T1 232009011 Full text

PENDAHULUAN
Latar belakang
Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Berbagai
macam teknologi dan inovasi baru banyak bermunculan. Dengan semakin
majunya teknologi informasi maka dapat diciptakan suatu sistem informasi yang
terkomputerisasi yang lebih cepat, akurat, dan tepat waktu dalam memberikan
suatu informasi kepada penggunanya. Ketersediaan informasi yang cepat,
akurat, dan tepat waktu mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan suatu
organisasi, baik itu organisasi laba maupun organisasi nirlaba, seperti halnya
gereja.
Ada dua macam kegiatan dalam organisasi nirlaba seperti gereja, yaitu
kegiatan keuangan dan non keuangan. Kegiatan yang terkait dengan keuangan
terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penerimaan kas yang diterima
oleh gereja bukanlah dari proses jual beli seperti yang terjadi pada organisasi
laba. Penerimaan kas gereja berasal dari persembahan dan perpuluhan dari para
jemaatnya dan juga sumbangan lainnya. Kas yang diterima tersebut lalu
digunakan untuk pembiayaan kegiatan gereja antara lain membeli perlengkapan
untuk gereja, biaya gaji untuk pegawai dan pendeta dan lain-lain.
Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh gereja adalah kegiatan non
keuangan atau kegiatan yang tidak terkait langsung dengan keuangan. Misalnya
ibadah mingguan, ibadah sektor, kegiatan persekutuan, dan lain-lain. Semua

kegiatan yang dilakukan oleh gereja tentunya perlu dilakukan pengelolaan dan
pengawasan yang baik, sehingga gereja dapat mengontrol semua kegiatan yang
dilakukannya.
Saat ini Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat
Tamansari, Salatiga masih menggunakan sistem informasi secara manual.
Seiring dengan perkembangan gererja, sistem informasi secara manual yang saat
ini digunakan gereja sudah tidak dapat lagi mengakomodasi kebutuhan gereja.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah jemaat dan juga jumlah
aktivitas yang dilakukan oleh gereja. Selain itu perkembangan teknologi
informasi yang semakin pesat juga memberikan peluang bagi gereja untuk

1

segera mengubah sistem manual yang dimiliki menjadi sistem yang
terkomputerisasi. Dengan latar belakang tersebut maka Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga saat ini mulai
membutuhkan suatu sistem informasi database terkomputerisasi yang dapat
memudahkan pihak gereja dalam menjalankan aktivitas operasional gereja.
Dengan dirancangnya sistem informasi database diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi gereja dalam hal mempermudah pencarian data, selain

itu juga dapat mempermudah dan mempercepat proses pencatatan sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait, misalnya jemaat,
majelis, dan donatur. Database juga lebih memudahkan gereja dalam
mengekplorasi data, baik data keuangan maupun data non keuangan. Dengan
menggunakan database gereja juga dapat lebih mudah dalam mengelola data
jemaat. Database juga dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan gereja
secara cepat, akurat dan tepat waktu. Informasi ini sangat berguna untuk
sekretaris, bendahara, majelis dan pendeta yang merupakan pemimpin di dalam
gereja dan pemimpin bagi jemaat dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga
membutuhkan suatu sistem yang lebih efektif dan efisien, yang dapat
memudahkan dalam memproses, mengolah dan menyediakan informasi gereja
secara cepat, akurat, dan tepat waktu. Atas dasar tersebut maka masalah
penelitian ini adalah merancang sistem informasi database Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang menggunakan
aplikasi Wamp Server.
Dari masalah penelitian yang ada maka muncul persoalan penelitian yang
akan dijawab dalam pembahasan. Persoalan Penelitian dalam penelitian ini
adalah :

- Bagaimana sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat
(GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga ?
- Bagaimana rancangan sistem informasi database Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga ?

2

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan sistem
informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat
Tamansari, Salatiga dengan menggunakan aplikasi Wamp Server sehingga dapat
digunakan untuk mengolah dan memproses data dengan lebih cepat, akurat, dan
tepat waktu.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari,
Salatiga
Dengan rancangan aplikasi sistem informasi database menggunakan
Wamp Server ini kiranya dapat membantu gereja untuk mengolah dan
memproses data keuangan maupun data non keuangan dengan lebih cepat,
akurat, dan tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihakpihak yang terkait misalnya, jemaat, majelis, dan donatur.
2. Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu akuntansi yang didapatkan mengenai
sistem informasi keuangan dan non keuangan dengan membuat rancangan
aplikasi sistem informasi database menggunakan Wamp Server.
3. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan
pemahaman pembaca akan aplikasi sistem informasi database, khususnya
pada organisasi nirlaba seperti pada gereja.

TINJAUAN LITERATUR
Sistem Informasi Gereja
Gereja bukanlah gedungnya, tetapi adalah orangnya, ini merupakan suatu
ungkapan yang ingin mengatakan bahwa gereja bukan gedungnya tetapi orangorang yang beribadah di dalamnya, yang menggunakan gedung tersebut untuk
beribadah. Gereja menurut Mufrisno (2010) secara harafiah gereja berarti tempat
ibadah atau rumah Tuhan. Istilah gereja mengacu kepada beberapa pengertian :
1. Gereja Lokal
Yang adalah Kumpulan orang yang bersatu dalam suatu wadah yang
bersifat lokal.

