ASPEK Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

ASPEK
K EDUKAT
TIF PADA NOVEL
N
ED
DENSOR KA
ARYA AND
DREA
HIRATA:: TINJAUA
AN SOSIOLOGI SASTR
RA DAN
IMPL
LEMENTAS
SINYA SEB
BAGAI BAH
HAN
AJAR S
SASTRA DII SMA

NASKA
AH PUBLIK

KASI

RAT
TIH BINTA
ARIYAHAN
NANINGRU
UM
A
A310090183

PEND
DIDIKAN BAHASA
B
SA
ASTRA IND
DONESIA DAN
D
DAER
RAH
FAKULTA

F
S KEGURU
UAN DAN ILMU
I
PEND
DIDIKAN
HAMMADIY
YAH SURA
AKARTA
UNIVERSITAS MUH
2013

UMYERSITAS MTJHAMMADTYAII STIRAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAII
- PabeluU Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax 715448
Website:-hlElAUlU,gms.ac&l Email: gglQglosAgid

Jl. A Yani Tromol Pos I


Surakarh 57102

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi llmiah
Yang bertanda tangan di bawatr ini pernbimbing slripsiltugas akhir:

Pembimbing

I

Nama

Dr. H. Ali Imron Al Ma'ru{ M.Hum.

NIPNIK

NrP. r95708301986031001

Pembimbingll
Nama


Drs. H. Djoko Santoso, M. Ag

NIPNIK

159

Telah membaca dan mencermati naskatr artikel publikasi ilmialr, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas

akhir) dari matrasiswa:
intariyahananingrum

Nama

Ratih

NIM

A310090183

hogram Studi


Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Judul Slaipsi

.

B

ASPEK EDUKATIF PADA NOVEL EDENSORKARYA A}IDREA HIXA*TA:
TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN
AJARSASTRADI SMA

Naskah artikel tersebu! layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Suralcarta,

Dr. Ali ImlonAl- Ma'ruf. M.Hum


NIP. 195708301986031001

Mei 2013

/ii.,6ioto

santoso

ASPEK EDUKATIF PADA NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA
HIRATA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN
AJAR SASTRADI SMA
Ratih Bintariyahananingrum
A 310 090 183
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
Bintari91@gmail.com
ABSTRAK

ASPEK EDUKATIF PADA NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA:
TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Ratih Bintariyahananingrum, A 310 090 183, Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2013, 13Halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mendeskripsikan struktur yang membangun
novel Edensor karya Andrea Hirata yang meliputi tema, alur, penokohan, dan
latar; (2) Mendeskripsikan aspek edukatif dalam novel Edensor karya Andrea
Hiarata dengan tinjauan semiotik; dan (3) Mendeskripsikan implentasi aspek
edukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hirata dalam pembelajaran sebagai
bahan ajar di SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif
dengan strategi penelitian studi kasus terpancang.Subjek dalam penelitian ini
adalah novel Edensor karya Andrea Hirata.Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui teknik pustaka dan catat.Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan pembacaan model semiotik yang terdiri atas pembacaan heuristik
dan hermeneutik. Hasil penelitian dari segi struktur yang membangun: tema
novel Edensoryaituperjuangan meraih cita-cita dan pencarian cinta sejati; alurnya
adalah alur maju mundur (campuran); latar mengambil latar tempat, latar waktu,

dan latar sosial yang meliputi di Indonesia dan Eropa; serta penokohan terdiri
dari tokoh utama dan tokoh tambahan, menurut fungsinya yaitu tokoh protagonis
dan tokoh antagonis, berdasarkan perwatakannya yaitu tokoh bulat dan tokoh
sederhana, Karakteristik masing-masing tokoh berdasarkan tiga aspek, yaitu
fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Hasil analisis aspek edukatif novel Edensor
karya Andrea Hirata berdasarkan teori Tillman terdapat enam aspek edukatif
dalam novel tersebut yaitu (1) nilai cinta dan kasih sayang terhadap sesama umat
manusia; (2) nilai toleransi; (3) nilai kerja sama; (4) nilai kebahagiaan; (5) nilai
tanggung jawab; dan (6) nilai kesederhanaa. Hasil analisis dapat



diimplementasikan pada siswa di kelas XI semester 1 (ganjil) dengan standar
kompetensi (membaca): 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel
terjemahan dan Kompetensi Dasar 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
pada aspek edukatif pada novel Edensor karya Andrea Hirata ditemukan enam
nilaiedukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hirata yang dapat diteladani oleh
peserta didik, yaitu nilai cinta, nilai toleransi, nilai kerja sama, nilai kebahagiaan,
nilai tanggung jawab, dan nilai kesederhanaan.

