regulasi 1504491268 PMK 265 Tahun 2015 (2)

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

265/PMK.08/2015

TENTANG
FASILITAS DALAM RANGKA PENYIAPAN DAN PELAKSANAAN TANSAKSI
PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFASTRUKTUR

DENGAN AHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

a.


bahwa

dalam

rangka

mencapai

salah

satu

tujuan

bernegara untuk menyediakan asilitas layanan umum
dan melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (2)

dan


Pasal 25 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun
2014

tentang. Percepatan

Prioritas,

Pemerintah

Penyediaan

perlu

Inrastruktur

menyediakan

pendanaan untuk bantuan teknis

asilitas


project development

und);
b.

bahwa penyediaan asilitas layanan umum juga dapat
dilaksanakan melalui penyediaan inrastruktur dengan
menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor

38

Tahun

2015

tentang


Kerjasama

Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Inrastruktur;
c.

bahwa

dalam

pelaksanaan

skema

Kerjasama

Pemerintah dan Badan Usaha sebagaimana dimaksud
pada huruf b,

Penanggung Jawab Proyek Kerjasama


I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-2 -

bertanggunjawab

melaksanakan

penyiapan

dan

Pemerintah

pelaksanaan transaksi Proyek Kerjasama
.


dan Badan Usaha dan Menteri Keuangan menyediakan
· Dukungan

Kelayakan dan Penjaminan

keduanya

yang

berpengaruh

pelaksanaan

keberhasilan
melalui

·

skema


signiikan

penyediaan

Kerjasama

Inrastruktur,
terhadap

inrastruktur

Pemerintah

dan

Badan

Usaha;
d.


bahwa guna memastikan terciptanya
.eektivitas

pelaksanaan

inrastruktur
dimaksud

. dengan

paqa

kebijakan

skema

huruf

percepatan dan


b,

KPBU

Menteri

penyediaan
sebagaim.ana

Keuangan

perlu

menyediakan asilitas guna mendukung pelaksanaan
penyiapan dan transaksi proyek KPBU yang berfungsi ·
sebagai

sarana

penyediaan


untuk

Dukungan

Inrastruktur

pada

mengintegrasikan

Kelayakan
Proyek

dan

proses

Penjaminan


KPBU

sebagaimana

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud pada huruf c;
e.

berdasarkan

bahwa

dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Fasilitas Dalam Rangka Penyiapan Dan Pelaksanaan
Transaksi

Proyek

Kerjasama

Pemerintah

dan

Badan

Usaha Dalam Penyediaan Inrastruktur;
Mengingat

·

· 1.

Undang-)ndang

Nomor.

17

Tahun

2003

tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;
2.

Undang-Undang Nomor
Usaha

Milik

19

Negara

Tahun 2003 tentang Badan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 4 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
3.

Undang-Undang .
Perbendaharaan

Nomor
Negara

1

Tahun

(Lembaran

2004

tentang

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republikindonesi. Nomir 4355);

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

"

-3-

4.

Peraturan Pemerintah Nomor
Tata

Cara

Pelaksanaan

45

2013

Tahun

Anggaran

tentang

P::ndapatan

dan

Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

2913

Tahun

103,

Nomor

Republik Indonesia Nomor

5.

Peraturan

Presiden

Negara

(Lembaran

6.

5423);
75

Nomor

2014

Tahun

Inrastruktur

Penyediaan

Percepatan

Nomor

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

tentang
Prioritas

2.014

Tahun

164);

Peraturan

Presiden

Kerjasama

38

Tahun

2015

Dengan

Badan

Usaha

Nomor

Pemerintah

Penyediaan Inrastruktur
Indonesia Tahun

(Lembaran Neg�ra

tentang
Dalam

Republik

2015 Nomor 62);
MEMUTUSKAN:

·

Menetapka

·

PERATURAN
DALAM

MENTER!

PENYIAPAN

RANGKA

TANSAKSI

KEUANGAN

TENTANG

PELAKSANAN

DAN

PEMERINTAH

KERJASAMA

PROYEK

FASILITAS

DAN

BADAN USAHA DALAM PENYEDIAN INFRASTRUKTUR.

BAB I
KETEN'UAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.

dan

Pemerintah

Kerjasama

Badan

Usaha

yang

selanjutnya disingkat KPBU adalah kerjasama antara
pemerintah
Inrastruktur
mengacu

Badan

dan

untuk

pada

sebelumnya

·

Usaha

yang

Penyediaan

umum

kepentingan

spesiikasi

oleh

dalam.

telah

·Menteri/Kepala

dengan

ditetapkan

Lembaga/Kepala

Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha · Milik
Daerah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan
sunber

daya

Badan

Usaha

dengan

memperhatikan

pembagian risiko diantara para pihak.

j

www.jdih.kemenkeu.go.id

-42.

