ANALISIS PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

  

ANALISIS PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

  Studi Kasus di Daerah Jalan Moses dan Jalan Affandi

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  

Robi Ajilinta

NIM : 052114178

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

  

ANALISIS PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

  Studi Kasus di Daerah Jalan Moses dan Jalan Affandi

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  

Robi Ajilinta

NIM : 052114178

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  2009

  

Persembahan

Dengan rendah hati karya kecil ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus , Sang Penuntun tiap langkahku.

  Mamaku tercinta, Terima Kasih atas pendampingannya dimanapun aku berada Ibuku dan adik-adiku tersayang, Terima Kasih atas doa, perhatian dan dorongannya

  Mbah putri dan Mbah Kakung, Keponakan-keponakanku tersayang, Terima Kasih atas senyuman dan canda yang kalian bagi Fransisca limia G dan kelurga, Terima Kasih atas dukungan yang diberikan

  Sahabat-sahabatku , Terima Kasih atas kebersamaan kalian MOTTO Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

  (1Petrus 5:7) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

  (Filipi 4:13)  

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pemahaman Self Assessment System pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi: Studi kasus di daerah Jalan Moses dan Jalan Affandi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M,.Akt. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

  6. Seluruh responden yang telah mengisi kuesiner peneliti.

  7. Kedua orangtuaku yang penuh cinta kasih dan kesabaran agar penulis dapat menyelesaikan kuliah.

  8. Adik-adikku, mbah kakung dan mbah putri, yang tercinta yang selalu memberi semangat dan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

  10. Teman-teman Akt’04 dan Akt’05 terutama teman-teman seperjuangan kelas MPT yang telah berjuang bersama penulis dalam menjalani perkuliahan dan skripsi di kampus tercinta ini.

  11. B’Comers: Simon Petrus, Theresia Dwi Endah, Poppi Melya Tarigan, Gaet Priyanto, Yacinta Dian, atas semangat persahabatan sejak awal perkuliahan.

  12. Sahabat-sahabatku: Niko, Jati, Bayu, Pikal, Kristo, Mas Bayu, Eszra, Asih, Andre, Suster Theresia, Putra dan Denis, 13. Keluarga kos “Ku” yang selalu memberikan dukungan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini.

  14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, tanggal bulan 2009

  Penulis Robi Ajilinta

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................... x DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv ABSTRAK .................................................................................................. xv

  

ABSTRACT .................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah ............................................................... 2 C. Batasan Masalah.................................................................. 2 D.

  Tujuan Penelitian................................................................. 3 E. Manfaat Penelitian............................................................... 3 F. Sistematika penulisan .......................................................... 3

  1. Pengertian Pajak Oleh Beberapa Penulis........................ 5 2.

  Penyimpulan Pengertian Pajak Oleh Beberapa Penulis..... 6 3. Subjek Pajak..................................................................... 6 4. Tarif Pajak........................................................................ 8 B. Sistem Pemungutan Pajak ................................................... 9 1.

  Pengertian Sistem Pajak ................................................. 9 2. Sistem Pajak Penghasilan ................................................ 9 C. Pajak Penghasilan................................................................ 11 1.

  Pengertian Pajak Penghasilan........................................... 11 2. Subjek Pajak Penghasilan............................................... 11 3. Objek Pajak Penghasilan ................................................ 12 4. Penhasilan dan Pekerjaan Bebas..................................... 14 5. Pengertian Penghasilan................................................... 14 6. Pengertian Pekerjaan Bebas............................................ 15 7. Bukan Objek Pajak ......................................................... 15 D. Penghitungan Pajak Penghasilan......................................... 16 1.

  Penghasilan Bruto yang Dapat Dikurangkan.................. 16 2. Biya-Biaya Tidak Dapat Dikurangkan Terhadap Penghasilan

  Bruto ............................................................................... 17 3. Penghasilan Tidak Kena Pajak ....................................... 18 4.

