regulasi 1504491268 PMK 265 Tahun 2015 (2)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
265/PMK.08/2015
TENTANG
FASILITAS DALAM RANGKA PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN TANSAKSI
PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFASTRUKTUR
DENGAN AHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a.
bahwa
dalam
rangka
mencapai
salah
satu
tujuan
bernegara untuk menyediakan asilitas layanan umum
dan melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (2)
dan
Pasal 25 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun
2014
tentang. Percepatan
Prioritas,
Pemerintah
Penyediaan
perlu
Inrastruktur
menyediakan
pendanaan untuk bantuan teknis
asilitas
project development
und);
b.
bahwa penyediaan asilitas layanan umum juga dapat
dilaksanakan melalui penyediaan inrastruktur dengan
menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor
38
Tahun
2015
tentang
Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Inrastruktur;
c.
bahwa
dalam
pelaksanaan
skema
Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha sebagaimana dimaksud
pada huruf b,
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-2 -
bertanggunjawab
melaksanakan
penyiapan
dan
Pemerintah
pelaksanaan transaksi Proyek Kerjasama
.
dan Badan Usaha dan Menteri Keuangan menyediakan
· Dukungan
Kelayakan dan Penjaminan
keduanya
yang
berpengaruh
pelaksanaan
keberhasilan
melalui
·
skema
signiikan
penyediaan
Kerjasama
Inrastruktur,
terhadap
inrastruktur
Pemerintah
dan
Badan
Usaha;
d.
bahwa guna memastikan terciptanya
.eektivitas
pelaksanaan
inrastruktur
dimaksud
. dengan
paqa
kebijakan
skema
huruf
percepatan dan
b,
KPBU
Menteri
penyediaan
sebagaim.ana
Keuangan
perlu
menyediakan asilitas guna mendukung pelaksanaan
penyiapan dan transaksi proyek KPBU yang berfungsi ·
sebagai
sarana
penyediaan
untuk
Dukungan
Inrastruktur
pada
mengintegrasikan
Kelayakan
Proyek
dan
proses
Penjaminan
KPBU
sebagaimana
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf c;
e.
berdasarkan
bahwa
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Fasilitas Dalam Rangka Penyiapan Dan Pelaksanaan
Transaksi
Proyek
Kerjasama
Pemerintah
dan
Badan
Usaha Dalam Penyediaan Inrastruktur;
Mengingat
·
· 1.
Undang-)ndang
Nomor.
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;
2.
Undang-Undang Nomor
Usaha
Milik
19
Negara
Tahun 2003 tentang Badan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
3.
Undang-Undang .
Perbendaharaan
Nomor
Negara
1
Tahun
(Lembaran
2004
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republikindonesi. Nomir 4355);
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
"
-3-
4.
Peraturan Pemerintah Nomor
Tata
Cara
Pelaksanaan
45
2013
Tahun
Anggaran
tentang
P::ndapatan
dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
2913
Tahun
103,
Nomor
Republik Indonesia Nomor
5.
Peraturan
Presiden
Negara
(Lembaran
6.
5423);
75
Nomor
2014
Tahun
Inrastruktur
Penyediaan
Percepatan
Nomor
Tambahan Lembaran Negara
Republik
Indonesia
tentang
Prioritas
2.014
Tahun
164);
Peraturan
Presiden
Kerjasama
38
Tahun
2015
Dengan
Badan
Usaha
Nomor
Pemerintah
Penyediaan Inrastruktur
Indonesia Tahun
(Lembaran Neg�ra
tentang
Dalam
Republik
2015 Nomor 62);
MEMUTUSKAN:
·
Menetapka
·
PERATURAN
DALAM
MENTER!
PENYIAPAN
RANGKA
TANSAKSI
KEUANGAN
TENTANG
PELAKSANAN
DAN
PEMERINTAH
KERJASAMA
PROYEK
FASILITAS
DAN
BADAN USAHA DALAM PENYEDIAN INFRASTRUKTUR.
BAB I
KETEN'UAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
dan
Pemerintah
Kerjasama
Badan
Usaha
yang
selanjutnya disingkat KPBU adalah kerjasama antara
pemerintah
Inrastruktur
mengacu
Badan
dan
untuk
pada
sebelumnya
·
Usaha
yang
Penyediaan
umum
kepentingan
spesiikasi
oleh
dalam.
telah
·Menteri/Kepala
dengan
ditetapkan
Lembaga/Kepala
Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha · Milik
Daerah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan
sunber
daya
Badan
Usaha
dengan
memperhatikan
pembagian risiko diantara para pihak.
j
www.jdih.kemenkeu.go.id
-42.
Penyediaan Inrastruktur adalah kegiatan yang meliputi
pekerjaan
konstruksi
meningkatkan
kegiatan
untuk
inrastniktur
kemampuan
pengelolaan
pemeliharaan
membangun
inrastruktur
atau
dan/ atau
dan/ atau .
dalam
inrastruktur
rangka
meningkatkan kemanaatan inrastruktur.
3.
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama yang selanjutnya
disingkat PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik
Daerah
sebagai
inrastruktur
penyedia
berdasarkan
atau
penyelenggara
peraturan
perundang
undangan.
4.
Proyek
KPBU
dilaksanakan
adalah
proyek
transaksinya
yang
oleh
disiapkan
PJPK
dalam
dan
rangka
KPBU.
5.
Proyek
KPBU
Prioritas
adalah
Proyek
KPBU
yang
memenuhi kriteria sebagai proyek yang pelaksanaannya
diprioritaskan oleh Pemerintah.
6.
Hasil Keluaran adalah segala kajian dan/ atau dokumen
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya yang disepakati lan
disiapkan
sesua1
melaksanakan
dengan
kegiatan
kebutuhan
dalam
rangka
PJPK
untuk
pelaksanaan
Proyek KPBU.
7.
Fasilitas Yang Diberikan Pada Tahap Penyiapan Proyek
dan/atau
Pelaksanaan
Transaksi
yang
selanjutnya
disebut Fasilitas adalah asilitas iskal yang disediakan
oleh Menteri Keuangan kepada PJPK yang dibiayai dari
sumber-sumber sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.
8.
Dana
adalah
Penyiapan
dana
Proyek
yang
(Poject Development und)
digunakan
untuk
membiayai
pelaksanaan Fasilitas.
9.
Prastudi Kelayakan adalah kajian yang dilakukai untuk
menilai kelayakan KPBU dengan mempertimbangkan
paling
kurang
aspek
hukum,
teknis,
ekonomi,
keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan, dan sosial.
f
www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-
10.
Tahap Perencanaan Proyek KPBU adalah tahap sebelum
dilakukannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU oleh PJPK,
yang menghasilkan studi pendahuluan.
1 1.
Tahap Penyiapan Proyek KBPU adalah tahap sesudah
diselesaikannya Tahap Perencanaan Proyek KPBU oleh
PJPK, yang menghasilkan Prastudi Kelayakan.
12.
Tahap
Pelaksanaan
Transaksi
KPBU
adalah
tahap
sesudah diselesaikannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU
oleh
PJPK,
untuk
melaksanakan
pengadaan
Badan
Usaha dan penandatanganan Perjanjian KPBU.
13.
Kjian Awal Prastudi Kelayakan adalah kjian
yang
terdiri atas kjian hukum dan kelembagaan,
kajian
teknis,
kajian
lingkungan
ekonomi
dan
komersial,
kjian
sosial�
kjian
mengenai
bentuk
dan
kerjasama, kjian risiko, kajian kebutuhan Dukungan
Pemerintah
dan/ atau
dan/ atau
kajian
ditindaklanjuti,
Penjaminan
mengenai
termasuk
Inrastruktur,
hal-hal
yang
penyiapan
perlu
·
rancangan
perjanjian KPBU.
14.
Kajian Akhir Prastudi Kelayakan adalah kjian yang
memuat
penyesuaian
dilakukannya
Kajian
data
Awal
dengan
kondisi
Prastudi
setelah .
Kelayakan
dan
pemutakhiran atas kelayakan dan kesiapan KPBU.
15.
Dukun�an
Kelayakan
adalah
Dukungan
Pemerintah
dalam bentuk kontribusi iskal yang bersiat inansial
yang diberikan terhadap Proyek KPBU oleh menteri yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintah
di
bidang
Penjaminan lnrastruktur adalah
pemberian
jaminan
atas
yang
dilaksanakan
Layanan
(Availability
keuangan dan kekayaan negara.
