Ipteks bagi Wilayah Desa Tenganan dan Tenganan Dauhtukad Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

KERJASAMA
LPPM UNIVERSITAS UDAYANA LPPM ISI DENPASAR - LPPM UNDWI PEMKAB KARANGASEM

ANALISIS SITUASI







Desa Tenganan termasuk desa Bali Age
Memiliki keunikan : tatanan kehidupan,
tradisi, kerajinan, dan arsitektur
Peran adat yg masih dominan ada
kekuatan/kelemahan bagi akselerasi
kesejahteraan rakyat.
RPJM menetapkan sbg desa wisata
budaya dan sentra kerajinan

Madu lebah yang khas




DIPERLUKAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN
POTENSI WILAYAH MELALUI PENERAPAN
IPTEKS TEPAT GUNA

2

PESOALAN KEWILAYAHAN
 Potensi desa budaya belum dapat dinikmati secara optimal oleh

masyarakat lokal karena terkendala mutu SDM masih rendah

 Kerajinan masyarakat (ate) terkendala bahan baku, desain kurang variatif

dan teknik finising

 Belum berkembangnya usaha ekonomi produktif di kalangan masyarakat


adat

 Madu khas Tenganan yang sangat dikenal dan diyakini berkasiat belum

dikelola secara maksimal

 Awig-awig /pararem (ditulis abad ke-18, 1842) ada yg sudah tidak relevan

lagi dengan kondisi kekinian sehingga potensial menimbulkan konflik

 Hutan desa adat yang dilestarikan perlu dilengkapi dengan tanaman

sebagai pendukung budaya dan kegiatan ritual

 Peternakan (sapi) belum diintergrasikan dengan pertanian (kandang

koloni, pengolahan limbah ternak dan pengembangan tanaman)
3

PERSOALAN PRIORITAS


 Potensi desa budaya belum dikelola menjadi paket wisata
 Kerajinan ate belum berkembang terkendala bahan baku,

kurang variatif dan mutu finishing masih rendah.

 Produksi madu khas belum diusahakan secara komersial

 Integrasi peternakan sapi dengan tanaman kakao (pembuatan

kandang koloni, bantuan sapi, dan pelatihan pengolahan pakan
dan kotoran sapi, dan penanaman bibit kakao)

 Awig-awig desa adat yang kurang relevan dengan kondisi

kekinian dan awig yang belum tertulis perlu direvisi dan ditulis

.

4


METODE
PENDEKATAN

SOLUSI YANG DITAWARKAN
Alih teknologi,Pengembangan
kewirausahaan Revitalisasi nilainilai budaya
Teknik yang diterapkan meliputi
: Penyuluhan, Pelatihan,
Pendampingan
Demoplot terapan Ipteks dan
Membentuk kelompok wirausaha
baru,

Target Luaran
N
o

Target Luaran


Tahun
I

II

III

x

x

1

Pengembangan hutan rakyat dengan ragam jenis tanaman pendukung budaya
lokal (pewarna kain) dan keperluan ritual (Sunti, mengkudu , pinang)

2

Perbaikan produk dan pemasaran kerajinan ate dan demplot budidaya tanaman
ate sebagai bahan baku kerajinan


3

Pengembangan tanaman upakara untuk meningkatkan keragaman tanaman
upakara dan sekaligus bunganya sebagai bahan makanan lebah

x

x

x

4

Paket wisata desa budaya Tenganan (badan pengelola, guide lokal, jalur tracking
dan atraksi wisata) dan kemitraan pemasaran

x

x


x

5

Peningkatan produktivitas peternakan lebah madu khas Tenganan

6

Integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kakao (kandang koloni, instalasi
pengolahan pupuk padat & cair, kebun kakao)

7

Awig-awig Desa Tenganan Dauhtukad yang direvisi dan ditulis

x

x
x


x
x

x

6

PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

SOSIALISASI KEPADA PEMDA,

SOSIALISASI KEPADA DESA ADAT

HASIL SOSIALISASI :
SEPAKAT PELAKSANAKAN
IbW SECARA BERSAMASAMA

SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT
7


PENGEMBANGAN WISATA DESA BUDAYA
-

Pengembangan wisata desa budaya
dengan pembentukan ekotourism berupa
trekking.

