c62877ce 833e 47f0 b887 578e5961de96

FINALIS
INDONESIA UNITED NATION
PUBLIC SERVICE AWARD (UNPSA)

2014

FINALIS
INDONESIA UNITED NATION
PUBLIC SERVICE AWARD

2014

Kata
Pengantar
Deputi Bidang Pelayanan
Publik

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bersama
ini kami terbitkan Buku yang berjudul Finalis Indonesia United Nations Public
Service Awards (UNPSA) 2014 yang memuat 5 (lima) unit pelayanan publik
Indonesia yang masuk dalam babak inal kompetisi pelayanan publik yang

diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Hak cipta dilindungi Undang-undang
ISBN : 978-979-95048-8-3
Cetakan 1 - Juni 2014

Buku ini sekaligus merupakan apresiasi dan penghargaan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada unit
pelayanan yang bersangkutan pada khususnya, dan Pemerintah Kabupaten/
Kota yang membina pelayanan publik tersebut pada umumnya. Penghargaan
tersebut layak disampaikan, karena baru dalam kompetisi tahun 2014 ini, ada
unit pelayanan publik Indonesia yang masuk babak inal wilayah Asia Pasiik,
yang sebelumnya peserta dari Indonesia hanya sampai dengan babak penyisihan
saja. Diharapkan agar inovasi yang telah dilaksanakan oleh 5 Finalis UNPSA
segera direplikasi oleh penyelenggara pelayanan publik lainnya agar terjadi
percepatan peningkatan pelayanan publik dengan kualitas pelayanan prima.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian buku ini, khususnya kepada he Jawa Pos Institute

of Pro-Otonomi yang membantu penerbitan buku ini.

Peng ar a h
Mirawati Sudjono
Peny u su n
Muhammad Imanuddin
Desain
akaldesign.net
Diterbitkan Oleh:
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
bekerjasama dengan he Jawapos Institute Pro Otonomi (JPIP)
dan didukung oleh United States Agency International Development (USAID)

Terima kasih.

Jakarta,
Juni 2014
Deputi Bidang Pelayanan Publik

MIRAWATI SUDJONO


v

Sambutan
PraKata

Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi

Direktur eksekutif JPIP
Gaul Inovasi di Panggung Dunia
BOLA dunia “menyusut” dengan kedatangan zaman komunikasi digital.
Makin sedikit tempat di dunia yang terlalu terpencil dari komunikasi antarmanusia.
Karena itulah kian luas panggung untuk memperkenalkan apapun kreasi insani.
Jelas merupakan hal yang indah, bila kita bisa memanggungkan karya inovatif
anak bangsa ke panggung dunia.
Sembilan inovasi dari daerah di Indonesia diperagakan sebagai inalis di
forum PBB, United Nations Public Service Award (UNPSA) 2014. Tentu ada
keinginan, agar karya kita bisa disandingkan dengan inovasi-inovasi dari sudut

dunia yang lain. Selain itu, siapa tahu, ada yang bisa direplikasi atau direproduksi
untuk wilayah lain di Indonesia, dan di negara lain. Dan, kita pun bisa belajar dari
inovasi yang dilakukan pemerintah atau instansi negara lain.
Para inovator dan karya-karya puncak inovasi memang perlu dipergaulkan
hingga luar batas negara. Pemikiran-pemikiran positif yang dikompetisikan
antarbangsa bisa berperan membuat dunia lebih baik. Kebebasan berkomunikasi
antarnegara bisa mempercepat persemaian contoh-contoh nyata pelayanan masyarakat yang lebih maju. Rakyat di manapun pasti gembira menyambut pemerintah
yang tak mengeluh pada keterbatasan, tetapi cerdas mencari terobosan.
Apalagi Indonesia dikenal dunia sebagai motor Open Government Partnership (OGP). Keterbukaan terhadap pertukaran informasi inovasi bisa menjadi
sumbangan nyata terhadap terobosan atas problem-problem konkret. Yang terpenting, inovasi-inovasi itu bukan lagi konsep, tetapi sudah berhasil dilaksanakan.
Alhasil, makin banyak jawaban menghadapi banyak problem pelayanan publik.
Tiada kemajuan tanpa inovasi. Makin semangat inovasi karena kompetisi.
Mari berkompetisi demi kebaikan insan di daerah, bangsa, dan, siapa tahu, dunia.

Ketika saya mendengar 5 (lima) unit pelayanan publik Indonesia masuk
sebagai inalis United Nations Public Service Awards (UNPSA) Tahun 2014,
saya merasa bersyukur. Hal tersebut mencerminkan pelayanan publik Indonesia
mendapat pengakuan dunia, sekaligus juga memberikan kepercayaan diri,
bahwa pelayanan publik Indonesia tidak seburuk yang banyak diperkirakan,
sekaligus juga membuktikan reformasi birokrasi sudah berjalan.

Selain memberikan penghargaan dan apresiasi, serta penghargaan kepada
unit pelayanan publik dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan,
juga diharapkan menjadi inspirasi dan pendorong semangat bagi unit pelayanan publik yang lain.
Saya menyampaikan terima kasih kepada Deputi Bidang Pelayanan Publik
serta kepada Lembaga Mitra Pembangunan GIZ dan KINERJA yang telah
membantu memberikan asistensi kepada para peserta UNPSA 2014 yang
mengangkat pelayanan publik Indonesia ke tingkat internasional. Saya berharap
pola kerja sama ini terus dilanjutkan guna menghasilkan pelayanan prima.

Terima kasih

Jakarta,
Juni 2014
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi

ROHMAN BUDIJANTO
Executive Director he Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP)

AZWAR ABUBAKAR


vi

vii

DaFtar ISI

Kata Pengantar Deputi Bidang Pelayanan Publik .................................... v
Kata Prakata JPIP ........................................................................................... vi
Sambutan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara .............................. vii
dan Reformasi Birokrasi
Layanan Kesehatan Ibu Melahirkan dengan Bantuan Tenaga Kesehatan
Tradisional (dukun beranak) bekerja sama dengan Tenaga Medis, Kabupaten
Aceh Singkil .................................................................................................. 1
Pendistribusian Guru Secara Proporsional, Kabupaten Luwu Utara ......

