Analisi Akad yang Terkandung dalam Penggunaan Kartu Kredit Perspektif Ulama Kontemporer - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

ANALISIS AKAD YANG TERKANDUNG DALAM PENGGUNAAN

KARTU KREDIT PERSPEKTIF ULAMA KONTEMPORER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum

Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum

  

Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh

  

IRNA DWI RAMADHANI

NIM. 10400113077

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

KATA PENGANTAR

  Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

  Puji syukur kehadirat Allah swt. karena dengan berkat rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. dan tak lupa kita kirimkan salam serta shalawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. yang telah membawa kita semua dari jaman jahiliyah menuju jaman yang beradab seperti sekarang ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah swt, yang senantiasa mengirimkan bantuan-Nya dan dukungan dari segala pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi yang berjudul

  “ANALISIS AKAD YANG

TERKANDUNG DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT PERSPEKTIF

ULAMA KONTEMPORER”. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih

  yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua saya, Ayahanda Idrus Amin yang selalu memberikan motivasi,semangat,petunjuk dan tiada henti mengingatkan agar putrinya rajin shalat tepat waktu, serta untuk beliau yang telah mengandungku selama 9 bulan tiada kata yang mampu terucap selain terima kasih untukmu ibunda Hasnah yang saya cintai dan tak pernah bosan mengingatkan saya agar menjaga kesehatan selama membuat skripsi ini. Terima kasih telah memberikan saya semangat dan tidak pernah lupa menanyakan kabar saya tiap harinya, sehingga saya sebagai penulis merasa termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Untuk kakanda Irfandi Mahardika Putra, kedua adikku Irsal Arisandi dan Irman Mulawarman juga menjadi salah satu motivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi agar bisa menjadi contoh yang baik buat mereka.

  Tante Ros yang saya sapa Yuyu dan Almarhum om Ramlan yang saya panggil bapak Ellang. Bapak yang mengembuskan nafas terakhir ditengah-tengah penulis menyusun skripsi ini. Terima kasih selama ini untuk kalian berdua telah menganggap saya sebagai anak sekaligus putri kalian satu-satunya, terkhususkan untuk bapak Ellang sekali lagi terima kasih karena selalu menyemangati, serta senantiasa menuruti kemauan penulis dan membantu penulis jika menemukan masalah maupun hambatan. Semoga Allah menyimpanmu di Surga-Nya. Amin

  Bapak Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.SI., selaku rektor UIN Alauddin Makassar, serta para wakil rektor, seluruh staf dan karyawannya.

  Bapak Prof. Dr. Darussalam syamsuddin, M.Ag., selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum beserta jajarannya yang sudah turut berperan membantu saya atas penyelesaian skripsi ini.

  Bapak Dr. Abdillah Mustari, M.Ag selaku ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, beliau juga sekaligus menjadi orang tua atau ayah di kampus yang selalu memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan skripsi dan segera wisuda.

  Bapak Dr. Achmad Musyahid, M.Ag, selaku sekretaris jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, juga menjadi Penasihat Akademik sekaligus Penguji I penulis yang senantiasa memberikan solusi dan masukan selama penulis menyelesaikan skripsi, terutama ketika penulis mengajukan judul.

  Bapak Irfan,S.Ag,M.Ag. selaku pembimbing I yang sudah memberikan dampak yang besar dalam proses perbaikan skripsi ini dan senantiasa memberi solusi, menyemangati penulis agar penulis segera menyelesaikan studi.

  Ibu A. Intan Cahyani,S.Ag.,M.Ag. selaku pembimbing II, yang selalu mengoreksi perbaikan mulai dari proposal hingga skripsi sehingga memberikan dampak yang baik dalam proses penyelesaian skripsi penulis.