3


2. Gereja Universal
Kumpulan orang- orang yang menjadi pengikut Kristus, dipanggil keluar
dari kegelapan dan hidup dalam terang Kristus di seluruh dunia.
3. Tempat dimana orang bertemu atau beribadah.
4. Suatu badan atau denominasi; ataupun organisasi Kristen yang
mempunyai doktrin, organisasi dan sejarah yang sama.
Menurut Niftrik dan Boland (1984:359) kata “Gereja” berasal dari
bahasa Portugis (“igreja”) dan melalui bahasa Latin (“ecclesia”) akhirnya
berasal dari bahasa Yunani ekklėsia yang berarti “Gereja Kristen”. Pengertian
gereja menurut Hadiwijono (1982:362) berasal dari kata Portugis igreya dan ini
merupakan terjemahan dari bahasa Yunani kryiakė, yang berarti menjadi milik
Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan “milik Tuhan” adalah : orang-orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Jadi yang dimaksud
dengan “Gereja adalah persekutuan para orang beriman”.
Gereja sebagai suatu bentuk organisasi memiliki banyak kegiatan, seperti
kegiatan keuangan dan kegiatan non keuangan. Tentunya untuk dapat
mengontrol kegiatan yang ada maka dibutuhkkan sistem yang baik agar dapat
menghasilkan suatu informasi yang baik pula. Menurut Bodnar dan Hopwood
(2004) sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam
suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi

berbasis-komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang
berguna. Hall (2007) mengatakan sistem informasi adalah serangkaian prosedur
formal

dimana

data

dikumpulkan,

diproses

menjadi

informasi

dan

didistribusikan ke para pengguna.

Menurut Robert A. Laitch dan K. Roscoe Bavis seperti yang dikutip oleh
Kusrini dan Koniyo (2007) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. Secara umum menurut Kusrini dan Koniyo (2007) Sistem informasi

4

adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap
pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan.
Kegiatan Non Keuangan Gereja
Gereja termasuk dalam organisasi nirlaba dimana tujuan utama dari
organisasi nirlaba bukanlah untuk mencari profit atau keuntungan. Kegiatan non
keuangan gereja bisa terdiri dari ibadah mingguan, ibadah sektor, persekutuan
pemuda dan lain-lain. Dari kegiatan ini nantinya akan tercipta suatu informasi
non keuangan. Menurut Halim dan Supomo (2005) informasi non keuangan
yang dihasilkan dari kegiatan non keuangan ini termasuk dalam informasi
nonakuntansi yang pada umumnya tidak dinyatakan dalam satuan uang

Kegiatan Keuangan Gereja
Gereja sebagai organisasi nirlaba tentunya juga memiliki kegiatan terkait
keuangan. Kegiatan ini terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dari
kegiatan terkait keuangan ini nantinya akan menghasilkan suatu informasi
keuangan. Informasi yang diciptakan oleh kegiatan keuangan ini menurut Halim
dan Supomo (2005) termasuk dalam informasi akuntansi yang pada umumnya
dinyatakan dengan satuan uang.
Sistem Penerimaan Kas
Menurut Veldhuizen (1994:35) penerimaan adalah uang yang diterima,
uang yang masuk kas. Seperti misalnya, uang kolekte atau uang persembahan,
uang sumbangan persepuluhan, iuran tahunan.
Menurut Arkady (1976:91) jika berbicara tentang sumber pembiayaan
gereja, yang pertama-tama biasanya dikemukakan ialah persembahan anggotaanggota jemaat. Memang di samping persembahan anggota-anggotanya,
beberapa gereja memiliki pula sumber-sumber lain, seperti, tanah pertanian,
perkebunan, gedung yang dapat disewakan, mobil yang dikaryakan, perusahaan
peternakan dan lain-lain. Tapi pentingya tetap ditempatkan di tempat kedua
setelah persembahan jemaat, dalam arti bahwa sumber pembiayaan gereja yang
tetap, masih digantungkan kepada pemberian jemaat.

5


Sistem Pengeluaran Kas
Menurut Veldhuizen (1994:35) pengeluaran adalah uang yang keluar
dari kas. Misalnya tunjangan bulanan untuk penginjil atau pendeta, dana
klasis/sumbangan, biaya untuk pemeliharaan gedung gereja, dan lain-lain.
Perancangan Basis Data
Database
Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 95) database adalah suatu
gabungan file yang saling berhubungan dan dikoordinasi secara terpusat. Sistem
database memisahkan tampilan fisik dan logis data. Tampilan fisik menunjukan
bagaimana dan dimana data secara fisik diatur dan disimpan dalam disk, tape,
CD-ROM atau media lainnya sedangkan tampilan logis adalah bagaimana
pemakai atau programer secara konseptual mengatur dan memahami data.
Tabel-tabel yang masuk dalam database memiliki tiga jenis atribut yaitu
kunci utama (primary key) adalah atribut atau kombinasi dari beberapa atribut,
kunci luar (foreign key), dan atribut yang buka berupa atribut kunci (non-key
atribut).
Manfaat dari database adalah :
1. Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi.

2. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat dan relevan, sehingga
informasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai
bila

manfaatnya

lebih

efektif

dibandingkan

dengan

biaya

mendapatkannya.
3. Mengatasi kerangkapan data (Redundancy Data).
4. Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
5. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.

6. Menyusun format yang standar dari sebuah data.
7. Penggunaan oleh banyak pemakai (Multiple User). Sebuah database bisa
dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguana
(Multiuser).

6

8. Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa
diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan
memberikan login dan password terhadap masing-masing data.
9. Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (View) abstraksi dari
data. Hal ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna
dengan sistemnya dan database dapat mempresentasikan pandangan
yang berbeda kepada para pengguna, program dan administratornya.
Perancangan basis data (database) adalah proses menyusun database,
agar database tersebut benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi, termasuk
interaksi organisasi dengan lingkungan eksternal (Romney dan Steinbart,
2004:134). Dalam memfasilitasi desain database, terdapat dua alat khusus yang
dapat digunakan yaitu pembuatan diagram hubungan entitas (entity-relationship
diagram / ERD) dan pembuatan model data REA (Resource, Event, Agent)
(Romney dan Steinbart, 2004:134).
Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) merupakan
suatu teknik grafis yang menggambarkan skema basis data (Romney dan
Steinbart, 2004:134). Dalam ERD terdapat tiga jenis hubungan antara entitas
yang menunjukan hubungan kardinalitas menurut Romney dan Steinbart
(2004:134), yaitu :
1. Hubungan satu-ke-satu (One-to-one relationship)
Satu anggota entitas A akan berasosiasi dengan tepat satu anggota
entitas B, dan demikian pula sebaliknya.
2. Hubungan satu-ke-banyak (One-to-many relationship)
Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu
anggota entitas B, tetapi satu anggota entitas B hanya dapat
diasosiasikan hanya dengan satu anggota entitas A.
3. Hubungan banyak-ke-banyak (Many-to-many relationship)
Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu
anggota entitas B dan demikian pula sebaliknya.