Kata kunci: aspek edukatif, novelEdensor, teori sosiologi sastra, teori edukatif
dan bahan ajar sastra.
A. PENDAHULUAN
Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat
ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi yang ada inilah
yang mampu membedakan antara karya sastra satu dengan karya sastra yang
lainnya. Hal ini di sebabkan masing-masing pengarang mempunyai kemampuan
imajinasi dan kepandaian untuk mengungkapkan ke dalam bentuk tulisanyang
berbeda-beda.
Karya sastra merupakan hasil karya imajinasi, ekspresi, pikiran dan
perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Setiap pengarang menulis karya
sastra dengan bahasa masing-masing. Al –Ma’ruf (2010:17) mengemukakan
bahwa “karya sastra pada umumnya merupakan karya seni yang merupakan
ekspresi pengarang tentang hasil refleksinya terhadap kehidupan dengan
bermediumkan bahasa”.
Sastra hadir sebagai wujud nyata imajinasi kreatif dari seorang sastrawan
dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang
lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis.
Artinya, cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan
itu meliputi beberapa hal, di antaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara

mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa
penyampaiannya yang digunakan (Waluyo, 2002:68). Dengan demikian sebuah
karya sastra sangat berpengaruh dengan kepribadian masing-masing tiap
pengarang.
Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang diciptakan pengarang
dengan penuh imajinasi dan dapat dinikmati oleh pembacanya. Oleh karena itu,
novel juga dapat disebut dengan karya fiksi. Fiksi berarti khayalan atau rekaan.
Nurgiyantoro (2009:2) menyatakan bahwa karya sastra merupakan karya yang
menceritakan sesuatu dengan bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada
dan tidak terjadi dengan sungguh-sungguh.
Sehubungan dengan hal di atas, karya sastra khususnya novel mempunyai
relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Bahwa



pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan besar untuk memecahkan
masalah-masalah nyata yang sulit dipecahkan di dalam masyarakat, karena
dengan sastra dapat menciptakan individu-individu yang lebih berkepribadian dan
lebih cerdas.Hal ini disebabkan oleh adanya empat cakupan dalam pengajaran
sastra yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan

budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.
Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah struktur yang
membangun novel Edensor karya Andrea Hirata?;(2) Bagaimanakah aspek
edukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hiratadengan tinjauan sosiologi
sastra?; dan (3)Bagaimanakah implentasi aspek edukatif dalm novel Edensor
karya Andrea Hirata sebagai bahan ajar di SMA?.
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan struktur
yang membangun novel Ednesor karya Andrea Hirata yang meliputi tema, alur,
penokohan, dan latar; (2)Mendeskripsikan aspek edukatif dalam novel Edensor
karya Andrea Hiarata dengan tinjauan sosiologi sastra; dan (3) Mendeskripsikan
implentasi aspek edukatif dalm novel Edensor karya Andrea Hirata dalam
pembelajaran sebagai bahan ajar di SMA.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:9-10) novel berasal dari
bahasa Itali novella(yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harafiah novella
berarti ‘sebuah barang baru yang kecil‘, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita
pendek dalam bentuk prosa’. Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung
pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet (Inggris: novellete), yang
berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang,
namun juga tidak terlalu pendek.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan
adalah cerita atau rekaan yang merupakan ungkapan fenomena sosial dalam
aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai sarana mengenal manusia
dan zamannya, dan di dalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan.
Stuktur berasala dari kata structural (bahasa latin) yang berarti bentuk atau
bagunan. Stukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur untuk menganalisis
sebuah karya satra, sehingga harus dipertahankan unsur-unsur yang terkandung
dalam karya sastra tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra
sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra yaitu tema, alur, penokohan, latar
, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat (Ratna, 2004:91-94).
Hal tersebut selaras dengan Stanton (2007:20-22) mengemukakan bahwa
karya satra terdiri atas unsur fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Fakta cerita
terdiri dari tiga unsur yaitu alur (plot), tokoh, dan latar, sedangakan sarana sastra
biasanya terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa, dan suasana, simbol-simbol,
imajinasi dan juga cara-cara pemilihan judul dalam karya sastra (Stanton,
2007:51).