  Ibu Dr. Rahma Amir, M.Ag. selaku penguji II penulis yang senantiasa mengoreksi dan memberikan masukan serta saran pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  Untuk saudara Leopatra terima kasih telah memberikan dukungan, bantuan dan motivasi serta tiada henti menyemangati penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

  Teman-teman jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Angkatan 2013 yang telah menjadi seperjuangan mengerjakan tugas, berdiskusi, jalan-jalan dan sebagainya dari awal menjadi mahasiswa baru hingga saat ini kita menjadi mahasiswa tingkat akhir, teruntukkan untuk saudara Rabiatul Adawiah yang sudah menjadi teman berdiskusi ketika penulis menemukan hambatan menyusun skripsi ini, serta

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

  PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

  1 B. Rumusan Masalah.........................................................................

  6 C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus..........................................

  6 D. Kajian Pustaka ..............................................................................

  10 E. Metedologi Penelitian ...................................................................

  13 F. Tujuan dan Kegunaan ...................................................................

  16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KARTU KREDIT ........................

  17

  17 A. Pengertian dan Sejarah Kartu Kredit ............................................

  26 B. Tujuan dan Manfaat Kartu Kredit ................................................

  33 C. Pihak Yang Terkait dalam Penggunaan Kartu Kredit ..................

  38 D. Jenis-Jenis Kartu Kredit ...............................................................

  BAB III AKAD YANG TERKANDUNG DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT MENURUT TINJAUAN FIKIH ISLAM...........................

  42

  42 A. Pengertian Akad ............................................................................

  44 B. Rukun Akad ...................................................................................

  C. Tujuan Akad ..................................................................................

  b) Perbedaan Pendapat Ulama Kontemporer Terhadap Penggunaan Kartu Kredit..........................................................

  69 RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

  68 C. Saran ..............................................................................................

  66 B. Implikasi Penelitian .......................................................................

  66 A. Kesimpulan ....................................................................................

  65 BAB V PENUTUP ..........................................................................................

  65

  44 D. Akad yang terkandung dalam Prnggunaan Kartu Kredit Menurut Tinjauan Fikih islam ......................................................................

  a) Persamaan Pendapat Ulama Kontemporer Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

  65

  63 E. Persamaan Dan Perbedaan Pandangan Ulama Kontemporer Terhadap Penggunaan Kartu Kredit ..............................................................

  62 D. Pemikiran Prof. Dr. Mustafa al-Zarqa ...........................................

  59 C. Pemikiran Dr.Wahbah al-Zuhaili ..................................................

  A. Pemikiran Dr. Abdul Sattar Abu Ghaidah ..................................... 56 B. Pemikiran Prof.Dr.Nazih Himmad ................................................

  46 BAB IV PANDANGAN ULAMA KONTEMPORER TERHADAP AKAD YANG TERKANDUNG DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT

  73

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-Latin

  Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1.Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  ba b be

  م

  ‘ain ‘ apostrof terbalik

  غ

  gain g ge

  ف

  fa f ef

  ق

  qaf q qi

  ك

  kaf k ka

  ل

  lam l el

  mim m em

  z}a z} zet (dengan titik di bawah)

  ن

  nun n en

  و

  wau w we

  ـه

  ha h ha

  ء

  hamzah ’ apostrof

  ى

  ya y ye

  ب

  alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

  ع

  ظ

  ت

  z\al z\ zet (dengan titik di atas)

  ta t te

  ث

  s\a s\ es (dengan titik di atas)

  ج

  jim j je

  ح

  h}a h} ha (dengan titik di bawah)

  خ

  kha kh ka dan ha

  د

  dal d de

  ذ

  ر

  t}a t} te (dengan titik di bawah)

  ra r er

  ز

  zai z zet

  س

  sin s es

  ش

  syin sy es dan ye

  ص

  s}ad s} es (dengan titik di bawah)

  ض

  d}ad d} de (dengan titik di bawah)