7

Pelayanan Perizinan Terpadu, Kabupaten Barru ...................................... 13
Layanan Administrasi Kependudukan Catatan Sipil, Kota Surakarta ..... 19

UPIK, Kota Yogyakarta ................................................................................ 25

viii

ix

FINALIS INDONESIA
unIteD natIOn PubLIC SerVICe aWarD 2014

FINALIS INDONESIA UNITED NATIONS PUBLIC SERVICE AW ARD (UNPSA) 2014

Layanan Kesehatan Ibu
Melahirkan dengan Bantuan
Tenaga Kesehatan Tradisional
(dukun beranak) bekerja sama
dengan Tenaga Medis,
Kabupaten Aceh Singkil

Mengapa Ini ?
Sebuah proyek percontohan untuk menjalin kemitraan antara dukun

bayi dan bidan terlatih medis diperkenalkan pada tahun 2012. Tujuannya
adalah untuk membawa keterampilan tenaga medis terlatih ‘untuk menanggung dalam membantu kelahiran sesuai dengan standar pelayanan nasional
untuk kesehatan ibu dan anak dan untuk mengurangi komplikasi dengan
tinggi -risiko kehamilan melalui pendekatan budaya sensitif.
Sebelum inisiatif ini dimulai, banyak bayi yang disampaikan dengan
bantuan dukun bayi (dukun bayi) di Aceh Singkil, terutama di desa-desa

1

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

sungai. Sebuah laporan oleh Biro Pusat Statistik Indonesia menunjukkan
bahwa 38.28 persen dari kelahiran di kabupaten ditangani oleh dukun bayi
pada tahun 2010. Data Kabupaten menunjukkan bahwa 122 dukun beranak
yang aktif dalam pelayanan persalinan tahun yang sama.
Dinas Kesehatan di Aceh Singkil memastikan bahwa semua kelahiran
di kabupaten dihadiri oleh bidan terlatih atau tenaga medis lainnya. Namun,

mereka menghadapi sejumlah kesulitan dalam menjangkau semua masyarakat
yang membutuhkan perhatian. Mulai di dua desa, Desa Teluk Rumbia dan Desa
Rantau Gedang, Dinas Kesehatan Kabupaten bekerja sama dengan LSM Daun,
melakukan pilot program kemitraan untuk mensinergikan dari kekuatan dukun
beranak dan bidan medis untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan ibu dan
anak. Selama dua tahun terakhir, tidak ada kelahiran tanpa pengawasan oleh
tenaga medis di desa-desa ini tersebut. Prestasi ini telah menginspirasi lima desa
tambahan dalam kecamatan tersebut untuk mereplikasi program.
Keberhasilan program ini sebagai inisiatif lokal yang dicampur tokoh
masyarakat adat dalam penerapan praktek medis modern tidak hanya memiliki implikasi bagi Provinsi Aceh, akan tetapi juga memiliki implikasi bagi
kebijakan kesehatan nasional Kementerian Kesehatan yang terus berupaya
untuk memenuhi Millennium Development Goals (MDGs) pada kesehatan
ibu dan anak. Ini membuktikan bahwa sistem kepercayaan tradisional dapat
diubah dari waktu ke waktu melalui pendekatan hati-hati dan peka budaya,
dan penyediaan struktur insentif yang tepat.

Apa Inovasinya?
Kemitraan ini telah bersikap bijaksana dengan memadukan budaya
lokal dukun beranak dan bidan profesional. Wanita hamil sekarang memiliki
kebutuhan atas bimbingan spiritual dari budaya dukun beranak dan bantuan

tenaga medis yang terlatih. Maka, formulasinya sederhana, yaitu keduanya
menandatangani perjanjian disaksikan oleh kepala desa, kepala puskesmas
setempat, dan dinas kesehatan kabupaten.

Apa dampak pada Masyarakat ?
1.

2

Peningkatan cakupan oleh tenaga medis dan penurunan jumlah kelahiran
hanya dibantu oleh dukun bayi . Komunikasi kolaboratif yang dikembangkan antara bidan dan dukun di Teluk Rumbia dan Rantau Gedang
desa memberikan jalan untuk referensi sebelumnya untuk bantuan
medis profesional dan konseling pra -natal. Hal ini membantu untuk
mengatasi mitos di kalangan masyarakat yang memberikan informasi

kepada profesional medis selama tahap awal kehamilan mungkin memiliki
efek samping. Pemeriksaan trimester pertama telah meningkat menjadi
100 % dari seluruh kehamilan dikenal di daerah kemitraan TBA/dukun
bayi - bidan.
2.


Perbaikan dalam cakupan berkontribusi pada penghapusan lengkap
kelahiran dibantu dukun bayi di daerah sekitarnya Singkil Heath Clinic
pada tahun 2013 - sebuah prestasi yang luar biasa mengingat praktek
tetap umum di kecamatan lainnya .

3.

Untuk pertama kalinya, anggota masyarakat di Teluk Rumbia dan Rantau
Gedang desa dan desa mitra lainnya mulai percaya tenaga medis.

Dampak terhadap kualitas pelayanan:

  Statistik Kesehatan menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Klinik
Kesehatan Singkil jatuh ke nol pada tahun 2013 Pada tahun 2012 ada
satu kematian ibu.

  Statistik serupa dikelola oleh Puskesmas Singkil menunjukkan penurunan jumlah kelahiran yang dibantu oleh dukun bayi hanya dalam
cakupan 17 klinik pada tahun 2011, delapan pada tahun 2012, hanya
dua tahun 2013. Dari Januari 2012 hingga Oktober 2013, total 214
kelahiran telah dibantu melalui kemitraan baru antara dukun bayi
dan bidan.

  Diskusi kelompok terfokus menunjukkan bahwa kepercayaan antara
bidan dan dukun bayi telah meningkat di daerah program percontohan.
Kedua belah pihak telah mencatat bahwa kemitraan memberikan penggambaran yang lebih jelas tentang tugas dan tanggung jawab. Dukun
beranak merasa kemitraan memiliki pekerjaan mereka lebih mudah
karena bidan bertanggung jawab untuk aspek klinis dan mereka bisa
mengandalkan mereka ketika terjadi komplikasi. Demikian pula, bidan
menyebutkan bahwa dukun bayi membantu berbicara dengan ibu dan
keluarga dan menghibur mereka selama proses pengiriman, penanganan
aspek non-medis yang penting.
  Direktur Puskesmas Singkil mengatakan bahwa, melalui jaringan
diperluas dukun bayi, klinik itu lebih baik diposisikan untuk belajar
tentang kehamilan baru di daerah cakupan klinik. Karena dukun
sekarang berbagi informasi dengan klinik/puskesmas, potensi
kehamilan berisiko tinggi dan pengiriman yang akan datang lebih
mudah diidentifikasi.

3

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

3.

Menjalin pemahaman bersama antara sektor mengenai kemitraan
TBA-bidan Lokakarya Mini diadakan untuk mengumpulkan bidan,
dukun bayi, kepala desa, tokoh agama, petugas kesehatan desa,
tokoh masyarakat, perwakilan dari asosiasi bidan, bidan koordinator, direktur klinik kesehatan, pejabat dinas kesehatan, dan pemuda
untuk menekankan pentingnya dan memantapkan dukungan untuk
program kemitraan. Dari workshop ini, kepala desa Teluk Rumbia
mengalokasikan dana desa (Alokasi anggaran desa atau ADD)
sebesar Rp 50.000 / bulan untuk setiap TBA sebagai “gaji pokok”,
dan sebuah kesepakatan dicapai untuk memberikan insentif tambahan sebesar Rp 50.000 per pengiriman dari dana dalam skema
asuransi kesehatan pemerintah (Jampersal). Selama lokakarya ini
para pemangku kepentingan menyepakati hak dan tanggung jawab
bidan dan dukun bayi sebelum pengiriman dan selama pengiriman
kemudian dikodifikasikan dalam MOU untuk kemitraan antara
bidan dan dukun bayi).

4.

