PENGARUH RISIKO USAHA DAN VOLUME USAHA BANK TERHADAP CAR PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository
PENGARUH RISIKO USAHA DAN VOLUME USAHA BANK
TERHADAP CAR PADA BANK UMUM
SWASTA NASIONAL DEVISA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen Oleh :
HADIANA PUTRI ISNAINI
2013210921
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2017
PENGARUH RISIKO USAHA DAN VOLUME USAHA BANK
TERHADAP CAR PADA BANK UMUM
SWATA NASIONAL DEVISA
Hadiana Putri Isnaini
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of variables Liquidity Risk,
Credit Risk, Market Risk,Operational Risk, and Volume of Bank Business toward
CAR on Foreign Exchange National Private Commercial Bank simultaneously
and partially.The sample used in this research are Bank Antardaerah, Bank of
India Indonesia, and Bank Agris. This research period starting from the first
quarter of 2011 until the second quarter of 2016. The technique of data analysis
in this research is descriptive analysis and the multiple linier regression
analysis.The results provides evidence that LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO,
FBIR, and SIZE have significant influence simultaneously toward CAR on
Foreign Exchange National Private Commercial Bank. IRR partially has positive
significant influence toward CAR on Foreign Exchange National Private
Commercial Bank. NPL partially has negative significant influence toward CAR
on Foreign Exchange National Private Commercial Bank.
Keyword : Liquidity Risk, Credit Risk, Market Risk, Operational Risk, SIZE,
and CARPENDAHULUAN yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Undang-Undang dimana rasio ini dibandingkan antara Negara Republik Indonesia Nomer modal bank dengan aktiva
10 Tahun 1998 Tanggal 10 tertimbang menurut risiko. CAR November 1998 tentang perbankan, merupakan indikator kemampuan yang dimaksud dengan bank adalah bank untuk menutupi kerugian bank badan usaha yang menghimpun dana yang dikarenakan oleh aktiva-aktiva dari masyarakat dalam bentuk berisiko (Kuncoro dan Suhardjono, simpanan dan menyalurkannya 2011 : 519). CAR adalah modal kepada masyarakat dalam bentuk dengan risiko yang dihadapi oleh kredit dan atau bentuk-bentuk bank. CAR sebuah bank yang baik lainnya dalam rangka meningkatkan akan mengalami peningkatan dari taraf hidup rakyat banyak. waktu kewaktu.
Kemampuan permodalan bank Berdasarkan POJK nomor dapat diukur dengan rasio keuangan 18/POJK.03/2016 menyatakan bahwa risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko oprasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko strategik. Namun, dari beberapa risiko tersebut yang dapat dihitung dengan rasio keuangan adalah risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.
Risiko likuiditas bank adalah risiko yang terjadi karena bank tidak mampu untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diangunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank (POJK nomor 18/POJK.03/2016). Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur risiko likuiditas bank antara lain dengan Loan To
Deposito Ratio (LDR) dan Investing Policy Ratio (IPR).
Risiko kredit dapat diartikan sebagai risiko yang berkaitan dengan beberapa kemungkinan counterparty akan gagal memenuhi kewajibannya bisa dikatakan risiko yang dimana debitur tidak dapat membayar kembali hutangnya (POJK nomor 18/POJK.03/2016). Risiko kredit yang dihadapi oleh bank dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang salah satunya adalah
Non Performing Loan (NPL) dan Aktifa Produktif Bermasalah (APB).
Risiko pasar dalah risiko yang pada posisi neraca dan rekening administratifnya termasuk transaksi derivatif, akibat dari perubahan secara menyeluruh dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (POJK nomor 18/POJK.03/2016). Untuk mengukur risiko pasar dapat digunakan rasio keuangan salah satunya dengan menggunakan Interest Rate Risk
(IRR) dimana rasio ini digunakan untuk mengetahui risiko suku bunga.
