IMPLEMENTASI METODE BCM (BERMAIN, CERITA DAN MENYANYI) DALAM PEMBELAJARAN MENGHAFALKAN DOA HARIAN ANAK DI RA MUSLIMAT NU MIFTAHUL HUDA KARANGMALANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka

1. Tinjauan Tentang Implementasi

  Implementasi di pandang dalam pengertian luas yang mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana berbagai actor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program. Implementasi pada sisi yang lain merupakan fenomena kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu dampak (outcame). Misalnya implementasi dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau serangkaian keputusan yang diterima oleh lembaga untuk bisa dijalankan. Implementasi juga bisa diartikan dalam konteks keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan mendapat dukungan. Akhirnya pada tingkat abstraksi yang paling tinggi, dampak implementasi mempunyai makna bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program

  1 undang-undang publik dan keputusan yudisial.

  Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk mengetahui berbagai variabel yang terlibat dalam implementasi, maka akan dijelaskan tentang teori implementasi menurut George C. Edward III (1980), yang mana dalam implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yakni: (a)

  2 komunikasi, (b) sumber daya, (c) disposisi, dan (d) struktur birokrasi.

  1 Budi Winarno, Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus), Yogyakarta, CAPS (Center of Academic Publishing Service) 2014, hlm. 147-148. 2 AG Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, a. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Keberhasilan progam keluarga berencana (KB) di indonesia, sebagai contoh salah satu penyebabnya adalah karena Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara intensif melakukan sosialisasi tujuan dan manfaat progam KB terhadap pasangan usia subur (PUS) melalui berbagai media.

  b. Sumberdaya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor dan sumberdaya financial.

  c. Disposisi Disposisi adalah waktu dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti: komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. Berbagai pengalaman pembangunan di negara-negara Dunia ketiga menunjukan bahwa tingkat komitmen dan kejujuran aparat rendah. Berbagai kasus korupsi yang muncul di negara-negara Dunia ketiga, seperti Indonesia adalah contoh konkrit dari rendahnya komitmen dan kejujuran aparat dalam mengimplementasikan progam-progam pembangunan.

  d. Struktur Birokrasi Stuktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard

  operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap

  implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya

  3 menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan karena adanya kebijaksanaan yang telah disusun sebelumnya, yang meliputi kebutuhan apa saja yang diperlukan, siapa pelaksana implementasi tersebut, kapan pelaksanaan implementasi tersebut, serta kapan target selesainya implementasi tersebut, semua sudah direncanakan di awal dan untuk menyelesaikan suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Tinjauan Tentang Metode BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi)

a. Pengertian Metode BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi)

  Metode adalah suatu cara mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan mengajar. Sedang pengertian mengajar adalah usaha penyampaian atau penanaman pengetahuan ke dalam diri siswa. Jadi yang dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan seorang pendidik agar dapat

  

4

3 mencapai tujuan pembelajaran. 4 AG Subarsono, Op. Cit, hlm. 90-92.

  Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam

  Anak usia dini adalah anak yang belum dewasa, belum memiliki kesadaran tentang pentingnya agama. Bagi mereka bermain, bercerita dan bernyanyi adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari hidupnya. Bagi anak suasana hati yang menyenangkan akan membuat mereka merasa nyaman. Disini peran orang dewasa diperlukan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Guru dituntut mendidik agar anak memiliki kepribadian dan pengetahuan cara berusaha menanamkan nilai-nilai guna membentuk sikap kepribadian yang agamis. Menentukan efektif tidaknya suatu metode tidak mudah, tergantung pada guru yang menerapkannya. Metode dikatakan efektif jika sesuai dengan situasi, alat peraga, guru dan siswa.

  Metode BCM adalah serangkaian kegiatan berupa bermain, cerita, menyanyi yang divariasikan dalam satu kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan

  5

  pembelajaran tertentu. Pada pembelajaran ini digunakan metode BCM (bermain, cerita, menyanyi), yang merupakan penggabungan tiga metode, bermain, cerita, dan menyanyi dalam satu kesatuan proses pembelajaran.

  Permainan yang terencana akan menuntun siswa memasuki materi secara menyenangkan. Cerita dirancang untuk menyampaikan materi pokok dan dengan menyanyi diharapkan siswa memperoleh penguatan pemahaman terhadap materi yang disampaikan.

1) Bermain

  Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya di mana pun mereka memiliki kesempatan. Bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan, sama seperti 5 kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan makan dan minum,

  Moeslichatoen R, MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak, PT.RhinekaCipta, Jakarta, kesehatan, kasih sayang, pakaian, keamanan, kenyamanan dan lain- lain, sehingga ada sinyal elemen yang menyatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain, anak belajar melalui bermain dan bermain seraya belajar. Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang.

  Dalam bermainada lima kriteria dalam memberikan kebebasan yaitu a) motivasi instrinsik artinya kegiatan bermain dimotivasi dari dalam diri anak, bukan karena adanya tuntutan atau paksaan. b) pengaruh positif artinya kegiatan bermain merupakan tingkah laku yang menyenagkan atau menggembirakan. c) bukan dikerjakan sambil lalu, bermain bagi anak merupakan kegiatan utama dan lebih bersifat pura-pura. d) cara atau tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. e) kelenturan ditujukkan baik dalam bentuk maupun dalam

  6 hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.