16.
kewajiban
inansial
PJPK
berdasarkan perjanjian penjaminan.
17.
Pembayaran
Payment)
Ketersediaan
adalah
pembayaran
secara
berkala
oleh
Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala Daerah kepada Badan
Usaha
Pelaksana
atas
Layanan
tersedianya
Inrastruktur yang sesuai dengan kualitas
·
·
dan/ atau
www.jdih.kemenkeu.go.id
-6-
kriteria
sebagaimana
ditentukan
dalam
Perjanjian
KPBU.
18.
Badan Usaha Pelaksana KPBU yang selanjutnya disebut
Badan
Usaha Pelaksana,
adalah
Perseroan
Terbatas
yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau
ditunjuk langsung.
19.
Perjanjian KPBU adalah perJanJian antara PJPK dan
Badan
Usaha
Pelaksana
dalam
rangka
Penyediaan
Inrastruktur.
20.
Kesepakatan
Induk
Pelaksanaan
Dalam
Fasilitas
Kesepakatan
Induk
ditandatangani oleh
Rangka
yang
selanjutnya
adalah
·
Menteri
Penyediaan
disebut
kesepakatan
Keuangan
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
lan
c. q.
yang
Direktur
dan. Risiko
selaku
penyedia Fasilitas dan PJPK selaku penerima Fasilitas,
yang
berisi
prinsip
dan
ketentuan
dasar
mengenai
penyediaan dan pelaksanaan Fasilitas yang wjib ditaati
oleh
PJPK
sebagai . konsekuensi
dari
diterimanya
Permohonan Fasilitas.
2 1.
Perjanjian
Dalam
selanjutnya
Rangka
disebut
Penugasan
Perjanji:n
Khusus
Penugasai
yang
adalah
perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan
c. q.
Direktur
Jenderal
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Risiko dan Direktur Utama dari . Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan untuk melaksanakan Fasilitas,
yang
mengatur
secara
rinci
mengenai
hak
dan
kewajiban keuangan dari Badan Usaha Milik Negara
sehubungan dengan pelaksanaan penugasan.
22.
Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas adalah perjanjian yang
mengacu
kepada
ditandatangani
oleh
Kesepakatan
Direktur
Induk,
Pengelolaan
yang
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur atau Direktur
Utama dari Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
untuk melaksanakan Fasilitas dan wakil yang sah dari
PJPK.
j
www.jdih.kemenkeu.go.id
'
·
-
23.
7
-
Penasehat Transaksi adalah pihak-pihak yan
? terdiri
atas penasehat/ konsultan teknis, penasehat/ konsultan
keuangan,
regulasi,
penasehat/ konsultan
penasehat/ konsultan
hukum
dan/ atau
lingkungan
dan/ atau
penasehat/konsultan lainnya, baik berupa perorangan
dan/ atau
badan
usaha
dan/ atau
lembaga
yang
bertugas untuk membantu pel.ksanaan Fasilitas.
24.
Surat Keputusan Penugasan adalah surat yang berisi
·
penetapan mengenai penugasan khusus kepada Badan
Usaha
Milik
Negara
tertentu
untuk
melaksanakan
Fasilitas.
25.
Permohonan
Fasilitas
permohonan
mengenai
adala.
surat
penyediaan
yang
berisi
Fasilitas
yang
diajukan oleh PJPK kepada Menteri Keuangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pas:l
(1)
Fasilitas
Menteri
sebagaimana
·
ini
dimaksud
merupakan
disiapkan,
dengan
2
disediakan
ketentuan
salah
dan
satu
Peraturan
asilitas
dilaksanakan
percepatan
yang
sesua1
perundang-undangan
mendukung
rangka
pada
dalam
penyediaan
inrastruktur yang dilakukan melalui skema KPBU
untuk menyediakan layanan kepada masyarakat.
(2)
Fasilitas
sebag.imana
disediakan
dalam
kepada
dimaksud
PJPK
guna
meningkatkan
Penyiapan
Proyek
Transaksi
KPBU,
diharapkan
dan
dengan
( 1)
PJPK
pelaksanaan
·
dan/ atau
memenuhi
sesuai
ayat
membantu
efektiitas
KPBU
guna
pada
Pelaksanaan
kualitas
waktu
.
yang
yang
diperkirakan.
(3)
Fasilitas
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
( 1)
merupakan sarana yang bertjuan untuk:
a.
menyelaraskan
proses
dan/ atau
penyediaan
asilitas
mengintegrasikan
oleh
·Menteri
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-8-
. Keuangan untuk Proyek KPBU berupa Dukungan
Kelayakan,
Pejaminan
Inrastruktur,
lan
penerapan skema pengembalian investasi dalam
. bentuk Pembayaran atas Ketersediaan Layanan
dalam satu rangkaian proses yang efektif lan
eisien; lan
membangun standar kajian lan/ atau dokumen
b.
yang dibutuhkan dalam Penyiapan Proyek KPBU
dan/ atau
Pelaksanaan
khususnya
kjian
dokumen
Transaksi
Prastudi
rancangan
KPBU,
Kelayakan
Perjanjian
KPBU,
dan
yang
mampu menarik minat . dan partisipasi Badan
Usaha pada Proyek KPBU tertentu serta untuk
mendukung
kemajuan
pelaksanaan
KPBU
\
di
masa yang akan datang.
BAB III
RUANG LINGKUP, JENIS DAN KRITERIA
Pasal
(1)
3
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2
dapat
disediakan untuk:
a.
Proyek KPBU Prioritas; dan
b.
Proyek KPBU lainnya yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
(2)
Jenis Fasilitas yang dapat disediakan untuk Proyek
KPBU sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
(1)
a.
Fasilitas Penyiapan Proyek; dan/ atau
b.
Fasilitas Pendampingan Transaksi.
Jenis
Fasilitas
Penyiapan
dimaksud pada ayat
(2)
Proyek
meliputi:
sebagaimana
huruf a meliputi:
a.
penyiapan Kajian Akhir Prastudi Kelayakan; lan
b.
penyiapan kajian dan/ atau dokumen pendukung
untuk Kajian Akhir Prastudi Kelayakan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-9-
(4)
Jenis Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana
dimaksud pada ayat
huruf b meliputi kegiatan
(2)
kegiatan sebagai berikut:
a.
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha;
b.
pelaksanaan penandatanganan Perjajian KPBU;
dan
c.
perolehan
pembiayaan
untuk
Proyek
KPBU
financial close), sepanjang merupakan bagian
dari tanggung jawab yang dialokasikan kepada
PJPK berdasarkan Perjanjian KPBU.
Pasal
4
Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas dapat disediakan
apabila:
a.
Proyek KPBU telah memenuhi seluruh kriteria dan
persyaratan
sebagaimana
diatur
dalam
mengenai
perundang-undangan
peraturan
Percepatan
Penyediaan Inrastruktur Prioritas.
b.
Jenis Fasilitas yang dimohonkan adalah:
Fasilitas
1.
Penyiapan
Proyek
untuk
penyiapan
Kajian Akhir Prastudi
Kelayakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
ayat
3
(3);
dan/ atau
Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana
2.
dimaksud dalam Pasal
Pasal
Fasilitas
untuk
Proyek
dimaksud dalam Pasal
3
3
(4).
5
KPBU
ayat
ayat
( 1)
. lainnya
sebagaimana
huruf b dapat disediakan
. apabila:
a.
PJPK
telah
melakukan
Penjajakan
Minat
Pasar
(Market Sounding); dan
b.
hasil
Penjajakan
tersebut
Minat
diketahui
Pasar
bahwa
(Market
Proyek
Sounding)
KPBU
yang
bersangkutan diminati oleh para calon investor.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-10Pasal 6
Tata cara pelaksanaan Fasilitas yang liseliakan untuk
Proyek
KPBU
Pasal
lan Proyek KPBU lainnya sebagaimana limaksul
4
lalam
Pasal
Prioritas
sebagaimana
liatur
5,
lengan
limaksul
peraturan
lalam
perunlang
unlangan.
BAB IV
DANA PENYIAPAN PROYEK
Pasal
(1)
·
7
Penyeliaan Fasilitas sebagaimana limaksul lalam
Pasal
ayat
2
(1) .
libiayai lengan
Dana
Penyiapan
Proyek yang bersumber lari Anggaran Penlapatan
lan Belanja Negara (APBN).