  Tarif Pajak Penghasilan .................................................. 19

  E.

  Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan ..................... 20 1.

  Pelaporan Pajak Penghasilan .......................................... 20 2. Fungsi SPT Bagi Wajib Pajak ........................................ 23 3. Penyetoran Pajak Penghasilan ........................................ 24 4. Batas Waktu Penyetoran Pajak Penghasilan................... 24 5. Batas Waktu Penyampain SPT ....................................... 24 F. Hasil Penelitian Sebelumnya............................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

  28 A. Jenis Penelitian .................................................................... 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 28 C.

  Subyek dan Obyek Penelitian.............................................. 28 D.

  Teknik Pengumpulan Data .................................................. 29 E. Populasi dan Sampel............................................................ 29 F. Variebel Penelitian .............................................................. 30 G.

  Teknik Pengukuran Data ..................................................... 31 H. Teknik dan Analisis Data...................................................... 32 BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN ......................................

  36 A. Gambaran Penyebaran Kuesioner ....................................... 36 B.

  Gambaran Umum Usia Reaponden..................................... 36 C. Gambaran Umun Jenis Kelamin Responden....................... 37 D.

  Gambaran Umum Tingkat Pendidikan Responden ............. 38

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................

  41 A. Deskripsi Data ..................................................................... 41 1.

  Pengujian Instrumen ....................................................... 41 2. Validitas ......................................................................... 41 3. Reabilitas ........................................................................ 43 B. Analisis Data ....................................................................... 44 1.

  Pemahaman Wajib Pajak atas Self Assessment System Perpajakan Berdasarkan Usia .........................................

  46 2. Pemahaman Wajib Pajak atas Self Assessment System Perpajakan Berdasarkan Jenis Kelamin..........................

  47 3. Pemahaman Wajib Pajak atas Self Assessment System Perpajakan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................

  48 4. Pemahaman Wajib Pajak atas Self Assessment System

  Perpajakan Berdasarkan Sudah Memiliki NPWP dan Belum Memiliki NPWP .........................................

  49 C. Pembahasan ......................................................................... 50 BAB VI PENUTUP ..................................................................................

  53 A. Kesimpulan.......................................................................... 53 B.

  Keterbatasan Penelitian ....................................................... 54 C. Saran.................................................................................... 55

  DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Tarif Pajak Penghasilan..................................................

  9 Tabel 2.2 Tabel Tarif Pajak Penghasilan..................................................

  19 Tabel 3.1 Tabel Skor Penilain ..................................................................

  31 Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia .........................................

  36 Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................

  37 Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................

  38 Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Sudah memilki NPWP dan Belum Memilki NPWP .....................................................

  40 Tabel 5.1 Tabel Hasil Uji Validitas..........................................................

  42 Tabel 5.2 Tabel Kesimpulan untuk Menjawab Rumusan Masalah..........

  45 Tabel 5.3 Tabel Skor dan Penilaian .........................................................

  45 Tabel 5.4 Pekahaman Wajib Pajak Orang Pribadi atas Self Assessment System Pajak Berdasarkan Usia ...............................................

  46 Tabel 5.5 Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi atas Self Assessment System Pajak Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................

  47 Tabel 5.6 Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi atas Self Assessment System Pajak Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................

  48 Tabel 5.7 Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi atas Self Assessment

  System Pajak Berdasarkan Sudah Memiliki NPWP

  

ABSTRAK

ANALISIS PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

  Studi Kasus di Daerah Jalan Moses dan Jalan Affandi Robi Ajilinta

  NIM: 052114178 Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2009

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan bagi wajib pajak yang melakukan kegitan usaha. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian diskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Moses dan jalan Affandi Sleman Yogyakarta

  Populasi dari penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan berjumlah 55 responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode survai, melalui kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan analisis penilaian acuan norma (PAN) tipe II yang digunakan untuk mengetahui pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan.