  Pentingnya arti bermain bagi anak mendorong seorang tokoh psikologi dan filsafat terkenal, Johan Huizinga untuk ikut merumuskan teori bermain. Ia mengemukakan bahwa bermain adalah hal dasar yang membedakan manusia dengan hewan. Melalui kegiatan bermain tersebut terpancar kebudayaan suatu bangsa. Namun beberapa orang tidak dapat membedakan kegiatan bermain dengan kegiatan tidak bermain. Pendidikan anak usia dini menerapkan prinsip pendidikan anak dengan belajar yang bermain, mengalami kerancuan dalam makna. Untuk itu perlu diklasifikasikan antara kegiatan

  7 bermain dengan kegiatan yang bukan bermain.

  Ada lima ciri utama bermain yang dapat mengidentifikasi kegiatan bermain dan bukan bermain. Penjelasan pernyataan di atas

  8 sebagai berikut.

  6 7 Mursid, Belajar dan Pembelajaran, Rosdakarya: Bandung, 2015, hal 37-38 Mohammad Fauziddin, Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita, dan Menyanyi Secara Islami , Rosdakarya, Bandung, 2015, hal 6 8 a) Bermain didorong oleh motivasi dari dalam diri anak Anak akan melakukannya apabila hal itu memang betul-betul memuaskan dirinya, bukan untuk mendapatkan hadiah atau karena diperintahkan oleh orang lain.

  b) Bermain dipilih bebas oleh anak Jika seorang anak dipaksa untuk bermain, sekalipun mungkin dilakukan dengan cara yang halus, maka aktivitas itu bukan lagi merupakan kegiatan bermain. Kegiatan bermain yang ditugaskan oleh pengajar kepada murid-muridnya, cenderung akan dilakukan oleh anak sebagai suatu pekerjaan, bukan sebagai bermain. Kegiatan tersebut dapat disebut bermain jika anak diberi kebebasan sendiri untuk memilih aktivitasnya.

  c) Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan Anak merasa gembira dan bahagia dalam melakukan aktivitas bermain tersebut, tidak menjadi tegang atau stres. Biasanya ditandai dengan tertawa dan komunikasi yang hidup.

  d) Bermain tidak selalu harus menggambarkan hal yang sebenarnya. Khususnya pada anak usia dini sering dikaitkan dengan fantasi atau imajinasi mereka. Anak mampu membangun suatu dunia yang terbuka bagi berbagai kemungkinan yang ada, sesuai dengan mimpi-mimpi indah serta kreativitas mereka yang kaya.

  e) Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik, psikologis, maupun keduanya sekaligus. Ketika anak bermain, seluruh organ tubuhnya ikut aktif dan daya pikirnya ikut bekerja untuk menikmati permainan yang dilakukannya. Oleh karena itu, makin banyak permainan yang mereka lakukan, fisik psikologinya akan semakin berkembang.

2) Cerita

  Kata “cerita” mengacu pada sesuatu yang diungkapkan dalam aktivitas bercerita. Cerita diartikan dalam beberapa pengertian, yaitu: a) tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal peristiwa, kejadian, dan sebagainya. b) karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, kejadian, dan sebagainya, baik yang sungguh-sungguh maupun rekaan belaka. c) lakon yang diwujuskan atau dipertunjukkan dan digambar hidup seperti

  9 sandiwara, wayang dan sebagainya.

  Masing-masing pengertian tersebut memiliki bentuk visualisasi yang berbeda-beda. Pada pengertian yang pertama, cerita diartikan sebagai sesuatu yang dituturkan secara lisan tentang suatu peristiwa atau kejadian. Pengertian cerita seperti ini dapat dilihat pada aktivitas guru pada muridnya atau orang tua pada anaknya.

  Berbeda dengan pengertian yang pertama, pada pengertian yang kedua, karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, kejadian, dan sebagainya baik yang sungguh- sunguh maupun rekaan belaka, cerita diartikan sebagai karya dalam bentuk tulisan, seperti halnya buku cerita atau cerita anak yang ditulis dalam majalah. Dalam pengertian yang kedua ini dikenal cerita yang sungguh-sungguh terjadi (nonfiksi) dan cerita rekaan (fiksi). Pada pengertian yang ketiga lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dan digambar hidup seperti sandiwara, wayang dan sebagainya, maka cerita dapat diartikan sebagai karya dalam bentuk pementasan.

  Ada beberapa jenis cerita anak, yaitu cerita-cerita rakyat, fantasi (khayal), cerita realistis, cerita sains, biografi dan cerita keagamaan. a) cerita rakyat meliputi dongeng, legenda, mite, dan sage. Keempat cerita rakyat tersebut memiliki beberapa perbedaan menyangkut permasalahan cerita, tokoh cerita, serta anggapan pemiliknya terhadap keberadaan cerita rakyat tersebut. b) cerita realistis, sebagaimana namanya cerita realistis berarti yang terjadi dalam dunia atau 9 kehidupan nyata. Cerita ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh

  Tadkiroatun Musfiroh, Cerita untuk Perkembangan Anak, Navila:Yogyakarta, 2010, hal 51- manusia dengan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan penyampaian pesan-pesan moral. Jenis cerita ini paling banyak mendominasi cerita yang berkembang saat ini, apalagi dengan menjamurnya buku cerita anak. c) cerita sains atau ilmiah. Akhir-akhir ini cerita sains berkembang pesat. Munculnya cerita sains ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Cerita di ruang angkasa dan cerita robot merupakan contoh jenis cerita sains. d) cerita khayal atau fantasi (pesan disampaikan dengan cerita rekaan) ini bersifat khayalan belaka atau cerita yang tidak terjadi dalam dunia atau kehidupan nyata. e) biografi, merupakan cerita yang berisi tentang riwayat hidup seorang tokoh, misalnya RA. Kartini, pangeran Diponegoro dan sebagainya. Cerita seperti ini dapat memacu anak untuk melakukan kebaikan, semangat berprestasi, dan semangat pantang menyerah. Pesan-pesan kepahlawanan juga dapat dimunculkan dalam cerita ini. f) cerita keagamaan, dengan berkembangnya kesadaranberagama dikalangan masyarakat, cerita keagamaan di kalangan anak-anak juga banyak merebak, baik dalam bentuk buku-buku cerita maupun aktivitas bercerita di sekolah. Dalam perkembangan lainnya cerita keagamaan juga banyak dikemas dalam bentuk cerita para nabi, cerita sahabat nabi, dan sebagainya. Pesan

  10 spiritual dan pesan moral sangat dominan dalam cerita jenis ini.

3) Menyanyi

  Nyanyian adalah salah satu perwujudan bentuk pernyataan atau pesan yang memiliki daya menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan, cita rasa estetika yang dikomunikasikan. Kekuatan nyanyian anak dalam dunia pendidikan adalah untuk membantu menumbuh kembangkan segi intelligensi, sosial, emosi, dan

  11 psikomotor.

  10 11 Ibid , hal 63-66

  Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-

  12 gerakan tubuh yang sederhana.

b. Manfaat Metode BCM untuk Perkembangan anak

  Beberapa pengaruh bermain bagi perkembangan anak sebagai

  13

  berikut:

  a) Perkembangan fisik. Bermain berguna untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh.

  b) Dorongan berkomunikasi. Melalui aktivitas bermain, anak terdorong untuk berbicara dan berkomunikasi dengan teman lain, belajar mengungkapkan pikiran dan perasaannya pada orang lain, serta belajar memahami pembicaraan orang lain.

  c) Penyaluran energi emosional yang terpendam. Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan berbagai ketegangan emosional.

  d) Penyaluran dari kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi.

  e) Sumber belajar. Melalui kegiatan bermain, anak belajar berbagai hal, baik bersifat fisik maupun pengembangan mental.

  f) Rangsangan kreatifitas. Dalam bermain anak bebas memilih dan bebas bereksplorasi.

  g) Belajar bersosialisasi. Semakin bertambah usia, anak akan cenderung bermain dengan semakin banyak teman.

  h) Belajar standar moral. Melalui kegiatan bermain, anak belajar hal- hal yang dapat diterima oleh lingkungan dan hal-hal yang ditolak. i) Mengembangkan kepribadian. Secara pelan tapi pasti, kepribadian 12 anak akan terbentuk melalui kegiatan bermain. 13 Op.Cit , Belajar dan Pembelajaran, hal 38

  Hibana S. Rahman, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, PGTKI Press, 2002,

  Cerita banyak memberi manfaat bagi anak-anak. beberapa manfaat yang dapat diperoleh anak dalam penggunaan cerita sebagai metode

  14

  pembelajaran antara lain :

  a) Mengasah imajinasi anak. imajinasi anak dapat dimunculkan melalui pengenalan sesuatu yang baru sehingga otak anak akan produktif memproses informasi yang diterimanya. Imajinasi anak juga dapat muncul melalui tema dan jalan cerita yang bervariasi. Dengan sering membaca dan mendengar cerita, anak akan terbiasa berpikir dan menduga-duga jalan cerita dengan memunculkan berbagai alternatif jalan cerita yang kreatif. Pada tahap tertentu anak akan menganalisa secara sederhana cerita yang didengar atau dibacanya.

  b) Mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu melalui pembendaharaan kosa kata yang sering didengarnya. Semakin banyak kosa kata yang sering didengarnya. Semakin banyak kosa kata yag dikenalnya, semakin banyak juga konsep tentang sesuatu yang dikenalnya. Selalin melalui kosa kata, kemampuan berbahasa ini juga dapat diasah melalui ketepatan berbahasa sesuai dengan suasana emosi, yaitu bagaimana berbahasa ketika suasana sedih, mengharukan, membahagiakan, dan sebagainya. Lebih dari itu, kemampuan berbahasa secara baik dan benar akan diperoleh anak jika si pencerita mampu bercerita dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar juga.