(2)
Dana Penyiapan Proyek sebagaimana limaksul pala
ayat
(1)
merupakan belanja negara yang licatat pala
Belanja
Kontribusi
sebagaimana
unlangan
Fasilitas
liatur
lalam
mengenai
Penyiapan
peraturan
tata
cara
Proyek,
perunlang
Perencanaan,
Penelaahan, lan Penetapan Alokasi Bagian Anggaran
Beilahara Umum Negara.
(3)
Anggaran
Proyek
Belanja
Kontribusi
. sebagaimana
Fasilitas
limaksul
pala
Penyiapan
ayat
(2)
lialokasikan sesuai peraturan perunlang-unlangan
mengenai keuangan negara lengan memperhatikan:
, (4)
a.
kemampuan keuangan negara (kapasitas iskal);
b.
kesinambungan iskal; lan
c.
pengelolaan risiko iskal.
Tata
cara
penganggaran,
pengalokasian,
pencairan
lan pelaporan Belanja Kontribusi Fasilitas Penyiapan
Proyek
sebagaimana
lilakukan
sesua1
limaksul
lengan
pala
ketentuan
ayat
(2)
peraturan
perunlang-unlangan.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
11
-
-
BAB V
PRINSIP-PRINSIP PENYEDIAAN DAN PELAKSANAAN
FASILITAS
Pasal
( 1)
PJPK
mengjukan
Menteri
8
Permohonan
Keuangan
c. q.
·
Fasilitas
Direktorat
kepada
Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dat Risiko.
(2)
Pengjuan
dimaksud
permohonan
pada
ayat
( 1)
·
Fasilitas
harus
sebagaimana
memenuhi
segala
kriteria dan persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal
(3)
4
dan Pasal
5.
Permohonan Fasilitas untuk jenis Fasilitas Penyiapan
Proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dijukan
oleh
PJPK
setelah
PJPK
3
ayat
(3),
menyelesaikan
Tahap Perencanaan Proyek KPBU sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai KPBU.
(4)
Permohonan
Fasilitas
Pendampingan
dalam Pasal
3
untuk
Transaksi
ayat
(4),
Jems
Fasilitas
sebagaimana
dimaksud
dijukan oleh PJPK setelah
PJPK menyelesaikan Tahap Penyiapan Proyek KPBU
sesuai
peraturan
mengena1
perundang-undangan
KPBU.
(5)
Permohonan Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas
dijukan
Kajian
PJPK
oleh
Awal
Prastudi
setelah
PJPK
Kelayakan
menyelesaikan
sesuai
peraturan
perundang-undangan mengenai KPBU.
(6)
Pengajuan
KPBU
permohonan
Prioritas
sebagaimana
Fasilitas
maupun
dimaksud
Proyek
dalan
untuk
Proyek
KPBU
lainnya
Pasal
5
dijukan
dengan melampirkan dokumen, inormasi dan/ atau
pernyataan
dari
PJPK
yang
menunjukkan
bahwa
kriteria dan persyaratan yang diwajibkan bagi proyek
proyek tersebut telah terpenuhi.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-12PJPK bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran
(7)
dari segala dokumen, inormasi baik berupa data atau
angka dan/ atau segala pernyataan mengenai Proyek
KPBU yang disediakan, dibuat dan disampaikannya
dalan rangka pengajuah Permohonan Fasilitas.
(8)
Menteri
Keuangan
selaku
penyedia
Fasilitas
menentukan sepenuhnya mengenai jenis dan ruang
lingkup
Fasilitas
termasuk
yang
cara
disediakan
kepada
pelaksanaannya,
mempertimbangkan
kebutuhan
PJPK
setelah
PJPK,
siat
dan
karakteristik serta kondisi aktual pada Proyek KPBU
yang bersangkutan.
(9)
Persetjuan
atas
menyebabkan
Permohonan
terjadinya
Fasilitas
pengalihan
tidak
wewenang
atau tanggung jawab dari PJPK atas pelaksanaan
·
Proyek
KPBU
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku kepada Menteri
Keuangan.
Pasal 9
( 1)
Dalam rangka persiapan pelaksanaan Fasilitas PJPK
wjib:
a.
menandatangani
Kesepakatan
Induk
setelah
dikabulkannya Permohonan Fasilitas;
b.
menetapkan
untuk
tim
pembentukan
melaksanakan
Proyek
ketentuan
peraturan
dengan
undangan
mengena1
yang
bertugas
sesua1
KPBU
KPBU
perundang:
setelah
penandatanganan Kesepakatan Induk; dan
c.
menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas
setelah tim sebagaimana dimaksud pada huruf b
dibentuk.
(2)
Guna
Fasilitas,
mendukung
sejak
keberhasilan
dimulai
hingga
pelaksanaan
berakhirnya
pelaksanaan Fasilitas PJPK wajib:
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-13-
a.
tersedianya
memastikan
lisan
baik
inormasi,
maupun
segala
atas
akses
dalam
tertulis
bentuk apapun, yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan Fasilitas;
b.
mengadakan
dan
dari
pemangku
segala
mendapatkan
dukungan
kepentingan
yang
mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas dan/ atau
Proyek KPBU;
c.
memberikan
arahan
strategis
untuk
permasalahan yang mempengaruhi pelaksanaan
dan/ atau
Fasilitas
tim
dapat
tidak
yang
m1
atau
oleh
KPBU
Proyek
oleh
diselesaikan
dimaksud
sebagaimana
Menteri
pelaksanaan
Peraturan
dalam
pejabat
bawah
di
kelembagaan PJPK yang terkait;
d.
memastikan agar proses pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau
Proyek
gangguan,
dalam
keanggotaan
ayat
( 1)
KPBU
hal
dapat
tanpa
berjalan
terjadinya
perubahan
tim sebagaimana dimaksud pada
atau pada kelembagaan di bawah PJPK
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau Proyek KPBU;
e.
memastikan
agar
setiap
pihak
yang
berada
di bawah kelembagaan PJPK tidak melakukan
tindakan-tindakan
yang
dapat
mengganggu
keberhasilai pelaksanaan Fasilitas; dan
f.
melakukan sosialisasi atas pelaksanaan Proyek
KPBU kepada masyarakat.
(3)
Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),
PJPK
tidak boleh menunjuk atau mengadakan kesepakatan
. dengan pihak lain untuk melakukan hal-hal serupa
dengan hal. hal yang disediakan dan dilakukan dalam
rangka Fasilitas.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-14Pasal
( 1)
Direktorat
Risiko
Jenleral
10
Pengelolaan
Direktorat
c.q.
Pembiayaan
Pengelolaan
lan
Dukungan
Pemerintah lan Pembiayaan lnrastruktur melakukan
ilentiikasi/ veriikasi
atas
kesiapan
PJPK
untuk
menenma
lan
kemampuannya
untuk
Fasilitas
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
Proyek
KPBU
lalam
rangka
berlasarkan
Hasil
Keluaran.
(2)
Apabila berlasarkan ilentiikasi/ veriikasi liperoleh
kesimpulan bahwa PJPK belum memiliki kapasitas
yang memalai sebagaimana limaksul pala ayat
Direktorat
Risiko
Jenleral
dan
mengalakan
Pengelolaan
Direktorat
c.q.
Pemerintah
·
Pengelolaan
Pembiayaan
pelatihan
Pembiayaan
rangka
lan
Dukungan
Inrastruktur
lalam
( 1),
·
lapat
peningkatan
kapasitas PJPK.
(3)
Pelaksanaan
ilentiikasi/ veriikasi
sebagaimana limaksul pala ayat
lan
( 1)
pelatihan
lan ayat
(2)
libiayai lari Dana Penyiapan Proyek.
Pasal
( 1)
11
Pelaksaiaan Fasilitas libantu oleh para Penasehat
Transaksi
yang
memperhatikan
lialakan
kualiikasi
lan
lipilih
masing-masing
lengan
sesuai
lengan kebutuhan pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Setiap
Penasehat
mempertanggunjawabkan
Transaksi
harus
pelaksanaan
segala
tugas lan kewajibannya kepala pelaksana Fasilitas
sesuai lengan kole etik atau kailah yang berlaku
pala profesi masing-masing.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
15
-
Pasal
( 1)
PJPK
menerima
melaksanakan
Hasil
kegiatan
pelaksanaan
12
Proyek
Keluaran,
selanjutnya
KPBU
lan
wjib
dalam
rangka
berdasarkan
Hasil
Keluaran.
