Sistem Informasi Rujukan Statistik - View Statistik Dasar

BUKU 1

PEDOMAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

SURVEI BIAYA HIDUP
2012

BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Halaman
i
ii

BAB I.


PENDAHULUAN
1.1 Umum
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Cakupan Materi
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Landasan Hukum
1.6 Pembentukan Task Force
1.7 Kegiatan 2011-2014 dan Tambahan Kota IHK
1.8 Jadwal Kegiatan SBH 2012 di tahun 2011 s.d 2013
1.9 Dokumen yang Digunakan
1.10 Alur Daftar Isian SBH 2012

BAB II.

ORGANISASI LAPANGAN
2.1 Struktur Organisasi
2.2 Tugas dan tanggung Jawab

11
11

14

BAB III.

METODOLOGI
3.1 Kerangka Sampel
3.2 Desain Sampel
3.3 Sample Size
3.4 Peta Blok Sensus (SP2010-WB)
3.5 Daftar Sampel Blok Sensus Terpilih (DSBS)
3.6 Pemilihan Sampel Rumahtangga
3.7 Mekanisme Pemutakhiran Rumahtangga
3.8 Daftar Pemutakhiran Rumahtangga (Daftar VSEN12.P dan VSEN12.DSRT)
3.9 Petunjuk pengunaan Program Pemutahiran dan Penarikan sampel ruta
SBH dan Susenas 2012 di Kota SBH

25
25
25
29

31
31
31
32
33
40

PENGOLAHAN

46

BAB IV.

ii

1
1
2
2
2

3
3
3
5
6
9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :

Kebutuhan Blok Sensus, Petugas dan Instruktur Nasional SBH 2012

49

Lampiran 2 :

Daftar VSEN12.P

51


Lampiran 3 :

Daftar VSEN12.DSRT untuk Blok Sensus yang dicacah dengan daftar

Lampiran 4 :

VSEN12.K dan VSEN12.M1

54

Bagan Team SBH

57

iii

BAB

I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu data strategis Badan Pusat Statistik
(BPS) yang diperlukan sebagai dasar penentuan kebijakan Pemerintah. Persentase perubahan IHK
atau yang lebih dikenal dengan istilah tingkat inflasi/deflasi merupakan indikator ekonomi penting yang
kualitas datanya perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Salah satu bahan dasar penghitungan IHK adalah Survei Biaya Hidup (SBH). SBH pertama
kali dilakukan pada tahun 1977/1978. Saat ini IHK dihitung berdasarkan SBH tahun 2007, yang
merupakan survei yang ke-5 sejak pertama kali dilaksanakan. Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi, perubahan pendapatan masyarakat, perubahan pola penawaran dan permintaan
barang/jasa, perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap dan perilaku
masyarakat yang mampu mengubah pola konsumsi masyarakat, paket komoditas (commodity basket)
dan diagram timbang hasil SBH 2007 diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan
keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut.
Siklus 5 tahunan, pada tahun 2012, BPS telah merancang SBH dengan tujuan untuk
menghasilkan paket komoditas dan diagram timbang terbaru dalam penghitungan IHK. Sementara itu,
BPS juga melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang bertujuan untuk
mengumpulkan data pengeluaran konsumsi makanan dan bukan makanan serta karakteristik sosial
ekonomi yang sama dengan SBH. Agar kedua survei tersebut lebih berdayaguna, efisien dan hasil
yang dicapai lebih berkualitas, maka mekanisme kerja SBH 2012 diintegrasikan dengan SUSENAS
khususnya untuk Blok Sensus yang terdapat di daerah perkotaan (urban area). Pelaksanaan SBH

2012 maupun SUSENAS ini dilaksanakan secara triwulanan.
SBH 2012 yang diintegrasikan dengan SUSENAS dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33
ibukota provinsi dan 49 kabupaten/kota. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota lama
dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan
sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080 rumahtangga.
Dengan demikian, dalam setiap triwulan terdapat sampel sebanyak 3.402 Blok Sensus dengan total
sampel 34.020 rumahtangga

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

1

1.2 Maksud dan Tujuan
SBH 2012 adalah survei pengeluaran konsumsi rumahtangga di daerah perkotaan
(urban area), yang dimaksudkan untuk mendapatkan pola konsumsi masyarakat sebagai bahan
penyusunan diagram timbang dan paket komoditas yang baru dalam penghitungan IHK.
Tujuan dari SBH 2012 secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh paket komoditas dan diagram timbang untuk memperbaharui IHK.
2. Mendapatkan data dasar nilai konsumsi (NK0 ).
3. Mendapatkan keterangan tentang keadaan sosial ekonomi rumahtangga perkotaan.

4. Melengkapi data yang diperlukan untuk penghitungan pendapatan nasional dan regional.
5. Digunakan sebagai bahan penelitian pasar, analisis permintaan barang dan jasa serta
analisis lainnya.
1.3 Cakupan Materi
Data yang dikumpulkan dalam SBH 2012 antara lain mencakup:
1. Pengeluaran rumahtangga yang dikelompokkan menurut sifat, jenis dan macam barang
dan jasa yang dikonsumsi.
2. Pengeluaran non konsumsi dan lain-lain pembayaran, antara lain pengeluaran untuk pajak
penghasilan, asuransi jiwa dan pesta.
3. Pengeluaran untuk barang-barang modal usaha, seperti pembelian ternak, bibit tanaman
dan kendaraan untuk usaha.
4. Pendapatan/penerimaan rumahtangga.
5. Keterangan sosial demografi, antara lain jenis kelamin, umur, pendidikan, kegiatan
ekonomi dan status pekerjaan.
6. Keterangan tentang kondisi bangunan dan fasilitas tempat tinggal yang dikaitkan dengan
pengeluaran rumahtangga untuk keperluan perumahan/tempat tinggal.
1.4 Ruang lingkup
SBH 2012 dilaksanakan di 82 kabupaten/kota (33 ibukota Provinsi dan 49 kota/kabupaten).
Dari 82 kabupaten/kota tersebut 66 merupakan kota lama dan 16 merupakan kota baru. Cakupan
jumlah sampel rumahtangga sebanyak 136.080 rumahtangga yang tersebar di 13.608 Blok Sensus,

dimana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 34.020 rumahtangga.
Dalam survei ini tidak dicakup:
1. Rumahtangga khusus
2. Rumahtangga Corps Diplomatic (CD)

2

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

Adapun dasar pemilihan kota IHK yang baru berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pengeluaran per kapita, Letak Geografis, dan pertimbangan lain, serta berbagai usulan dari
BPS provinsi, BPS kota, dan walikota setempat. Tambahan 16 kota baru tersebut, mencakup:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.