  c) Mengembangkan aspek sosial. Cerita tidak mungkin dibangun hanya satu tokoh. Munculnya berbagai tokoh dalam cerita mencerminkan kebersamaan dalam kehidupan sosial. Dalam cerita anak, tokoh-tokoh itu saling berkomunikasi dan bersosialisasi satu sama lain. Berbagai karakter dan berbagai reaksi yang muncul pada tokoh-tokoh cerita tersebut dapat dipelajari oleh anak, apalagi sebuah cerita pasti 14 mengandung pesan-pesan yang dalam. d) Mengembangkan aspek moral. Cerita memiliki peluang yang sangat besar untuk menanamkan moralitas pada anak. pesan-pesan yang kental tentang penanaman disiplin, kepekaan terhadap kesalahan, kepekaan untuk meminta maaf dan memaafkan, kepekaan untuk menghormati orang tua dan menyayangi yang muda, dan sebagainya dapat dititipkan melalui para tokoh cerita. Penanaman moralitas melalui cerita dianggap efektif karana cara ini berjalan dengan sangat alami tanpa anak merasa digurui.

  e) Mengembangkan kesadaran beragama. Mengembangakan aspek spiritual melalui cerita dapat dilakukan dengan cerita-cerita dengan tema keagamaan. Dengan menceritakan kehidupan para Nabi dan sahabatnya, atau cerita yang direka sendiri dapat menumbuhkan kesadaran beragama. Kesadaran beragama pada anak muncul dalam bentuk penanaman semangat beribadah, memperbanyak amal shalih, memiliki akhlaq atau moralitas yang baik, kemauan bertahan dalam kebenaran, dan sebagainya. Kesadaran beragama ini menjadi modal bagi kehidupan anak di masa depan. Pengenalan terhadap keberadaan Tuhan di dalam hati akan menjadi filter bagi anak dalam bersikap.

  f) Mengembangkan aspek emosi. Emosi yang menyenangkan pada anak dapat dibentuk melalui aktivitas bercerita. Suasana yang dibangun dalam cerita akan berpengaruh dalam pembentukan emosi. Idealnya, sebuah cerita dapat membangun variasi emosi pada anak. melalui cerita, ada akalanya anak senang atau gembira, ada kalanya sedih, ada kalanya terharu, ada kalanya marah, ada kalanya sukses, ada kanya gagal, dan sebagainya. Semua emosi itu harus bisa dirasakan pada anak secara proporsional. Kemampuan anak untuk menempatkan berbagai emosi itu pada saat yang tepat menjadi salah satu keberhasilan perkembangan emosi anak.

  g) Menumbuhkan semangat berprestasi. Semangat berprestasi dapat ditumbuhkan melalui cerita-cerita kepahlawanan, cerita biografi, atau cerita-cerita yang direka yang memiliki muatan semangat berprestasi.

  Dalam hal ini imajinasi anak juga memiliki peran yang tidak kecil, sehingga anak dapat mengadaikan dirinya menjadi orang sukses, menjadi juara, menjadi pahlawan, menjadi pilot, menjadi arsitek, dan sebagainya.

  h) Melatih konsentrasi anak. cerita dapat menjadi terapi bagi lemahnya konsentrasi anak. melaui aktivitas bercerita, anak terbiasa untuk mendengar, menyimak mimik dan gerak si pencerita, atau memberi komentar di sela-sela bercerita. Sebagai sarana melatih konsentrasi, hal ini juga harus diimbangi oleh kemampuan si pencerita dalam menghidupkan cerita. Selain dengan cerita yang menarik dan penampilan yang ekspresif, pencerita juga dapat melibatkan anak dalam aktivitas berceritanya.

  Menyanyi juga bermanfaat bagi anak sebagai metode pembelajaran antara lain melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai- nilai agama. Melalui kegiatan bernyanyi, suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan, menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa terhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pesan-pesan yang diberikan akan lebih mudah dan lebih cepat diterima serta diserap oleh anak-anak.

  Dengan bernyanyi potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang). Dengan demikian anak akan

  15 selalu ingat pesan-pesan yang diterimanya.

c. Syarat Pemilihan Metode BCM

  Untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal makapendidikatauguru harus memenuhi syarat-syarat pemilihan metode

  16 15 pembelajaransebagai berikut : 16 Op.Cit, Belajar dan Pembelajar , hal 38-39 Zuhairini, Abdul Ghofurdkk, MetodikKhususPendidikan Agama, Surabaya, Usana, 1983,

  1. Metode BCM yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minatatau gairah belajar anak

  2. Metode BCM harus dapat memberi kesempatan bagi anak untukberekspresi

  3. Metode BCM harus merangsang keinginan anak untuk belajar lebih lanjut dan melakukan eksplorasi dan inovasi

  4. Metode BCM harus dapat mendidik anak dalam tehnik belajar sendiri dancara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi

  5. Metode BCM harus dapat menghilangkan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang yangnyata dan bertujuan

  6. Metode BCM yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkaan nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dalamkebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupannya.

d. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode BCM

  Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar, baik terkait dengan keluasan bahan atau materi, pengalaman belajar,tempat dan waktu, alat atau sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas, dancara penilaiaan.Kualitas pembelajaran dapat diukur dan ditentukan sejauh mana kegiatan pembelajaran tertentu dapat menjadi alat perubah tingkah laku anak ke arah yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan.Kegiatan pembelajaran dengan metode BCM yang direncanakan olehguru dapat dilaksanakan

  17

  dalam beberapa bentuk:

  1. Kegiatan klasikal. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas dalam satuan waktu dengan kegiatan yang sama.

  Pengorganisasian anak pada saat kegiatan awal dan akhir pada umumnya dilaksanakan dengan kegiatan klasikal.

