PERDA NO. 18 TAHUN 2011 -RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN

DAERAH KOTA TUAL

le g

NOM OR

T A H U N 2011

TENTANG
R E T R IB U S IT E R M IN A L
DENGAN

RAH M AT TUH AN YANG M AH A ESA
W A L IK O T A T U A L ,

M enim bang

: a.


bahwa berdasarkan Pasal 127 huruf d Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Term inal m erupakan salah satu jenis Retribusi Jasa
Usaha yang dapat dipungut oleh Pem erintah Daerah;

b.

bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c.

bahwa

berdasarkan

pertim bangan

sebagaim ana


dim aksud

pada huruf a, dan huruf b, perlu dibentuk dan ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Retribusi Term inal.
M engingat IHGFEDCBA
: 1. Undanq-Undanq Nom or 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Nom or 23 Tahun 1957 tentang Pem bentukan
Daerah-Daerah Swatantra TIngkat II dalam W ilayah Daerah
Swatantra TIngkat I M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nom or 111, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 1645);
2. Un ng-Undang Nom or 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun
1960

Nom or

156, Tam bahan


Lem baran

Negara Republik

Indonesia Nom or 2104);
3.

Undang-Undang Nom O I'8 Tahun 1981 Tentang Kitab UndangUndang Hukum A

ra Pidana (Lem baran Negara Tahun 1981

Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3209);
4.

Undang-Undang

Nom or

28


Tahun

1999

tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotism e (Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or
75, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3851);

2gfedcbaZYXWVUT

5.

Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan

Negara (Lem baran Negara Tahun 2003 Nom or 47, Tam bahan
Negara Nom or 4286);

6.

Undang-Undang Nom or 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 5, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4355);

7.

Undang-Undang Nom or 15 Tahun 2004 tentang Pem eriksaan
Pengelolaan

dan

Tanggung

Jawab

Keuangan


Negara

(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 66,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4400);
8.

Undang-Undang
Perencanaan
Republik

Nom or

25

Pem bangunan

Indonesia

Tahun


Tahun

2004

Nasional
2004

tentang

(Lem baran

Nom or

104,

Sistem
Negara

Tam bahan


Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4421);
9.

Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 125, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4437)

Sebagaim ana telah

diubah

dengan Undang-

Undang Nom or 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pem erintah Pengganti Undang-Undang Nom or 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004
tentang

Pem erintahan


Daerah

m enjadi

Undang-Undang

(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 108,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4548);
10. Undang-Undang Nom or 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan
Keuangan antara Pem erintah Pusat dan Pem erintahan Daerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 126,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4438);
11. Undang-Undang Nom or 31 Tahun 2007 tentang Pem bentukan
Kota Tual di

Provinsi M aluku (Lem baran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nom or 97, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 3209);

12. Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nom or 130, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
5049);
13. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang Pem bentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lem baran Negara Indonesia
Tahun 2004 Nom or 82, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5234);

3gfedcbaZYXWVUTS

14. Peraturan

Pem erintah

Nom or

27

Tahun


1983

Pelaksanaan Undang-Undang Nom or 8 Tahun

tentang

1981 tentang

Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 6, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 3258);
15. Peraturan Pem erintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Inform asi

Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005

Nom or 138, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4576);
16. Peraturan

Pernerlntah

Nom or

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 140, Tarnbahan Lem baran Negara Nom or 4587);
17. Peraturan Pem erintah Nom or 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pem erintah (Lem baran Negara
Tahun 2006 Nom or 25, Tam bahan Lem baran Negara ~om or
4614);
18. Peraturan
Pem bagian
Pem erintah

Pem erintah
Urusan
Daerah

Nom or

38

Tahun

Pem erintahan
Provinsi, dan

2007

tentang

antara

Pem erintah,

Pem erintah

Daerah Kota

(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 86,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4737);
19. Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 13 Tahun 2006 tentang
Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaim ana telah
dirubah dengan Peraturan Pem erintah Nom or 59 Tahun 2007
tentang Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan

Daerah

Nom or

02

T-ahun

2008

tentang

(Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD Kota Tual) (Lem baran Daerah Nom or 02
Tahun 2008 Seri D);
21. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Lem baga Teknis Daerah (Lem baran
Daerah Nom or 03 Tahun 2008 seri D);
22. Peraturan Daerah Nom or 04 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lem baran Daerah
Nom or 04 Tahun 2008 Seri D);
23. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2009
Nom or 03).

