UPAYA PEMBINAAN USAHA MANDIRI DI KALANGAN PARA WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MARGARAHAYU KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI.
UPAYA PEMBINAAN USAHA MANDIRI
DI KALANGAN PARA WANITA TUNA SUSILA
DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MARGARAHAYU
KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis untuk memenuhi
Sebagian persyaratan penyelesaian StudiProgram S-2
Pasca Sarjana IK1P Bandung
Oleh:
WAWAN HERMAWAN
NIM 959680
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1998
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP n (DUA)
PEMBIMBING
I
PROF. DR. H. ENDANG SUMANTRI, M.Ed.
PEMBIMBING
H
PROF. DR. H. DJUDJU SUDJANA, M.Ed.
ABSTRAK
Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah akan lebih berhasil jika semua komponen
yang merupakan bagian dari sistem Pendidikan Luar Sekolah kondusif terhadap
pelaksanaan kegiatan.
Bertitik tolak dari pemikiran itu penulis mengangkat masalah pembinaan
usaha mandiri di kalangan para Wanita Tuna Susila yang dilakukan oleh Panti Sosial
Karya WanitaMargarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Permasalahan
pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan sistem Pendidikan Luar
Sekolah di panti sosial tersebut, bagaimanakah performansi yang telah berhasil dalam
berusaha mandiri dan apa faktor pendukung keberhasilannya itu, bagaimanakah
performansi yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri dan apa faktor penghambat
keberhasilannya itu serta bagaimanakah usaha tindak lanjut yang dilakukan panti
sosial tersebut. Tujuan pokok penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan panti sosial terhadap para
Wanita Tuna Susila agar mereka mempunyai harga diri, tanggung jawab sosial,
kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan dan penghidupan di masyarakat.
Mctodc penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
cara studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui tehnik: observasi, wawancara,
studi dokumenter dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Sistem Pendidikan Luar Sekolah
pada kegiatan pembinaan para Wanita Tuna Susila di panti sosial tersebut belum
dilaksanakan secara optimal, seperti pendekatan yang dilakukan masih menggunakan
pendekatan pedagogi, tenaga pengelola dan tenaga pengajar yang profesional masih
kurang, terbatasnya sumber biaya, beberapa sarana dan prasarana perlu mendapat
perbaikan atau penambahan, materi pembinaan relatif cukup banyak dan kurang
sesuai dengan minat dan kebutuhan warga belajar, proses pembinaan hanya
in
berlangsung selama 3 (tiga) bulan, jadwal pembinaan cukup padat dan pemberian
peralatan modal usaha terbatas. (2). Performansi Wanita Tuna Susila yang telah
berhasil ditandai dengan: perolehan pekerjaan produktif tanpa harus menjadi Wanita
Tuna Susila lagi, adanya peningkatan kesehatan, adanya peningkatan penampilan diri
baik fisik maupun psikis, adanya peningkatan partisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan. Faktor pendukung keberhasilan ini antara lain: adanya kemampuan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diterima dari panti sosial,
adanya bantuan modal usaha, adanya dukungan dan bimbingan dari suami beserta
dukungan warga masyarakat, adanya motivasi untuk berprestasi serta adanya
kekuatan iman dan mental (3). Performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil
ditandai dengan: tidak adanya peningkatan pekerjaan, tidak adanya peningkatan
kesehatan, tidak adanya peningkatan penampilan diri dan tidak adanya peningkatan
partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Faktor penghambat keberhasilan ini
antara lain: adanya ketidakmampuan mereka untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahauan dan ketrampilan yang didapat dari panti sosial, tidak dimanfaatkannya
bantuan modal usaha, tidak adanya dukungan suami, tidak adanya motivasi untuk
berprestasi serta ketidaksiapan iman dan mental yang kuat (4). Bentuk usaha tindak
lanjut kepada alumni panti sosial pada pelaksanaannya tidak dilakukan oleh panti
sosial tetapi dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi dengan menyerahkan
kepada Biro Konsultasi Sosial (BKS) dan Forum Komnikasi Pekerja Sosial
Masyarakat (PKPSM). Namun kedua lembaga ini belum sepenuhnya dimanfaatkan
alumni panti sosial. Bahkan pada umumnya alumni panti sosial baik yang telah
berhasil maupun yang tidak berhasil tidak mengetahui keberadaan kedua lembaga ini
sehingga para alumni panti sosial yang memerlukan penanganan lebih lanjut, mereka
berusaha memecahkan sendiri permasalahannya.
IV
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
jjj
KATA PENGANTAR ..............................................................
UCAPAN TERIMA KASIH
v
viu
DAFTAR ISI
xj
DAFTAR GAMBAR ...............................................................
Xv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
BAB
I.
II.
XV|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Fokus Masalah
5
C. Definisi Operasional
8
D. 1'ujuan Penelitian
12
E. Kegunaan Penelitian
12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pendidikan Luar Sekolah
15
B. Justifikasi Pendidikan Luar Sekolah Dalam Program
Pembinaan Wanita Tuna Susila
C. Wanita Tuna Susila
18
20
1. Pengertian Wanita Tuna Susila
jV.
2. Wanita Tuna Susila: Penyimpangan Sosial
-r?
3. Faktor Pendorong Wanita Menjadi Wanita Tuna Susila
a
4. Pentingnya Penanggulangan Praktek Wanita Tuna Susila ....
30
D. Performansi Kemandirian Dalam Pendidikan Luar Sekolah ...
33
1. Pengertian Performansi
-r-,
2. Landasan Kemandirian Dalam Penmdikan Luar Sekolah ...
36
3. Performansi Kemandirian ....
*.•«
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metoda Penelitian dan Tekmk Pengumpulan Data
43
D. Subjek Penelitian
C. Langkah-Langkah Penelitian
D. Pengolahan Data
AB IV.
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Sukabumi
B. Status Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Sukabumi
f emuan Data Penelitian
54
1. Pelaksanaan Sistem Pendidikan Luar Sekolah Dalam
Program Pembinaan Wanita Tuna Susila
-s ^
2. Performansi Wanita Tuna Susila Yang Telah Berhasil Dalam
liemsaha Mandiri
y••>
3. Performansi Wanita Tuna Susila Yang Tidak Berhasil Daiam
Berusaha Mandiri
7q
4. Usaha Tindak Lanjut Kepada Wanita Tuna Susila Yano
Berhasildan Yang Tidak Berhasil Dalam Berusaha
Mandiri
_
g-
BAB V, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjatian Sistem Pendidikan Luar Sekolah Di Panti Sosial Karva
Wanita Margarahayu Keeamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi
e.-?
5 /
B. Performansi Wanita Tuna Susiia Yang Telah Berhasil Daiam
Berusaha Mandiri
,
I()1
C. Performansi Wanita Tuna Susila "Wang Tidak Berhasil Dalam
Berusaha Mandiri
j1n
D. Usaha Tmdak Lanjut Daiam Membina Usaha Mandiri Kepada
Wanita Tuna Susila Yang Telah Berhasil. Dan Yang Tidak
Berhasil Dalam Berusaha Mandiri
i j^
E. Kelemahan dan Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Luar
Sekolah Pacta Program Pembinaan Wanita Tuna Susila di Panu
o
osial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi
13 q
1. Kelemahan Pembinaan
i]9
2. Kelebihan Pembinaan
,
jj \
BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
-j-)*,
B. Implikasi
!
131
C. Rekomendasi ....
DAFTAR PUSTAKA
-.->i
•
•
i! J>•-*/
ng
DAFTAR GAMBAR
Gi"»»bar;
Iialaman
1. Fokus Masaiah
7
2. Ilubungan Fungsional Antara Komponen-Komponen Pendidikan Luar
Sekolah
3. Model Pembelajaran Terhadap Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial...
I^
135
DAFTAR LAMPIRAN
Lan,Plrai1 :
Halaman
1. Denah Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi
i :i ,
2. Susunan Organisasi Pelaksana Tefcnis Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
i42
3. Kurikulum Pembinaan Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial
Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi
,^
4. Daftar Inventaris Barang Panti Sosia! Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
144
5. Peserta Pelatihan Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Asai Daerah
Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi Angkatan Pertama Tahim 1996/'1.997
145
6. Jadwal Pembinaan Para Wanita Tuna Susiia di Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1996/1997
14g
7. Hasil EvaJuasi Kegiatan Pembinaan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1996.'!997
110
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam
rangka
mewujudkan
Pembangunan Nasional, maka partisipasi masyarakat harus terus dipacu, karena
bagaimanapun partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ini tidak hanya dari kaum pna
tetapi juga dari kaum wanita. Dalam rangka inilah, wanita mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta dalam segala
kegiatan pembangunan. Peran dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan
makin dimantapkan melalui peningkatan dan ketrampilan di berbagai bidang sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan, kodrat, harkat dan martabatnya. Seperti yang
tercantum dalam GBHN 1993:
Wanita, baik sebagai warga maupun sebagai sumber daya insani pembangunan
mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam
pembangunan di segala bidang... kedudukan wanita dalam keluarga dan
masyarakat serta peranannya dalam pembangunan perlu dipelihara dan terus
ditingkatkan sehingga dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besamya
bagi pembangunan bangsa dengan memperhatikan kodrat serta harkat dan
martabatnya.
1-
Menurut Cosmas Batubara (1993:9), selama kurun waktu 1980-1990 tingkat
partisipasi angkatan kerja wanita telah naik dari 32,4 % menjadi 39,2 %. Dari angka
ini terlihat bahwa tingkat partisipasi kaum wanita telah meningkat sebesar 6,8 %. Hal
ini merupakan tanda bahwa selama kurun waktu 1980 - 1990 partisipasi kaum wanita
telah meningkat sejalan dengan munculnya beberapa bidang kegiatan dimana wanita
cocok untuk berkiprah, bahkan untuk beberapa bidang pekerjaan yang semestinya
cocok untuk kaum pria ternyata kaum wanita pun mampu mengerjakannya.
Walaupun demikian di tengah berbagai kemajuan yang telah diraih kaum
wanita, di sisi lain kita melihat keberadaan wanita direndahkan yaitu dengan
menjamurnya prostitusi. Keberadaan prostitusi ini, selain merendakan kodrat, harkat
dan martabat wanita juga menghambat lajunya Pembangunan Nasional.
Untuk itulah, pemerintah melalui Departemen Sosial telah mendirikan panti-
panti
rehabilitasi sosial yang berupaya untuk mengembalikan wanita yang terlibat
prostitusi (Wanita Tuna Susila) menjadi-wafga-masyarakat yang dapat berpartisipasi
secara positip terhadap pembangunan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya
sebagai wanita.
Membicarakan upaya pembinaan yang dilakukan oleh Panti Rehabilitasi Sosial
terhadap para Wanita Tuna Susila, jika dilihat dari jalur pendidikan maka kegiatan
pembinaan tersebut termasuk kepada jalur Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan Luar
Sekolah menurut The South East Ministry of Education Organization (SEAMEO),
adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas yang didalamnya terdapat komunikasi
yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar sekolah, sehingga seseorang atau
kelompok memperoleh informasi mengenai pengetahuan, latihan dan bimbingan
sesuai dengan tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya. Tujuannya ialah untuk
mengembangkan
pengetahuan,
sikap.
ketrampilan
dan
nilai-nilai
yang
memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efisien dan
efektif dalam lingkungan keluarganva. pekerjaannya, masyarakat dan bahkan
negaranya. (H.D. Sudjana, 1991:43)
Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, satuan Pendidikan Luar
Sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis.
Satuan pendidikan sejenis ini meliputi panti latihan, pusat magang, tempat
penyuluhan, gerakan pramuka, kelompok bermain dan pusat penitipananak.
Pembinaan yang dilakukan oleh panti sosial kepada para Wanita Tuna Susila
jika dimasukkan kedalam satuan Pendidikan Luar Sekolah, termasuk ke dalam kursus
dan satuan pendidikan sejenis sub bagian panti latihan. Hal ini
karena dalam
pembinaan yang dilakukan panti sosial tersebut, para Wanita Tuna Susila sebagai
warga belajar diberikan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang
diperlukan untuk kehidupanya.
Jika dilihat dari jenis pendidikan, maka pembinaan yang dilakukan panti i sosial
tersebut merupakan bagian dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Kejuruan.