  2. Kegiatan kelompok. Artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat 17 beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang berbeda beda.

  Depdiknas, Pedoman Pengembangan Silabus TK (Jakarta, 2006),13

  Halyang perlu diperhatikan pada kegiatan kelompok hendaknya dipilihkegiatan yang diperkirakan anak dapat menyelesaikan kegiatan dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada umumnya kegiatan ini digunakan untuk pengorganisasian anak pada saat kegiatan inti.

  3. Kegiatan individual. Artinya setiap anak dimungkinkan memilih kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.

  Pelaksanaan metode BCM dapat dilakukan di dalam atau di luar

  18

  kelas tergantung model pembelajaran yang di TK tersebut:

  1. Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman. Kegiatan pengaman adalah kegiatan yang dimaksudkan agar anak-anak yang telah menyelesaikan tugas terlebih dahulu dalam kelompokdan kegiatan pada kelompok lain tidak terdapat tempat duduk yang kosong sehingga anak tersebut tidak mengganggu teman lain. Alat- alat bermain misalnya balok-balok bangunan, mainan konstruksi, kotak menara, leg puzzle dan lain lain.

  2. Pembelajaran Kelompok dengan sudut-sudut kegiatan Alat atau sumber belajar yang diperlukan pada pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan diatur sedemikian rupa di dalam ruangan kelas dan disusun menurut sifat dan tujuan kegiatannya. Alat atau sumber belajar yang disediakan dalam sudut -sudut ini beraneka ragam yang dapat merangsang anak untuk melakukan kegiatan bermain dengan tangan.

  3. Pembelajaran berdasarkan minat. Pembelajaran ini menggunakan 10 area yaitu area agama, balok, bahasa, drama, matematika, IPA, musik, seni, pasir dan air. Adapun kegiatan-kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam SKH (satuan kegiatan harian) terdiri atas: Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal, kegiatan yang dilakukan antara lain, misalnya berdoa atau salam, membicarakan tema atau sub tema. 18 Kegiatan inti merupakan kegiatan untuk mengaktifkan perhatian, kemampuan, social emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual atau kelompok. Istirahat merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan dan seterusnya. Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang diberikan misalnya membacakan cerita, mendramtisasikan cerita, mendiskusikan tentang kejadian hari ini atau menginformasikan kegiatan hari esok, menyanyi, berdoa dan sebagainya.

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Menghafalkan Doa Harian Anak.

  Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan

  

19

  pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam fikiran agar selalu ingat sehingga dapat mengucapkan

  20

  kembali tanpa melihat catatan. Jadi, pembelajaran menghafal adalah kegiatan belajar siswa dengan cara menghafal suatu teks tertentu di bawah 19 bimbingan dan pengawasan seorang guru. 20 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung, 2013, hal 4 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hal

  Untuk mencapai hasil hafalan yang baik, perlu adanya beberapa macam cara untuk menghafal. Adapun metode hafalan para ahli telah merumuskan metode-metode yang mempermudah dan mempercepat jalannya proses penghafalan, salah satunya, metode menghafal dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

  21

  a. Menghafal dengan melalui pandangan mata saja, bahan pelajaran itu dipandang atau dibatin dengan penuh perhatian sambil otak kanan bekerja mengingat.

  b. Menghafal terutama dengan melalui pendengaran dalam hal ini bahan

  pelajaran itu dibaca dengan keras untuk dimasukkan ke dalam kepala melalui telinga.

  c. Menghafal dengan melalui gerak tangan, yaitu dengan jalan menulis di atas kertas dengan pensil atau dengan menggerak-gerakkan ujung jari di atas meja sambil pikiran berusaha menanamkan pelajaran itu. Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian yang telah lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul kembali. Richard Atkinson dan Richard Shiffrin dikutip oleh Baharuddin berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:

  a. Mencamkan (Learning) Mencamkan atau memahamkan dapat diartikan sebagai melekatkan kesan-kesan sehingga kesan-kesan itu dapat disimpan sewaktu-waktu dapat direproduksi atau dapat ditimbulkan kembali. Mencamkan ini ada kalanya dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.

  22

  1) Sengaja, individu dengan kesadaran yang sungguh-sungguh dapat memahami segala pengalaman-pengalaman dan pengetahuan- pengetahuan kedalam jiwanya. Mencamkan dengan sengaja ini sendiri dapat dilakukan dengan menempuh dua cara yaitu menghafal

  (memorizing) dan mempelajari (studying). 21 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Center Study Progres, Yogyakarta, 1988, hal 57 22

  2) Tidak sengaja, mencamkan dengan tidak sengaja merupakan mencamkan apa yang dialami dengan tidak sengaja kedalam jiwanya dalam memperoleh suatu pengetahuan.

  b. Menyimpan (Retaining) Tahap menyimpan yaitu dimana siswa menyimpan simbol-simbol hasil olahan yang telah diberi makna ke long-term memory atau gudang ingatan jangka-panjang. Pada tahapan ini hasil belajar sudah diperoleh,

  23

  baik baru sebagian maupun keseluruhan. Pada umumnya kemampuan untuk mengingat tersebut bergantung pada hal-hal seperti kondisi tubuh (sakit), usia seseorang (tua), intelegensi seseorang, pembawaan

  24 seseorang, derajat dan minat seseorang terhadap suatu masalah.

c. Reproduksi (Recalling)

  Memproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan dalam ingatan. Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu: 1) Mengingat kembali (recall), yaitu proses mengingat informasi yang dipelajari dimasa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Dalam mengingat kembali, individu dapat mengingat

  25 kembali kesan-kesan yang diingat tanpa adanya obyek tertentu.