·.
4HGFEDCBA

Dengan
DEW AN

B e r s a m a IHGFEDCBA

P e r s e tu ju a n

P E R W A K IL A N

RAKYAT DAERAH

KOTA TUAL

M EM UTUSK AN

M enetapkan

:

PERATURAN

DAERAH

KOTA

TUAL

TENTANG

R E T R lB U S I

T E R M IN A L
BABI
KETENTUAN

UM UM

P a s a ll

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dim aksud dengan:
1.

Daerah adalah Kota Tual;

2.

Pem erintah

Daerah adalah

W alikota

dan

Perangkat

Daerah

sebagai unsur penyelenggara Pem erintahan Daerah;
3.

W alikota adalah W alikota Kota Tual;

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KotaTual;

5.

Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tual;

6.

Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Tual;

7.

Kas Daerah adalah Kas Daerah Pem erintah Kota Tual;

8.

Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di
bidang

perRetribusian

daerah

sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan;
9.

Badan

adalah

sekum pulan

orang

dan/

atau

m odal

yang

m erupakan kesatuan baik yang m elakukan usaha m aupun yang
tidak

m elakukan

usaha

perseroan kom anditer,

yang

m eliputi

perseroan

terbatas,

perseroan lainnya, Badan Usaha M ilik

Negara atau Daerah dengan nam a atau dalam bentuk apapun,
firm a, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkum pulan,
yayasan, organisasi m asa, organisasi sosial politik atau organisasi
yang sejenis, lem baga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya;
10. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pem bayaran
atas jasa atau pem berian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/ atau diberikan oleh Pem erintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau 8adan;

-,

gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

5

11. Jasa adalah kegiatan

Pem erintah Daerah berupa usaha dan

pelayanan yang m enyebabkan barang, fasilitas, atau kem anfaatan
lainnya yang dapat dinikm ati oleh orang pribadi atau Badan.
12. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pem erintah Daerah
dengan m enganut prinsip-prinsip kom ersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta;
13. Retribusi Term inal yang

selanjutnya

disebut

Retribusi adalah

pem bayaran retribusi atas pelayanan jasa Term inal, term asuk
fasilitas lainnya di lingkungan Term inal yang disediakan, dim iliki,
dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah;
14. W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut
peraturan
perundang-undangan
retribusi diwajibkan
untuk
m elakukan

pem bayaran

retribusi,

term asuk

pem ungut

atau

tertentu

yang

pem otong retribusi tertentu;
15. M asa

Retribusi

m erupakan

adalah

batas

suatu

waktu

jangka
bagi

m em anfaatkan jasa dan perizinan
Daerah yang bersangkutan;

waktu

W ajib

Retribusi

tertentu

dari

untuk

Pem erintah

16. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pem bayaran atau penyetoran retribusi yang telah
dllakukan dengan m enggunakan form ulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah m elafui tem pat pem bayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah;
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKRD, adalah

surat

ketetapan

retribusi

yang

m enentukan

besam ya jum lah pokok retribusi yang terutang;
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat

SKRDLB, adalah

m enentukan
jum lah

jum lah

kredit

surat

kelebihan

retribusi

lebih

ketetapan

pem bayaran
besar

retribusi
retribusi

daripada

yang
karena

retribusi

yang

terutang atau seharusnya tidak terutang;
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD,
adalah surat untuk m elakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi
adm inistratif berupa bunga dan/ atau denda;
20. Pem eriksaan adafah

serangkaian

kegiatan

m enghim pun

dan

m engolah data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan
secara

objektif

dan

pem eriksaan untuk

profesional

berdasarkan

suatu

standar

m enguji kepatuhan pem enuhan kewajiban

retribusi dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka m elaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;

-,

gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

21. Penyidikan tindak

6

pidana di

bidang

retribusi

daerah adalah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk m encari
serta m engum pulkan bukti yang dengan bukti itu m em buat
terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta
m enem ukan tersangkanya. IHGFEDCBA

B A B II
N A M A , O B J E K D A N S U B J E K R E T R I B U S I HGFEDCBA

P a s a l2

Dengan nam a Retribusi Term inal dipungut retribusi atas pelayanan term inal dan
fasilitas lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola
oleh Pem erintah Daerah.