Termasuk Pendidikan Umum karena pendidikan di panti tersebut mengutamakan
perluasan dan peningkatan ketrampilan dan sikapwarga belajar dalam bidang tertentu.
Termasuk Pendidikan Kejuruan karena pendidikan di panti tersebut dilaksanakan
dalam rangka mempersiapkan warga belajar untuk dapat bekerja dalam bidang
tertentu.
Menurut Bab II pasal 4 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang
Tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tangung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Sekretariat Jenderal
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992: 7).
Hal ini berati bahwa setiap satuan, jalur dan jenis pedidikan yang mengacu
pada sistem pendidikan nasional, harus berupaya untuk mewujudkan pembentukan
manusia seutuhnya, yang salah satu cirinya adalah kemandirian.
Sedang menurut Peraturan pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang
Pendidikan Luar Sekolah disebutkan bahwa '*waTga belajar mempunyai hak: belajar
secara mandiri". Ini berarti melalui Pendidikan Luar Sekolah, dalam hal ini Panti
Sosial, para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajarnya akan dididik menjadi
pribadi yang mandiri.
Selanjutnya menurut GBHN 1993, tantangan pembangunan dewasa ini yang
harus dihadapi masyrakat Indonesia adalah
"terciptanya kualitas manusia dan
kuantitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan
seja''itera dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan
Pancasila".
Dengan demkian pembinaan usaha mandiri yang diupayakan oleh panti-panti
sosial merupakan salah satu proses pembelajaran warganya dan menjadi komitmen
Pendidikan Luar Sekolah untuk mengangkat harkat dan martabat mereka. Pengertian
pembinaan usaha mandiri di sini adalah pembinaan kemampuan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap untuk mengembalikan mereka menjadi warga masyarakat
mandiri sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya sebagai wanita.
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian ini adalah: "Upaya Pembinaan
Usaha Mandiri di Kalangan Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi".
B. Fokus Masalah
Pembinaan yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Kabupaten Sukabumi kepada para Wanita Tuna Susila, pada dasarnya mengacu pada
Tujuan Pendidikan nasional yang berusaha mengembangkan penataan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, sehingga para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajarnya
diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Salah satu tindakan nyata yang
diharapkan adalah adanya sikap kemandirian dalam berusaha dari warga belajar yang
telah mengikuti program pembinaan.
Sehubungan dengan fokus masalah tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan
Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupateb Sukabumi
dalam membina usaha mandiri di kalangan para Wanita Tuna Susila sebagai warga
belajarnya, maka perincian fokus masalah dirumuskan dalam pertanyan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem Pendidikan Luar Sekolah pada pembinaan
usaha mandiri
di kalangan
Wanita Tuna
Susila di Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Kabupaten Sukabumi ?.
2. Bagaimanakah
performansi
Wanita Tuna
Susila
yang telah
berhasil
dalam berusaha mandiri dan apa faktor pendukung keberhasilannya itu ?.
3. Bagaimanakah performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil dalam
berusahamandiri dan apa faktor penghambat keberhasilannya itu ?.
4. Bagaimanakah usaha tindak lanjut kepada Wanita Tuna Susila yang berhasil dan
yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri yang dilakukan Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Kabupaten Sukabumi ?.
Gambar 1:
FOKUS MASALAH
Faktor Pendukung
(FOKUS MASALAH 1)
MASUKAN LINGKUNGAN
Kondisi Panti
^MASUKAN SARAN^\
1.
Kurikulum
2. TujuanProgram
3 Tenaga Pengelola
4. Tenaga Pengajar
5.
6.
MASUKAN LAIN
Modal Usaha yang
Sarana
Biaya
diberikan Panti
(FOKUS MASALAH 2)
•
•
jr
PROSES
KELUARAN
1.
Metode dan Teknik
2.
3.
Prosedur
Aktivitas
1. Aspek Kognisi
V^4. Pendekatan
,
2.
3.
Aspek Afeksi
Aspek Psikomotor
PENGARUH: BERHASIL
1. Perolehan pekerjaan produktif
2.Peningkatan pendapatan
3. Peningkatan kesehatan
4.Peningkatan penampilan diri
5.Kegiatan membelajarkan orang lain
6.Peningkatan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat
MASUKAN MENTAH
1.
(FOKUS MASALAH 4)
Usia
2.
Tiiigkat Pendidikan
3.
Asaldaerah
TINDAK LANJUT
MASUKAN LINGKUNGAN
(FOKUS MASALAH 3)
Kondisi Panti
TIDAK BERHASIL
Faktor Pcnghambat
C. Definisi Operasionai
Dalam penelitian ini dikemukakan definisi operasionai untuk menunjukkan
sistem pola yang diamati sehingga mempermudah pemahaman terhadap masalah
yang diteliti sehingga mempermudah pemahaman terhadap masalah yang diteliti
yakni sebagai berikut:
1. Pembinaan Usaha Mandiri
Menurut HD. Sudjana (1992:157), pembinaan adalah "sebagai upaya
memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga
keadaan sebagaimana aslinya". William B. Castetter (1981:312) menegaskan arti
pembinaan dalam konteks pengembangan kemampuan individu yakni sebagai
berikut: "Development includres all activities designed to increase and individual's
ability to perform assigments efectivefy what ever the role and what ever the level at
which they are performed". Artinya bahwa pembinaan meliputi seluruh aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkankeefektifannya dalam menjalankan tugas untuk dapat
berperilaku sesuai dengan tuntutan peranannya. Sedang menurut A. Mangunhardjana
(1989:12) pembinaan adalah:
Suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dalam
mengajari dan mempelajari hal-hal yang baru yang belum dimiliki, dengan
tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan
mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yan sudah ada serta mendapatkan
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang
sedang dijalani secara lebih efektif
Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan pembinaan adalah suatu proses
pembelajaran yang dilaksanakan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan
Cibadak Kabupaten Sukabumi yang bertujuan melepaskan pekerjaan yang sudah
dimiliki warga belajar dengan mempelajari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang lebih baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:1977), usaha adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk suatu maksud. Sedang mandiri
adalah "keadaan dapat berdiri sendiri" (KBBI, 1988: 555). Namun sesungguhnya
makna esensi yang terkandung dalam pengertian mandiri bukanlah dalam pengertian
sempit seperti itu. Kemandirian adalah kemampuan mengoptimalisasikan diri atas
bantuan orang lain. Orang yang mandiri mempunyai tali hubungan atau
ketergantungan yang wajar dengan sesama manusia dan tidak memisahkan diri dari
agama (Allah)(QS. Al Imran 112). Menurut GBHN, tantangan pembangunan yang
harus dihadapi masyarakat Indonesia antara lain "terciptanya kualitas manusia dan
kuantitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan
sejahtera lahir Tjatin dalam tata-kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
berdasarkan Pancasila". Ini berarti pengertian mandiri menurut GBHN adalah
mandiri yang berdasarkan Pancasila. Menurut HD. Sudjana (1991:35) individu yang
telah mengikuti proses pembinaan akan disebut mandiri jika pada diri individu
tersebut terdapat:
1. Perubahan taraf hidup yang ditandai dengan perolehan pekerjaan atau
berwirausaha, perolehan atau peningkatan pendapatan, kesehatan dan
penampilan diri.
2. Kegiatan membelajarkan orang lain atau mengikutsertakan oarang lain
dalam memanfaatkan hasil belajar yang telah iamiliki
3. Peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial dan pembangunan
masyarakat baik partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda dan dana.
Dengan demikian yang dimaksud pembinaan usaha mandiri adalah suatu proses
pembelajaran yang bertujuan melepaskan pekerjaan yang sudah dimiliki warga
belajar dengan mempelajari pengetahun, ketrampilan dan sikap yang baru agar
mereka dapat berusaha mandiri untuk mencapai tujuan dan kerja yang lebih baik
sesuai dengan harkat, kodrat dan martabatnya sebagai wanita.
2. Wanita Tuna Susila
Prostitusi adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri
(melakukan perbuatan seksual) sebagai mata pencaharian (B. Simanjuntak,
1981:280). Dalam tulisan ini yang dimaksud Wanita Tuna Susila atau WTS adalah
wanita yang mata pencahariannya menjual diri dan mereka menjadi warga belajar
dalam Panti Sosial tersebut.
3. Performansi Yang Berhasildan Yang Tidak BerhasilDalam Berusaha Mandiri
Performance diterjemahkan menjadi performansi atau kinerja, juga berati
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja / unjuk
kerja / penampilan kerja (LAN, 1992:3). Menurut August W. Smith (1982:303),
performans atau kinerja adalah: "...output drive from process,human or otherwise",
jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau output dari suatu proses.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa performansi atau kinerja
merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencpaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja
atau penampilan kerja yang dicapai seseorang setelah melewati suatu proses
pendidikan, pelatihan atau pembinaan.
Performansi yang telah berhasil dalam berusaha mandiri ditandai dengan:
1. Perolehan pekerjaan produktif
2. Peningkatan pendapatan
3. Peningkatan kesehatan
4. Peningkatan penampilan diri
5. Peningkatan partisipasi dalam masyarkat
6. Kegiatan membelajarkan orang lain
Sedang performansi yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri ditandai
dengan kembalinya warga belajar menekuni pekerjaan sebelumnya, dalam hal ini
mereka kembali menjadi Wanita Tuna Susila, yang tentunya ciri-ciri performansi
yang disebutkan di atas tidak ada pada mereka.
5. Usaha Tindak Lanjut
Yang dimaksud dengan usaha tindak lanjut dalam penelitian ini adalah segala
tindakan ~atau kegiatan yang dilakukan Panti Sosial KaryaWanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi dengan mengerahkan semua tenaga, dana
dan pikiran untuk meneruskan program pembinaannya kepada para Wanita Tuna
Susila yang telah keluardari panti tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Berpijak pada rumusan masalah dan fokus penelitian di atas, penulis
menetapkan tujuan penelitian ini, baik tujuan penelitian secara umum maupun tujuan
penelitian secara khusus.
/. Tujuan Umum Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan para pembina Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Sukabumi terhadap para Wanita Tuna Susila agar
mereka dapat hidup mandiri lepas dan pekerjan yang telah ditekum sebelumnya.
2. Tujuan Khusus Penelitian
Secara khusus tujuan penelitian im adalah untuk mengetahui:
1. Sistem Pendidikan Luar Sekolah pada pembinaan usaha mandiri di kalangan
Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Kabupaten Sukabumi.
2. Performansi Wanita Tuna Susila yang telah berhasil dalam berusaha mandiri
dan faktor pendukung keberhasilannya.
3. Performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri
dan faktor penghambat keberhasilannya.
—-
4. Usaha tindak lanjut kepada Wanita Tuna Susila yang berhasil dan yang tidak
berhasil dalam berusaha mandiri yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu CibadakKabupaten Sukabumi.
E. Kegunaan Penelitian
Karena penelitian ini berkaitan dengan upaya pembinaan usaha mandiri di
kalangan Wanita Tuna Susila yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, maka penelitian ini jelas
berguna bagi:
/. Bagi Program Pendidikan Luar Sekolah
Ruang lingkup pengkajian Pendidikan Luar Sekolah dewasa ini pada umumnya
lebih banyak membicarakan konsep Pendidikan Luar Sekolah untuk masvarakat
umum, tetapi untuk masyarakat yang mengalami penyimpangan seperti Wanita Tuna
Susila belum banyak dibicarakan. Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat
memberikan sumbangan pikiran tentang Pendidikan Luar Sekolah sebagai bentuk
Program Pendidikan Rehabilitasi yang selama ini belum banyak dibicarakan oleh
pakar Pendidikan Luar Sekolah.
2. Bagi Panti Rehabilitasi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi panti
khususnya Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi sebagai bahan evaluasi untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
program yang lebih cocok demi peningkatan mutu yang dihasilkan melalui program
kegiatan selanjutnya.
