ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUANKARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI RUANG Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan Gangguan Kardiovaskuler : Penyakit Jantung Bawaan Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

ASUHAN KEPERAW
PERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGG
GUAN
KARDIOVASKULE
ULER : PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI RUAN
RUANG
CEMPAKA
A III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALII
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah
Sa Satu Persyaratan Untuk Meraih Gelar Ahli M
Madya
Keperawatan

DISUSUN OLEH :
RISKY
RAHMAT KURNIAWAN
RI
J210070037

PROG

GRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS
FAK
ILMU KESEHATAN
UNIVERSI
RSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

UNTVE

SITA S MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAK ULTAS ILMU I{ESEHATAN

R

1 Pabelan . Kartasura Telp (027111li111
715-t-18 Surakarta 57102
Ernail : uqrs?r14ls.aejd
Website: http//rvlrr. urns.ac.


Jl. Ahmad Yani Tromol Pos.

Far:

id

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir
Nama

: Agus Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.Kes

NIK

:901

:

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan tugas

akhir dari mahasiswa
:

Nama

:

Risky Rahmat Kumiawan

NIM

'.

J200 t20 037

Program Studi : D III Keperawatan
Judul KTI

.


Asuhan Keperawatan Pada An.
Penyakit Jantung Bawaan

N

Dengan Gangguan Kardiovaskuler

Di Ruang

Cempaka

III

.

RSUD Pandan Arang

Boyolali

Naskah artikel tersebut, Iayak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.


Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, i 1 Juli 2015

\{,f^^
\f
Agus Sudaryanto" S.Kep.. Ns,. M.Kes

NIK:901

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI RUANG
CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
(Risky Rahmat K, 2015, 43halaman)
Abstrak
Latar Belakang : Penyakit Jantung Bawaan terhadap angka kematian bayi dan
anak cukup tinggi baik di Negara maju maupun Negara berkembang (termasuk
Indonesia. Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia dengan jumlah penduduk 235
juta maka diperkirakan akan lahir 50.000 bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan

sehingga prevalensinya cukup tinggi. Kurangnya pengetahuan dan perhatian orang
tua terhadap penyakit jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam
penanganan anak dengan penyakit jantung bawaan sehingga agar dapat bertahan
hidup memerlukan penanganan medis yang canggih segera setelah lahir. Tujuan :
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit jantung
bawaan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Metode : Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan studi kasus yaitu
metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa data dan menarik
kesimpulan. Hasil : Diagnosa yang muncul pada kasus adalah penurunan curah
jantung, pola nafas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil intoleransi aktivitas
teratasi, tidak terjadi penurunan curah jantung dan pola nafas kembali efektif.
Kesimpulan : Penulis melakukan asuhan keperawatan masalah intolerans
iaktivitas teratasi, masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian dan penurunan
curah jantung belum teratasi sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut dan
kerja sama dengan tim medis lain.
Kata Kunci : Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Sesak Nafas, Lemah, Kelainan
Jantung,PenurunanCurahJantung.

1


NURSING CARE TO An. N WITH THE CARDIOVASCULER SYSTEM
DISORDERS :CONGENITAL HEART DISEASE AT CEMPAKA III RSUD
PANDAN ARANG BOYOLALI
(Risky Rahmat K, 2015, 43 pages)
Abstract
Background : Infant and child mortality rate caused by Congenital Heart Disease
quite high in both developed countries and developing countries (including
Indonesia). With a population of 235 million in Indonesia, it was estimated that
50,000 babies would born with congenital heart disease so that the number of
prevalence was quite high. Lack of parents’knowledge and attention towards
congenital heart disease one of the problems in handling children with congenital
heart disease. It was required a sophisticated medical treatment so that children
are able to survive soon after their birth. Objective : To implement nursing care in
patients with congenital heart disease include assessment, intervention,
implementation and evaluation of nursing care. Methods : The method used was
case study approach that was defined as a scientific menthod to collect data,
analyze the data method was to collect data, analyze the data and draw
conclusions. Results : The emerging diagnosis on the casewereof decreased
cardiac output related to malformations of the heart, ineffective breathing pattern

related to pulmonal congestion and intolerance activity were related to the
imbalance of oxygen consumption by body and supply of oxygen to the cells.
After 3x24 hours nursing care,it was obtained that intolerance activity was
resolved, decreased heart output did not occur and breathing pattern effective.
Conclusion : The written was doing nursing care, intolerance activity was
resolved, ineffective breathing pattern were partially resolved and decreased heart
output was not resolved so thus required further treatment and cooperation with
other medical team.