Tandatangan Kepala Desa atas insentif Dukun Beranak. Untuk melembagakan struktur insentif yang telah dikembangkan untuk dukun bayi,
kepala desa menyusun dan menandatangani sebuah dekrit untuk dukun
di Teluk Rumbia , yang memberikan dasar hukum untuk melanjutkan
kemitraan TBA-bidan.

5.

MOU antara bidan dan dukun. Setelah negosiasi persyaratan perjanjian
, kemitraan selanjutnya dikodiikasikan melalui penandatanganan MOU
antara bidan dan dukun bayi, dan disaksikan oleh pejabat dari dinas
kesehatan , kepala klinik kesehatan , kepala desa , bidan Indonesia
asosiasi, tetua agama, dan tokoh masyarakat.

6.

Pertemuan rutin komite kesehatan kecamatan ( K3 ) dan evaluasi
klinik kesehatan kemitraan antara bidan dan dukun.Komite
kesehatan kecamatan (Komite Kesehatan Kecamatan atau K3 )
mengadakan pertemuan bulanan untuk mengevaluasi kemitraan
TBA - bidan. Selama pertemuan ini, kepala klinik kesehatan
menyarankan bahwa program kemitraan direplikasi di tambahan
tiga desa ( Peumuka , Pea Bumbung, dan Selok Aceh ) karena
masih banyak pengiriman melanjutkan tanpa tenaga medis terlatih
dalam bidang ini. Program ini berhasil direplikasi di tiga desa ini
melalui komitmen bersama identik antara bidan , dukun bayi, dan
kepala desa.

Dampak terhadap masyarakat

  Diskusi kelompok fokus telah menyebabkan peningkatan kesadaran
masyarakat di desa-desa kemitraan tentang pentingnya kunjungan
pra-natal dan mencari bantuan medis dengan persalinan yang aman.

  Diskusi kelompok fokus telah menciptakan peluang baru untuk bermitra
desa untuk berpartisipasi dalam pengembangan keseluruhan pelayanan
kesehatan. Banyak penerima manfaat langsung menjadi penganjur vokal
untuk adopsi yang lebih luas dan replikasi lebih lanjut di desa-desa lain
dan kecamatan baru.

Dampak Akses kepada Layanan Kesehatan:

  Dukun bayi telah terbukti penting dalam mendorong ibu hamil untuk
menjalani pra-natal check-up di fasilitas medis yang tepat, yang mengarah 113 ibu untuk menjalani ujian trimester pertama tahun 2012, dan
tambahan 109 per Oktober 2013.

  Program kemitraan mengidentiikasi tantangan logistik yang menciptakan
hambatan untuk perawatan kesehatan, yang pada gilirannya memicu
penciptaan layanan hotline Klinik Kesehatan Singkil untuk layanan
darurat. Melalui hotline ini, ibu akan melahirkan bisa memesan ambulans dan ambulans air untuk transportasi darurat ke klinik. Layanan ini
tidak hanya wanita hamil yang terkena, tetapi memiliki dampak yang
jauh lebih luas pada masyarakat sekitar.
  Karena kemitraan, ibu sekarang dapat mengakses layanan kesehatan
profesional dalam bahasa yang mereka mengerti. Dengan dukun bayi
melayani sebagai jembatan bagi masyarakat desa, bidan sekarang dapat
berkomunikasi dengan lebih efektif dengan pasien mereka.

Bagaimana Cara Kerja dan Replikasinya?
Inisiatif kemitraan bidan-dukun dilaksanakan sesuai dengan strategi
dan rencana aksi berikut:

4

1.

Identiikasi masalah kesehatan di setiap klinik kesehatan yang ditargetkan

2.

Koordinasi Informal. Untuk menindaklanjuti hasil FGD, isu-isu utama
yang dibahas diberikan kepada para pejabat kunci di departemen kesehatan
dan kepala klinik kesehatan di Singkil. Dinas kesehatan mendukung
kemitraan TBA-bidan dan meminta saran dari pihak terkait tentang
bagaimana memfasilitasi proses partisipatif program ini.

5

JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Bagaimana Perspektif Reformasi Birokrasi?
Pelajaran dari kemitraan antara bidan dan dukun dari perspektif reformasi
birokrasi antara lain:
  Partisipasi masyarakat sangat penting untuk kesuksesan. Komitmen yang
kuat dari para pemangku kepentingan termasuk departemen kesehatan,
klinik kesehatan , bidan , dukun bayi, dan kepala desa adalah kunci sukses bagi pelaksanaan inisiatif kemitraan. Tanpa partisipasi aktif mereka,
tingkat kesadaran dan komitmen untuk mengatasi masalah menjadi hal
yang tidak mungkin.

FINALIS INDONESIA UNITED NATIONS PUBLIC SERVICE AW ARD (UNPSA) 2014

Pendistribusian Guru
Secara Proporsional
Kabupaten Luwu Utara

  Kepercayaan antara mitra pembangunan merupakan prasyarat untuk
sukses. Menyadari dukun beranak sebagai sumber daya masyarakat yang
luar biasa dan agen utama perubahan untuk hasil kesehatan ibu dan anak
menjadi faktor yang signiikan dalam keberhasilan inisiatif. Demikian
pula , menyoroti bidan sebagai sumber daya ketimbang ancaman bagi
penghidupan TBA diperbolehkan untuk masing-masing pasangan untuk
melakukan tugas mereka dengan lebih efektif.

  Melalui kemitraan dengan bidan, posisi mereka dihormati, dihargai, dan
integral tingkat kematian ibu dan bayi dari masyarakat.

  Insentif yang tepat diperlukan untuk setiap perubahan perilaku. Peraturan
yang jelas , mendeinisikan dan melindungi peran masing-masing pihak
adalah dorongan signiikan dalam keberhasilan program ini.

  Konstan komunikasi diperlukan untuk menjaga hubungan kerja.
Kunjungan komunitas Bulanan oleh staf klinik dan hotline bantuan 24
jam untuk menjaga jalur komunikasi yang terbuka yang penting dalam
mengidentiikasi dan memecahkan tantangan ketika mereka muncul.

  Mengubah tradisi budaya yang telah dipertahankan selama beberapa dekade,
bahkan mungkin berabad-abad, tidak mudah dan membutuhkan strategi
dan pendekatan sesuai dengan praktek-praktek adat masyarakat. Dalam
kasus kemitraan antara bidan dan dukun bayi, penguatan dukun bayi adalah
strategi yang tepat untuk mencoba perubahan ini sebagai pengakuan atas
peran strategis mereka di tingkat desa. Pentingnya mereka dalam struktur
budaya masyarakat diposisikan dengan baik untuk mempengaruhi perilaku
dan mempromosikan cakupan yang lebih luas dari praktek persalinan yang
aman . Sebagai tetua di masyarakat yang dihormati oleh komunitas mereka ,
pendekatan kemitraan yang sesuai untuk konteks budaya.