7

Model Data REA (Resource Event Agent)
Menurut Romney dan Steinbart (2004:134) model data REA secara
khusus dipergunakan dalam desain basis data SIA sebagai alat pembuatan model
konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari aktivitas
rantai nilai suatu organisasi. Model data REA mengklasifikasikan entitas ke
dalam tiga kategori (Romney dan Steinbart, 2004:135), yaitu :
1. Sumber daya (Resource) yang didapat dan dipergunakan organisasi.
Sumber daya adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi
organisasi.
2. Kegiatan (Event) atau aktivitas bisnis yang dilakukan organisasi.
Kegiatan adalah berbagai aktivitas bisnis yang informasinya ingin
dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian.
3. Pelaku (Agent) yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Pelaku adalah
orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang
informasinya

ingin

didapatkan

untuk

tujuan

perencanaan,

pengendalian dan evaluasi.

METODE PENELITIAN
Satuan Analisis dan Pengamatan
Satuan analisis adalah aras agregasi dari data yang ingin dianalisis dalam
rangka menjawab persoalan-persoalan penelitian. Aras agregasi itu antara lain
individu, kelompok, organisasi dan artifact sosial. Satuan analisis dapat dibentuk
dari imajinasi seseorang (Ihalauw, 2008). Sehingga satuan analisis dari
penelitian ini adalah Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat
Tamansari, Salatiga.
Satuan Pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk
memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang
satuan analisis (Ihalauw, 2008). Satuan Pengamatan dari penelitian ini adalah
sistem informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat
Tamansari, Salatiga.

8

Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Gereja
Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang
beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 1, Salatiga.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data dan sumber data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil
yang diperoleh melalui wawancara dan observasi mengenai sistem informasi
gereja pada pihak yang terkait seperti pendeta di gereja, bendahara gereja dan
para pegawai gereja. Dari wawancara dan obeservasi yang dilakukan, data yang
didapatkan berupa gambaran mengenai proses penerimaan dan pengeluaran kas
gereja, gambaran proses pendaftaran jemaat baru dan juga gambaran mengenai
struktur organisasi gereja. Data sekunder diperoleh dari semua dokumen yang
terkait dengan sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat
(GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, berupa warta jemaat, kartu perpuluhan,
laporan persembahan, buku kas dan data pegawai.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan gereja
kepada pegawai dan majelis gereja yang bertujuan untuk memperoleh dan
mengetahui data tentang gambaran sistem informasi gereja yang dimiliki oleh
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga.
Selain itu juga dilakukan pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai
pengelolaan data-data yang berkaitan dengan sistem yang ada.
Teknik dan Langkah Analisis
Teknik analisis yang digunakan oleh penulis adalah teknik deskriptif
kualitatif. Langkah-langkah analisis yang digunakan, adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sistem informasi gereja dan transaksi yang dimiliki
gereja.
2. Mengidentifikasi dokumen-dokumen keuangan dan non keuangan
gereja.

9

3. Mengidentifikasi entitas beserta atribut-atributnya.
4. Menentukan kardinalitas.
5. Merancang : Tabel, Query, Form, dan Report.
6. Menjalankan aplikasi dengan transaksi riil gereja sejak Agustus 2012
- Maret 2013.
Aplikasi Wamp Server
Wamp Server adalah paket web server yang bekerja secara pada localhost
yang dibuat secara independen dan di instal pada sistem operasi Windows.
WAMP adalah singkatan dari Windows and the principal components of the
package : Apache, My SQL, and PHP (Peral or Python). Apache adalah Web
Server, My SQL adalah database, PHP adalah bahasa scripting yang dapat
memanipulasi informasi yang dibuat di database dan menghasilkan web dinamis
konten setiap waktu diminta oleh browser. Kegunaan dari Wamp Server adalah
untuk membuat jaringan lokal sendiri. (purplepuplelicious, 2009)

PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Profil Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga
GPIB Jemaat Tamansari Salatiga terletak di Kota Salatiga. Di pusat Kota
Salatiga inilah terdapat gedung gereja yang dibangun pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1823 dengan nama De Indische Kerk (Gereja Hindia) atau
De Protestante Kerk in Indonesia (Gereja Protestan di Indonesia). De Indische
Kerk merupakan gereja yang berkedudukan di negeri Belanda yang kemudian
masuk ke Indonesia untuk melayani orang-orang Kristen asal negeri Belanda,
orang asing lainnya serta sebagian orang Indonesia.
Nama GPIB Jemaat Tamansari diperoleh dari sebuah taman yang terletak
di sebelah selatan De Indische Kerk, yang oleh pemerintah Hindia Belanda diberi
nama Taman Sari yang sengaja dibangun untuk memperindah kota. Pada tahun
1950 De Indische Kerk (sebagai lembaga) meninggalkan Salatiga dan
mewariskan gedung gereja yang terletak di Jalan Jendral Sudirman No.1 beserta
dengan perlengkapannya yang kemudian digunakan oleh GPIB Jemaat
Tamansari Salatiga.

10

Saat ini jumlah jemaat GPIB Jemaat Tamansari Salatiga diperkirakan
lebih dari lima ratus orang yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan
secara khusus oleh Sinode GPIB pusat di Jakarta. Walau demikian banyak
pendeta yang juga bergereja di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dan sering
terlibat dalam pelayanan firman dalam ibadah yang dilakukan oleh GPIB Jemaat
Tamansari Salatiga. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya gereja
mempekerjakan tiga orang pegawai, yaitu 2 orang di bagian adminstrasi dan 1
orang di bagian keuangan. GPIB Jemaat Tamansari Salatiga memiliki beberapa
sektor atau pos pelayanan (POSPEL) yang terbagi atas sektor Cungkup,
Kuntowinangun, Karanganyar, Jetis, Kembangsari, Kalimangli dan Kauman
Kidul.
Struktur Organisasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB)
Salatiga
Dalam struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang
menduduki posisi puncak adalah jemaat karena bagi GPIB gereja mempunyai
tugas untuk melayani segala kebutuhan jemaat dalam hal rohani. Untuk dapat
menyampaikan kebutuhan jemaat maka dibentuklah Majelis Jemaat yang
jumlahnya berkisar 46 orang. Segala kebutuhan jemaat akan dibawa ke dalam
Sidang Majelis Jemaat dan kemudian akan disampaikan kepada Ketua Majelis
Jemaat yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan langsung oleh
sinode GPIB pusat.
Ketua Majelis Jemaat kemudian bersama dengan ketua-ketua yang
lainnya akan melaksanakan keputusan yang telah dibuat dalam Sidang Majelis
Jemaat. Berikut adalah struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga :

11

Jemaat

Majelis Jemaat

Sidang Majelis
Jemaat

Ketua I

Ketua II

Ketua Majelis

Ketua III

Ketua V

Ketua IV

Jemaat
Sekretaris 1

Sekretaris

Sekretaris II

Bendahara

Bendahara I

Gambar 4.1
Struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

Setiap bagian dari struktur organisasi GPIB memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing seperti yang akan dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1
Tanggung Jawab Pengurus GPIB
Posisi

Tanggung Jawab

Majelis Jemaat

1. Membina

dan

memberdayakan

Warga

Jemaat untuk melaksanakan tanggung jawab
misioner sesuai dengan Pemahaman Iman
GPIB, Tata Gereja GPIB serta Visi dan Misi
GPIB.
2. Bersama dengan Jemaat-Jemaat se-wilayah
mengusulkan

pembentukan

Musyawarah

Pelayanan (Mupel) sebagai Unit Misioner

12

dan pengangkatan serta memberdayakan BP
Mupel
3. Mengangkat dan memberhentikan anggota
Unit-unit misioner.
4. Mengambil langkah-langkah dan tindakan
Disiplin Gereja terhadap Warga Jemaat.
5.Mengambil langkah-langkah dan tindakan
Disiplin Gereja terhadap pegawai.
Ketua Majelis Jemaat

Membidangi

Teologi

dan

Persidangan

Gerejawi yang meliputi Bidang Iman,
Ajaran,

Ibadah,

Musik

Gereja

dan

Pengkajian Teologi.
Ketua 1

Membidangi Pelayanan dan Kesaksian yang
meliputi

bidang

Pengembangan

dan

Penatalayanan Pos Pelkse, PMKI, Diakonia,
Crisis

Centre,

Satgas

Penanggulangan

Bencana.
Ketua 2

Membidangi

Gereja,

Agama-Agama

Masyarakat,

(GERMASA)

dan
yang

mencangkup Ke Esaan Gereja (oikumene),
Kemasyarakatan seperti Hak Asasi Manusia
(HAM), Hukum, Lingkungan Hidup dan
Lintas Agama-Agama.
Ketua 3

a. Pembinaan dan Pengembangan Sumber
Daya Insani (PPSDI) :
Meliputi

bidang

Pengembangan

Pembinaan

Warga

Gereja

dan
(Warga

Jemaat, Kategorial dan Presbiter)
b. Pelayanan Kategorial (PELKAT) :
Meliputi Peningkatan Peran Keluarga (anak,
teruna, pemuda, perempuan, bapak dan kaum
lanjut

usia),

Kelompok

Profesi

dan

Fungsional.
Ketua 4

Membidangi Pembangunan Ekonomi Gereja
yang

meliputi

bidang

keuangan

(perbendaharaan dan akuntansi), Daya dan
Dana, Pemanfaatan dan Pengembangan

13

Harta Milik Gereja, Badan Usaha/Badan
Hukum GPIB.
Ketua 5

a.Informasi,

Organisasi

dan

Komunikasi

(INFORKOM) :
Meliputi

bidang

Sistem

Infomrasi

Manajemen (SIM), Perencanaan Organisasi
dan Komunikasi.
b. Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)
Sekretaris

a.Bersama Ketua membidangi Teologi dan
Persidangan Gerejawi.
b.Bersama para Ketua menetapkan kebijakan
Majelis Jemaat pengendalian administrasi,
pengintegrasian kegiatan, dan personalia.
c.Bersama Ketua V menangani Bidang yang
menjadi tanggung jawab Ketua V.

Sekretaris 1

Bersama Ketua I dan Ketua II menangani
bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab
Ketua I dan Ketua II.

Sekretaris 2

Bersama Ketua III dan Ketua IV menangani
bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab
Ketua III dan Ketua IV.

Bendahara

a.Perbendaharaan
b.Pengelolaan Keuangan

Bendahara 1

a.Perbendaharaan
b.Pembukuan

Sistem Informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB)
Salatiga
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga memiliki
dua macam kegiatan atau aktivitas yaitu kegiatan keuangan yang terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran kas dan juga kegiatan non keuangan yang berkaitan
dengan jemaat maupun kegiatan rutin dan khusus yang dilakukan oleh GPIB.
Penerimaan Kas
1. Penerimaan Perpuluhan

14

a. Aktivitas ini dimulai ketika jemaat datang langsung ke gereja untuk
memberikan perpuluhan dengan membawa uang perpuluhan dan kartu
perpuluhan (lihat lampiran 1) yang sudah dibagikan pihak gereja kepada
setiap jemaatnya.
b. Pegawai bagian keuangan lalu akan mencatat perpuluhan yang diberikan,
kemudian membuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran 2) rangkap dua.
Bukti penerimaan rangkap 1 akan diberikan kepada jemaat yang
memberikan perpuluhan beserta dengan kartu perpuluhannya. Bukti
penerimaan rangkap 2 akan disimpan oleh bagian keuangan urut
berdasarkan nomor kartu perpuluhan dan uang perpuluhan yang diterima
akan disimpan dan dikumpulkan oleh pegawai bagian keuangan untuk
diproses bersama penerimaan kas lainnya.
2. Penerimaan Persembahan
a. Majelis menghitung persembahan dan kemudian dibuatkan catatan
persembahan (lihat lampiran 3) yang berisi tanggal dan jumlah persembahan
yang diterima.
b. Uang persembahan yang adapun akan disimpan dan diberikan kepada bagian
keuangan untuk dikumpulkan dan disimpan dengan penerimaan lainnya.
3. Bagian Keuangan
Uang perpuluhan dan persembahan yang sudah dikumpulkan
dibagian keuangan oleh bagian keuangan akan dihitung ulang dan kemudian
oleh bagian keuangan akan dibuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran1).
Setelah itu bagian keuangan akan memasukan semua transaksi penerimaan
kas ke dalam buku kas. Uang tersebut lalu disimpan di bank.
Berikut ini adalah gambar flowchart kegiatan penerimaan kas GPIB
Jemaat Tamansari Salatiga :