3. Bagi Para Wanita Tuna Susila
Penelitian ini selain akan mengkaji sistem pengelolan Program Pendidikan Luar
Sekolah yang cocok dengan minat, kebutuhan dan kemampuan para Wanita Tuna
Susila, juga akan mengkaji performansi dan karakteristik para Wanita Tuna Susila
yang telah berhasil dan yang tidak berhasii dalam berusaha mandiri beserta faktor
pendukung dan faktor penghambatnya. Hal ini tentunya akan bermanfaat bagi para
Wanita Tuna Susila yang bersangkutan, karena mereka dapat mengambil pelajaran
yang berharga dan mereka yang telah berhasil dan yang tidak berhasil dalam
berusaha mandiri.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini memerlukan kecermatan, ketelitian dan pengkajian yang terus
menerus. Latihan seperti ini tentu saja sangat bermanfaat bagi penulis, karena akan
menambah wawasan positif dalam mengembangkan dunia penelitian. Hasil penelitian
ini pun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar bagi para peneliti lain yang
khusus akan mengadakan penelitian selanjutnya.
Ylt
?TT
BAJJ III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Naturalistic Inquiry Research atau sering dikenal dengan istilah metode penelitian
kualitatif, walaupun nantinya juga akan menggunakan sajian statistik deskriptif untuk
memperjelas data. Menurut Lexy J. Mekong (1995:4-8). ada sebelas ciri dan
penelitian kualitatifini, yaitu:
1.
Latar Alamiah
2. Manusia sebagai alat (instruirten)
3.
Metode Kualitatif
4.
Analisis data secara Induktif
5. leori dariDasar (Grounded Theorv)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya ^batas" yang diientukan oleh"fokus"
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain bersifat sementara
11. iiasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Dalam metode penelitian ini, peneliti berupaya untuk melacak dan
mendeskripsi data sebagaimana yang terjadi di lapangan secara alami dan bertindak
sebagai instrumen utama (Key Instrument) untuk melacak, menseleksi dan
meratifikasi data yang diperoieh dan lapangan. Karena bertmdak sebagai intnimen
utama, maka peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan wawancara
langsung dengan para responden, mengadakan. pengamatan langsung dengan para
responden baik itu para petugas panti, para instruktur, para wanita tuna susila vans
sedang mengikuti program pembinaan atau para Wanita Tuna Susila alumni dan panti
tersebut atau pun dengan tokoh/warga masyarakat yang mempunyai kaitan erat
dengan data yang diperlukan.
Metode ini pada umumnya menggunakan sampel sedikit dan dipilih menurut
tujuan penelitian, sehingga sering berupa studi kasus atau multi kasus. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data vang
dikumpuikan. serta terbuka untuk dikritik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan daiam penelitian ini antara
tain:
1. Observasi
Teknik observasi digunakan penulis sebagai salah satu cara untuk
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung di lapangan. Dari pengamatan
tersebut penulis dapat mempelajari langsung tentang tentang sistem Pendidikan Luar
Sekolah yang dilaksanakan di panti tersebut. performansi para Wanita Tuna Susila
yang telah berhasil dan tidak berhasii dalam berusaha mandin serta usaha tindak
lanjut yang dilakukan panti terhadap para Wanita Tuna Susiia yang telah berhasii dan
yang tidak berhasii dalam berusaha mandin.
2, Wawancara
Selain observasi,
penelitian ini menggunakan
teknik wawancara untuk
melacak, menggali dan mengumpulkan data dan lapangan. Penulis mengadakan
45
wawancara dengan para petugas panti, para intruktur dan para Wanita Tuna Susila
baik yang sedang mengikuti program pembinaan maupun dengan Wanita Tuna Susiia
yang telah berhasil dan yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri. Wawancara juga
dilakukan dengan para tokoh/warga masyarakat yang mempunyai kaitan erat dengan
data yang diperlukan.
Kegiatan wawancara ini dilakukan secara kekeluargaan dan sesuai dengan
budaya kerja responden. Dari wawancara ini penulis memperoleh sejumlah data dari
para responden yang disampaikan secara langsung dan spontan tanpa rekayasa.
Dengan eara ini, penulis dapat mengamati dan mempelajari data yang keluar dari
perilaku dan eksperesi responden yang mendukung data yang disampaikan secara
lisan, mempelajari perasaan pikiran dan narapan para responden baik yang tersirat
maupun yang terucap. Dengan demikian penulis dapat melibatkan diri dengan
perasaan dan pikiran responden.
3. Studi Dokumenter
Untuk melengkapi kekurangan data yang tidak dapat diperoleh dari observasi
dan wawancara, penulis menggunakan studi dokumenter. Cara ini dipergunakan oleh
penulis untuk mencari data-data baik yang ada di Panti Sosial, Dinas Sosial.
Departemen Sosial maupun dari literatur lain .
Studi ini penting untuk membandingkan kejadian yang ada di lapangan
dengan teori-teori dan data-data lain yang terdapat dalam literatur.
4, Triangulasi
Menurut LexyJ. Moleong (1995:178). "triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperiuan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu".
Tehnik mi dapat dilakukan jika para responden berbicara berdasarkan pikiran
dan perasaanya saja tanpa memperhatikan pikiran dan perasaan orang lain. Jika
responden sudah bersikap seperti itu, maka tidak menutup kemungkinan akan muncul
data yang bersifat subjektif. Karena itu untuk mengatasi subjektifitas data, penults
mencari responden lain yang dapat berbicara secara neiral sesuai dengan yang ada di
lapangan. Cara inilah yang diharapkan dapat meluruskan data yang subjektif sehmga
menjadi data yang bersifat objektif Jika tidak diperoleh responden yang bersifat
netral, maka penulis melakukan kegiatan konfrontasi data yakni mengkonfrontirkan
data yang berbicara secara negatif dengan sumber data yang selalu berbicara tennis
hal-hal yang positif. Sedang penulis bertindak sebagai penafsir data. Cara inilah yang
dimaksud dengan Triangulasi.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunio (1989: 211). subjek penelitian itu pada umumnya
manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Subjek penelitian mi dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu sumber informasi dan informan.
Menyimak batasan tersebut, maka daiam penelitian ini yang menjadi sumber
informasi adalah para Wanita Tuna Susila baik yang sedang mengikuti pembinaan
maupun yang telah mengikuti pembinaan (alumni panti). Untuk meneliti sistem
Pendidikan Luar Sekolah maka vans menjadi sumber informasi dalam penelitian ini
adalah para Wanita Tuna Susila yang sedang mengikuti program pembinan di Panti
Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1997/1998 sebanyak 40 (empat puluh) orang. Sedangkan
untuk meneliti performansi Wanita Tuna Susiia yang telah berhasil maupun yang
tidak berhasii dalam berusaha mandin ini diambil sampel secara purposif masingmasing sebanyak 3 (tiga) orang. Sumber informasi yang terakhir mi adalah orang
yang menjadi kasus dalam penelitian ini yang memberikan data utama tentang diri
sendiri dan kehidupannya.
Proses penelusuran kasus diawali dari wawancara dan studi dokumen melalui
informan disamping studi observasi sehingga kondisi kasus semakin jelas
keberadaannya. Informan adalah orang yang memberikan data pelengkap tentang
identitas kehidupan kasus. Pemanfaatan informan bagi peneliti adalah agar dalam
waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, jadi sebagai internal
sampling, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau
membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.
Jack R. Fraenkel dan Norman E. Watten (1990: 374) menyatakan bahwa
sampling dalam studi observasi pada penelitian kualitatif sebagai berikut: "Generally
speaking, researchers who engange in some form of observational study are lekely to
select a purposive sample ... that is, researchers select a sample of observtions they
feel will yield the best understanding ofwhatever they wish to study". Pemvataan ini
48
mengisyaratkan bahwa studi obeservasi memungkinkan bagi para oeneliti untuk
menyeleksi sampei purposif. Sampel yang dieari sudah jelas dan dipilih itu saja.
Dengan perkataan lain, perihal yang diobeservasi. sudah terarah dan itulah vana
dipilih.
Dalam penelitian ini data responden ditelusuri dan informan (petugas panti)
adalah mengenai identitasnya, seperti nama. tempat dan tanggai lahir, pendidikan.
pekerjaan dan sebagainya. Para responden diseleksi sehingga didapatkan responden
yang telah berhasil maupun yang tidak berhasii dalam berusaha mandin masinamasing sebanyak 3 (tiga) orang.
Dalam rangka memilih kasus penelitian, maka seperti vans telah disebutkan
bahwa penelusuran kasus dilakukan melalui wawancara kepada informan dan
kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap setiap caion kasus sehingga
ditemukan kasus atau sumber inforniasi yang memenuhi kriteria persvaratan, sebagai
berikut:
1. Memiliki data identitas yang terdaftar sebagai alumni Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi.
2. Bertempat tinggal di daerah Kabupaten/Kotamadya Sukabumi.
3. Mata pencaharian, yaitu alumni panti yang sudah meninasalkan mata
pencahariannya sebagai Wanita Tuna Susiia dan sudah bermata pencaharian
produktif bagi yang berhasil dan alumni panti yang masili bennata pencaharian
sebagai Wanita Tuna Susila bagi vans belum berhasii
Kasus-kasus penelitian yang berindikasi seperti dipersyaratkan tersebut
merupakan sumber informsi atau responden yang diwawancara secara mendalam
untuk memberikan jawaban fokus masalah penelitian. J. Vredenhreai (1978:38}
menegaskan bahwa:
Sifat khas dan "case study" adalah suatu pendekatan yang bertujun untuk
mempertahankan keutuhan (wholeness) dan objek, artinya data vang
dikumpulkan dalam rangka '•'•studi kasus", dipelaian sebagai suatu keseluruhan
yang terintegrasi Tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan
yang mendalam^mengenai objek yng bersangkutan, yang berarti bahwa studi
kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitin yang eksploratif.
Mendasan pemikiran tersebut di atas, maka wawancara dan pengamatan serta
teknik lainnya adalah untuk mendalami keutuhan objek penelitian ini yaifu perilaku
para Wanita Tuna Susila baik yang sedang mengikuti pembinaan maupun yang telah
selesai pembinaan (alumni panti).
C. Langkab-Langkah Penelitian
Beberapa ahli mengemukakan tahapan penelitian kualitatif dalam ramusan
yang berbeda. Bogaan (1972) dan Lexy Afoieong (1995), merurnuskan tiga tahapan
sebagai berikut: (1). Kegiatan Pra Lapangan (2). Kegiatan Lapangan (3). Kegiatan
Analisis Intensif. Sedangkan Sanajiah Faisal (1990). merurnuskan daiam konseo
berikut: (I). Tahap Orientasi (2). Tahap Lxplorasi (3). Tahap Member Check.
Secara keseluruhan tahapan. yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
rangkaian kegiatan berikut:
.?\3
1. Tahap Persiapan Peneltian
Pada tahap ini, penulis melakukan persiapan-persiapan yang meliputi:
memiiih masalah, studi penclahuluan, merurnuskan fokus masalah, memilih
pendekatan, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data. Sehagamiana
layaknya suatu penelitian ilmiah, maka pada tahap ini peneliti menyusun desain
penelitian untuk kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembma mata kuliah
seminar- Pendidikan Luar Sekolah. Untuk mendapat masukan, peneliti mengikuti
ujian seminar pra desain, untuk kemudian mendapatkan bimbingan sehingga masalah
penelitian disetujui untuk diteliti ke lapangan.
2, Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan sekaligus menseleksi data-data yang
diperlukan sesuai dengan fokus penelitian dan akhirnya meratifikasi atau
menyimpulkan data tersebut secara deskriptif. Daiam konteks penelitian kualitatif
beberapa aspek kegiatan dalam pelaksanaan dikerjakan sebelum dan selama
penelitian berlangsung. Misalnya pembuatan instnimen baik berapa pedoman
observasi. wawancara maupun untuk studi dokumentasi. Tetapi yang prinsip dalam
penelitian ini bahwa instrumen penelitian im adalah peneliti sendiri, sedangkan
pedoman observasi dan wawancara hanya memuat pertanyaan kunci untuk membuka
masalah penelitian. Demikian juga halnya dengan kegiatan pengumpulan dan analisis
data serta pembuatan kesimpulan dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Secara
kronogis daiam penseleksian dan ratifikasi data peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan Catalan lapangan dan hasil observasi secara keseluruhan.
b. Menyusun dan mengelompokan data sejenis sesuai dengan fokus pennaslalian.
c. Menganatisa hubungan antara data yang satu dengan data vang lannva.
d. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.
e. Menyimpulkan data tersebut menjadi suatu pemyatan umum sekaligus menyusun
temuan penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan
puncak kegiatan penelitian yaitu dilakukan setelah
penelitian lapangan berakhir. sekaiipun laporan ini telah dimulai dalam proses
penelitian berlangsung seperti pembuatan analisis data. Penulisan laporan dalam
penelitian ini menjurus kepada penulisan tesis sebagai suatu karva ilmiah.