P a s a l3

(1) O bjek Retribusi Term inal adalah pelayanan penyediaan tem pat parkir untuk
kenderaan penum pang dan bus um um , tem pat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh
Pem erintah Daerah;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah
term inal yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh Pem erintah, BUM N,
BUM D, dan pihak swasta.

P a s a l4

(1) Subjek Retribusi Term inal adalah orang pribadi atau Badan yang m em peroleh
pelayanan jasa Term inal dan/ atau m enikm ati/ m em akai fasilitas di lingkungan
Term inal yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah.
(2) W ajib Retribusi Term inal adalah orang

pribadi atau

Badan yang

m enurut

ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk m elakukan
pem bayaran Retribusi, term asuk pem ungut atau pem otong Retribusi Term inal.

B A B III
G O L O N G A N R E T R IB U S I

P a s a lS

Retribusi Term inal digolongkan kedalam G olongan Retribusi Jasa Usaha.

-;

IHGFEDCBA

7

B A B IV
CARA

M ENGUKUR

T IN G K A T

PENGGUNAAN

lA S A

HGFEDCBA

P a s a l 6 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Tingkat

penggunaan jasa

diukur

berdasarkan jerus

pelayanan, jenis

fasilitas,

frekuensi dan lam a pelayanan danj atau penggunaan fasilitas.

BABV
P R IN S IP

DAN

STRUK TUR

DAN

SASARAN

BESARAN

PENETAPAN
T A R IF

R E T R IB U S I

P a s a l7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada

tujuan untuk m em peroleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan

yang

layak

sebagaim ana

dim aksud

pada

ayat

(1)

adalah

keuntungan yang diperoleh dengan m em perhitungkan biaya penyelenggaraan
pelayanan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BABVI
STRUK TUR

DAN

BESARAN

T A R IF

R E T R IB U S I

P a s a l8

Tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:
(1) Tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi,
jenis kendaraan dan jangka waktu pem akaian ;
(2) Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan tarif pasar yang berlaku di wilayah Kota
Tual;
(3) Struktur dan besarnya tarif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dan (2) pasal
ini ditetapkan sebagai berikut :
JENIS KENDERAANj KAPASITAS

JENIS PELAYANAN

TEM PAT DUDUK/JENISUSAHA

s/d 12 (dua belas) Rp.3.000jhari
tem pat duduk/orang

Penyediaan Tem pat Parklr k 8
Kenderaan
dan Bis Um um

TARIF

Penum pang

(delapan)

13 (tiga belas) sjd 18 (delapan
belas) tem pat duduk/oranq

Rp.4.000jhari

18 (delapan belas) sjd 26 (dua
puluh enam ) tem pat duduk/oranq
• 27 (dua puluh tujuh)
tem pat
duduk/orang atau lebih

Rp.5.000jhari




Rp.7.500jhari

'.

8

Penyediaan Tem pat Parkir le Kendararaan Roda 4 Pribadi/dinas
le Kendararaan Roda 2 Pribadi/dinas

Rp.3000/m sk
Rp.1.000/m sk

Penyediaan Fasilitas Toilet le M andi
le Buang Air Besar
le Buang Air Kecil

Rp.3.000/m sk

Penyediaan Fasilitas

Rp.1S.000/bulan

le

Tem pat Perm anen

Rp.2.000/m sk
Rp.1.000/m sk

Penunjang Lainnya

Pasal9
(1) Tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pasal 8 ayat (3) ditinjau kernball setiap 3
(tiga) tahun sekali untuk disesuaikan.
(2) Peninjauan tarif

Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan

dengan m em perhatikan indeks harga dan perkem bangan perekonom ian.
(3) Penetapan penyesuaian tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan W alikota. IHGFEDCBA

BABVI
W IL A Y A H

PEM UNGUTAN

Pasall0
Retribusi dipungut di wilayah daerah tem pat Term inal yang dim iliki dan/ atau
dikelola oleh Pem erintah Daerah berada.

