p u r ) . Pemisahan s a m p a h bisa dilakukan
s e j a k dari
t a n g a n pertama pembuang sampah, d e n g a n
menyediakan kantung sampah (wadah) plastik y a n g w a r n a n y a
menunjukkan jenis sampah yang d i b u a n g . Sampah yang tak
terbakar d i d a u r u l a n q , sedangkan sampah terbakar d i o l a h
menjadi bentuk enersi yang lain.
Berita menarik dikemukakan oleh harian Kompas 3 0
September 1991, bahwa retribusi sampah di Kotamadya
Padang memberikan masukan sebesar Rp 7 0 0 j u t a sampai R p
800 j u t a p e r tahun. Suatu b u k t i bahhwa penanganan sampah
untuk d i p r o s e s menjadi kompos dapat rnemberikan a n d i l
yang b e r a r t i dalam pembangunan.
Bank B o t o l
Bank botol yaitu tempat penampungan botol dan wadah
gelas l a i n n y a yang diletakkan a i tempat-tempat tertentu
yang ,strategis, seperti di perempatan, pasar, terminal
bus dan tempat umum lainnya. Bank botol i n i d i r a n c a n g
sedemikian rupa sehingga menambah keindahan d a n k e a s r i a n
suatu kota.
Masyarakat diharuskan rnembawa botol/wadah g e l a s
kosong dan menaruh/membuangnya di bank b o t o l yang t e l a h
disediakan. S e t e l a h bank botol penQh kemudian d i a n g k u t
ke pusat-pusat penampungan, u n t u k selanjutnya dibawa ke
industri botol untuk dilebur s e b a g a i cullet
(calcin).
Lembaga yang mengelola j a r i n g a n bank botol
i n i dapat
disarankan
Asosiasi Produsen
Gelas/Kaca
Indonesia
seperti
di
fnggris, atau
Lembaga
sosial
untuk
penanggulangan kanker ARC (Association pour la Recherche

sur le cancer) d i P r a n c i s ,
Adapun

manfaat yang dapat diperoleh dengan

sistem

bank botol antara lain:

untuk dapat menyadari masalah
lingkungan h i d u p d e n g a n berpartisipasi secara aktif
d a l a m memezahkan m a s a l a h lingkunqan.
b. Membantu Pemerintali Daerah d a l a m bentuk pengurangan
beaya transportasi u n t u k penanganan sampah.
c. Menurunkan biaya prodaksi b a g i i n d u s t r i gelas dengan
tersedianya cullet secara lebi mudah dan kontinu.
Menurut perhitungan, dengan sistem bank botol dapat
mengurangi bahan bakar sebanyak 2 persen, karena
adanya penambahan 10 persen bahan baku dari cullet.
Kebiasaan penggunaan u l a n g berbagai jenis b o t o l
u n t u k makanan dan minuman perlu dikaji l a g i secara
seksama untuk menyempurnakan sistern bank b o t o l ini. .
3 . Kemasan Logam
Manfaat d a r i penggunaan l i m b a h kaleng untuk diubah
menjadi jenis kemasan atau barang lain perlu d i k a j i
secara seksama. Kaleng-kaleng bekas susu, kornet dan
lain-lain d i b u a t kaleng kerupuk, kornpor dan benda-benda
lain oleh para pengrajin.
Di berbagai kota b e s a r Jepang dikampanyekan cara menarik
masyarakat untuk mernanfaatkan m e s i l l otomatis "pengolahtl
kaleng bekas minuman ringan. Mesin i n i d i s e d i a k a n pada
tempat-tempat kerarnaian u m u m ( t e m p a t h i b u r a n ,
taman).
Bagi
pembuang sampah kaleng a k a n mendapat tukaran satu
lembar kupon untuk sebuah k a l e n g .
Setelah mencapai
jumlah tertentu (4 lembar) kupon d a p a t ditukar dengan
barang lain.
Di Prancis l i m b a h kaleng yang bercampur dengan
sampah rumah tanqqa tergiling dalam mobil pengangkut
sampah.
Dengan daya tarik maknit, lempengan
atau
t ' s e r b u k n logam ini dikumpulkan kembal i dan d i a n g k u t ke
a. ~ e n d i d i k masyarakat

&:enasan logam untuk d i o l a h l a g i . Dengan

pat::;:

demikian

upal.2 d z ~ rulang l i n t b a h k e m a s a n logarc d a p a t dilola
Daerah .

P e r . ~i
:
s
hr
4,

oleh

P e n c z g a c a n Kertas Bekas
ingat gat

ma):?

kebersihhan d a n keamanan

;z-ggunaan

kertas b e k a s

(koran,

semen] u n t u k mengernas makanan

kan:.;

bagi

konsumen

majalah,

buku,

langsung

secara

s e ~ +..-: ~ ~.: ~ ~s' e. 'dai k i t demi sedikit m u l a i ditinggalkan.

b e b ~ r s ; ~ n e g a r a . m a j u tidak dijumpai
kerz5s

untuk

5ekas

digunakan

lagi

adanya

Di

penangallan

secara

langsung

- .

set^;^: ,