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidak cukupan atau tdiak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian- kejadian ekternal yang mempengaruhi operasional bank (POJK nomor 18/POJK.03/2016). Risiko operasional yang dihadapi bank dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain Biaya Oprasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Fee Based Income Ratio (FBIR). Volume Usaha (SIZE) rasio yang berfungsi untuk mengetahui total aset yang dimiliki bank dan tingkat likuditas bank. Rasio bank size ini berasal dari hasil log (Asset).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh positif LDR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh positif IPR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh positif FBIR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui signifikansi pengaruh positif SIZE secara parsial terhadap CAR pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Mengetahui dari variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE yang memiliki pengaruh dominan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
TINJAUAN PUSTAKA
Capital Adequacy Rasio (CAR)
rasio yang mengukur kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjukan aktiva yang mengandung atau menghasilkan rsaio. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disenankan oleh aktiva berisiko.Rumus yang digunakan (Lukman Dendawijaya, 2009 : 121) : !"# = !"#$%
!"#$
×100%
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang diajukan. Semakin besar risiko ini semakin likuid
.
Menurut pendapat (Kasmir,
2012 : 315) dan juga disukung oleh (Veithzal Rivai, 2012 : 484), risiko likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut (Kasmir, 2012 : 315- 319) :
Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pertimbangan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
!"# = !"#$%ℎ !"#$%& !"#$ !"#$%"&'( !"#$% !"#" !"ℎ!" !"#$%& ×100%
Loan (NPL) merupakan kredit
×100% Risiko Pasar
!"# = !"#$%& !"#$%&'() !"#$%&%'%! !"#$% !"#$%& !"#$%&'()
Aktiva Produktif Bermasalah adalah aktiva produktif dalam rupiahdan valuta asing yang dimiki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif juga sering disebut dengan aktiva yang menghasilkan karena penempatan dana bank tersebut tujuannya adalah mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional lainnya. (Lukman Dendawijaya, 2009 : 62). Rumus APB yang digunakan sebagai berikut:
Aktiva Produktif Bermasalah (APB)
×100%
!"#$%& !"#$%&%'%( !"!#$ !"#$%&
dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Selain itu rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya.Rumus NPL yang digunakan sebagai berikut : !"# =
Menurut (PBI Nomor 17/11/PBI/2015), Non Performing
Investing Policy Ratio (IPR)
Non Performing Loan (NPL)
dapat digunakan dalam mengukur risiko kredit adalah sebagai berikut (SEOJK No. 43/SEOJK.03/2016) :
trading book. Adapun risiko yang
Menurut (Veithzal Rivai, 2013 : 563) Rasiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajiban. Risiko kredit ini dapat bersumber dari aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, dan pembiyaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun
Risiko Kredit
!"# = !"#$% !"#ℎ!"#! !"#$ !"#"$"%" !"#ℎ !"#$ !"#$% !"# ! 100%
IPR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposan dengan cara melikuiditasi surat-surat berharga yang dimiliki. IPR dapat menggambarkan kemapuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank yang dapat merugikan bank. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional bank seperti : investasi dalam bentuk surat berharga, dan pasar uang maupun penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana, dan kegiatan pendanaan serta penerbitan surat berharga, dan kegiatan pembiayaan perdagangan (Veithzal Rivai, 2013 : 569).
