PENDAHULUAN Faktor pencetus tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja puskesmas bayat kabupaten klaten.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tonsilitis disebabkan oleh infeksi kuman golongan streptococcus atau
virus yang dapat bersifat akut atau kronis (Rukmini, 2003). Masalah
kekambuhan pada pasien tonsillitis perlu diperhatikan. Apabila tonsilitis
diderita oleh anak tidak sembuh maka akan berdampak terjadinya penurunan
nafsu makan, demam, berat badan menurun, menangis terus-menerus, nyeri
waktu menelan dan terjadi komplikasi seperti sinusitis, laringtrakeitis, otitis
media, gagal nafas, serta osteomielitis akut.
Pada umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh sendiri apabila daya
tahan tubuh penderita baik. Tonsil yang mengalami peradangan terus-menerus
sebaiknya dilakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) yang harus
dipenuhi terlebih dahulu indikasinya. Tindakan tonsilektomi mempunyai
risiko yaitu hilangnya sebagian peran tubuh melawan penyakit yang dimiliki
jaringan amandel (Syaifudin, 2002).
Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering
meningkat pada anak usia 5-12 tahun (Rukmini, 2003). Tonsilitis paling sering
terjadi di negara subtropis. Pada negara iklim dingin angka kejadian lebih
tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di negara tropis, infeksi

Streptococcus terjadi di sepanjang tahun terutama pada waktu musim dingin
(Rusmarjono, 2003). Hasil Penelitian Jagdeep (2008) menunjukkan bahwa

gangguan tonsillitis berdampak pada penampilan pasien, seperti sering
mengalami radang namun tidak sampai mengalami gangguan suara.
Penelitian Sakka dkk (2009) menyimpulkan bahwa infeksi pada tonsil
merupakan masalah yang cukup sering dijumpai. Keluhan yang ditimbulkan
berupa nyeri menelan, demam, otitis media, sampai obstructive sleep apnea.
Kadar s-IgA penderita tonsilitis kronik sebelum tonsilektomi tinggi. Empat
minggu setelah operasi, kadar s-IgA turun mendekati kadar s-IgA individu
normal.
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di
Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsilitis kronik
tertinggi setelah nasofaringitis akut yaitu sebesar 3,8%. Berdasarkan data dari
rekam medik di Puskesmas Bayat Kabupaten Klaten,

diketahui jumlah

penderita tonsillitis sebanyak 56 orang pada tahun 2013. Data bulan Januari
sampai bulan April 2014, tercatat 21 anak penderita tonsillitis. Diketahui pula

bahwa penderita tonsilitis mengalami panas tinggi dengan suhu 390C, nyeri
waktu menelan dan nafsu makan menurun.
Wilayah kerja Puskesmas Bayat terdiri 8 Desa. Berdasarkan hasil
survei awal di Puskesmas Bayat pada Bulan Desember 2013 didapatkan data
bahwa sebagian besar penderita mengalami tonsillitis karena kebiasaan
mereka mengkonsumsi makanan seperti goreng-gorengan, makanan pedas dan
juga

minuman yang dingin seperti es. Faktor pencetus yang dapat

mengakibatkan anak mengalami tonsillitis harus dihindari. Oleh karena itu
anak-anak dengan riwayat pernah menderita tonsillitis diusahakan untuk

2
 

menghindari faktor pencetus dengan cara minum banyak air atau cairan seperti
sari buah, terutama selama demam, menghidari minum minuman dingin,
sirup, es krim,


gorengan, makanan awetan yang diasinkan, manisan dan

makanan yang pedas (Qimindra, 2007).
Menurut Donges (2001) bahwa anak dengan tonsillitis yang tidak
segera ditangani, akan berakibat mengalami penyakit jantung. Mengingat
risiko dan risiko pada anak serta banyaknya kejadian tonsilitis pada anak,
maka peneliti ingin mengadakan penelitian mengenai faktor pencetus tonsilitis
pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara konsumsi makanan goreng-gorengan,
makanan pedas, minuman dingin, dan hygiene mulut dengan kejadian
tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor pencetus tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Bayat Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui


hubungan kebiasaan konsumsi makanan makanan

goreng-gorengan dengan kejadian tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten.

3
 

b. Mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan pedas dengan
kejadian tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Bayat Klaten.
c. Mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan rinngan dengan
kejadian tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Bayat Klaten.
d. Mengetahui hubungan konsumsi minum dingin dengan kejadian
tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja Puskemsmas Bayat
Klaten.
e. Mengetahui hubungan hygiene mulut dengan kejadian tonsilitis pada
anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Masyarakat terutama yang memiliki anak usia 5-6 tahun agar dapat
menghindari faktor pencetus kejadian tonsillitis pada anak.
2. Bagi institusi kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang
faktor

pencetus

kejadian

tonsilitis

sehingga

masyarakat

dapat


menghindarinya.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

4
 

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENCETUS KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor-Faktor Pencetus Kekambuhan Asma Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 6 17

FAKTOR-FAKTOR PENCETUS KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor-Faktor Pencetus Kekambuhan Asma Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 3 14

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Pencetus Kekambuhan Asma Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 7 8

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Pencetus Kekambuhan Asma Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela Kota Surakarta.

0 2 5

SKRIPSI Faktor pencetus tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja puskesmas bayat kabupaten klaten.

1 2 14

FAKTOR PENCETUS TONSILITIS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT Faktor pencetus tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja puskesmas bayat kabupaten klaten.

0 1 15

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Usia Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 7

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 41

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TONSILITIS KRONIS PADA ANAK USIA 5-11 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017

1 2 8

ERILAKU PANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN TAHUN 2014

0 2 9