Keywords: Congenital Heart Disease (CHD), shortness of breath, weakness,
cardiac abnormality, decreased cardiac output.

2

bertahan hidup sekitar 25-30 persen

PENDAHULUAN
Penyakit

Jantung


Bawaan

sehingga prevalensinya cukup tinggi,

terhadap angka kematian bayi dan

maka

anak

sehingga

medis yang canggih segera setelah

dibutuhkan tata laksana PJB yang

lahir. Kelainan penyakit jantung

cepat, tepat dan spesifik. Penyakit


bawaan ini terjadi akibat adanya

Jantung Bawaan penyebab kematian

gangguan

pada bayi dan anak tertinggi di

bentukan dan perkembangan jantung

negara maju sedangkan kematian

pada fase awal kehidupan janin.

cukup

tinggi

akibat penyakit jantung bawaan di


memerlukan

atau

penanganan

kegagalan

Berdasarkan

catatan

pem-

bangsal

negara berkembang, akan meningkat

penyakit dalam di RSUD Pandan

13,7% pada laki-laki dan 12% pada

Arang Boyolali menunjukan data

perempuan. Meskipun saat ini telah

dalam kurun waktu Bulan April 2015

disepakati

faktor

kasus terjadinya penyakit jantung

penyebab penyakit jantung bawaan,

bawaan sekitar 5 orang.Kurangnya

namun belum ada upaya yang jitu

perhatian

untuk mencegah penyakit jantung

penyakit jantung bawaan menjadi

bawaan (Rilantono, 2013).

salah

bahwa

banyak

Menurut Djer (2014) penyakit
jantung

bawaan

paling

sering

orang

satu

tua

terhadap

persoalan

dalam

penanganan anak dengan penyakit
jantung

bawaan,

selain

biaya

ditemukan pada bayi dan anak

perawatan yang mahal dan dukungan

dengan angka kejadian PJB tetap

finansial yang terbatas. Hal ini dapat

berkisaran pada 8-10 dari 1000 bayi

disebabkan

kelahiran hidup. Menurut Rilantono

pengetahuan orangtua, pendidikan

(2013) penyakit jantung bawaan di

rendah, dan lingkungan yang tidak

Indonesia dengan jumlah penduduk

mendukung (Robbins dan Cohan,

235 juta

2007). Salah satu penyebab penting

yang angka

kelahiran

karena

kurangnya

2,3%,maka diperkirakan akan lahir

morbiditas

50.000 bayi dengan penyakit jantung

dengan penyakit jantung bawaan

bawaan. Penderita PJB agar dapat

kritis

dan

adalah

mortalitas

instabilitas

anak

hemo-

3

dinamik yang terjadi antara kelahiran

ada juga yang

dan

penyakit

tindakan

pembedahan

atau

intervensi transkateter.
Penyakit

jantung

bawaan

suatu

penyakit

Bawaan

kelainan jantung dimana paling

banyak terjadi pada bayi, anak

sering ditemukan pada bayi dan

bahkan

anak (Djer, 2014) sedangkan

orang

Jantung

merupakan

berpendapat

dewasa.

Penyakit

Jantung Bawaan jika tidak ditangani

menurut

dengan segera bisa menimbulkan

mengatakan penyakit jantung

kematian.Tingginya penyakit jantung

bawaan suatu cacat jantung yang

bawaan terjadi di negara berkembang

dibawa

termasuk Indonesia, salah satunya di

kelainan pada struktur jantung

RSUD Pandan Arang.

atau fungsi sirkulasi jantung.

Berdasarkan

realitas

diatas,

penulis tertarik melakukan karya
tulis

ilmiah

tentang

Asuhan

Keperawatan Pada An. N Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler:
Penyakit Jantung Bawaan Di Ruang
Cempaka III RSUD Pandan Arang
Boyolali.

lahir

dengan

B. Etiologi
Etiologi penyakit jantung
bawaan bisa ditimbulkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya
disebabkan oleh faktor genetik
dan maternal dimana saat ini
sebagai
paling

faktor-faktor
berperan.

yang

Selain

itu

alkohol dan obat-obatan yang
diminum pada ibu hamil juga di

A. Pengertian
Penyakit Jantung Bawaan
memiliki beberapa pengertian.

merupakan

sejak

(2013)

infeksi virus, paparan radisasi,

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit

Rilantono

jantung

bawaan

suatu

kelainan

jantung yang terjadi sejak bayi
lahir (Kasron, 2012). Selain itu

duga sebagai penyebab penyakit
jantung

bawaan

(Rilantono,

2013).
C. Klasifikasi
Menurut Kasron (2012) dan
Rilantono

(2013).