  2) Mengenal kembali (recognition), proses mengingat informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Pada individu dapat menimbulkan kembali disebabkan oleh adanya obyek dari luar untuk mencocokkannya. Dalam hal ini, ada suatu obyek yang dipakai sebagai bahan untuk mencocokkan

  26 ciri-ciri kesan tentang benda sejenisnya.

  Doa adalah bukan berarti sekedar permohonan untuk memperoleh kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, tetapi doa lebih bertujuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam upaya meraih kebaikan dimaksud, 23 karena doa adalah mengandung arti permohonan yang diseratai usaha. 24 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 2010, hal 113 25 Op.Cit , Baharuddin, hal 116 26 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, PT. Rinieka Cipta, Jakarta, 1998, hal 28 Permohonan itu juga berarti upaya untuk menjadikan kebaikan dan kebahagiaan yang diperoleh dalam kehidupan dunia ini, tidak hanya terbatas dampak di dunia saja melainkan berkesinambungan hingga hari kemudian.

  Pada umumnya, semua doa hamba Allah kepada Sang Pencipta akan dikabulkan disaat masih berada dunia atau disaat berada di akhirat, terkadang doa dikabulkan seketika dan terkadang dikabulkan dimasa depan selagi masih hidup, diganti dengan yang lain seperti berupa terhindar dari musibah. Siapa saja yang berdoa kepada Allah pasti dikabulkan-Nya sekalipun yang berdoa itu orang kafir, orang musyrik bahkan sekalipun syetan. Hanya saja doa itu, ada doa yang disenangi Allah, seperti doanya para nabi dan rosul, doanya orang-orang berman dan bertaqwa kepada Allah. Dan ada pula doa yang dimurkai Allah, seperti doanya syetan, iblis, orang kafir, orang musyrik, tukang tenung. Allah menganjurkan kepada hambanya agar memperbanyak doa kepadanya di waktu senang dan di waktu susah.

  Doa harus diserta dengan ikhtiar dan usaha yang menuju ke arah permohonan yang dikehendaki. Sebab Allah tidak akan menurunkan sesuatu dari langit walaupun berdoa siang dan malam, Allah tidak akan

  27 menghadirkan hidangan yang enak dan lezat secara otomatis.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian menghafalkandoa sehari-hari itu adalah usaha meresapkan ke dalam pikiran seruan, permintaan, permohonan, pertolongan (doa) yang diucapkan setiap hari yang berhubungan dengan kegiatan manusia agar selalu ingat.

a) Macam-Macam Doa Harian

  Doa harian itu banyak, khususnya yang berhubungan dengan aktifitas manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, akan tetapi dalam pemaparan berikut hanya disebutkan beberapa saja yang cocok atau pantas diajarkan untuk anak-anak usia dini. Doa-doa tersebut 27 diantaranya:

  Ahmad Buwaethy, Doa-Doa Keseharian, Bina Rena Pariwara: Jakarta Selatan, 2002, hal

  (1) Doa Ketika sebelum dan Bangun Tidur

  Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari melalui Hudzaifah Ibnu Yaman r.a. dan Abu Dzar r.a. keduanya menceritakan hadits berikut:

   : : ,

  Apabila beristirahat diperaduannya, Rasulullah saw selalu mengucapkan doa, “ dengan menyebut asma-MU, ya Allah, aku hidup dan mati.” Dan apabila beliau terbangun dari tidurnya mengucapkan,”segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami, dan hanya kepadanyalah (kami)

  28

  dikembalikan” Akan tetapi dalam buku pedoman doa di TK ada sedikit perbedaan mengenai doa sebelum tidur. Bentuk doa sebelum tidur dalam buku pedoman doa di TK sebagai berikut:

  “Dengan nama-MU ya Allah aku hidup, dan dengan nama-MU aku

  29

  mati”

  (2) Doa ketika akan di kamar kecil : :

  Dari Anas bin Malik ra, ketika Nabi saw hendak masuk di kamar kecil maka beliau mengucapkan “wahai Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepaada-MU dari syetan jantan dan syetan

  30 betina”.

  (3) Doa Ketika keluar dari kamar kecil

  Ketika keluar dari kamar kecil hendaknya seseorang mengucapkan 28 doa berikut: 29 Tim Kreatif Murti Art, Pintar Berdoa, Murti Hidayah:Malang, 2015, hal 18 30 Ibid , hal 17

   ,

  “(Aku memohon) ampunan-MU, segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan gangguan (penyakit) dariku dan telah membuatku

  31

  sehat.”

  (4) Doa Ketika Memakai Pakaian

  Di dalam kitab Ibnus Sinni disebutkan sebuah hadits melalui Abu Sa’id Al Khudri r.a. yang nama aslinya ialah Sa’d Ibnu Malik Ibnu Sinan:

   , : .

