Alinyemen Horizontal Jenis Tikungan pada Perencanaan Alinyemen Horizontal

II-38 b. Dengan Median Devided - Lebar lajur 3,5 meter lebar lajur lalu lintas total 14 meter - Jarak antara kerb dan penghalang terdekat pada trotoar ≥ 2 meter dari rintangan jalan - Dengan median - Pemisah arus lalu lintas adalah 50 – 50 - Hambatan samping rendah - Ukuran kota 1 – 3 juta penduduk - Digunakan pada alinyemen datar 4. Jalan Enam Lajur – Dua Arah dengan Median 62 D - Lebar lajur 3,5 meter lebar lajur lalu lintas total 21 meter - Kerb tanpa bahu - Jarak antar penghalang terdekat pada trotoar ≥ 2 meter - Median pemisah arus lalu lintas adalah 50 – 50 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

2.5. Aspek Geometrik Jalan

2.5.1. Alinyemen Horizontal

Merupakan proyeksi sumbu jalan tegak lurus bidang horizontal yang terdiri dari susunan lurus tangen dan garis lengkung busur, lingkaran, spiral. Bagian lengkung merupakan bagian yang perlu mendapat perhatian, karena pada bagian tersebut dapat terjadi gaya sentrifugal yang cenderung dapat melemparkan kendaraan keluar jalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tikungan pada alinyemen horizontal adalah: 1 Superelevasi e Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan rencana. II-39 2 Jari-Jari Tikungan Jari-jari tikungan minimum R min ditetapkan sebagai berikut: R min = . 127 max max 2 f e V R + ... 2- 21 Keterangan : Rmin = jari-jari tikungan minimum m R V = kecepatan rencana kmjam max e = superelevasi maksimum max f = koefisien gesek maksimum untuk perkerasan aspal f = 0,14 – 0,24 3 Lengkung Peralihan Lengkung peralihan adalah lengkung transisi pada alinyemen horizontal dan sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-angsur. Pada lengkung peralihan, perubahan kecepatan dapat terjadi secara berangsur-angsur serta memberikan kemungkinan untuk mengatur pencapaian kemiringan perubahan kemiringan melintang secara berangsur-angsur.