Meulaboh
Bukit Tinggi
Tembilahan
Bungo
Lubuk Linggau
Tanjung Pandan
Metro
Kudus

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Cilacap

Banyuwangi
Singaraja
Tabalong
Bulukumba
Bau-Bau
Tual
Merauke

1.5 Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan SBH 2012 adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik.
3. Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik.
4. Peraturan, keputusan dan instruksi lainnya yang berkaitan dengan Survei Biaya Hidup
2012.
1.6 Pembentukan Task Force
Bila diperlukan dan dimungkinkan dari biaya yang telah disediakan untuk menyelesaikan
tugas pencacahan rumahtangga yang sulit dikunjungi, maka BPS Daerah dapat membentuk Tim
Khusus (Task force).
1.7 Kegiatan SBH tahun 2011 sampai dengan 2013
Survei Biaya Hidup tahun 2012 diselenggarakan mulai tahun anggaran 2011 hingga 2013.
Kegiatan Tahun 2011
Pada tahun 2011 dilaksanakan uji coba pengintegrasian Susenas dan SBH di 7 kota (Medan,
Jakarta Selatan, Kudus, Denpasar, Sampit, Bulukumba, dan Tual), dan persiapan survei yang meliputi,
pelatihan instruktur nasional dan petugas (khusus untuk petugas updating dan pencacahan komoditas
non makanan), updating blok sensus (Daftar VSEN12.P), data entry hasil updating, dan pemilihan
sampel rumahtangga (Daftar VSEN12.DSRT).

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

3

Kegiatan Tahun 2012
Tahun 2012 merupakan tahun pelaksanaan seluruh kegiatan SBH dalam setahun penuh,
yang diawali dengan pelatihan instruktur nasional dan petugas (pencacahan komoditas makanan dan
variabel sosial ekonomi) pada awal tahun, selanjutnya diikuti dengan pencacahan komoditas non
makanan secara bulanan (Daftar VSEN12.BL dan BLp), pencacahan sosial ekonomi rumah tangga
(Daftar VSEN12.K), dan komoditas makanan (VSEN12.HR dan HRp, Daftar VSEN12.LK, serta
VSEN12.M1) secara triwulanan selama Januari-Desember 2012. Selain itu juga dilaksanakan
pencacahan harga beberapa komoditas (di kota IHK baru) dan komoditas tambahan (di kota IHK
lama) dan dilakukan penelitian titik transaksi harga konsumen (Study Point of Purchase) guna
mempersiapkan dan memperoleh informasi yang akurat tentang responden survei harga konsumen di
masa datang.
Seluruh kegiatan pencacahan di atas langsung diikuti dengan pengolahan datanya di masingmasing kabupaten/kota, yang akan berlangsung sampai dengan tahun 2013.
Kegiatan Tahun 2013
Pengolahan hasil pencacahan rumah tangga SBH terus berlangsung, dan pelaksanaan survei
volume penjualan komoditas spesifik. Hasil pengolahan data SBH selanjutnya akan didiskusikan
secara bersama-sama 82 kabupaten/kota melalui pelaksanaan beberapa workshop, yang akhirnya
akan dihasilkan nilai konsumsi, paket komoditas, dan diagram timbang (bobot masing-masing
komoditas) untuk masing-masing kabupaten/kota. Selain itu, juga akan ditentukan kualitas dari
masing-masing komoditas terpilih, yang selanjutnya akan digunakan sebagai spesifikasi komoditas
yang akan dimonitor harganya secara periodik untuk penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK)
setiap bulannya dengan tahun dasar 2012.
Hasil final pelaksanaan SBH 2012 akan direlease tahun 2013.

Anggaran Kegiatan SBH
Persiapan pelaksanaan SBH 2012 yang meliputi kegiatan pelatihan instruktur
nasional (Innas), pelatihan petugas di daerah, updating listing blok sensus dan pemilihan sampel
rumah tangga untuk pelaksanaan triwulan I 2012, pencetakan dokumen (kuesioner/daftar dan buku
pedoman), serta pengadaan peralatan untuk pelatihan dan pelaksanaan lapangan triwulan I 2012
dilakukan pada tahun 2011 dengan anggaran pusat tahun 2011 yang di SKPA (Surat Kuasa
Pengguna Anggaran) kan ke daerah. Sedangkan untuk kegiatan selanjutnya akan menggunakan
anggaran dari mata anggaran SBH tahun 2012.
Segala sesuatu yang menyangkut anggaran agar mengikuti Petunjuk Operasional Kegiatan
(POK) baik di provinsi maupun di kabupaten/kota. Tatacara pengadministrasian surat
pertanggungjawaban agar sesuai dengan akunnya dan mengikuti peraturan pengelolaan administrasi
keuangan.
4

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

1.8 Jadwal Kegiatan SBH 2012 pada tahun 2011 s.d awal 2013
A. Perencanaan dan Persiapan

Jadwal
4 – 6 Oktober 2011

1. Workshop Intama

B.

C.

2. Pelatihan Innas (Updating Blok Sensus dan pencacahan Buku Catatan Bulanan )

7-10 November 2011

3. Pelatihan petugas (Updating Blok Sensus dan pencacahan Catatan Buku Bulanan)

14 - 26 November 2011

Pelaksanaan Pelatihan SBH 2012
1. Pelatihan Innas (Pencacahan daftar VSEN12.K, VSEN12.HR
dan VSEN12.M1)
2. Pelatihan Petugas Pencacahan daftar VSEN12.K,
VSEN12.HR dan VSEN12.M1

Januari 2012

3. Pelatihan Innas Pengolahan SBH 2012

Januari 2012

4. Pelatihan Petugas Pengolahan

Januari 2012

Januari 2012

Pelaksanaan Lapangan
1. Updating Blok Sensus Terpilih

2. Entri Hasil Updating dan pengambilan

-Triwulan I

28 Nov – 3 Des 2011

-Triwulan II

Minggu III Februari 2012

-Triwulan III

Minggu III Mei 2012

-Triwulan IV

Minggu III Agustus 2012

-Triwulan I

5 – 10 Desember 2011

-Triwulan II

Minggu IV Februari 2012

-Triwulan III

Minggu IV Mei 2012

-Triwulan IV

Minggu IV Agustus 2012

sampel Rumahtangga terpilih

3. Pencacahan Buku Catatan Bulanan
(VSEN12.BL)

4. Pencacahan dengan Daftar VSEN12.K,
VSEN12.HR dan VSEN12.M1

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

-Triwulan I

Januari – Maret 2012

-Triwulan II

April – Juni 2012

-Triwulan III

Juli – September 2012

-Triwulan IV

Oktober – Desember 2012

-Triwulan I

Maret 2012

-Triwulan II

Juni 2012

5

5. Entri Data daftar VSEN12.BL, VSEN12.K,
VSEN12.LK dan VSEN12.M1

6. Pengiriman Hasil pengolahan SBH 2012

-Triwulan III

September 2012

-Triwulan IV

Desember 2012

-Triwulan I

April 2012

-Triwulan II

Juli 2012

-Triwulan III

Oktober 2012

-Triwulan IV

Januari 2013

-Triwulan I

Minggu II Mei 2012

-Triwulan II

Minggu II Agustus 2012

-Triwulan III

Minggu II Nopember 2012

-Triwulan IV

Minggu II Februari 2013

dari BPS Daerah ke BPS Pusat

7. Pencacahan Harga Komoditas kota baru (Sister City)

Januari – Desember 2012

8. Refreshing Petugas

1.9

Juni 2013

Dokumen yang Digunakan

A. Buku Pedoman
No. Nama Buku

Uraian

Digunakan oleh

1.