Strukturalisme merupakan sebuah pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai sebuah struktur yang terbangun dari unsur yang saling berkaitan
anatra satu dengan lainnya secara totalitas dan otonom.Karya sastara yang bersifat
otonom, artinya karya sastra terbangun atas unsur-unsur lainnya. Totalitas berarti
unsur-unsur yang saling berkaitan menjadi sebuah kesatuan dan tunduk pada
kaidah sistem karya sastra (Nurgiyantoro, 2007:56)
Pada dasarnya analisis struktutal bertujuan memaparkan secermat
mungkin dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama
menghasilkan sebuah kemenyeluruhan Nurgiyantoro (2007:37) mengemukakan
bahwa langkah-langkah dalam menerapkan teori strukturalisme adalah sebagai
berikut: (1) mengindentifikasi unsur -unsur intrinsik yang membangunkarya sastra
secara lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar dan alur; (2)mengkaji unsurunsur yang telah didentifikasi sehingga diketahui bagaimana tema, tokoh, latar
dan alur karya sastra; (3) mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga
diketahui tema, tokoh, latar dan alur dari sebuah karya sastra; dan (4)
menghubungkan masing-masing unsur sehingga di ketahui tema, tokoh, latar dan
alur sebuah karya sastra.
Berdasarkan uraian di atas, pendekatan struktural dalam pembahasan
novel Edensor karya Andrea Hirata mencakup tema, latar, penokohan, dan alur.
Keempat unsur tersebut digunakan dalam novel Karena keempat unsur tersebut
merupakan unsur yang menunjang jalinan cerita dalam terbentuknya novel
Edensor karya Andrea Hirata.
Sosiologi berasal dari kata sosio atau society yang bermakna masyarakat
dan logi atau logos yang artinya ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang
masyarakat atau ilmu tentang kehidupan masyarakat (Ekarini, 2003:2).
Masyarakat itu sendiri sebenarnya merupakan suatu lembaga yang di dalamnya
melibatkan unsur manusia yang saling berinteraksi. Manusia memiliki keunikan
tersendiri yang masing-msing individu memiliki penampilan fisik, karakter juga
keinginan yang berbeda.
Ritzer (dalam Faruk, 2012:2) menganggap sosiologi sebagai suatu ilmu
penegtahuan yang multiparadigma.Maksudnya, di dalam ilmu dapat dijumpai
beberapa paradigma yang saling bersaing dalam usaha merebut hegemoni dalam
lapangan sosiologi secara keseluruhan.Paradigma itu sendiri diartikannya sebagai
satu citra fundamental mengenai pokokannya sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Ritze (dalam Faruk, 2012:3) menemukan setidaknya tiga paradigma yang
merupakan dasar dalam sosiologi, yaitu paradigma fakta-fakta sosial, paradigma
definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial.Teladan dari paradigma yang
pertama adalah karya-karya Emile Durkheim.Di dalam paradigm ini yang
ditentukan sebagai pokok persoalan sosiologi adalah fakta sosail yang berupa
lembaga-lembaga dan struktur-struktur sosial.Fakta sosial itu sendiri dianggap



sebagai sesuatu yang nyata, yang berbeda dari berbeda di luar individu.Teori
struktural-fungsional dan teori konflik serta metode kuesioner dan interview
termasuk dalam paradigma ini.
Ian Watt (dalam Faruk, 2012:5-6) menemukan tiga macam pendekatan
yang berbeda.Pertama, konteks sosial pengarang. Hal ini berhubungan dengan
posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dna kaitannya dengan masyarakat
pembaca. Hal-hal utama yang harus diteliti dalam pendekatan ini adalah : (a)
bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariannya; (b) sejauhmana
pengarang menganggap pekerjannya sebagai suatu profesi; dan (c) masyarakat apa
yang dituju oleh pengarang. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat. Hal-hal
utama yang mendapat perhatian adalah: (a) sejauh mana sastra mencerminka
masyarakat pada waktu karya sastra itu ditulis; (b) sejauh mana sifat pribadi
pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat yang ingin disampaiakannya; (c)
sejauh mana genre sastra yang digunakan pengaranf dapat dianggap mewakili
seluruh masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra. Dalam hubungan ini ada tiga hal
yang menjadi perhatian: (a) sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai perompak
masyarakatnya; (b) sejauh mana sastra hanya berfungsi sebagai penghibur saja,
dan (c) sejauh mana terjadi sintesis antara kemungkinan (a) dengan (b) diatas.
Wellek dan Warren (dalam Ekarini, 2003:4) mengatakan bahwa biasanya
masalah seputar “sastra dan masyarakat“ bersifat sempit dan eksternal. Sastra
dikaitkan dengan situasi tertentu atau dengan sistem ekonomi, politik, dan sosial
tertentu. Penelitian dilakukan untuk menjabarkan pengaruh masyarakat terhadap
sastra dan kedudukan sastra dalam masyarakat. Pendekatan sosiologis ini terutama
dipakai untuk pendukung filsafat tertentu.
Analisis sosiologi memberikan perhatian yang besar terhadap fungsifungsi sastra, karya sastra sebgai produk masyarakat tertentu. Konsekuensinya,
sebagai timbal balik, karya sastra mesti memberikan masukan, manfaat, terhadap
struktuk sosial yang menghasilkannya (Ratna, 2003:1). Permasalah yang
berkaitan dengan masyarakat dengan sendirinya lebih beragam sekaligus lebih
kompleks dalam sastra regional, dan sastra nusantara.
Damono (2002:2) mengatakan bahwa karya sastra merupakan potret
kehidupan masyarakat dan kenyataan sosial pada zamannya.Pendekatan terhadap
sebuah fenomena yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut
sosiologi.Sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap sastra yang
mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan.
Damono (2002:3) mengemukakan bahwa ada dua kecenderungan utama
dalam telaah sosiologis astra. Pertama, pendekatan yang didasarkan pada
anggapan bahwa karya sastra merupakan cermin sosial belaka. Pendekatan ini
bergerak dari faktor-faktor luar sastra untuk membicarakan sastra. Sastra hanya
berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri.