  ا

  ط

  Hamzah ( ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

  ai a dan i

  i> i dan garis di atas u dan garis di atas

  kasrah dan ya >’

  a> u> a dan garis di atas

  َ ـو

  ya >’ ََ... َا َ ََ...َ| َ ى d}ammah dan wau

  َdan alif atau

  fath}ah

  Tanda Nama

  Huruf Huruf dan

  Nama Harakat dan

  َْوَـ

  َْىَـ fath}ah dan wau au a dan u

  ya >’

  2. Vokal

  َ dan

  fath}ah

  Nama Huruf Latin Nama Tanda

  َ ا

  ِا d}ammah u u

  fath}ah a a َ ا kasrah i i

  transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Huruf Latin Nama Tanda

  3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

  : haula

  ََل ْوَه

  : kaifa

  ََفْيَك

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Contoh:

  ىـ Contoh: : ma>ta

  ََتاَم

  : rama>

  ىَم َر ََلْيِق : qi>la

  : yamu>tu

  َ ت ْو مَي

  4. Ta >’ marbu>t}ah

  Transliterasi untuk ta

  >’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang

  hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta

  >’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta

  >’ marbu>t}ah diikuti oleh kata

  yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

  >’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: : raud}ah al-at}fa>l

  ََلا ََ َِلاَفْط ةَض ْو َر

  َ َ

  ََ ََا : al-madi>nah al-fa>d}ilah ةَل ِضاَفْلَا ةَنْيِدَمْل

  َ َ

  َْلَا : al-h}ikmah ةَمْك ِح

  5. Syaddah (Tasydi>d) Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

  sebuah tanda tasydi>d ( َ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan َـّـ huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: : rabbana>

  ََانَّب َر ََانْيَّجَن : najjaina>

  َ َ : al-h}aqq

  َّقَحْلَا

  :

  nu“ima َِّع ن ََم

  :

  ‘aduwwun َ و دَع

  Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( َّىـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.

  Contoh: : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

  َ ىِلَع

  : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

  َ ىب َرَع

  6. Kata Sandang

  Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

  Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-

  8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

  syai’un َ أ َ ت ْرِم : umirtu

  :

   َ ءْيَش

  : al-nau

  َ ع

  ta’muru>na ََّنلَا َْو

  :

  َْأَت ََن ْو ر م

  Contoh:

  7. Hamzah

  Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

  : al-bila>du

  َ دَلابْلَا

  َ َ : al-falsafah

  ََسْلَفْلَا ةَف

  َ َ : al-zalzalah (az-zalzalah)

  ةَل َزْل َّزلَا

  : al-syamsu (bukan asy-syamsu)

  ََّشلَا َ سْم

  Contoh:

  biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  ‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

  لا َ (alif lam ma

  Fi> Z{ila>l al- Qur’a>n Al-Sunnah qabl al-tadwi>n

  9. Lafz} al-Jala>lah ( الله

  )

  Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh:

  َ نْيِد َ َِالله di>nulla>h

  اِب َِلل billa>h

  Adapun ta

  >’ marbu>t } ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al- jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

  َ ه َْمَ َْيِف َ َِةَمْحَر

  َ َِالله hum fi> rah}matilla>h

  10. Huruf Kapital

  Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

  Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l Inna awwa la baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-

  Qur’a>n

  Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li> Al-Munqiz\ min al-D}ala>l Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>

  (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. =

  subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

  saw. =

  s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam

  a.s. =

  ‘alaihi al-sala>m

  H = Hijrah M = Masehi SM = Sebelum Masehi l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4 HR = Hadis Riwayat

  Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al- Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)

  Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

B. Daftar Singkatan

  

ABSTRAK

NAMA : Irna Dwi Ramadhani NIM : 10400113077

JUDUL : Analisi Akad yang Terkandung dalam Penggunaan Kartu Kredit

Perspektif Ulama Kontemporer

  Permasalahan yang akan diuraikan dalam tulisan ini adalah analisis akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer, dengan sub permasalahan: 1) Bagaimana tinjauan umum tentang kartu kredit?, 2) Bagaimana pemikiran ulama kontemporer terhadap akad dalam penggunaan kartu kredit?, 3) Bagaimana pandangan ulama kontemporer terhadap hukum penggunaan kartu kredit?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tinjauan umum tentang kartu kredit, untuk mengetahui bagaimana pemikiran ulama kontemporer terhadap akad dalam penggunaan kartu kredit, dan untuk mengetahui bagaimana pandangan ulama kontemporer terhadap penggunaan kartu kredit sehingga dapat diketahui akad apa saja yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit dari pandangan ulama kontemporer.

  Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan kajian library research karena kajian penelitian ini merupakan bagian dari wacana kajian tentang hukum Islam dan transaksi perbankan. Berhubung penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka teknik pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif dengan menggunakan analisis isi terhadap literature yang representatif dan mempunyai relevansi dengan masalah yang dibahas, kemudian mengulas dan menyimpulkannya.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartu kredit merupakan fasilitas transaksi yang diterbitkan oleh pihak bank atau lainnya agar konsumen dapat memperoleh nominal uang, transfer ataupun digunakan untuk pelayanan tertentu, sehingga pemiliknya merasa lebih praktis dan aman namun, pembayarannya dilakukan secara berangsur dengan membayar sejumlah bunga (finance carge) pada waktu yang telah ditentukan atau secara utang. Sementara akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit menurut fikih Islam yaitu Akad Qardh, Akad Kafalah dan Akad Ijarah, sedangkan menurut ulama kontemprer akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit yaitu Akad Taukil, Akad Kafalah, Akad Qardh Hasan dan

  Akad Wakalah,

  Dengan implikasi, diantaranya: 1.) Implikasi terhadap proses penemuan hukum yang bersifat kontemporer, 2.) Implikasi terhadap cara pandang ulama kontemporer pada kasus-kasus baru yang belum ada di zaman Rasulullah saw.; 3.) Implikasi terhadap dunia perbankan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari

  agama Islam. Konsep Hukum Islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah swt. Hukum tersebut mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan benda dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.

  Pada hakekatnya Allah swt menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Dimana manusia bekerjasama dalam memenuhi hidupnya yang di dalam Islam dikenal dengan muamalah. Untuk memenuhi kebutuhan seperti tempat tinggal, makanan, pakaian dan lain sebagainya, yang dalam ilmu sosial disebut sebagai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Manusia membutuhkan pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli. Bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jual- beli adalah: “menukar barang dengan barang atau menukar barang dengan uang, yaitu dengan melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

  1

  merelakan. Ada banyak cara yang dilakukan pada saat seseorang berbelanja, yang dulunya dikenal dengan adanya barter yakni penukaran barang dengan barang, setelah itu muncullah mata uang sehinggah terjadi penukaran uang dengan barang.

  Saat ini kemana-mana tidak perlu membawa uang cash. Seiring kemajuan teknologi kini masyarakat tidak susah lagi membawa nominal uang yang banyak namun telah dibekukan dalam bentuk yang lebih simple atau sering disebut kartu 1 Irfan, Hukum Transaksi dalam Lintas Mazhab (Cet.1; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 1.

  

1

  2

  kredit. Meskipun dalam kesehariannya masyarakat membeli barang ada yang menggunakan uang cash namun banyak pula yang menggunakan kartu ini .

  Kartu kredit dewasa ini bukan lagi sekedar gaya hidup, tetapi merupakan kebutuhan bagi masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari. Semua kehidupan bisnis maupun pribadi, seperti belanja kebutuhan harian atau berlibur bersama keluarga dapat dipenuhi oleh kartu kredit. Kartu ini juga menjadi salah-satu ciri dari gaya hidup modern yang serba cepat dan efisien.

  Adapun yang dimaksud kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli

  2 segala keperluan barang-barang serta pelayanan tertentu secara utang.

  Pengertian lainnya yang lebih rinci dari kartu kredit ini adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge)

  3 atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.

