PERDA NO. 18 TAHUN 2011 -RETRIBUSI TERMINAL
PERATURAN
DAERAH KOTA TUAL
le g
NOM OR
T A H U N 2011
TENTANG
R E T R IB U S IT E R M IN A L
DENGAN
RAH M AT TUH AN YANG M AH A ESA
W A L IK O T A T U A L ,
M enim bang
: a.
bahwa berdasarkan Pasal 127 huruf d Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Term inal m erupakan salah satu jenis Retribusi Jasa
Usaha yang dapat dipungut oleh Pem erintah Daerah;
b.
bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c.
bahwa
berdasarkan
pertim bangan
sebagaim ana
dim aksud
pada huruf a, dan huruf b, perlu dibentuk dan ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Retribusi Term inal.
M engingat IHGFEDCBA
: 1. Undanq-Undanq Nom or 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Nom or 23 Tahun 1957 tentang Pem bentukan
Daerah-Daerah Swatantra TIngkat II dalam W ilayah Daerah
Swatantra TIngkat I M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nom or 111, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 1645);
2. Un ng-Undang Nom or 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun
1960
Nom or
156, Tam bahan
Lem baran
Negara Republik
Indonesia Nom or 2104);
3.
Undang-Undang Nom O I'8 Tahun 1981 Tentang Kitab UndangUndang Hukum A
ra Pidana (Lem baran Negara Tahun 1981
Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3209);
4.
Undang-Undang
Nom or
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotism e (Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or
75, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3851);
2gfedcbaZYXWVUT
5.
Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan
Negara (Lem baran Negara Tahun 2003 Nom or 47, Tam bahan
Negara Nom or 4286);
6.
Undang-Undang Nom or 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 5, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4355);
7.
Undang-Undang Nom or 15 Tahun 2004 tentang Pem eriksaan
Pengelolaan
dan
Tanggung
Jawab
Keuangan
Negara
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 66,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4400);
8.
Undang-Undang
Perencanaan
Republik
Nom or
25
Pem bangunan
Indonesia
Tahun
Tahun
2004
Nasional
2004
tentang
(Lem baran
Nom or
104,
Sistem
Negara
Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4421);
9.
Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 125, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4437)
Sebagaim ana telah
diubah
dengan Undang-
Undang Nom or 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pem erintah Pengganti Undang-Undang Nom or 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004
tentang
Pem erintahan
Daerah
m enjadi
Undang-Undang
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 108,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4548);
10. Undang-Undang Nom or 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan
Keuangan antara Pem erintah Pusat dan Pem erintahan Daerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 126,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4438);
11. Undang-Undang Nom or 31 Tahun 2007 tentang Pem bentukan
Kota Tual di
Provinsi M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nom or 97, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 3209);
12. Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nom or 130, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
5049);
13. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang Pem bentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lem baran Negara Indonesia
Tahun 2004 Nom or 82, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5234);
3gfedcbaZYXWVUTS
14. Peraturan
Pem erintah
Nom or
27
Tahun
1983
Pelaksanaan Undang-Undang Nom or 8 Tahun
tentang
1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 6, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 3258);
15. Peraturan Pem erintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Inform asi
Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 138, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4576);
16. Peraturan
Pernerlntah
Nom or
58
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 140, Tarnbahan Lem baran Negara Nom or 4587);
17. Peraturan Pem erintah Nom or 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pem erintah (Lem baran Negara
Tahun 2006 Nom or 25, Tam bahan Lem baran Negara ~om or
4614);
18. Peraturan
Pem bagian
Pem erintah
Pem erintah
Urusan
Daerah
Nom or
38
Tahun
Pem erintahan
Provinsi, dan
2007
tentang
antara
Pem erintah,
Pem erintah
Daerah Kota
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 86,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4737);
19. Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 13 Tahun 2006 tentang
Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaim ana telah
dirubah dengan Peraturan Pem erintah Nom or 59 Tahun 2007
tentang Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan
Daerah
Nom or
02
T-ahun
2008
tentang
(Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD Kota Tual) (Lem baran Daerah Nom or 02
Tahun 2008 Seri D);
21. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Lem baga Teknis Daerah (Lem baran
Daerah Nom or 03 Tahun 2008 seri D);
22. Peraturan Daerah Nom or 04 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lem baran Daerah
Nom or 04 Tahun 2008 Seri D);
23. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2009
Nom or 03).
·.
4HGFEDCBA
Dengan
DEW AN
B e r s a m a IHGFEDCBA
P e r s e tu ju a n
P E R W A K IL A N
RAKYAT DAERAH
KOTA TUAL
M EM UTUSK AN
M enetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KOTA
TUAL
TENTANG
R E T R lB U S I
T E R M IN A L
BABI
KETENTUAN
UM UM
P a s a ll
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dim aksud dengan:
1.
Daerah adalah Kota Tual;
2.
Pem erintah
Daerah adalah
W alikota
dan
Perangkat
Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pem erintahan Daerah;
3.
W alikota adalah W alikota Kota Tual;
4.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KotaTual;
5.
Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tual;
6.
Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Tual;
7.
Kas Daerah adalah Kas Daerah Pem erintah Kota Tual;
8.
Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di
bidang
perRetribusian
daerah
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan;
9.
Badan
adalah
sekum pulan
orang
dan/
atau
m odal
yang
m erupakan kesatuan baik yang m elakukan usaha m aupun yang
tidak
m elakukan
usaha
perseroan kom anditer,
yang
m eliputi
perseroan
terbatas,
perseroan lainnya, Badan Usaha M ilik
Negara atau Daerah dengan nam a atau dalam bentuk apapun,
firm a, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkum pulan,
yayasan, organisasi m asa, organisasi sosial politik atau organisasi
yang sejenis, lem baga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya;
10. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pem bayaran
atas jasa atau pem berian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/ atau diberikan oleh Pem erintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau 8adan;
-,
gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
5
11. Jasa adalah kegiatan
Pem erintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang m enyebabkan barang, fasilitas, atau kem anfaatan
lainnya yang dapat dinikm ati oleh orang pribadi atau Badan.
12. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pem erintah Daerah
dengan m enganut prinsip-prinsip kom ersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta;
13. Retribusi Term inal yang
selanjutnya
disebut
Retribusi adalah
pem bayaran retribusi atas pelayanan jasa Term inal, term asuk
fasilitas lainnya di lingkungan Term inal yang disediakan, dim iliki,
dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah;
14. W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut
peraturan
perundang-undangan
retribusi diwajibkan
untuk
m elakukan
pem bayaran
retribusi,
term asuk
pem ungut
atau
tertentu
yang
pem otong retribusi tertentu;
15. M asa
Retribusi
m erupakan
adalah
batas
suatu
waktu
jangka
bagi
m em anfaatkan jasa dan perizinan
Daerah yang bersangkutan;
waktu
W ajib
Retribusi
tertentu
dari
untuk
Pem erintah
16. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pem bayaran atau penyetoran retribusi yang telah
dllakukan dengan m enggunakan form ulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah m elafui tem pat pem bayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah;
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKRD, adalah
surat
ketetapan
retribusi
yang
m enentukan
besam ya jum lah pokok retribusi yang terutang;
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat
SKRDLB, adalah
m enentukan
jum lah
jum lah
kredit
surat
kelebihan
retribusi
lebih
ketetapan
pem bayaran
besar
retribusi
retribusi
daripada
yang
karena
retribusi
yang
terutang atau seharusnya tidak terutang;
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD,
adalah surat untuk m elakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi
adm inistratif berupa bunga dan/ atau denda;
20. Pem eriksaan adafah
serangkaian
kegiatan
m enghim pun
dan
m engolah data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan
secara
objektif
dan
pem eriksaan untuk
profesional
berdasarkan
suatu
standar
m enguji kepatuhan pem enuhan kewajiban
retribusi dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka m elaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
-,
gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
21. Penyidikan tindak
6
pidana di
bidang
retribusi
daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk m encari
serta m engum pulkan bukti yang dengan bukti itu m em buat
terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta
m enem ukan tersangkanya. IHGFEDCBA
B A B II
N A M A , O B J E K D A N S U B J E K R E T R I B U S I HGFEDCBA
P a s a l2
Dengan nam a Retribusi Term inal dipungut retribusi atas pelayanan term inal dan
fasilitas lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola
oleh Pem erintah Daerah.
P a s a l3
(1) O bjek Retribusi Term inal adalah pelayanan penyediaan tem pat parkir untuk
kenderaan penum pang dan bus um um , tem pat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh
Pem erintah Daerah;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah
term inal yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh Pem erintah, BUM N,
BUM D, dan pihak swasta.
P a s a l4
(1) Subjek Retribusi Term inal adalah orang pribadi atau Badan yang m em peroleh
pelayanan jasa Term inal dan/ atau m enikm ati/ m em akai fasilitas di lingkungan
Term inal yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah.
(2) W ajib Retribusi Term inal adalah orang
pribadi atau
Badan yang
m enurut
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk m elakukan
pem bayaran Retribusi, term asuk pem ungut atau pem otong Retribusi Term inal.
B A B III
G O L O N G A N R E T R IB U S I
P a s a lS
Retribusi Term inal digolongkan kedalam G olongan Retribusi Jasa Usaha.
-;
IHGFEDCBA
7
B A B IV
CARA
M ENGUKUR
T IN G K A T
PENGGUNAAN
lA S A
HGFEDCBA
P a s a l 6 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tingkat
penggunaan jasa
diukur
berdasarkan jerus
pelayanan, jenis
fasilitas,
frekuensi dan lam a pelayanan danj atau penggunaan fasilitas.
BABV
P R IN S IP
DAN
STRUK TUR
DAN
SASARAN
BESARAN
PENETAPAN
T A R IF
R E T R IB U S I
P a s a l7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada
tujuan untuk m em peroleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan
yang
layak
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1)
adalah
keuntungan yang diperoleh dengan m em perhitungkan biaya penyelenggaraan
pelayanan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BABVI
STRUK TUR
DAN
BESARAN
T A R IF
R E T R IB U S I
P a s a l8
Tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:
(1) Tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi,
jenis kendaraan dan jangka waktu pem akaian ;
(2) Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan tarif pasar yang berlaku di wilayah Kota
Tual;
(3) Struktur dan besarnya tarif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dan (2) pasal
ini ditetapkan sebagai berikut :
JENIS KENDERAANj KAPASITAS
JENIS PELAYANAN
TEM PAT DUDUK/JENISUSAHA
s/d 12 (dua belas) Rp.3.000jhari
tem pat duduk/orang
Penyediaan Tem pat Parklr k 8
Kenderaan
dan Bis Um um
TARIF
Penum pang
(delapan)
13 (tiga belas) sjd 18 (delapan
belas) tem pat duduk/oranq
Rp.4.000jhari
18 (delapan belas) sjd 26 (dua
puluh enam ) tem pat duduk/oranq
• 27 (dua puluh tujuh)
tem pat
duduk/orang atau lebih
Rp.5.000jhari
•
•
Rp.7.500jhari
'.
8
Penyediaan Tem pat Parkir le Kendararaan Roda 4 Pribadi/dinas
le Kendararaan Roda 2 Pribadi/dinas
Rp.3000/m sk
Rp.1.000/m sk
Penyediaan Fasilitas Toilet le M andi
le Buang Air Besar
le Buang Air Kecil
Rp.3.000/m sk
Penyediaan Fasilitas
Rp.1S.000/bulan
le
Tem pat Perm anen
Rp.2.000/m sk
Rp.1.000/m sk
Penunjang Lainnya
Pasal9
(1) Tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pasal 8 ayat (3) ditinjau kernball setiap 3
(tiga) tahun sekali untuk disesuaikan.
(2) Peninjauan tarif
Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan m em perhatikan indeks harga dan perkem bangan perekonom ian.
(3) Penetapan penyesuaian tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan W alikota. IHGFEDCBA
BABVI
W IL A Y A H
PEM UNGUTAN
Pasall0
Retribusi dipungut di wilayah daerah tem pat Term inal yang dim iliki dan/ atau
dikelola oleh Pem erintah Daerah berada.
B A B V II
PEM UNGUTAN
Pasalll
(1) Retribusi terutang dipungut dengan m enggunakan SKRD atau dokum en lain
yang dipersam akan yang diterbitkan oleh W alikota.
(2) Dokum en lain yang dipersam akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Bentuk, Isi, tata cara pengisian dan penyam paian SKRD atau dokum en lain yang
dipersam akan ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
9IHGFEDCBA
B A B V III
TATACARA
PEM BAYARAN
Pasal12gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selam bat-Iam batnya 21 (dua puluh satu) hari
sejak
diterbitkannya
SKRD atau
dokum en
lain
yang
dipersam akan
yang
m erupakan tanggal jatuh tem po pem bayaran Retribusi.