Mengapa Ini ?
Program Distribusi Guru Proporsional di Kabupaten Luwu Utara adalah
salah satu praktik baik,karena mampu memberikan solusi bagaimana distribusi
guru yang tidak merata antara kota dan desa yang masih menjadi tantangan
besar bagi 500 kabupaten/ kota di Indonesia. Sekolah di kota biasanya
mengalami kelebihan guru sementara sekolah di pedesaan kekurangan
guru. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara berhasil menggunakan partisipasi
masyarakat untuk memindahkan 128 guru sebagai langkah untuk mengatasi
kesenjangan kesempatan pendidikan.
Tahun 2012, LSM lokal yang didukung “Kinerja” Lembaga Pelatihan
dan Konsultasi Inovasi Pendidikan (LPKIPI) melakukan studi awal tentang
kebutuhan guru sekolah dasar di Luwu Utara. Studi ini menunjukkan bahwa
ada kesenjangan besar dalam distribusi guru kelas dan guru mata pelajaran

7

6

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

PNS. Hanya 47% dari 259 sekolah dasar di Luwu Utara yang memiliki cukup
guru kelas PNS.
Berdasarkan data tersebut, pemerintah kabupaten menerbitkan
peraturan bupati tentang distribusi guru proporsional tahun 2012 yang
memberikan landasan hukum bagi upaya-upaya selanjutnya. Menyadari
bahwa memindahkan guru ke daerah terpencil perlu dukungan politis dan
untuk meminimalisir penolakan terhadap program ini, pemerintah kabupaten
melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dengan forum multi-pihak, jurnalis
warga dan asosiasi guru untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
tujuan kebijakan baru ini dan mendapatkan masukan untuk pelaksanaan
program.
Perhatian pemerintah kabupaten terhadap masukan dari masyarakat
sangat membantu pemerintah untuk mengatasi tantangan politis yang telah
menghambat upaya pemindahan guru sebelumnya.Setelah beberapa bulan
melakukan diskusi publik yang juga disiarkan oleh radio lokal, 128 guru
berhasil dipindahkan ke 76 sekolah. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
juga mengalokasikan Rp. 35 juta untuk membantu proses perpindahan guru.
Selain itu, pemerintah menyediakan rumah dinas dan tunjangan bulanan
sebesar Rp. 500 ribu untuk setiap guru yang dipindahkan ke daerah terpencil.

Apa dampak pada Masyarakat?
Berdasarkan bukti yang dikumpulkan dari pejabat pemerintah , organisasi masyarakat sipil, dan jurnalis warga, bahwa program ini menawarkan
berbagai manfaat bagi sejumlah kelompok kepentingan, yaitu manfaat bagi
pemerintah daerah, guru, dan masyarakat-siswa.
Manfaat bagi Pemda
 

Ketersediaan data dan …
analisis mengenai distribusi guru

 

Peningkatan kapasitas …
dalam pengelolaan data
dan analisis

 

Peningkatan efektivitas …
pengelolaan guru

 

Apa Inovasinya ?

…

…

…

8

Penguatan peran pemerintah daerah
Meningkatkan perhatian pada dampak kekurangan guru pada layanan
pendidikan berkualitas
Mampu memetakan distribusi guru
dan memahami alasan di balik hasil

Membuat lebih baik, lebih banyak informasi keputusan tentang distribusi
guru

Secara efektif menerapkan kebijakan
distribusi guru dalam siklus program,
mengingat kebutuhan masing-masing
sekolah selama tahap monitoring dan
evaluasi .

 
 

 

Penguatan suara masyarakat
Memahami hak-hak mereka terhadap
layanan pendidikan yang berkualitas

Meningkatkan keper- …
cayaan publik

…

Program ini mampu memerkuat peran pemerintah daerah dan masyarakat
secara sinergis,seperti terdeskripsikan dalam tabel berikut ini:
…

Manfaat bagi Guru
Sepenuhnya terlibat
dan jumlah jam
mengajar terpenuhi
peluang pengembangan karir

Manfaat Masyarakat dan
Siswa

 

 

Kualitas layanan pendidikan yang lebih mudah
diakses oleh masyarakat
luas.
Melalui forum multi
stakeholder, masyarakat
lebih mampu menyuarakan keprihatinan
mereka dan melakukan
peran pengawasan publik mereka

Peningkatan kesejahteraan
Peningkatan pengetahuan tentang
kebijakan pendidikan
Dapat sepenuhnya
menerapkan kurikulum dengan guru
yang kompeten untuk
semua kelas

Apa peran pelayanan publiknya ?

Secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan
kebijakan kabupaten yang mempengaruhi komunitas mereka

Pemerintah daerah Luwu Utara telah menunjukkan pelayanan publiknya
melalui instrumen pelayanan publik dalam bentuk regulasi daerah yang
terkait, yaitu :

Melakukan peran pengawasan dan
pemerintah daerah bertanggung jawab
untuk melaksanakan kebijakan distribusi guru secara efektif dan secara
terus menerus

1.

Peraturan Bupati No 28/2012 tentang Distribusi Proporsional Guru

2.

Menerapkan Prosedur Distrubusi Proporsional Guru

3.

Keputusan Bupati tentang Guru Penempatan

4.

Pembentukan Tim Teknis dan Tim Implementasi oleh pemerintah daerah

5.

Pembentukan Multi-Stakeholder Forum

9

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Pemerintah Luwu Utara melibatkan anggota masyarakat , pekerja pembangunan desa , anggota dewan pendidikan, dan wartawan. Forum ini
melakukan kampanye advokasi khusus pada kebijakan distribusi guru .

Bagaimana cara kerja dan replikasinya?
Secara kronologi pelaksanaan kegiatan utama melaksanakan program
ini meliputi:

  Lokakarya untuk penyebaran keputusan lima kementerian (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan , Departemen Agama , Departemen Dalam
Negeri , Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi , dan Kementerian Keuangan) dengan pertemuan dari
pemerintah daerah , sekolah , masyarakat dan massa media .

  Berdasarkan inisiatif dari sejumlah LSM dan asosiasi profesi guru dengan
persetujuan dari pemerintah daerah, membentuk forum multi -stakeholder
(FMSF) yang disebut Forum Komunikasi Promosi Pendidikan ( Forum
Komunikasi Peduli Pendidikan atau FKPP ).
  diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh MSF

  Pengumpulan dan veriikasi data distribusi guru
  Perhitungan dan analisis data distribusi guru

  Penyusunan peraturan bupati tentang distribusi guru dan kepala
berdasarkan analisis masalah
  Konsultasi publik mengenai rancangan peraturan bupati

  Dengan pendapat pada rancangan peraturan kepala daerah dengan
DPRD kabupaten
  Pembentukan Tim Prosedur Pelaksanaan Peraturan bupati

  Diseminasi peraturan bupati dan prosedur pelaksanaan yang dilakukan
secara pribadi dan melalui radio
  Pembentukan Tim Pelaksana

  Monitoring dan evaluasi peraturan distribusi guru dan prosedur melalui
MSF, bekerja sama dengan jurnalis warga
Adapun strategi keberhasilan melaksanakan distribusi adalah berikut:

1.

10

Pembentukan tim teknis dalam pemerintah daerah
Pemerintah Luwu Utara membentuk tim teknis yang melibatkan beberapa
dinas dan unit kerja, termasuk dinas pendidikan, badan perencanaan
pembangunan daerah, pusat pelatihan pemerintah, dinas pendapatan,
dinas keuangan daerah dan manajemen aset, biro hukum, biro manajemen organisasi, dan Forum Promosi Pendidikan di Luwu Utara untuk
mengkompilasi, menganalisis, dan veriikasi data distribusi guru, dan
untuk menyusun peraturan bupati dan pedoman pelaksanaan yang
menyertainya. Setelah tim teknis selesai drat peraturan dan pedoman
pelaksanaan, Peraturan Bupati No.28/2012 tentang Distribusi Proporsional
Guru dikeluarkan.