15

Gambar 4.2
Flowchart Penerimaan Kas
Analisis Penerimaan Kas
Dalam pelaksanaan penerimaan dan pengelolaan kas gereja, bendahara
dan bagian keuangan gereja menetapkan suatu keputusan untuk menyisakan kas
di tangan sebesar Rp 3.000.000 dan sisanya disimpan di bank. Hal ini dilakukan
sebagai salah satu bentuk pengendalian oleh gereja. Kas ditangan disimpan oleh
bagian keuangan di dalam brankas dan yang dapat membuka brankas tersebut
hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja. Begitu pula dengan kas di
bank, yang memiliki akses hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja.
Dokumen penerimaan kas yang dimiliki gereja juga sudah baik. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kepala dokumen yang berisi lambang gereja, nama
gereja, alamat dan no telepon gereja. Pada bagian kepala dokumen juga sudah
tertera nama dokumen, seperti untuk penerimaan kas maka nama dokumennya
adalah bukti penerimaan kas. Dokumen penerimaan kas ini juga telah bernomor
urut dan tersedia bagian untuk tanggal, tanda tangan penerima dan penyetor.

16

Untuk mencegah adanya kecurangan maka disediakan kolom untuk tanda tangan
pihak ketiga. Tersedia juga kolom jumlah untuk menuliskan jumlah kas yang
diterima. Transaksi penerimaan kas ini dibukukan setiap minggu, setelah
diadakannya ibadah minggu. Dengan dasar tersebut, pelaksanaan penerimaan
kas di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dapat dikatakan sudah baik, sehingga
penulis

hanya

memberikan

rekomendasi

agar

sistem

yang berjalan

menggunakan sistem yang terkomputerisasi.
Berikut adalah flowchart rekomendasi untuk penerimaan kas :

Gambar 4.3
Rekomendasi Flowchart Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Daftar pengeluaran yang telah disusun dan oleh majelis jemaat akan
diberikan kepada ketua majelis untuk mendapat persetujuan dan tanda tangan.
Setelah itu daftar pengeluaran tersebut akan diberikan kepada bendahara yang
menangani pengeluaran kas gereja. Semua pengeluaran kas yang terjadi

17

kemudian akan dicatat ke dalam bukti pengeluaran kas (lihat lampiran 4). Bagian
keuangan kemudian akan memasukkan semua transaksi pengeluaran kas ke
dalam buku kas
Berikut ini adalah flowchart dari pengeluaran kas GPIB Salatiga
Pengeluaran Kas GPIB Salatiga
Majelis Jemaat

Sidang Majelis Jemaat

Bendahara

Mulai

Daftar
Pengeluaran

Daftar
Pengeluaran

Menyepakati
daftar
pengeluaran

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Melakukan
pengeluaran

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Majelis

Bukti Pengeluaran

D
Mencatat bukti
pengeluaran ke
dalam buku kas

Bukti pengeluaran

Buku
Kas

N
Selesai

Gambar 4.4
Flowchart pengeluaran Kas

18

Analisis Pengeluaran kas
Dalam pelaksanaan pengeluaran kas, pengeluaran didasarkan pada daftar
pengeluaran yang telah dibuat, dirapatkan, dan disepakati dalam sidang majelis
jemaat. Jika ada kebutuhan yang perlu untuk dilakukan pengeluaran kas maka
pengajuan pengluaran kas harus diberikan kepada bagian keuangan baru
keesokan harinya uang yang dibutuhkan dapat diambil. Semua pengeluaran kas
akan dicatat dalam bukti pengeluaran kas yang kemudian akan dimasukkan
dalam buku kas. Pengeluaran kas ini nantinya akan dibukukan setiap minggu
setelah ibadah minggu. Dokumen bukti pengeluaran kas gereja juga sudah
memiliki format yang baik sama seperti dengan format yang dimiliki bukti
penerimaan kas. Dengan demikian pelaksanaan pengeluaran kas GPIB Jemaat
Tamansari

dapat

dikatakan

sudah

baik,

sehingga

penulis

hanya

merekomendasikan agar sistem yang berjalan menggunakan sistem yang
terkomputerisasi.
Berikut adalah flowchat rekomendasi untuk pengeluaran kas :

19

Pengeluaran Kas (Rekomendasi) GPIB Salatiga
Majelis Jemaat

Sidang Majelis Jemaat

Bendahara

Mulai

Daftar
Pengeluaran

Daftar
Pengeluaran

Menyepakati
daftar
pengeluaran

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Melakukan
pengeluaran
Majelis

Daftar
Pengeluaran yang
sudah disepakati

Bukti
pengeluaran

D
Input data
pengeluaran kas

File
Pengeluaran
Kas

Bukti pengeluaran

Mencatae
pengeluaran kas

Buku
Kas

N
Selesai

Gambar 4.5
Flowchart rekomendasi pengeluaran kas

20

ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga
Untuk dapat merancang sistem informasi database Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga maka harus dilakukan identifikasi
entitas-entitas apa saja yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat
(GPIB) Salatiga. Berikut adalah ERD dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian
Barat (GPIB) Salatiga :

21

Jemaat
Id_jemaat (PK)
Nama_jemaat
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl__menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Baptis
Tgl_baptis
Sidi
Tgl_sidi
Tgl_masuk
Id_sp
Gereja_asal
Kartu_persembahan