Penyakit

Jantung Bawaan dapat dibagi

4

menjadi 2 tipe yaitu PJB tipe

aliran darah dari kanan ke kiri

non sianotik dan PJB sianotik.

misalnya tetralogi fallot, atresia

PJB tipe non sianotik adalah

pulmoner dan atresia trikuspid.

suatu

kelainan

struktur

dan

D. Patofisiologi

fungsi jantung yang di bawa

Penyakit Jantung Bawaan

lahir yang tidak ditandai dengan

dipengaruhi oleh faktor yaitu

sianosis.

faktor genetik dan maternal.

PJB non sianotik terdiri dari

Pada kelainan struktur jantung

3 kelompok yaitu pertama terjadi

digolongkan menjadi penyakit

aliran darah dari kiri ke kanan

jantung bawaan asianotik dan

contohnya paten duktus arterio-

penyakit

jantung

bawaan

sus (PDA), ventrikel septal defek

sianotik.

Penyakit

jantung

(VSD) dan atrial septal defek

bawaan asianotik kondisi ini

(ASD). Kedua terjadi obstruksi

disebabkan

jantung kiri pada stenosis katub

memungkinkan darah shuntdari

aorta dan stenosis katup mitral

kiri ke sisi kanan sirkulasi atau

kemudian ketiga terjadi obstruk-

yang menghalangi aliran darah

si jantung kanan pada stenosis

dengan penyempitan katup serta

katup

pencampuran darah dari arteri

pulmonal.

PJB

tipe

sianotik adalah suatu kelainan
struktur

dan

sedemikian

fungsi
rupa

jantung
sehingga

oleh

lesi

yang

(Padila, 2013).
Terdapat
atrium

lubang

kanan

dan

antara
kiri

seluruh darah balik vena siste-

menimbulkan

mik yang mengandung darah

kiri kiri lebih besar ketimbang

rendah oksigen kembali beredar

atrium kanan, sehingga darah

ke sirkulasi sistemik. Terdapat

akan mengalir dari atrium kiri ke

aliraan pirau dari kanan ke kiri.

kanan. Darah yang mengalir dari

PJB sianotik terjadi 25% dari

atrium kiri ke kanan menim-

semua kasus penyakit jantung

bulkan volume atrium kanan

yang terjadi pada anak dimana

meningkat menyebabkan hiper-

tekanan

atrium

5

tropi atrium kanan dan selain itu

TINJAUAN KASUS

meningkatnya volume dan teka-

A. Pengkajian

nan atrium kanan maka darah
akan

mengalir

kanan

dan

ke

ventrikel

paru-paru

juga

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 15 April
2015

pukul

07.00 WIB

di

meningkat. Hal ini menyebabkan

bangsal

penumpukan darah dan oksigen

mengkaji pasien dengan meng-

di paru sehingga alveoli mem-

gunakan

besar dan terjadi pola nafasnya

observasi dan pencarian data

tidak efektif.

medis, penulis memperoleh data-

Volume di ventrikel kiri
menurun

disebabkan

darah

Cempaka

metode

III.Penulis

wawancara,

data pengkajian sebagai berikut.
Penulis

mendapatkan

data

mengalir dari atrium kanan ke

identitas pasien. Identitas pasien

atrium

berisikan nama pasien An. N

kiri.

Hal

menyebabkan

ini

akan

kontraktilitas

berumur

15

ventrikel kiri menurun sehingga

kelamin

laki-laki,

terjadi penurunan curah jantung.