B A B V II
PEM UNGUTAN

Pasalll
(1) Retribusi terutang dipungut dengan m enggunakan SKRD atau dokum en lain
yang dipersam akan yang diterbitkan oleh W alikota.
(2) Dokum en lain yang dipersam akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Bentuk, Isi, tata cara pengisian dan penyam paian SKRD atau dokum en lain yang
dipersam akan ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

9IHGFEDCBA

B A B V III
TATACARA

PEM BAYARAN

Pasal12gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selam bat-Iam batnya 21 (dua puluh satu) hari
sejak

diterbitkannya

SKRD atau

dokum en

lain

yang

dipersam akan

yang

m erupakan tanggal jatuh tem po pem bayaran Retribusi.
(3) Dalam hal W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar tepat pada waktunya atau
kurang m em bayar, dikenakan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan m enggunakan STRD.
(4) W alikota atas perm ohonan W ajib Retribusi setelah m em enuhi persyaratan yang
ditentukan

dapat

m em berikan

persetujuan

kepada W ajib

Retribusi untuk

m engangsur atau m enunda pem bayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan.
(5) Tatacara

pem bayaran,

pem bayaran

dengan

angsuran

dan

penundaan

pem bayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

Pasal13
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tem pat lain
yang ditetapkan oleh W alikota.
(2) Pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dengan
m enggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis,

ukuran

dan

tatacara

pengisian

SSRD, ditetapkan

dengan

Peraturan W alikota.

B A B IX
TATACARA

P E N A G IH A N

Pasal14
(1) Untuk m elakukan penagihan Retribusi, W alikota dapat m enerbitkan STRD jika
W ajib

Retribusi tertentu

tidak

m em bayar

Retribusi Terutang

tepat

pada

waktunya atau kurang m em bayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) didahului
dengan Surat Tequran,
(3) Jum lah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) ditam bah dengan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2% HGFEDCBA

10gfedcbaZYXWVUT

(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

BABX
KEBERATANIHGFEDCBA
P a s a lI S

(1) W ajib Retribusi dapat m engajukan keberatan kepada W alikota atau pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lam a 3 (tiga) bulan sejak
tanggal

SKRD diterbitkan,

kecuali

jika

W ajib

Retribusi

tertentu

dapat

m enunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) adalah
suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan W ajib Retribusi.
(5) Pengajuan

keberatan

tidak

m enunda

kewajiban

m em bayar

Retribusi dan

pelaksanaan penagihan Retribusi.

P a s a l1 6

(1) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterim a harus m em beri keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan m enerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan W alikota atas keberatan dapat berupa m enerim a seluruhnya atau
sebagian, m enolak, atau m enam bah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) telah lewat dan
W alikota tidak m em ben suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
P a s a l1 7

(1) Jika pengajuan

keberatan

dikabulkan

sebagian atau

seluruhnya, W alikota

m enerbitkan SKRDLB untuk m engem balikan kelebihan pem bayaran Retribusi
dengan ditam bah im balan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling
lam a 12 (dua belas) bulan.

11

(2) Im balan

bunga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dihitung

sejak bulan

pelunasan sam pai dengan diterbitkannya SKRDLB. IHGFEDCBA
BABXI
P E N G E M B A L IA N

K E L E B IH A N P E M B A Y A R A N
P a s a l1 8

(1) Atas

kelebihan

pem bayaran

Retribusi, W ajib

Retribusi dapat

m engajukan

perm ohonan pengem balian kepada W alikota.
(2) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan, sejak diterim anya
perm ohonan

pengem balian

kelebihan

pem bayaran

Retribusi

sebagaim ana

dim aksud pada ayat (1), harus m em berikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) telah dilam paui dan
W alikota tidak m em berikan suatu keputusan, perm ohonan pengem balian
pem bayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lam a 1 (satu) bulan.
(4) Apabila

W ajib

pem bayaran

Retribusi

Retribusi

m em punyai

sebagaim ana

utang

Retribusi

dim aksud

pada

lainnya,
ayat

kelebihan

(1)

langsung

diperhitungkan untuk m elunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka

waktu

paling lam a 2 (dua)

bulan sejak

diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, W alikota m em berikan im balan bunga sebesar 20/0 (dua persen)
sebulan atas keterlam batan pem bayaran kelebihan pem bayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan W alikota.

BABXU
K EDALUW ARSA
P a s a l1 9

(1) Hak

untuk

m elakukan

penagihan

Retribusi

m elam paui waktu 3 (tiga) tahun terhitung

m enjadi

kedaluwarsa

setelah

sejak saat terutangnya Retribusi,

kecuali jika W ajib Retribusi m elakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan

Retribusi

tertangguh jika:

a,

diterbitkan Surat Teguran; atau

sebagaim ana

dim aksud

pada

ayat

(1)

12gfedcbaZYXWVUT

b. ada pengakuan utang Retribusi dari W ajib Retribusi, baik langsung m aupun
tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf
a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterim anya Surat Teguran
tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) huruf b adalah W ajib Retribusi dengan kesadarannya m enyatakan m asih
m em punyai utang Retribusi dan belum m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan perm ohonan angsuran atau
penundaan pem bayaran dan perm ohonan keberatan oleh W ajib Retribusi.