Interest Rate Risk (IRR)
Risiko suku bunga merupakan potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga dipasar yang berlawanan posisi atau transaksi bank yang mendukung risiko suku bunga (Veithaz Rivai, 2013 : 570). Misalnya dana yang bersumber dari deposito yang berjangka waktu satu bulan dialokasikan dalam obligasi jangka panjang atau instrumen penanaman jangka panjang lainnya. Risiko suku bunga akan timbul karena deposito berjangka waktu satu bulan dapat berubah naik, sementara obligasi jangka panjang biasanya memiliki bunga tetap, hal tersebut mengakibatkan kerugian pada pihak bank. Risiko suku bunga menunjukkan kemampuan bank untuk mengoperasikan dana hutang yang diterima nasabah, baik dalam bentuk giro, tabungan, deposito, ataupun dana pihak ketiga.Rumus
IRR yang digunakan sebagai berikut (Veithzal Rivai, 2013 : 305) :
!"" = !"#$ !"#$ × 100%
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang anatara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem ekternal yang mempengaruhi operasional bank. (Veithzal Rivai, 2013 : 579).Risiko operasional dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan antara lain :
Fee Based Income Ratio (FBIR)
FBIR merupakan keuntungan yang didapat dari transasksi yang diberikan dalam jasa-jasa lainnya atau spread based (Selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman). Dalam hal operasinya bank melakukan penanaman dalam aktiva produktif seperti kredit dan surat-surat berharga yang diberikan, memberikan komitmen dan jasa-jasa lain yang digolongkan sebagai fee based income atau off balanced activities. Menurut SEBI No.13/30/DPNP tanggal
16 Desember 2011. FBIR ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Veithzal Rivai, 2013 : 482) :
!"#$ = !"#$%&%'%# !"#$%&'()%* !"#$%& !"#$% !"#$%&%'%# !"#$%&'()%* ! 100%
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini gunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya (Veithzal Rivai, 2013 : 482) BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
!"#" = !"#$# !"#$% !"#$%&'()%* !"#$%&%'%# !"#$%&'()%* ×100%
Volume Usaha Bank (SIZE)
Volume Usaha merupakan besarnya kekayaan yang dimiki oleh suatu peusahaan. Volume usaha dapat dinyatakan dalam total aktiva maupun logSIZE. Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Hal itu terjadi apabila asset yang dimiliki oleh bank tersbut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank, sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar. Semakin besar aktiva perusahaan, maka semakin banyak modal yangditanam dalam aktiva tersebut. Pada neraca bank, aktiva menunjukkan posisi penggunaan dana (Suhardjono, 2011 : 569). Ukuran perusahaan dihitung dengan rasio bank size sebagai berikut : SIZEBANK= Ln (Total Asset).
METODE PENELITIAN
produktif bermasalah dengan total aktiva produktif yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
Populasi, Sampel , dan teknik Pengambilan Sampel
sendiri tehadap aktiva tertimbang menurut resiko yang dimiliki Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
CAR = Perbandingan antara modal
pendapatan operasional bank diluar pendapatan bunga dengan pendapatan operasional yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Volume usaha = Logaritma dari total aset yang dimiki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
FBIR = Perbandingan antara
operasional Bank Pemerintah dengan pendapatan operasional yang dimiliki Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
BOPO = Perbandingan antara biaya
dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
IRR = Perbandingan antara Interest Sensitive Asset (ISA) dengan Interest Sensitive Liabilities (ISL) yang
Metode analisis yang digunakan dalam penggolongan data adalah regresi linier berganda dimana model ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel- variabel bebasnya terhadap variabel tergantung. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut sumber datanya, penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data sekunder : Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.
Identifikasi Variabel
kredit bermasalah yang ada dengan total kredit yang diberikan kepada pihak krtiga yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
NPL = Perbandingan antara total
likuid bank dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
IPR = Perbandingan antara aset
kredit dengan total dana pihak ketiga yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
LDR = Perbandingan antara total
Adapun definisi operasional dan pengukuran variable operasional dari masing-masing variable yang diteliti adalah sebagai berikut :
Definisi Operasional Pengukuran Variabel
Berdasarkan landasan teori dan hipotesis penelitian pada anlisi pengaruh maka variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variable bebas dan variable tergantung yanag mana variable bebas terdiri dari LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE.
