BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Melisa Febriani BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai bahasa pasti tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

  melainkan membutuhkan bantuan dari orang lain di sekitarnya. Hal inilah yang mendorong manusia harus dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Salah satu alat komunikasi yang digunakan manusia di dalam berinteraksi yaitu bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang berupa simbol bunyi yang arbitrer yang khusus dilangsungkan oleh alat ucap manusia sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat, bekerjasama dan mengidentifikasi diri. Dengan kemampuan berbahasa inilah manusia dapat mengungkapkan ide atau gagasan-gagasannya, sehingga semua orang menyadari bahwa interksi dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.

  Keberhasilan sesorang dalam berinteraksi menggunakan bahasa tergantung dari kemampuan masing-masing individu dalam mengaplikasikannya. Hal ini penting karena kemampuan seseorang dalam berbahasa akan berpengaruh pada kualitas pesan yang akan disampaikan. Dalam ragam bahasa lisan, bahasa dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antaramanusia satu dengan manusia lain secara langsung. Ketika seseorang mampu menggunakan bahasa lisan ini dengan baik maka komunikasi dengan orang lain pun juga akan berjalan dengan lancar; begitu juga sebaliknya, ketika seseorang tidak mampu menggunakan bahasa itu dengan baik, maka komunikasi dengan orang lainpun akan terhambat. Sama halnya dengan bahasa lisan, bahasa tulis juga digunakan sebagai alat komunikasi antarmanusia, hanya saja

  1 bahasa yang digunakan bukan lagi dalam bentuk tuturan langsung, melainkan dalam bentuk tulisan. Meskipun demikian, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat komunikasi antarmanusia.

  Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna (Alwi dan Sugono, 2002: 95). Ketidaksempurnaan suatu bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahan berbahasa. Hal itu banyak ditemukan dalam bentuk kalimat tidak efektif terutama pada bahasa tulis. Dalam proses kreatifnya, ketika seorang penulis mampu mengemas tulisannya dengan kalimat yang efektif maka tujuan utama seorang penulis akan tercapai dengan baik.Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas tersebut lebih mengarah kepada kemampuan penulis dalam menyusun ide atau gagasaan yang dimiliki ke dalam kalimat yang efektif. Sering kali kegiatan menulis dianggap sebagai sesuatu yang rumit, mengingat kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang hanya diwariskan secara turun temurun, melainkan merupakan hasil dari proses ketekunan belajar dan berlatih pada proses pendidikan di sekolah.

  Masalah kalimat efektif sudah lama menjadi kajian bahan objek penelitian. Fitryiani (2015) melaksanakan peneitian yang berjudul Penguasaan Kalimat

  Efektif dan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP. Pada penelitian ini diperoleh tiga variabel penelitian, yaitu penguasaan

  kalimat efektif, penguasaan diksi dan kemampuan menulis eksposisi, yang kemudian diuji dengan menggunakan analisis regulasi dan korelasi. Hasilnya adalah bahwa koefisien korelasi antara penguasaan kalimat efektif dengan kemampuan menulis eksposisi, penguasaan diksi dengan kemampuan menulis eksposisi, dan penguasaan kalimat efektif terhadap penguasaan diksi dan kalimat eksposisi sangatlah signifikan.

  Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif antara ketiga hal tersebut. Itaristanti (2015) melaksanakan penelitian yang berjudul Keefektifan Kalimat dalam Teks

  pada Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Dalam penelitian ini

  dilakukan analisis terhadap bentuk kalimat, tanda baca, unsur kalimat maupun diksi yang digunakan dalam kalimat. Hasilnya adalah terdapat kalimat tidak efekif dalam teks buku pelajaran Imu Pengetahuan Sosial SD/MI. Kesalahan terbesar ditemukan pada ketidakhematan kata dan ketidaktepatan penggunaan konjungsi. Sunardi (2015) melaksanakan penelitian berjudul Analisis Penggunaan Kalimat Efektif dalam

  Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Batam Pos Edisi Mei 2014. Dalam

  penelitian tersebut dilakukan analisis pada teks tajuk rencana dalam surat kabar terhadap enam aspek kalimat efektif, yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparaelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. Hasilnya adalah teks pada tajuk rencana dalam surat kabar Harian Batam Pos Edisi Mei 2014 ditemukan bermasalah, hal itu dilandaskan pada keenam aspek atau ciri kalimat efektif tersbut. Jupriono, dkk (2015) melaksanakan penelitian yang berjudul Kalimat Efektif dalam

  Komunikasi Formal. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap kalimat- kalimat dalam ragam bahasa formal berdasarkan syarat-syarat kalimat efektif.