(3) Dalam hal W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar tepat pada waktunya atau
kurang m em bayar, dikenakan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan m enggunakan STRD.
(4) W alikota atas perm ohonan W ajib Retribusi setelah m em enuhi persyaratan yang
ditentukan
dapat
m em berikan
persetujuan
kepada W ajib
Retribusi untuk
m engangsur atau m enunda pem bayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan.
(5) Tatacara
pem bayaran,
pem bayaran
dengan
angsuran
dan
penundaan
pem bayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
Pasal13
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tem pat lain
yang ditetapkan oleh W alikota.
(2) Pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dengan
m enggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis,
ukuran
dan
tatacara
pengisian
SSRD, ditetapkan
dengan
Peraturan W alikota.
B A B IX
TATACARA
P E N A G IH A N
Pasal14
(1) Untuk m elakukan penagihan Retribusi, W alikota dapat m enerbitkan STRD jika
W ajib
Retribusi tertentu
tidak
m em bayar
Retribusi Terutang
tepat
pada
waktunya atau kurang m em bayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) didahului
dengan Surat Tequran,
(3) Jum lah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) ditam bah dengan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2% HGFEDCBA
10gfedcbaZYXWVUT
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
BABX
KEBERATANIHGFEDCBA
P a s a lI S
(1) W ajib Retribusi dapat m engajukan keberatan kepada W alikota atau pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lam a 3 (tiga) bulan sejak
tanggal
SKRD diterbitkan,
kecuali
jika
W ajib
Retribusi
tertentu
dapat
m enunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) adalah
suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan W ajib Retribusi.
(5) Pengajuan
keberatan
tidak
m enunda
kewajiban
m em bayar
Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
P a s a l1 6
(1) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterim a harus m em beri keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan m enerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan W alikota atas keberatan dapat berupa m enerim a seluruhnya atau
sebagian, m enolak, atau m enam bah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) telah lewat dan
W alikota tidak m em ben suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
P a s a l1 7
(1) Jika pengajuan
keberatan
dikabulkan
sebagian atau
seluruhnya, W alikota
m enerbitkan SKRDLB untuk m engem balikan kelebihan pem bayaran Retribusi
dengan ditam bah im balan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling
lam a 12 (dua belas) bulan.
11
(2) Im balan
bunga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dihitung
sejak bulan
pelunasan sam pai dengan diterbitkannya SKRDLB. IHGFEDCBA
BABXI
P E N G E M B A L IA N
K E L E B IH A N P E M B A Y A R A N
P a s a l1 8
(1) Atas
kelebihan
pem bayaran
Retribusi, W ajib
Retribusi dapat
m engajukan
perm ohonan pengem balian kepada W alikota.
(2) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan, sejak diterim anya
perm ohonan
pengem balian
kelebihan
pem bayaran
Retribusi
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), harus m em berikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) telah dilam paui dan
W alikota tidak m em berikan suatu keputusan, perm ohonan pengem balian
pem bayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lam a 1 (satu) bulan.
(4) Apabila
W ajib
pem bayaran
Retribusi
Retribusi
m em punyai
sebagaim ana
utang
Retribusi
dim aksud
pada
lainnya,
ayat
kelebihan
(1)
langsung
diperhitungkan untuk m elunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka
waktu
paling lam a 2 (dua)
bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, W alikota m em berikan im balan bunga sebesar 20/0 (dua persen)
sebulan atas keterlam batan pem bayaran kelebihan pem bayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan W alikota.
BABXU
K EDALUW ARSA
P a s a l1 9
(1) Hak
untuk
m elakukan
penagihan
Retribusi
m elam paui waktu 3 (tiga) tahun terhitung
m enjadi
kedaluwarsa
setelah
sejak saat terutangnya Retribusi,
kecuali jika W ajib Retribusi m elakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan
Retribusi
tertangguh jika:
a,
diterbitkan Surat Teguran; atau
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1)
12gfedcbaZYXWVUT
b. ada pengakuan utang Retribusi dari W ajib Retribusi, baik langsung m aupun
tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf
a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterim anya Surat Teguran
tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) huruf b adalah W ajib Retribusi dengan kesadarannya m enyatakan m asih
m em punyai utang Retribusi dan belum m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan perm ohonan angsuran atau
penundaan pem bayaran dan perm ohonan keberatan oleh W ajib Retribusi.
Pasal20
(1) Piutang Retribusi yang tidak m ungkin ditagih lagi karena hak untuk m elakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) W alikota m enetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaim ana dim aksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan
Peraturan W alikota. IHGFEDCBA
B A B X III
P E M E R IK S A A N
Pasal 21
(1) W alikota
berwenang
pem enuhan
m elakukan
kewajiban
Retribusi
pem eriksaan
dalam
untuk
rangka
m enguji
m elaksanakan
kepatuhan
peraturan
perundang-undangan Retribusi Daerah.
(2) W ajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. m em perlihatkan dan/ atau m em injam kan buku atau catatan, dokum en yang
m enjadi dasarnya dan dokum en
lain yang
berhubungan
dengan objek
Retribusi yang terutang;
b. m em berikan
kesem patan
untuk
m em asuki tem pat
atau
ruangan
yang
dianggap perlu dan m em berikan bantuan guna kelancaran pem eriksaan; dan/
atau
c. m em berikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai tata cara pem eriksaan Retribusi diatur dengan
Peraturan W alikota.
13IHGFEDCBA
B A B X IV
PEM ANFAATAN
HGFEDCBA
P a s a l 2 2 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Hasil
penerim aan
Retribusi
m erupakan
pendapatan
daerah
yang
harus
disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.
(2) Sebagian hasil penerim aan Retribusi digunakan untuk m endanai kegiatan yang
berkaitan langsung dengan pelayanan jasa Term inal.