Buku 1

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota

Kepala BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota

2.

Buku 2

Pedoman Pencacahan VSEN12.BL dan Updating
Blok Sensus Serta Pengawasannya

Pengawas dan
Pencacah

3.

Buku 3

Pedoman Pencacahan VSEN12.K Dan VSEN12.M1

Pencacah

4.

Buku 4

Pedoman Pengawasan VSEN12.K Dan VSEN12.M1

Pengawas

5.

Buku 5

Master Kode Jenis Barang

Pengawas

6.

Buku 6

Pedoman Pengolahan VSEN12.BL dan VSEN12.M1

Pengawas dan Operator

6

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

B. Daftar isian/Kuesioner
No. Nama daftar

Uraian

1.

VSEN12.P

Daftar pemutakhiran muatan
rumahtangga dalam Blok
Sensus

2.

VSEN12.DSRT

Daftar sampel rumahtangga
terpilih

3.

Wilayah tugas pencacah

4.

Peta Blok
Sensus
SP2010-WB
VSEN12.BL

5.

VSEN12.BLp

6.

VSEN12.K

7.

VSEN12.M1

Daftar yang digunakan untuk
pencatatan pengeluaran
konsumsi rumahtangga (selain
bahan makanan, makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau)
dan non konsumsi secara
bulanan
Daftar yang digunakan untuk
pencatatan pengeluaran
konsumsi anggota rumahtangga
dewasa (selain bahan makanan,
makanan jadi, minuman, rokok,
dan tembakau) dan non
konsumsi secara bulanan.
Daftar ini digunakan untuk
mencatat keterangan pokok ruta
dan anggota ruta yang meliputi
keterangan demografi,
kriminalitas, sosial ekonomi, dan
sebagainya.
Daftar ini digunakan untuk
mencatat konsumsi dan
pendapatan/penerimaan
rumahtangga.

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

Digunakan
oleh
Pengawas
dan
Pencacah

Disimpan
di
BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah
Pengawas
dan
Pencacah
Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

BPS
Kab/Kota

Keterangan
Diprint di daerah
dan hasil entri
VSEN12.P
dikirim ke BPSRI (softcopy)
Diprint di daerah

Diprint di daerah

BPS
Kab/Kota

7

Lanjutan
8.

VSEN12.HR

9.

VSEN12.HRp

10.

VSEN12.KK

11.

VSEN12.LK

8

Daftar yang digunakan untuk
pencatatan pengeluaran
konsumsi rumahtangga (bahan
makanan, makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau)
secara harian selama satu
minggu
Daftar yang digunakan untuk
pencatatan pengeluaran
konsumsi anggota rumahtangga
dewasa (bahan makanan,
makanan jadi, minuman, rokok,
dan tembakau) secara harian
selama satu minggu
Daftar ini untuk mengkonversi
satuan jenis barang dari satuan
standar ke satuan setempat.
Daftar ini juga digunakan untuk
memperoleh nilai perkiraan dari
jenis barang yang bukan berasal
dari pembelian (lainnya)
Daftar ini merupakan
Rekapitulasi pengeluaran
rumahtangga mengenai
konsumsi bahan makanan,
makanan, jadi ,minuman, rokok
dan tembakau selama seminggu
(daftar VSEN12.HR,
VSEN12.HRp ) .

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pengawas
dan
Pencacah

BPS
Kab/Kota

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

1.10 Alur Daftar Isian SBH 2012

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

ALUR DAFTAR ISIAN SBH 2012
Daftar
VSEN12.
DSBS
(BPS RI)

Updating BS terpilih/
Daftar VSEN12.P
(Pencacah)

Daftar
VSEN12.BL &
VSEN12.BLp
(Pencacah)
Daftar
VSEN12.K
(Pencacah)

Entri Updating
(Pencacah)

Penarikan
sampel
(IPDS)

Daftar VSEN12.
DSRT
(Pengawas)

Daftar
VSEN12.M1
(Pencacah)
Daftar
VSEN12.HR &
VSEN12.HRp
(Pencacah)

Entri Daftar
VSEN12.BL,
VSEN12.K,
VSEN12.M1,
VSEN12.LK
(IPDS)

Pengawas

Daftar
VSEN12.LK
(Pencacah)

Paket Komoditas
(BPS RI/Daerah)

Diagram Timbang
(BPS RI)

IHK
Tahun
Dasar 2012
(BPS RI)

P
U
B
L
I
K
A
S
I

Daftar
VSEN12.KK
(Pengawas)

Catatan
1) Pelaksanaan Updating Blok Sensus, Pencacahan VSEN12.BL & VSEN12.BLp, VSEN12.K, VSEN12.M1 , VSEN12.HR & VSEN12.HRp dan VSEN12.LK dilakukan oleh satu
orang pencacah yang sama, waktu yang berbeda.

9
2) Pengolahan data Entri Daftar VSEN12.P, VSEN12.BL & VSEN12.BLp, VSEN12.K, VSEN12.M1 , VSEN12.LK dilakukan di BPS Kabupaten/Kota

BAB

II
ORGANISASI LAPANGAN
2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi lapangan SBH 2012 dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan SBH 2012
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan berbagai unit teknis di BPS pusat dan
daerah. Setiap unsur dalam organisasi yang disusun harus mengetahui dan melaksanakan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang serta haknya masing-masing.
Struktur organisasi ini dibuat berjenjang dari tingkat pusat sampai dengan daerah sebagaimana
disajikan pada gambar 1 .
Struktur organisasi dikelompokkan menjadi Pengarah, Penanggung Jawab Pusat, Operasional
Pusat, Operasional Provinsi, dan Operasional Kabupaten/Kota.