Jemaat
Id_jemaat (PK)
Nama_jemaat
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl__menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Baptis
Tgl_baptis
Sidi
Tgl_sidi
Tgl_masuk
Id_sp
Gereja_asal
Kartu_persembahan

Pegawai
Id_pegawai (PK)
Nama_pegawai
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_masuk
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

Jabatan

SP
Id_sp (PK)
Nama_sp

Id (FK)
Id_akun (FK)
Id_jemaat (FK)
Id_pegawai (FK)
Id_pendeta (FK)
Id_pengurus (FK)
Tanggal
Jenis_akun
Jumlah
Ket

Id_jabatan(PK)
Nama_jabatan

Pengurus
Id_pengurus (PK)
Id_sp (FK)
Id_jabatan (FK)
Nama_pengurus
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Tgl_pelayanan
Tgl_selesai

Anggaran Penerimaan

Pengurus

User
Id (PK)
Id_jemaat (FK)
Id_pegawai (FK)
Id_pengurus (FK)
Id_pendeta (FK)
Tgl_selesai

Id (FK)
Tahun
Id_akun (FK)
Jenis akun
Jumlah
Ket

Id_pengurus (PK)
Id_sp (FK)
Id_jabatan (FK)
Nama_pengurus
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Tgl_pelayanan
Tgl_selesai

Akun

Jemaat
Id_jemaat (PK)
Nama_jemaat
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl__menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Baptis
Tgl_baptis
Sidi
Tgl_sidi
Tgl_masuk
Id_sp
Gereja_asal
Kartu_persembahan

Pendeta
Id_pendeta (PK)
Nama_pendeta
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_pelayanan
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

Pendeta
Id_pendeta (PK)
Nama_pendeta
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_pelayanan
Tgl_selesao
Id_sp (FK)

Penerimaan Kas

Pegawai
Id_pegawai (PK)
Nama_pegawai
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_masuk
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

Pegawai
Id_pegawai (PK)
Nama_pegawai
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_masuk
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

SP
Id_sp (PK)
Nama_sp

Rekening

Id_akun (PK)
Id (FK)
Id_pegawai (FK)
Id_jemaat (FK)
Id_pengurus (FK)
Jenis_akun

Id (PK)
Nama_rek
No_rek
Jumlah
Ket
Anggaran Pengeluaran
Id (FK)
Tahun
Id_akun (FK)
Jenis akun
Jumlah
Ket

Pengeluaran Kas
Id (FK)
Id_akun (FK)
Id_pegawai (FK)
Id_pendeta (FK)
Id_pengurus (FK)
Tanggal
Jenis_akun
Jumlah
Ket

Pengurus

Pegawai

Pegawai

Id_pegawai (PK)
Nama_pegawai
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_masuk
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

Id_pegawai (PK)
Nama_pegawai
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_masuk
Tgl_selesai
Id_sp (FK)

Pengurus

Pendeta

Id_pengurus (PK)
Nama_pengurus
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Tgl_pelayanan
Tgl_selesai
Id_sp (FK)
Id_jabatan (FK)

Id_pendeta (PK)
Nama_pendeta
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Hub_keluarga
Tgl_pelayanan
Tgl_selesao
Id_sp (FK)

Gambar 4.6
ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

22

Id_pengurus (PK)
Nama_pengurus
Jenis_kelamin
Tempt_lahir
Tgl_lahir
Status
Tgl_menikah
Alamat
Telp
Tgl_pelayanan
Tgl_selesai
Id_sp (FK)
Id_jabatan (FK)

Dalam ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga
(Gambar 4.6) yang menjadi Resource adalah rekening, sektor/pos pelayanan,
user, dan jabatan. Event dalam ERD ini adalah penerimaan kas, pengeluaran kas,
anggaran penerimaan kas, anggaran pengeluaran kas, dan juga akun. Jemaat,
pegawai, pengurus, dan pendeta adalah agent dalam ERD Gereja Protestan di
Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga. Kelengkapan primary key, foreign key
dan juga atribut akan dijelaskan dalam tabel 2.
Tabel 2
Penjelasan Entitas
Entitas

Atribut

Rekening

Id (PK), nama_rek, no_rek, jumlah, dan
keterangan (Ket)

Pengeluaran Kas

Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun,
jumlah, dan keterangan (Ket)

Penerimaan Kas

Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun,
jumlah, dan keterangan (Ket)

Anggaran Penerimaan

Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun,
jumlah, dan keterangan (Ket)

Anggaran Pengeluaran

Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun,
jumlah, dan keterangan (Ket)

Akun

Id akun (PK), Id Pegawai (FK), Id Jemaat
(FK), id_pengurus (FK), dan jenis akun.

Jemaat

Id_jemaat

(PK),

jenis_kelamin,
status,

tempat_lahir,

tgl_menikah,

hub_keluarga,

nama_jemaat,

baptis,

tgl_lahir,

alamat,

telp,

tgl_baptis,

sidi,

tgl_sidi, tgl_masuk, id_sp, gereja_asal, dan
kartu_persembahan.

Pegawai

Id_pegawai
jenis_kelamin,
status,

23

(PK),

nama_pegawai,

tempat_lahir,

tgl_menikah,

tgl_lahir,

alamat,

telp,

hub_keluarga, tgl_masuk, tgl_selesai dan
id_sp (FK)
Id_pengurus

Pengurus

jenis_kelamin,
status,

(PK),

nama_pengurus,

tempat_lahir,

tgl_menikah,

tgl_lahir,

alamat,

telp,

tgl_pelayanan, tgl_selesai, id_sp (FK),d an
id_jabatan (FK)
Id_pendeta

Pendeta

jenis_kelamin,
status,

(PK),

nama_pendeta,

tempat_lahir,

tgl_menikah,

tgl_lahir,

alamat,

telp,

hub_keluarga, tgl_pelayanan, tgl_selesai,
dan id_sp (FK).

Sektor/Pos Pelayanan (SP)

Id_sp (PK) dan nama_sp

User

Id )PK), id_jemaat (FK), id_pegawai (FK),
id_pengurus (FK), id_pendeta (FK), dan
tgl_selesai.

Jabatan

Id_jabatan (PK) dan nama_jabatan.