Pasal20
(1) Piutang Retribusi yang tidak m ungkin ditagih lagi karena hak untuk m elakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) W alikota m enetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaim ana dim aksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan
Peraturan W alikota. IHGFEDCBA

B A B X III
P E M E R IK S A A N

Pasal 21
(1) W alikota

berwenang

pem enuhan

m elakukan

kewajiban

Retribusi

pem eriksaan
dalam

untuk

rangka

m enguji

m elaksanakan

kepatuhan
peraturan

perundang-undangan Retribusi Daerah.
(2) W ajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. m em perlihatkan dan/ atau m em injam kan buku atau catatan, dokum en yang
m enjadi dasarnya dan dokum en

lain yang

berhubungan

dengan objek

Retribusi yang terutang;
b. m em berikan

kesem patan

untuk

m em asuki tem pat

atau

ruangan

yang

dianggap perlu dan m em berikan bantuan guna kelancaran pem eriksaan; dan/
atau
c. m em berikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai tata cara pem eriksaan Retribusi diatur dengan
Peraturan W alikota.

13IHGFEDCBA

B A B X IV
PEM ANFAATAN

HGFEDCBA

P a s a l 2 2 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

(1) Hasil

penerim aan

Retribusi

m erupakan

pendapatan

daerah

yang

harus

disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.
(2) Sebagian hasil penerim aan Retribusi digunakan untuk m endanai kegiatan yang
berkaitan langsung dengan pelayanan jasa Term inal.
(3) Pengalokasian sebagian penerim aan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang

Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

BABXV
IN S E N T IF

PEM UNGUTAN

P a s a l2 3

(1) Instansi yang m elaksanakan pem ungutan Retribusi dapat diberi insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pem berian insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan m elalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pem berian dan pem anfaatan insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BABXVI
P E N Y ID IK A N

P a s a l2 4

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan penyidikan nndak pidana
di bidang Retribusi Daerah, sebagaim ana dim aksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) W ewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:

14gfedcbaZYXWVUT

a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang pribadi
atau

Badan tentang

kebenaran

perbuatan

yang

dilakukan

sehubungan

dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. m em inta

keterangan

dan

bahan

bukti

dari

orang

pribadi

atau

Badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. m em eriksa buku, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah;
e. m elakukan penggeledahan untuk

m endapatkan bahan bukti pem bukuan,

pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan ruangan
atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung dan m em eriksa
identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. m em anggil oranq

untuk

didengar

keterangannya dan

diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;
j. m enghentikan penyidikan; dan/ atau
k. m elakukan tindakan
pidana di bidang

lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
Retribusi Daerah sesuai dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan dim ulainya
penyidikan dan

m enyam paikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Um um

m elalui Penyidik pejabat

Polisi Negara Republik Indonesia,

sesuai dengan

ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. IHGFEDCBA

B A B X V II
KETENTUAN

P ID A N A

HGFEDCBA

P a s a l2 5

(1) W ajib Retribusi yang tidak m elaksanakan kewajibannya sehingga m erugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lam a 3 (tiga) bulan atau

15gfedcbaZYXWVUTSRQ

pidana denda paling

banyak 3 (tiga)

kali jum lah

Retribusi terutang

yang tidak

atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) m erupakan

penerim aan

negara. IHGFEDCBA

B A B X V lI I
KETENTUAN

PENUTUP

Pasal26
Dengan berlakunya
Tahun 2009 tentang

Peraturan

Daerah ini, m aka Peraturan

W alikota

Retribusi Term inal dicabut dan dinyatakan

Tual Nom or 10

tidak berlaku lagi.

Pasal27
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang m engetahuinya,
ini dengan penem patannya

m em erintahkan

pengundangan

Peraturan Daerah

dalam Lem baran Daerah Kota Tual.

Ditetapkan di Tual
Pada tanggal

,.

Desem ber 2011

t ,; - W A L I K

H i. M A H M U D

Diundangkan di Tual
Pada tanggal "
S E K R E T A R IS

Desem ber 2011
DAERAH

H i. A L l W A F I E

KOTA TUAL,

RAHAY

N

LEM BARAN DAERAH KOTA TUAL TAHUN 2011 NOM OR

ti~

M UHAM M AD

TAM HER

16HGFEDCBA

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TUAL

\6

NOMOR

TAHUN

2011

TENTANG

~ET~PUSITERMINA~
U M U M gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

I.