  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan 55 responden yang telah diteliti sebagian besar responden memiliki skor pemahaman 45 sampai dengan 56 dengan jumlah 36 orang atau sebesar 65,46% memiliki pemahaman terhadap self

  assessment system pajak penghasilan cukup baik

  

ABSTRACT

ANALYSIS ON UNDERSTANDING OF SELF ASSESSMENT

SYSTEM OF INCOME TAX FOR INDIVIDUAL TAX PAYER

  A Case Study at Moses Street and at Affandi street Robi Ajilinta

  NIM: 052114178 Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2009

  The purpose of this research was to know the taxpayers’ self assessment system understanding of income tax to those who did bussiness. The research type used by the researcher was descriptive research. The research was done at Moses street and Affandi street, Sleman, Yogyakarta.

  The populatiaon of this research was individual taxpayers who did bussiness and it consisted of 55 respondents. The data collection method of this research was survey and it was done using questionnaries. The data analysis method of this research was second type of Norm-Referenced Evaluation (NRE) used to know the taxpayers’ self assessment system understanding of income tax.

  Based on the result of data analysis and study of 55 respondents, most of them had understanding score 45 up to 56 with 36 the amount of people or 65,46% had adequate (good) self assessment system understanding of income tax.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang memegang peranan

  penting. Selain itu, pajak juga merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan negara untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah.

  Manfaat pembayaran atau pengeluaran pajak pada umumnya tidak dirasakan sacara langsung, atau sering disebut juga kontraprestasi.

  Definisi pajak secara lengkap yaitu: iuran yang diberikan kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang berdasarkan kepada undang-undang dengan tidak dapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk pembiayaan umum (Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H.;2005) definisi pajak tersebut pajak merupakan suatu pendapatan yang sangat penting bagi pemerintah, oleh karena itu pemerintah berharap kepada seluruh masyarakat yang mendapatkan penghasilan untuk memiliiki nomor pokok wajib pajak (NPWP ) dan melunasi kewajiban pajaknya.

  Beberapa sistem yang dapat digunakan untuk memungut pajak antara lain:

  offical assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

  wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang. With holding system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan berapa besarnya pemungutan pajak diberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terhutang, sehingga dengan sistem ini wajib pajak harus aktif untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan jumlah pajak yang terhutang kepada kantor pelayanan pajak (KPP), sedangkan pemerintah dalam hal ini adalah kantor pelayaan pajak hanya bertugas untuk memberikan pengarahan, penerangan dan pengawasan. Dengan demikian pemerintah memberi kepercayaan sepenuhnya kepada masyarakat untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam hal perpajakan, maka wajib pajak harus memahami sistem perpajakan yang berlaku, sehingga dalam menghitung dan melaporkan pajak yang terhutang tidak mengalami kesulitan. Wajib pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menghitung, memperhitungkan, membayar serta melaporkan pajak penghasilan terhutang. Fungsi pemerintah hanya bertugas untuk memberi penerangan dan pengawasan.

  B. Rumusun Masalah

  Bagaimana pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi atas self Assessment system dalam perpajakan.

  C. Batasan masalah

  Peneliti membatasi permasalahan pada pemahaman self Assessment

  system bagi wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas.

  D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Wajib Pajak Hasil penelitian ini bermanfaat bagi wajib pajak untuk membantu memahami self assessment system dalam perpajakan khususnya pajak penghasilan.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan sebagai referensi kepustakaan.

  3. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dalam menerapkan teori-teori dalam praktek yang sesungguhnya, sehingga hasilnya dapat menambah dan melengkapi pemahaman penulis terhadap teori sebelumnya.

F. Sistematika penulisan

  Bab I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan peneliti.

  Bab III Metode Penalitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi dan sampel, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data, dan teknik analisis data.

  Bab IV Gambaran Umum Responden Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat gambaran responden yang dijadikan sampel penelitian. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data mengenai langkah-langkah dalam melakukan pengujian, dan pembahasan mengenai hasil pengujian.