(3) Pengalokasian sebagian penerim aan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
BABXV
IN S E N T IF
PEM UNGUTAN
P a s a l2 3
(1) Instansi yang m elaksanakan pem ungutan Retribusi dapat diberi insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pem berian insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan m elalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pem berian dan pem anfaatan insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BABXVI
P E N Y ID IK A N
P a s a l2 4
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan penyidikan nndak pidana
di bidang Retribusi Daerah, sebagaim ana dim aksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) W ewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
14gfedcbaZYXWVUT
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang pribadi
atau
Badan tentang
kebenaran
perbuatan
yang
dilakukan
sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. m em inta
keterangan
dan
bahan
bukti
dari
orang
pribadi
atau
Badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. m em eriksa buku, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah;
e. m elakukan penggeledahan untuk
m endapatkan bahan bukti pem bukuan,
pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan ruangan
atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung dan m em eriksa
identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. m em anggil oranq
untuk
didengar
keterangannya dan
diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. m enghentikan penyidikan; dan/ atau
k. m elakukan tindakan
pidana di bidang
lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
Retribusi Daerah sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan dim ulainya
penyidikan dan
m enyam paikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Um um
m elalui Penyidik pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. IHGFEDCBA
B A B X V II
KETENTUAN
P ID A N A
HGFEDCBA
P a s a l2 5
(1) W ajib Retribusi yang tidak m elaksanakan kewajibannya sehingga m erugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lam a 3 (tiga) bulan atau
15gfedcbaZYXWVUTSRQ
pidana denda paling
banyak 3 (tiga)
kali jum lah
Retribusi terutang
yang tidak
atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) m erupakan
penerim aan
negara. IHGFEDCBA
B A B X V lI I
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal26
Dengan berlakunya
Tahun 2009 tentang
Peraturan
Daerah ini, m aka Peraturan
W alikota
Retribusi Term inal dicabut dan dinyatakan
Tual Nom or 10
tidak berlaku lagi.
Pasal27
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang m engetahuinya,
ini dengan penem patannya
m em erintahkan
pengundangan
Peraturan Daerah
dalam Lem baran Daerah Kota Tual.
Ditetapkan di Tual
Pada tanggal
,.
Desem ber 2011
t ,; - W A L I K
H i. M A H M U D
Diundangkan di Tual
Pada tanggal "
S E K R E T A R IS
Desem ber 2011
DAERAH
H i. A L l W A F I E
KOTA TUAL,
RAHAY
N
LEM BARAN DAERAH KOTA TUAL TAHUN 2011 NOM OR
ti~
M UHAM M AD
TAM HER
16HGFEDCBA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
\6
NOMOR
TAHUN
2011
TENTANG
~ET~PUSITERMINA~
U M U M gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I.
Untuk m endorong percepatan perubahan dan kem ajuan Daerah berdasarkan
Undang-Um :lang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Daerah dlberlkan hak dan kewajiban untuk m engatur dan m engurus
sendiri urusan pem erintahan m elalui kebijakan Daerah berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban untuk m em berikan pelayanan, peningkatan peran
serta,
prakarsa
dan
pernberdayaan
m asyarakat
yang
bertujuan
pada
peningkatan kesejahteraan m asyarakat. Atas dasar landasan yuridis dim aksud
dan --sesuai -uengan -ha. apan
untuk m ernbenkan
dava -ungkit -terhadap
penerim aan daerah yang berasal dari Retribusl Daerah dari waktu ke waktu
harus senantiasa ditingkatkan.
Hal ini dirnaksudkan agar peranan daerah
dalam m em enuhi kebutul1an daerah.
Salah satu jenis retribusi yang dipungut oleh daerah sesuai Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah
Retribusi Term inal. Sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Nom or 28
Tahun
2009
tersebut,
pem ungutan
Retribusi Daerah harus
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. SejaJandengan hal tersebut, penetapan
Peraturan Daerah ini adalah dim aksudkan agar Pem erintah Daerah Kota Tual
dapat m em ungut Retribusi Term inal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Disam ping itu dalam Peraturan Daerah ini telah diatur dengan jelas dan tegas
m engenai objek, subjek, dasar pengenaan dan tarif Term inal. Selain itu juga
telah diatur hal - hal yang berkaitan dengan adm inistrasi pem ungutan.
Dalam pem bentukan Peraturan Daerah ini selain berpedom an pada peraturan
perundangan dibidang Retribusi Daerah, juga m em perhatikan dan dikaitkan
dengan Peraturan Perundangan lain seperti Undang-Undang Nom or 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 3209).
II.
PENJELASAN PASAL DEM I PASAL
Pasal 1 s / d Pasal 3
Pasal 4 Ayat (1)
: Cukup Jelas.
: Yang dim aksud dengan Badan adalah suatu
bentuk badan usaha yang m eliputi Perseroan
17
Ayat (2)
Pasal 5 5 / d Pasal 18
Pasal 19 Ayat (1)
:
:
:
Ayat (2) huruf a
huruf b
Ayat (3)
Pasal 20 5 j d Pasal 22
Pasal 23 Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (3)
Pasal 24 5 j d Pasal 27
:
:
:
:
:
Terbatas,
Perseroan Kom anditer, Perseroan
Lainnya, Badan Usaha M ilik Negara atau Daerah
dengan nam a dan dalam bentuk apapun,
persekutuan,
perkum pulan,
Firm a,
kongsi,
Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis,
Lem baga, dana pensiun, bentuk usaha tetap
serta bentuk badan usaha lainnya.
Cukup jelas.
Cukup JeJas.
Saat kedaluwarsa penagihan Retribusi ini perlu
ditetapkan untuk m em berikan kepastian hukum
kapan utang Retribusi tidak dapat ditagih lagi.
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat
Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal penyam paian surat paksa tersebut.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan utang
Retribusi secara langsung adalah W ajib Retribusi
dengan
kesadarannya
m enyatakan
m asih
m em punyai
utang
Retribusi
dan
belum
m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan secara
tidak langsung adalah W ajib Retribusi tidak
secara nyata langsung m enyatakan bahwa ia
m em punyai utang Retribusi kepada Pem erintah
Daerah.
Contoh:
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
angsuranjpenundaan pem bayaran;
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
keberatan.
Cukup Jelas.
Yang
dim aksud
dengan
instansi
yang
m elaksanakan
pem ungutan
adalah
dinasjbadan/lem baga yang tugas pokok dan
fungsinya m elaksanakan pem ungutan Retribusi.
Pem berian besarnya insentif dilakukan m elalui
pem bahasan oleh pem erintah daerah dengan
alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang m em bidangi m asalah keuangan.