Penyediaan Inrastruktur adalah kegiatan yang meliputi
pekerjaan

konstruksi

meningkatkan
kegiatan

untuk

inrastniktur

kemampuan

pengelolaan

pemeliharaan

membangun

inrastruktur

atau

dan/ atau
dan/ atau .

dalam

inrastruktur

rangka

meningkatkan kemanaatan inrastruktur.
3.

Penanggung Jawab Proyek Kerjasama yang selanjutnya
disingkat PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik

Daerah

sebagai

inrastruktur

penyedia

berdasarkan

atau

penyelenggara

peraturan

perundang­

undangan.

4.

Proyek

KPBU

dilaksanakan

adalah

proyek

transaksinya

yang

oleh

disiapkan

PJPK

dalam

dan

rangka

KPBU.
5.

Proyek

KPBU

Prioritas

adalah

Proyek

KPBU

yang

memenuhi kriteria sebagai proyek yang pelaksanaannya
diprioritaskan oleh Pemerintah.
6.

Hasil Keluaran adalah segala kajian dan/ atau dokumen
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya yang disepakati lan
disiapkan

sesua1

melaksanakan

dengan

kegiatan

kebutuhan

dalam

rangka

PJPK

untuk

pelaksanaan

Proyek KPBU.
7.

Fasilitas Yang Diberikan Pada Tahap Penyiapan Proyek
dan/atau

Pelaksanaan

Transaksi

yang

selanjutnya

disebut Fasilitas adalah asilitas iskal yang disediakan
oleh Menteri Keuangan kepada PJPK yang dibiayai dari
sumber-sumber sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.

8.

Dana
adalah

Penyiapan
dana

Proyek

yang

(Poject Development und)

digunakan

untuk

membiayai

pelaksanaan Fasilitas.

9.

Prastudi Kelayakan adalah kajian yang dilakukai untuk
menilai kelayakan KPBU dengan mempertimbangkan
paling

kurang

aspek

hukum,

teknis,

ekonomi,

keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan, dan sosial.

f
www.jdih.kemenkeu.go.id

-5-

10.

Tahap Perencanaan Proyek KPBU adalah tahap sebelum
dilakukannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU oleh PJPK,
yang menghasilkan studi pendahuluan.

1 1.

Tahap Penyiapan Proyek KBPU adalah tahap sesudah
diselesaikannya Tahap Perencanaan Proyek KPBU oleh
PJPK, yang menghasilkan Prastudi Kelayakan.

12.

Tahap

Pelaksanaan

Transaksi

KPBU

adalah

tahap

sesudah diselesaikannya Tahap Penyiapan Proyek KPBU
oleh

PJPK,

untuk

melaksanakan

pengadaan

Badan

Usaha dan penandatanganan Perjanjian KPBU.

13.

Kjian Awal Prastudi Kelayakan adalah kjian

yang

terdiri atas kjian hukum dan kelembagaan,

kajian

teknis,

kajian

lingkungan

ekonomi

dan

komersial,

kjian

sosial�

kjian

mengenai

bentuk

dan

kerjasama, kjian risiko, kajian kebutuhan Dukungan
Pemerintah
dan/ atau

dan/ atau
kajian

ditindaklanjuti,

Penjaminan

mengenai
termasuk

Inrastruktur,

hal-hal

yang

penyiapan

perlu

·

rancangan

perjanjian KPBU.

14.

Kajian Akhir Prastudi Kelayakan adalah kjian yang
memuat

penyesuaian

dilakukannya

Kajian

data
Awal

dengan

kondisi

Prastudi

setelah .

Kelayakan

dan

pemutakhiran atas kelayakan dan kesiapan KPBU.

15.

Dukun�an

Kelayakan

adalah

Dukungan

Pemerintah

dalam bentuk kontribusi iskal yang bersiat inansial
yang diberikan terhadap Proyek KPBU oleh menteri yang
menyelenggarakan

urusan

pemerintah

di

bidang

Penjaminan lnrastruktur adalah

pemberian

jaminan

atas

yang

dilaksanakan

Layanan

(Availability

keuangan dan kekayaan negara.

16.

kewajiban

inansial

PJPK

berdasarkan perjanjian penjaminan.