Islam, suku Jawa, pendidikan

Penurunan

jantung

terakhir

SMP,

menjadikan tubuh akan kurang

pelajar,

diagnosa

oksigen

nafsu

Penyakit Jantung Bawaan.Pasien

suplai

masuk ke Rumah Sakit pada

membuat

tanggal 14 April 2015 dan

tubuh akan terasa lemas dan

penulis melakukan pengkajian

pusing. Kurangnya nafsu makan

pada tanggal 15 April 2015.

menjadikan nutrisi tidak adekuat

Pasien

beralamat

sehingga

01/04,

Kendel,

makan.
oksigen

curah

dan

kurang

Kurangnya
ke

tubuh

pertumbuhan

terhambat

dan

gangguan

pertumbuhan

akan

menyebabkan

tahun,

berjenis
beragama

pekerjaannya
medisnya

di

Gagan
Kemusu,

Boyolali.

per-

kembangan (Irnizarifka, 2011).

6

seimbangan pemakaian oksigen

B. Diagnosa Keperawatan
Penulis menganalisa data

oleh tubuh dan suplai okigen ke

dari hasil pengkajian, sehingga

sel ditandai dengan lemas, wajah

penulis mendapatkan masalah

pasien tampak pucat, pasien

keperawatan
Adapun

yang

muncul.

terlihat lesu, takanan darah awal

diagnosa

pertama

120/80 mmHg, tekanan darah

penurunan curah jantung ber-

akhir 90/60 mmHg,

hubungan

dengan

etiologi

peroleh LVH V2-V5 T inverted

malformasi

jantung

ditandai

V5-V6,

nadi

EKG di-

awalnya

96

dengan terasa sedikit sakit pada

x/menit, nadi akhir 106 x/menit,

dada sebelah kiri ketika batuk,

pernafasan awalnya 19 x/menit

nadi

dan pernafasan akhir 25 x/menit.

106x/menit,nadi

teraba

cepat,ada retraksi dada, membran mukosa kering, capilary

C. Implementasi
Pada diagnosa pertama pe-

refill >3 detik, terdengar bising

nurunan

jantung murmur dan hasil EKG

hubungan dengan malformasi

diperoleh

jantung. Penulis melakukan tin-

LVH

V2-V5

T

inverted V5-V6.

curah

jantung

ber-

dakan keperawatan berupa me-

Penulis mengambil masalah

monitor

tanda-tanda

vital,

keperawatan kedua tentang pola

perawat melakukan pemeriksaan

nafas

EKG, mengkaji capilary refill,

tidak

efektif

dengan

etiologi kongesti pulmonal di-

mengobservasi

tandai

nafas,

kekuatan denyut jantung. Pada

25x/menit,dahak

diagnosa kedua pola nafas tidak

dengan

pernafasan
berwarna

sesak

ku-ning

kental,

menggunakan otot pernafasan.
Penulis

juga

mengambil

masalah

keperawatan

tentang
dengan

efektif
kongesti

kualitas

dan

berhubungan

dengan

pulmonal.

Penulis

melakukan tindakan keperawat-

ketiga

an berupa memberikan oksigen

intoleransi

aktivitas

dengan via kanul nasal 5 liter,

etiologi

ketidak-

memberikan posisi semi fowler,

7

mengajarkan

nafas

dalam,

sampai evaluasi (Wong, 2008).

memonitor tanda-tanda vital dan

Penulis

mengkolaborasi dengan dokter

dengan

dalam pemberian terapi oksigen.

wawancara, observasi, pencarian

Penulis melakukan tindakan
keperawatan

pada

diagnosa

data

mengumpulkan
menggunakan

medis

dengan

data
metode

Penyakit

Jantung Bawaan (PJB) di Ruang

ketiga intoleransi aktivitas ber-

Cempaka

hubungan

ketidak-

Arang Boyolali pada tanggal 15

seimbangan antara pemakaian

April 2015 sampai 17 April 2015.

oksigen oleh tubuh dan suplai

Pada keluhan utama dalam kasus

oksigen

ditemukan

dengan

ke

sel.

Tindakan

III

RSUD

pasien

Pandan

mengalami

keperawatan yang dilakukan me-

sesak nafas dan diteori juga

monitor

vital,

terdapat keluhan pasien adalah

untuk

sesak nafas (Yuli, 2015).

istirahat bila terjadi kelelahan,

B. Diagnosa Keperawatan

tanda-tanda

menganjurkan

membantu

pasien

mengidentifikasi

Penurunan

curah

jantung

aktivitas pasien yang disukai,

berhubungan dengan malformasi

membantu

jantung (Wilkinson and Ahern,

posisi

pasien

me-milih

yang

nyaman

untuk

2011). Penurunan curah jantung

dan

penulis

meng-

adalah keadaan pompa darah oleh

antarkan rujuk pasien ke RSUD

jantung yang tidak adekuat untuk

Dr. Moewardi pada pukul 12.00

mencapai kebutuhan metabolisme

WIB.