  Bab VI Penutup Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan yang diperoleh, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang dianggap perlu.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian pajak Buku-buku mengenai perpajakan telah mengemukakan beberapa

  pengertian tentang pajak. Akan tetapi pengertian pajak yang dikemukakan tersebut pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Beberapa pengertian tersebut antara lain: a.

  Pengertian yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

  (2005): Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  b.

  Pengertian yang dikemukaan oleh mardiasmo (2002): Pajak adalah iuran yang diberikan kepada negara yang berdasarkan kepada undang-undang dengan tidak dapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk pembiayaan umum.

  c.

  Pengertian yang dikemukakan oleh Casavera (2009: 3) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

  d.

  Pengertian pajak menurut Undang-undang pajak Pajak adalah: kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat (undang-undang perpajakan nomor 36 tahun 2008).

  Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1.

  Pajak dipungut oleh negara berdasarkan ketentuan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

  2. Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan (adanya kontraprestasi) langsung kepada individu oleh pemerintah.

  3. Pajak dapat dipungut oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

  4. Pajak diperuntukkan untuk pengeluaran pemerintahan.

  2. Subjek pajak Subjek pajak dapat dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

  a. subjek pajak dalam negeri adalah tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia ( undang- undang perpajakan Nomor 36 Tahun 2008) b.

  Subjek pajak luar negeri menurut Undang-udang perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 adalah 1)

  Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia

  2) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 ( seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

3. Yang tidak termasuk subjek pajak menurut Undang-undang perpajakan

  Nomor 36 tahun 2008 adalah b.

  Penjabat-penjabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau penjabat-penjabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberi perlakuan timbal balik c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat: a.

  Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut b.

  Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota

  4. Tarif Pajak Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan

  Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

  Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5 % (Lima puluh juta rupiah ) (Lima persen) Diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh 15% juta rupiah) sampai dengan (lima belas persen) Rp250.000.000,00(duratus lima puluh juta rupiah) Di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus 25% lima puluh juta rupiah) sampai (dua puluh lima persen) dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) Di atas Rp 500.000.000,00 (lima 30% ratus juta rupiah) (tiga puluh persen)

  Sumber : Undang-undang perpajakan no 36 tahun 2008 B.

   Sistem Pemungutan Pajak 1.

  Beberapa sistem yang dapat digunakan untuk memungut pajak antara lain:(Marsyahrul Tony, 2005: 9)

  a.

  Offical assessment system merupakam sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan jumlah pajak yang terhutang.

  b.

  With holding sytem merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan berapa besarnya jumlah pajak yang harus di bayar c. Self assessment sytem merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan berapa besarnya pajak yang harus dibayar 2. Sistem pemungutan pajak penghasilan yang sistem pemungutannya memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayar. Dalam sistem ini menurut Undang-undang perpajakan wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, dan menetapkan besarnya jumlah pajak penghasilan yang terhutang dan melaporkannya kepada kantor pelayanan pajak setelah tahun pajak berakhir. Melihat defenisi di atas maka dapat dilihat ciri dan corak dari sistem pemungutan (self assessment system) yaitu: a.

  Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

  b.

  Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai percerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya, berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan c.

  Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang

C. Pajak Penghasilan 1.

  Pengertian Pajak Penghasilan Ada beberapa pengertian pajak penghasilan (PPh) yang dikemukakan oleh beberapa penulis antara lain: a.

  Pajak panghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam satu tahun pajak (Resmi Siti, 2003:74).

  b.

  Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Tahun 2008 (Direktorat Jenderal Pajak).

2. Subjek Pajak Penghasilan

  Yang termasuk subjek pajak menurut Undang-undang perpajakan a.

  Orang pribadi.

  Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan orang pribadi Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

  b.

  Badan Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi perseoran terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainya, badan usaha milik negara, firma dan bentuk badan usaha apapun yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak d.