Kedua, pendekatan yang mengutamakan sastra sebgai bahan penelaah. Metode
yang digunakan adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian
dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi sosial di luar sastra. Sosiologi
sastra bertujuan untuk mendapatkan fakta dari amsyarakat yang mungkin
dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat.
Tujuan sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap karya
sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, dalam hal ini karya sastra
direkontruksikan secara imajinatif, tetapi kerang imajinatifnya tidak bisa dipahami
di luar karya empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala
individual, tetapi gejala sosial Ratna, 2003:11).
Wilayah sosiologi sastra cukup luas. Wellek dan Warrent (1995:111)
membagi masalah sosiologi sastra sebagai berikut: (1)sosiologi pengarangyaitu
mempersalahkantentang dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial,
status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan
pengarang diluar karya sastra; (2) sosiologi karyayaitu mempersalahkan
maksudnya isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya
sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial; serta (3)sosiologi
pembaca yaitu perrmasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Sejauh
mana sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial, perubahan, dan
perkembangan sosial.
Nilai merupakan sesuatu yang sangat dihargai, selalu dijunjung tinggi,
serta manusia dapat merasakan kepuasan dnegan nilai. Nilai jika dihayati akan
berpengaruhi pada cara berfikir, cara bersikap, maupun cara bertindak seseoarang
dalam mencapai tujuan hidupnya.
Jalaludin (2011: 8) mengemukakan bahwa nilai edukatif merupakan nilai
menuju kenaikan dan keluhuran manusia. Menurut Waluyo (2002: 27) makna
nilai yang didalam sastra adalah kebaikan yang ada dalam makna karya sastra
bagi kehidupan seoarang. Hal ini berarti bahwa dengan adanya berbagai wawasan
yang terdapat dalam karya asastra, khususnya novel, akan mengandung berbagai
macam nilai kehidupan yang akan sangat bermanfaat bagi pembaca.
Menurut Tillman (2004:4-273) nilai edukatif ada 12 macam antara lain:
(1) Nilai Kedamaian, (2) Nilai penghargaan, (3) Nilai Cinta, (4) Nilai Toleransi,
(5) Nilai Kejujuran, (6) Nilai Kerendahan hati, (7) Nilai Kerja Sama, (8) Nilai
Kebahagiaan, (9) Nilai Tanggung Jawab, (10) Nilai Kesederhanaan , (11) Nilai
Kebebasan, dan (12) Nilai Persatuan.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji novel Edensoradalah
penelitian deskriptif kualitatif.Strategi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah strategi penelitian studi kasus terpancang.Objek dalam
penelitian ini adalah aspek edukatif pada novel Edensor karya Andrea