(2)
Setiap
Hasil
Keluaran
disusun
lan
disampaikan
kepada PJPK dengan memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
dituangkan dalam dua bahasa
a.
(bilingua�, yaitu
Bahasa Inggris lan Bahasa Indonesia,
sesuai
dengan kaidah-kaidah tata bahasa yang berlaku
pada kedua bahasa tersebut;
berisi inormasi-inormasi yang jelas lan tidak
b.
saling bertentangan dalam satu kjian/ dokumen
dengan kajian/ dokumen yang lain; lan
menyajikan kesimpulan yang jelas lan mudah
c.
dipahami.
Pasal
( 1)
Setiap
pihak
Fasilitas
yang
wajib
13
terkait
dengan
bekerjasama
lan
pelaksanaan
menjalankan
koordinasi yang baik sejak disediakan lan selama
berlangsungnya pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Dalam rangka kerjasama lan koordinasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
( 1),
PJPK
menetapkan
pembentukan tim koordinasi yang bertugas. untuk
mengatasi segala persoalan lan/ atau hambatan yang
timbul selama pelaksanaan Fasilitas.
(3)
Susunan keanggotaan tim koordinasi sebagaimana
dimaksud
di
luar
pada
PJPK
ayat
yang
(2)
terdiri
memiliki
atas
pihak�pihak
pengaruh
langsung
terhadap pelaksanaan Fasilitas.
(4)
Kegiatan tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)
lan ayat
(3)
dibebankan pada anggaran PJPK.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
16
-
BAB VI·
PELAKSANA FASILITAS
Pasal
Direktorat
( 1)
Risiko
-
Jenderal
c. q.
14
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayaan
Pengelolaan
dan
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur bertindak
sebagai pelaksana asilitas' dan melaksanakan asilitas
berdasarkan Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Perjanjian
Pelaksanaan
dimaksud pada ayat
( 1)
Fasilitas
sebagaimana
dibuat dengan mengacu pada
Kesepakatan Induk yang berisi paling kurang:
a.
mengenai jenis dan lingkup Fasilitas;
b.
Hasil Keluaran;
c.
berakhirnya Fasilitas; dan
d.
hak
dan
kewajiban lainnya
dari
kedua
belah
pihak dalam rangka pelaksanaan Fasilitas.
(3)
Direktorat
Risiko
Jenderal
c. q.
Pemerintah
Pengelolaan
Direktorat
dan
Pembiayaan
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Dukungan
Inrastruktur ·sebagai
pelaksana asilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1),
a.
melaksanakan tugas pokok yang meliputi:
mengelola
kegiatan
dan
mengadministrasikan
dalam
rangka
pelaksanaan
kegiatan
Fasilitas,
berupa pemberian asistensi dan/ atau konsultasi
kepada PJPK sesuai dengan
lingkup
Fasilitas
yang
jenis
dan
disediakan,
ruang
termasuk
menyusun dan menyampaikan Hasil Kemran;
b.
menyusun
tata
kelola
pelaksanaan
Fasilitas
untuk dituangkan dalam Perjanjian Pelaksanaan
Fasilitas,
termasuk menyusun dan merancang
Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas tersebit; dan
c.
menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan
PJPK
berdasarkan
tata
kelola
pelaksanaan
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada huruf b,
serta membangun kerjasama dan menjalankan
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
•
-
17
-
koordinasi yang baik dengan pihak-pihak l�innya
yang
terkait
atau
yang
dengan
pelaksanaan
mempengaruhi
Fasilitas
pencapaian
hasil
pelaksanaan Fasilitas, sebagaimana diatur dalam
Pasal
12.
Pasal
( 1)
15
Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dapat memberikan penugasan
khusus kepada Badan Usaha Milik Negara tertentu
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang
undangan untuk melaksanakan Fasilitas berdasarkan
pertimbangan bahwa Fasilitas yang disediakan akan
lebih efektif dan eisien jika dilaksanakan melalui
penugasan khusus.
(2)
Penugasan
ayat
( 1)
khusus
dilakukan
Penugasan
yang
sebagaimana
berdasarkan
diterbitkan
dimaksud
Surat
untuk
pada
Keputusan
setiap
Proyek
KPBU yang mendapatkan Fasilitas.
(3)
Atas pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud
pada ayat
( 1)
dan ayat
(2),
Badan Usaha Milik Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1)
mendapatkan
kompensasi dan margin yang wjar sesua1 dengan
peraturan perundang-undangan.
(4)
Pembayaran
kompensasi
dimaksud pada ayat
(3)
dan
margin
sebagaimana
dibiayai dari Dana Penyiapan
Proyek.
(5)
Ketentuan
lebih .
1.njut
mengenai
pelaksanaan
pembayaran kompensasi dan margin diatur dalam
Perjanjian Penugasan
Pasal
( 1)
16
Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk melaksanakan Fasilitas melaksanakan tugas
pokok
ayat
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
14
(3).
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-1 8-
(2)
Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk
melaksanakan
Fasilitas
dapat
mengadakan
Penasehat Transaksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
(3)
1 1.
Dalam
rangka
peningkatan
kapasitas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Milik
Negara
yang
diberi
PJPK
Badan Usaha
10,
penugasan
untuk
melaksanakan Fasilitas dapat membantu Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayaan
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Dukungan
Inrastruktur
Risiko
c.q.
Pemerintah
dan
dalam
melaksanakan
identiikasi dan/ atau pelatihan.
(4)
Sejak
setiap
diterbitkannya
Badan
Surat
Usaha
Keputusan
Milik
Negara
Penugasan,
yang
diberi
penugasan untuk melaksanakan Fasili.tas wajib:
a.
menyampaikan laporai secara berkala kepada
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko
c.q.
Pemerintah
dan/ atau
Direktorat
dan
PJPK
Pengelolaan
Pembiayaan
atas
dan ayat
b.
penugasan
( 1),
ayat
(2)
(3);
menyampaikan
apabila
Inrastruktur
pelaksanaan
sebagaimana dimaksud pada ayat
Dukungan
Hasil
Keluaran
sementara,
oleh
Direktorat
Pengelolaan
diminta
Pemerintah
Dukungan
dan
Pembiayaan
Inrastruktur dan/ atau PJPK;
c.
menyampaikan Hasil Keluaran inal kepada PJPK
sesua1
dengan
ketentuan
dalam
Pasal
12,
dengan tembusan dan satu salinan ditjukan
kepada
Direktorat
Jenderal
Pembiayaan
dan
Pengelolaan
Dukungan
Risiko
c.q.
Pengelolaan
Direktorat
Pemerintah
dan
Pembiayaan Inrastruktur.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
(5)
19
-
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan
Fasilitas,
termasuk
Penasehat
Transaksi, harus melakukan tindakan-tindakan yang
mendukung keberhasilan pelaksanaan Fasilitas.
(6)
Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan
Risiko
Pemerintah
c.q.
Direktorat Pengelolaan
dan
memberikan
Pembiayaan
masukan
dan
Dukungan
Inrastruktur
arahan
dapat
kepada
setiap
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan
Fasilitas
sepajang
berlangsungnya
pelaksanaan Fasilitas.
BAB VII
PEMBINAN DAN PENGAWASAN
Pasal
(1)
Direktorat
Risiko
Jenderal
melakukan
17
Pengelolaan
pembinaan
Pembiayaan
dan
dan
pengawasan
terhadap kebijakan penyediaan Fasilitas.
(2)
Direktorat
Risiko
·
Jenderal
c.q.
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayam
Pengelolaan
lan
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
Fasilitas
yang
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang diberi
penugasan
melaksanakan
untuk
Fasilitas
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB VIII
KETENTUAN PEALIHAN
Pasal
18
Fasilitas yang telah disediakan dan dilaksanakan sebelum
diterbitkannya
selanjutnya
Peraturan
mengikuti
Menteri
ketentuan
m1,
untik
sebagaimana
proses
diatur
dalam Peraturan Menteri ini.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-20BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal
Peraturan
Menteri
ini
19.
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Menteri
Peraturan
1n1
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta ·
pada tanggal
31 Desenber 2015
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
.