APB = Perbandingan antara aktiva Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia. Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis pada semua anggota polulasi, namun hanya beberapa anngota polulasi yang terpilih sebagai sampel. Merujuk kepada pendapat (Anwar Sanusi 2013:95) maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan–pertimbangan atau kriteria–kriteria tertentu yang ditetapkan. Berdasarkan kriteria yang ditentukan , maka bank yang dijadikan sampel dalam penelitian ini , yaitu Bank Antar Daerah, Bank Of India Indonesia, Bank Agris.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas meliputi LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE serta variabel tergantungnya yaitu CAR. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh perasmaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 75,054 - 0,283 (LDR) – 0,156 (IPR)
- – 4,486 (NPL) + 7,064 (APB) + 0,616 (IRR) – 0,016 (BOPO) + 0,072 (FBIR) – 6,130 (SIZE) + e
α = 75,054 Konstanta sebesar 75,054 menunjukkan besarnya variabel CAR apabila variabel bebas LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, SIZE bernilai sama dengan 0. β
1 = -0,283 Artinya apabila variabel
LDR mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 0,283 persen dan sebaliknya apabila variabel LDR mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan meningkat variabel CAR sebesar 0,283 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
2 = -0,156 Artinya apabila variabel
IPR mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 0,156 persen dan sebaliknya apabila variabel IPR mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan meningkat variabel CAR sebesar 0,156 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
3 = -4,486 Artinya apabila variabel
NPL mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 4,486 persen dan sebaliknya apabila variabel NPL mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan meningkatkan variabel CAR sebesar 4,486 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
4 = 7,064 Artinya
apabila variabel APB mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan meningkatkan variabel CAR sebesar 7,064 persen dan sebaliknya apabila variabel APB mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 7,064 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
5 = 0,616 Artinya apabila variabel
IRR mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan meningkat variabel CAR sebesar 0,616 persen dan sebaliknya apabila variabel IRR mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 0,616 persen, dengan asumsi bahwabesarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
6 = -0,016 Artinya apabila variabel
BOPO mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar persen dan sebaliknya apabila variabel BOPO mengalami penurunan sebesar 0,016 satu persen maka akan meningkatkan variabel CAR sebesar 0,016 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
7
1 diterima. Jika F hitung <
Besarnya nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE terhadap variabel tergantung yaitu CAR cukup kuat. Nilai koefisien determinasi simultan atau R square digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel tergantung. Besarnya nilai koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,525 yang berarti 52,5 persen perubahan pada CAR disebabkan oleh variabel bebas LDR,
menunjukkan LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa kuat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung.
1 diterima. Hal ini
sig. = 0,000 < 0,05. Kesimpulan : H di tolak dan H
1 di tolak. F hitung = 7,847 >2,11 atau
= 2,11, maka H di terima dan H
tabel
F
≠ 0, berarti variabel-variabel bebas yaitu LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung CAR pada Bank Umum Swasta Nasional. F tabel (α ; df pembilang /k ; df penyebut /n-k-1) : (0,05 ; 8 ; 66). (α)= 0,05 dengan (df) pembilang =k=8 dan (df) penyebut = 66-8-1= 57 jadi F tabel (8;57) = 2,11. Jika F hitung > F tabel = 2,11, maka H di tolak dan H
= 0,072 Artinya apabila variabel FBIR mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan meningkatkan variabel CAR sebesar 0,072 persen dan sebaliknya apabila variabel FBIR mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 0,072 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan. β
8
IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel tergantung CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. H i = β₁ ≠ β₂ ≠ β₃ ≠β₄ ≠ β₅ ≠β₆ ≠β₇ ≠β
bebas yaitu LDR, IPR, NPL, APB,
8 = 0, berarti variabel-variabel
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian pertama guna untuk menunjukkan apakah variabel bebas bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung. Adapun pengujian hipotesis koefisien regresi secara bersama-sama adalah sebagai berikut : H = β₁ = β₂ = β₃ =β₄ =β₅ =β₆ =β₇ =β
UJI F (UJI Serempak)
= -6,130 Artinya apabila variabel SIZE mengalami peningkatan sebesar satu persen maka akan menurunkan variabel CAR sebesar 6,130 persen dan sebaliknya apabila variabel SIZE mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan meningkatkan variabel CAR sebesar 6,130 persen, dengan asumsi bahwa besarnya nilai variabel lain dalam keadaan konstan.
8
IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR,
- 1,67203, maka H diterima dan H
- 1,67203, maka H ditolak dan H
hitung
Jika -t hitung ≥
1 ditolak. Jika -t hitung <
1
diterima Uji dua sisi Jika -2,00247 ≤ t hitung ≤ 2,00247, maka H diterima dan H
1 ditolak.
Jika t
< -2,00247 atau t
1
hitung
> 2,000247, maka H ditolak dan H
1 diterima.