4 . Kebijakan advokasi oleh tim teknis
Dinas Pendidikan Luwu Utara menyebarlaskan Peraturan Bupati tentang
Distribusi Proporsional Guru bekerjasama dengan forum multi-stakeholder
melalui diskusi di warung kopi, artikel di media online (www.luwuraya.
com dan www.kompasiana.com ), dan regional dan koran lokal (Palopo
Pos , Upeks , Seputar Indonesia, Tribun Timur), di samping diskusi hidup
dan format interaktif dari program “Selamat Pagi“ di stasiun radio lokal
Adira FM .
5 . Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan oleh MSF
Menyusul penerbitan keputusan baru tentang distribusi guru (Kep.
No.821.29/31/BKDD ) pada tanggal 31 Oktober 2013, forum multistakeholder dan warga wartawan memantau apakah 128 guru yang dipilih
untuk penugasan sebenarnya sudah pindah ke sekolah baru mereka, yang
terobosan signiikan. Forum multi pihak berencana untuk melakukan
survei kepuasan, melibatkan guru yang didistribusikan , sekolah asli,
sekolah baru mereka , siswa , dan orang tua.

Penguatan organisasi masyarakat sipil
Pemerintah daerah Luwu Utara memperkuat organisasi masyarakat sipil
dengan melibatkan mereka dalam analisis , perencanaan , pengawasan,
dan evaluasi Selain itu, organisasi pemerintah dan masyarakat sipil lokal
berkolaborasi selama dialog café demokrasi dan dirujuk bersama-sama
di media cetak.

2.

3.

Pembentukan dan penguatan forum multi -stakeholder ( MSF )

Bagaimana monitoring dan evaluasinya?
Untuk memantau kemajuan dan kendala distribusi guru, pemerintah
daerah membentuk mekanisme pengawasan internal yang melibatkan
badan perencanaan pembangunan daerah dan unit teknis dinas pendidikan
kabupaten. Bersama-sama, tim gabungan ini melakukan evaluasi triwulanan melalui wawancara dengan staf dari dinas teknis, berfokus pada aspek
keuangan dari pelaksanaan inisiatif.

11

JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Selain itu, kantor teknis juga dilakukan evaluasi internal untuk menilai
kemajuan inisiatif. Selain mekanisme formal, wakil bupati juga menanggapi
secara pribadi untuk keluhan yang ia terima selama pelaksanaan inisiatif.
Menggunakan otoritasnya, wakil bupati memanggil para kepala dinas teknis
pendidikan untuk memberikan klariikasi dan untuk segera mengatasi masalah.

FINALIS INDONESIA UNITED NATIONS PUBLIC SERVICE AW ARD (UNPSA) 2014

Pelayanan Perizinan Terpadu,
Kabupaten Barru

Mengapa Ini ?
Perizinan usaha sering disebut sebagai salah satu rintangan terberat yang
dihadapi usaha kecil dan menengah yang merupakan bagian terbesar dari
mendapatkan persetujuan dari berbagai lembaga pemerintah menimbulkan
pengurusan surat-surat secara rutin. Untuk menghapuskan rintangan ini dan

13

12

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Pemerintah Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, membuka kantor pelayanan
perizinan terpadu (PPT/OSS) yang baru pada tanggal 24 November 2012.

Apa dampak pada Masyarakat?
(1) Mengurangi jenis izin usaha yang dibutuhkan. Sebelum intervensi , 129
jenis lisensi yang diperlukan oleh pemerintah daerah. Melalui pemetaan
lisensi dan diskusi intensif dengan departemen teknis dan sektor swast ,
hanya ada 30 jenis lisensi yang diperlukan setelah intervensi ( penurunan
77 % ) . Deregulasi yang signiikan telah mengurangi peluang terjadinya
korupsi.
(2) Peningkatan kualitas pelayanan perizinan. Senyak 30 jenis izin usaha
sekarang dapat dikeluarkan oleh PPT/OSS. Waktu resmi untuk memproses dan mengeluarkan perijinan berkurang sebesar 30 % , terutama
karena kemampuan PPT/OSS untuk memproses berbagai lisensi secara
bersamaan . Diperkirakan bahwa waktu sebenarnya untuk memproses
izin dalam banyak kasus berkurang 50 % . Sebagian besar dari mereka
berasal dari peraturan daerah tingkat dikeluarkan , terutama pada transfer
otoritas dan PPT/SOP untuk mengeluarkan izin, serta meningkatkan
kapasitas staf PPT/ OSS dan anggota tim teknis PPT/OSS . Survei
kepuasan pelanggan dikonirmasi meningkatkan dari 77,3 persen pada
tahun 2011-82,0 persen setahun kemudian.
(3) Peningkatan tata kelola pelayanan perizinan. Informasi yang transparan
dan jelas tentang persyaratan dan prosedur untuk mendapatkan izin usaha,
serta pengenalan mekanisme penanganan keluhan (saluran termasuk
telepon, layanan pesan singkat, kotak saran, secara pribadi, dan melalui
email) telah secara signiikan mengurangi kesempatan untuk korupsi.
Peningkatan indeks kepuasan pelanggan dibahas di atas mencerminkan
hal ini . Survei 2012 menemukan tidak ada keluhan tentang biaya asing . Ini dihasilkan dari penerbitan peraturan daerah - level pada SOP
penanganan pengaduan serta tunjangan tambahan bagi staf PPT/OSS
. Selain itu, perbaikan infrastruktur isik dan interaksi insentif dengan
LSM, terutama asosiasi bisnis telah memberikan kontribusi terhadap
pencapaian tersebut.

Mengapa Inovatif?

  Pertama, pembentukkan PPT/OSS terbukti efektif mengurangi jumlah
perizinan dibawah tangan (licenseshelped) dan menghilangkan peluang untuk korupsi, sementara juga menawarkan perbaikan tata kelola.

14

Perusahaan-perusahaan swasta dapat lebih mudah mengakses program
kredit dan pemerintah formal,dan memperluas bisnis mereka. Selain
itu, sangat sedikit Pemda di Indonesia sudah mulai inisiatif serupa.
Pemerintah pusat saat ini berencana untuk mereplikasi inisiatif ini di
kabupaten lain di Indonesia sebagai langkah berikutnya dari reformasi
perizinan usaha.

  Kedua, PPT/OSS Kab. Barru memiliki kewenangan untuk mengeluarkan
semua jenis perizinan yang diperlukan oleh pemerintah daerah, dengan
SOP yang jelas dan transparan dan standar pelayanan. Selain itu, semua
tindakan pemerintahan informasi perizinan yang transparan, mekanisme
penanganan pengaduan dan pelaksanaan reguler survei kepuasan
pelanggan-berada di tempat.
  Ketiga, berinisiatif melibatkan LSM dan sektor swasta dalam mempromosikan reformasi.

