POLISI MELINDUNGI JUDI
POLISI MELINDUNGI JUDI?
Asslamu’alaikum wr wb,
Pembaca yang terhormat, bagaimana rasanya membaca dan menikmati sajian
kami dengan penampilan yang telah dipersegar ini? Lebih asyik bukan? Tentunya
masih banyak kekurangan, dan kami bermaksud terus memperbaikinya.
Pembaca yang terhormat, ada masalah besar yang sekarang masih mengganjal.
Yaitu hubungan antara polisi dengan umat Islam. Setelah polisi kita mendapat
bantuan dana bermilyar-milyar dari AS sepertinya kemudian ada perubahan
kebijakan. Polisi sepertinya (mudah-mudahan tidak) menjadi alat kepentingan AS
dalam menggebuk umat Islam. Kita ingat bagaimana polisi menggebuki anggota
dan tokoh FPI yang berdemontrasi. Kemudian dalam kasus Ngawi, bagaimana
rumah tokoh Muhammadiyah diserbu preman dan penjudi. Tetapi yang ditangkapi
justru mereka yang mempertahankan diri dari serbuan. Para preman dan penjudi
sepertinya dilindungi, sedang umat Islam yang ingin menindak perjudian malahan
ditangkapi, termasuk Lasykar Jihad yang memang dibenci oleh AS. Sampai
kapan polisi kita melindungi perjudian dan memusuhi umat Islam? Sampai kapan
pengaruh bantuan dana dari AS menyebabkan agenda atau kepentingan AS
menjadi rujukan dalam bertindak? Jangan-jangan (mudah-mudahan tidak) polisi
kita itu sedang menjalankan skenario global AS dalam memerangi umat Islam
sedunia, termasuk umat Islam Indonesia. Benarkah demikian?
Pembaca yang terhormat, edisi ini memang kami persiapkan untuk menyambut
Sidang Tanwir, oleh karena itu isinya kami sesuaikan dengan kebutuhan sidang
yang diadakan di Denpasar itu.Selamat bersidang Tanwir. Wassalamu’alaikum wr
wb, (Redaksi)
Apa yang terjadi dengan Islam di Kali Code? Bagaimana denyut dakwah di
sepanjang sungai Code yang mengalir di tengah kota Yogyakarta. Mengapa
sekarang banyak tumbuh masjid-masjid padahal dulu ini dikenal merupakan
daerah rawan? Simak penelusuran wartawan SM ketika masuk ke pelosok-pelosok
lembah Code.
Bagaimana hubungan antara Islam dan Kebudayaan? Bagaimana upaya agar
hubungannya menjadi mesra dan produktif dalam memasuki zaman global? Ikuti
wawancara kami dengan Chaerul Umam, dramawan yang kemudian dikenal
sebagai stutradara film-film bermutu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 2 2002
Asslamu’alaikum wr wb,
Pembaca yang terhormat, bagaimana rasanya membaca dan menikmati sajian
kami dengan penampilan yang telah dipersegar ini? Lebih asyik bukan? Tentunya
masih banyak kekurangan, dan kami bermaksud terus memperbaikinya.
Pembaca yang terhormat, ada masalah besar yang sekarang masih mengganjal.
Yaitu hubungan antara polisi dengan umat Islam. Setelah polisi kita mendapat
bantuan dana bermilyar-milyar dari AS sepertinya kemudian ada perubahan
kebijakan. Polisi sepertinya (mudah-mudahan tidak) menjadi alat kepentingan AS
dalam menggebuk umat Islam. Kita ingat bagaimana polisi menggebuki anggota
dan tokoh FPI yang berdemontrasi. Kemudian dalam kasus Ngawi, bagaimana
rumah tokoh Muhammadiyah diserbu preman dan penjudi. Tetapi yang ditangkapi
justru mereka yang mempertahankan diri dari serbuan. Para preman dan penjudi
sepertinya dilindungi, sedang umat Islam yang ingin menindak perjudian malahan
ditangkapi, termasuk Lasykar Jihad yang memang dibenci oleh AS. Sampai
kapan polisi kita melindungi perjudian dan memusuhi umat Islam? Sampai kapan
pengaruh bantuan dana dari AS menyebabkan agenda atau kepentingan AS
menjadi rujukan dalam bertindak? Jangan-jangan (mudah-mudahan tidak) polisi
kita itu sedang menjalankan skenario global AS dalam memerangi umat Islam
sedunia, termasuk umat Islam Indonesia. Benarkah demikian?
Pembaca yang terhormat, edisi ini memang kami persiapkan untuk menyambut
Sidang Tanwir, oleh karena itu isinya kami sesuaikan dengan kebutuhan sidang
yang diadakan di Denpasar itu.Selamat bersidang Tanwir. Wassalamu’alaikum wr
wb, (Redaksi)
Apa yang terjadi dengan Islam di Kali Code? Bagaimana denyut dakwah di
sepanjang sungai Code yang mengalir di tengah kota Yogyakarta. Mengapa
sekarang banyak tumbuh masjid-masjid padahal dulu ini dikenal merupakan
daerah rawan? Simak penelusuran wartawan SM ketika masuk ke pelosok-pelosok
lembah Code.
Bagaimana hubungan antara Islam dan Kebudayaan? Bagaimana upaya agar
hubungannya menjadi mesra dan produktif dalam memasuki zaman global? Ikuti
wawancara kami dengan Chaerul Umam, dramawan yang kemudian dikenal
sebagai stutradara film-film bermutu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 2 2002