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
TAM BAHAN LEM BARANDAERAHKO TATUAL NO M O R tto fj~
DAERAH KOTA TUAL
le g
NOM OR
T A H U N 2011
TENTANG
R E T R IB U S IT E R M IN A L
DENGAN
RAH M AT TUH AN YANG M AH A ESA
W A L IK O T A T U A L ,
M enim bang
: a.
bahwa berdasarkan Pasal 127 huruf d Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Term inal m erupakan salah satu jenis Retribusi Jasa
Usaha yang dapat dipungut oleh Pem erintah Daerah;
b.
bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c.
bahwa
berdasarkan
pertim bangan
sebagaim ana
dim aksud
pada huruf a, dan huruf b, perlu dibentuk dan ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Retribusi Term inal.
M engingat IHGFEDCBA
: 1. Undanq-Undanq Nom or 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Nom or 23 Tahun 1957 tentang Pem bentukan
Daerah-Daerah Swatantra TIngkat II dalam W ilayah Daerah
Swatantra TIngkat I M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nom or 111, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 1645);
2. Un ng-Undang Nom or 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun
1960
Nom or
156, Tam bahan
Lem baran
Negara Republik
Indonesia Nom or 2104);
3.
Undang-Undang Nom O I'8 Tahun 1981 Tentang Kitab UndangUndang Hukum A
ra Pidana (Lem baran Negara Tahun 1981
Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3209);
4.
Undang-Undang
Nom or
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotism e (Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or
75, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3851);
2gfedcbaZYXWVUT
5.
Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan
Negara (Lem baran Negara Tahun 2003 Nom or 47, Tam bahan
Negara Nom or 4286);
6.
Undang-Undang Nom or 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 5, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4355);
7.
Undang-Undang Nom or 15 Tahun 2004 tentang Pem eriksaan
Pengelolaan
dan
Tanggung
Jawab
Keuangan
Negara
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 66,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4400);
8.
Undang-Undang
Perencanaan
Republik
Nom or
25
Pem bangunan
Indonesia
Tahun
Tahun
2004
Nasional
2004
tentang
(Lem baran
Nom or
104,
Sistem
Negara
Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4421);
9.
Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 125, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4437)
Sebagaim ana telah
diubah
dengan Undang-
Undang Nom or 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pem erintah Pengganti Undang-Undang Nom or 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004
tentang
Pem erintahan
Daerah
m enjadi
Undang-Undang
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or 108,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4548);
10. Undang-Undang Nom or 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan
Keuangan antara Pem erintah Pusat dan Pem erintahan Daerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 126,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4438);
11. Undang-Undang Nom or 31 Tahun 2007 tentang Pem bentukan
Kota Tual di
Provinsi M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nom or 97, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 3209);
12. Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nom or 130, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
5049);
13. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang Pem bentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lem baran Negara Indonesia
Tahun 2004 Nom or 82, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5234);
3gfedcbaZYXWVUTS
14. Peraturan
Pem erintah
Nom or
27
Tahun
1983
Pelaksanaan Undang-Undang Nom or 8 Tahun
tentang
1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 6, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 3258);
15. Peraturan Pem erintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Inform asi
Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 138, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4576);
16. Peraturan
Pernerlntah
Nom or
58
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 140, Tarnbahan Lem baran Negara Nom or 4587);
17. Peraturan Pem erintah Nom or 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pem erintah (Lem baran Negara
Tahun 2006 Nom or 25, Tam bahan Lem baran Negara ~om or
4614);
18. Peraturan
Pem bagian
Pem erintah
Pem erintah
Urusan
Daerah
Nom or
38
Tahun
Pem erintahan
Provinsi, dan
2007
tentang
antara
Pem erintah,
Pem erintah
Daerah Kota
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 86,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4737);
19. Peraturan M enteri Dalam Negeri Nom or 13 Tahun 2006 tentang
Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaim ana telah
dirubah dengan Peraturan Pem erintah Nom or 59 Tahun 2007
tentang Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah;
20. Peraturan
Daerah
Nom or
02
T-ahun
2008
tentang
(Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD Kota Tual) (Lem baran Daerah Nom or 02
Tahun 2008 Seri D);
21. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Lem baga Teknis Daerah (Lem baran
Daerah Nom or 03 Tahun 2008 seri D);
22. Peraturan Daerah Nom or 04 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lem baran Daerah
Nom or 04 Tahun 2008 Seri D);
23. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2009
Nom or 03).
·.
4HGFEDCBA
Dengan
DEW AN
B e r s a m a IHGFEDCBA
P e r s e tu ju a n
P E R W A K IL A N
RAKYAT DAERAH
KOTA TUAL
M EM UTUSK AN
M enetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KOTA
TUAL
TENTANG
R E T R lB U S I
T E R M IN A L
BABI
KETENTUAN
UM UM
P a s a ll
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dim aksud dengan:
1.
Daerah adalah Kota Tual;
2.
Pem erintah
Daerah adalah
W alikota
dan
Perangkat
Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pem erintahan Daerah;
3.
W alikota adalah W alikota Kota Tual;
4.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KotaTual;
5.
Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tual;
6.
Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Tual;
7.
Kas Daerah adalah Kas Daerah Pem erintah Kota Tual;
8.
Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di
bidang
perRetribusian
daerah
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan;
9.
Badan
adalah
sekum pulan
orang
dan/
atau
m odal
yang
m erupakan kesatuan baik yang m elakukan usaha m aupun yang
tidak
m elakukan
usaha
perseroan kom anditer,
yang
m eliputi
perseroan
terbatas,
perseroan lainnya, Badan Usaha M ilik
Negara atau Daerah dengan nam a atau dalam bentuk apapun,
firm a, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkum pulan,
yayasan, organisasi m asa, organisasi sosial politik atau organisasi
yang sejenis, lem baga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya;
10. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pem bayaran
atas jasa atau pem berian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/ atau diberikan oleh Pem erintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau 8adan;
-,
gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
5
11. Jasa adalah kegiatan
Pem erintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang m enyebabkan barang, fasilitas, atau kem anfaatan
lainnya yang dapat dinikm ati oleh orang pribadi atau Badan.
12. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pem erintah Daerah
dengan m enganut prinsip-prinsip kom ersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta;
13. Retribusi Term inal yang
selanjutnya
disebut
Retribusi adalah
pem bayaran retribusi atas pelayanan jasa Term inal, term asuk
fasilitas lainnya di lingkungan Term inal yang disediakan, dim iliki,
dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah;
14. W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut
peraturan
perundang-undangan
retribusi diwajibkan
untuk
m elakukan
pem bayaran
retribusi,
term asuk
pem ungut
atau
tertentu
yang
pem otong retribusi tertentu;
15. M asa
Retribusi
m erupakan
adalah
batas
suatu
waktu
jangka
bagi
m em anfaatkan jasa dan perizinan
Daerah yang bersangkutan;
waktu
W ajib
Retribusi
tertentu
dari
untuk
Pem erintah
16. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pem bayaran atau penyetoran retribusi yang telah
dllakukan dengan m enggunakan form ulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah m elafui tem pat pem bayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah;
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKRD, adalah
surat
ketetapan
retribusi
yang
m enentukan
besam ya jum lah pokok retribusi yang terutang;
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat
SKRDLB, adalah
m enentukan
jum lah
jum lah
kredit
surat
kelebihan
retribusi
lebih
ketetapan
pem bayaran
besar
retribusi
retribusi
daripada
yang
karena
retribusi
yang
terutang atau seharusnya tidak terutang;
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD,
adalah surat untuk m elakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi
adm inistratif berupa bunga dan/ atau denda;
20. Pem eriksaan adafah
serangkaian
kegiatan
m enghim pun
dan
m engolah data, keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan
secara
objektif
dan
pem eriksaan untuk
profesional
berdasarkan
suatu
standar
m enguji kepatuhan pem enuhan kewajiban
retribusi dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka m elaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
-,
gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
21. Penyidikan tindak
6
pidana di
bidang
retribusi
daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk m encari
serta m engum pulkan bukti yang dengan bukti itu m em buat
terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta
m enem ukan tersangkanya. IHGFEDCBA
B A B II
N A M A , O B J E K D A N S U B J E K R E T R I B U S I HGFEDCBA
P a s a l2
Dengan nam a Retribusi Term inal dipungut retribusi atas pelayanan term inal dan
fasilitas lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola
oleh Pem erintah Daerah.
P a s a l3
(1) O bjek Retribusi Term inal adalah pelayanan penyediaan tem pat parkir untuk
kenderaan penum pang dan bus um um , tem pat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan term inal, yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh
Pem erintah Daerah;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah
term inal yang disediakan, dim iliki, dan/atau dikelola oleh Pem erintah, BUM N,
BUM D, dan pihak swasta.
P a s a l4
(1) Subjek Retribusi Term inal adalah orang pribadi atau Badan yang m em peroleh
pelayanan jasa Term inal dan/ atau m enikm ati/ m em akai fasilitas di lingkungan
Term inal yang disediakan, dim iliki, dan/ atau dikelola oleh Pem erintah Daerah.
(2) W ajib Retribusi Term inal adalah orang
pribadi atau
Badan yang
m enurut
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk m elakukan
pem bayaran Retribusi, term asuk pem ungut atau pem otong Retribusi Term inal.
B A B III
G O L O N G A N R E T R IB U S I
P a s a lS
Retribusi Term inal digolongkan kedalam G olongan Retribusi Jasa Usaha.
-;
IHGFEDCBA
7
B A B IV
CARA
M ENGUKUR
T IN G K A T
PENGGUNAAN
lA S A
HGFEDCBA
P a s a l 6 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tingkat
penggunaan jasa
diukur
berdasarkan jerus
pelayanan, jenis
fasilitas,
frekuensi dan lam a pelayanan danj atau penggunaan fasilitas.
BABV
P R IN S IP
DAN
STRUK TUR
DAN
SASARAN
BESARAN
PENETAPAN
T A R IF
R E T R IB U S I
P a s a l7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada
tujuan untuk m em peroleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan
yang
layak
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1)
adalah
keuntungan yang diperoleh dengan m em perhitungkan biaya penyelenggaraan
pelayanan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BABVI
STRUK TUR
DAN
BESARAN
T A R IF
R E T R IB U S I
P a s a l8
Tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:
(1) Tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi,
jenis kendaraan dan jangka waktu pem akaian ;
(2) Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan tarif pasar yang berlaku di wilayah Kota
Tual;
(3) Struktur dan besarnya tarif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dan (2) pasal
ini ditetapkan sebagai berikut :
JENIS KENDERAANj KAPASITAS
JENIS PELAYANAN
TEM PAT DUDUK/JENISUSAHA
s/d 12 (dua belas) Rp.3.000jhari
tem pat duduk/orang
Penyediaan Tem pat Parklr k 8
Kenderaan
dan Bis Um um
TARIF
Penum pang
(delapan)
13 (tiga belas) sjd 18 (delapan
belas) tem pat duduk/oranq
Rp.4.000jhari
18 (delapan belas) sjd 26 (dua
puluh enam ) tem pat duduk/oranq
• 27 (dua puluh tujuh)
tem pat
duduk/orang atau lebih
Rp.5.000jhari
•
•
Rp.7.500jhari
'.
8
Penyediaan Tem pat Parkir le Kendararaan Roda 4 Pribadi/dinas
le Kendararaan Roda 2 Pribadi/dinas
Rp.3000/m sk
Rp.1.000/m sk
Penyediaan Fasilitas Toilet le M andi
le Buang Air Besar
le Buang Air Kecil
Rp.3.000/m sk
Penyediaan Fasilitas
Rp.1S.000/bulan
le
Tem pat Perm anen
Rp.2.000/m sk
Rp.1.000/m sk
Penunjang Lainnya
Pasal9
(1) Tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pasal 8 ayat (3) ditinjau kernball setiap 3
(tiga) tahun sekali untuk disesuaikan.
(2) Peninjauan tarif
Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan m em perhatikan indeks harga dan perkem bangan perekonom ian.
(3) Penetapan penyesuaian tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan W alikota. IHGFEDCBA
BABVI
W IL A Y A H
PEM UNGUTAN
Pasall0
Retribusi dipungut di wilayah daerah tem pat Term inal yang dim iliki dan/ atau
dikelola oleh Pem erintah Daerah berada.
B A B V II
PEM UNGUTAN
Pasalll
(1) Retribusi terutang dipungut dengan m enggunakan SKRD atau dokum en lain
yang dipersam akan yang diterbitkan oleh W alikota.
(2) Dokum en lain yang dipersam akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Bentuk, Isi, tata cara pengisian dan penyam paian SKRD atau dokum en lain yang
dipersam akan ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
9IHGFEDCBA
B A B V III
TATACARA
PEM BAYARAN
Pasal12gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selam bat-Iam batnya 21 (dua puluh satu) hari
sejak
diterbitkannya
SKRD atau
dokum en
lain
yang
dipersam akan
yang
m erupakan tanggal jatuh tem po pem bayaran Retribusi.