Bagaimana cara kerja dan replikasinya?
Kerangka kerja implementasi untuk memandu proses reformasi sebagai
berikut:
(1) Pembentukan kelompok kerja reformasi perizinan. Pemerintah daerah
membentuk kelompok kerja, dipimpin oleh PPT/OSS, dengan anggota
dari cabang eksekutif dan dewan legislatif lokal (DPRD) untuk memimpin
proses reformasi perizinan.
(2) Memahami masalah perizinan yang lebih baik dengan mendapatkan
pandangan dari sektor swasta dan dinas teknis/SKPD. Kelompok kerja
melakukan serangkaian diskusi baik dengan departemen teknis lokal
dan dengan sektor swasta. Selain itu, awal tahun 2012, survei kepuasan
pelanggan dilakukan untuk mengukur secara kuantitatif kepuasan
pelayanan perizinan. Hasil diskusi dan survei menegaskan bahwa warga
negara harus membayar lebih dari biaya resmi untuk izin, menunggu
waktu yang lama, dan memiliki perasaan ketidakpastian dalam hal proses.
(3) Pemetaan perizinan dan mengembangkan rencana pengurangan perizinan.
Biro Hukum Pemerintah Daerah melakukan pemetaan yang mengidentiikasi 129 jenis perizinan, 95% dari yang tidak berwenang kepada PPT/
OSS. Berdasarkan hasil ini, konsultasi formal dan informal diadakan
dengan departemen teknis dan sektor swasta untuk mengidentiikasi
jenis perizinan yang dapat dicabut, digabungkan atau dipindahkan ke
PPT/OSS. Pemerintah Daerah Barru mengadopsi pendekatan bertahap

15

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

terhadap perizinan yang berada di bawah departemen teknis yang memiliki dukungan yang kuat untuk reformasi akan diprioritaskan.
(4) Membangun dukungan yang lebih luas untuk reformasi. Rangkaian diskusi yang dibahas di atas juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan untuk memperluas jaringan pendukung reformasi perizinan antara
eksekutif bisnis dan organisasi masyarakat sipil. Selain tatap muka diskusi,
talkshow radio yang ditayangkan untuk melibatkan masyarakat luas.
Permintaan dari masyarakat umum, LSM (terutama sektor swasta), serta
anggota DPRD efektif dalam mendorong reformasi dalam pemerintahan.
(5) Penerbitan kerangka peraturan untuk reformasi perizinan.
(6) Membangun kapasitasstafPPT/OSSdananggota tim teknis .
(7) Menyiapkan infrastruktur isik. Tata letak kantor diubah untuk menciptakan depan dan belakang kantor yang terpisah. Informasi tentang
prosedur perizinan dan persyaratan adalah papan informasi postedon
dan internet. Infrastruktur pengaduan dipasang.
(8) Meningkatkan jangkauan tugas PPT/OSS. Selain mempromosikan
layanan perizinan yang direformasi melalui acara-acara publik dan
talkshow radio, sebuah ”hari perizinan massal” pada tahun 2012 untuk
menjangkau usaha mikro dan dimiliki perempuan. Sekitar 60% dari 360
pemilik usaha lokal yang berpartisipasi adalah wanita.
Ada dua strategi utama untuk menjamin keberlanjutan program dan
replikasi, yaitu:
Pertama, penerbitan berbagai peraturan di tingkat lokal memastikan
bahwa inisiatif dilembagakan. Upaya deregulasi perizinan - pengurangan
jenis perizinan yang diperlukan - disahkan melalui peraturan daerah , yang
telah disetujui oleh DPRD. Ini adalah tingkat tertinggi dari peraturan bahwa
pemerintah daerah dapat mengeluarkan dan diharapkan untuk mempertahankan, bahkan jika bupati diganti. Pengalihan kewenangan perizinan ke PPT/
OSS , peningkatan kualitas pelayanan dan tata kelola PPT/OSS juga disahkan
melalui keputusan bupati.

(1) Komitmen yang kuat dari pemimpin daerah perlu dioperasionalkan
melalui manajemen tingkat menengah. Bupati Barru telah menunjukkan
komitmen yang kuat untuk memperbaiki iklim investasi , terutama bagi
masyarakat miskin dan usaha mikro.
(2) Reformasi substansial akan menghadapi resistensi yang membutuhkan
pendekatan yang bertahap untuk mengatasinya;
(3) Bekerja dengan LSM penting untuk mempercepat reformasi dan mempertahankannya. Interaksi intensif dengan asosiasi bisnis,LSM, wartawan
dan akademisi yang sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman
tentang masalah perizinan. Selain itu, interaksi ini juga dapat digunakan
untuk menciptakan tekanan pada dinas teknis yang resisten terhadap
korupsi.

Bagaimana monitoring dan evaluasi dilakukan?
Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
(1) pelaporan pemerintah internal.PPT/ OSS ini bertugas untuk memantau
kualitas layanan, hasil dan dampak dari peningkatan layanan perijinan
dan melaporkan kepada bupati dan kepala dinas teknis/SKPD terkait
secara bulanan. Indikator dilaporkan termasuk volume perizinan yang
diberikan dan dana yang terkumpul dari biaya perizinan. Selain itu,
PPT/OSS sesekali menulis laporan dan memo ke kabupaten untuk meningkatkan masalah-masalah khusus yang membutuhkan kewenangan
tingkat yang lebih tinggi;
(2) pelaksanaan survei kepuasan pelanggan . Pemerintah daerah melakukan
survei tahunan untuk mengukur kepuasan pelanggan PPT/OSS. Untuk
menjaga kualitas dan integritas survei, sebuah lembaga survei independen
dikontrak untuk melaksanakan survei.
(3) Pertemuan rutin dengan asosiasi bisnis. PPT/ OSS bertemu dengan
asosiasi bisnis secara triwulanan untuk membahas hasil mekanisme
penanganan pengaduan serta membahas isu-isu yang beredar diangkat
oleh sektor swasta.

Kedua, desain dan pelaksanaan proses reformasi perizinan sangat bergantung pada keterlibatan dari LSM dan asosiasi bisnis untuk memberikan
umpan balik.
Ada tiga pelajaran utama yang bisa diambil dari penyederhanaan perizinan
dan perbaikan pemerintahan di Kab. Barru yang relevan untuk replikasi di
kabupaten-kabupaten lain di seluruh Indonesia dan di negara lain :

16

17

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Layanan Administrasi
Kependudukan Catatan Sipil,
Kota Surakarta

Mengapa Ini ?
Kartu Insentif Anak (KIA) sebagai kartu identitas anak di Surakarta
diterbitkan melalui Peraturan Walikota Surakarta No 21 Tahun 2009 tentang
Kartu Intensif Anak (KIA). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Surakarta menyiapkan strategi untuk meningkatkan minat masyarakat untuk
mencatatkan akte kelahiran dengan membuat Rencana Strategis semua anak
tercatat kelahirannya serta meluncurkan program KIA. Program ini mulai
dilaksanakan sejak bulan Desember 2009 dengan di-launching-nya KIA di
Kecamatan Banjarsari sebagai pilot proyek pemanfaat Kartu Insentif Anak.
Program ini ditujukan untuk menjamin hak anak dan peningkatkan
kesejahteraan bagi seluruh anak berumur 0-18 tahun di Kota Surakarta.
Tujuan utamanya (a) agar seluruh anak di Kota Surakarta memiliki akta
kelahiran; (b) serta peningkatan hak dan kesejahteraan anak.

