Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 22 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN
TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimban
g

Mengingat

:

:

a.

bahwa pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah mengalami perkembangan,

baik yang diusahakan oleh Perusahaan Perkebunan Swasta
maupun Rakyat/Pekebun, sehingga menimbulkan lalulintas
produksi dan usaha yang ketat serta terjadi persaingan usaha
yang kurang sehat;

b.

bahwa perkebunan yang diusahakan oleh rakyat/pekebun dengan
segala keterbatasannya, menghadapi kondisi persaingan usaha
yang semakin ketat sehingga pekebun/rakyat selalu dalam
posisi tawar yang lemah;

c.

bahwa untuk memberikan perlindungan perolehan harga yang
wajar dari Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit produksi
pekebun serta menghindari persaingan tidak sehat diantara
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) telah dikeluarkan Peraturan Menteri
Pertanian Pertanian Nomor 17/Permentan/OT.140/2/2010 tentang
Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS)

Produksi Pekebun;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS)
Kelapa Sawit Produksi Pekebun di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

1.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Usaha
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3478);

2.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3699);

3.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3817);

4.

5.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4033);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

6.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

8.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;


9.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS)
Kelapa Sawit Produksi Pekebun;

10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

MEMUTUSKAN :
Menetapk
an

: PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS)
KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
3. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, baik sebagai
peserta pengembangan perkebunan pola Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan
(PIR-BUN) dan atau peserta pola kemitraan usaha dengan perusahaan mitra;
4. Pekebun Swadaya adalah pekebun sebagaimana angka 1 di atas, yang
belum terikat maupun terkait pola PIR-BUN maupun pola kemitraan usaha
KKPA;
5. PIR-BUN adalah Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan yaitu seluruh Program
Pembangunan Perkebunan dengan Pola PIR baik PIR-lokal, PIR/NES-SUS maupun
PIR-TRANS;
6. Kemitraan Usaha adalah kerjasama usaha dalam bidang perkebunan kelapa


sawit antara perusahaan mitra (bertindak sebagai inti) dengan kelompok
pekebun (baik sebagai plasma PIR maupun sebagai pekebun/ kelompok
pekebun binaan perusahaan);
7. Pola Kemitraan KKPA adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit
dengan pola kemitraan usaha antara perusahaan pengembang dengan
pekebun yang memanfaatkan Kredit Koperasi Primer untuk Anggota;
8. Perusahaan

adalah

perusahaan

perkebunan,

baik

bertindak

sebagai


perusahaan inti dalam pola PIR dan atau sebagai pelaku usaha perkebunan
warga negara Indonesia dan atau badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia yang membuka dan mempunyai izin usaha di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, mengelola usaha perkebunan kelapa sawit dan
atau berikut pengolahan hasilnya (pabrik kelapa sawit/PKS) dengan skala luas
dan kapasitas PKS tertentu melakukan kemitraan dengan pekebun dan atau
kelembagaan pekebun maupun yang belum bermitra dengan pekebun/
kelembagaan pekebun;
9. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah usaha industri yang mengolah tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan
kernel (inti sawit), baik milik dari perusahaan inti maupun perusahaan yang
hanya sebagai pengolah TBS kelapa sawit saja;
10.Kelompok Pekebun (kelompok tani/KT) adalah kumpulan pekebun dalam
suatu hamparan yang dibentuk oleh pekebun yang bersangkutan sebagai
wadah kerjasama dalam usaha kebunnya dalam suatu ikatan non-formil dan
dipimpin oleh seorang ketua, dengan suatu berita acara yang diketahui kepala
desa dan petugas penyuluh/ lapangan pertanian/ perkebunan;
11.Kelembagaan pekebun adalah kelompok pekebun (kelompok tani/KT) dan
atau koperasi dan atau kelembagaan lainnya yang dibentuk oleh pekebun baik
dalam bentuk asosiasi maupun bantuk lainnya yang sah.