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
31.Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGAA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2015
NOMOR
2063
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
265/PMK.08/2015
TENTANG
FASILITAS DALAM RANGKA PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN TANSAKSI
PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFASTRUKTUR
DENGAN AHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a.
bahwa
dalam
rangka
mencapai
salah
satu
tujuan
bernegara untuk menyediakan asilitas layanan umum
dan melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (2)
dan
Pasal 25 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun
2014
tentang. Percepatan
Prioritas,
Pemerintah
Penyediaan
perlu
Inrastruktur
menyediakan
pendanaan untuk bantuan teknis
asilitas
project development
und);
b.
bahwa penyediaan asilitas layanan umum juga dapat
dilaksanakan melalui penyediaan inrastruktur dengan
menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor
38
Tahun
2015
tentang
Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Inrastruktur;
c.
bahwa
dalam
pelaksanaan
skema
Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha sebagaimana dimaksud
pada huruf b,
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-2 -
bertanggunjawab
melaksanakan
penyiapan
dan
Pemerintah
pelaksanaan transaksi Proyek Kerjasama
.
dan Badan Usaha dan Menteri Keuangan menyediakan
· Dukungan
Kelayakan dan Penjaminan
keduanya
yang
berpengaruh
pelaksanaan
keberhasilan
melalui
·
skema
signiikan
penyediaan
Kerjasama
Inrastruktur,
terhadap
inrastruktur
Pemerintah
dan
Badan
Usaha;
d.
bahwa guna memastikan terciptanya
.eektivitas
pelaksanaan
inrastruktur
dimaksud
. dengan
paqa
kebijakan
skema
huruf
percepatan dan
b,
KPBU
Menteri
penyediaan
sebagaim.ana
Keuangan
perlu
menyediakan asilitas guna mendukung pelaksanaan
penyiapan dan transaksi proyek KPBU yang berfungsi ·
sebagai
sarana
penyediaan
untuk
Dukungan
Inrastruktur
pada
mengintegrasikan
Kelayakan
Proyek
dan
proses
Penjaminan
KPBU
sebagaimana
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf c;
e.
berdasarkan
bahwa
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Fasilitas Dalam Rangka Penyiapan Dan Pelaksanaan
Transaksi
Proyek
Kerjasama
Pemerintah
dan
Badan
Usaha Dalam Penyediaan Inrastruktur;
Mengingat
·
· 1.
Undang-)ndang
Nomor.
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;
2.
Undang-Undang Nomor
Usaha
Milik
19
Negara
Tahun 2003 tentang Badan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
3.
Undang-Undang .
Perbendaharaan
Nomor
Negara
1
Tahun
(Lembaran
2004
tentang
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republikindonesi. Nomir 4355);
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
"
-3-
4.
Peraturan Pemerintah Nomor
Tata
Cara
Pelaksanaan
45
2013
Tahun
Anggaran
tentang
P::ndapatan
dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
2913
Tahun
103,
Nomor
Republik Indonesia Nomor
5.
Peraturan
Presiden
Negara
(Lembaran
6.
5423);
75
Nomor
2014
Tahun
Inrastruktur
Penyediaan
Percepatan
Nomor
Tambahan Lembaran Negara
Republik
Indonesia
tentang
Prioritas
2.014
Tahun
164);
Peraturan
Presiden
Kerjasama
38
Tahun
2015
Dengan
Badan
Usaha
Nomor
Pemerintah
Penyediaan Inrastruktur
Indonesia Tahun
(Lembaran Neg�ra
tentang
Dalam
Republik
2015 Nomor 62);
MEMUTUSKAN:
·
Menetapka
·
PERATURAN
DALAM
MENTER!
PENYIAPAN
RANGKA
TANSAKSI
KEUANGAN
TENTANG
PELAKSANAN
DAN
PEMERINTAH
KERJASAMA
PROYEK
FASILITAS
DAN
BADAN USAHA DALAM PENYEDIAN INFRASTRUKTUR.
BAB I
KETEN'UAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
dan
Pemerintah
Kerjasama
Badan
Usaha
yang
selanjutnya disingkat KPBU adalah kerjasama antara
pemerintah
Inrastruktur
mengacu
Badan
dan
untuk
pada
sebelumnya
·
Usaha
yang
Penyediaan
umum
kepentingan
spesiikasi
oleh
dalam.
telah
·Menteri/Kepala
dengan
ditetapkan
Lembaga/Kepala
Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha · Milik
Daerah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan
sunber
daya
Badan
Usaha
dengan
memperhatikan
pembagian risiko diantara para pihak.
j
www.jdih.kemenkeu.go.id
-42.
Penyediaan Inrastruktur adalah kegiatan yang meliputi
pekerjaan
konstruksi
meningkatkan
kegiatan
untuk
inrastniktur
kemampuan
pengelolaan
pemeliharaan
membangun
inrastruktur
atau
dan/ atau
dan/ atau .
dalam
inrastruktur
rangka
meningkatkan kemanaatan inrastruktur.
3.
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama yang selanjutnya
disingkat PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik
Daerah
sebagai
inrastruktur
penyedia
berdasarkan
atau
penyelenggara
peraturan
perundang
undangan.
4.
Proyek
KPBU
dilaksanakan
adalah
proyek
transaksinya
yang
oleh
disiapkan
PJPK
dalam
dan
rangka
KPBU.
5.
Proyek
KPBU
Prioritas
adalah
Proyek
KPBU
yang
memenuhi kriteria sebagai proyek yang pelaksanaannya
diprioritaskan oleh Pemerintah.
6.
Hasil Keluaran adalah segala kajian dan/ atau dokumen
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya yang disepakati lan
disiapkan
sesua1
melaksanakan
dengan
kegiatan
kebutuhan
dalam
rangka
PJPK
untuk
pelaksanaan
Proyek KPBU.
7.
Fasilitas Yang Diberikan Pada Tahap Penyiapan Proyek
dan/atau
Pelaksanaan
Transaksi
yang
selanjutnya
disebut Fasilitas adalah asilitas iskal yang disediakan
oleh Menteri Keuangan kepada PJPK yang dibiayai dari
sumber-sumber sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.
8.
Dana
adalah
Penyiapan
dana
Proyek
yang
(Poject Development und)
digunakan
untuk
membiayai
pelaksanaan Fasilitas.
9.
Prastudi Kelayakan adalah kajian yang dilakukai untuk
menilai kelayakan KPBU dengan mempertimbangkan
paling
kurang
aspek
hukum,
teknis,
ekonomi,
keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan, dan sosial.
f
www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-
10.
Tahap Perencanaan Proyek KPBU adalah tahap sebelum
dilakukannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU oleh PJPK,
yang menghasilkan studi pendahuluan.
1 1.
Tahap Penyiapan Proyek KBPU adalah tahap sesudah
diselesaikannya Tahap Perencanaan Proyek KPBU oleh
PJPK, yang menghasilkan Prastudi Kelayakan.
12.
Tahap
Pelaksanaan
Transaksi
KPBU
adalah
tahap
sesudah diselesaikannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU
oleh
PJPK,
untuk
melaksanakan
pengadaan
Badan
Usaha dan penandatanganan Perjanjian KPBU.
13.
Kjian Awal Prastudi Kelayakan adalah kjian
yang
terdiri atas kjian hukum dan kelembagaan,
kajian
teknis,
kajian
lingkungan
ekonomi
dan
komersial,
kjian
sosial�
kjian
mengenai
bentuk
dan
kerjasama, kjian risiko, kajian kebutuhan Dukungan
Pemerintah
dan/ atau
dan/ atau
kajian
ditindaklanjuti,
Penjaminan
mengenai
termasuk
Inrastruktur,
hal-hal
yang
penyiapan
perlu
·
rancangan
perjanjian KPBU.
14.
Kajian Akhir Prastudi Kelayakan adalah kjian yang
memuat
penyesuaian
dilakukannya
Kajian
data
Awal
dengan
kondisi
Prastudi
setelah .
Kelayakan
dan
pemutakhiran atas kelayakan dan kesiapan KPBU.
15.
Dukun�an
Kelayakan
adalah
Dukungan
Pemerintah
dalam bentuk kontribusi iskal yang bersiat inansial
yang diberikan terhadap Proyek KPBU oleh menteri yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintah
di
bidang
Penjaminan lnrastruktur adalah
pemberian
jaminan
atas
yang
dilaksanakan
Layanan
(Availability
keuangan dan kekayaan negara.
16.
kewajiban
inansial
PJPK
berdasarkan perjanjian penjaminan.