Suatu entitas akan saling berhubungan dengan entitas lainnya yang
ditunjukan dengan kardinalitas. Berikut adalah kardinalitas yang ada di Gereja
Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga :
1.

Hubungan entitas rekening dengan entitas penerimaan kas
Setiap penerimaan kas selalu berhubungan dengan rekening dan
setiap rekening dapat berasal dari beberapa transaksi penerimaan kas,
sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

2. Hubungan entitas rekening dengan entitas pengeluaran kas
Setiap transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan
rekening dan dari setiap entitas rekening dapat mengeluarkan banyak
pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga
hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
3. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas akun

24

Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan
akun dan setiap akun memiliki kas yang dapat berasal dari banyak transaksi
penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
4. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas akun
Setiap satu transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan
akun dan setiap akun dapat mengeluarkan banyak pengeluaras kas untuk
banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas
ini adalah one-to-many.
5. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas jemaat
Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan
jemaat dan setiap satu jemaat bisa melakukan lebih dari satu transaksi
penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
6. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pegawai
Setiap transaksi penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang
pegawai, dan setiap pegawai bisa melayani banyak transaksi penerimaan
kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
7. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pendeta
Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan
pendeta dan setiap pendeta bisa melakukan lebih dari satu transaksi
penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
8. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pengurus
Setiap pengurus selalu berhubungan dengan penerimaan kas dan
setiap penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari satu pengurus
sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
9. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pegawai
Setiap transaksi pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang
pegawai, dan setiap pegawai dapat terlibat dengan beberapa transaksi

25

pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
10. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pengurus
Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pengurus,
dan setiap pengurus dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran
kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
11. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pendeta
Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta,
dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran kas
sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
12. Hubungan entitas anggaran pengeluaran dengan entitas pengeluaran kas
Setiap satu anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan
pengeluaran kas dan setiap setiap pengeluaran kas dapat terkait banyak
anggaran pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan
sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
13. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas anggaran penerimaan kas
Setiap saatu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan
anggaran penerimaan kas dan setiap anggaran penerimaan kas terkait
dengan banyak penerimaan kas, sehingga hubungan antar kedua entitas ini
adalah one-to-many.
14. Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran pengeluaran kas
Setiap anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan
rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran
pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga
hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
15. Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran penerimaan kas
Setiap anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan
rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran
penerimaan kas untuk banyak penerimaan sehingga hubungan antar kedua
entitas ini adalah one-to-many.
16. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pendeta

26

Setiap satu anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan
pendeta dan setiap pendeta bisa berhubungan dengan lebih dari satu
anggaran penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah
one-to-many.
17. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pengurus
Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran penerimaan
kas dan setiap anggaran penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari
satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
18. Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pegawai
Setiap anggaran penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang
pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran
penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
19. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pendeta
Setiap anggaran pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta,
dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa anggaran pengeluaran kas
sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.
20. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pengurus
Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran pengeluaran
kas dan setiap anggaran pengeluaran kas bisa berhubungan dengan lebih
dari satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
21. Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pegawai
Setiap anggaran pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang
pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran
pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-tomany.
22. Hubungan entitas pengurus dengan entitas akun

27

Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan akun dan setiap
akun dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar
kedua entitas ini adalah one-to-many.
23. Hubungan entitas jemaat dengan entitas akun
Setiap akun selalu berhubungan dengan jemaat dan setiap jemaat
dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua
entitas ini adalah one-to-many.
24. Hubungan entitas pegawai dengan entitas akun
Setiap akun selalu berhubungan dengan pegawai dan setiap pegawai
dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua
entitas ini adalah one-to-many.
25. Hubungan entitas jabatan dengan entitas pengurus
Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu jabatan dan
satu jabatan dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan
antar kedua entitas ini adalah one-to-one.
26. Hubungan entitas sp dengan entitas pengurus
Setiap pengurus selalu berhubungan dengan satu sp dan setiap sp
dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar
kedua entitas ini adalah one-to-many.
27. Hubungan entitas user dengan entitas pengurus
Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu user dan satu
user dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan antar
kedua entitas ini adalah one-to-one.
28. Hubungan entitas user dengan entitas jemaat
Setiap satu jemaat selalu berhubungan dengan satu user dan satu
user dapat berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua
entitas ini adalah one-to-one.
29. Hubungan entitas user dengan entitas pegawai
Setiap satu pegawai selalu berhubungan dengan satu user dan satu
user dapat berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar
kedua entitas ini adalah one-to-one.

28

30. Hubungan entitas user dengan entitas pendeta
Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu user dan satu
user dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar
kedua entitas ini adalah one-to-one.
31. Hubungan entitas jemaat dengan entitas sp
Setiap jemaat selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat
berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua entitas ini
adalah one-to-one.
32. Hubungan entitas pegawai dengan entitas sp
Setiap pegawai selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat
berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar kedua entitas
ini adalah one-to-one.
33. Hubungan entitas pendeta dengan entitas sp
Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp
dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar kedua
entitas ini adalah one-to-one.
Setelah merancang flowchart dan juga mengidentifikasikan entitasentitas apa saja yang ada pada Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat
(GPIB) Salatiga beserta kardinalitasnya, langkah berikutnya adalah
melakukan perancangan database.
Pembahasan Tabel
Ada beberapa unsur dalam sebuah tabel, yaitu field, type, collation,
attributes, null, default, extra, dan juga action. Field adalah bagian terkecil dari
informasi berharga dalam database yang digunakan untuk menyimpan data atau
informasi yang sejenis. Type digunakan untuk menentukan tipe data yang dapat
ditampung dalam field. Collation adalah urutan pengurutan yang digunakan
untuk set karakter tertentu. Attributes adalah karakteristik dari entitas, yang
menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut. Null atau biasanya
disebut sebagai nullabilitas kolom menunjuk pada kemampuan kolom untuk
menerima nilai null. Nilai null mengindikasikan bahwa nilai tersebut tidak