  Bentuk usaha tetap. Bentuk usaha tetap merupakan subjek yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.

3. Objek Pajak Penghasilan

  Obek pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan tahun 2008 luar Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan mana dan dalam bentuk apa pun .

  Penghasilan yang termasuk objek pajak menurut Undang-undang perpajakan a.

  Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan, atau imbalan dalam bentuk lainnya, misalnya: uang lembur dan lain-lain.

  b.

  Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan atau penghargaan c.

  Laba usaha.

  d.

  Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.

  e.

  Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian utang.

  f.

  Deviden, merupakan bagian laba yang diperolah pemegang saham g.

  Royalti.merupakan suatu jumlah yang dibayarkan atau terhutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala atau tidak, sebagai suatu imbalan.

  h.

  Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan harta. i.

  Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. l.

  Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. m.

  Premi asuransi. n.

  Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas anggotanya.

4. Penghasilan dan Pekerjaan Bebas 1.

  Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-undang perpajakan No.

  36 tahun 2008: Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Pengelompokkan penghasilan berdasarkan aliran tambahan kemampuan ekonomis dibagi menjadi: a.

  Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas.

  b.

  Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

  c.

  Penghasilan dari modal, yang berupa harta bergerak maupun d.

  Penghasilan lain-lain, seperti hadiah, pembebasan hutang, keuntungan selisih kurs, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap.

2. Pekerjaan Bebas

  Pekerjaan bebas berdasarkan ketentuan umum dan tatacara perpajakan Undang-undang No 28 tahun 2007 adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja 5. Yang tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan

  Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak berdasarkan Undang- undang perpajakan tahun 2008 antara lain: a.

  Bantuan atau sumbangan atau harta hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau pendidikan atau sosial atau pengusaha kecil koperasi yang ditetapkan Menkeu. Sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

  b.

  Warisan.

  c.

  Penggantian atau imbalan pekerjaan dalam bentuk natura atau kenikmatan. d.

  Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa.

  e.

  Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.

  f.

  Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi.

  g.

  Bunga obligasi yang diperoleh perusahaan reksa dana.

D. Penghitungan Pajak Penghasilan 1.

  Penghasilan Bruto Yang Dapat Di Kurangkan Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, cara mengetahui besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri berdasarkan penghasilan bruto yang dapat dikurangkan antara lain: a.

  Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memilihara penghasilan, biaya dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, bonus, dan tunjangan yang diberikan.

  b.

  Iuran kepada dana pensiunan yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. c.

  Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

  d.

  Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.

  e.

  Biaya premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa yang dibayar oleh pemberi kerja dan premi asuransi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak orang pribadi yang bersangkutan.

  f.

  Kompensasi atas kerugian fiskal tahun sebelumya (maksimal 5 tahun)

  2. Biaya-biaya yang tidak diperkenankan untuk dikurangkan terhadap penghasilan bruto Sedangkan biaya-biaya yang tidak diperkenankan untuk dikurangkan terhadap penghasilan bruto berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No. 36 tahun 2008 adalah: a.

  Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen termasuk dividen yang dibagikan dalam perusahaan asuransi.

  b.

  Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi.

  c.

  Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna yang dibayarkan oleh wajib pajak orang dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan.

  d.

  Biaya yang dibebankan dan dikelurkan untuk kepentingan pribadi wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

3. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

  Penghasilan tidak kena pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan nomor 36 tahun 2008 antara lain adalah: a.

  Untuk diri wajib pajak sebesar Rp15.840.000,00 b.

  Tambahan wajib pajak kawin sebesar Rp1.320.000,00 c. Rp1.320.000,00 Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

  d.

  Rp15.840.000,00 Tambahan untuk seorang istri yang diberikan apabila ada penghasilan istri yang digabungkan dengan penghasilan suami, dalam hal ini istri: 1.

  Bukan karyawati, tetapi mempunyai penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas yang tidak ada hubunganya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami, anak atau anak angkat yang belum dewasa.