17.
Pembayaran
Payment)
Ketersediaan
adalah
pembayaran
secara
berkala
oleh
Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala Daerah kepada Badan
Usaha
Pelaksana
atas
Layanan
tersedianya
Inrastruktur yang sesuai dengan kualitas
·
·
dan/ atau
www.jdih.kemenkeu.go.id
-6-
kriteria
sebagaimana
ditentukan
dalam
Perjanjian
KPBU.
18.
Badan Usaha Pelaksana KPBU yang selanjutnya disebut
Badan
Usaha Pelaksana,
adalah
Perseroan
Terbatas
yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau
ditunjuk langsung.
19.
Perjanjian KPBU adalah perJanJian antara PJPK dan
Badan
Usaha
Pelaksana
dalam
rangka
Penyediaan
Inrastruktur.
20.
Kesepakatan
Induk
Pelaksanaan
Dalam
Fasilitas
Kesepakatan
Induk
ditandatangani oleh
Rangka
yang
selanjutnya
adalah
·
Menteri
Penyediaan
disebut
kesepakatan
Keuangan
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
lan
c. q.
yang
Direktur
dan. Risiko
selaku
penyedia Fasilitas dan PJPK selaku penerima Fasilitas,
yang
berisi
prinsip
dan
ketentuan
dasar
mengenai
penyediaan dan pelaksanaan Fasilitas yang wjib ditaati
oleh
PJPK
sebagai . konsekuensi
dari
diterimanya
Permohonan Fasilitas.
2 1.
Perjanjian
Dalam
selanjutnya
Rangka
disebut
Penugasan
Perjanji:n
Khusus
Penugasai
yang
adalah
perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan
c. q.
Direktur
Jenderal
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Risiko dan Direktur Utama dari . Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan untuk melaksanakan Fasilitas,
yang
mengatur
secara
rinci
mengenai
hak
dan
kewajiban keuangan dari Badan Usaha Milik Negara
sehubungan dengan pelaksanaan penugasan.
22.
Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas adalah perjanjian yang
mengacu
kepada
ditandatangani
oleh
Kesepakatan
Direktur
Induk,
Pengelolaan
yang
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur atau Direktur
Utama dari Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
untuk melaksanakan Fasilitas dan wakil yang sah dari
PJPK.
j
www.jdih.kemenkeu.go.id
'
·
-
23.
7
-
Penasehat Transaksi adalah pihak-pihak yan
? terdiri
atas penasehat/ konsultan teknis, penasehat/ konsultan
keuangan,
regulasi,
penasehat/ konsultan
penasehat/ konsultan
hukum
dan/ atau
lingkungan
dan/ atau
penasehat/konsultan lainnya, baik berupa perorangan
dan/ atau
badan
usaha
dan/ atau
lembaga
yang
bertugas untuk membantu pel.ksanaan Fasilitas.
24.
Surat Keputusan Penugasan adalah surat yang berisi
·
penetapan mengenai penugasan khusus kepada Badan
Usaha
Milik
Negara
tertentu
untuk
melaksanakan
Fasilitas.
25.
Permohonan
Fasilitas
permohonan
mengenai
adala.
surat
penyediaan
yang
berisi
Fasilitas
yang
diajukan oleh PJPK kepada Menteri Keuangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pas:l
(1)
Fasilitas
Menteri
sebagaimana
·
ini
dimaksud
merupakan
disiapkan,
dengan
2
disediakan
ketentuan
salah
dan
satu
Peraturan
asilitas
dilaksanakan
percepatan
yang
sesua1
perundang-undangan
mendukung
rangka
pada
dalam
penyediaan
inrastruktur yang dilakukan melalui skema KPBU
untuk menyediakan layanan kepada masyarakat.
(2)
Fasilitas
sebag.imana
disediakan
dalam
kepada
dimaksud
PJPK
guna
meningkatkan
Penyiapan
Proyek
Transaksi
KPBU,
diharapkan
dan
dengan
( 1)
PJPK
pelaksanaan
·
dan/ atau
memenuhi
sesuai
ayat
membantu
efektiitas
KPBU
guna
pada
Pelaksanaan
kualitas
waktu
.
yang
yang
diperkirakan.
(3)
Fasilitas
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
( 1)
merupakan sarana yang bertjuan untuk:
a.
menyelaraskan
proses
dan/ atau
penyediaan
asilitas
mengintegrasikan
oleh
·Menteri
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-8-
. Keuangan untuk Proyek KPBU berupa Dukungan
Kelayakan,
Pejaminan
Inrastruktur,
lan
penerapan skema pengembalian investasi dalam
. bentuk Pembayaran atas Ketersediaan Layanan
dalam satu rangkaian proses yang efektif lan
eisien; lan
membangun standar kajian lan/ atau dokumen
b.
yang dibutuhkan dalam Penyiapan Proyek KPBU
dan/ atau
Pelaksanaan
khususnya
kjian
dokumen
Transaksi
Prastudi
rancangan
KPBU,
Kelayakan
Perjanjian
KPBU,
dan
yang
mampu menarik minat . dan partisipasi Badan
Usaha pada Proyek KPBU tertentu serta untuk
mendukung
kemajuan
pelaksanaan
KPBU
\
di
masa yang akan datang.
BAB III
RUANG LINGKUP, JENIS DAN KRITERIA
Pasal
(1)
3
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2
dapat
disediakan untuk:
a.
Proyek KPBU Prioritas; dan
b.
Proyek KPBU lainnya yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
(2)
Jenis Fasilitas yang dapat disediakan untuk Proyek
KPBU sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
(1)
a.
Fasilitas Penyiapan Proyek; dan/ atau
b.
Fasilitas Pendampingan Transaksi.
Jenis
Fasilitas
Penyiapan
dimaksud pada ayat
(2)
Proyek
meliputi:
sebagaimana
huruf a meliputi:
a.
penyiapan Kajian Akhir Prastudi Kelayakan; lan
b.
penyiapan kajian dan/ atau dokumen pendukung
untuk Kajian Akhir Prastudi Kelayakan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-9-
(4)
Jenis Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana
dimaksud pada ayat
huruf b meliputi kegiatan
(2)
kegiatan sebagai berikut:
a.
pelaksanaan pengadaan Badan Usaha;
b.
pelaksanaan penandatanganan Perjajian KPBU;
dan
c.
perolehan
pembiayaan
untuk
Proyek
KPBU
financial close), sepanjang merupakan bagian
dari tanggung jawab yang dialokasikan kepada
PJPK berdasarkan Perjanjian KPBU.
Pasal
4
Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas dapat disediakan
apabila:
a.
Proyek KPBU telah memenuhi seluruh kriteria dan
persyaratan
sebagaimana
diatur
dalam
mengenai
perundang-undangan
peraturan
Percepatan
Penyediaan Inrastruktur Prioritas.
b.
Jenis Fasilitas yang dimohonkan adalah:
Fasilitas
1.
Penyiapan
Proyek
untuk
penyiapan
Kajian Akhir Prastudi
Kelayakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
ayat
3
(3);
dan/ atau
Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana
2.
dimaksud dalam Pasal
Pasal
Fasilitas
untuk
Proyek
dimaksud dalam Pasal
3
3
(4).
5
KPBU
ayat
ayat
( 1)
. lainnya
sebagaimana
huruf b dapat disediakan
. apabila:
a.
PJPK
telah
melakukan
Penjajakan
Minat
Pasar
(Market Sounding); dan
b.
hasil
Penjajakan
tersebut
Minat
diketahui
Pasar
bahwa
(Market
Proyek
Sounding)
KPBU
yang
bersangkutan diminati oleh para calon investor.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-10Pasal 6
Tata cara pelaksanaan Fasilitas yang liseliakan untuk
Proyek
KPBU
Pasal
lan Proyek KPBU lainnya sebagaimana limaksul
4
lalam
Pasal
Prioritas
sebagaimana
liatur
5,
lengan
limaksul
peraturan
lalam
perunlang
unlangan.
BAB IV
DANA PENYIAPAN PROYEK
Pasal
(1)
·
7
Penyeliaan Fasilitas sebagaimana limaksul lalam
Pasal
ayat
2
(1) .
libiayai lengan
Dana
Penyiapan
Proyek yang bersumber lari Anggaran Penlapatan
lan Belanja Negara (APBN).