  Nabi saw apabila memakai pakaian baik baju gamis, kain selendang, Ataupun kain sorban, terlebih dahulu menyebutkan nama Allah, lalu mengucapkan doa, “ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada- MU kebaikan baju ini dan kebaikan apa yang dibuatkan untuknya. Dan aku berlindung kepada-MU dari keburukannya dan keburukan

  32

  yang dibuat untuknya”

  (5) Doa setelah berwudhu , . ,

  “Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk 31 orang-orang (yang senang) suci serta jadikanlah aku golongan 32 Ibid , hal 23

  hamba-Mu yang sholeh. Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepada-Mu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq di sembah

  33

  selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-MU”

  (6) Doa sebelum belajar ١ ١ ٤ ( )

  Artinya :

  34 Tambahkanlah aku ilmu (QS. Thaha 114)

  Seperti halnya doa sebelum tidur doa sebelum belajar ini juga terdapat perbedaan yang diajarkan pada anak-anak TK. Doa sebelum belajar yang diajarkan untuk anak-anak TK seperti berikut.

   ,

  Ya Allah Tambahkanlah aku ilmu Dan berilah aku karunia untuk

  35 dapat Memahaminya.

  (7) Doa Bila Menaiki Kendaraan . ١ ٤ ١ ٣ - ) ( )

  “Maha suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami tidak mampu menguasainya, dan kepada Allah kami

  36

  kembali” (QS. Az Zukhruf 13-14)

  (8) Doa Sebelum Makanan

  Diriwayatkan di (dalam) kitab Ibnu Sinni melalui Abdullah Ibnu Amr Ibnul Ash r.a. dari Nabi saw, bahwa Nabi saw bila disuguhkan hidangan makanan selalu mengucapkan doa berikut:

  33 34 Ibid., hal 105 35 Ibid , hal 83 36 Ibid , hal84

  “Ya Allah, berkahilah kami dengan apa yang telah engkau rezekikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan

  37

  menyebut asma Allah (aku makan/aku minum).”

  (9) Doa Sesudah Makan

  Diriwayatkan di dalam kitab Sunan Abu Daud dan kitab Al Jami’ serta kitab Asy Syamail yang keduanya adalah karya Imam Turmudzi melalui Abu Sa’id Al Khudri r.a. yang menceritakan bahwa Nabi SAW apabila telah selesai makan lalu mengucapkan doa berikut: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum

  38

  kepada kami serta menjadikan kami orang-orang muslim

  (10) Do’a Ketika Memasuki Rumah

  Orang yang hendak memasuki rumah disunatkan mengucapkan basmalah, memperbanyak dzikir kepada Allah, dan mengucapkan salam, baik di dalam rumah itu terdapat manusia maupun tidak, karena berlandaskan kepada firman-NYA

  ( )

  Artinya : Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada(penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri salam yang ditetapkan dari

  39

  sisi allah yang diberi berkat lagi baik. (QS. An Nur 61) Dalam hal ini doa sebelum masuk rumah yang diajarkan pada anak anak TK hanya sebatas salam saja yaitu:

  37 38 Ibid , hal 33 39 Ibid , hal 35 Surat An-Nur ayat 61, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Percetakan Menara Kudus:Kudus,

  “semoga keselamatan, rahmat dan barokah Allah tetap atas kalian

  40

  semua”

  (11) Doa Keluar Rumah

  Diriwayatkan dari hadits di dalam Sunan Abu Daud, Sunan Turmudzi, dan Sunan Nasai serta kitab-kitab sunan lainnya melalui Anas r.a yang menceritakan bahwa Rasululllah saw pernah bersabda:

   , , : , : , .

  “Barang siapa ketika keluar dari rumahnya mengucapkan doa.”dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. “maka dikatakan kepadanya, engkau mendapat petunjuk, mendapat kecukupan, dan mendapat pemeliharaan,” dan setan menjauh

  41 darinya”.

  (12) Do’a Ketika Memasuki dan Keluar dari Masjid

  Di dalam kitab Sinni diriwayatkan sebuah hadits melalui Abdullah Ibnu Hasan, dari ibunya dan dari neneknya yang telah menceritakan:

   :

. : ,

  Rasulullah saw apabila memasuki masjid, terlebih dahulu mengucapkan hamdalah dan tasmiyah, lalu berdoa,”ya Allah, ampunilah aku, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-MU.” Dan 40 apabila beliau keluar (dari masjid) mengucapkan doa yang sama, lalu 41 Ibid , hal 46

  mengucapkan pula doa berikut”ya Allah, bukakanlah untukku semua

  42

  pintu kemurahan-MU”

  (13) Do’a Dikala Bercermin

  Kami meeriwayatkan di dalam kitab Ibnu Sinni melalui Ali r.a yang menceritakan bahwa Nabi saw apabila bercermin selalu mengucapkan doa berikut, yaitu :

   ,

  Artinya: “Segala puji bagi Allah, ya Allah, sebagaimana engkau perindah

  43

  wajahku, maka perindah pulalah akhlakku.”