-

Pembentukan & Penguatan Kelompok
pengelola ekotourism (pelatihan dan
workshop internet)

-

Pembentukan Paket wisata trekking
(Snack, atraksi panen nira, kelapa muda
dan makan megibung).


-

Promosi : leaflet, baliho dan web
(www.trekkingtenganandauhtukad.com)

8

- Lounching wisata trekking
bulan Agustus 2015

- Tamu datang disuguhi jajan dan
-

-

minuman lokal
Atraksi panen nira dan kelapa
muda
Wisata dari Agustus – Nopember
telah 4 kali berjalan dengan peserta

20 orang wisata
Wisatawan memberikan
sumbangan (donation)
80 % donation untuk desa adat dan
20 % untuk pemandu lokal.

9

PERBAIKAN PRODUKSI ANYAMAN & DEMPLOT TANAMAN ATE

Bibit ate yang digunakan
Demplot

Tanaman ate di lapangan
berumur 1 tahun

10

Pembentukan & Penguatan
kelompok (Pelatihan
pengayaan desain dan
finishing anyaman ate
Variasi desain & finishing telah

dikuasai dengan hasih kerajinan
yang inovatif dan finishing
sesuai standard

11

PENGEMBANGAN LEBAH MADU

 Teknik Budidaya Lebah

Madu Apis sp.
 Pengenalan Jenis
Tanaman dan musim
berbunga sebagai
sumber pakan lebah
madu
 Pengenalan kualitas madu

12

Studi Banding (Desa
1.

Melaya-Jembrana)

Pengenalan ratu lebah

2. Teknik Pemindahan lebah ratu
dan membuat koloni baru
3. Pemeliharaan lebah yang baik
4. Penanggulangan hama dan
penyakit
5. Peralatan dan teknik panen yang
baik

13

Pembuatan Demplot Beternak
Lebah Madu dengan 40 stup

14

PENANAMAN TANAMAN PENUNJANG UPAKARA
 Penaman tanaman

penunjang upakara
bersama aparat Pemda,
PPL dan Masyarakat
 Tanaman yang ditaman :

Majegau, Nagasari, Cenana
dan pinang

15

PENDAMPINGAN PENULISAN AWIG-AWIG
 Awig-awig dibuat dgn tujuan

menjaga dan melestarikan
wilayah (wawidangan) dan
masyarakat (krama) sehingga
tercipta keamanan,
kenyamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat
(kasukertan desa).
 Draft awig telah selesai,
selanjutnya disosialisasikan
dan mohon pengesahan Bupati

16

INTEGRASI PETERNAKAN SAPI DENGAN PERKEBUNAN KAKAO

 Tanaman kakao 8 ribu
pohon di tanah anggota
kelompok Putra yasa, Sida
Karya dan Wana Karya

 Ternak sapi 8 ekor dipelihara
secara koloni

 Kotoran dan urin diolah
menjadi pupuk kompos &
Biourine

17

Kesimpulan
 Kegiatan telah dilaksanakan dengan baik terdiri dari : (1)

Sosialisasi, (2) Pengembangan Paket Wisata Desa Budaya; (3)
Pengembangan Tanaman Upakara , (4) Pengembangan
Kerajinan Ate ; (5) Pengembangan lebah madu, (6) Revisi dan
penulisan awig-awig desa adat dan (7) Integrasi peternakan

sapi dengan perkebunan kakao

 Pemda, Unud, Undwi dan ISI telah terjalin sinergisme dalam

pemberdayaan masyarakat.

 Pengembangan wisata desa budaya telah berhasil membentuk

dan menguatkan ketrampilan kelompok pengelola wisata desa
budaya, tercipta paket wisata trekking, dan promosi melalui web
www.trekkingtenganandauhtukad.com .

18

 Kelompok pengrajin ate telah berhasil membuat
variasi desain kerajinan yang inovatif dan
finishing sesuai standar

 Revisi dan penulisan awig-awig sudah
menghasilkan draft awig-awig untuk selanjutnya
akan terus disempurnakan dan ditulis dalam
aksara Bali.

19