Hirata.Subjek penelitian ini adalah novel Edensor karya Andrea Hirata.Data
dalam penelitian ini adalah data kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini
terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder.Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka
dan catat.Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik trianggulasi yaitu trianggulasi teori.Proses analisis data dalam
penelitian ini menggunakan pembacaan dialektika.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Struktur Novel Edensor Karya Andrea Hirata
Stanton (2007:22) mengatakan bahwa analsis struktural terdiri atas
tema, fakta cerita (karakter, alur, dan latar ), dan sarana cerita. Pembahasan
struktur novel Edensor karya Andrea Hirata pada penelitian ini mencakup
tema, plot, penokohan, dan latar karena keempat unsur tersebut terlihat jelas
dan menunjang cerita dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.Analisis
struktural novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai berikut.
a. Tema
a.
Tema novel Edensor karya Andrea Hirata perjuangan
meraih cita-cita dan pencarian cinta sejati yaitu perjuangan anak muda
yang mempunyai tekat kuat dalam menimba ilmu yaitu meraih cita-cita
sekolah di Sorbonne meskipun kondisi finansial keluarganya yang
sederhana, namun ia berusaha keras dan bertanggung jawab
menyelesaikan S1 tepat waktu dengan nilai yang bagus. Ikal dan Arai
mengikuti tes beasiswa S2, dan pengorbanan mencari cinta sejati hingga
mengelilingi Eropa demi cinta sejatinya yaitu A Ling gadis Hokian yang
merupakan cinta pertama Ikal. Sampai akhirnya pertualangan Ikal di Eropa
berakhir saat Ikal menemukan desa Edensor yang indah sejuk penuh
dengan tanaman dan pagar-pagar rumah yang merupakan gambaran dari
sosok A Ling gadis yang dia cintai sejak kecil. Di desa Edensor ini Ikal
merasa telah menemukan A Ling kembali.
b. Fakta cerita
1) Alur
Alur cerita novel Edensor karya Andrea Hirata tersebut dirangkai
secara kontinuitas dibentuk oleh peristiwa-peristiwa yang tersusun
secara beraturan tanpa adanya pengurangan peristiwa.Alur yang
digunakan adalah alur campuran atau alur maju mundur.
2) Penokohan
Penokohan dalam novel Edensor karya Andrea Hirata
terdiri dari tokoh utama yaitu Ikal dan Arai. Tokoh tambahan
adalah Ayah Ikal, Ibu Ikal, Weh, A Ling, Famke, Dr. Michaella
Woodward, Erika Ingeborg, dan Simon. Menurut fungsinya, yang



termasuk ke dalam tokoh protagonis adalah ayah Ikal, Arai, Ikal
dan Famke, sedangkan tokoh antagonis adalah Weh, bu Ikal, Dr.
Michaella Woodward, dan Simon. Berdasarkan perwatakannya,
yang termasuk ke dalam tokoh bulat adalah Ikal, sedangkan tokoh
sederhana yaitu Arai, Weh, Ayah Ikal, Ibu Ikal, A Ling, Famke,
Dr. Michaella Woodward, Erika Ingeborg, dan Simon.Karakteristik
masing-masing  tokoh  berdasarkan tiga aspek, yaitu fisiologis,
psikologis, dan sosiologis.
3) Latar
Latar yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea
Hirata di bagi menjadi tiga unsur yaitu tempat, waktu, dan sosial.
Latar tempat di ceritakan di Indonesia dan Eropa. Latar waktu
tahun 1982 sampai 2005, bahwa penceritaan atau pengisahan cerita
kurang lebih selama dua puluh lima tahun. Latar sosial di ceritakan
latar sosial budaya masyarakat melayu (budaya timur), dan latar
sosial masyarakat Eropa (budaya barat).
2. Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata
Berdasarkan pengamatan peniliti, tidak semua nilai edukatif (dua
belas nilai edukatif yang ditemukan Tillman) seperti disebutkan di atas
terdapat di dalam novel Edensor.Nilai -nilai edukatif yang menonjol dalam
novel Edensor karya Andrea Hirata yaitu nilai cinta dan kasih sayang
terhadap sesame umat manusia, nilai toleransi, nilai kerja sama, nilai
kebahagiaan, nilai tanggung jawab dan nilai kesederhanaan.Berikut adalah
beberapa nilai cinta yang membangun novel Edensor ini, antara lain
sebagai berikut.
a. Nilai cinta terhadap Sesama Umat Manusia
Nilai cinta terhadap sesama umat manusia digambarkan oleh
Ayah dan Ibu Ikal lebih menuju kea rah empat. Hal ini bisa terjadi
karena perasaan jiwa orang tua Ikal di ikuti dengan perasaan tubuh
yang sangat mendalam. Hal ini di tunjukkan oleh Orang tua Ikal yang
berempati terhadap teman dan kerabat mereka. Hal ini dapat dilihat
pada kutipan berikut.
“Aku masih kecil dan Weh sudah tua ketika kami bertemu.Weh
adalah sahabat masa kecil ayah ibuku. Puluhan tahun ia telah
hidup di perahu. Perkenalan kami terjadi gara-gara aku disuruh
ayahku mengantar beras dan knur lemparkan!” hardiknya
melihat benda-benda di tanganku” (Edensor, 2007:3).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel
Edensor karya Andrea Hirata mempunyai nilai edukatif berupa nilai kasih