Tingkat Pusat
1) Pengarah adalah Kepala BPS-RI, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Deputi Bidang
Statistik Sosial, dan Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik.
2) Penanggung jawab survei adalah Direktur Statistik Harga dan Direktur Statistik Kesejahteraan
Rakyat. Penanggung jawab metodologi survei adalah Direktur Pengembangan Metodologi
Sensus dan Survei. Penanggung jawab pengolahan survei adalah Direktur Sistem Informasi
Statistik.
3) Penanggung jawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Harga Konsumen, Kepala
Subdirektorat Statistik Rumahtangga, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat
dan kepala seksi dari direktorat terkait.
Tingkat Daerah
1) Penanggung jawab SBH 2012 di tingkat Provinsi adalah Kepala BPS Provinsi
2) Penanggung jawab survei di tingkat Kabupaten/ Kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota.
3) Penanggung jawab teknis daerah adalah Kepala Bidang Statistik Distribusi, Kepala Bidang
Statistik Sosial dan Kepala Bidang IPDS BPS Provinsi.
4) Penanggung jawab Administrasi dan Keuangan adalah Kepala Bagian Tata Usaha
5) Instruktur Nasional adalah Kepala Seksi Distribusi BPS Kabupaten/Kota.
6) Pewawancara responden adalah Pencacah.
7) Pengawasan lapangan adalah Pengawas.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

11

12

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

13

2.2

Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas Direktur Statistik Harga
1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan SBH.
3) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya.
4) Menyusun jadwal kegiatan.
5) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Tugas Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat
1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Susenas.
3) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya.
4) Menyusun jadwal kegiatan.
5) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Tugas Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei
1) Bertanggung jawab atas Metodologi Survei
2) Mengirimkan daftar sampel ke BPS Provinsi sebelum pelaksanaan pelatihan dan lapangan.
3) Menentukan jumlah petugas pencacah dan pengawas.
4) Memberikan tanggapan mengenai penggantian sampel.
5) Memonitor ketersediaan sketsa peta desa/kelurahan (SP2010-WA ) dan sketsa peta blok
sensus hasil listing SP2010 (SP2010-WB).
Tugas Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS)
1) Bertanggung jawab atas pengolahan data baik di pusat maupun di daerah
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengolahan SBH dan Susenas
3) Menyusun rencana pengolahan survei beserta seluruh tahapan kegiatannya.
4) Menyusun jadwal kegiatan pengolahan
5) Membuat laporan perkembangan pengolahan data.
Tugas Kepala Subdirektorat Statistik Harga Konsumen dan
Kepala Subdirektorat Statistik Rumah Tangga
1) Menyusun anggaran kegiatan.
2) Menyusun kuesioner dan buku pedoman.

14

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

3) Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen.
4) Merancang dan mengatur kegiatan supervisi dan pelatihan.
6) Membuat laporan teknis pelaksanaan.
7) Menyusun publikasi.
Tugas Kepala Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data dan
Kepala Subdirektorat Pengembangan Basis Data
1) Menyusun sistem dan program pengolahan.
2) Mendistribusikan sistem dan program pengolahan ke daerah.
3) Mengadakan pelatihan instruktur pengolahan.
4) Memantau pelaksanaan pengolahan data yang dilaksanakan di pusat dan daerah.
5) Menerima hasil pengolahan dari daerah.
6) Mengkonsolidasikan seluruh hasil pengolahan.
7) Menyajikan hasil pengolahan.
Tugas Kepala Subdirektorat Statistik Pengembangan Desain Sensus & Sensus dan
Kepala Subdirektorat Statistik Pengembangan Kerangka Sampel
1) Membuat rancangan Survei Biaya Hidup yang terintegrasi dengan Susenas.
2) Menentukan jumlah petugas dan pencacah.
3) Melakukan penarikan sampel Blok sensus.
4) Membuat Sistem Pengolahan Pemutakhiran dan Penarikan sampel rumahtangga.
5) Memberikan tanggapan mengenai penggantian sampel.
6) Menghitung faktor pengali (penimbang) untuk keperluan Estimasi
Tugas Kepala BPS Provinsi
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan SBH dan Susenas di tingkat provinsi
2) Menginstruksikan hal-hal yang terkait dengan kegiatan teknis dan administrasi kepada
masing-masing penanggung jawab di BPS Provinsi.
3) Memonitor dan mengevaluasi proses pencetakan dokumen yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan, baik untuk pelatihan maupun pelaksanaan. Pencetakan dokumen meliputi
dokumen untuk kegiatan triwulan 1, 2 , 3 dan 4.
4) Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS yang berkaitan dengan
ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi.
5) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah.
6) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan lapangan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

15

Tugas Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi
1). Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan SBH 2012 baik teknis maupun non teknis.
2). Mengatur dan menyelenggarakan pelatihan petugas SBH 2012 di daerah.
3). Mengusahakan agar pelaksanaan SBH 2012 sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan.
4). Menanggulangi masalah teknis dan administrasi yang mengganggu kelancaran pelaksanaan
SBH 2012.
5). Menjaga agar data yang didapat di lapangan bermutu tinggi dan benar-benar mencerminkan
gambaran sosial ekonomi daerah yang bersangkutan.
6). Terhadap masalah khusus, didiskusikan dengan Kepala Seksi Statistik HK/HPB dan Kepala
Seksi Statistik Distribusi, ketua editor dan pengawas, untuk dicarikan penyelesaiannya
dengan sebaik-baiknya, kemudian melaporkan kepada Kepala BPS Provinsi.
7). Membantu Kepala BPS Provinsi membentuk taskforce khusus bila dipandang perlu untuk
pencacahan rumahtangga yang sulit dikunjungi/ dicacah (rumahtangga elit, orang asing, dsb).
8). Bekerja sama dengan Kabid IPDS dalam mengatur pengolahan hasil SBH 2012 di masingmasing kabupaten/kota sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
9). Mengevaluasi hasil pengolahan bersama Kepala Bidang Statistik Sosial sebelum dikirim oleh
Kepala Bidang IPDS ke BPS RI.
10). Mengatur pengiriman dokumen dan hasil pengolahan di daerah ke BPS sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan.
11). Mengamankan dan melindungi kelancaran pelaksanaan SBH 2012 di daerah.
Tugas Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi
1) Bersama dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi, menyeleksi pencacah dan pengawas
untuk setiap kabupaten/kota.
2) Bersama dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi, membantu mengatur pendistribusian
dokumen.
3) Bersama dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi, membantu merencanakan dan
melaksanakan pengawasan lapangan.
4) Bersama dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi, membantu menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan survei
5) Bersama dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi, mengevaluasi hasil pengolahan sebelum
dikirim oleh Kepala Bidang IPDS ke BPS RI.
Tugas Kepala Bidang IPDS BPS Provinsi
1) Mengatur dan melaksanakan pengolahan di daerah.
2) Berkoordinasi dengan Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Kepala Bidang Statistik Sosial
dalam melaksanakan pengolahan data
3) Mengirim hasil entri data Updating Ruta, Buku Catatan Bulanan dan M1 setelah dievaluasi
16