29

ditentukan atau tidak diketahui. Nilai ini tidak sama dengan nol atau kosong.
Default digunakan agar kolom menggunakan nilai default ketika memasukkan
atau memperbaharui suatu baris, jika tidak ada nilai apapun yang disediakan.
Pilihan yang ada dalam extra adalah auto increment yang maksudnya disini
adalah ketika data bertambah maka secara langsung sistem akan menambah
urutan data tersebut, misalnya setelah angka 1 maka sistem akan menambahan
angka 2 untuk baris berikutnya. Action terdiri dari drop yang digunakan untuk
menghapus data yang ada; change untuk merubah data; primary untuk
menentukan data mana yang akan menjadi data primary atau yang utama.
Unique hampir mirip dengan Primary. Index digunakan untuk mempercepat
pencarian data berdasarkan kolom tertentu.
Tabel
a. Tabel akun
Tabel akun digunakan untuk menyimpan data akun. Tabel akun terdiri
dari dua field yaitu, id akun dan jenis akun. Id akun berisi kode akun. Jenis
akun adalah nama akun. Berikut adalah gambar dari tabel akun :

Gambar 4.7
Tabel Akun
Berikut adalah gambar tabel akun yang sudah diinput data :

30

Gambar 4.8
Tabel akun yang telah diinput data

b. Tabel Inkas/Tabel Penerimaan Kas
Tabel inkas merupakan tabel penerimaan kas yang digunakan untuk
menyimpan data penerimaan kas. Tabel ini terdiri dari enam field yaitu, id,
tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar
dari tabel inkas :

Gambar 4.9
Tabel Inkas
Berikut adalah gambar dari tabel inkas setelah diinput data :

Gambar 4.10
Tabel inkas yang telah diinput data
c. Tabel In_anggaran/Tabel Anggaran Penerimaan Kas
Tabel in_anggaran merupakan tabel anggaran penerimaan kas yang
digunakan untuk menyimpan data anggaran penerimaan kas. Tabel ini
terdiri dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan
keterangan (ket). Berikut adalah gambar tabel in_anggaran :

31

Gambar 4.11
Tabel In_anggaran
Berikut adalah gambar tabel in_anggaran yang telah diinput data :

Gambar 4.12
Tabel In_anggaran yang telah diinput data
d. Tabel Outkas/Tabel Pengeluaran Kas
Tabel outkas merupakan tabel pengeluaran kas yang digunakan untuk
menyimpan data pengeluaran kas. Tabel ini terdiri dari dua field yaitu, id,
tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar
tabel outkas :

Gambar 4.13
Tabel outkas

32

Berikut adalah gambar tabel outkas setelah diinput data :

Gambar 4.14
Tabel outkas yang telah diinput data
e. Tabel Out_anggaran/Tabel Anggaran Pengeluaran Kas
Tabel out_anggaran merupakan tabel anggaran pengeluaran kas yang
digunakan untuk menyimpan data anggaran pengeluaran kas. Tabel ini terdiri
dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan keterangan
(ket). Berikut adalah gambar tabel out_anggaran :

Gambar 4.15
Tabel Out_anggaran
Berikut adalah gambar tabel out_anggaran yang telah diinput data :

Gambar 4.16
Tabel Out_anggaran yang telah diinput data

33

f. Tabel Jabatan
Tabel jabatan digunakan untuk menyimpan data jabatan. Tabel ini terdiri
dari dua field yaitu, id jabatan dan nama jabatan. Tabel ini digunakan untuk
membantu dalam menentukan jabatan apa yang dimiliki oleh seorang
pengurus. Berikut adalah gambar dari tabel jabatan :

Gambar 4.17
Tabel Jabatan
Berikut adalah gambar tabel jabatan setelah diinput data :

Gambar 4.18
Tabel jabatan yang telah diinput data
g. Tabel Pengurus
Tabel pengurus digunakan untuk menyimpan data pengurus. Tabel ini
terdiri dari tiga belas field yaitu, id pengurus, nama pengurus, jenis kelamin,
tempat lahir, tanggal lahir, status pernikahan, tanggal menikah, alamat, nomor
telepon, tanggal mulai melayani, tanggal selesai melayani, id sektor/pos
pelayanan (SP), id jabatan. Tanggal selesai melayani pada tabel pengurus
selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pengurus di
gereja, tanggal ini juga digunakan sebagai masa aktif akses pengurus.

34

Sehingga jika masa aktif pengurus berakhir maka admin akan mengganti level
pengurus yang bersangkutan. Berikut adalah gambar dari tabel pengurus :

Gambar 4.19
Tabel pengurus
Berikut adalah gambar dari tabel pengurus setelah data diinput :

Gambar 4.20
Tabel pengurus yang telah diinput data
h. Tabel Jemaat
Tabel jemaat digunakan untuk menyimpan data jemaat. Tabel ini
memiliki delapan belas field yaitu, id jemaat, nama jemaat, jenis kelamin,
tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon,
hubungan keluarga, baptis, tanggal baptis, sidi, tanggal sidi, tanggal masuk
jadi jemaat, id sektor/pos pelayanan (SP), gereja asal, kartu persembahan.
Berikut adalah gambar tabel jemaat:

35

Gambar 4.21
Tabel Jemaat
Berikut adalah gambar tabel jemaat setelah diinput data :

Gambar 4.22
Tabel jemaat yang telah diinput data
i. Tabel Pendeta
Tabel pendeta digunakan untuk menyimpan data pendeta. Tabel ini
memiliki tiga belas field yaitu, id pendeta, nama pendapat, jenis kelamin,
tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon,
hubungan keluarga, tanggal pelayanan, tanggal selesai melayani, id
sektor/pos pelayanan (SP). Tanggal selesai melayani pada tabel pendeta
selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pendeta di gereja,
tanggal ini juga digunakan sebagai masa aktif akses pendeta. Sehingga jika

36

masa aktif pendeta berakhir maka admin akan mengganti level pendeta yang
bersangkutan. Berikut adalah gambar tabel pendeta :

Gambar 4.23
Tabel Pendeta
Berikut adalah gambar tabel pendeta setelah diinput data :

Gambar 4.24
Tabel pendeta yang telah diinput