Dengan menggunakan perhitungan program IBM SPSS Statistics 20 , diperoleh perhitungan uji t yang terdapat pada tabel 1 :
Tabel 1
HASIL UJI PARSIAL
Variabel t hitung t tabel H H 1 r r 2 LDR -2,500 1,67203 Diterima Ditolak -0,314 0,098596
IPR -1,326 1,67203 Diterima Ditolak -0,173 0,029929
NPL -1,865 -1,67203 Ditolak Diterima -0,240 0,0576
APB 2,002 -1,67203 Diterima Ditolak 0,256 0,065536
diterima Uji satu sisi kiri
1,67203, maka H ditolak dan H
dan SIZE secara bersama-sama, dan sisanya yaitu sebesar 47,5 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.
Uji Satu Sisi Kiri
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengukur apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR.
Uji Hipotesis Uji Sisi Kanan
H = β₁ ≤ 0 Artinya yaitu LDR, IPR, FBIR, dan SIZE secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR . H
1
= β₁ > 0 Artinya yaitu LDR, IPR, FBIR, dan SIZE secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR.
H = β₁≥ 0 Artinya yaitu NPL, APB, dan BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. H
1 ditolak. Jika t hitung >
1 = β₁ < 0 Artinya yaitu NPL,
APB, dan BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR.
Uji Dua Sisi
H = β₁ = 0 Artinya yaitu IRR secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap CAR. H
1 = β₁ ≠ 0 Artinya yaitu IRR secara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Kriteria yang digunakan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut : Uji satu sisi kanan jika t hitung ≤ 1,67203, maka H diterima dan H
IRR 5,633 +/-2,000247 Ditolak Diterima 0,598 0,357604
BOPO -0,403 -1,67203 Diterima Ditolak -0,053 0,002809
FBIR 0,436 1,67203 Diterima Ditolak 0,058 0,003364
- /-2,000247, maka H ditolak dan H
1,67203, maka H diterima dan H
tabel
1
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. artinya secara parsial BOPO memberikan kontribusi sebesar 0,28 persen terhadap CAR.
Pengaruh FBIR terhadap CAR
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t
hitung
0,436 < t
tabel
1
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Secara parsial FBIR memberikan kontribusi sebesar 0,33 persen terhadap CAR.
Pengaruh SIZE terhadap CAR
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t
hitung
tabel
1,67203, maka H diterima dan H
1
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa SIZE secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Secara parsial SIZE memberikan kontribusi sebesar persen 11,56 terhadap CAR.
Pembahasan
hitung
Pengaruh BOPO terhadap CAR
- 0,403 > t
- 1,67203, maka H diterima dan H
Pengaruh NPL terhadap CAR
SIZE -2,728 1,67203 Diterima Ditolak -0,340 0,1156
Pengaruh LDR terhadap CARBerdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t hitung -2,500 < t tabel 1,67203, maka H diterima dan H
1
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa LDR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Secara parsial LDR memberikan kontribusi sebesar 9,86 persen terhadap CAR.
Pengaruh IPR terhadap CAR
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t hitung -1,326 < t tabel 1,67203, maka H diterima dan H
1
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa IPR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Secara parsial IPR memberikan kontribusi sebesar 2,99 persen terhadap CAR.
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t hitung -1, 865 < tabel - 1,67203, maka H ditolak dan H
diterima. Kenyataan ini menunjukkan bahwa IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Secara parsial IRR memberikan kontribusi sebesar 35,76 persen terhadap CAR.
1
diterima. Kenyataan ini menunjukkan bahwa NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. Secara parsial NPL memberikan kontribusi sebesar 5,76 persen terhadap CAR.
Pengaruh APB terhadap CAR
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t hitung 2,002 > t tabel - 1,67203, maka H diterima dan H
1
ditolak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa APB secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR. Secara parsial APB memberikan kontribusi sebesar 6,55 persen terhadap CAR.