Pengorganisasian penulisan laporan penelitian ini dituangkan ke dalam enam bab
yaitu pendahuluan. tinjauan kepustakaan, metodologi, hasil penelitian. pembahasan
serta kesimpulan dan rekomendasi
D, Pengolahan Data
Pelaksanaan pengolahan data penelitian melalui analisis data sebenarnya
sudah berlangsung sejak penelitian ini dimulai hanya analisis data tersebut ada yang
bersifat parsial adapula yang bersifat kontekstual. Tetapi analisis data vang bersifat
parsial pun (yang diperoleh secara insidentai) akhimya masuk kepada analisis yang
bersifat kontekstual setelah data itu terkumpul secara utuh.
Kegiatan pengolahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan melalui;
1. Mengumpulkan catatan-catatan lapangan yang berasal dari hasil wawancara,
observasi lapangan dan dari studi literatur serta dan hasil studi dokumenter.
2. Mengelompokkan data penelitian dari para responden ke dalam data sejenis.
3. Menyusun data sesuai dengan fokus perrnasahan dan tujuan penelitian.
4. Menganaiisisi hubungan antar data yang satu dengan data yang lainnya (analisis
lintas data).
5. Memberikan komentar berapa tanggapan, kritikan dan tafsiran terhadap data
secara kontekstual.
6. Mendeskripsi data
dalam
bentuk petanyaan-pertanyaan umum,
sekaligus
menyusun temuan-temuan penelitian baik yang ada hubungannya dengan fokus
permasaiahan dan tujuan penelitian.
7. Menyusun temuan-temuan monumental dan gagasan-gagasan inovasi.
8. Menyimpulkan laporan penelitian secara umum.
BABV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Sistem Pendidikan Luar Sekolah Pada Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi mempakan lembaga pendidikan yang mendidik para Wanita
Tuna Susila sebagai warga belajar agar mau melepaskan pekerjaan yang sudah
dimilikinya dengan mempelajari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bam agar
mereka dapat bemsaha mandiri untuk mencapai tujuan dan kerja yang lebih baik
sesuai dengan harkat, kodrat dan martabatnya sebagai wanita.
Panti Sosial ini menumt pandangan pendidikan bukanlah tempat hukuman
yang membuat para Wanita Tuna Susila menjadi menderita, tetapi mempakan
lembaga pendidikan yang membina para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajar
dengan pendidikan disiplin, pendidikan kerohanian dan pendidikan ketrampilan atau
pendidikan kerja. Dengan pembinaan di lembaga ini diharapkan para Wanita Tuna
Susila sebagai warga belajarnya dapat menjadi orang yang berguna bagi dirinya,
keluarga, masyarakat, bangsadan agamanya.
Pada hakekatnya semua manusia dapat dididik, baik yang berpikiran normal
atau pun tidak normal, tidak terkecuali para Wanita Tuna Susila. Para Wanita Tuna
Susila dapat menjadi manusia yang baik asalkan sistem pendidikan atau pembinaan
yang diberikan terhrdap para Wanita Tuna Susila ini bersifat menyelumh, terpadu
dan tidak setengah-setengah.
Tujuan pembinaan terhadap para Wanita Tuna Susila di panti sosial
khususnya di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi pada prinsipnya bertujuan untuk membina mereka agar
menemukan kembali jati dirinya sebagai warga negara yang mempunyai tanggung
jawab hidup di tengah-tengah masyarakat. Secara khusus seperti telah disebutkan
pada bab sebelumnya, tujuan pembinaan ini adalah:
1. Memberikan pembinaan terhadap tata kehidupan dan penghidupan para
tuna susila dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif
2. Mengembangkan pemulihan kembali harga diri, kepercayaan diri,
tanggung jawab sosial, kemauan dan kemampuan para tuna susila agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan dan
penghidupan masyarakat. (Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Dirjen Bina
Rehabilitasi Sosial, 1993: 7).
Dilihat dari jalur pendidikan maka kegiatan pembinaan yang dilakukan Panti
Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan-Cibadak Kabupaten Sukabumi ini
termasuk ke dalam jalur Pendidikan Luar Sekolah. Rumusan Pendidikan Luar
Sekolah sebagaimana telahdijelaskan padabab terdahulu, mempakan organisasi yang
sistematis terhadap nilai-nilai normatif yangterkait dengan pembelajaran seperti: nilai
filosofis tujuan pembelajaran maupun nilai materil proses pembelajaran yang
melibatkan penggunaan ketepatan materi pembelajaran, kesesuaian penggunaan
media maupun metode pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia sepanjang masa dengan tidak mengenai batas usia tertentu dan tempat
pendidikan yang terbatas. Konsep Pendidikan Luar Sekolah pada hakekatnya ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut, pertama, pembelajaran bermakna sebagai
bantuan atau bimbingan untuk melayani kebutuhan belajar masyarakat pada
umumnya dengan tidak dibatasi oleh sasaran usia tertentu serta tempat tertentu dan
berlangsung sepanjang hayat; kedua, tujuan pembelajaran menekankan kepada
pemenuhan kebutuhan belajar masyarakat yang fungsional di luar pendidikan
persekolahan yakni memberi bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan martabat kehidupan dalam lingkungan sosial yang
lebih luas; ketiga, kegiatan belajar mempakan aktifitas yang disengaja serta
diorganisasikan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu; keempat, isi
program pembelajaran lebih bersifat aplikatif dengan kebutuhan warga belajar.
Pembinaan yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, pada hakekatnya diarahkan pada proses
penyembuhan mental para Wanita Tuna Susila agar mereka memiliki kesadaran dan
tanggung jawarryang positip dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupannya di
masyarakat kelak. Melalui kesadaran dan tanggung jawabnya itu, diharapkan para
Wanita Tuna Susila dapat berusaha mandiri secara produktif tanpa menumnkan
harkat dan martabataya sebagai wanita. Sikap dan perilaku itulah yang olehSuzanne
Kindervatter disebut sebagai Empowering Proces. Suzanne Kindervatter (1979: 150),
mengungkapkan bahwa:
Empowering was defined as: people gaining an understanding or and control
over social, economic and or political porces in order to improve their
standing in society. An empowering proces is a means to bring about such
understanding and control.
Dari pemyataan di atas temngkap bahwa Kindervatter menjadikan
empowering proces sebagai suatu pendekatan untuk menumbuhkan pengertian dan
kesadaran seseorang atau kelompok orang untuk memahami dan menilai atau
mengevaluasi kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan politik, sehingga ia dapat
meningkatkan martabat hidupnya dalam masyarakat. Dengan demikian, empowering
proces diarahkan untuk menemukan pengertian dan kontrol dm
Jika dihubungkan dengan upaya pembinaan para Wanita Tuna Susila di panti,
diharapkan para Wanita Tuna Susila tersebut dapat merenungkan dan menemukan
dirinva, dapat memahami dirinya dan dapat menilai keberadaan sikap dan perilaku
dirinva yang selama ini dinyatakan menyimpang oleh masayarakat dan pemerintah.
Hakekat pokok dari pandangan Kindervatter tentang empowering proces ini
adalah bahwa warga belajar dalam hal ini para Wanita Tuna Susila, baik secara
perseorangan maupun kelompok dapat menggali dan memotivasi kesadaran dirinya,
sehingga mereka benar-benar memiliki keyakinan akan kekuatan dirinya sebagai
manusia yang mampu hidup dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Dengan
kekuatan itulah, para Wanita Tuna Susila diharapkan mempunyai kemampuan untuk
memenuhi tutuntan kebutuhan hidupnya melalui cara-cara yang dibenarkan oleh
norma agama dan norma hukum yang berlaku dalam masyarakat dengan melalui
cara-cara yang tidak meyimpang dari norma kesopanan dan kesusilaan.
Strategi pembinaan para Wanita Tuna Susila yang dapat dilakukan jika
dihubungkan dengan pendekatan Empowering Proces sebagaimana yang disebutkan
Kindervatter adalah (1) Community Organization; strategi ini dilakukan dengan
mengaktifkan dinamika kehidupan para Wanita Tuna Susila di panti melalui
peningkatan sikap dan perilaku yang positip dan ketrampilan yang memadai,
sehingga mereka mempunyai modal untuk mengubah status sosial ekonominya di
masyarakat kelak. Untuk mencapai hal ini, para Wanita Tuna Susila di panti
diaktifkan dalam kelompok-kelompok organisasi yang terorganisir rapi. (2) Worker
self management and collaboration; strategi ini dilakukan dengan mengaktifkan
hubungan antara para Wanita Tuna Susila di panti dan alummnya dengan masyarakat
lain, melalui manajemen usaha yang baik. Melalui cara ini setiap Wanita Tuna Susila
di panti dan atau alumninya yang tergabung dalam suatu perkumpulan tertentu
menentukan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas, struktur organisasi
yang jelas yang mampu mengatur sistem kerja yang baik diantara mereka, sehingga
dapat memperkecil perbedaan status diantara mereka dengan warga masyarakat
lainnya. (3) Participatory approaches in adult educations, research and rural
development; ialah pendekatan partisipasi-para Wanita Tuna Susila di panti dan
alumninya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Jadi yang penting dalam strategi ini adalah partisipasi para Wanita Tuna
Susila dalam mengikuti berbagai perubahan dan tuntutan jaman. (4) Education
specipically aimed at confronting oppression and injustice; ialah dengan
mengembangkan pendidikan dan keadilan sebagai alat untuk menumbuhkan normanorma kehidupan dalam diri warga belajar, juga sebagai alat untuk menumbuhkan
nilai keadilandan keadaban sebagai sarana untuk membentuk nilai kemanusiaan yang
berkeadilan. Cara ini dapat dipraktekkan melalui pembagian tanggung jawab diantara
sesama warga belajar. Setiap masalah dibicarakan dan dimusyawarahkan dalam suatu
pertemuan kelompok belajar. Sekalipun demikian, kelompok tersebut tidak
memberlakukan birokrasi dan hierarki yang kaku tetapi harus diciptakan suasana
yang fleksibel berdasarkan konsensus bersama.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam penerapan proses
empowering adalah; (1) need oriented ialah pendekatan yang didasarkan kepada
kebutuhan warga belajar. Artinya Pendidikan Luar Sekolah senantiasa harus
dikembangkan dan dibangun berdasarkan kebutuhan yang ada pada warga belajar (2)
indegenus ialah pendekatan dalam' Pendidikan Luar Sekolah dengan cara
menggunakan dan menggali apa yang dimiliki oleh warga belajar (3) selfreliant ialah
sikap yang perlu diciptakan pada setiap orang atau setiap warga belajar agar percaya
diri atau memiliki sikap mandiri (4) ecologically sound ialah pendekatan yang
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan (5) based on structural
transformation ialah pendekatan yang dilaksanakan berdasarkan pada pembahan
stmktur dan sistem misalnya yang menyangkut hubungan sosial, kegiata ekonomi,
sistem manajemen dan partisipasi warga belajar.
Dalam Pendidikan Luar Sekolah, konsep pendidikan lebih bermakna sebagai
pembelajaran, artinya bagaimana mengupayakan warga belajar agar secara nyata
mampu mengembangkan diri untuk belajar dan akhirnya dapat melahirkan
masyarakat belajar yang dapat memperbahami dirinya terus menems. Dengan
demikian hal penting yang hams diperhitungkan dalam pembinaan usaha mandiri di
kalangan para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi adalah pertama, pendidikan hams diberi
makna sebagai pemberian bantuan dan bimbingan untuk membantu warga belajar
berusaha mandiri; kedu
DI KALANGAN PARA WANITA TUNA SUSILA
DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MARGARAHAYU
KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis untuk memenuhi
Sebagian persyaratan penyelesaian StudiProgram S-2
Pasca Sarjana IK1P Bandung
Oleh:
WAWAN HERMAWAN
NIM 959680
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1998
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP n (DUA)
PEMBIMBING
I
PROF. DR. H. ENDANG SUMANTRI, M.Ed.