  2. Bekerja sebagai karyawati pada pemberi kerja yang bukan sebagai pemotong pajak walaupun tidak mempunyai

4. Tarif pajak dan cara menghitung pajak penghasilan terhutang a.

  Tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak orang pribadi antara lain adalah:

Tabel 2.2 Besaran Tarif Pajak Penghasilan

  Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

  Sampai dengan Rp 50.000.000.,00 5 % (Lima puluh juta rupiah ) (Lima persen) Diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh 15% juta rupiah) sampai dengan (lima belas persen) Rp250.000.000,00(duratus lima puluh juta rupiah Di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus 25% lima puluh juta rupiah) sampai (dua puluh lima persen) dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) Di atas Rp 500.000.000,00 (lima 30% ratus juta rupiah) (tiga puluh persen)

  Sumber: Undang-undang perpjakan nomor 36 tahun 2008 b.

  Cara menghitung pajak penghasilan yang terhutang berdasarkan undang-undang perpajakan nomor 36 tahun 2008 sebagai berikut:

  1. Peredaran bruto Rp.......................

  2. Biaya untuk mendapatkan, Menagih dan memilihara penghasilan Rp(.......................) (1-2) 3. Laba usaha (penghasilan neto usaha ) Rp........................

  4. Penghasilan lainya Rp..................

  5. Biaya untuk mendapatkan, Menagih, dan memilihara

  7. Jumlah seluruh penghasilan neto (3+6) Rp......................

  8. Konpensasi kerugian (7-8) Rp(....................) 9.

  Jumlah penghasilan neto setelah Rp...................... kompensasi kerugian

  10. Pengurangan berupa penghasilan Tidak kena pajak untuk wajib pajak Orang pribadi TK / .... K / ...... K / I / ...

  PH HB/…..

  Rp(....................) 11. Penghasilan kena pajak (9-10) Rp .....................

  12. PPh terutang (tarif PPh pasal pasal 17 UU PPh X huruf 1a) Rp....................

  13. Pengembalian atau PPh pasal 24 yang telah dikereditkan Rp..................

  14. Jumlah PPh yang terhutang (12+13) Rp..................

  Pengahsilan kena pajak tersebut lalu di kalikan dengan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh pemeritah sesuai dengan pengahasilan kena pajak yang telah di hitung (Direktorat jenderal pajak: Formulir SPT 1770).

E. Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan 1.

  Pelaporan Pajak Penghasilan Dalam pelaporan pajak penghasilan sarana yang digunakan untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya adalah surat pemberitahuan (SPT) Menurut ketentuan umum perpajakan dan tata cara perpajakan (KUP) fungsi surat pemberitahuan adalah: Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang.

  a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1

  (satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak c. harta dan kewajiban; dan/atau d. pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1

  (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh

  Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

  Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya. Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi formulir Surat Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. Sementara itu, yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat Pemberitahuan adalah: a. benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya b. lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan

  Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas tersebut wajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak Pengertian surat pemberitahuan (SPT), surat pemberitahuan dibedakan menjadi 2 (dua) berdasarkan undang-undang perpajakan antara lain:

  1. Surat pemberitahuan (SPT) Masa adalah surat pemberitahuan yang oleh wajib pajak digunakan untuk melapor, menghitung dan atau pembayaran pajak yang terhutang dalam suatu masa pajak.

  2. Surat pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat pemberitahuan yang oleh wajib pajak digunakan untuk melapor, memperhitungkan dan pembayaran pajak yang terhutang dalam suatu tahun pajak. Adapun fungsi SPT bagi wajib pajak antara lain: 1.

  Sarana melapor dan mempertanggungjawabkan penghitungan pajak yang sebenarnya terhutang.