  Pada dasarnya, prinsip kartu kredit ini memberikan uang pinjaman kepada pemegang kartu untuk berbelanja di tempat-tempat yang menerima kartu tersebut. Setiap kali seseorang berbelanja, maka pihak penerbit kartu memberi pinjaman uang untuk membayar harga belanjaan. 2 Abdullah Mushlih dan Shalah Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam (Jakarta: Darul Haq, 2004), h.30. 3 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Edisi 1 (Jakarta: Kencana, 2006), h.

  208.

  3 Untuk itu seseorang akan dikenakan biaya beberapa persen dari uang yang

  dipinjamnya yang menjadi keuntungan pihak penerbit kartu kredit. Biasanya uang pinjaman itu bila segera dilunasi dan belum jatuh tempo, tidak atau belum lagi dikenakan bunga, yaitu selama masa waktu tertentu misalnya satu bulan dari tanggal

  4 pembelian.

  Di Negara-negara maju contohnya Amerika Serikat penggunaan kartu kredit sudah merupakan hal yang biasa dan umum digunakan dalam melakukan berbagai jenis transaksi dalam kehidupan mereka, seperti berbelanja, membayar tagihan, bahkan untuk memberikan sumbangan. Di Negara tersebut penggunaan uang cash sudah relatif sangat berkurang sehingga penggunaan kartu kredit sebagai salah- satu alat pembayaran sudah menjadi kebutuhan masyarakat sebagai pengganti uang yang menurut sebagaian besar dari mereka tidak efisien dan tidak aman untuk dibawa.

  Di Indonesia pun seperti itu, saat ini bisnis kartu kredit mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat 21 perusahaan penerbit kartu kredit dengan rincian 18 bank dan 3 lembaga keuangan bukan bank. Jumlah kartu kredit yang beredar saat ini berjumlah 5,5 juta kartu dengan total transaksi Rp.10-14 triliun pertahun, sebanyak 80 persen pengguna kartu kredit

  5

  tersebut adalah muslim. Hal ini dikarenakan aktivitas masyarakat sebagaian besar saat ini sangatlah cepat, sehingga masyarakat modern tidak bisa lepas dari manfaat 4 5 Irfan, Hukum Transaksi dalam Lintas Mazhab, h. 136-137 Veithzal Rivai,

  Bank and Financial Institution Management ”Conventional and Sharia System ’.Edisi 1 (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007) h. 1361

  4

  yang diberikan oleh kartu kredit tersebut. Namun sebagai negara yang dominan berpenduduk masyarakat muslim tentunya umat muslim di Indonesia tidak boleh begitu saja menggunakan kartu kredit begitu saja, tetapi harus sesuai dengan syariat Islam.

  Penerbitan kartu kredit dalam transaksi umumnya mengandung beberapa komitmen yang berbau riba, karena pada intinya komitmen tersebut mengharuskan pemegang kartu untuk membayar denda-denda finansial yang berbau riba jika terlambat dalam membayar tagihannya, atau jika card holder tidak dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan secara sepihak oleh pihak issuer pada saat pembuatan atau pengajuan kartu kredit. Secara bahasa riba berarti tambahan (ziyadah) dan secara istilah berarti tambahan pada harta yang disyaratkan dalam transaksi dalam transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar

  6

  menukar antara harta. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. An- Nisa/4:161

  

  

            

  

   

  Terjemahnya: “dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di

  

7

antara mereka itu siksa yang .

  pedih.” Ayat yang diturunkan pada periode Madina ini, memberikan pelajaran kepada kita semua mengenai perjalanan hidup orang Yahudi yang melanggar 6 7 Irfan, Hukum Transaksi dalam Lintas Mazhab, h.1 Kementrian Agama R.I., Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: PT.Karya Toha Putra

  Semarang, 2002), h.136.

  5

  larangan Allah yaitu berupa riba kemudian diberi siksaan yang pedih akibat perbuatannya.