17.

Pembayaran

Payment)

Ketersediaan

adalah

pembayaran

secara

berkala

oleh

Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala Daerah kepada Badan
Usaha

Pelaksana

atas

Layanan

tersedianya

Inrastruktur yang sesuai dengan kualitas

·

·

dan/ atau

www.jdih.kemenkeu.go.id

-6-

kriteria

sebagaimana

ditentukan

dalam

Perjanjian

KPBU.

18.

Badan Usaha Pelaksana KPBU yang selanjutnya disebut
Badan

Usaha Pelaksana,

adalah

Perseroan

Terbatas

yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau
ditunjuk langsung.

19.

Perjanjian KPBU adalah perJanJian antara PJPK dan
Badan

Usaha

Pelaksana

dalam

rangka

Penyediaan

Inrastruktur.

20.

Kesepakatan

Induk

Pelaksanaan

Dalam

Fasilitas

Kesepakatan

Induk

ditandatangani oleh

Rangka

yang

selanjutnya

adalah

·

Menteri

Penyediaan

disebut

kesepakatan

Keuangan

Jenderal Pengelolaan Pembiayaan

lan

c. q.

yang

Direktur

dan. Risiko

selaku

penyedia Fasilitas dan PJPK selaku penerima Fasilitas,
yang

berisi

prinsip

dan

ketentuan

dasar

mengenai

penyediaan dan pelaksanaan Fasilitas yang wjib ditaati
oleh

PJPK

sebagai . konsekuensi

dari

diterimanya

Permohonan Fasilitas.

2 1.

Perjanjian

Dalam

selanjutnya

Rangka

disebut

Penugasan

Perjanji:n

Khusus

Penugasai

yang

adalah

perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan
c. q.

Direktur

Jenderal

Pengelolaan

Pembiayaan

dan

Risiko dan Direktur Utama dari . Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan untuk melaksanakan Fasilitas,
yang

mengatur

secara

rinci

mengenai

hak

dan

kewajiban keuangan dari Badan Usaha Milik Negara
sehubungan dengan pelaksanaan penugasan.

22.

Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas adalah perjanjian yang
mengacu

kepada

ditandatangani

oleh

Kesepakatan
Direktur

Induk,

Pengelolaan

yang

Dukungan

Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur atau Direktur
Utama dari Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
untuk melaksanakan Fasilitas dan wakil yang sah dari
PJPK.

j

www.jdih.kemenkeu.go.id

'

·

-

23.

7

-

Penasehat Transaksi adalah pihak-pihak yan
? terdiri
atas penasehat/ konsultan teknis, penasehat/ konsultan
keuangan,
regulasi,

penasehat/ konsultan
penasehat/ konsultan

hukum

dan/ atau

lingkungan

dan/ atau

penasehat/konsultan lainnya, baik berupa perorangan
dan/ atau

badan

usaha

dan/ atau

lembaga

yang

bertugas untuk membantu pel.ksanaan Fasilitas.

24.

Surat Keputusan Penugasan adalah surat yang berisi
·

penetapan mengenai penugasan khusus kepada Badan
Usaha

Milik

Negara

tertentu

untuk

melaksanakan

Fasilitas.
25.

Permohonan

Fasilitas

permohonan

mengenai

adala.

surat

penyediaan

yang

berisi

Fasilitas

yang

diajukan oleh PJPK kepada Menteri Keuangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pas:l

(1)

Fasilitas
Menteri

sebagaimana
·

ini

dimaksud

merupakan

disiapkan,
dengan

2

disediakan
ketentuan

salah
dan

satu

Peraturan

asilitas

dilaksanakan

percepatan

yang
sesua1

perundang-undangan

mendukung

rangka

pada

dalam

penyediaan

inrastruktur yang dilakukan melalui skema KPBU
untuk menyediakan layanan kepada masyarakat.

(2)

Fasilitas

sebag.imana

disediakan
dalam

kepada

dimaksud

PJPK

guna

meningkatkan

Penyiapan

Proyek

Transaksi

KPBU,

diharapkan

dan

dengan

( 1)

PJPK

pelaksanaan

·

dan/ atau

memenuhi

sesuai

ayat

membantu

efektiitas

KPBU
guna

pada

Pelaksanaan
kualitas
waktu

.

yang
yang

diperkirakan.

