Implementasi Asas Fair and Equitable Treatment oleh Australia dalam Penerapan Tobacco Plain Packaging Act 2011 sebagai Tindakan Ekspropriasi Tidak Langsung Berdasarkan Asean Australia New Zealand FTA.

IMPLEMENTASI ASAS FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DALAM
PENERAPAN TOBACCO PLAIN PACKAGING ACT 2011 BERDASARKAN
ASEAN AUSTRALIA NEW ZEALAND FREE TRADE AGREEMENT
DIAN LESTARI ASTUTY
110110120005
ABSTRAK
Tembakau merupakan komoditas yang berperan penting dalam perdagangan
internasional. Sayangnya, konsumsi rokok berdampak buruk bagi kesehatan, sehingga
lahirlah WHO-FCTC sebagai konvensi internasional untuk menanggulangi dampak
buruk tersebut. Australia sebagai anggota dari WHO-FCTC merespon kewajibannya
dengan menerapkan TPPA 2011. Hal tersebut menimbulkan berbagai gugatan
terhadap Australia, misalnya oleh 4 negara, termasuk Indonesia, ke DSB WTO
terhadap Australia atas pelanggaran TRIPs dan TBT Agreement dimana 36 negara
terlibat didalamnya. Pada forum lain, Australia juga digugat oleh Philip Morris Asia
berdasarkan BIT Hongkong-Australia atas tindakan ekspropriasi dan pelanggaran
asas fair and equitable treatment. TPPA 2011 dianggap mengancam Indonesia
sebagai negara penghasil rokok kretek terbesar di dunia. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penerapan TPPA 2011 dari segi hukum investasi internasional
mengenai potensi tindakan ekspropriasi dan pelanggaran asas fair and equitable
treatment yang dilakukan oleh Australia berdasarkan AANZFTA terhadap
perdagangan rokok kretek Indonesia diwilayahnya.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas hukum, taraf sinkronisasi horizontal
hukum, dan sejarah hukum yang menitikberatkan pada penelitian melalui data
kepustakaan atau data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah yuridis
kualitatif, yaitu dengan cara memilih dan menyusun data yang diperoleh secara
sistematis untuk kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis dilakukan terkait
dengan keberadaan dan perkembangan mengenai teori ekspropriasi dan asas fair and
equitable treatment dalam kegiatan perdagangan lintas negara berdasarkan perjanjian
internasional, khususnya terkait permasalahan penerapan TPPA 2011 dalam kerangka
kerjasama investasi internasional
Analisis dan kesimpulan dari penelitian ini ialah bahwa penerapan TPPA 2011
memberikan dampak negatif terhadap perdagangan dan investasi rokok di Australia,
termasuk rokok Indonesia. Penerapan TPPA 2011 identik dengan bentuk tindakan
ekspropriasi tidak langsung, yaitu penerapannya secara tidak langsung menimbulkan
efek kerugian yang sama dengan tindakan ekspropriasi melalui pelarangan merek
dagang pada kemasan rokok. Implementasi asas fair and equitable treatment dalam
penerapan TPPA 2011 berkaitan dengan tindakan ekspropriasi dan kewajiban
pembayaran kompensasi baik berdasarkan AANZFTA maupun BIT HongkongAustralia juga dinilai tidak dilaksanakan dengan baik oleh Australia. Adanya potensi
tindakan ekspropriasi tidak langsung atas merek dagang oleh Australia serta
penolakan pihaknya atas kewajiban pembayaran kompensasi bagi perusahaanperusahaan rokok merupakan bukti pengabaian asas fair and equitable treatment.

iv

THE IMPLEMENTATION OF FAIR AND EQUITABLE TREATMENT
PRINCIPLE ON TOBACCO PLAIN PACKAGING ACT 2011
ENFORCEMENT BASED ON ASEAN AUSTRALIA NEW ZEALAND FREE
TRADE AGREEMENT

DIAN LESTARI ASTUTY
110110120005
ABSTRACT
Tobacco is a comodity that plays a big role in international trade. Unfortunately,
cigarete consumption brings foul impact on people’s health, which resulted on the
establishment of WHO-FCTC as an international convention to cope with it.
Australia as a member of WHO-FCTC implement it’s duty by established TPPA 2011.
It causes many claims for Australia, such as by 4 countries, include Indonesia, in
DSB WTO on the breaching of TRIPs and TBT Agreement which related to 36
countries interest. Australia has also sued by Philip Morris Asia based on BIT
Hongkong-Australia for an expropriation act and a breaching of fair and equitable
treatment principle by TPPA 2011 enforcement. TPPA 2011 might also be a threat to
Indonesia as the biggest kretek cigarete production country in the world. This

research try to analyze TPPA 2011 enforcement from international investment law
views about the expropriation and the breaching of fair and equitable treatment
principle that conduct by Australia based on AANZFTA towards Indonesia’s kretek
cigarete sells on it’s territory.
This research used a normative-juridical approach method, a research on legal
principle, horizontal syncronization level of law, and law history that rely on
literature or secondary data. A qualitative-juridical method is used to analyze data by
arrange it all sistematically and then analyze it qualitatively. The analysis undergo to
find the existence and development of expropriation theory and fair and equitable
treatment principle in international trade based on treaty, especially related to TPPA
2011 enforcement on international investment framework.
The analysis and conclusion of this research shows that TPPA 2011 enforcement has
make a foul impact on cigarete trade and related investment in Australia. TPPA 2011
enforcement identical to an indirect expropriation patern that indirectly gives impact
on financial loss that is equal to expropriation by trademarks prohibition on cigarete
package. Fair and equitable treatment principle implementation on TPPA 2011
enforcement related to expropriation and compensation both on AANZFTA and BIT
Hongkong-Australia also does not conduct properly. The potention of indirect
expropriation of trademarks by Australia also the refusal to compensation duty to
cigarete companies can be seen as the evidence of a disrespect act to fair and

equitable treatment principle.
v