sayang terhadap sesama. Hal ini dibuktikan oleh tokoh Ikal, Ayah dan Ibu
Ikal, serta Arai adalah sosok yang mempunyai rasa cinta dan kasih sayang
terhadap sesama umat manusia, teman, dan kerabat secara tulus.
b. Nilai Toleransi
Nilai toleransi antar umat beragama dalam novel Edensor ini
digambarkan jelas di kampong Belitong. Tokoh A ling yang keturunan
cina, ia bersama keluarganya hidup di masyarakat melayu yang lebih
cenderung ke agama Islam. Mereka saling menghormati adanya perbedaan
agam tersebut, dan mereka hidup rukun dan saling menghargai.Hal ini
dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.
“Belitong menjelang malam, adalah semburan warna dari
seniman impresi yang melukis spontan, tak dibuat-buat, dan
memikat….. Masjid seperti oase bagi semua anak melayu
udik….”(Edensor, 2007:26 ).
“…Di depan gadis Hokian itu, aku lupa semua namaku. Perasaan
indah memancar sampai ke ujung-ujung simpul pembuluh
darahk” (Edensor, 2007:29).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel
Edensor yang awalnya berlatar social di Belitong yang merupakan
masyarakat melayu yang kental akan budaya Islam. Namun dalam novel
ini berdasarkan pada kutipan-kutipan di atas menjelaskan bahwa
masyarakat Belitong menggamabrakan nilai edukatif yaitu berupa nilai
toleransi antar umat beragama.
c. Nilai Kerja Sama
Nilai kerja sama ini di gambarkan jelas oleh tokoh Ikal dan Arai.
Ada beberapa peristiwa-peristiwa dalam novel ini yang menggambarkan
adanya nilai edukatif berupa nilai kerja sama. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini seperti berikut.
“Aku dan Arai seperti tupai sibuk mengumpulkan biji-biji pinang.
Kami banting tulang mencari uang. Melalui persengkokolan
imagren gelap, aku mendaptkan pekerjaan part time sebagai door
man, tukang buka pintu di Restorant La Jaconde DI
Goncourt...”(Edensor,148-149).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel
Edensor karya Andrea Hirata mempunyai nilai edukatif yaitu nilai
kerjasama. Hal ini digambarakan oleh tokoh Ikal dan Arai yang
merupakan tokoh utama dalam novel Edensoryang mempunyai rasa kerja
sama yang kuat dan tinggi untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan.



Mereka bekerja sama dengan satu tujuan yang sama yaitu meraih cita-cita
S2 di Sorbonne dan menjelajahi Eropa.
d. Nilai kebahagiaan
Di dalam novel Edensor nilai edukatif yang berupa nilai
kebahagiaan di tunjukkan oleh Ikal dan Arai saat mereka sedang berada di
Belitong, mereka menerima surat pengumuman tes beasiswa itu dari Dr.
Michaela Woodword, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa itu.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Aku dan Arai menerima surat pengumuman tes beasiswa itu di
Belitong. Dr. Michaella Woodward yang memberi komentar
pada pengumuman itu membuat kami berbedar hati….”
(Edensor, 2007: 45).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bawah novel
Edensor karya Andrea Hirata mempunyai nilai edukatif berupa nilai
kebahagiaan. Hal ini di gambarkan
oleh tokoh Ikal, dan Arai
menggambarkan nilai kebahagiaan yang luar biasa dalam hidupnya, dan
kebahagiaan untuk keluarga Ikal setelah perjuangan yang mereka lalui.
Nilai kebahagiaan tersebut di tandai dengan Ikal dan Arai yang hanya
seoarang anak pegawai buruh namun mereka bisa membuktikan mereka
dapat lulus SMA. Ikal dapat diterima di ITB dna bekerja di kantor pos.
Mereka pus lulus tepat waktu dan coum loude.Ikal dan Arai pun mengikuti
tes S2 di Soebonne dan mereka pun dilolos dan sekolah S2 di Sorbonne.
Peristiwa-peristiwa tersebut yang menunjukkan kebahagaian
e. Nilai Tanggung Jawab
Dalam novel Edensor karya Andrea Hirata terdapat beberapa nilai
tanggung jawab dari tanggung jawab dalam juga tanggung jawab dalam
keluarga.Dalam novel Edensor nilai tanggung jawab dapat dilihat pada
kutipan berikut.
“….. Dengan sogokan sebungkus kuaci, kuhasut adikku si nomor
enam itu untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan
pengeras suara masjid. Suarannya yang cadel melolong-lolong
seantero kampung”(Edensor, 2007:23).
“Aku dan Ayah kena sidang” Edensor, 2007:23).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel
Edensor karya Andrea Hirata mempunyai nilai edukatif berupa rasa
tanggung jawab. Hal ini digambarkan oleh tokoh Ikal, dan ayah Ikal
merupakan tokoh yang mempunyai rasa tanggung jawab. Ikal yang
bertanggungjawab dalam menjalani hukuman sesuai dengan apa yang