(3)

Fasilitas

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

( 1)

merupakan sarana yang bertjuan untuk:
a.

menyelaraskan
proses

dan/ atau

penyediaan

asilitas

mengintegrasikan
oleh

·Menteri

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-8-

. Keuangan untuk Proyek KPBU berupa Dukungan
Kelayakan,

Pejaminan

Inrastruktur,

lan

penerapan skema pengembalian investasi dalam
. bentuk Pembayaran atas Ketersediaan Layanan
dalam satu rangkaian proses yang efektif lan
eisien; lan
membangun standar kajian lan/ atau dokumen

b.

yang dibutuhkan dalam Penyiapan Proyek KPBU
dan/ atau

Pelaksanaan

khususnya

kjian

dokumen

Transaksi

Prastudi

rancangan

KPBU,

Kelayakan

Perjanjian

KPBU,

dan
yang

mampu menarik minat . dan partisipasi Badan
Usaha pada Proyek KPBU tertentu serta untuk
mendukung

kemajuan

pelaksanaan

KPBU

\

di

masa yang akan datang.

BAB III
RUANG LINGKUP, JENIS DAN KRITERIA

Pasal

(1)

3

Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2

dapat

disediakan untuk:
a.

Proyek KPBU Prioritas; dan

b.

Proyek KPBU lainnya yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

(2)

Jenis Fasilitas yang dapat disediakan untuk Proyek
KPBU sebagaimana dimaksud pada ayat

(3)

(1)

a.

Fasilitas Penyiapan Proyek; dan/ atau

b.

Fasilitas Pendampingan Transaksi.

Jenis

Fasilitas

Penyiapan

dimaksud pada ayat

(2)

Proyek

meliputi:

sebagaimana

huruf a meliputi:

a.

penyiapan Kajian Akhir Prastudi Kelayakan; lan

b.

penyiapan kajian dan/ atau dokumen pendukung
untuk Kajian Akhir Prastudi Kelayakan.

www.jdih.kemenkeu.go.id

-9-

(4)

Jenis Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana
dimaksud pada ayat

huruf b meliputi kegiatan­

(2)

kegiatan sebagai berikut:
a.

pelaksanaan pengadaan Badan Usaha;

b.

pelaksanaan penandatanganan Perjajian KPBU;
dan

c.

perolehan

pembiayaan

untuk

Proyek

KPBU

financial close), sepanjang merupakan bagian
dari tanggung jawab yang dialokasikan kepada
PJPK berdasarkan Perjanjian KPBU.

Pasal

4

Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas dapat disediakan
apabila:
a.

Proyek KPBU telah memenuhi seluruh kriteria dan
persyaratan

sebagaimana

diatur

dalam

mengenai

perundang-undangan

peraturan
Percepatan

Penyediaan Inrastruktur Prioritas.
b.

Jenis Fasilitas yang dimohonkan adalah:
Fasilitas

1.

Penyiapan

Proyek

untuk

penyiapan

Kajian Akhir Prastudi

Kelayakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

ayat

3

(3);

dan/ atau

Fasilitas Pendampingan Transaksi sebagaimana

2.

dimaksud dalam Pasal

Pasal
Fasilitas

untuk

Proyek

dimaksud dalam Pasal

3

3

(4).

5

KPBU

ayat

ayat

( 1)

. lainnya

sebagaimana

huruf b dapat disediakan

. apabila:
a.

PJPK

telah

melakukan

Penjajakan

Minat

Pasar

(Market Sounding); dan
b.

hasil

Penjajakan

tersebut

Minat

diketahui

Pasar

bahwa

(Market

Proyek

Sounding)

KPBU

yang

bersangkutan diminati oleh para calon investor.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-10Pasal 6
Tata cara pelaksanaan Fasilitas yang liseliakan untuk
Proyek

KPBU

Pasal

lan Proyek KPBU lainnya sebagaimana limaksul

4

lalam

Pasal

Prioritas

sebagaimana

liatur

5,

lengan

limaksul

peraturan

lalam

perunlang­

unlangan.

BAB IV
DANA PENYIAPAN PROYEK

Pasal

(1)

·

7

Penyeliaan Fasilitas sebagaimana limaksul lalam
Pasal

ayat

2

(1) .

libiayai lengan

Dana

Penyiapan

Proyek yang bersumber lari Anggaran Penlapatan
lan Belanja Negara (APBN).

(2)

Dana Penyiapan Proyek sebagaimana limaksul pala
ayat

(1)

merupakan belanja negara yang licatat pala

Belanja

Kontribusi

sebagaimana
unlangan

Fasilitas

liatur

lalam

mengenai

Penyiapan

peraturan

tata

cara

Proyek,

perunlang­
Perencanaan,

Penelaahan, lan Penetapan Alokasi Bagian Anggaran
Beilahara Umum Negara.