tubuh dan jumlah darah yang

istirahat

dipompakan oleh ventrikel ke

PEMBAHASAN

dalam sirkulasi pulmonal dan

A. Pengkajian
Penulis dalam pembahasan
ini dibuat berdasarkan pada proses
keperawatan mulai dari pengkajian,

diagnosa

keperawatan

sistemik selama satu menit (4-8
liter per menit) dan jumlah darah
pada ventrikel dalam satu kali
kontraksi untuk orang dewasa

8

kurang lebih 70-75 ml (Axton and

tidak muncul atau tidak diangkat

Terry, 2009).

dalam kasus menurut Wilkinson

Pola

nafas

berhubungan

tidak

dengan

efektif
kongesti

and Ahern (2011) adalah sebagai
berikut:

pulmonal (Wilkinson and Ahern,

1. Keseimbangan nutrisi kurang

2011). Penyakit jantung bawaan

dari kebutuhan tubuh ber-

biasanya mengalami sesak nafas

hubungan dengan kelelahan

sehingga

pada saat makan dan me-

penulis

mengambil

diagnosa pola nafas tidak efektif.

2. Gangguan pertumbuhan dan

(Wong, 2008).
Intoleransi
bungan

ningkatnya kebutuhan kalori.

akivitas

dengan

berhuketidak-

perkembangan

dengan tidak adekuatan suplai

seimbangan pemakaian oksigen

oksigen

oleh tubuh dan suplai oksigen ke

jaringan.

sel. (Wilkinson and Ahern, 2011).

berhubungan

dan

nutrisi

ke

C. Implementasi
Tahap implementasi asuhan

Intoleransi aktivitas berdefinisikan kecakupan energi fisiologis

keperawatan

atau psikologis untuk melanjutkan

setelah

atau

intervensi kemudian dilaksanak-

menyelesaikan

aktivitas

sehari-hari yang ingin dilakukan.

an

Terapi

(Rudolpt

aktivitas

memberikan

yaitu

dimulai

penyusunan

rencana

tindakan
dan

keperawatan
Colin,

2007).

anjurkan tentang dan bantuan

Penulis telah melakukan pe-

dalam aktivitas fisik, kognitif,

nyusunan

sosial dan spiritual yang spesifik

keperawatan sehingga penulis

untuk

tentang

melakukan implementasi pada

frekuensi atau durasi aktivitas

tanggal 15 April sampai 17 April

individu

2015.

meningkatkan

maupun

kelompok

rencana

Penulis

tindakan

melaksanakan

(Udjianti, 2010). Diagnosa yang

tindakan

keperawatan

pada

terdapat pada teori tetapi namun

diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan malfor-

9

masi

jantung

memonitor

antara

lain

gejala

tanda-tanda

vital

(Wilkinson and Ahern, 2011).

dengan tindakan ini kita dapat

yang

dialami

Implementasi

pasien

yang

di-

mengetahui kondisi pasien dari

lakukan penulis pada diagnosa

tekanan darah, pernafasan, nadi

pola

dan

alami

berhubungan dengan kongesti

kualitas

pulmonal antara lain memonitor

suhu

yang

di

pasien.Mengobservasi

nafas

dan kekuatan denyut jantung

tanda-tanda

karena

tindakan

pasien

mengalami

tidak

vital
ini

kita

efektif

dengan
dapat

penyakit jantung bawaan, maka

mengetahui kondisi pasien dari

perlu dilakukan tindakan ini

tekanan darah, pernafasan, nadi

sehingga

kita

dan suhu yang dialami pasien

keadaan

denyut

mengetahui
jantung

(Rilantono, 2013).
Memeriksa

EKG

(Djer,

2014).

Memberikan

oksigen via nasal kanul 5 liter
dengan

pada pasien dengan tujuan untuk

tindakan ini diharapkan kita

mengurangi

mengetahui irama jantug dan

Memberikan posisi semi fowler.

apakah

pada

Tindakan ini membantu untuk

jantung. Mengkaji capilary refill

mengurangi sesak nafas dan

bertujuan

memberikan kenyamanan klien

ada

kelainan

mengetahui

suplai

oksigen sampai ke ujung-ujung
jari. Mengajarkan nafas dalam

sesak

nafas.