10 

telah Ikal perbuat, dan tokoh Ayah Ikal memiliki rasa tanggung jawab
seorang ayah terhadap keluarganya
f. Nilai Kesederhanaan
Dalam novel Edensor karya Andrea Hirata terdapat nilai
kesederhaan.Nilai keserderhaan ini ditunjukkan salah satunya oleh Ayah
Ikal.Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini seprti berikut.
“Ayah baru pensiun. Mengherankan ia dapat bertahan di tambang
selama puluhan tahun. Ayah adalah seorang family man. Sejak
muda ia menngencangkan ikat pinggang bekerja membanting
tulang. Seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya. Setiap
tindak lakunya hanya untuk memberikan yang terbaik pada
keluarganya”(Edensor, 2007: 48).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Edensor karya
Andrea Hirata mempunyai nilai edukatif yang berupa nilai kesederhaan.
Hal ini digambarkan oleh tokoh ayah Ikal merupakan tokoh yang
mempunyai nilai kesederhanaan. Hidup sederhana sejak muda yang
dilakukan Ayah Ikal membawa kehidupan mereka walaupun Ayah Ikal
hanya seorang pegawai PN Timah, namun kebutuhan pendidikan sampai
SMA bisa ikal dan Arai tempuh. Hal ini yang menjadi bekal Ikal dan Arai
sehingga mereka dapat meraih cita-cita.
Berdasarkan analisis aspek edukatif pada novel Edensor karya
Andrea Hirata tinjuan semiotik dapat di ketehui nilai-nilai edukatif yang
terkandung dalam novel Edensor. Ada enam nilai edukatif yang
terkandung dalam novel Edensor karya Andrea hirata yaitu: 1) nilai cinta
dan kasih sayang terhadap sesama umat manusia; 2) nilai toleransi; 3) nilai
kerja; 4) nilai kebahagiaan; 5) Nilai tanggung jawab; dan (6) nilai
kesederhanaan.
3. Implenmentasi Aspek Edukatif dalam Novel Edensor sebagai Bahan Ajar
Sastra di SMA
Pembelajaran sastra sebagai sarana pengembangan daya nalar
peserta didik. Sastra dapat berguna menanamkan akhlak moral, budaya,
polotik dan pendidikan.Lazar (1993:24) menjelaskan, bahwa fungsi sastra
adalah: (1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan
pengalaman, perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya
dalam mempelajari bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus
dalam pemerolehan kemampuan berbahasa. Suatu karya sastra diaktakan
berkualitas apabila memiliki sebuah nilai.Adapun fungsi pembelajaran
sastra adalah: (1) memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2)

11 

alat simulatif dalam language acquisition; (3) media dalam memahami
budaya masyarakat; (4) alat pengembangan kemampuan interpretative;
dan (5) sarana untuk mendidik manusia seutuhnya (educating the whole
person).
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat
memberikan perenungan, penghayatan, dan tindakan pembacanya tentang
nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam ceritanya.
a. Relevansi Aspek Edukatif dengan Standar Isi
Materi pembelajaran sastra Indonesia tentang aspek edukatif
dalam novel Edensor karya Andrea Hirata, diterapkan pada kelas XI
semester 1.Standar Kompetensi (Membaca) 7.Memahami berbagai
hikayat, novel Indonesia / novel terjemahan, dan Kompetensi Dasar
7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia / terjemahan.
b. Relevansi Pembentukan Kepribadian dalam Diri Peserta Didik
Sastra dapat mendorong orang untuk menerapakan moral yang
lebih baik dan luhur dalam kehidupannya, menyadarkan manusia akan
tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, sosial serta memiliki
kepribadian yang luhur hal ini sesuai dengan pendapatnya
Nurgiyantoro (2007:323) bahwa fiksi mengandung penerapan moral
dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai pandangan mengenai
moral.
Aspek edukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hirata
dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembentukan kepribadian
dalam diri peserta didik.Pembelajaran bahasa Indonesia termsuk di
dalamnya tentang kesustraan berperan besar dalam mengajarakan nilainilai luhur kepada anak bangsa. Dengan membaca dan memahami
novel tersebut peserta didik diharapakan mampu meledani nilai-nilai
positif yang terkandung di dalamnya sehingga terbentuk kepribadian
yang positif dan berinteraksi dnegan kehidupan sosialnya. Siswa dapat
diberikan contoh keteladanan dan sikap tokoh yang terdapat dalam
novel. Sebagai contoh penerapan nilai edukatif cinta trehadap sesama,
salah satunya terdapat dalam kutipan berikut.
“Arai menaikkan tubuhku ke atas punggungnya.Ia memikulku.
Langkahnya limbung, terseok-seok bekilo-kilo meter.Ia istrirahat
sebentar, lalu memikulku lagi. Napasnya meregang satu persatu,
hidungnya mendengus-dengus seperti hewan disembelih. Tumitnya
menguncurkan darah karena terjepit jalanan kasar sepatu karet ban
mobil. Ia melangkah terus, terhuyung-huyung. Tak sedikitpun ia
mau menyerah” (Edensor, 2007:35-36).