Untuk m endorong percepatan perubahan dan kem ajuan Daerah berdasarkan
Undang-Um :lang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Daerah dlberlkan hak dan kewajiban untuk m engatur dan m engurus
sendiri urusan pem erintahan m elalui kebijakan Daerah berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban untuk m em berikan pelayanan, peningkatan peran
serta,

prakarsa

dan

pernberdayaan

m asyarakat

yang

bertujuan

pada

peningkatan kesejahteraan m asyarakat. Atas dasar landasan yuridis dim aksud
dan --sesuai -uengan -ha. apan

untuk m ernbenkan

dava -ungkit -terhadap

penerim aan daerah yang berasal dari Retribusl Daerah dari waktu ke waktu
harus senantiasa ditingkatkan.

Hal ini dirnaksudkan agar peranan daerah

dalam m em enuhi kebutul1an daerah.
Salah satu jenis retribusi yang dipungut oleh daerah sesuai Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah
Retribusi Term inal. Sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Nom or 28

Tahun

2009

tersebut,

pem ungutan

Retribusi Daerah harus

ditetapkan dengan Peraturan Daerah. SejaJandengan hal tersebut, penetapan
Peraturan Daerah ini adalah dim aksudkan agar Pem erintah Daerah Kota Tual
dapat m em ungut Retribusi Term inal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Disam ping itu dalam Peraturan Daerah ini telah diatur dengan jelas dan tegas
m engenai objek, subjek, dasar pengenaan dan tarif Term inal. Selain itu juga
telah diatur hal - hal yang berkaitan dengan adm inistrasi pem ungutan.
Dalam pem bentukan Peraturan Daerah ini selain berpedom an pada peraturan
perundangan dibidang Retribusi Daerah, juga m em perhatikan dan dikaitkan
dengan Peraturan Perundangan lain seperti Undang-Undang Nom or 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 3209).
II.

PENJELASAN PASAL DEM I PASAL

Pasal 1 s / d Pasal 3
Pasal 4 Ayat (1)

: Cukup Jelas.
: Yang dim aksud dengan Badan adalah suatu
bentuk badan usaha yang m eliputi Perseroan

17

Ayat (2)
Pasal 5 5 / d Pasal 18
Pasal 19 Ayat (1)

:
:
:

Ayat (2) huruf a

huruf b

Ayat (3)

Pasal 20 5 j d Pasal 22
Pasal 23 Ayat (1)

Ayat (2)

Ayat (3)
Pasal 24 5 j d Pasal 27

:

:

:

:
:

Terbatas,
Perseroan Kom anditer, Perseroan
Lainnya, Badan Usaha M ilik Negara atau Daerah
dengan nam a dan dalam bentuk apapun,
persekutuan,
perkum pulan,
Firm a,
kongsi,
Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis,
Lem baga, dana pensiun, bentuk usaha tetap
serta bentuk badan usaha lainnya.
Cukup jelas.
Cukup JeJas.
Saat kedaluwarsa penagihan Retribusi ini perlu
ditetapkan untuk m em berikan kepastian hukum
kapan utang Retribusi tidak dapat ditagih lagi.
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat
Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal penyam paian surat paksa tersebut.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan utang
Retribusi secara langsung adalah W ajib Retribusi
dengan
kesadarannya
m enyatakan
m asih
m em punyai
utang
Retribusi
dan
belum
m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan secara
tidak langsung adalah W ajib Retribusi tidak
secara nyata langsung m enyatakan bahwa ia
m em punyai utang Retribusi kepada Pem erintah
Daerah.
Contoh:
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
angsuranjpenundaan pem bayaran;
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
keberatan.
Cukup Jelas.
Yang
dim aksud
dengan
instansi
yang
m elaksanakan
pem ungutan
adalah
dinasjbadan/lem baga yang tugas pokok dan
fungsinya m elaksanakan pem ungutan Retribusi.
Pem berian besarnya insentif dilakukan m elalui
pem bahasan oleh pem erintah daerah dengan
alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang m em bidangi m asalah keuangan.
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.

TAM BAHAN LEM BARANDAERAHKO TATUAL NO M O R tto fj~