PEMBIMBING
H
PROF. DR. H. DJUDJU SUDJANA, M.Ed.
ABSTRAK
Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah akan lebih berhasil jika semua komponen
yang merupakan bagian dari sistem Pendidikan Luar Sekolah kondusif terhadap
pelaksanaan kegiatan.
Bertitik tolak dari pemikiran itu penulis mengangkat masalah pembinaan
usaha mandiri di kalangan para Wanita Tuna Susila yang dilakukan oleh Panti Sosial
Karya WanitaMargarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Permasalahan
pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan sistem Pendidikan Luar
Sekolah di panti sosial tersebut, bagaimanakah performansi yang telah berhasil dalam
berusaha mandiri dan apa faktor pendukung keberhasilannya itu, bagaimanakah
performansi yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri dan apa faktor penghambat
keberhasilannya itu serta bagaimanakah usaha tindak lanjut yang dilakukan panti
sosial tersebut. Tujuan pokok penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan panti sosial terhadap para
Wanita Tuna Susila agar mereka mempunyai harga diri, tanggung jawab sosial,
kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan dan penghidupan di masyarakat.
Mctodc penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
cara studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui tehnik: observasi, wawancara,
studi dokumenter dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Sistem Pendidikan Luar Sekolah
pada kegiatan pembinaan para Wanita Tuna Susila di panti sosial tersebut belum
dilaksanakan secara optimal, seperti pendekatan yang dilakukan masih menggunakan
pendekatan pedagogi, tenaga pengelola dan tenaga pengajar yang profesional masih
kurang, terbatasnya sumber biaya, beberapa sarana dan prasarana perlu mendapat
perbaikan atau penambahan, materi pembinaan relatif cukup banyak dan kurang
sesuai dengan minat dan kebutuhan warga belajar, proses pembinaan hanya
in
berlangsung selama 3 (tiga) bulan, jadwal pembinaan cukup padat dan pemberian
peralatan modal usaha terbatas. (2). Performansi Wanita Tuna Susila yang telah
berhasil ditandai dengan: perolehan pekerjaan produktif tanpa harus menjadi Wanita
Tuna Susila lagi, adanya peningkatan kesehatan, adanya peningkatan penampilan diri
baik fisik maupun psikis, adanya peningkatan partisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan. Faktor pendukung keberhasilan ini antara lain: adanya kemampuan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diterima dari panti sosial,
adanya bantuan modal usaha, adanya dukungan dan bimbingan dari suami beserta
dukungan warga masyarakat, adanya motivasi untuk berprestasi serta adanya
kekuatan iman dan mental (3). Performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil
ditandai dengan: tidak adanya peningkatan pekerjaan, tidak adanya peningkatan
kesehatan, tidak adanya peningkatan penampilan diri dan tidak adanya peningkatan
partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Faktor penghambat keberhasilan ini
antara lain: adanya ketidakmampuan mereka untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahauan dan ketrampilan yang didapat dari panti sosial, tidak dimanfaatkannya
bantuan modal usaha, tidak adanya dukungan suami, tidak adanya motivasi untuk
berprestasi serta ketidaksiapan iman dan mental yang kuat (4). Bentuk usaha tindak
lanjut kepada alumni panti sosial pada pelaksanaannya tidak dilakukan oleh panti
sosial tetapi dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi dengan menyerahkan
kepada Biro Konsultasi Sosial (BKS) dan Forum Komnikasi Pekerja Sosial
Masyarakat (PKPSM). Namun kedua lembaga ini belum sepenuhnya dimanfaatkan
alumni panti sosial. Bahkan pada umumnya alumni panti sosial baik yang telah
berhasil maupun yang tidak berhasil tidak mengetahui keberadaan kedua lembaga ini
sehingga para alumni panti sosial yang memerlukan penanganan lebih lanjut, mereka
berusaha memecahkan sendiri permasalahannya.
IV
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
jjj
KATA PENGANTAR ..............................................................
UCAPAN TERIMA KASIH
v
viu
DAFTAR ISI
xj
DAFTAR GAMBAR ...............................................................
Xv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
BAB
I.
II.
XV|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Fokus Masalah
5
C. Definisi Operasional
8
D. 1'ujuan Penelitian
12
E. Kegunaan Penelitian
12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pendidikan Luar Sekolah
15
B. Justifikasi Pendidikan Luar Sekolah Dalam Program
Pembinaan Wanita Tuna Susila
C. Wanita Tuna Susila
18
20
1. Pengertian Wanita Tuna Susila
jV.
2. Wanita Tuna Susila: Penyimpangan Sosial
-r?
3. Faktor Pendorong Wanita Menjadi Wanita Tuna Susila
a
4. Pentingnya Penanggulangan Praktek Wanita Tuna Susila ....
30
D. Performansi Kemandirian Dalam Pendidikan Luar Sekolah ...
33
1. Pengertian Performansi
-r-,
2. Landasan Kemandirian Dalam Penmdikan Luar Sekolah ...
36
3. Performansi Kemandirian ....
*.•«
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metoda Penelitian dan Tekmk Pengumpulan Data
43
D. Subjek Penelitian
C. Langkah-Langkah Penelitian
D. Pengolahan Data
AB IV.
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Sukabumi
B. Status Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Sukabumi
f emuan Data Penelitian
54
1. Pelaksanaan Sistem Pendidikan Luar Sekolah Dalam
Program Pembinaan Wanita Tuna Susila
-s ^
2. Performansi Wanita Tuna Susila Yang Telah Berhasil Dalam
liemsaha Mandiri
y••>
3. Performansi Wanita Tuna Susila Yang Tidak Berhasil Daiam
Berusaha Mandiri
7q
4. Usaha Tindak Lanjut Kepada Wanita Tuna Susila Yano
Berhasildan Yang Tidak Berhasil Dalam Berusaha
Mandiri
_
g-
BAB V, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjatian Sistem Pendidikan Luar Sekolah Di Panti Sosial Karva
Wanita Margarahayu Keeamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi
e.-?
5 /
B. Performansi Wanita Tuna Susiia Yang Telah Berhasil Daiam
Berusaha Mandiri
,
I()1
C. Performansi Wanita Tuna Susila "Wang Tidak Berhasil Dalam
Berusaha Mandiri
j1n
D. Usaha Tmdak Lanjut Daiam Membina Usaha Mandiri Kepada
Wanita Tuna Susila Yang Telah Berhasil. Dan Yang Tidak
Berhasil Dalam Berusaha Mandiri
i j^
E. Kelemahan dan Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Luar
Sekolah Pacta Program Pembinaan Wanita Tuna Susila di Panu
o
osial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi
13 q
1. Kelemahan Pembinaan
i]9
2. Kelebihan Pembinaan
,
jj \
BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
-j-)*,
B. Implikasi
!
131
C. Rekomendasi ....
DAFTAR PUSTAKA
-.->i
•
•
i! J>•-*/
ng
DAFTAR GAMBAR
Gi"»»bar;
Iialaman
1. Fokus Masaiah
7
2. Ilubungan Fungsional Antara Komponen-Komponen Pendidikan Luar
Sekolah
3. Model Pembelajaran Terhadap Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial...
I^
135
DAFTAR LAMPIRAN
Lan,Plrai1 :
Halaman
1. Denah Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi
i :i ,
2. Susunan Organisasi Pelaksana Tefcnis Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
i42
3. Kurikulum Pembinaan Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial
Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi
,^
4. Daftar Inventaris Barang Panti Sosia! Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
144
5. Peserta Pelatihan Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Asai Daerah
Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi Angkatan Pertama Tahim 1996/'1.997
145
6. Jadwal Pembinaan Para Wanita Tuna Susiia di Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1996/1997
14g
7. Hasil EvaJuasi Kegiatan Pembinaan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1996.'!997
110
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam
rangka
mewujudkan
Pembangunan Nasional, maka partisipasi masyarakat harus terus dipacu, karena
bagaimanapun partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan pembangunan.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ini tidak hanya dari kaum pna
tetapi juga dari kaum wanita. Dalam rangka inilah, wanita mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta dalam segala
kegiatan pembangunan. Peran dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan
makin dimantapkan melalui peningkatan dan ketrampilan di berbagai bidang sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan, kodrat, harkat dan martabatnya. Seperti yang
tercantum dalam GBHN 1993:
Wanita, baik sebagai warga maupun sebagai sumber daya insani pembangunan
mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam
pembangunan di segala bidang... kedudukan wanita dalam keluarga dan
masyarakat serta peranannya dalam pembangunan perlu dipelihara dan terus
ditingkatkan sehingga dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besamya
bagi pembangunan bangsa dengan memperhatikan kodrat serta harkat dan
martabatnya.
1-
Menurut Cosmas Batubara (1993:9), selama kurun waktu 1980-1990 tingkat
partisipasi angkatan kerja wanita telah naik dari 32,4 % menjadi 39,2 %. Dari angka
ini terlihat bahwa tingkat partisipasi kaum wanita telah meningkat sebesar 6,8 %. Hal
ini merupakan tanda bahwa selama kurun waktu 1980 - 1990 partisipasi kaum wanita
telah meningkat sejalan dengan munculnya beberapa bidang kegiatan dimana wanita
cocok untuk berkiprah, bahkan untuk beberapa bidang pekerjaan yang semestinya
cocok untuk kaum pria ternyata kaum wanita pun mampu mengerjakannya.
Walaupun demikian di tengah berbagai kemajuan yang telah diraih kaum
wanita, di sisi lain kita melihat keberadaan wanita direndahkan yaitu dengan
menjamurnya prostitusi. Keberadaan prostitusi ini, selain merendakan kodrat, harkat
dan martabat wanita juga menghambat lajunya Pembangunan Nasional.
Untuk itulah, pemerintah melalui Departemen Sosial telah mendirikan panti-
panti
rehabilitasi sosial yang berupaya untuk mengembalikan wanita yang terlibat
prostitusi (Wanita Tuna Susila) menjadi-wafga-masyarakat yang dapat berpartisipasi
secara positip terhadap pembangunan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya
sebagai wanita.
Membicarakan upaya pembinaan yang dilakukan oleh Panti Rehabilitasi Sosial
terhadap para Wanita Tuna Susila, jika dilihat dari jalur pendidikan maka kegiatan
pembinaan tersebut termasuk kepada jalur Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan Luar
Sekolah menurut The South East Ministry of Education Organization (SEAMEO),
adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas yang didalamnya terdapat komunikasi
yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar sekolah, sehingga seseorang atau
kelompok memperoleh informasi mengenai pengetahuan, latihan dan bimbingan
sesuai dengan tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya. Tujuannya ialah untuk
mengembangkan
pengetahuan,
sikap.
ketrampilan
dan
nilai-nilai
yang
memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efisien dan
efektif dalam lingkungan keluarganva. pekerjaannya, masyarakat dan bahkan
negaranya. (H.D. Sudjana, 1991:43)
Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, satuan Pendidikan Luar
Sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis.
Satuan pendidikan sejenis ini meliputi panti latihan, pusat magang, tempat
penyuluhan, gerakan pramuka, kelompok bermain dan pusat penitipananak.
Pembinaan yang dilakukan oleh panti sosial kepada para Wanita Tuna Susila
jika dimasukkan kedalam satuan Pendidikan Luar Sekolah, termasuk ke dalam kursus
dan satuan pendidikan sejenis sub bagian panti latihan. Hal ini
karena dalam
pembinaan yang dilakukan panti sosial tersebut, para Wanita Tuna Susila sebagai
warga belajar diberikan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang
diperlukan untuk kehidupanya.
Jika dilihat dari jenis pendidikan, maka pembinaan yang dilakukan panti i sosial
tersebut merupakan bagian dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Kejuruan.
Termasuk Pendidikan Umum karena pendidikan di panti tersebut mengutamakan
perluasan dan peningkatan ketrampilan dan sikapwarga belajar dalam bidang tertentu.