19

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Apa Inovasinya ?

  Program KIA saat ini dikembangkan dalam kegiatan yang terpadu antara
sistem jemput bola di rumah sakit, sistem online entri data di Rumah
Sakit/ Rumah bersalin dan Kelurahan dengan Dinas.

  Program dikembangkan menjadi Sistem Relasi Pencatatan Kelahiran
yang direlasikan dengan pendidikan, Kesehatan dan Sosial. Data anak
dilengkap dengan 34 item untuk kepentingan analisis kebijakan pemberian insentif bagi anak lebih lanjut. Untuk beasiswa anak dengan nama
BPMKS ( Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta) dan Jaminan
Kesehatan dengan nama PKMS (Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta. Data ini sudah terkoneksi dengan Dinas Kesehatan Kota Surakata
dan Dinas Pendidikan Kota Surakarta

  KIA telah terintegrasi dengan Sistem Infomasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang terintegrasi pula dengan kementerian Dalam Negeri.
Aplikasi membantu segala pemangku kepentingan untuk mengundakan
dasar data yang akurat di Kota Surakarta.

yang telah akta kelahiran telah mencapai 93,64%. Anak-anak yang tidak
memiliki akta kelahiran jumlahnya merata di tingkat kelompok usia.

  Peningkatan kualitas pembuatan akta kelahiran, yang sebelumnya
memakan waktu 30 hari, sekarang maksimum 14 hari dan berdasarkan
standar ISO 9001/2008 menjadi 10 hari, dan tidak ada biaya / gratis kecuali yang terlambat melaporkan, akan dikenakan sanksi secara bertahap

  Penerbitan KIA setiap tahunnya meningkatkan 10 %. Hal ini menunjukkan program ini sangat diminati oleh masyarakat. Hal tersebut terjadi
karena KIA memberikan manfaat untuk kesejahteraan anak dan tidak
mengenal pelayanan diskriminatif. Pemberian insentif berupa diskon
akan membantu penurunan biaya yang ditanggung oleh anak dalam
melakukan transaksi pembelian barang dan atau pembelian jasa. Selain
itu anak-anak mendapatkan perlakuan kusus dalam pelayanan kursus
tari, kursus seni, kursus musik dan lain-lain dalam rangka pelestarian
budaya jawa

  Aplikasi dan data base program KIA merupakan sebuah kartu yang
diberikan kepada anak-anak untuk mendapatkan fasilitas keringanan
pembelian pada sejumlah retail, toko buku, sektor jasa dan perdagangan
lain yang telah bekerjasama dengan Pemkot. Dengan menggunakan
kartu KIA, anak-anak akan mendapat potongan harga pada saat membeli
produk-produk tertentu. Dengan potongan harga tersebut, dinilai bisa
membantu keuangan keluarga yang bersangkutan. Saat ini, program
KIA sudah diikuti sekitar 40 ribu anak se-kota Solo.

Apa dampak pada Masyarakat?

  Setelah program ini berjalan selama 3 tahun, ada dampak utama yaitu:

  Kepemilikan akta kelahiran anak antara 2009 - 2012 meningkat sebanyak
33,64%. Untuk tahun 2012, anak usia 0-1 tahun yang memiliki akta
kelahiran mencapai 100%. Sedangkan untuk anak usia 0 - 18 tahun

20

  Anak-anak memiliki kartu identitas sebelum memiliki kartu tanda
penduduk KTP. Kepemilikan Kartu Insentif Anak Tahun 2013 sejumlah
40 ribu anak. Sedangkan yang lainnya dalam proses cetak. Anak-anak
dapat memanfaatkan kartu instensif anak (KIA) sebagai kartu diskon/
layanan kusus dimitra kerja pelaku usaha corporate social responsibility
(CSR) yang telah terikat dalam perjanjian kerjasama.Adanya peningkatan
partisipasi publik dalam mendukung kesejahteraan anak.

21

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Bagaimana cara kerja dan replikasinya?
Pelaksanaan kegiatan KIA dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
Tahap Persiapan, untuk menginventarisasi kelompok sasaran,
1.

(Usia 0 ≤ 18).

2.

Kelompok kerja sasaran mitra dari pelaku usaha.

Tahap Perencanaan, meliputi :
a.

Merancang mekanisme pembuatan akta kelahiran yang eisien dan efektif
serta persiapan rencana aksi. Pada tahap ini, Badan Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Surakarta mengundang partisipasi publik sektor/ aktor
bisnis sebanyak 20 (dua puluh) pemangku kepentingan yang memberikan
dukungan terhadap program;

b.

Membangun kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM
dan mitra kerja swasta (BUMN/BUMD/PT) yang mendukung dan
memberikan kontribusi pada anak yang memerlukan layanan. Pada
tahap awal, kerjasama didirikan dengan 11 pihak swasta, beberapa LSM,
rumah sakit, klinik bersalin dan bidan swasta.

c.

Memersiapkan hukum perlindungan/pendirian kegiatan operasional baik
dalam bentuk peraturan walikota, dan perjanjian kerjasama yang pada
pokoknya mengatur tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Bagaimana monitoring dan evaluasinya?
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.

Melakukan monitoring dan evaluasi untuk semua mitra kerja pelaku
usaha dengan tujuan untuk mengenali seberapa jauh anak-anak pemilik
KIA menggunakannya sebagai kartu diskon di berbagai fasilitas yang
disediakan oleh para pemangku kepentingan. Kami melaksanakan
kegiatan ini dua kali dalam

2.

Mengundang mitra kerja pelaku usaha untuk bersama-sama mendiskusikan
dan berbagi pengalaman dalam memberikan pelayanan KIA.

3.

Adanya diskusi yang berhubungan dengan tentang apa metode terbaik untuk
memaksimalkan peran mitra kerja dalam memberikan / memenuhi hak anak
terutama hal-hal yang disepakati dalam kesepakatan bersama antara Badan
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta dan aktor mitra bisnis.

Proses replikasi oleh daerah lain dilakukan pada 30 Daerah/Kota Per Tahun
yang telah belajar mengenai program Penerbiatan KIA difasilitasi direktur
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. Tidaklah sulit untuk melakukan
transfer program KIA ke kota lain, karena secara umum infrastruktur sarana
dan prasarana yang dibutuhkan/telah tersedia pada seluruh kota-kota di
Indonesia seperti perangkat komputer, dan staf pendataran aktekelahiran.
Hal yang perlu di tingkatkan oleh kota dan kabupaten lain hanyalah
penyempurnaan SOP (Standar Operasional Prosedur) akta kelahiran, kerjasama
dengan stakeholder kota terkait program KIA. Program ini juga sangat mudah
untuk disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah

Bagaimana perspektif reformasi birokrasi?
Dengan adanya program KIA ini, birokrasi telah berubah menjadi pihak
pelayan masyarakat.