(3) Dalam hal W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar tepat pada waktunya atau
kurang m em bayar, dikenakan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan m enggunakan STRD.
(4) W alikota atas perm ohonan W ajib Retribusi setelah m em enuhi persyaratan yang
ditentukan
dapat
m em berikan
persetujuan
kepada W ajib
Retribusi untuk
m engangsur atau m enunda pem bayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan.
(5) Tatacara
pem bayaran,
pem bayaran
dengan
angsuran
dan
penundaan
pem bayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
Pasal13
(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tem pat lain
yang ditetapkan oleh W alikota.
(2) Pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dengan
m enggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis,
ukuran
dan
tatacara
pengisian
SSRD, ditetapkan
dengan
Peraturan W alikota.
B A B IX
TATACARA
P E N A G IH A N
Pasal14
(1) Untuk m elakukan penagihan Retribusi, W alikota dapat m enerbitkan STRD jika
W ajib
Retribusi tertentu
tidak
m em bayar
Retribusi Terutang
tepat
pada
waktunya atau kurang m em bayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) didahului
dengan Surat Tequran,
(3) Jum lah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) ditam bah dengan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2% HGFEDCBA
10gfedcbaZYXWVUT
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.
BABX
KEBERATANIHGFEDCBA
P a s a lI S
(1) W ajib Retribusi dapat m engajukan keberatan kepada W alikota atau pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lam a 3 (tiga) bulan sejak
tanggal
SKRD diterbitkan,
kecuali
jika
W ajib
Retribusi
tertentu
dapat
m enunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) adalah
suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan W ajib Retribusi.
(5) Pengajuan
keberatan
tidak
m enunda
kewajiban
m em bayar
Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
P a s a l1 6
(1) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterim a harus m em beri keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan m enerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan W alikota atas keberatan dapat berupa m enerim a seluruhnya atau
sebagian, m enolak, atau m enam bah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) telah lewat dan
W alikota tidak m em ben suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
P a s a l1 7
(1) Jika pengajuan
keberatan
dikabulkan
sebagian atau
seluruhnya, W alikota
m enerbitkan SKRDLB untuk m engem balikan kelebihan pem bayaran Retribusi
dengan ditam bah im balan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling
lam a 12 (dua belas) bulan.
11
(2) Im balan
bunga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dihitung
sejak bulan
pelunasan sam pai dengan diterbitkannya SKRDLB. IHGFEDCBA
BABXI
P E N G E M B A L IA N
K E L E B IH A N P E M B A Y A R A N
P a s a l1 8
(1) Atas
kelebihan
pem bayaran
Retribusi, W ajib
Retribusi dapat
m engajukan
perm ohonan pengem balian kepada W alikota.
(2) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan, sejak diterim anya
perm ohonan
pengem balian
kelebihan
pem bayaran
Retribusi
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), harus m em berikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) telah dilam paui dan
W alikota tidak m em berikan suatu keputusan, perm ohonan pengem balian
pem bayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lam a 1 (satu) bulan.
(4) Apabila
W ajib
pem bayaran
Retribusi
Retribusi
m em punyai
sebagaim ana
utang
Retribusi
dim aksud
pada
lainnya,
ayat
kelebihan
(1)
langsung
diperhitungkan untuk m elunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka
waktu
paling lam a 2 (dua)
bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, W alikota m em berikan im balan bunga sebesar 20/0 (dua persen)
sebulan atas keterlam batan pem bayaran kelebihan pem bayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan W alikota.
BABXU
K EDALUW ARSA
P a s a l1 9
(1) Hak
untuk
m elakukan
penagihan
Retribusi
m elam paui waktu 3 (tiga) tahun terhitung
m enjadi
kedaluwarsa
setelah
sejak saat terutangnya Retribusi,
kecuali jika W ajib Retribusi m elakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan
Retribusi
tertangguh jika:
a,
diterbitkan Surat Teguran; atau
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1)
12gfedcbaZYXWVUT
b. ada pengakuan utang Retribusi dari W ajib Retribusi, baik langsung m aupun
tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf
a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterim anya Surat Teguran
tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) huruf b adalah W ajib Retribusi dengan kesadarannya m enyatakan m asih
m em punyai utang Retribusi dan belum m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan perm ohonan angsuran atau
penundaan pem bayaran dan perm ohonan keberatan oleh W ajib Retribusi.
Pasal20
(1) Piutang Retribusi yang tidak m ungkin ditagih lagi karena hak untuk m elakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) W alikota m enetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaim ana dim aksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan
Peraturan W alikota. IHGFEDCBA
B A B X III
P E M E R IK S A A N
Pasal 21
(1) W alikota
berwenang
pem enuhan
m elakukan
kewajiban
Retribusi
pem eriksaan
dalam
untuk
rangka
m enguji
m elaksanakan
kepatuhan
peraturan
perundang-undangan Retribusi Daerah.
(2) W ajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. m em perlihatkan dan/ atau m em injam kan buku atau catatan, dokum en yang
m enjadi dasarnya dan dokum en
lain yang
berhubungan
dengan objek
Retribusi yang terutang;
b. m em berikan
kesem patan
untuk
m em asuki tem pat
atau
ruangan
yang
dianggap perlu dan m em berikan bantuan guna kelancaran pem eriksaan; dan/
atau
c. m em berikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai tata cara pem eriksaan Retribusi diatur dengan
Peraturan W alikota.
13IHGFEDCBA
B A B X IV
PEM ANFAATAN
HGFEDCBA
P a s a l 2 2 gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Hasil
penerim aan
Retribusi
m erupakan
pendapatan
daerah
yang
harus
disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.
(2) Sebagian hasil penerim aan Retribusi digunakan untuk m endanai kegiatan yang
berkaitan langsung dengan pelayanan jasa Term inal.