  (14) Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat ( ٢ ٠ ١ )

  Artinya : "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di

  44

  akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka". (Al Baqoroh 201)

  (15) Doa Untuk Kedua Orang Tua + ( ٢ ٨ )

  Artinya: Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku (QS.Nuh

  45

  28)

  ( ٢ ٤ )

  Artinya : serta kasihilah mereka berdua seperti mereka mengasihiku sewaktu

  46 42 kecil (QS. Al-Isro' 24) 43 Ibid , hal 26-27 44 Ibid , hal 31 45 Op.Cit , AlQur’an dan Terjemahnya,hal 31 46 Ibid, hal 571 Doa untuk kedua orang tua ini juga ada perbedaan yang diajarkan pada anak-anak TK. Doa untuk kedua orang tua yang diajarkan untuk anak-anak TK seperti berikut: Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihilah keduanya sebagaimana mereka mengasihi aku sewaktu aku masih

  47

  kecil.”

b. Manfaat Menghafalkan Doa Harian untuk Anak

  Banyak manfaat menghafalkan doa harian untuk anak terutama bagi perkembangan anak dimasa yang akan datang. Adapun manfaat menghafalkan doa harian untuk anak diantaranya:

  a) Doa untuk mengasuh God Spot dalam otak anak. Ditemukannya dalam bagian otak manusia merupakan kemajuan yang

  god spot

  sungguh besar dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebab, sejak dulu banyak pakar yang menyebutkan bahwa otak merupakan wilayah yang masih menjadi misteri. Selain itu, ketika orang tua mendoakan dan mengajari anak untuk berdoa secara tidak langsung, ini berarti orang tua telah memberikan rangsangan kepada salah satu bagian otak, yang terletak di daerah pelipis (lobus temporal) yang disebut dengan

  god spot . Sehingga, secara lebih jauh, god spot dalam otak anak

  akan terasah dengan baik. Dengan terasahnya god spot ini, berarti kecerdasan spiritual (SQ= spiritual quetient) anak semakin meningkat. Bila kecerdasan spiritual tinggi, perilaku anak semakin baik karena kecerdasan kecerdasan spiritual pada

  god spot bisa berfungsi secara sempurna untuk memberikan

  bisikan-bisikan suara hati yang senantiasa mendorong ke arah

  48 tindakan mulia.

  47 48 Op.Cit, Pintar Berdoa , hal 45

  b) Doa membuat cerdas spiritual dan meningkatkan motivasi belajar. Dalam suatu penelitian diungkapkan bahwa motivasi dan optimisme ada kaitannya dengan kecerdasan spiritual. Orang- orang yang mencapai keberhasilan di masa dewasanya, pada masa kecilnya, umumnya telah memiliki sifat-sifat spiritual, seperti keberanian, optimisme, tindakan konstruktif, bahkan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya dan kesulitan. Terlihat jelas bahwa perkembangan spiritual pemikiran terilhami telah menghidupkan motif-motif khusus dalam diri anak. anak terilhami, terdorong, dan sangat termotivasi untuk mengambil

  49 tanggung jawab dan prakarsa untuk belajar.

  c) Doa membuat otak cemerlang dan jauh dari stress. Otak kita bisa berpikir jernih apabila kita dalam kondisi rileks, santai, tidak tertekan atau dalam keadaan stres. Oleh karena itu, mengapa kita perlu shalat, berdoa, istirahat. Semua ini tak lain merupakan teknik-teknik yang bisa membuat tubuh kita rileks dan menjadikan otak kembali fresh. Kalau otak sudah fresh kembali atau dalam keadaan alfa maka kita bisa mengambil keputusan yang tepat untuk mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan

  50 yang datang.

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISIS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDHUL QUR’AN DI PONDOK TAHFIDH PUTRI ANAK-ANAK YANAABII’UL QUR’AN KARANGMALANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 7

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI KWL (KNOW WANT TO KNOW LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN EFEKTIVITAS MEMBACA DAN MOTIVASI MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MI NU MIFTAHUL HUDA 01 KARANGMALANG GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 35

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI KWL (KNOW WANT TO KNOW LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN EFEKTIVITAS MEMBACA DAN MOTIVASI MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MI NU MIFTAHUL HUDA 01 KARANGMALANG GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 13

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA AREA AGAMA BAGI ANAK USIA DINI DI RA NU TERPADU NURUL HUDA JETAK KEDUNGDOWO KEC. KALIWUNGU KAB. KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 41

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA AREA AGAMA BAGI ANAK USIA DINI DI RA NU TERPADU NURUL HUDA JETAK KEDUNGDOWO KEC. KALIWUNGU KAB. KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 59

PERAN HIMPAUDI KECAMATAN GEBOG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK DI PAUD MUSLIMAT NU ATTARBIYATUL ISLAMIYAH JURANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 14

PERAN HIMPAUDI KECAMATAN GEBOG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK DI PAUD MUSLIMAT NU ATTARBIYATUL ISLAMIYAH JURANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 6 29

PERAN HIMPAUDI KECAMATAN GEBOG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PENDIDIK DI PAUD MUSLIMAT NU ATTARBIYATUL ISLAMIYAH JURANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 38

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK (STUDI KASUS DI RA MUSLIMAT NU AL KHURRIYA 01 BESITO GEBOG KUDUS) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 24

IMPLEMENTASI METODE BCM (BERMAIN, CERITA DAN MENYANYI) DALAM PEMBELAJARAN MENGHAFALKAN DOA HARIAN ANAK DI RA MUSLIMAT NU MIFTAHUL HUDA KARANGMALANG GEBOG KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 1 8