(Wilkinson and Ahern, 2011).
Penulis melakukan tindakan

dengan tindakan ini diharapkan

keperawatan

sesak nafas akan berkurang.

terakhir intoleransi aktivitas ber-

Mengkolaborasi dengan dokter

hubungan

dalam pemberian obat bertujuan

seimbangan pemakaian oksigen

supaya pemberian obat sesuai

oleh tubuh dan suplai oksigen ke

dengan kebutuhan pasien dan

selberupa

mampu

tanda vital dengan tindakan ini

mengurangi

gejala-

pada

dengan

memonitor

diagnosa

ketidak-

tanda-

kita dapat mengetahui kondisi

10

pasien

dari

tekanan

darah,

pertama penurunan curah jan-

pernafasan, nadi dan suhu yang

tung berhubungan dengan mal-

dialami pasien. Perawat meng-

formasi jantung. Berdasarkan

identifikasi

yang

respon perkembangan yang di

disukai pasien dengan tindakan

tunjukan oleh pasien masalah

ini perawat mampu mengetahui

keperawatan

akitivitas yang disukai pasien

dengan

(Wong, 2008). Menganjurkan

hasil yang ada yaitu pasien

pasien istirahat bila mengalami

mengatakan masih sedikit terasa

kelelahan dengan tindakan ini

sakit di dada sebelah kirinya

mampu meningkatkan istirahat

ketika batuk, nadi 106 x/menit,

pasien.

ada retraksi dada, EKG LVH

aktivitas

Membantu

pasien

belum

teratasi

terpenuhinya

kriteria

memilih posisi yang nyaman

V2-V5

untuk istirahat dengan tindakan

V6,mukosa bibir kering. Maka

ini diharapkan pasien merasakan

intervensi

keadaan nyaman dan tenang

tindakan yang dilakukan monitor

(Muttaqin, 2009).

tanda-tanda

adalah

tindakan

intelektual untuk menghadapi
proses keperawatan

yang bisa

menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, rencana
tindakan

keperawatan

dan

implementasinya (Wong, 2008).
Evaluasi keperawatan dilakukan
pada tanggal 15 April sampai 17
April

2015.

mengevaluasi

inverted

dilanjutan

vital,

V5-

dengan

observasi

kualitas dan kekuatan denyut

D. Hasil Evaluasi
Evaluasi

T

pada

Penulis
diagnosa

jantung, kaji capilary refill.
Penulis mengevaluasi pada
diagnosa kedua pola nafas tidak
efektif

berhubungan

dengan

kongesti pulmonal. Berdasarkan
respon

perkembangan

yang

ditunjukan oleh pasien. Masalah
keperawatan teratasi sebagian
karena sesak napas berkurang,
ada dahak, menggunakan otot
pernafasan.

Maka

intervensi

dilanjutkan dengan melakukan

11

tindakan keperawatan, berikan

menangani

posisi semi fowler, ajarkan nafas

jantung bawaan sehingga keluar-

dalam, kolaborasi dengan dokter

ga sangat berperan penting untuk

mengenai pemberian terapi obat

memantau

(Muttaqin, 2009).

tanda gejala, komplikasi serta

Penulis

masalah penyakit

pasien

mengenai

mengevaluasi

penangganan mengenai Penyakit

pada diagnosa ketiga intoleransi

Jantung Bawaan. Penulis setelah

aktivitas berhubungan dengan

melakukan

ketidakseimbangan

analisa

antara

pemakaian oksigen oleh tubuh
dan

suplai

oksigen ke

sel.

pengkajian

kasus

dan

muncul

tiga

diagnosa pada klien.
Diagnosa

yang

muncul

Berdasarkan respon perkemba-

antara lain penurunan curah

ngan

jantung

yang

ditunjukan

pasien.

Masalah

teratasi

karena

oleh

keperawatan
wajah

tidak

berhubungan

dengan

malformasi jantung, pola nafas
tidak

efektif

berhubungan

pucat, tekanan darah 120/80

dengan kongesti pulmonal dan

mmHg, nadi 90 x/menit. Maka

intoleransi

intervensi

hubungan

dihentikan

karena

aktivitas
dengan

berketidak-

pasien dirujuk ke Rumah Sakit

seimbangan pemakaian oksigen

Daerah

dan

oleh tubuh dan suplai oksigen ke

pasien ditempatkan Ruang Aster.

sel. Evaluasi yang dilakukan

Dr.