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

oleh Kabid Statistik Distribusi dan Kabid Statistik Sosial ke Subdit Pengembangan Basis Data.
Tugas Kepala Seksi Statistik HK/HPB (Provinsi)
1) Sebagai Instruktur Nasional (Innas), mengikuti pelatihan
2) Mengajar materi pelatihan kepada pengawas dan pencacah
3) Mengkoordinir pengawas dan pencacah baik untuk updating blok sensus & pengambilan
sampel rumah tangga, pencacahan buku bulanan, pencacahan daftar VSEN12.K,
VSEN12.HR, dan VSEN12.M1
4) Berkoordinasi dengan Kepala Seksi Sosial dalam penyelesaian masalah teknis di lapangan
5) Berkoordinasi dengan Kepala Seksi IPDS dalam pengolahan data
6) Berkoordinasi dengan Kasubag Tata Usaha dalam mengatur alokasi dokumen
7) Mengevaluasi hasil pengolahan data bersama dengan Kepala Seksi Statistik Sosial
8) Mengkoordinir pencacahan data harga untuk komoditas baru selama tahun 2012
9) Bertanggung jawab dalam pengumpulan data harga bulanan untuk penghitungan IHK ke
depannya
Tugas Kepala BPS Kabupaten/Kota
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan SBH dan Susenas di tingkat kabupaten/kota
2) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan,
perlengkapan survei, sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA, print out sketsa peta SP2010WB hasil listing SP2010, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya dan
pendanaan.
3) Melakukan pengecekan awal blok sensus terpilih di daerahnya sesuai daftar sampel.
4) Menyeleksi calon petugas lapangan dan mengirim petugas ke pusat pelatihan.
5) Mengalokasikan beban tugas kepada masing-masing petugas berdasarkan banyak blok
sensus terpilih dan jumlah petugas.
6) Mengawasi pelaksanaan lapangan dalam rangka mengevaluasi prosedur pelaksanaan
lapangan dan penerapan konsep/definisi yang digunakan.
7) Mengirim hasil pengolahan ke BPS Provinsi.
8) Membuat dan mengirim laporan pelaksanaan kepada penanggung jawab survei tingkat
provinsi.
9) Menerima sketsa peta WB hasil kerja petugas untuk ditindaklanjuti dalam kegiatan
pemutakhiran peta yang akan datang.
10) Membuat kontrak kerja dengan petugas yang berasal dari non organik BPS minimial satu
tahun.

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

17

Kepala Seksi Statistik Distribusi (Kab/Kota)
1) Sebagai Instruktur Nasional (Innas), mengikuti pelatihan
2) Mengajar materi pelatihan kepada pengawas dan pencacah
3) Mengkoordinir pengawas dan pencacah baik untuk updating blok sensus & pengambilan
sampel rumah tangga, pencacahan buku bulanan, pencacahan daftar VSEN12.K,
VSEN12.HR, dan VSEN12.M1
4) Berkoordinasi dengan Kepala Seksi IPDS dalam pengolahan data
5) Mengevaluasi hasil pengolahan data bersama dengan Kepala Seksi Statistik Sosial
6) Mengkoordinir pencacahan data harga untuk komoditas baru selama tahun 2012
7) Bertanggung jawab dalam pengumpulan data harga bulanan untuk penghitungan IHK ke
depannya
Persyaratan Petugas Lapangan
Petugas lapangan SBH 2012 terdiri atas Pengawas dan Pencacah. Pengawas diutamakan
staf di BPS Kabupaten/Kota (termasuk KSK) yang telah berpengalaman dalam SBH atau Susenas
modul konsumsi. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Pengawas, maka selain persyaratan-persyaratan
tersebut di atas diperlukan pula tambahan persyaratan lain, yaitu:
(a) mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka
jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan wawancara, (b) mampu menyusun rencana kerja
dan memimpin 2 orang petugas pencacah untuk melaksanakan pencacahan, (c) mampu memecahkan
persoalan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan, (d) siap untuk menggantikan
tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya, dan (e) bertanggung
jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah
koordinasinya.
Secara umum, seluruh petugas lapangan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:





Berpendidikan minimal SLTA (diutamakan lulusan D3 ke atas).
Berpengalaman sebagai petugas survei/penelitian, diutamakan yang berpengalaman sebagai
petugas SBH atau Susenas modul konsumsi.
Siap untuk bekerja dan mentaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan

Tugas Pengawas Updating Blok Sensus (VSEN12.P) dan Buku Bulanan (VSEN12.BL)
1) Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota.
2) Menerima daftar rumah tangga (VSEN12.P) untuk dimutakhirkan.
18

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

3) Membagi tugas pemutakhiran rumah tangga kepada setiap pencacah.
4) Memeriksa hasil pemutakhiran rumah tangga.
5) Menyerahkan daftar rumah tangga hasil pemutakhiran kepada Seksi IPDS Kabupaten/Kota.
6) Beberapa petugas yang ditunjuk membantu Kasie Diatribusi dalam pengambilan sampel
rumahtangga terpilih di setiap blok sensus.
7) Mencetak daftar VSEN12.DSRT
8) Mendistribusikan dokumen pencacahan sesuai dengan beban masing-masing pencacah.
9) Menerima sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA dan print out speta SP2010-WB hasil
listing SP2010 dari Seksi IPDS.
10) Mendistribusikan print out peta SP2010-WB hasil listing sesuai lokasi tugas pencacah.
11) Bersama pencacah mengenali batas blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya.
12) Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
lapangan dimulai.
13) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan,
sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin.
14) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan
lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau
penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan.
15) Memantau kualitas data dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi
kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden.
16) Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan konsistensi
isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang dilakukan pencacah.
17) Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah
dipantau.
18) Menjaga semangat dan kerja sama yang tinggi sesama petugas.
19) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan lapangan termasuk Sketsa Peta Desa
SP2010-WA dan Sketsa Peta Blok Sensus SP2010-WB ke BPS Kabupaten/Kota.
20) Memeriksa Hasil Pencacahan daftar VSEN12.BL dan VSEN12.BLp.
21) Memberi kode komoditi pada Daftar VSEN12.BL dengan menggunakan Master kode Jenis
Barang
Tugas Pengawas Kor (VSEN12.K), HR (VSEN12.HR), dan M1 (VSEN12.M1)
1) Mengatur tugas Pencacah dalam lingkup kerjanya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2) Meminta secara bertahap hasil pencacahan yang telah diselesaikan Pencacah agar
pemeriksaan dapat dilakukan lebih awal.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

19

3) Memeriksa hasil kerja Pencacah dengan cermat dan meneliti konsistensi isian setiap blok dan
antar blok dalam masing-masing daftar
4) Menghitung dan mengisi Blok Ringkasan Neraca Pendapatan/ Penerimaan/ Pengeluaran
Rumahtangga daftar VSEN12.M1
5) Menugaskan Pencacah untuk melakukan kunjungan ulang (revisit) apabila data dianggap
masih meragukan dan melaporkan kepada Kepala Seksi Statistik Distribusi/Kepala Seksi
Statistik HK/HPB.
6) Meneliti pemindahan isian Daftar VSEN12.HR dan daftar VSEN12.HR P ke dalam daftar
VSEN12.LK dan daftar VSEN12.M1.
7) Melakukan penelitian ke pasar/tempat rumahtangga biasa berbelanja untuk mendapatkan
konversi satuan setempat ke satuan standar beberapa komoditi dengan menggunakan
timbangan dan daftar VSEN12.KK, kemudian memberikan daftar tersebut kepada Petugas
yang dibawahi.
8 Menyerahkan kepada Petugas daftar VSEN12.BL pencacahan sebelum dipindah ke dalam
daftar VSEN12.M1.
9) Menyerahkan semua daftar yang telah terisi dan diperiksa secara bertahap kepada Ketua
Editor atau Kepala Seksi Statistik Distribusi/Kepala Seksi Statistik HK/HPB, sehingga editing
dapat dilakukan secara bertahap.
10) Memperhatikan masalah non teknis agar tidak mengganggu masalah teknis, sehingga tugas
Pencacah dapat berlangsung lancar. Dalam hal-hal yang tak terduga misalnya: kecelakaan,
sakit mendadak, dll, Pengawas harus cepat mengambil alih atau mengatur tugas Pencacah
tersebut.
Pengawas bertanggung jawab membangun motivasi di antara pencacah, sehingga mereka bekerja
dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Pengawas harus berusaha agar Pencacah:
1)
2)
3)
4)
5)

Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai.
Menerima petunjuk Pengawas dalam menjalankan tugasnya.
Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya.
Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya.
Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman.

Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, seyogyanya Pengawas mengikuti beberapa petunjuk di
bawah ini:
1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang
berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Pengawas harus
bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh Pencacah.
2) Jika petugas melakukan kesalahan, usahakan agar diberikan dalam suasana bersahabat dan
tidak ada orang lain. Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan untuk
membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi.
3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan
tersebut.
20

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja.
5) Pengawas sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari
yang lain.
6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku.
Gunakan kata-kata yang membangkitkan semangat. Tidak ada gunanya mengkritik sesuatu
tanpa memberikan contoh yang baik.
7) Pengawas harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru
sikap tadi. Pengawas tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan atau
mendapat perlakuan yang lebih dari petugas lainnya, karena hal tersebut bisa menimbulkan
rasa tidak puas.
Tugas Pencacah
Petugas pencacah SBH 2012 adalah yang melaksanakan pencacahan dilapangan mulai dari
pencacahan Updating Blok Sensus (VSEN12.P) & Buku Bulanan (VSEN12.BL), Pencacah KOR
(VSEN12.K), HR (VSEN12.HR) , dan M1 (VSEN12M1). Pencacah diusahakan staf Organik BPS
daerah yang minimal telah berpengalaman melaksanakan sensus/survei. Bila tidak mencukupi
maka ditambah pencacah Mitra (wanita) yang berpendidikan minimal SLTA (diutamakan lulusan
D3 ke atas).
Tugas Pencacah Updating Blok Sensus (VSEN12.P) & Buku Bulanan (VSEN12.BL)
1) Mengikuti pelatihan.
2) Mengenali lokasi batas blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menggunakan sketsa peta blok sensus.
3) Melakukan Updating blok sensus di blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menggunakan Daftar VSEN12.P sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
4) Mendaftar rumahtangga di blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menggunakan Daftar VSEN12.BL sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
5) Mencacah, menyerahkan dan mengambil buku catatan bulanan kepada rumahtangga
terpilih (daftar VSEN12.BL dan VSEN12.BLP).
6) Jika ada masalah teknis yang dijumpai pada saat Updating blok sensus, segera dilaporkan
kepada Pengawas.
7) Mematuhi jadwal yang telah ditetapkan.
8) Melakukan pemeriksaan kembali kebenaran dan kewajaran isian Daftar VSEN12.BL
sebelum diserahkan kepada Pengawas dan menyerahkan hasil pencacahan tersebut
secara bertahap untuk setiap blok sensus yang telah diselesaikan agar Pengawas dapat
langsung melakukan pengambilan sampel.
9) Memberikan keterangan selengkap mungkin tentang hal-hal yang diminta oleh Pengawas
dan Kepala Seksi Statistik Distribusi atau Kepala Seksi Statistik HK/HPB.
10) Melakukan kunjungan ulang bila ditugaskan oleh Pengawas

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

21

Tugas Pencacah KOR (VSEN12.K), HR (VSEN12.HR), dan M1 (VSEN12.M1)
1) Mengikuti pelatihan.
2) Memperhatikan dengan seksama petunjuk-petunjuk pada pedoman pengisian daftar isian.
3) Melaksanakan pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada rumahtangga
dengan menggunakan daftar VSEN12.K, VSEN12.HR, VSEN12.HR P, dan VSEN12.M1.
4) Mengatur hari-hari kunjungan ke rumahtangga yang sesuai jadwal dan selalu berhubungan
dengan Pengawas, terutama bila mengalami kesulitan.
5) Memeriksa kembali kewajaran, kebenaran dan konsistensi terhadap data yang sudah
diisikan dalam isian daftar VSEN12.M1 dan daftar lainnya yang terkait sebelum diserahkan
kepada Pengawas dan menyerahkan hasil pencacahan tersebut secara bertahap.
6) Melakukan kunjungan ulang bila ditugaskan oleh Pengawas.
7) Memberi keterangan selengkap mungkin tentang hal-hal yang perlukan oleh Pengawas,
Ketua Editor (Kepala Seksi IPDS) dan Kepala Bidang Statistik Distribusi.
8) Meneliti setiap jawaban responden khususnya yang bertalian dengan
pendapatan/penerimaan dan pengeluaran rumahtangga.
9) Menjaga penampilan agar mendapat kesan yang baik bagi responden selama melakukan
survei/pencacahan, sehingga terjalin hubungan yang baik dengan responden.
Editor
Editor adalah petugas editing yang dipilih dengan pertimbangan menguasai materi teknis SBH
2012, mempunyai tingkat ketelitian dan ketekunan yang tinggi. Editor bisa dari staf BPS daerah atau
mitra statistik.
Proses editing harus dilakukan di daerah agar jika diperlukan kunjungan ulang maka dengan
mudah dapat dilakukan segera, sehingga hasil pengolahan dalam bentuk disket yang dikirim ke BPS
sudah tidak mengandung kesalahan.
Tugas editor antara lain adalah:
1) Mengikuti pelatihan
2) Melaksanakan editing mengikuti Buku Pedoman Pengawasan (Buku 2 dan 4) sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
3) Memeriksa secara teliti setiap daftar isian yang masuk, tentang:
- konsistensi antar blok, rincian dan antar kolom,
- konsistensi antar pendapatan dan pengeluaran,
- penjumlahan, perkalian dan pembagian,
- dan banyaknya dijit supaya sesuai dengan yang telah ditentukan
4) Bila terdapat data yang meragukan, segera didiskusikan dengan Ketua Editor, agar segera
dapat dicari pemecahannya.
5) Jika terdapat kekeliruan dalam editing data, editor harus melakukan editing ulang.
6) Menyerahkan dokumen yang telah selesai diedit kepada Ketua Editor dengan disertai tanda
terima dokumen.
22

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

7) Membuat catatan khusus untuk hal tertentu yang dianggap penting.
Instruktur Nasional Pengolahan BL (VSEN12.BL) dan M1 (VSEN12.M1)
Banyaknya Innas pengolahan yang diperlukan setiap Provinsi adalah satu orang dan
umumnya berasal dari Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang tugasnya sebagai penanggung jawab pengolahan di daerah.
Bila kebutuhan Innas pengolahan tidak dapat dipenuhi oleh daerah, maka akan dibantu Innas
pengolahan pusat.
Tugas Innas Pengolahan adalah :
1).
2).
3).
4).
5).