  Penerbitan kartu kredit tentunya sudah dipertimbangkan maslahat dan mudharatnya, bahkan dalam aktifitas perbankan syariah pun mengeluarkan jenis-jenis resiko yang bisa saja terjadi dalam proses perbankan. Salah-satunya yaitu resiko kredit.

  Transaksi dengan kartu kredit merupakan cara yang relatif baru dalam bermuamalah, sehingga agak susah untuk menentukan jenis akad yang tepat kalau dilihat dari pendapat ulama terdahulu. Semua pendapat diatas tidak memiliki pedoman yang benar-benar tepat dengan jenis-jenis akad yang telah ditetapkan oleh para fuqaha terdahulu.

  Sedangkan para ulama fiqh kontemporer berbeda pandangan dalam membahas pengaruh akad dari komitmen-komitmen tersebut terhadap boleh tidaknya transaksi menggunakan kartu kartu kredit ini di kalangan umat muslim di dunia. Ulama kontemporer berbeda pendapat mengenai akad dalam transaksi jual beli menggunakan kartu kredit yang ada pada zaman ini, mengingat agama Islam selalu mengutamakan kemaslahatn dari segala yang hendak dilakukan. Oleh sebab itu peneliti menarik mengkaji masalah ini dan akan meneliti analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai pokok masalah dari penelitian ini adalah bagaimana hukum penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer. Pokok masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa sub permasalahan:

  6 Bagaimana tinjauan umum tentang kartu kredit? 1.

  Apa saja akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit menurut fikih 2. Islam? Bagaimana pandangan ulama kontemporer terhadap akad dalam penggunaan 3. kartu kredit ?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dan kesalah pahaman dalam membaca serta mengikuti pembahasan di atas, maka penulis perlu menjelaskan beberapa pengertian ist ilah yang berkenaan dengan “Hukum Penggunaan Kartu Kredit Perspektif Ulama Kontemporer”.

  Istilah yang ingin penulis jelaskan adalah sebagai berikut :

1. Analisis

  Analisi merupakan kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Namun, dalam perkembangannya penggunaan kata analisis mendapat sorotan dari kalangan akademisis, terutama kalangan ahli bahasa, hal ini dikarenakan kata analisiss merupakan kata serapan dari bahasa asing (Inggris) yaitu analisys. Dari akhiran-isys bila diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi isis. Jadi susah seharusnya bagi kita

  7

  untuk meluruskan penggunaan setiap bahasa agar tercipta praktik kebahasaan yang

  8 baik dan benar demi ketatanan bangsa Indonesia yang semakin baik.

  Adapun kata analisis yang penulis maksud dalam penelitian ini yakni, menganalisa atau kegiatan mengkaji ataupun meneliti suatu pendapat untuk mengetahui akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit menurut ulama kontemporer.

  2. Akad Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari suatu pihak, seperti wakaf, talak, sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa-menyewa, wakalah dan gadai.

  Secara khusus akad brarti kesetaraan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan Kabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh kepada sesuatu.

  Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang dimaksud dengan akad adalah kesepakatan dalam sesuatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk

  9 melakukan dan atau tidak melakukan hukum tertentu.

  3. Kartu Kredit Kartu adalah Kartu yang diterbitkan oleh bank, atau pihak lainnya yang

  10 mengizinkan pemiliknya untuk mendapatkan kebutuhannya dengan cara pinjaman. 8 9 Analisiss14 juni 2017). 10 Abdi Wijaya, Konfigurasi Akad dalam Islam, Sebuah Tinjauan Fikih Muamalah, h. 32-33.

  Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah:Kartu Kredit dan Debit dalam Perspektif Fikih (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.2.

  8 Dalam kamus hukum, definisi kredit adalah nilai barang yang telah

  disepakati pembayarannya oleh pembeli secara tangguh pada waktu yang telah ditentukan oleh penjual. Defenisi ini mencakup semua jenis dan bentuk kredit yang

  11 telah ada dan kredit yang mungkin ada, tanpa mengenyampingkan pelaksanaannya.