(3) Pengalokasian sebagian penerim aan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
BABXV
IN S E N T IF
PEM UNGUTAN
P a s a l2 3
(1) Instansi yang m elaksanakan pem ungutan Retribusi dapat diberi insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pem berian insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan m elalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pem berian dan pem anfaatan insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BABXVI
P E N Y ID IK A N
P a s a l2 4
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan penyidikan nndak pidana
di bidang Retribusi Daerah, sebagaim ana dim aksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) W ewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
14gfedcbaZYXWVUT
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang pribadi
atau
Badan tentang
kebenaran
perbuatan
yang
dilakukan
sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. m em inta
keterangan
dan
bahan
bukti
dari
orang
pribadi
atau
Badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. m em eriksa buku, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah;
e. m elakukan penggeledahan untuk
m endapatkan bahan bukti pem bukuan,
pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan ruangan
atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung dan m em eriksa
identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. m em anggil oranq
untuk
didengar
keterangannya dan
diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. m enghentikan penyidikan; dan/ atau
k. m elakukan tindakan
pidana di bidang
lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
Retribusi Daerah sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan dim ulainya
penyidikan dan
m enyam paikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Um um
m elalui Penyidik pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. IHGFEDCBA
B A B X V II
KETENTUAN
P ID A N A
HGFEDCBA
P a s a l2 5
(1) W ajib Retribusi yang tidak m elaksanakan kewajibannya sehingga m erugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lam a 3 (tiga) bulan atau
15gfedcbaZYXWVUTSRQ
pidana denda paling
banyak 3 (tiga)
kali jum lah
Retribusi terutang
yang tidak
atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) m erupakan
penerim aan
negara. IHGFEDCBA
B A B X V lI I
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal26
Dengan berlakunya
Tahun 2009 tentang
Peraturan
Daerah ini, m aka Peraturan
W alikota
Retribusi Term inal dicabut dan dinyatakan
Tual Nom or 10
tidak berlaku lagi.
Pasal27
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang m engetahuinya,
ini dengan penem patannya
m em erintahkan
pengundangan
Peraturan Daerah
dalam Lem baran Daerah Kota Tual.
Ditetapkan di Tual
Pada tanggal
,.
Desem ber 2011
t ,; - W A L I K
H i. M A H M U D
Diundangkan di Tual
Pada tanggal "
S E K R E T A R IS
Desem ber 2011
DAERAH
H i. A L l W A F I E
KOTA TUAL,
RAHAY
N
LEM BARAN DAERAH KOTA TUAL TAHUN 2011 NOM OR
ti~
M UHAM M AD
TAM HER
16HGFEDCBA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
\6
NOMOR
TAHUN
2011
TENTANG
~ET~PUSITERMINA~
U M U M gfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I.
Untuk m endorong percepatan perubahan dan kem ajuan Daerah berdasarkan
Undang-Um :lang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Daerah dlberlkan hak dan kewajiban untuk m engatur dan m engurus
sendiri urusan pem erintahan m elalui kebijakan Daerah berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban untuk m em berikan pelayanan, peningkatan peran
serta,
prakarsa
dan
pernberdayaan
m asyarakat
yang
bertujuan
pada
peningkatan kesejahteraan m asyarakat. Atas dasar landasan yuridis dim aksud
dan --sesuai -uengan -ha. apan
untuk m ernbenkan
dava -ungkit -terhadap
penerim aan daerah yang berasal dari Retribusl Daerah dari waktu ke waktu
harus senantiasa ditingkatkan.
Hal ini dirnaksudkan agar peranan daerah
dalam m em enuhi kebutul1an daerah.
Salah satu jenis retribusi yang dipungut oleh daerah sesuai Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah
Retribusi Term inal. Sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Nom or 28
Tahun
2009
tersebut,
pem ungutan
Retribusi Daerah harus
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. SejaJandengan hal tersebut, penetapan
Peraturan Daerah ini adalah dim aksudkan agar Pem erintah Daerah Kota Tual
dapat m em ungut Retribusi Term inal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Disam ping itu dalam Peraturan Daerah ini telah diatur dengan jelas dan tegas
m engenai objek, subjek, dasar pengenaan dan tarif Term inal. Selain itu juga
telah diatur hal - hal yang berkaitan dengan adm inistrasi pem ungutan.
Dalam pem bentukan Peraturan Daerah ini selain berpedom an pada peraturan
perundangan dibidang Retribusi Daerah, juga m em perhatikan dan dikaitkan
dengan Peraturan Perundangan lain seperti Undang-Undang Nom or 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 3209).
II.
PENJELASAN PASAL DEM I PASAL
Pasal 1 s / d Pasal 3
Pasal 4 Ayat (1)
: Cukup Jelas.
: Yang dim aksud dengan Badan adalah suatu
bentuk badan usaha yang m eliputi Perseroan
17
Ayat (2)
Pasal 5 5 / d Pasal 18
Pasal 19 Ayat (1)
:
:
:
Ayat (2) huruf a
huruf b
Ayat (3)
Pasal 20 5 j d Pasal 22
Pasal 23 Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (3)
Pasal 24 5 j d Pasal 27
:
:
:
:
:
Terbatas,
Perseroan Kom anditer, Perseroan
Lainnya, Badan Usaha M ilik Negara atau Daerah
dengan nam a dan dalam bentuk apapun,
persekutuan,
perkum pulan,
Firm a,
kongsi,
Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis,
Lem baga, dana pensiun, bentuk usaha tetap
serta bentuk badan usaha lainnya.
Cukup jelas.
Cukup JeJas.
Saat kedaluwarsa penagihan Retribusi ini perlu
ditetapkan untuk m em berikan kepastian hukum
kapan utang Retribusi tidak dapat ditagih lagi.
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat
Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal penyam paian surat paksa tersebut.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan utang
Retribusi secara langsung adalah W ajib Retribusi
dengan
kesadarannya
m enyatakan
m asih
m em punyai
utang
Retribusi
dan
belum
m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
Yang dim aksudkan dengan pengakuan secara
tidak langsung adalah W ajib Retribusi tidak
secara nyata langsung m enyatakan bahwa ia
m em punyai utang Retribusi kepada Pem erintah
Daerah.
Contoh:
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
angsuranjpenundaan pem bayaran;
- W ajib Retribusi m engajukan perm ohonan
keberatan.
Cukup Jelas.
Yang
dim aksud
dengan
instansi
yang
m elaksanakan
pem ungutan
adalah
dinasjbadan/lem baga yang tugas pokok dan
fungsinya m elaksanakan pem ungutan Retribusi.
Pem berian besarnya insentif dilakukan m elalui
pem bahasan oleh pem erintah daerah dengan
alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang m em bidangi m asalah keuangan.
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
TAM BAHAN LEM BARANDAERAHKO TATUAL NO M O R tto fj~