Termasuk Pendidikan Kejuruan karena pendidikan di panti tersebut dilaksanakan
dalam rangka mempersiapkan warga belajar untuk dapat bekerja dalam bidang
tertentu.
Menurut Bab II pasal 4 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang
Tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tangung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Sekretariat Jenderal
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992: 7).
Hal ini berati bahwa setiap satuan, jalur dan jenis pedidikan yang mengacu
pada sistem pendidikan nasional, harus berupaya untuk mewujudkan pembentukan
manusia seutuhnya, yang salah satu cirinya adalah kemandirian.
Sedang menurut Peraturan pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang
Pendidikan Luar Sekolah disebutkan bahwa '*waTga belajar mempunyai hak: belajar
secara mandiri". Ini berarti melalui Pendidikan Luar Sekolah, dalam hal ini Panti
Sosial, para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajarnya akan dididik menjadi
pribadi yang mandiri.
Selanjutnya menurut GBHN 1993, tantangan pembangunan dewasa ini yang
harus dihadapi masyrakat Indonesia adalah
"terciptanya kualitas manusia dan
kuantitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan
seja''itera dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan
Pancasila".
Dengan demkian pembinaan usaha mandiri yang diupayakan oleh panti-panti
sosial merupakan salah satu proses pembelajaran warganya dan menjadi komitmen
Pendidikan Luar Sekolah untuk mengangkat harkat dan martabat mereka. Pengertian
pembinaan usaha mandiri di sini adalah pembinaan kemampuan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap untuk mengembalikan mereka menjadi warga masyarakat
mandiri sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya sebagai wanita.
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian ini adalah: "Upaya Pembinaan
Usaha Mandiri di Kalangan Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi".
B. Fokus Masalah
Pembinaan yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Kabupaten Sukabumi kepada para Wanita Tuna Susila, pada dasarnya mengacu pada
Tujuan Pendidikan nasional yang berusaha mengembangkan penataan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, sehingga para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajarnya
diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Salah satu tindakan nyata yang
diharapkan adalah adanya sikap kemandirian dalam berusaha dari warga belajar yang
telah mengikuti program pembinaan.
Sehubungan dengan fokus masalah tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan
Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupateb Sukabumi
dalam membina usaha mandiri di kalangan para Wanita Tuna Susila sebagai warga
belajarnya, maka perincian fokus masalah dirumuskan dalam pertanyan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem Pendidikan Luar Sekolah pada pembinaan
usaha mandiri
di kalangan
Wanita Tuna
Susila di Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Kabupaten Sukabumi ?.
2. Bagaimanakah
performansi
Wanita Tuna
Susila
yang telah
berhasil
dalam berusaha mandiri dan apa faktor pendukung keberhasilannya itu ?.
3. Bagaimanakah performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil dalam
berusahamandiri dan apa faktor penghambat keberhasilannya itu ?.
4. Bagaimanakah usaha tindak lanjut kepada Wanita Tuna Susila yang berhasil dan
yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri yang dilakukan Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Kabupaten Sukabumi ?.
Gambar 1:
FOKUS MASALAH
Faktor Pendukung
(FOKUS MASALAH 1)
MASUKAN LINGKUNGAN
Kondisi Panti
^MASUKAN SARAN^\
1.
Kurikulum
2. TujuanProgram
3 Tenaga Pengelola
4. Tenaga Pengajar
5.
6.
MASUKAN LAIN
Modal Usaha yang
Sarana
Biaya
diberikan Panti
(FOKUS MASALAH 2)
•
•
jr
PROSES
KELUARAN
1.
Metode dan Teknik
2.
3.
Prosedur
Aktivitas
1. Aspek Kognisi
V^4. Pendekatan
,
2.
3.
Aspek Afeksi
Aspek Psikomotor
PENGARUH: BERHASIL
1. Perolehan pekerjaan produktif
2.Peningkatan pendapatan
3. Peningkatan kesehatan
4.Peningkatan penampilan diri
5.Kegiatan membelajarkan orang lain
6.Peningkatan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat
MASUKAN MENTAH
1.
(FOKUS MASALAH 4)
Usia
2.
Tiiigkat Pendidikan
3.
Asaldaerah
TINDAK LANJUT
MASUKAN LINGKUNGAN
(FOKUS MASALAH 3)
Kondisi Panti
TIDAK BERHASIL
Faktor Pcnghambat
C. Definisi Operasionai
Dalam penelitian ini dikemukakan definisi operasionai untuk menunjukkan
sistem pola yang diamati sehingga mempermudah pemahaman terhadap masalah
yang diteliti sehingga mempermudah pemahaman terhadap masalah yang diteliti
yakni sebagai berikut:
1. Pembinaan Usaha Mandiri
Menurut HD. Sudjana (1992:157), pembinaan adalah "sebagai upaya
memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga
keadaan sebagaimana aslinya". William B. Castetter (1981:312) menegaskan arti
pembinaan dalam konteks pengembangan kemampuan individu yakni sebagai
berikut: "Development includres all activities designed to increase and individual's
ability to perform assigments efectivefy what ever the role and what ever the level at
which they are performed". Artinya bahwa pembinaan meliputi seluruh aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkankeefektifannya dalam menjalankan tugas untuk dapat
berperilaku sesuai dengan tuntutan peranannya. Sedang menurut A. Mangunhardjana
(1989:12) pembinaan adalah:
Suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dalam
mengajari dan mempelajari hal-hal yang baru yang belum dimiliki, dengan
tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan
mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yan sudah ada serta mendapatkan
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang
sedang dijalani secara lebih efektif
Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan pembinaan adalah suatu proses
pembelajaran yang dilaksanakan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan
Cibadak Kabupaten Sukabumi yang bertujuan melepaskan pekerjaan yang sudah
dimiliki warga belajar dengan mempelajari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang lebih baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:1977), usaha adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk suatu maksud. Sedang mandiri
adalah "keadaan dapat berdiri sendiri" (KBBI, 1988: 555). Namun sesungguhnya
makna esensi yang terkandung dalam pengertian mandiri bukanlah dalam pengertian
sempit seperti itu. Kemandirian adalah kemampuan mengoptimalisasikan diri atas
bantuan orang lain. Orang yang mandiri mempunyai tali hubungan atau
ketergantungan yang wajar dengan sesama manusia dan tidak memisahkan diri dari
agama (Allah)(QS. Al Imran 112). Menurut GBHN, tantangan pembangunan yang
harus dihadapi masyarakat Indonesia antara lain "terciptanya kualitas manusia dan
kuantitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan
sejahtera lahir Tjatin dalam tata-kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
berdasarkan Pancasila". Ini berarti pengertian mandiri menurut GBHN adalah
mandiri yang berdasarkan Pancasila. Menurut HD. Sudjana (1991:35) individu yang
telah mengikuti proses pembinaan akan disebut mandiri jika pada diri individu
tersebut terdapat:
1. Perubahan taraf hidup yang ditandai dengan perolehan pekerjaan atau
berwirausaha, perolehan atau peningkatan pendapatan, kesehatan dan
penampilan diri.
2. Kegiatan membelajarkan orang lain atau mengikutsertakan oarang lain
dalam memanfaatkan hasil belajar yang telah iamiliki
3. Peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial dan pembangunan
masyarakat baik partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda dan dana.
Dengan demikian yang dimaksud pembinaan usaha mandiri adalah suatu proses
pembelajaran yang bertujuan melepaskan pekerjaan yang sudah dimiliki warga
belajar dengan mempelajari pengetahun, ketrampilan dan sikap yang baru agar
mereka dapat berusaha mandiri untuk mencapai tujuan dan kerja yang lebih baik
sesuai dengan harkat, kodrat dan martabatnya sebagai wanita.
2. Wanita Tuna Susila
Prostitusi adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri
(melakukan perbuatan seksual) sebagai mata pencaharian (B. Simanjuntak,
1981:280). Dalam tulisan ini yang dimaksud Wanita Tuna Susila atau WTS adalah
wanita yang mata pencahariannya menjual diri dan mereka menjadi warga belajar
dalam Panti Sosial tersebut.
3. Performansi Yang Berhasildan Yang Tidak BerhasilDalam Berusaha Mandiri
Performance diterjemahkan menjadi performansi atau kinerja, juga berati
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja / unjuk
kerja / penampilan kerja (LAN, 1992:3). Menurut August W. Smith (1982:303),
performans atau kinerja adalah: "...output drive from process,human or otherwise",
jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau output dari suatu proses.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa performansi atau kinerja
merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencpaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja
atau penampilan kerja yang dicapai seseorang setelah melewati suatu proses
pendidikan, pelatihan atau pembinaan.
Performansi yang telah berhasil dalam berusaha mandiri ditandai dengan:
1. Perolehan pekerjaan produktif
2. Peningkatan pendapatan
3. Peningkatan kesehatan
4. Peningkatan penampilan diri
5. Peningkatan partisipasi dalam masyarkat
6. Kegiatan membelajarkan orang lain
Sedang performansi yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri ditandai
dengan kembalinya warga belajar menekuni pekerjaan sebelumnya, dalam hal ini
mereka kembali menjadi Wanita Tuna Susila, yang tentunya ciri-ciri performansi
yang disebutkan di atas tidak ada pada mereka.
5. Usaha Tindak Lanjut
Yang dimaksud dengan usaha tindak lanjut dalam penelitian ini adalah segala
tindakan ~atau kegiatan yang dilakukan Panti Sosial KaryaWanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi dengan mengerahkan semua tenaga, dana
dan pikiran untuk meneruskan program pembinaannya kepada para Wanita Tuna
Susila yang telah keluardari panti tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Berpijak pada rumusan masalah dan fokus penelitian di atas, penulis
menetapkan tujuan penelitian ini, baik tujuan penelitian secara umum maupun tujuan
penelitian secara khusus.
/. Tujuan Umum Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kegiatan pembinaan yang dilakukan para pembina Panti Sosial Karya
Wanita Margarahayu Cibadak Sukabumi terhadap para Wanita Tuna Susila agar
mereka dapat hidup mandiri lepas dan pekerjan yang telah ditekum sebelumnya.
2. Tujuan Khusus Penelitian
Secara khusus tujuan penelitian im adalah untuk mengetahui:
1. Sistem Pendidikan Luar Sekolah pada pembinaan usaha mandiri di kalangan
Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Cibadak
Kabupaten Sukabumi.
2. Performansi Wanita Tuna Susila yang telah berhasil dalam berusaha mandiri
dan faktor pendukung keberhasilannya.
3. Performansi Wanita Tuna Susila yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri
dan faktor penghambat keberhasilannya.
—-
4. Usaha tindak lanjut kepada Wanita Tuna Susila yang berhasil dan yang tidak
berhasil dalam berusaha mandiri yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu CibadakKabupaten Sukabumi.
E. Kegunaan Penelitian
Karena penelitian ini berkaitan dengan upaya pembinaan usaha mandiri di
kalangan Wanita Tuna Susila yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, maka penelitian ini jelas
berguna bagi:
/. Bagi Program Pendidikan Luar Sekolah
Ruang lingkup pengkajian Pendidikan Luar Sekolah dewasa ini pada umumnya
lebih banyak membicarakan konsep Pendidikan Luar Sekolah untuk masvarakat
umum, tetapi untuk masyarakat yang mengalami penyimpangan seperti Wanita Tuna
Susila belum banyak dibicarakan. Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat
memberikan sumbangan pikiran tentang Pendidikan Luar Sekolah sebagai bentuk
Program Pendidikan Rehabilitasi yang selama ini belum banyak dibicarakan oleh
pakar Pendidikan Luar Sekolah.
2. Bagi Panti Rehabilitasi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi panti
khususnya Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi sebagai bahan evaluasi untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
program yang lebih cocok demi peningkatan mutu yang dihasilkan melalui program
kegiatan selanjutnya.