Moewardi

pada hari terakhir hanya 1

SIMPULAN DAN SARAN

masalah keperawatan yang dapat

A. Kesimpulan

teratasi

Asuhan keperawatan pada

dari

keperawatan

3

masalah

yang

muncul,

An. N dengan penyakit jantung

namun

bawaan

penting

karena pasien dirujuk ke RSUD
Dr. Moewardi.

sangatlah

diberikan

informasi

kepada

keluarga.

Keluarga

mampu

merawatnya

dan

untuk

intervensi

dihentikan

12

B. Saran
Karya tulis ilmiah ini dapat
digunakan sebagai bacaan atau
referensi untuk perawat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan

yang

dilakukan

pada

pasien penyakit jantung bawaan.
Meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kesehatan selalu berpaparan langsung dengan pasien
untuk mengawasi dan memantu
pasien yang menderita Penyakit

Gangguan
Sistem
Kardiovaskuler.
Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Padila.2013.Asuhan
Keperawatan
Penyakit
Dalam.Yogjakarta:
Nuha Medika.
Rilantono,Lily l. 2013. Penyakit
Jantung
Kardiovaskuler
(PKV). Jakarta : FKUI.
Robbins S, Kumar V, dan Cotan R.
2007. Buku Ajar Patologi
Robbins,
Edisi
7.Dialihbahasakan oleh Pendit
B. Jakarta : EGC.

DAFTAR PUSTAKA

Rudolph, Abraham M., Hoffman J I.,
E.Rodolph & Colin D. 2007.
Buku Ajar Pediatrik Rudolp
Volume 3.Jakarta : EGC.

Axton S and Terry F. 2009. Rencana
Asuhan Keperawatan Pediatrik
Edisi 3. Jakarta : Penerbit
BukuKedokteran EGC.

Udjianti,
Wajan
J.
2010.
Keperawatan Kardiovaskuler.
Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.

Djer, M Mulyadi. 2014. Penanganan
Penyakit Jantung Bawaan
Tanpa Operasi (Kardiologi
Interveni) Petunjuk Praktis
Menangani
Pasien
Dan
Mengeduksi Keluarga. Jakarta
: Sagung Ceto.

Wilkinson H Judith and Ahren
Nancy R. 2011. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan edisi
9,Diagnosis Nanda,Intervensi :
NIC,Kriteria
Hasil
NOC.
Jakart : EGC.

Jantung Bawaan.

Irnizarifka. 2011. Buku SakuJantung
Dasar. Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia.
Kasron. 2012. Kelainan Dan
Penyakit Jantung Pencegahan
Serta
Pengobatannya.
Yogjakarta : Nuha Medika.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik volume
II. Jakarta : EGC.
Yuli, R.A. 2015. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi
NIC&NOC. Jakarta : EGC.

Muttaqin, A. 2009. Pengantar
Asuhan Keperawatan Dengan

13

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.N DENGAN GANGGUAN SISTEMKARDIOVASKULER: Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan Gangguan Kardiovaskuler : Penyakit Jantung Bawaan Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 3 18

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan Gangguan Kardiovaskuler : Penyakit Jantung Bawaan Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 2 6

DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDANARANG BOYOLALI Asuhan Keperawatan Pada Nn.P Dengan Post Operasi Appendiktomi Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 3 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. C DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : TB PARU DI RUANG Asuhan Keperawatan Pada An. C Dengan Gangguan Sistem Pernapasan : TB Paru Di Ruang Edelweiss RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 1 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: OBSTRUKSI ILEUS Asuhan Keperawatan Pada Nn. N Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Obstruksi Ileus Dengan Post Laparotomi Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 1 18

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Nn. N Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Obstruksi Ileus Dengan Post Laparotomi Di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 1 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN: PATEN DUKTUS Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Penyakit Jantung Bawaan: Paten Duktus Arteriosus (Pda) Di Ruang Melati Ii Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Surakarta.

0 2 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN: PATEN DUKTUS ARTERIOSUS (PDA) DI RUANG Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Penyakit Jantung Bawaan: Paten Duktus Arteriosus (Pda) Di Ruang Melati Ii Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Surak

1 2 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN PNEUMONIA DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI.

0 0 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J dengan Gangguan Sistem Pernapasan : TB Paru di Ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali”.

0 1 15