  Adapun pengertian kartu kredit adalah kartu yang terbuat dari kertas keras, atau plastik yang diterbitkan oleh bank atau pihak lainnya disertai penjelasan khusus kepada pemegangnya, apabila dilihat dari sisi kredit maka kartu ini diterbitkan untuk

  12 memperoleh uang secara tunai maupun fasilitas pinjaman.

4. Ulama Kontemporer

  Ulama adalah orang yang dapat dijadikan pedoman atau boleh juga dikatakan orang yang memiliki keahlian dalam ilmu agama Islam sebagai pemimpin atau pendakwa agama yang bertugas membantu umat muslim memecahkan masalah sehari-hari maupun masalah agama.

  Defenisi lain dari ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuan atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama Islam.

11 Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah:Kartu Kredit dan Debit dalam Perspektif Fikih, h.23.

  12 Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah:Kartu Kredit dan Debit dalam Perspektif Fikih, h.2

  9 Pengertian ulama secara harfiyah adalah

  “orang-orang yang memiliki ilmu “. Dari pengertian harfiyah dapat disimpulkan bahwa ulama adalah: 1. Orang yang menguasai agama Islam.

  2. Muslim yang memahami syariat Islam secara menyeluruh (kaaffah) sebagaimana terangkum dalam al-Quran dan as-Sunnah

  13 3. Menjadi teladan umat Islam dalam memahami serta mengamalkan-Nya.

  Kontemporer adalah dari masa ke masa atau dari waktu ke waktu. Sejarah Islam kontemporer, yaitu suatu ilmu yang mempelajari kebudayaan Islam pada masa lampau dari waktu ke waktu yang dimulai dari masa Rasulullah. Menurut bahasa (etimologi), Islam kontemporer adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

  14 saw. Pada masa lampau dan berkembang hingga sekarang .

  Menurut istilah (terminilogi), Islam kontemporer adalah gagasan untuk mengkaji Islam sebagai nilai alternatif baik dalam perspektif interpretasi tekstual maupun kajian kontekstual mengenai kemampuan Islam memberikan solusi baru kepada temuan-temuan di semua dimensi kehidupan dari masa lampau hingga

  15 sekarang.

  Sedangkan ulama kontemporer adalah ulama fikih dunia di masa kini, ulama yang dimaksud oleh peneliti dalam karya ini, diantaranya: Dr. Abdul Sattar Abu Ghaidah, Dr. Wahbah al-Zuhaili, Prof. Dr. Nazih Himmad, Prof. Dr. Mustafa al- Zarqa. 13 Ushul Fikih, Pengertian Sumber-Sumber Hukum Islam,

  Wikipedia, “ulama”, (1 Mei 2017) 14 Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Cet.1; Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006). h.

  202. 15 Abdul Sani, Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, t.th), h.35.

  10 D. Kajian Pustaka

  Karya, Bambang Rianto Rusman, yang berjudul “Manajemen Resiko

  Perbankan Syariah di Indonesia dalam bukunya membahas bahwa perbankan

  syariah juga mewajibkan pihak perbankan untuk menerapakan manajemen resiko dalam program kerja, di antaranya yaitu resiko kredit. “resiko kredit adalah resiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank

  

16

  . Dalam buku ini yang menjadi masalah sesuai dengan perjanjian yang disepakati” pokok adalah masalah-masalah yang bisa saja terjadi dalam program kerja perbankan syariah salah-satunya ketika nasabah mengambil kredit. Sedangkan pada penelitian ini masalah yang akan dibahas mengenai analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Karya, Sri Nurhayati-Wasilah Yang berjudul “Akuntansi Syariah di

  Indonesia

  ” membahas tentang pengertian syariah card (kartu kredit syariah) “Syariah card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip

  17

  syariah . Dalam buku ini pembahasan kartu kredit hanya pada pengertian kartu .” kredit syariah saja, Sedangkan penelitian ini fokus pada analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  16 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 36. 17 Sri Nurhayati-Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Cet.3; Jakarta: Salemba Empat, 2014), h. 272.