22

23

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

UPIK,
Kota Yogyakarta

Mengapa Ini
Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk memerangi KKN
diwujudkan dengan mempermudah sambungan komunikasi antara pemerintah
dengan masyarakat. Tujuan awal dariadanya aksi airmatif (airmative action)
ini untuk menciptakan daerah yang bebas kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN). Saluran informasi yang menghubungkan masyarakat dan pemerintah
diharapkan akan mendorong iklim bisnis dan pembangunan yang kondusif.
Tanggal 30 Januari 2003, Walikota Yogyakarta membuka layanan hotline service
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) untuk menampung informasi
dan keluhan warga kota.
Untuk membuka akses partisipasi masyarakat dibentuk Unit Pelayanan
Informasi dan Keluhan (UPIK). UPIK bertanggungjawab menerima pengaduan
dan keluhan masyarakat, serta menyampaikan informasi dan keluhan kepada
setiap dinas atau unit kerja dan memberikan informasi terkait respons atau tindak
lanjut keluhan dan masukan. Pada tahap awal implementasi UPIK, Walikota
Yogyakarta, Herry Zudianto secara berkala memantau tindak lanjut penanganan
UPIK hingga tahun 2009, dan diterbitkan Peraturan Walikota No. 77/2009 yang
mengalihkan tugas monitoring pelaksanaan UPIK kepada Wakil Walikota.

25

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

Setelah 8 (delapan) tahun beroperasi, UPIK membawa perubahan positif
di Kota Yogyakarta, dengan indikator sebagai berikut :



Mempermudah masyarakat dalam menyampaikan informasi, keluhan,
pertanyaan dan saran kepada pemerintah daerah. Melalui UPIK,
masyarakat tidak lagi kesulitan menyampaikan informasi dan keluhan;
tak lagi menghadapi birokrasi yang berbelit-belit dan ketidakpastian atas
tindak lanjut dari informasi dan keluhan yang mereka berikan. lnformasi
dan keluhan warga melalui pesan singkat SMS,email, surat,telepon maupun
situs UPIK pasti sampai ke jajaran perangkat pemerintah daerah.



Mempermudah masyarakat dalam menyampaikan informasi, keluhan,
pertanyaan dan saran kepada pemerintah daerah. Melalui UPIK,
masyarakat tidak lagi kesulitan menyampaikan informasi dan keluhan;
tak lagi menghadapi birokrasi yang berbelit-belit dan ketidakpastian
atas tindak lanjut dari informasi dan keluhan yang mereka berikan.
lnformasi dan keluhan warga melalui pesan singkat SMS, email, surat,
telepon maupun situs UPIK pasti sampai ke jajaran perangkat pemerintah
daerah.



Meningkatnya tanggung jawab aparat atas layanan kepada masyarakat.
Setiap SKPD berkewajiban merespons atau menindaklanjuti informasi
dan keluhan masyarakat alam 2X24



Meningkatnya komitmen aparat dalam melayani masyarakat. Masyarakat
lebih mudah berpartisipasi mengawasi aparat pemerintah daerah,sehingga
meningkatkan kinerja aparat.

  Warga bisa menyampaikan informasi dan keluhan setiap hari;

  Memudahkan aparat pemda untuk menentukan prioritas kebutuhan
masyarakat;
  Mempermudah masyarakat dalam menyampaikan informasi, keluhan,
pertanyaan dan saran kepada pemerintah daerah;

  Meningkatnya tanggung jawab aparat atas layanan kepada masyarakat,
karena setiap SKPD wajib merespon dan menindaklanjuti informasi dan
keluhan masyarakat dalam 2 x 24 jam;

  Meningkatnya komitmen aparat dalam melayani masyarakat, dan
masyarakat lebih mudah berpartsipasi mengawasi aparat pemda, sehingga
kinerjanya juga meningkat.
  Keberhasilan program layanan UPIK merupakan hasil koordinasi dan
kerjasama antarorganisasi.

Apa Inovasinya?
Hasil survei lndeks Kepuasan Konsumen yang dilakukan oleh PSKK
UGM menunjukkan bahwa pelayanan publik Pemerintah Kota Yogyakarta
telah berjalan baik. Program penanganan informasi dan keluhan masyarakat
melalui UPIK merupakan salah satu inovasi pemerintah daerah yang berhasil.
Beberapa aspek yang memberi nilai inovatif pada program UPIK ini
adalah:




26

Peningkatan kemampuan dalam mengenali kebutuhan masyarakat.
Sebelum adanya unit yang menangani informasi dan keluhan dari
masyarakat,kebijakan disusun secara top-down, sehingga seringkali tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat. Saluran penyampaian kebutuhan
masyarakat hanya terbatas pada melalui jaring aspirasi masyarakat
(jaring asmara) yang dilakukan oleh lembaga legislatif dan musyawarah
perencanaan pembangunan (musrenbang) yang dilakukan setahun
sekali. Sedangkan melalui UPIK, warga bisa menyampaikan informasi
dan keluhan setiap hari.
Kemudahan dalam menyusun agenda dan skala prioritas. lnformasi dari
masyarakat memudahkan pemerintah daerah menyusun agenda dan skala
prioritas. Datar informasi dan statistik yang dimiliki UPIK memudahkan
aparat Pemda untuk menentukan prioritas kebutuhan masyarakat.

Apa yang Menjadi Tugas Pelayanan Publiknya?
Pada tahap awal implementasi UPIK, Walikota secara berkala memantau
tindak lanjut penanganan UPIK hingga pada tahun 2009. Ketika UPIK telah
berjalan dengan baik,Walikota menerbitkan Peraturan Walikota No. 77 Tahun
2009 yang mengalihkan tugas monitoring pelaksanaan UPIK pada Wakil Walikota.
Tugas UPIK berdasarkan Surat Keputusan Walikota No. 86 Tahun 2003 adalah :
1.

Menerima informasi yang disampaikan masyarakat melalui media yang
disediakan Pemerintah Kota Yogyakarta yang meliputi pernyataan/berita,
aduan/komplain, keluhan, kritikan, pertanyaan, usulan dan saran baik
langsung maupun tidak langsung;

2.

Mendistribusikan informasi kepada SKPD terkait;

3.

Menyampaikan tanggapan/jawaban kepada masyarakat berdasarkan
informasi yang masuk dari instansi/pejabat;

4.

Melaksanakan inventarisasi permasalahan dan mengupayakan
penyelesaian;

27

JPIP
JPIP

Finalis indonesia United nations PUblic service award (UnPsa) 2014

5.

Melaporkan hasil kegiatan pelayanan informasi dan keluhan secara
berkala kepada Walikota Yogyakarta melalui Ketua Tim Koordinasi
Tindak Lanjut Permasalahan Pelayanan Masyarakat melalui Kepala
Kantor Humas dan lnformasi.

Bagaimana Cara Kerja dan Replikasinya?
Proses pembentukan unit ini dimulai dari ditetapkannya PT Exindo
sebagai pemenang tender untuk pengadaan sistem dan pelatihan sumber
daya manusia (SDM) untuk mengoperasikan sistem komunikasi antara
warga dan pemerintah daerah berbasis elektronik. PT Exindo menawarkan
pengembangan sarana pengaduan menggunakan teknologi

Dokumen yang terkait