Menguasai materi yang akan diajarkan pada petugas pengolahan.
Menguasai pengoperasian komputer, termasuk praktikum pengoperasian komputer.
Melatih petugas pengolahan SBH 2012.
Membuat resume masalah yang ditemukan sekaligus memberikan keputusan.
Membuat laporan pelaksanaan latihan.

Operator Pengolahan
Operator Pengolahan adalah petugas data entri yang bertugas memasukkan isian dokumen
yang telah diedit ke dalam media komputer. Seorang operator harus dapat menguasai/
mengoperasikan komputer dengan baik dan lancar, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk data entri
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tugas Operator Pengolahan adalah :
1) Mengikuti pelatihan.
2) Mampu bertugas sebagai data entri dengan baik.
3) Memperhatikan pesan-pesan/keterangan yang timbul dari sistem pengolahan SBH 2012,
antara lain akibat kesalahan dari :
- Range Check
- Konsistensi antar Blok
- Konsistensi antar Sub Blok
- Konsistensi dalam Blok
4) Jika muncul pesan kesalahan data segera diskusikan dengan editor prakomputer untuk
diperbaiki.
5) Membuat catatan perbaikan data yang telah dilakukan. Operator tidak diperkenankan
menambah/mengganti/memperbaiki isian dokumen tanpa sepengetahuan editor atau
penanggung jawab pengolahan daerah.
6) Mampu bekerja sama dengan editor pengolahan SBH 2012.
7) Membuat resume permasalahan yang timbul
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

23

BAB

III

METODOLOGI
3.1 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan
sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel
untuk penarikan sampel tahap ketiga.






Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010
yang disertai dengan informasi banyaknya rumahtangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1),
muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh),
informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban).
Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih.
Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumahtangga biasa tidak termasuk
institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus
sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap
menjelang pelaksanaan survei.

3.2 Desain Sampel
Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata (three stage
stratified sampling). Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:


Tahap pertama, memilih

wilcah dari

secara pps-wr (Probability Proportional to Size)

dengan size banyaknya rumah tangga SP2010 (Mi). Kemudian wilcah tersebut dialokasikan secara
acak ke dalam empat triwulan.
Secara keseluruhan banyaknya sampel wilcah adalah n = 30.000 wilcah sehingga masing-masing
triwulan akan ada sebanyak 7.500 wilcah. Dari 7.500 wilcah Susenas Triwulan I, dipilih sebanyak
5.000 wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2011 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk
Triwulan II, III, dan IV

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

25



Tahap kedua, memilih:
- dua BS pada setiap wilcah terpilih Susenas Triwulan II, dan III, sedangkan Triwulan I
yang juga terpilih untuk Sakernas Triwulan I, yang selanjutnya dari blok-blok sensus
terpilih dialokasikan secara acak satu untuk Susenas/SBH, dan satu untuk Sakernas,
atau
- satu BS pada setiap wilcah terpilih Triwulan IV dan Triwulan I yang tidak terpilih untuk
Sakernas secara pps dengan size jumlah rumah tangga SP2010-RBL1.

 Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sejumlah rumahtangga biasa ( m =10)
secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran rumahtangga SP2010. Daftar nama kepala rumah
tangga disusun dari ekstrak rumah tangga SP2010-C1 untuk variabel nama KRT, alamat, dan tingkat
pendidikan KRT yang dituangkan dalam Daftar VSEN12.P, kemudian dilakukan pemutakhiran
lapangan.
Variabel tingkat pendidikan KRT digunakan sebagai implicit
stratification dalam pemilihan sampel Ultimate Sampling Unit
(rumahtangga)
Desain sampel SBH 2012 secara rinci bisa dilihat pada Gambar 2, sedangkan proses
pemilihan sampel rumahtangga bisa dilihat pada Gambar 3.

26

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

Gambar 2. Diagram Pemilihan Sampel SBH 2012 dan Susenas 2012

N PSU Populasi

n PSU
Master Sampel
Secara pps
38.760 PSU

Trw I
(9.690 PSU)

Trw II
(9.690 PSU)

SBH
(2.190 PSU)

SBH
(2.190 PSU)

SBH
(2.190 PSU)

2.190 BS

2.190 BS

Susenas
(7.500 PSU)

2.190 BS

Trw III
(9.690 PSU)

Trw IV
(9.690 PSU)

SBH
(2.190 PSU)

Susenas
(7.500 PSU)

Susenas
(7.500 PSU)

2.190 BS

Susenas
(7.500 PSU)

Trw I
(5.000 PSU)

7.500 BS
SSN

Trw I
(2.500 PSU)
7.500 BS
SAK

5.000 BS
SAK

5.000 BS
SSN

2.500 BS
SSN

Pemutakhiran
ruta SP2010

10 ruta per
BS

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

7.500 BS
SSN

Pemutakhiran
ruta SP2010

7.500 BS
SSN

7.500 BS
SAK

Pemutakhiran
ruta SP2010

10 ruta per
BS

10 ruta per
BS

27

Gambar 3. Proses Pemilihan Sampel Rumahtangga SBH dan Susenas 2012

VSEN12.
DSBS

Kota SBH

Pemutakhiran
rumahtangga
VSEN12-P

Entri data hasil
pemutakhiran

Pilih 10 sampel
rumahtangga dengan
KOMPUTER

Pilih 10 sampel
rumahtangga
secara MANUAL
Lokasi Non-SBH
Entri data hasil
pemutakhiran

VSEN12.
DSRT
Data
pemutakhiran
rumahtangga

Kirim ke BPS-RI
kci@bps.go.id

28

Kunjungi ke
Lapangan dengan
VSEN12.K/M

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

3.3 Sample Size
Total jumlah rumahtangga sampel Susenas setiap triwulan adalah 75.000 rumahtangga.
Sementara jumlah rumahtangga sampel SBH adalah 33.600 rumahtangga yang tersebar di 86
kab/kota yaitu Aceh Barat, Banda Aceh, Lhokseumawe, Sibolga, Pematang Siantar, Medan,
Padangsidempuan, Padang, Bukittinggi, Indragiri Hilir, Pekan Baru, Dumai, Bungo, Jambi, Palembang,
Lubuklinggau, Bengkulu, Bandar Lampung, Metro, Belitung, Pangkalpinang, Batam, Tanjung Pinang,
Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bogor, Sukabumi,
Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Kudus, Surakarta, Semarang,
Tegal, Yogyakarta, Jember, Banyuwangi, Sumenep, Kediri, Malang, Probolinggo, Madiun, Surabaya,
Tangerang, Cilegon, Serang, Buleleng, Denpasar, Mataram, Bima, Sikka, Kupang, Pontianak,
Singkawang, Kotawaringin Timur, Palangkaraya, Tabalong, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda,
Tarakan, Manado, Palu, Bulukumba, Bone, Makasar, Pare-pare, Palopo, Kendari, Bau-Bau,
Gorontalo, Mamuju, Ambon, Tual, Ternate, Manokwari, Sorong, Merauke dan Jayapura. Penentuan
jumlah rumahtangga sampel SBH sebanyak 33.600 ini didapat dengan cara mengelompokkan jumlah
rumahtangga di kota-kota SBH menjadi 3 kelompok yaitu < 50.000, 50.000 – 200.000, dan > 200.000
dengan masing-masing ukuran sampel rumahtangganya adalah 300, 400, dan 500. Selengkapnya
ringkasan penghitungan sampel SBH di 82 kab/kota seperti tertuang dalam tabel 1.
Tabel 1. Ukuran sampel rumah tangga SSN-SBH menurut kelompok jumlah rumahtangga
Kelompok
Jumlah Rumah
Tangga

Jumlah Kota

< 50,000
50,000 - 200,000
> 200,000
Jumlah

31
32
19
82

Sample Size
Per Kota
300
400
500

Total Sample Size

9,300
12,800
11,500
33,600

1. Ukuran sampel pada kabupaten/kota non SBH adalah ukuran sampel Susenas.
2. Untuk Kabupaten/Kota SBH, maka ada over sample (tambahan sampel) untuk
memenuhi ukuran sampel SBH.

Gambaran integrasi SSN-SBH dalam satu triwulan disajikan pada gambar berikut:

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

29

Gambar 4. Gambaran Integrasi SSN-SBH Dalam Satu Triwulan Di Wilayah Kabupaten SBH
+

U
+

U

+
+
*
Domain SBH

o

o o

o
o

o

o o
o * o
* o
o*

*

+
*
+

Wilayah Administrasi
(Domain Susenas)

Χ

o
o

R

Χ

Χ
Χ

o
o

Χ

Χ
Χ

Χ
Χ

*
Χ

*

*

+

Χ

Χ

Χ

Χ
Χ

+

Χ

Χ

Keterangan:
X:
+:
*:
o:

BS Susenas di rural (Satu Kunjungan)
BS Susenas di urban (dua Kunjungan)
BS Susenas - SBH (dua kunjungan)
BS SBH (dua kunjungan)

Gambar 5. Gambaran Integrasi SSN-SBH Dalam Satu Triwulan Di Wilayah Kota (Madya) SBH
U

Χ

o

*

o

o

*
*

o

Χ

o

o

Χ

o
o

*

o
o
*

*
*

*

o

Χ

*

Χ
Χ

o
o

Χ
Χ

*

o

Χ

o

*

Χ
Χ

*

o

R

Χ

Χ

Keterangan:
X : BS Susenas (Satu Kunjungan)
* : BS Susenas - SBH (dua kunjungan)
o : BS SBH (dua kunjungan)

Gambar 6. Gambaran Integrasi SSN-SBH Dalam Satu Triwulan Di Wilayah Kabupaten/Kotamadya
Non SBH
+

U
+

+

Χ

+

+
+

Χ

+
+

+

Χ

R

Χ

Χ

+

+

+

Χ

Χ

Χ
Χ

Χ
Χ

+
+

+

+
+

+

+

Χ

Χ

Χ
Χ

+

Χ

Χ

Keterangan:
+ : BS Susenas Urban (Satu Kunjungan)
X : BS Susenas Rural (Satu Kunjungan)

30

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

3.4 Peta Blok Sensus
Peta blok sensus yang digunakan dalam SBH 2012 adalah peta hasil scanning yang telah
digunakan dalam kegiatan pencacahan SP2010. Dalam peta tersebut sudah tercantum legenda,
landmark, dan posisi/gambar bangunan fisik. Dengan demikian, peta blok sensus dapat digunakan
oleh petugas untuk menelusuri/mengidentifikasi lokasi rumahtangga terpilih.
3.5 Daftar Sampel Blok Sensus Terpilih (DSBS)
DSBS SBH 2012 terdiri dari 6 Kolom dengan rincian sebagai berikut:
Kolom (1): Identitas wilayah (Kode dan Nama Kecamatan, Desa/kelurahan/nagari)
Kolom (2): Klasifikasi K/P, Kode 1 adalah perkotaan, sedangkan kode 2 adalah pedesaan
Kolom (3): Nomor Blok Sensus
Kolom (4): Nomor Kode Sampel
Setiap blok sensus terpilih dalam DSBS SBH 2012 diberi Nomor Kode Sampel (NKS). NKS
SBH 2012 terdiri dari 7 digit yaitu:
Dijit ke 1

: 1 – Blok Susenas & SBH
2 – Blok Susenas saja
3 – Blok SBH saja

Dijit ke 2 – 5 : 0001 - 4999 adalah nomor urut PSU di daerah perdesaan.
5001 - 9999 adalah nomor urut PSU di daerah perkotaan.
Dijit ke 6 – 7 : nomor urut Blok Sensus dalam PSU
Kolom (5): Jumlah rumahtangga biasa
Kolom (6): Keterangan

Petugas pencacah tidak boleh mengganti blok sensus terpilih.

3.6 Pemilihan Sampel Rumahtangga
Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumahtangga
biasa hasil pemutakhiran rumahtangga SP2010-C1 dengan menggunakan Daftar VSEN12.P hasil
pemutakhiran. Ukuran sampel rumahtangga yang harus dipilih di setiap blok sensus adalah 10 rumah
tangga. Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling dilakukan oleh Kasie IPDS BPS
Kabupaten/Kota dengan menggunakan paket program komputer yang telah disiapkan dari BPS-RI
setelah hasil pemutakhiran di-entri.

Pedoman Teknis BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota

31

3.7 Mekanisme Pemutakhiran Rumahtangga
Tahapan pemutakhiran rumahtangga adalah sebagai berikut:
1. Berbekal peta SP2010-WB hasil listing SP2010 yang telah berisi muatan bangunan fisik dalam blok
sensus tersebut, pencacah mendatangi bangunan fisik dan rumahtangga dalam BS tersebut satu
persatu untuk menanyakan keberadaan rumahtangga di BS tersebut.
2. Dimulai dari nomor bangunan fisik terkecil yang terdapat dalam Daftar VSEN12.P.
3. Pada saat mengunjungi bangunan dan rumahtangga, pencacah langsung melakukan pemutakhiran
rumahtangga dengan mengisi Daftar VSEN12.P.
4. Pemutakhiran juga dilakukan pada peta, artinya jika ada perubahan di lapangan pada BS tersebut,
maka sesuaikan peta SP2010-WB dengan kondisi sebenarnya.
Apabila ditemui bangunan fisik baru yang tidak tercantum dalam peta, maka tambahkan
bangunan fisik tersebut pada