(2)
Dana Penyiapan Proyek sebagaimana limaksul pala
ayat
(1)
merupakan belanja negara yang licatat pala
Belanja
Kontribusi
sebagaimana
unlangan
Fasilitas
liatur
lalam
mengenai
Penyiapan
peraturan
tata
cara
Proyek,
perunlang
Perencanaan,
Penelaahan, lan Penetapan Alokasi Bagian Anggaran
Beilahara Umum Negara.
(3)
Anggaran
Proyek
Belanja
Kontribusi
. sebagaimana
Fasilitas
limaksul
pala
Penyiapan
ayat
(2)
lialokasikan sesuai peraturan perunlang-unlangan
mengenai keuangan negara lengan memperhatikan:
, (4)
a.
kemampuan keuangan negara (kapasitas iskal);
b.
kesinambungan iskal; lan
c.
pengelolaan risiko iskal.
Tata
cara
penganggaran,
pengalokasian,
pencairan
lan pelaporan Belanja Kontribusi Fasilitas Penyiapan
Proyek
sebagaimana
lilakukan
sesua1
limaksul
lengan
pala
ketentuan
ayat
(2)
peraturan
perunlang-unlangan.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
11
-
-
BAB V
PRINSIP-PRINSIP PENYEDIAAN DAN PELAKSANAAN
FASILITAS
Pasal
( 1)
PJPK
mengjukan
Menteri
8
Permohonan
Keuangan
c. q.
·
Fasilitas
Direktorat
kepada
Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dat Risiko.
(2)
Pengjuan
dimaksud
permohonan
pada
ayat
( 1)
·
Fasilitas
harus
sebagaimana
memenuhi
segala
kriteria dan persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal
(3)
4
dan Pasal
5.
Permohonan Fasilitas untuk jenis Fasilitas Penyiapan
Proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dijukan
oleh
PJPK
setelah
PJPK
3
ayat
(3),
menyelesaikan
Tahap Perencanaan Proyek KPBU sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai KPBU.
(4)
Permohonan
Fasilitas
Pendampingan
dalam Pasal
3
untuk
Transaksi
ayat
(4),
Jems
Fasilitas
sebagaimana
dimaksud
dijukan oleh PJPK setelah
PJPK menyelesaikan Tahap Penyiapan Proyek KPBU
sesuai
peraturan
mengena1
perundang-undangan
KPBU.
(5)
Permohonan Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas
dijukan
Kajian
PJPK
oleh
Awal
Prastudi
setelah
PJPK
Kelayakan
menyelesaikan
sesuai
peraturan
perundang-undangan mengenai KPBU.
(6)
Pengajuan
KPBU
permohonan
Prioritas
sebagaimana
Fasilitas
maupun
dimaksud
Proyek
dalan
untuk
Proyek
KPBU
lainnya
Pasal
5
dijukan
dengan melampirkan dokumen, inormasi dan/ atau
pernyataan
dari
PJPK
yang
menunjukkan
bahwa
kriteria dan persyaratan yang diwajibkan bagi proyek
proyek tersebut telah terpenuhi.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-12PJPK bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran
(7)
dari segala dokumen, inormasi baik berupa data atau
angka dan/ atau segala pernyataan mengenai Proyek
KPBU yang disediakan, dibuat dan disampaikannya
dalan rangka pengajuah Permohonan Fasilitas.
(8)
Menteri
Keuangan
selaku
penyedia
Fasilitas
menentukan sepenuhnya mengenai jenis dan ruang
lingkup
Fasilitas
termasuk
yang
cara
disediakan
kepada
pelaksanaannya,
mempertimbangkan
kebutuhan
PJPK
setelah
PJPK,
siat
dan
karakteristik serta kondisi aktual pada Proyek KPBU
yang bersangkutan.
(9)
Persetjuan
atas
menyebabkan
Permohonan
terjadinya
Fasilitas
pengalihan
tidak
wewenang
atau tanggung jawab dari PJPK atas pelaksanaan
·
Proyek
KPBU
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku kepada Menteri
Keuangan.
Pasal 9
( 1)
Dalam rangka persiapan pelaksanaan Fasilitas PJPK
wjib:
a.
menandatangani
Kesepakatan
Induk
setelah
dikabulkannya Permohonan Fasilitas;
b.
menetapkan
untuk
tim
pembentukan
melaksanakan
Proyek
ketentuan
peraturan
dengan
undangan
mengena1
yang
bertugas
sesua1
KPBU
KPBU
perundang:
setelah
penandatanganan Kesepakatan Induk; dan
c.
menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas
setelah tim sebagaimana dimaksud pada huruf b
dibentuk.
(2)
Guna
Fasilitas,
mendukung
sejak
keberhasilan
dimulai
hingga
pelaksanaan
berakhirnya
pelaksanaan Fasilitas PJPK wajib:
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-13-
a.
tersedianya
memastikan
lisan
baik
inormasi,
maupun
segala
atas
akses
dalam
tertulis
bentuk apapun, yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan Fasilitas;
b.
mengadakan
dan
dari
pemangku
segala
mendapatkan
dukungan
kepentingan
yang
mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas dan/ atau
Proyek KPBU;
c.
memberikan
arahan
strategis
untuk
permasalahan yang mempengaruhi pelaksanaan
dan/ atau
Fasilitas
tim
dapat
tidak
yang
m1
atau
oleh
KPBU
Proyek
oleh
diselesaikan
dimaksud
sebagaimana
Menteri
pelaksanaan
Peraturan
dalam
pejabat
bawah
di
kelembagaan PJPK yang terkait;
d.
memastikan agar proses pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau
Proyek
gangguan,
dalam
keanggotaan
ayat
( 1)
KPBU
hal
dapat
tanpa
berjalan
terjadinya
perubahan
tim sebagaimana dimaksud pada
atau pada kelembagaan di bawah PJPK
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau Proyek KPBU;
e.
memastikan
agar
setiap
pihak
yang
berada
di bawah kelembagaan PJPK tidak melakukan
tindakan-tindakan
yang
dapat
mengganggu
keberhasilai pelaksanaan Fasilitas; dan
f.
melakukan sosialisasi atas pelaksanaan Proyek
KPBU kepada masyarakat.
(3)
Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),
PJPK
tidak boleh menunjuk atau mengadakan kesepakatan
. dengan pihak lain untuk melakukan hal-hal serupa
dengan hal. hal yang disediakan dan dilakukan dalam
rangka Fasilitas.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-14Pasal
( 1)
Direktorat
Risiko
Jenleral
10
Pengelolaan
Direktorat
c.q.
Pembiayaan
Pengelolaan
lan
Dukungan
Pemerintah lan Pembiayaan lnrastruktur melakukan
ilentiikasi/ veriikasi
atas
kesiapan
PJPK
untuk
menenma
lan
kemampuannya
untuk
Fasilitas
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
Proyek
KPBU
lalam
rangka
berlasarkan
Hasil
Keluaran.
(2)
Apabila berlasarkan ilentiikasi/ veriikasi liperoleh
kesimpulan bahwa PJPK belum memiliki kapasitas
yang memalai sebagaimana limaksul pala ayat
Direktorat
Risiko
Jenleral
dan
mengalakan
Pengelolaan
Direktorat
c.q.
Pemerintah
·
Pengelolaan
Pembiayaan
pelatihan
Pembiayaan
rangka
lan
Dukungan
Inrastruktur
lalam
( 1),
·
lapat
peningkatan
kapasitas PJPK.
(3)
Pelaksanaan
ilentiikasi/ veriikasi
sebagaimana limaksul pala ayat
lan
( 1)
pelatihan
lan ayat
(2)
libiayai lari Dana Penyiapan Proyek.
Pasal
( 1)
11
Pelaksaiaan Fasilitas libantu oleh para Penasehat
Transaksi
yang
memperhatikan
lialakan
kualiikasi
lan
lipilih
masing-masing
lengan
sesuai
lengan kebutuhan pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Setiap
Penasehat
mempertanggunjawabkan
Transaksi
harus
pelaksanaan
segala
tugas lan kewajibannya kepala pelaksana Fasilitas
sesuai lengan kole etik atau kailah yang berlaku
pala profesi masing-masing.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
15
-
Pasal
( 1)
PJPK
menerima
melaksanakan
Hasil
kegiatan
pelaksanaan
12
Proyek
Keluaran,
selanjutnya
KPBU
lan
wjib
dalam
rangka
berdasarkan
Hasil
Keluaran.