3. Bagi Para Wanita Tuna Susila
Penelitian ini selain akan mengkaji sistem pengelolan Program Pendidikan Luar
Sekolah yang cocok dengan minat, kebutuhan dan kemampuan para Wanita Tuna
Susila, juga akan mengkaji performansi dan karakteristik para Wanita Tuna Susila
yang telah berhasil dan yang tidak berhasii dalam berusaha mandiri beserta faktor
pendukung dan faktor penghambatnya. Hal ini tentunya akan bermanfaat bagi para
Wanita Tuna Susila yang bersangkutan, karena mereka dapat mengambil pelajaran
yang berharga dan mereka yang telah berhasil dan yang tidak berhasil dalam
berusaha mandiri.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini memerlukan kecermatan, ketelitian dan pengkajian yang terus
menerus. Latihan seperti ini tentu saja sangat bermanfaat bagi penulis, karena akan
menambah wawasan positif dalam mengembangkan dunia penelitian. Hasil penelitian
ini pun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar bagi para peneliti lain yang
khusus akan mengadakan penelitian selanjutnya.
Ylt
?TT
BAJJ III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Naturalistic Inquiry Research atau sering dikenal dengan istilah metode penelitian
kualitatif, walaupun nantinya juga akan menggunakan sajian statistik deskriptif untuk
memperjelas data. Menurut Lexy J. Mekong (1995:4-8). ada sebelas ciri dan
penelitian kualitatifini, yaitu:
1.
Latar Alamiah
2. Manusia sebagai alat (instruirten)
3.
Metode Kualitatif
4.
Analisis data secara Induktif
5. leori dariDasar (Grounded Theorv)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya ^batas" yang diientukan oleh"fokus"
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain bersifat sementara
11. iiasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Dalam metode penelitian ini, peneliti berupaya untuk melacak dan
mendeskripsi data sebagaimana yang terjadi di lapangan secara alami dan bertindak
sebagai instrumen utama (Key Instrument) untuk melacak, menseleksi dan
meratifikasi data yang diperoieh dan lapangan. Karena bertmdak sebagai intnimen
utama, maka peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan wawancara
langsung dengan para responden, mengadakan. pengamatan langsung dengan para
responden baik itu para petugas panti, para instruktur, para wanita tuna susila vans
sedang mengikuti program pembinaan atau para Wanita Tuna Susila alumni dan panti
tersebut atau pun dengan tokoh/warga masyarakat yang mempunyai kaitan erat
dengan data yang diperlukan.
Metode ini pada umumnya menggunakan sampel sedikit dan dipilih menurut
tujuan penelitian, sehingga sering berupa studi kasus atau multi kasus. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data vang
dikumpuikan. serta terbuka untuk dikritik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan daiam penelitian ini antara
tain:
1. Observasi
Teknik observasi digunakan penulis sebagai salah satu cara untuk
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung di lapangan. Dari pengamatan
tersebut penulis dapat mempelajari langsung tentang tentang sistem Pendidikan Luar
Sekolah yang dilaksanakan di panti tersebut. performansi para Wanita Tuna Susila
yang telah berhasil dan tidak berhasii dalam berusaha mandin serta usaha tindak
lanjut yang dilakukan panti terhadap para Wanita Tuna Susiia yang telah berhasii dan
yang tidak berhasii dalam berusaha mandin.
2, Wawancara
Selain observasi,
penelitian ini menggunakan
teknik wawancara untuk
melacak, menggali dan mengumpulkan data dan lapangan. Penulis mengadakan
45
wawancara dengan para petugas panti, para intruktur dan para Wanita Tuna Susila
baik yang sedang mengikuti program pembinaan maupun dengan Wanita Tuna Susiia
yang telah berhasil dan yang tidak berhasil dalam berusaha mandiri. Wawancara juga
dilakukan dengan para tokoh/warga masyarakat yang mempunyai kaitan erat dengan
data yang diperlukan.
Kegiatan wawancara ini dilakukan secara kekeluargaan dan sesuai dengan
budaya kerja responden. Dari wawancara ini penulis memperoleh sejumlah data dari
para responden yang disampaikan secara langsung dan spontan tanpa rekayasa.
Dengan eara ini, penulis dapat mengamati dan mempelajari data yang keluar dari
perilaku dan eksperesi responden yang mendukung data yang disampaikan secara
lisan, mempelajari perasaan pikiran dan narapan para responden baik yang tersirat
maupun yang terucap. Dengan demikian penulis dapat melibatkan diri dengan
perasaan dan pikiran responden.
3. Studi Dokumenter
Untuk melengkapi kekurangan data yang tidak dapat diperoleh dari observasi
dan wawancara, penulis menggunakan studi dokumenter. Cara ini dipergunakan oleh
penulis untuk mencari data-data baik yang ada di Panti Sosial, Dinas Sosial.
Departemen Sosial maupun dari literatur lain .
Studi ini penting untuk membandingkan kejadian yang ada di lapangan
dengan teori-teori dan data-data lain yang terdapat dalam literatur.
4, Triangulasi
Menurut LexyJ. Moleong (1995:178). "triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperiuan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu".
Tehnik mi dapat dilakukan jika para responden berbicara berdasarkan pikiran
dan perasaanya saja tanpa memperhatikan pikiran dan perasaan orang lain. Jika
responden sudah bersikap seperti itu, maka tidak menutup kemungkinan akan muncul
data yang bersifat subjektif. Karena itu untuk mengatasi subjektifitas data, penults
mencari responden lain yang dapat berbicara secara neiral sesuai dengan yang ada di
lapangan. Cara inilah yang diharapkan dapat meluruskan data yang subjektif sehmga
menjadi data yang bersifat objektif Jika tidak diperoleh responden yang bersifat
netral, maka penulis melakukan kegiatan konfrontasi data yakni mengkonfrontirkan
data yang berbicara secara negatif dengan sumber data yang selalu berbicara tennis
hal-hal yang positif. Sedang penulis bertindak sebagai penafsir data. Cara inilah yang
dimaksud dengan Triangulasi.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunio (1989: 211). subjek penelitian itu pada umumnya
manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Subjek penelitian mi dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu sumber informasi dan informan.
Menyimak batasan tersebut, maka daiam penelitian ini yang menjadi sumber
informasi adalah para Wanita Tuna Susila baik yang sedang mengikuti pembinaan
maupun yang telah mengikuti pembinaan (alumni panti). Untuk meneliti sistem
Pendidikan Luar Sekolah maka vans menjadi sumber informasi dalam penelitian ini
adalah para Wanita Tuna Susila yang sedang mengikuti program pembinan di Panti
Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Angkatan Pertama Tahun 1997/1998 sebanyak 40 (empat puluh) orang. Sedangkan
untuk meneliti performansi Wanita Tuna Susiia yang telah berhasil maupun yang
tidak berhasii dalam berusaha mandin ini diambil sampel secara purposif masingmasing sebanyak 3 (tiga) orang. Sumber informasi yang terakhir mi adalah orang
yang menjadi kasus dalam penelitian ini yang memberikan data utama tentang diri
sendiri dan kehidupannya.
Proses penelusuran kasus diawali dari wawancara dan studi dokumen melalui
informan disamping studi observasi sehingga kondisi kasus semakin jelas
keberadaannya. Informan adalah orang yang memberikan data pelengkap tentang
identitas kehidupan kasus. Pemanfaatan informan bagi peneliti adalah agar dalam
waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, jadi sebagai internal
sampling, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau
membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.
Jack R. Fraenkel dan Norman E. Watten (1990: 374) menyatakan bahwa
sampling dalam studi observasi pada penelitian kualitatif sebagai berikut: "Generally
speaking, researchers who engange in some form of observational study are lekely to
select a purposive sample ... that is, researchers select a sample of observtions they
feel will yield the best understanding ofwhatever they wish to study". Pemvataan ini
48
mengisyaratkan bahwa studi obeservasi memungkinkan bagi para oeneliti untuk
menyeleksi sampei purposif. Sampel yang dieari sudah jelas dan dipilih itu saja.
Dengan perkataan lain, perihal yang diobeservasi. sudah terarah dan itulah vana
dipilih.
Dalam penelitian ini data responden ditelusuri dan informan (petugas panti)
adalah mengenai identitasnya, seperti nama. tempat dan tanggai lahir, pendidikan.
pekerjaan dan sebagainya. Para responden diseleksi sehingga didapatkan responden
yang telah berhasil maupun yang tidak berhasii dalam berusaha mandin masinamasing sebanyak 3 (tiga) orang.
Dalam rangka memilih kasus penelitian, maka seperti vans telah disebutkan
bahwa penelusuran kasus dilakukan melalui wawancara kepada informan dan
kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap setiap caion kasus sehingga
ditemukan kasus atau sumber inforniasi yang memenuhi kriteria persvaratan, sebagai
berikut:
1. Memiliki data identitas yang terdaftar sebagai alumni Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi.
2. Bertempat tinggal di daerah Kabupaten/Kotamadya Sukabumi.
3. Mata pencaharian, yaitu alumni panti yang sudah meninasalkan mata
pencahariannya sebagai Wanita Tuna Susiia dan sudah bermata pencaharian
produktif bagi yang berhasil dan alumni panti yang masili bennata pencaharian
sebagai Wanita Tuna Susila bagi vans belum berhasii
Kasus-kasus penelitian yang berindikasi seperti dipersyaratkan tersebut
merupakan sumber informsi atau responden yang diwawancara secara mendalam
untuk memberikan jawaban fokus masalah penelitian. J. Vredenhreai (1978:38}
menegaskan bahwa:
Sifat khas dan "case study" adalah suatu pendekatan yang bertujun untuk
mempertahankan keutuhan (wholeness) dan objek, artinya data vang
dikumpulkan dalam rangka '•'•studi kasus", dipelaian sebagai suatu keseluruhan
yang terintegrasi Tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan
yang mendalam^mengenai objek yng bersangkutan, yang berarti bahwa studi
kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitin yang eksploratif.
Mendasan pemikiran tersebut di atas, maka wawancara dan pengamatan serta
teknik lainnya adalah untuk mendalami keutuhan objek penelitian ini yaifu perilaku
para Wanita Tuna Susila baik yang sedang mengikuti pembinaan maupun yang telah
selesai pembinaan (alumni panti).
C. Langkab-Langkah Penelitian
Beberapa ahli mengemukakan tahapan penelitian kualitatif dalam ramusan
yang berbeda. Bogaan (1972) dan Lexy Afoieong (1995), merurnuskan tiga tahapan
sebagai berikut: (1). Kegiatan Pra Lapangan (2). Kegiatan Lapangan (3). Kegiatan
Analisis Intensif. Sedangkan Sanajiah Faisal (1990). merurnuskan daiam konseo
berikut: (I). Tahap Orientasi (2). Tahap Lxplorasi (3). Tahap Member Check.
Secara keseluruhan tahapan. yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
rangkaian kegiatan berikut:
.?\3
1. Tahap Persiapan Peneltian
Pada tahap ini, penulis melakukan persiapan-persiapan yang meliputi:
memiiih masalah, studi penclahuluan, merurnuskan fokus masalah, memilih
pendekatan, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data. Sehagamiana
layaknya suatu penelitian ilmiah, maka pada tahap ini peneliti menyusun desain
penelitian untuk kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembma mata kuliah
seminar- Pendidikan Luar Sekolah. Untuk mendapat masukan, peneliti mengikuti
ujian seminar pra desain, untuk kemudian mendapatkan bimbingan sehingga masalah
penelitian disetujui untuk diteliti ke lapangan.
2, Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan sekaligus menseleksi data-data yang
diperlukan sesuai dengan fokus penelitian dan akhirnya meratifikasi atau
menyimpulkan data tersebut secara deskriptif. Daiam konteks penelitian kualitatif
beberapa aspek kegiatan dalam pelaksanaan dikerjakan sebelum dan selama
penelitian berlangsung. Misalnya pembuatan instnimen baik berapa pedoman
observasi. wawancara maupun untuk studi dokumentasi. Tetapi yang prinsip dalam
penelitian ini bahwa instrumen penelitian im adalah peneliti sendiri, sedangkan
pedoman observasi dan wawancara hanya memuat pertanyaan kunci untuk membuka
masalah penelitian. Demikian juga halnya dengan kegiatan pengumpulan dan analisis
data serta pembuatan kesimpulan dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Secara
kronogis daiam penseleksian dan ratifikasi data peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan Catalan lapangan dan hasil observasi secara keseluruhan.
b. Menyusun dan mengelompokan data sejenis sesuai dengan fokus pennaslalian.
c. Menganatisa hubungan antara data yang satu dengan data vang lannva.
d. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.
e. Menyimpulkan data tersebut menjadi suatu pemyatan umum sekaligus menyusun
temuan penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan
puncak kegiatan penelitian yaitu dilakukan setelah
penelitian lapangan berakhir. sekaiipun laporan ini telah dimulai dalam proses
penelitian berlangsung seperti pembuatan analisis data. Penulisan laporan dalam
penelitian ini menjurus kepada penulisan tesis sebagai suatu karva ilmiah.