(3)

Anggaran
Proyek

Belanja

Kontribusi

. sebagaimana

Fasilitas

limaksul

pala

Penyiapan
ayat

(2)

lialokasikan sesuai peraturan perunlang-unlangan
mengenai keuangan negara lengan memperhatikan:

, (4)

a.

kemampuan keuangan negara (kapasitas iskal);

b.

kesinambungan iskal; lan

c.

pengelolaan risiko iskal.

Tata

cara

penganggaran,

pengalokasian,

pencairan

lan pelaporan Belanja Kontribusi Fasilitas Penyiapan
Proyek

sebagaimana

lilakukan

sesua1

limaksul

lengan

pala

ketentuan

ayat

(2)

peraturan

perunlang-unlangan.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

11

-

-

BAB V
PRINSIP-PRINSIP PENYEDIAAN DAN PELAKSANAAN
FASILITAS

Pasal

( 1)

PJPK

mengjukan

Menteri

8

Permohonan

Keuangan

c. q.

·

Fasilitas

Direktorat

kepada
Jenderal

Pengelolaan Pembiayaan dat Risiko.

(2)

Pengjuan
dimaksud

permohonan
pada

ayat

( 1)

·

Fasilitas
harus

sebagaimana

memenuhi

segala

kriteria dan persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal

(3)

4

dan Pasal

5.

Permohonan Fasilitas untuk jenis Fasilitas Penyiapan
Proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dijukan

oleh

PJPK

setelah

PJPK

3

ayat

(3),

menyelesaikan

Tahap Perencanaan Proyek KPBU sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai KPBU.

(4)

Permohonan

Fasilitas

Pendampingan
dalam Pasal

3

untuk

Transaksi
ayat

(4),

Jems

Fasilitas

sebagaimana

dimaksud

dijukan oleh PJPK setelah

PJPK menyelesaikan Tahap Penyiapan Proyek KPBU
sesuai

peraturan

mengena1

perundang-undangan

KPBU.

(5)

Permohonan Fasilitas untuk Proyek KPBU Prioritas
dijukan
Kajian

PJPK

oleh

Awal

Prastudi

setelah

PJPK

Kelayakan

menyelesaikan

sesuai

peraturan

perundang-undangan mengenai KPBU.

(6)

Pengajuan
KPBU

permohonan

Prioritas

sebagaimana

Fasilitas

maupun

dimaksud

Proyek

dalan

untuk

Proyek

KPBU

lainnya

Pasal

5

dijukan

dengan melampirkan dokumen, inormasi dan/ atau
pernyataan

dari

PJPK

yang

menunjukkan

bahwa

kriteria dan persyaratan yang diwajibkan bagi proyek­
proyek tersebut telah terpenuhi.

I
www.jdih.kemenkeu.go.id

-12PJPK bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran

(7)

dari segala dokumen, inormasi baik berupa data atau
angka dan/ atau segala pernyataan mengenai Proyek
KPBU yang disediakan, dibuat dan disampaikannya
dalan rangka pengajuah Permohonan Fasilitas.
(8)

Menteri

Keuangan

selaku

penyedia

Fasilitas

menentukan sepenuhnya mengenai jenis dan ruang
lingkup

Fasilitas

termasuk

yang

cara

disediakan

kepada

pelaksanaannya,

mempertimbangkan

kebutuhan

PJPK
setelah

PJPK,

siat

dan

karakteristik serta kondisi aktual pada Proyek KPBU
yang bersangkutan.
(9)

Persetjuan

atas

menyebabkan

Permohonan

terjadinya

Fasilitas

pengalihan

tidak

wewenang

atau tanggung jawab dari PJPK atas pelaksanaan
·

Proyek

KPBU

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan yang berlaku kepada Menteri
Keuangan.

Pasal 9

( 1)

Dalam rangka persiapan pelaksanaan Fasilitas PJPK
wjib:
a.

menandatangani

Kesepakatan

Induk

setelah

dikabulkannya Permohonan Fasilitas;
b.

menetapkan
untuk

tim

pembentukan

melaksanakan

Proyek

ketentuan

peraturan

dengan
undangan

mengena1

yang

bertugas
sesua1

KPBU

KPBU

perundang:
setelah

penandatanganan Kesepakatan Induk; dan
c.

menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas
setelah tim sebagaimana dimaksud pada huruf b
dibentuk.