(2)
Setiap
Hasil
Keluaran
disusun
lan
disampaikan
kepada PJPK dengan memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
dituangkan dalam dua bahasa
a.
(bilingua�, yaitu
Bahasa Inggris lan Bahasa Indonesia,
sesuai
dengan kaidah-kaidah tata bahasa yang berlaku
pada kedua bahasa tersebut;
berisi inormasi-inormasi yang jelas lan tidak
b.
saling bertentangan dalam satu kjian/ dokumen
dengan kajian/ dokumen yang lain; lan
menyajikan kesimpulan yang jelas lan mudah
c.
dipahami.
Pasal
( 1)
Setiap
pihak
Fasilitas
yang
wajib
13
terkait
dengan
bekerjasama
lan
pelaksanaan
menjalankan
koordinasi yang baik sejak disediakan lan selama
berlangsungnya pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Dalam rangka kerjasama lan koordinasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
( 1),
PJPK
menetapkan
pembentukan tim koordinasi yang bertugas. untuk
mengatasi segala persoalan lan/ atau hambatan yang
timbul selama pelaksanaan Fasilitas.
(3)
Susunan keanggotaan tim koordinasi sebagaimana
dimaksud
di
luar
pada
PJPK
ayat
yang
(2)
terdiri
memiliki
atas
pihak�pihak
pengaruh
langsung
terhadap pelaksanaan Fasilitas.
(4)
Kegiatan tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2)
lan ayat
(3)
dibebankan pada anggaran PJPK.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
16
-
BAB VI·
PELAKSANA FASILITAS
Pasal
Direktorat
( 1)
Risiko
-
Jenderal
c. q.
14
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayaan
Pengelolaan
dan
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur bertindak
sebagai pelaksana asilitas' dan melaksanakan asilitas
berdasarkan Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas.
(2)
Perjanjian
Pelaksanaan
dimaksud pada ayat
( 1)
Fasilitas
sebagaimana
dibuat dengan mengacu pada
Kesepakatan Induk yang berisi paling kurang:
a.
mengenai jenis dan lingkup Fasilitas;
b.
Hasil Keluaran;
c.
berakhirnya Fasilitas; dan
d.
hak
dan
kewajiban lainnya
dari
kedua
belah
pihak dalam rangka pelaksanaan Fasilitas.
(3)
Direktorat
Risiko
Jenderal
c. q.
Pemerintah
Pengelolaan
Direktorat
dan
Pembiayaan
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Dukungan
Inrastruktur ·sebagai
pelaksana asilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1),
a.
melaksanakan tugas pokok yang meliputi:
mengelola
kegiatan
dan
mengadministrasikan
dalam
rangka
pelaksanaan
kegiatan
Fasilitas,
berupa pemberian asistensi dan/ atau konsultasi
kepada PJPK sesuai dengan
lingkup
Fasilitas
yang
jenis
dan
disediakan,
ruang
termasuk
menyusun dan menyampaikan Hasil Kemran;
b.
menyusun
tata
kelola
pelaksanaan
Fasilitas
untuk dituangkan dalam Perjanjian Pelaksanaan
Fasilitas,
termasuk menyusun dan merancang
Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas tersebit; dan
c.
menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan
PJPK
berdasarkan
tata
kelola
pelaksanaan
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada huruf b,
serta membangun kerjasama dan menjalankan
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
•
-
17
-
koordinasi yang baik dengan pihak-pihak l�innya
yang
terkait
atau
yang
dengan
pelaksanaan
mempengaruhi
Fasilitas
pencapaian
hasil
pelaksanaan Fasilitas, sebagaimana diatur dalam
Pasal
12.
Pasal
( 1)
15
Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dapat memberikan penugasan
khusus kepada Badan Usaha Milik Negara tertentu
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang
undangan untuk melaksanakan Fasilitas berdasarkan
pertimbangan bahwa Fasilitas yang disediakan akan
lebih efektif dan eisien jika dilaksanakan melalui
penugasan khusus.
(2)
Penugasan
ayat
( 1)
khusus
dilakukan
Penugasan
yang
sebagaimana
berdasarkan
diterbitkan
dimaksud
Surat
untuk
pada
Keputusan
setiap
Proyek
KPBU yang mendapatkan Fasilitas.
(3)
Atas pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud
pada ayat
( 1)
dan ayat
(2),
Badan Usaha Milik Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1)
mendapatkan
kompensasi dan margin yang wjar sesua1 dengan
peraturan perundang-undangan.
(4)
Pembayaran
kompensasi
dimaksud pada ayat
(3)
dan
margin
sebagaimana
dibiayai dari Dana Penyiapan
Proyek.
(5)
Ketentuan
lebih .
1.njut
mengenai
pelaksanaan
pembayaran kompensasi dan margin diatur dalam
Perjanjian Penugasan
Pasal
( 1)
16
Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk melaksanakan Fasilitas melaksanakan tugas
pokok
ayat
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
14
(3).
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-1 8-
(2)
Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk
melaksanakan
Fasilitas
dapat
mengadakan
Penasehat Transaksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
(3)
1 1.
Dalam
rangka
peningkatan
kapasitas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Milik
Negara
yang
diberi
PJPK
Badan Usaha
10,
penugasan
untuk
melaksanakan Fasilitas dapat membantu Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayaan
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
Dukungan
Inrastruktur
Risiko
c.q.
Pemerintah
dan
dalam
melaksanakan
identiikasi dan/ atau pelatihan.
(4)
Sejak
setiap
diterbitkannya
Badan
Surat
Usaha
Keputusan
Milik
Negara
Penugasan,
yang
diberi
penugasan untuk melaksanakan Fasili.tas wajib:
a.
menyampaikan laporai secara berkala kepada
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko
c.q.
Pemerintah
dan/ atau
Direktorat
dan
PJPK
Pengelolaan
Pembiayaan
atas
dan ayat
b.
penugasan
( 1),
ayat
(2)
(3);
menyampaikan
apabila
Inrastruktur
pelaksanaan
sebagaimana dimaksud pada ayat
Dukungan
Hasil
Keluaran
sementara,
oleh
Direktorat
Pengelolaan
diminta
Pemerintah
Dukungan
dan
Pembiayaan
Inrastruktur dan/ atau PJPK;
c.
menyampaikan Hasil Keluaran inal kepada PJPK
sesua1
dengan
ketentuan
dalam
Pasal
12,
dengan tembusan dan satu salinan ditjukan
kepada
Direktorat
Jenderal
Pembiayaan
dan
Pengelolaan
Dukungan
Risiko
c.q.
Pengelolaan
Direktorat
Pemerintah
dan
Pembiayaan Inrastruktur.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
(5)
19
-
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan
Fasilitas,
termasuk
Penasehat
Transaksi, harus melakukan tindakan-tindakan yang
mendukung keberhasilan pelaksanaan Fasilitas.
(6)
Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan
Risiko
Pemerintah
c.q.
Direktorat Pengelolaan
dan
memberikan
Pembiayaan
masukan
dan
Dukungan
Inrastruktur
arahan
dapat
kepada
setiap
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan
Fasilitas
sepajang
berlangsungnya
pelaksanaan Fasilitas.
BAB VII
PEMBINAN DAN PENGAWASAN
Pasal
(1)
Direktorat
Risiko
Jenderal
melakukan
17
Pengelolaan
pembinaan
Pembiayaan
dan
dan
pengawasan
terhadap kebijakan penyediaan Fasilitas.
(2)
Direktorat
Risiko
·
Jenderal
c.q.
Pengelolaan
Direktorat
Pembiayam
Pengelolaan
lan
Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
Fasilitas
yang
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang diberi
penugasan
melaksanakan
untuk
Fasilitas
berdasarkan Peraturan Menteri ini.
BAB VIII
KETENTUAN PEALIHAN
Pasal
18
Fasilitas yang telah disediakan dan dilaksanakan sebelum
diterbitkannya
selanjutnya
Peraturan
mengikuti
Menteri
ketentuan
m1,
untik
sebagaimana
proses
diatur
dalam Peraturan Menteri ini.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
-20BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal
Peraturan
Menteri
ini
19.
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
Menteri
Peraturan
1n1
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta ·
pada tanggal
31 Desenber 2015
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
.
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
31.Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGAA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2015
NOMOR
2063
I
www.jdih.kemenkeu.go.id