KINERJA PENYULUH KESEHATAN HEWAN PADA PUSAT KESEHATAN HEWAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA (Studi Kasus Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) di Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya).

KINERJA PENYULUH KESEHATAN HEWAN PADA PUSAT
KESEHATAN HEWAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA
(Studi Kasus Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) di Kecamatan Pulau
Punjung, Kabupaten Dharmasraya)

SKRIPSI

Oleh:
VEBBY LECHA BRENZY
Bp. 0810612254

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

KINERJA PENYULUH KESEHATAN HEWAN PADA PUSAT
KESEHATAN HEWAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA
(Studi Kasus Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) Di Kecamatan Pulau
Punjung, Kabupaten Dharmasraya)
VEBBY LECHA BRENZY, dibawah bimbingan

Ir, Amrizal Anas, MP dan Ediset, S.Pt, M.Si
Bagian Pembangunan dan Bisnis Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan
Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Penelitian ini dilaksanakan selama 1
(satu) bulan, dimulai dari tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2013. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kinerja dan kendala penyuluhan kesehatan hewan yang
dilakukan pada pusat kesehatan hewan di Kecamatan Pulau Punjung. Metode
dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (Case Study) dengan menggunakan
kuesioner. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Responden
dari penelitian ini adalah 5 orang pegawai Puskeswan Kecamatan Pulau Punjung
dan peternak yang ditentukan dengan Quota yaitu 30 peternak dari jumlah rumah
tangga peternak (RTP) yaitu 767 RTP metode pengambilan adalah dengan
purposive sampling. Kinerja penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan pada
Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan Pulau Punjung adalah sebagai berikut:
Perencanaan penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan cukup baik dengan
nilai 71,67 % (ketegori sedang). Pelaksanaan penyuluhan kesehatan hewan yang
dilakukan cukup baik dengan nilai 78,89 % (ketegori sedang). Evaluasi
penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan masih belum maksimal dengan nilai

45,85 % (ketegori rendah). Kendala yang di hadapi dalam penyuluhan kesehatan
hewan yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan Pulau Punjung
yaitu: Tidak tersosialisasinya program kerja penyuluh kesehatan hewan pada
peternak, Belum lengkapnya sarana prasarana untuk penyuluh, lokasi penyuluhan
yang kurang strategis dan sulitnya medan yang ditempuh, kurangnya partisipasi
peternak saat melakukan penyuluhan dan sulitnya mengumpulkan peternak pada
saat melakukan penyuluhan. Kendala yang dihadapi peternak dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan hewan adalah peternak dalam meluangkan waktunya dan
penyuluh mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan, kurangnya
partisipasi peternak dan hanya mendengarkan tidak ada umpan balik atau
tanggapan dari peternak dan kemauan peternak untuk mendukung secara mutlak
program-program yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh pemerintah.
Kata Kunci : Kinerja Penyuluh, Kendala Penyuluh, Puskeswan,

i

I. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Wilayah Sumatera Barat merupakan daerah yang sangat potensial dan

strategis dalam mengembangkan sektor peternakan. Di antara wilayah Kabupaten
yang berpotensi mengembangkan sektor ini adalah Kabupaten Dharmasraya. Hal
ini dapat dilihat dari ketersediaan lahan untuk peternakan di wilayah tersebut
mencapai 7.142 ha atau 2,57 % dari keseluruhan lahan di wilayah Dharmasraya
(Kabupaten Dharmasraya dalam Angka, 2009).
Kecamatan Pulau Punjung merupakan Ibu Kabupaten Dharmasraya
termasuk wilayah padat penduduk. Letak kecamatan ini juga sangat strategis
berada di jalan lintas yang menghubungkan antara propinsi Jambi dan Kota
Padang. Di Kecamatan Pulau Punjung usaha ternak sudah cukup lama digeluti
oleh masyarakat setempat. Populasi ternak yang lebih dominan adalah jenis ternak
ayam sebayak 453.347 ekor (buras dan pedaging) kemudian disusul dengan itik
dengan jumlah 20.100 ekor, kambing dengan jumlah 15.040 ekor, sapi potong
31.449 ekor dan kerbau dengan jumlah 4.881 ekor (Dinas Peternakan Kabupaten
Dharmasraya 2013).
Usaha peternakan sudah cukup lama dijalani oleh masyarakat Pulau
Punjung, namun kemajuan dan perkembangan usaha peternakan tersebut baru
mulai terlihat selama satu dekade terakhir. Hal ini antara lain tampak setelah
didirikannya Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Kecamatan Pulau Punjung.

Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.
140/9/2007 tentang Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan “Pusat
Kesehatan Hewan yang selanjutnya disingkat Puskeswan adalah Pos Kesehatan
1

Hewan yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan hewan sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 690/Kpts/TN.510/10/1993 dan Nomor 88 Tahun 1993 Tentang Pos
Kesehatan Hewan.
Puskeswan Kecamatan Pulau Punjung dibangun melalui Program Rural
Rearing Multiplication Center (RRMC) dengan dana bantuan dari Pemerintah
Jepang (JBIC) tahun 1999. Luas bangunan 70 M2 dan mulai dioperasikan sejak
tahun 2000. Untuk lebih mengoptimalkan pelayanan peternakan dan kesehatan
hewan secara terpadu dalam mendukung perkembangan agribisnis peternakan dan
peningkatan ketahanan pangan. Berdirinya Puskeswan Pulau Punjung ditetapkan
dengan Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor: 188.45/83/Kpts-Bpt/
2007 tanggal 8 Februari 2007 dan perubahannya Nomor: 188.45/463/ KPTSBPT/2009 tanggal 1 Mei 2009.
Dilihat dari struktur organisasi, Puskeswan Pulau Punjung terdiri dari 1
(satu) orang Kepala Puskeswan (Drh. Mudia Famila Sari) yang merangkap
sebagai Dokter Hewan (medis) serta petugas PKB dan Repro, 2 (dua) orang

tenaga paramedis (Romy Hidayat, A.Md kemudian Alex Kartono yang
merangkap PDSR dan tenaga inseminator), 1 (satu) orang tenaga inseminator
(Yondrizal, S.pt) merangkap petugas petugas PKB dan Repro. Semua petugas
Puskeswan tersebut merupakan Pegawai Negeri Sipil.
Sejauh ini kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskeswan
Kecamatan Pulau Punjung memang sudah cukup berhasil. Salah satu wujud
keberhasilan tersebut ditandai dengan tercapainya tujuan dan sasaran program
penyuluhan yang telah direncanakan sebelumnya yakni tumbuhnya kesadaran
2

pada setiap individu peternak untuk mau menerima perubahan-perubahan cara
beternak dari yang bersifat tradisional menjadi lebih modern berdasarkan temuantemuan ilmiah para ahli di bidang peternakan. Kendati demikian, perlu pula
digaris bawahi bahwa keberhasilan kegiatan penyuluhan tersebut tidak terlepas
dari faktor-faktor yang mendukungnya, baik dilihat dari sisi kualifikasi personil
penyuluhan itu sendiri yang dalam hal ini adalah para pegawai yang bertugas di
Puskeswan Kecamatan Pulau Punjung, maupun dilihat dari faktor peternak itu
sendiri. Di samping faktor-faktor lain yang mungkin turut memberikan kontribusi
bagi tercapainya keberhasilan penyuluhan tersebut seperti mekanisme atau proses
pelaksanaan penyuluhan itu sendiri.
Atas dasar pemikiran di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang “Kinerja Penyuluh Kesehatan Hewan Pada Pusat Kesehatan Hewan
Di Kabupaten Dharmasraya (Studi Kasus Pusat Kesehatan Hewan
(PUSKESWAN) Di Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya)”.
1.2.

Perumusan Masalah
Perkembangan peternakan rakyat masih mengalami berbagai hambatan, di

antaranya adalah pengetahuan dan wawasan peternak yang terbatas serta
kurangnya motivasi untuk mengembangkan pengetahuan dan usahanya. Kondisi
ini mengisyaratkan akan perlunya bantuan dari pemerintah melalui lembaga
penyuluhan maupun pihak terkait untuk mengadakan program penyuluhan yang
tujuannya

adalah

membantu

peternak


meningkatkan

pengetahuan,

mengembangkan usaha serta meningkatkan motivasi berusaha.
Secara umum sektor peternakan di Kecamatan Pulau Punjung memiliki
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
3

usaha peternakan yang sudah mencapai kemajuan terutama setelah mendapat
penyuluhan dari Puskeswan setempat. Kemajuan tersebut berkaitan erat dengan
proses penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pada Puskeswan Pulau Punjung
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kinerja penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan oleh
Penyuluh Kesehatan Hewan di Kecamatan Pulau Punjung?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi penyuluhan kesehatan hewan yang
dilakukan oleh Penyuluh Kesehatan Hewan di Kecamatan Pulau Punjung?
1.3.


Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kinerja penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan oleh
penyuluh kesehatan hewan di Kecamatan Pulau Punjung.
2. Mengetahui kendala penyuluhan kesehatan hewan yang dilakukan oleh
penyuluh kesehatan hewan di Kecamatan Pulau Punjung.
1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

1. Para peneliti dan lembaga perguruan tinggi yakni sebagai sumbangan
informasi ilmiah dan penunjang bagi penelitian selanjutnya.
2. Sebagai informasi bagi peternak, penyuluh (dalam hal ini Puskeswan) dan
pemerintah dalam pembangunan sektor peternakan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan
kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskeswan di Kecamatan Pulau
Punjung khususnya dan Kabupaten Dharmasraya umumnya.
4