2.5.2. Jenis Tikungan pada Perencanaan Alinyemen Horizontal

Terdapat 3 jenis tikungan pada perencanaan alinyemen horizontal, yaitu Full Circle FC, Spiral-Circle-Spiral SCS dan Spiral-Spiral SS. Uraian dari ketiga jenis tikungan tersebut adalah sebagai berikut: II-40 TC CT LC PI E R c T + e max TC CT e n 34 Ls 14 Ls - e max 1 2 3 Sisi Luar Perkerasan Sisi Dalam Perkerasan e n e n e x e n e max e max BAG. LURUS TANGEN BAG. LURUS TANGEN BAG. LENGKUNG CIRCLE 12 34 Ls 14 Ls Ls fiktif Ls Ls fiktif Ls POTONGAN 1 POTONGAN 2 POTONGAN 3 e n T JALUR JALUR SISI LUAR SISI DALAM ∆ ∆ ∆ C L C L L C 1 Full Circle FC Gambar 2. 1 Lengkung Full Circle Keterangan : Rc = jari-jari lingkaran m PI = titik perpotongan tangen TCCT = Tangent Circle Circle Tangent T = jarak antara TC dan PI atau PI dan CT m ∆ = sudut tangen ˚ II-41 Lc = panjang bagian lengkung circle E = jarak PI ke lengkung circle Rumus yang digunakan : T = Rc . tan 12 ∆ ... 2- 22 E = Rc . tan 14 ∆ ... 2- 23 E = 2 2 T R + - Rc ... 2- 24 E = R .sec 12 ∆ – 1 ... 2- 25 Lc = 0,01745 ∆ . Rc ... 2- 26 Lt = Lc ... 2- 27 Jenis tikungan ini dapat digunakan pada tikungan dengan jari - jari besar dan sudut tangen ∆ relatif kecil. Pada umumnya tipe tikungan ini dipakai pada daerah dataran, tetapi juga tergantung pada besarnya kecepatan rencana dan radius tikungan. II-42 TS Ls SC CS ST PI E R c T SC CS + e max TS ST - e max LS x 1 2 3 4 5 Lc e n Sisi Luar Perkerasan Sisi Dalam Perkerasan Rc + ? Rc e n POTONGAN 1 POTONGAN 2 POTONGAN 3 e n e n e n e n e n e x e x POTONGAN 4 POTONGAN 5 e max e max JALUR JALUR SISI LUAR SISI DALAM Xc XL Xm Rc Tk Yc Yi ∆ Θ s Θ s α ∆ Θ s Θ s α ∆ C C C C C L L L L L 2 Spiral–Circle–Spiral SCS Gambar 2. 2 Lengkung Spiral–Circle–Spiral II-43 Keterangan : PI = titik perpotongan tangen TS = titik perubahan dari tangen ke spiral SC = titik perubahan dari spiral ke circle CS = titik perubahan dari circle ke spiral Rc = jari-jari lengkung lingkaran Lc = panjang busur lingkaran Ls = panjang busur spiral T = panjang tangen utama E = panjang eksternal total dari PI ke tengah busur lingkaran ∆Rc = jarak dari busur lingkaran tergeser terhadap jarak tengah Xm = jarak dari TS ke titik proyeksi pusat lingkaran pada tangen ∆Rc = sudut pertemuan antara tangen utama θs = sudut spiral θsi = sudut spiral ke titik sembarang pada spiral X C ,Y C = koordinat SC atau CS terhadap TS – PI atau PI – TS Rumus yang digunakan : ik T T V L R s det 3 1 6 , 3 − = ⇒ = • ... 2- 28 C e V C R V L R C R s • − × = . 727 , 2 . 022 , 3 ... 2- 29 ik m m re jam km V ik m m re jam km V r V e e L R R e R n S det 025 , 80 det 035 , 70 6 , 3 max = → ≥ ⇒ = → ≤ ⇒ ⋅ ⋅ − = ... 2- 30 II-44 Yc = Rc Ls 6 2 ; dengan Ls minimum ... 2- 31 θs = Rc Ls 2 = 28,648LsRc → dalam ˚ ... 2- 32 ∆Rc = Y + Rc cos θs – 1 ... 2- 33 Xm = Ls – Rc sin θs ... 2- 34 ω = Rc + ∆Rc tg ∆2 ... 2- 35 T = Xm + ω ... 2- 36 Lc = Rc π S θ 180˚ ... 2- 37 Untuk lengkung S-C-S sebaiknya Lc ≥ 20m Lt = Lc + 2 Ls ... 2- 38 E = 2 cos ∆ ∆ + Rc Rc – Rc ... 2- 39 Pada tikungan jenis ini, dari arah tangen ke arah circle memiliki spiral yang merupakan transisi dari bagian luar kebagian circle. Adanya lengkung spiral adalah lengkung transisi pada alinyemen horizontal. Lengkung spiral sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-angsur. Pada bagian ini terjadi gaya sentrifugal dari 0 sampai dengan maksimum ketika kendaraan memasuki dan meninggalkan lengkung tersebut. II-45 SC CS PI E S Rc Rc TS TS K Y C P ST e = 0 Sisi Luar Tikungan Sisi Dalam Tikungan 1 2 3 e normal Xc X Y e n e n e n e max e max POTONGAN 1 POTONGAN 2 POTONGAN 3 JALUR JALUR SISI LUAR SISI DALAM + e max - e max ∆ ∆ Θ s C C C L L L 3 Spiral–Spiral SS Gambar 2. 3 Lengkung Spiral – Spiral “Seluruh notasi adalah seperti yang telah dijelaskan pada sub bab SCS” Rumus yang digunakan : ∆Rc= 0 → ∆ = 2θs ... 2- 40 Lc = 0 → Lt = 2Ls ... 2- 41 Ls = 648 , 28 2 360 2 Rc s Ls s Rc × = → × ° θ θ π ... 2- 42 T = Rc + P tg ∆2 + K ... 2- 43 E = Rc + P sec ∆2 – Rc ... 2- 44 Jenis tikungan Spiral-Spiral digunakan pada tikungan tajam dengan sudut tangen ∆ yang sangat besar. Pada Spiral-Spiral, dimana Lc = 0, merupakan tikungan yang kurang baik. Sebab tidak ada jarak tertentu dalam menempuh tikungan yang sama kemiringannya. Pada lengkung yang II-46 berbentuk Spiral-Spiral, prinsipnya hampir sama dengan tipe Spiral-Circle- Spiral, hanya di sini tidak digunakan lengkung Circle, Lc=0 hingga Lt = 2Ls.

2.5.3. Pelebaran Perkerasan Pada Lengkung Horizontal