12.Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum

koperasi

dengan

melandaskan

kegiatannya

berdasarkan

prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
azas kekeluargaan;
13.Kelembagaan Perusahaan adalah merupakan wadah perhimpunan seluruh
pengusaha perkebunan kelapa sawit baik dalam bentuk asosiasi maupun dalam
bentuk lainnya yang sah, berbadan hukum menurut hukum Indonesia yang

berada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
14.GPPPB adalah Gabungan Pengusaha Perusahaan Perkebunan Besar yang
berbadan hukum berada di pulau Bangka;
15.APPB Belitung adalah Asosiasi Perusahaan Perkebunan Besar Belitung yang
berbadan hukum berada di pulau Belitung;
16.Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit adalah tandan buah segar kelapa
sawit yang dihasilkan oleh pekebun;
17.TIM adalah TIM Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
antara lain bertugas untuk menetapkan Harga TBS kelapa sawit produksi
pekebun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
18.FOB adalah singkatan dari Freight on board yaitu harga jual beli yang terjadi
sampai diatas kapal pelabuhan;
19.Kantor Pemasaran Bersama (KPB) adalah kantor pemasaran milik PT.
Perkebunan Nusantara, berkedudukan di Jakarta berfungsi antara lain untuk
memasarkan CPO melalui proses lelang terbuka;
20.Anggota Tetap adalah anggota TIM yang bersifat tetap dan mempunyai hak
suara dalam pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh TIM serta wajib
mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan oleh TIM;

21.Anggota Tidak Tetap adalah anggota TIM yang bersifat tidak tetap, tidak
mempunyai hak suara dalam rapat dan tidak wajib mengikuti rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh TIM;
22.Rata-rata Tertimbang adalah perhitungan nilai rata-rata yang didasarkan
atas bobot nilai setiap sumber data yang akan dirata-ratakan yang hasil
perhitungannya mencerminkan bahwa bobot nilai yang lebih tinggi akan
memberikan kontribusi yang lebih besar dan begitu juga sebaliknya;
23.Kerjasama Operasional (KSO) adalah kerjasama mengoperasionalkan dan
mengelola PKS antara perusahaan pemilik PKS dengan pihak lain (termasuk
mitranya yaitu pekebun/kelembagaan pekebun yang telah bermitra) dengan
suatu perjanjian kerjasama dalam upaya mencapai tingkat efisiensi usaha yang
optimal terhadap pengelolaan PKS.

Bab II
Pelaksanaan Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS)
Kelapa Sawit Produksi Pekebun
Pasal 2
Pedoman Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi Pekebun
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung digunakan sebagai dasar acuan untuk
menerapkan
dan
melaksanakan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
17/Permentan/OT.140/2/2010 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pasal 3
Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi
Pekebun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagaimana dimaksud Pasal 2
dituangkan dalam bentuk dokumen yang disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
I.
II.
III.
IV.
V.

PENDAHULUAN
PENGERTIAN UMUM
TATA NIAGA DAN MEKANISME PENETAPAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS)
KELAPA SAWIT
TIM PENETAPAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT
PEMBINAAN

VI.

TATA CARA PANEN, SORTASI, PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS),
PENETAPAN BERAT TANDAN BUAH SEGAR (TBS), INSENTIF PEMBELIAN DAN
PEMBAYARAN, PERHITUNGAN BESARNYA INDEKS “K” SERTA BESARNYA
RENDEMEN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CPO) DAN INTI SAWIT (PK)
VII. KETENTUAN LAIN-LAIN
VIII. PENUTUP
Pasal 4
Dokumen Pedoman sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 merupakan suatu dokumen
resmi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari peraturan ini sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.
Bab III
Ketentuan Penutup
Pasal 5
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan dan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 28 Juni 2010
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG,

EKO MAULANA ALI
Diundangkan di Pangkalpinang
Pada tanggal 28 Juni 2010
Sekretaris Daerah Provinsi
Kepulauan BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2010 NOMOR 19
SERI E