(2)

Guna
Fasilitas,

mendukung
sejak

keberhasilan

dimulai

hingga

pelaksanaan
berakhirnya

pelaksanaan Fasilitas PJPK wajib:

I
www.jdih.kemenkeu.go.id

-13-

a.

tersedianya

memastikan

lisan

baik

inormasi,

maupun

segala

atas

akses

dalam

tertulis

bentuk apapun, yang dibutuhkan dalam rangka
pelaksanaan Fasilitas;
b.

mengadakan

dan

dari

pemangku

segala

mendapatkan

dukungan

kepentingan

yang

mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas dan/ atau
Proyek KPBU;
c.

memberikan

arahan

strategis

untuk

permasalahan yang mempengaruhi pelaksanaan
dan/ atau

Fasilitas

tim

dapat

tidak

yang

m1

atau

oleh

KPBU

Proyek

oleh

diselesaikan

dimaksud

sebagaimana

Menteri

pelaksanaan

Peraturan

dalam

pejabat

bawah

di

kelembagaan PJPK yang terkait;
d.

memastikan agar proses pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau

Proyek

gangguan,

dalam

keanggotaan
ayat

( 1)

KPBU
hal

dapat

tanpa

berjalan

terjadinya

perubahan

tim sebagaimana dimaksud pada

atau pada kelembagaan di bawah PJPK

yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Fasilitas
dan/ atau Proyek KPBU;
e.

memastikan

agar

setiap

pihak

yang

berada

di bawah kelembagaan PJPK tidak melakukan
tindakan-tindakan

yang

dapat

mengganggu

keberhasilai pelaksanaan Fasilitas; dan
f.

melakukan sosialisasi atas pelaksanaan Proyek
KPBU kepada masyarakat.

(3)

Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat

(2),

PJPK

tidak boleh menunjuk atau mengadakan kesepakatan
. dengan pihak lain untuk melakukan hal-hal serupa
dengan hal. hal yang disediakan dan dilakukan dalam
rangka Fasilitas.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-14Pasal

( 1)

Direktorat
Risiko

Jenleral

10

Pengelolaan

Direktorat

c.q.

Pembiayaan

Pengelolaan

lan

Dukungan

Pemerintah lan Pembiayaan lnrastruktur melakukan
ilentiikasi/ veriikasi

atas

kesiapan

PJPK

untuk

menenma

lan

kemampuannya

untuk

Fasilitas

melaksanakan

kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

Proyek

KPBU

lalam

rangka

berlasarkan

Hasil

Keluaran.

(2)

Apabila berlasarkan ilentiikasi/ veriikasi liperoleh
kesimpulan bahwa PJPK belum memiliki kapasitas
yang memalai sebagaimana limaksul pala ayat
Direktorat
Risiko

Jenleral

dan

mengalakan

Pengelolaan

Direktorat

c.q.

Pemerintah

·

Pengelolaan

Pembiayaan

pelatihan

Pembiayaan

rangka

lan

Dukungan

Inrastruktur

lalam

( 1),

·

lapat

peningkatan

kapasitas PJPK.

(3)

Pelaksanaan

ilentiikasi/ veriikasi

sebagaimana limaksul pala ayat

lan

( 1)

pelatihan

lan ayat

(2)

libiayai lari Dana Penyiapan Proyek.

Pasal

( 1)

11

Pelaksaiaan Fasilitas libantu oleh para Penasehat
Transaksi

yang

memperhatikan

lialakan
kualiikasi

lan

lipilih

masing-masing

lengan
sesuai

lengan kebutuhan pelaksanaan Fasilitas.

(2)

Setiap

Penasehat

mempertanggunjawabkan

Transaksi

harus

pelaksanaan

segala

tugas lan kewajibannya kepala pelaksana Fasilitas
sesuai lengan kole etik atau kailah yang berlaku
pala profesi masing-masing.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-

15

-

Pasal

( 1)

PJPK

menerima

melaksanakan

Hasil

kegiatan

pelaksanaan

12

Proyek

Keluaran,

selanjutnya
KPBU

lan

wjib

dalam

rangka

berdasarkan

Hasil

Keluaran.

(2)

Setiap

Hasil

Keluaran

disusun

lan

disampaikan

kepada PJPK dengan memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
dituangkan dalam dua bahasa

a.

(bilingua�, yaitu

Bahasa Inggris lan Bahasa Indonesia,

sesuai

dengan kaidah-kaidah tata bahasa yang berlaku
pada kedua bahasa tersebut;
berisi inormasi-inormasi yang jelas lan tidak

b.

saling bertentangan dalam satu kjian/ dokumen
dengan kajian/ dokumen yang lain; lan
menyajikan kesimpulan yang jelas lan mudah

c.

dipahami.

Pasal

( 1)

Setiap

pihak

Fasilitas

yang

wajib

13

terkait

dengan

bekerjasama

lan

pelaksanaan
menjalankan

koordinasi yang baik sejak disediakan lan selama
berlangsungnya pelaksanaan Fasilitas.

(2)

Dalam rangka kerjasama lan koordinasi sebagaimana
dimaksud

pada

ayat

( 1),

PJPK

menetapkan

pembentukan tim koordinasi yang bertugas. untuk
mengatasi segala persoalan lan/ atau hambatan yang
timbul selama pelaksanaan Fasilitas.

(3)

Susunan keanggotaan tim koordinasi sebagaimana
dimaksud
di

luar

pada

PJPK

ayat
yang

(2)

terdiri

memiliki

atas

pihak�pihak

pengaruh

langsung

terhadap pelaksanaan Fasilitas.

(4)

Kegiatan tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat

(2)

lan ayat

(3)

dibebankan pada anggaran PJPK.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-

16

-

BAB VI·
PELAKSANA FASILITAS

Pasal
Direktorat

( 1)

Risiko
-

Jenderal

c. q.

14

Pengelolaan

Direktorat

Pembiayaan

Pengelolaan

dan

Dukungan

Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur bertindak
sebagai pelaksana asilitas' dan melaksanakan asilitas
berdasarkan Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas.

(2)

Perjanjian

Pelaksanaan

dimaksud pada ayat

( 1)

Fasilitas

sebagaimana

dibuat dengan mengacu pada

Kesepakatan Induk yang berisi paling kurang:
a.

mengenai jenis dan lingkup Fasilitas;

b.

Hasil Keluaran;

c.

berakhirnya Fasilitas; dan

d.

hak

dan

kewajiban lainnya

dari

kedua

belah

pihak dalam rangka pelaksanaan Fasilitas.

(3)

Direktorat
Risiko

Jenderal

c. q.

Pemerintah

Pengelolaan

Direktorat
dan

Pembiayaan

Pengelolaan

Pembiayaan

dan

Dukungan

Inrastruktur ·sebagai

pelaksana asilitas sebagaimana dimaksud pada ayat

( 1),
a.

melaksanakan tugas pokok yang meliputi:
mengelola
kegiatan

dan

mengadministrasikan

dalam

rangka

pelaksanaan

kegiatan­
Fasilitas,

berupa pemberian asistensi dan/ atau konsultasi
kepada PJPK sesuai dengan
lingkup

Fasilitas

yang

jenis

dan

disediakan,

ruang

termasuk

menyusun dan menyampaikan Hasil Kemran;
b.

menyusun

tata

kelola

pelaksanaan

Fasilitas

untuk dituangkan dalam Perjanjian Pelaksanaan
Fasilitas,

termasuk menyusun dan merancang

Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas tersebit; dan
c.

menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan
PJPK

berdasarkan

tata

kelola

pelaksanaan

Fasilitas sebagaimana dimaksud pada huruf b,
serta membangun kerjasama dan menjalankan

I

www.jdih.kemenkeu.go.id



-

17

-

koordinasi yang baik dengan pihak-pihak l�innya
yang

terkait

atau

yang

dengan

pelaksanaan

mempengaruhi

Fasilitas

pencapaian

hasil

pelaksanaan Fasilitas, sebagaimana diatur dalam
Pasal

12.
Pasal

( 1)

15

Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dapat memberikan penugasan
khusus kepada Badan Usaha Milik Negara tertentu
sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang­

undangan untuk melaksanakan Fasilitas berdasarkan
pertimbangan bahwa Fasilitas yang disediakan akan
lebih efektif dan eisien jika dilaksanakan melalui
penugasan khusus.

(2)

Penugasan
ayat

( 1)

khusus

dilakukan

Penugasan

yang

sebagaimana
berdasarkan

diterbitkan

dimaksud
Surat

untuk

pada

Keputusan

setiap

Proyek

KPBU yang mendapatkan Fasilitas.

(3)

Atas pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud
pada ayat

( 1)

dan ayat

(2),

Badan Usaha Milik Negara

sebagaimana dimaksud pada ayat

( 1)

mendapatkan

kompensasi dan margin yang wjar sesua1 dengan
peraturan perundang-undangan.