  Hasilnya adalah ditemukan beberapa kalimat tidak efektif dalam ragam bahasa formal. Hal tersebut harus lebih diperhatikan mengingat betapa pentingnya penggunaan kalimat efektif dalam ragam bahasa formal.

  Fenomena mengenai kalimat efektif seperti itu juga banyak terjadi di sekolah. Contohnya ketidakefektifan kailmat pada jawaban tes siswa dalam proses evaluasi. Hal tersebut perlu dilakukan, mengingat betapa pentingnya penguasaan menulis kalimat efektif yang harus dimiliki oleh siswa di sekolah. Keterampilan menulis kaliamat efektif diprioritaskan agar siswa mampu mengungkapkan ide dan sikap yang dimiliki secara jelas sehingga nantinya akan menunjang kemampuan akademik,terutama dalam proses evaluasi siswa. Pada penelitian ini, akan diangkat permasalahan mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai siswa yang diambil dari hasil evaluasi Ulangan Tengah Semester yang dilaksnakan pada 23 dan

  24 Oktober 2013. Dari hasil evaluasi, ditemukan kalimat-kalimat jawaban tes esai Bahasa Indonesia siswa kelas VIII yang tidak efektif jika dilihat dari ciri kegramatikalan dan pengembangan kalimat. Contohnya sebagai berikut:

  (1)Bila kita diajak berbicara, kita harus menggunakan bahasa yang sopan….(KLJa.7.J.2.K.5) (1.a) Bila kita diajak berbicara harus menggunakan bahasa yang sopan ….

  (Pembetulan jawaban) Penulis berasumsi bahwa kalimat (1) merupakan kalimat tidak efektif jika diihat dari ciri kegramatikalan kalimat karena mengulang subjek kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat kompleks yang terdiri dari dua klausa. Klausa pertama, Bila kita

diajak berbicara . Klausa kedua, kita harus menggunakan bahasa yang sopan.

  Klausa pertama berpola Konj-S-P-Pel. Klausa didahului dengan konjungsi atau kata penghubung bila. Kata kita menduduki fungsi sebagai subjek. Kata diajak menduduki fungsi sebagai predikat. Kata berbicara menduduki fungsi sebagai pelengkap. Klausa pertama menduduki fungsi sebabagai keterangan kalimat, hal tersebut dipertegas dengan hadirnya konjungsi atau kata pengubung bila di awal klausa. Klausa kedua berpola S-P-O. Kata kita menduduki fungsi subjek. Frasa harus

  

menggunakan menduduki fungsi sebagai predikat. Frasa bahasa yng sopan

  meduduki fungsi sebagai objek. Melihat struktur kalimat (1) maka ditemukan ketidakgramatikalan karena mengulang subjek kalimat kita yang disebutkan pada klausa pertama dan klausa kedua. Hal tersebut merupakan bentuk kemubaziran, karena tanpa disebutkan kembali pada klausa kedua subjek kalimat sudah dapat terwakilkan. Pembetulan kalimat (1) agar menjadi efektif adalah dengan melesapkan salah satu subjek. Kalimat (1) akan menjadi efektif jika ditulis seperti kalimat (1.a).Contoh lain yang penulis temukan pada jawaban siswa yaitu :

  (2) pada saat Bertamu sikap kita harus sopan(KLJa.28.J.2.K.1) (2.a) Pada saat bertamu kita harus bersikap sopan

  (Pembetulan jawaban) Kalimat (2) merupakan kalimat tidak efektif karena adanya ketidaksejajaran bentuk kalimat. Kalimat (2) merupakan kalimat yang berisi langkah-langkah bertamu yang baik dan benar. Kalimat (2) merupakan kalimat kompleks yang terdiri dari dua klausa. Klaua pertama, pada saat bertamu. Klausa kedua, sikap kita harus sopan.

  Klausa pertama berpola Pre-S-P. Klausa didahului dengan prepoisi atau frasa depan

  

pada saat. Kata kita (dilesapkan) menduduki fungsi subjek. Kata bertamu

  menduduki fungsi predikat. Klausa pertama ini menduduki fungsi sebagai keterangan kalimat. Hal tersebut dipertegas dengan hadirnya frasa depan pada saat pada awal klausa. Klausa kedua bepola S-P. Frasa sikap kita menduduki fungsi sebagai subjek. Frasa harus sopan menduduki fungsi sebagai predikat. Melihat struktur kalimat (2) maka ditemukan ketidaksejajaran bentuk pada subjek dan predikat kalimat yang disusun pada tiap klausa. Subjek klausa pertama adalah kita sedangkan subjek pada klausa kedua adalah sikap kita. Predikat klausa kedua adalah bertamu yaitu berupa kata kerja, sedangkan pedikat klausa kedua adalah harus sopan yaitu berupa kata sifat. Ketidksejajaran bentuk pada subjek dan predikat ini membuat kalimat (2) menjadi tidak efektif jika dilihat dari ciri pengembangan kalimat. Pembetulan kalimat (2) agar menjadi efektif adalah dengan mengubah subjek dan predikat menjadi sejajar baik bentuk maupun kelas katanya. Kalimat akan menjadi efektif jika ditulis pada kalimat (2.a).