  11 Karya Muhammad Muslehuddin yang

  berjudul “Sistem Perbankan dalam

  Islam

  ”. Karya ini hanya membahas tentang pengertian kredit,alat kredit sebagai media pertukaran beserta fungsinya. Buku ini tidak membahas tentang hukum kartu kredit melainkan terfokus pada pembahasan masalah kredit saja dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pada penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Karya Irfan dengan judul “Hukum Transaksi dalam Lintas Mazhab”. Dalaqm karya ini membahas tentang pengertian jual-beli, cara transaksi kredit, pengertian kartu kredit dan manfaat kartu kredit saja. Sedangkan penelitian ini fokus kepada analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Karya, Sutarno yang berjudul “Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada

  

Bank” membahas tentang contoh-contoh riil bagaiman membuat perjanjian kredit dan

bagaimana melakukan tindakan hukum dalam menyelesaikan kredit macet.

  Sedangkan penelitian ini fokus pada analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Karya Ilmiah yang membahas tentang kartu kredit adalah jurnal yang ditulis oleh Dewi Sukma Kristiantidengan judul “Kartu kredit syariah dan perilaku

  konsumtif masyarakat dalam pembahasan tersebut yang menjadi masalah pokok

  adalah bagaimana kartu kredit syariah sebagai pembiyayaan konsumen dan bagaimana dampak penggunaan kartu kredit syariah terhadap masyarakat muslim di

  12 Indonesia. Sedangkan penelitian ini fokus pada masalah analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Karya Ilmiah lain yang membahas tentang kartu kredit adalah jurnal yang ditulis oleh Azharsyah Ibrahim dengan judul “Kartu Kredit Dalam Hukum Syariah:

  Kajian Terhadap Akad Dan Persyaratannya membahas tentang analisis terhadap

  persyaratan awal kartu kredit, yaitu:

  a. Persyaratan berbau riba. Umumnya dalam transaksi penerbitan kartu-kartu kredit mengandung beberapa komitmen yang berbau riba karena pada intinya komitmen tersebut mengharuskan pemegang kartu untuk membayar denda-denda finansial yang berbau riba jika terlambat dalam membayar tagihannya atau jika card holders tidak dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan secara sepihak oleh pihak issuer pada saat pembuatan/pengajuan kartu kredit.

  b. Persentase yang dipotong dari transaksi pembelanjaan oleh issuer dari

  merchant. Seperti diketahui bersama bahwa pihak yang mengeluarkan kartu

  kredit (issuer) mengambil persentase tertentu dari jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pemegang kartu (card holders) pada saat melakukan transaksi pembelanjaan.

  

c. Denda keterlambatan dan bunga riba. Issuer biasanya menetapkan beberapa

  bentuk denda finansial akibat dari keterlambatan pembayaran oleh card

  18 holders.

18 Azharsyah Ibrahim,Kartu Kredit Dalam Hukum Syariah Kajian Terhadap Akad dan

  Persyaratannya, Jurnal Al- Mu’ashirah.vol, no.1(2010): h. oktober 2016).

  13 Dalam tulisan ini membahas tentang kartu kredit diantaranya pengertian

  serta menganalisiss masalah-masalah dalam hukum Islam yang menyangkut persyaratan dalam penggunaan kartu kredit. Sedangkan penelitian ini fokus pada analisiss akad yang terkandung dalam penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer.

  Dari semua penelitian diatas, sepanjang pengetahuan penulis belum ada satupun peneliti yang membahas secara khusus tentang hukum penggunaan kartu kredit perspektif ulama kontemporer. Hal inilah yang salah satunya membedakan penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya.