Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana yang dilakukan Melalui Media Cyber dan Teknologi Telekomunikasi T1 312009004 BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa korban tindak pidana yang dilakukan melalui media
cyber dan teknologi telekomunikasi selain mengalami kerugian secara materi,
juga mendapatkan kerugian imateriil berupa tercemarnya nama baik dari
korban, maka aparat penegak hukum berkewajiban memberikan perlindungan
terhadap korban tindak pidana melalui media cyber dan teknologi
telekomunikasi
yang
diimplementasikan
dalam
peraturan
perundang-
undangan sebagai produk hukum yang memihak korban.
Dalam konteks perlindungan terhadap korban kejahatan, adanya upaya
preventif maupun represif yang dilakukan, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah
(melalui
aparat
penegak
hukumnya),
seperti
pemberian
perlindungan/pengawasan dari berbagai ancaman serta mendapat bantuan
hukum secara memadai, proses pemeriksaan dan peradilan yang fair terhadap
pelaku kejahatan, pada dasarnya merupakan salah satu perwujudan dari
perlindungan hak asasi manusia serta instrumen penyeimbang. Dari sinilah
dasar filosofis di balik pentingnya memperoleh perlindungan bagi korban
kejahatan (keluarganya).
89
Upaya penanganan cyber crime membutuhkan keseriusan semua
pihak mengingat teknologi informasi khususnya internet telah dijadikan
sebagai sarana untuk membangun masyarakat yang berbudaya informasi.
Keberadaan undang-undang yang mengatur cyber crime memang diperlukan,
akan tetapi apalah arti undang-undang jika pelaksana dari undang-undang
tidak memiliki kemampuan atau keahlian dalam bidang itu dan masyarakat
yang menjadi sasaran dari undang-undang tersebut tidak mendukung
tercapainya tujuan pembentukan hukum tersebut.
Upaya perlindungan terhadap korban tindak kejahatan siber (cyber
crime) dan menjadi simpulan atas upaya-upaya yang sudah disampaikan
diatas baik dalam proses penyidikan maupun dalam sidang peradilan, dan
semuanya bertumpu pada keadilan dan kelayakan bagi para korban tindak
kejahatan yang dilakukan melalui media cyber dan teknologi telekomunikasi
B. Saran
Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran sehubungan dengan hasil
penelitian terhadap korban tindak pidana cyber crime adalah sebagai berikut.
Pertama, perlu adanya reformasi hukum dan kebijakan terutama dalam
penegakan hukum di bidang teknologi informasi dan transaksi elektronik.
Oleh karena itu berdasarkan kasus-kasus yang telah dipaparkan mengenai
tindak pidana cyber (dunia maya) yang dikaji dari aspek perlindungnan
terhadap korban, seharusnya perubahan atau reformasi ini diharapkan mampu
90
membawa pemahaman mengenai kepekaan bagi aparat penegak hukum agar
bersikap tanggap terhadap kepentingan korban terutama dalam kasus-kasus
yang menyangkut Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan juga terhadap
rumitnya perlindungan korban tindak pidana yang dilakukan melalui
teknologi telekomunikasi.
Kedua, seharusnya korban tindak pidana yang dilakukan melaui media cyber
dan teknologi telekomunikasi mendapatkan perlindungan hukum yang
seimbang dengan kerugian yang telah dialami seperti kerugian materiil berupa
hilangnya harta benda baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud,
maupun kerugian secara moril berupa tercemarnya nama baik dari korban.
91
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa korban tindak pidana yang dilakukan melalui media
cyber dan teknologi telekomunikasi selain mengalami kerugian secara materi,
juga mendapatkan kerugian imateriil berupa tercemarnya nama baik dari
korban, maka aparat penegak hukum berkewajiban memberikan perlindungan
terhadap korban tindak pidana melalui media cyber dan teknologi
telekomunikasi
yang
diimplementasikan
dalam
peraturan
perundang-
undangan sebagai produk hukum yang memihak korban.
Dalam konteks perlindungan terhadap korban kejahatan, adanya upaya
preventif maupun represif yang dilakukan, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah
(melalui
aparat
penegak
hukumnya),
seperti
pemberian
perlindungan/pengawasan dari berbagai ancaman serta mendapat bantuan
hukum secara memadai, proses pemeriksaan dan peradilan yang fair terhadap
pelaku kejahatan, pada dasarnya merupakan salah satu perwujudan dari
perlindungan hak asasi manusia serta instrumen penyeimbang. Dari sinilah
dasar filosofis di balik pentingnya memperoleh perlindungan bagi korban
kejahatan (keluarganya).
89
Upaya penanganan cyber crime membutuhkan keseriusan semua
pihak mengingat teknologi informasi khususnya internet telah dijadikan
sebagai sarana untuk membangun masyarakat yang berbudaya informasi.
Keberadaan undang-undang yang mengatur cyber crime memang diperlukan,
akan tetapi apalah arti undang-undang jika pelaksana dari undang-undang
tidak memiliki kemampuan atau keahlian dalam bidang itu dan masyarakat
yang menjadi sasaran dari undang-undang tersebut tidak mendukung
tercapainya tujuan pembentukan hukum tersebut.
Upaya perlindungan terhadap korban tindak kejahatan siber (cyber
crime) dan menjadi simpulan atas upaya-upaya yang sudah disampaikan
diatas baik dalam proses penyidikan maupun dalam sidang peradilan, dan
semuanya bertumpu pada keadilan dan kelayakan bagi para korban tindak
kejahatan yang dilakukan melalui media cyber dan teknologi telekomunikasi
B. Saran
Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran sehubungan dengan hasil
penelitian terhadap korban tindak pidana cyber crime adalah sebagai berikut.
Pertama, perlu adanya reformasi hukum dan kebijakan terutama dalam
penegakan hukum di bidang teknologi informasi dan transaksi elektronik.
Oleh karena itu berdasarkan kasus-kasus yang telah dipaparkan mengenai
tindak pidana cyber (dunia maya) yang dikaji dari aspek perlindungnan
terhadap korban, seharusnya perubahan atau reformasi ini diharapkan mampu
90
membawa pemahaman mengenai kepekaan bagi aparat penegak hukum agar
bersikap tanggap terhadap kepentingan korban terutama dalam kasus-kasus
yang menyangkut Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan juga terhadap
rumitnya perlindungan korban tindak pidana yang dilakukan melalui
teknologi telekomunikasi.
Kedua, seharusnya korban tindak pidana yang dilakukan melaui media cyber
dan teknologi telekomunikasi mendapatkan perlindungan hukum yang
seimbang dengan kerugian yang telah dialami seperti kerugian materiil berupa
hilangnya harta benda baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud,
maupun kerugian secara moril berupa tercemarnya nama baik dari korban.
91