  Dilatarbelakangi oleh hal dan fenomena ketidakefektifan kalimat tersebut di atas penulis merasa termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan menguraikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan dan ciri pengembangan. Ciri kegramatikalan terdiri dari; (1) kegramatikalan kata, (2) kegramatikalan kalimat, (3) kegramatikan makna, dan (4) ortografis. Ciri pengembangan kalimat terdiri dari; (1) kesatuan, (2) koherensi, (3) kehematan, (4) penekanan, (5) variasi (6) paralelisme, dan (7) penalaran (logika) pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan judul Ketidakefektifan Kalimat pada Jawaban Tes

  Esai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negerei 2 Patikraja.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja

  ?‖ b. Bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja

  ?‖ C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan umum yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: a. untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa

  Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja.

  ‖

  b. untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis.

  1. Manfaat Teoretis

  Adapun manfaat secara teoretis yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memeberikan sumbangan linguistik pada umumnya dan khususnya dalam bidang sintaksis.

  2. Manfaat Praktis

  Adapun manfaat praktis yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan masukan bagi guru untuk memperhatikan penggunaan kalimat efektif pada kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat meminimalkan kesalahan berbahasa siswa. Selain itu, bagi siswa supaya dapat mengetahui kesalahan-kesalahn dalam berbahasa dan dapat memberikan pengetahuan baru bagi siswatentang kalimat efektif. Dalam penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui penelitian berkaitan dengan mengatasi ketidakefektifan kalimat.

E. Sistematika Penulisan

  Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan yang disesuaikan dengan kaidah. Dengan adanya sistematika penulisan yang disusun secara sistematik dan kronologis dimaksudkan agar penganalisisan dan pengidentifikasian masalah mudah dimengerti. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan menggunakan konsepsi pemikiran dan penulisan ke dalam lima bab. Kelima bab tersebut yaitu pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil analisis penelitian dan pembahasan, dan penutup. Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut.

  Bab 1 atau bab pendahuluan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan tentang hal yang melatarbelakangi penelitian ini dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap peneliti tentang kalimat efektif dari permasalahan yang akan diteliti. Perumusan masalah berisi permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya diuraikan tujuan penelitian ini berisi tentang harapan yang ingin dicapai oleh peneliti. Manfaat penelitian berisi tentang kegunaan yang dapat diperoleh bagi pembaca setelah membaca penelitian ini. Sistematika penulisan bertujuan agar penganalisisan dan pengidentifikasian masalah mudah dimengerti.

  Bab II berisi landasan teori yang terdiri atas: pertama, mengenaaai penelitian yang relevan yaitu penelitian-penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini.

Kedua , landasan teori berupa berisi tentang jabaran mengenai bahasa. Ketiga,

mengenai kalimat. Keempat, mengenai kalimat efektif. Kelima, mengenai ciri-ciri kalimat efektif yang terdiri dari kalimat efektif dilihat dari ciri kegramatikalan dan kalimat efektif dilihat dari ciri pengembangan kalimat. Keenam, mengenai teori analisis kesalahan berbahasa. Ketujuh, mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedelapan, mengenai bagan kerangka berfikir yang merupakan pandangan dan pendapat peneliti terhadap teosi yang dikemukakan.

  Tujuan landasan teori ini agar pembaca sebelum membaca hasil penelitian paham terhadap teori yang digunakan oleh peneliti.

  Bab III berisi tentang metode penelitian. Metede penelitian merupakan ilmu yang mempelajari hal metode penelitian dan seluk beluknya dalam metode penelitian tersebut. Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan. Metode penelitian ini terdiri atas: jenis penelitian, data dan sumber data, dan tahap-tahap penelitian.

  Bab IV merupakan hasil analisis penelitian dan pembahasan. Hasil analisis penelitian dan pembahasan ini didasarkan pada rumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud yaitu bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan dan pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014. Hasil analisis penelitian dan pembahasan ini menyajikan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif.

  Bab V adalah penutup, berisi simpulan dan saran. Simpulan yaitu kesimpulan analisis yang telah dilakukan. Penelitian ini mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan kesesuaian ciri-ciri kalimat efektif. Selain itu, saran-saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih sempurna dalam melakukan penelitian khususnya mengenai kalimat efektif.