12 

Dari kutipan di atas dapat diambil nilai edukatif dari sikap Arai
untuk melindungi seseorang dia sayang karena Arai tidak tega melihat
saudaranya menghadapi kesulitan. Rasa cinta dan kasih sayang itu
ditunjukkan Arai dengan sikap selalu melindungi Ikal dengan
menggendong Ikal sampai berpuluh-puluh kilometer dengan keadaan
berpuasa hingga kaki Arai berdarah karena terjepit jalanan kasar sepatu
karet, namaun ia tetap memikul Ikal sampai dirumah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel
Edensor karya Andrea Hirata sangat relevan dengan pembelajaran
SMA.Nilai-nilai edukatif dalam novel Edensor karya Andrea Hirata
diharapkan dapat membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki
akhlak dan moral yang baik.
Daftar Pustaka
Al –Ma’ruf. .2010.DimensiSosial dalam Fiksi Indonesia Modern: Fenomena
Perkawinan Lintas Aagama dalam Novel Keluarga Permana Karya
Ramadhan K.H: Kajian Semiotik Surakart : SmartMedia.
Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta:
Pusat Bahasa Department Pendidikan Nasional.
______. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Cetakan
IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra Dari Strukturalisme Genetik Sampai
Pro-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra Dari Strukturalisme Genetik Sampai
Pro-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra Dari Strukturalisme Genetik Sampai
Pro-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadiwardoyo, Purwo.1994. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.
Hirata, Andrea. 2007. Edenso. Yogyakarta: PT Bentang.
Jalaludin, H. 2011. Filsafat Pendidikan: Manusi, Filsafat, dan Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jabrohim (Ed). 2003. Metode Penelitian Sastra .Yogyakarta : Hanindita Graha
Widy.

13 

Jalaludin, H. 2011. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers
and Trainers. United Kingdom: Cambridge University Press.
Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa; Tahapan Strategis, Metode dan
Tekniknya.Jakarta : Rajawali Press.
Moeleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
Mursal. 1992. Apresiasi Sastra. Padang: Angkasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
_______. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajdah Mada University
Press.
_______. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
_______. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
_______. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra . Yogyakarta: Pustka
Pelajar.
Rubiyanto, Rubino dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Sangidu. 2004. Penelitian Sastra, Pendekatan, Teori, Metode Teknik, dan Kiat.
Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Falkultas Ilmu Budaya
University Gajah Mada.
Stanton, Robert. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswantoro.2005 .Metode
University Press.
Subroto,

Penelitian

Sastra.

Surakarta:

Muhammadiyah

D. Edi. 1997. Pengantar Metode penelitian
Struktural.Surakarta: Sebelas Maret University Press.

14 

Linguistik

Sutopo, HB.2002. Metodologi Penelitian Sastra. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
_______. 2006. MetodePenelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam
Penelitian.Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Waluyo, Herman.2002. Apresiasi dan Pengajaran Sastra. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
_____. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.
Warren, Austin dan Rene Wellek. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

15 

Dokumen yang terkait

ASPEK EDUKATIF PADA NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

PENDAHULUAN Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 6 54

DAFTAR PUSTAKA Aspek Edukatif Pada Novel Edensor Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 4

ASPEK PATRIOTISME NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA : KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Patriotisme Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata : Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 15

PENDAHULUAN Aspek Patriotisme Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata : Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 6

ASPEK PATRIOTISME NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA : KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Patriotisme Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata : Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 26

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Aspek Sosial Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

ASPEK EDUKATIF DALAM NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA: TINJAUAN SEMIOTIK DAN Aspek Edukatif Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata: Tinjauan Semiotik Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 0 13

PENDAHULUAN Aspek Edukatif Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata: Tinjauan Semiotik Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

14 67 49

ASPEK EDUKATIF DALAM NOVEL SEBELAS PATRIOT Aspek Edukatif Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata: Tinjauan Semiotik Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 23