Pengorganisasian penulisan laporan penelitian ini dituangkan ke dalam enam bab
yaitu pendahuluan. tinjauan kepustakaan, metodologi, hasil penelitian. pembahasan
serta kesimpulan dan rekomendasi
D, Pengolahan Data
Pelaksanaan pengolahan data penelitian melalui analisis data sebenarnya
sudah berlangsung sejak penelitian ini dimulai hanya analisis data tersebut ada yang
bersifat parsial adapula yang bersifat kontekstual. Tetapi analisis data vang bersifat
parsial pun (yang diperoleh secara insidentai) akhimya masuk kepada analisis yang
bersifat kontekstual setelah data itu terkumpul secara utuh.
Kegiatan pengolahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan melalui;
1. Mengumpulkan catatan-catatan lapangan yang berasal dari hasil wawancara,
observasi lapangan dan dari studi literatur serta dan hasil studi dokumenter.
2. Mengelompokkan data penelitian dari para responden ke dalam data sejenis.
3. Menyusun data sesuai dengan fokus perrnasahan dan tujuan penelitian.
4. Menganaiisisi hubungan antar data yang satu dengan data yang lainnya (analisis
lintas data).
5. Memberikan komentar berapa tanggapan, kritikan dan tafsiran terhadap data
secara kontekstual.
6. Mendeskripsi data
dalam
bentuk petanyaan-pertanyaan umum,
sekaligus
menyusun temuan-temuan penelitian baik yang ada hubungannya dengan fokus
permasaiahan dan tujuan penelitian.
7. Menyusun temuan-temuan monumental dan gagasan-gagasan inovasi.
8. Menyimpulkan laporan penelitian secara umum.
BABV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Sistem Pendidikan Luar Sekolah Pada Panti Sosial Karya Wanita
Margarahayu Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi
Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi mempakan lembaga pendidikan yang mendidik para Wanita
Tuna Susila sebagai warga belajar agar mau melepaskan pekerjaan yang sudah
dimilikinya dengan mempelajari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bam agar
mereka dapat bemsaha mandiri untuk mencapai tujuan dan kerja yang lebih baik
sesuai dengan harkat, kodrat dan martabatnya sebagai wanita.
Panti Sosial ini menumt pandangan pendidikan bukanlah tempat hukuman
yang membuat para Wanita Tuna Susila menjadi menderita, tetapi mempakan
lembaga pendidikan yang membina para Wanita Tuna Susila sebagai warga belajar
dengan pendidikan disiplin, pendidikan kerohanian dan pendidikan ketrampilan atau
pendidikan kerja. Dengan pembinaan di lembaga ini diharapkan para Wanita Tuna
Susila sebagai warga belajarnya dapat menjadi orang yang berguna bagi dirinya,
keluarga, masyarakat, bangsadan agamanya.
Pada hakekatnya semua manusia dapat dididik, baik yang berpikiran normal
atau pun tidak normal, tidak terkecuali para Wanita Tuna Susila. Para Wanita Tuna
Susila dapat menjadi manusia yang baik asalkan sistem pendidikan atau pembinaan
yang diberikan terhrdap para Wanita Tuna Susila ini bersifat menyelumh, terpadu
dan tidak setengah-setengah.
Tujuan pembinaan terhadap para Wanita Tuna Susila di panti sosial
khususnya di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan Cibadak
Kabupaten Sukabumi pada prinsipnya bertujuan untuk membina mereka agar
menemukan kembali jati dirinya sebagai warga negara yang mempunyai tanggung
jawab hidup di tengah-tengah masyarakat. Secara khusus seperti telah disebutkan
pada bab sebelumnya, tujuan pembinaan ini adalah:
1. Memberikan pembinaan terhadap tata kehidupan dan penghidupan para
tuna susila dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif
2. Mengembangkan pemulihan kembali harga diri, kepercayaan diri,
tanggung jawab sosial, kemauan dan kemampuan para tuna susila agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan dan
penghidupan masyarakat. (Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Dirjen Bina
Rehabilitasi Sosial, 1993: 7).
Dilihat dari jalur pendidikan maka kegiatan pembinaan yang dilakukan Panti
Sosial Karya Wanita Margarahayu Kecamatan-Cibadak Kabupaten Sukabumi ini
termasuk ke dalam jalur Pendidikan Luar Sekolah. Rumusan Pendidikan Luar
Sekolah sebagaimana telahdijelaskan padabab terdahulu, mempakan organisasi yang
sistematis terhadap nilai-nilai normatif yangterkait dengan pembelajaran seperti: nilai
filosofis tujuan pembelajaran maupun nilai materil proses pembelajaran yang
melibatkan penggunaan ketepatan materi pembelajaran, kesesuaian penggunaan
media maupun metode pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia sepanjang masa dengan tidak mengenai batas usia tertentu dan tempat
pendidikan yang terbatas. Konsep Pendidikan Luar Sekolah pada hakekatnya ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut, pertama, pembelajaran bermakna sebagai
bantuan atau bimbingan untuk melayani kebutuhan belajar masyarakat pada
umumnya dengan tidak dibatasi oleh sasaran usia tertentu serta tempat tertentu dan
berlangsung sepanjang hayat; kedua, tujuan pembelajaran menekankan kepada
pemenuhan kebutuhan belajar masyarakat yang fungsional di luar pendidikan
persekolahan yakni memberi bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan martabat kehidupan dalam lingkungan sosial yang
lebih luas; ketiga, kegiatan belajar mempakan aktifitas yang disengaja serta
diorganisasikan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu; keempat, isi
program pembelajaran lebih bersifat aplikatif dengan kebutuhan warga belajar.
Pembinaan yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, pada hakekatnya diarahkan pada proses
penyembuhan mental para Wanita Tuna Susila agar mereka memiliki kesadaran dan
tanggung jawarryang positip dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupannya di
masyarakat kelak. Melalui kesadaran dan tanggung jawabnya itu, diharapkan para
Wanita Tuna Susila dapat berusaha mandiri secara produktif tanpa menumnkan
harkat dan martabataya sebagai wanita. Sikap dan perilaku itulah yang olehSuzanne
Kindervatter disebut sebagai Empowering Proces. Suzanne Kindervatter (1979: 150),
mengungkapkan bahwa:
Empowering was defined as: people gaining an understanding or and control
over social, economic and or political porces in order to improve their
standing in society. An empowering proces is a means to bring about such
understanding and control.
Dari pemyataan di atas temngkap bahwa Kindervatter menjadikan
empowering proces sebagai suatu pendekatan untuk menumbuhkan pengertian dan
kesadaran seseorang atau kelompok orang untuk memahami dan menilai atau
mengevaluasi kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan politik, sehingga ia dapat
meningkatkan martabat hidupnya dalam masyarakat. Dengan demikian, empowering
proces diarahkan untuk menemukan pengertian dan kontrol dm
Jika dihubungkan dengan upaya pembinaan para Wanita Tuna Susila di panti,
diharapkan para Wanita Tuna Susila tersebut dapat merenungkan dan menemukan
dirinva, dapat memahami dirinya dan dapat menilai keberadaan sikap dan perilaku
dirinva yang selama ini dinyatakan menyimpang oleh masayarakat dan pemerintah.
Hakekat pokok dari pandangan Kindervatter tentang empowering proces ini
adalah bahwa warga belajar dalam hal ini para Wanita Tuna Susila, baik secara
perseorangan maupun kelompok dapat menggali dan memotivasi kesadaran dirinya,
sehingga mereka benar-benar memiliki keyakinan akan kekuatan dirinya sebagai
manusia yang mampu hidup dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Dengan
kekuatan itulah, para Wanita Tuna Susila diharapkan mempunyai kemampuan untuk
memenuhi tutuntan kebutuhan hidupnya melalui cara-cara yang dibenarkan oleh
norma agama dan norma hukum yang berlaku dalam masyarakat dengan melalui
cara-cara yang tidak meyimpang dari norma kesopanan dan kesusilaan.
Strategi pembinaan para Wanita Tuna Susila yang dapat dilakukan jika
dihubungkan dengan pendekatan Empowering Proces sebagaimana yang disebutkan
Kindervatter adalah (1) Community Organization; strategi ini dilakukan dengan
mengaktifkan dinamika kehidupan para Wanita Tuna Susila di panti melalui
peningkatan sikap dan perilaku yang positip dan ketrampilan yang memadai,
sehingga mereka mempunyai modal untuk mengubah status sosial ekonominya di
masyarakat kelak. Untuk mencapai hal ini, para Wanita Tuna Susila di panti
diaktifkan dalam kelompok-kelompok organisasi yang terorganisir rapi. (2) Worker
self management and collaboration; strategi ini dilakukan dengan mengaktifkan
hubungan antara para Wanita Tuna Susila di panti dan alummnya dengan masyarakat
lain, melalui manajemen usaha yang baik. Melalui cara ini setiap Wanita Tuna Susila
di panti dan atau alumninya yang tergabung dalam suatu perkumpulan tertentu
menentukan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas, struktur organisasi
yang jelas yang mampu mengatur sistem kerja yang baik diantara mereka, sehingga
dapat memperkecil perbedaan status diantara mereka dengan warga masyarakat
lainnya. (3) Participatory approaches in adult educations, research and rural
development; ialah pendekatan partisipasi-para Wanita Tuna Susila di panti dan
alumninya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Jadi yang penting dalam strategi ini adalah partisipasi para Wanita Tuna
Susila dalam mengikuti berbagai perubahan dan tuntutan jaman. (4) Education
specipically aimed at confronting oppression and injustice; ialah dengan
mengembangkan pendidikan dan keadilan sebagai alat untuk menumbuhkan normanorma kehidupan dalam diri warga belajar, juga sebagai alat untuk menumbuhkan
nilai keadilandan keadaban sebagai sarana untuk membentuk nilai kemanusiaan yang
berkeadilan. Cara ini dapat dipraktekkan melalui pembagian tanggung jawab diantara
sesama warga belajar. Setiap masalah dibicarakan dan dimusyawarahkan dalam suatu
pertemuan kelompok belajar. Sekalipun demikian, kelompok tersebut tidak
memberlakukan birokrasi dan hierarki yang kaku tetapi harus diciptakan suasana
yang fleksibel berdasarkan konsensus bersama.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam penerapan proses
empowering adalah; (1) need oriented ialah pendekatan yang didasarkan kepada
kebutuhan warga belajar. Artinya Pendidikan Luar Sekolah senantiasa harus
dikembangkan dan dibangun berdasarkan kebutuhan yang ada pada warga belajar (2)
indegenus ialah pendekatan dalam' Pendidikan Luar Sekolah dengan cara
menggunakan dan menggali apa yang dimiliki oleh warga belajar (3) selfreliant ialah
sikap yang perlu diciptakan pada setiap orang atau setiap warga belajar agar percaya
diri atau memiliki sikap mandiri (4) ecologically sound ialah pendekatan yang
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan (5) based on structural
transformation ialah pendekatan yang dilaksanakan berdasarkan pada pembahan
stmktur dan sistem misalnya yang menyangkut hubungan sosial, kegiata ekonomi,
sistem manajemen dan partisipasi warga belajar.
Dalam Pendidikan Luar Sekolah, konsep pendidikan lebih bermakna sebagai
pembelajaran, artinya bagaimana mengupayakan warga belajar agar secara nyata
mampu mengembangkan diri untuk belajar dan akhirnya dapat melahirkan
masyarakat belajar yang dapat memperbahami dirinya terus menems. Dengan
demikian hal penting yang hams diperhitungkan dalam pembinaan usaha mandiri di
kalangan para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita Margarahayu
Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi adalah pertama, pendidikan hams diberi
makna sebagai pemberian bantuan dan bimbingan untuk membantu warga belajar
berusaha mandiri; kedu