(4)

Pembayaran

kompensasi

dimaksud pada ayat

(3)

dan

margin

sebagaimana

dibiayai dari Dana Penyiapan

Proyek.

(5)

Ketentuan

lebih .

1.njut

mengenai

pelaksanaan

pembayaran kompensasi dan margin diatur dalam
Perjanjian Penugasan

Pasal

( 1)

16

Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk melaksanakan Fasilitas melaksanakan tugas
pokok
ayat

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

14

(3).

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-1 8-

(2)

Badan Usaha Milik Negara yang diberi penugasan
untuk

melaksanakan

Fasilitas

dapat

mengadakan

Penasehat Transaksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal

(3)

1 1.

Dalam

rangka

peningkatan

kapasitas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Milik

Negara

yang

diberi

PJPK

Badan Usaha

10,

penugasan

untuk

melaksanakan Fasilitas dapat membantu Direktorat
Jenderal

Pengelolaan

Direktorat

Pembiayaan

Pengelolaan

Pembiayaan

dan

Dukungan

Inrastruktur

Risiko

c.q.

Pemerintah

dan

dalam

melaksanakan

identiikasi dan/ atau pelatihan.

(4)

Sejak
setiap

diterbitkannya
Badan

Surat

Usaha

Keputusan

Milik

Negara

Penugasan,
yang

diberi

penugasan untuk melaksanakan Fasili.tas wajib:
a.

menyampaikan laporai secara berkala kepada
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko

c.q.

Pemerintah
dan/ atau

Direktorat
dan

PJPK

Pengelolaan

Pembiayaan
atas

dan ayat
b.

penugasan

( 1),

ayat

(2)

(3);

menyampaikan
apabila

Inrastruktur

pelaksanaan

sebagaimana dimaksud pada ayat

Dukungan

Hasil

Keluaran

sementara,

oleh

Direktorat

Pengelolaan

diminta

Pemerintah

Dukungan

dan

Pembiayaan

Inrastruktur dan/ atau PJPK;
c.

menyampaikan Hasil Keluaran inal kepada PJPK
sesua1

dengan

ketentuan

dalam

Pasal

12,

dengan tembusan dan satu salinan ditjukan
kepada

Direktorat

Jenderal

Pembiayaan

dan

Pengelolaan

Dukungan

Risiko

c.q.

Pengelolaan
Direktorat

Pemerintah

dan

Pembiayaan Inrastruktur.

I

www.jdih.kemenkeu.go.id

-

(5)

19

-

Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan

Fasilitas,

termasuk

Penasehat

Transaksi, harus melakukan tindakan-tindakan yang
mendukung keberhasilan pelaksanaan Fasilitas.

(6)

Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan
Fasilitas, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan

Risiko

Pemerintah

c.q.

Direktorat Pengelolaan

dan

memberikan

Pembiayaan

masukan

dan

Dukungan

Inrastruktur

arahan

dapat

kepada

setiap

Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk
melaksanakan

Fasilitas

sepajang

berlangsungnya

pelaksanaan Fasilitas.

BAB VII
PEMBINAN DAN PENGAWASAN

Pasal

(1)

Direktorat
Risiko

Jenderal

melakukan

17

Pengelolaan
pembinaan

Pembiayaan
dan

dan

pengawasan

terhadap kebijakan penyediaan Fasilitas.

(2)

Direktorat
Risiko

·

Jenderal

c.q.

Pengelolaan

Direktorat

Pembiayam

Pengelolaan

lan

Dukungan

Pemerintah dan Pembiayaan Inrastruktur melakukan
pengawasan

terhadap

pelaksanaan

Fasilitas

yang

dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang diberi
penugasan

melaksanakan

untuk

Fasilitas

berdasarkan Peraturan Menteri ini.

BAB VIII
KETENTUAN PEALIHAN

Pasal

18

Fasilitas yang telah disediakan dan dilaksanakan sebelum
diterbitkannya
selanjutnya

Peraturan

mengikuti

Menteri

ketentuan

m1,

untik

sebagaimana

proses
diatur

dalam Peraturan Menteri ini.

I
www.jdih.kemenkeu.go.id

-20BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal
Peraturan

Menteri

ini

19.

mulai

berlaku

pada

tanggal

diundangkan.

Agar

setiap

pengundangan

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

Menteri

Peraturan

1n1

dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta ·
pada tanggal

31 Desenber 2015

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
.
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal

31.Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGAA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

2015

NOMOR

2063

I

www.jdih.kemenkeu.go.id