  2. Melapor pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

3. Melaporkan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang

  sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Penyetoran Pajak Penghasilan

  Dalam Ketentuan umum perpajakan dan tata cara perpajakan (KUP) khususnya di dalam pasal 9 ayat 1 menjelaskan mengenai penyetoran pajak penghasilan antara lain: a.

  Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak yang ditetapkan oleh menteri keuangan dengan batas waktu sebelum bagian tahun pajak berakhir. Pajak yang terlambat dalam pembayaran dan penyetoran tersebut berakibat dikenakan sanksi adminitrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Jika pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak dikenakan sanksi adminitrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran sampai dengan tanggal pembayaran atau penyetoran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

  b.

  Batas waktu penyampaian surat pemberitahuan adalah: Untuk surat pemberian masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak dan untuk surat pemberitahuan Tahun pajak penyampaian Surat Pemberitahuan yang dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembayaran pajak dan penyelesaian pembukuannya.

F. Hasil Penelitian Sebelumnya

  Skripsi sebelumya yang ditulis oleh Debby Indriyani dengan judul “ Analisis Sikap wajib Pajak Self Assessment System Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terhadap Wajib Pajak Pajak Parkir di Kota Yogyakarta” menyatakan bahwa pemahaman masyarakat tentang undang-undang pajak penghasilan saat ini masih sangat rendah karena Undang-undang yang ada saat ini keyataannya tidak sederhana seperti yang diidealkan selain itu tingkat pendidikan mayoritas masyarakat juga masih rendah, jika pemahaman masyarakat masih rendah maka dapat dipastikan bahwa kesadaran masyarakat tentang perpajakan pun rendah. Karena pemahaman dan kesadaran masyarakat rendah, kurang adanya sosialisasi dari pemerintah yang mengena kepada masyarakat serta sistem pemungutan tentang perpajakan relatif rendah maka dapat diduga sikap wajib pajak terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan menjadi cenderung negatif. Oleh karena itu perlu peningkatan dalam hal sosialisasi mengenai pemungutan pajak parkir kepada masyarakat serta pemerintah diharapkan mampu meminimalkan faktor-faktor penghambat tersebut sehingga Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap wajib pajak self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan wajib pajak pajak parkir mengingat saat ini pajak parkir merupakan bagian dari pendapatan pemerintah.

  Dengan rumusan masalah apakah ada perbedaan sikap wajib pajak self

  

assessment system berdasarkan tingkat pendidikan terhadap wajib pajak

  pajak parkir. Dan batasan masalah hanya terkait pada tingkat pendidikan dan tujuan penelitaian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbadaan sikap wajib pajak self assessment system berdasarkan tingkat pendidikan terhadap wajib pajak pajak parkir. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang akan melihat perbedaan sikap wajib pajak yang disebabkan oleh latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda.

  Penelitian dilaksanakan di wilayah kotamadya Yogyakarta. Teknik pengumpulan data melakukan survei melalui kuesioner yang diberikan langsung kepada para responden tersebut merupakan kuesioner yang berisi instrumen-istrumen tentang sikap wajib pajak terhadap self

  

assessment system . Dengan variabel yang diukur dalam penenelitian ini

  adalah sikap wajib pajak berdasarkan tingkat pendidikan terhadap pajak parkir yang sistem pemungutannya berdasarkan self assessment system.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DI KABUPATEN JEMBER

0 14 20

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPA

2 7 15

PENDAHULUAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA.

0 4 18

LANDASAN TEORI PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA.

1 14 22

KESIMPULAN DAN SARAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA.

0 5 43

ANALISIS PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN PP No. 46 TAHUN 2013 DI KOTA PADANG.

0 0 10

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK DAN PENERAPAN SISTEM SELF ASSESSMENT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI PADA KPP PRATAMA PADANG.

0 6 10

KONSEKUENSI SISTEM SELF ASSESSMENT PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI - Unika Repository

0 0 13

PENGARUH PEMAHAMAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PADA KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

0 0 14

ANALISIS PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

0 0 132