Pengaruh IRR terhadap CAR
Berdasarkan dari hasil uji parsial diketahui bahwa t hitung 5,633 > t tabel
1
- 2,728 < t
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t dengan menggunakan IBM SPSS
Statistics 20 maka dapat dilakukan
pembahasan yang dapat dijelaskan :
Hasil analisi regresi linier berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa diantara kedelapan variable bebas terdapat variable yang mempunyai nilai koefisien regresi yang sesuai dengan teori yaitu NPL, BOPO, FBIR.
Tabel 2
KESESUAIAN HASIL PENELITIAN DENGAN TEORI
Variabel Teori Hasil pengujian Kesesuaian
LDR Positif Negatif Tidak Sesuai
IPR Positif Negatif Tidak Sesuai
NPL Negatif Negatif Sesuai
APB Negatif Positif Tidak Sesuai
IRR Positif atau Negatif Positif Tidak Sesuai
BOPO Negatif Negatif Sesuai
FBIR Positif Positif Sesuai
SIZE Positif Negatif Tidak Sesuai
Akibatnya terjadi peningkatan
Pengaruh IPR terhadap CAR
Berdasarkan teori, IPR memiliki pendapatan lebih besar dibanding pengaruh positif terhadap CAR, peningkatan biaya, sehingga laba dapat diketahui bahwa IPR memiliki bank meningkat, modal bank koefisien regresi negatif atau meningkat dan CAR bank juga berlawanan arah yaitu sebesar - meningkat. Selama periode 0,156. Dengan demikian hasil penelitian, CAR bank sampel penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian mengalami penurunan teori. Ketidaksesuaian hasil yang dibuktikan dengan trend negatif penelitian ini dengan teori sebesar 0,53 persen. Apabila IPR dikarenakan secara teoritis apabila mengalami peningkatan maka risiko
IPR meningkat berarti telah terjadi likuiditas mengalami penurunan, peningkatan investasi surat-surat sedangkan CAR mengalami berharga yang disalurkan bank lebih penurunan. Jadi pengaruh risiko besar dibanding peningkatan DPK. likuiditas terhadap CAR adalah searah atau positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh Meyviana bahwa pengaruh IPR terhadap CAR adalah negatif. Tetapi apabila dibandingkan dengan penelitian terdahulu Dendy Julius Pratama bahwa pengaruh
IPR terhadap CAR adalah positif.
Pengaruh NPL terhadap CAR
Berdasarkan teori, NPL memiliki pengaruh negatif terhadap CAR, dapat diketahui bahwa NPL memiliki koefisien regresi negatif atau berlawanan arah yaitu sebesar - 4,486. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori. Kesesuaian hasil peneitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila NPL meningkat, berarti telah terjadi peningkatan kredit bermasalah dengan presentase lebih besar dibanding presentase peningkatan total kredit yang disalurkan bank. Akibatnya, terjadi peningkatan biaya pencadangan lebih besar dibanding peningkatan pendapatan bunga, sehingga laba bank menurun modal bank menurun, dan seharusnya CAR bank juga menurun. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren negatif sebesar -0,53 persen. Apabila NPL mengalami peningkatan maka risiko kredit mengalami peningkatan, sedangkan CAR mengalami penurunan. Jadi pengaruh risiko kredit terhadap CAR adalah berlawanan arah atau negatif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum, Dendy Julius Pratama, dan Meyviana
Supriyanto yang menyatakan bahwa pengaruh NPL terhadap CAR adalah negatif.
Pengaruh APB terhadap CAR
Berdasarkan teori, APB memiliki pengaruh negatif terhadap CAR, dapat diketahui bahwa APB memiliki koefisien regresi positif atau searah yaitu sebesar 7,064. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila APB menurun, berarti telah terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah lebih kecil dibanding peningkatan aktiva produktif yang diberikan. Akibatnya peningkatan biaya pencadangan lebih kecil dibanding peningkatan pendapatan, Sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR juga meningkat. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan trend negatif sebesar 0,53 persen. Apabila APB mengalami penurunann maka risiko kredit mengalami penurunan, sedangkan CAR mengalami penurunan. Jadi pengaruh risiko kredit terhadap CAR adalah searah atau positif. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya karena tidak menggunakan variabel APB.
Pengaruh IRR terhadap CAR
Berdasarkan teori, IRR memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap CAR, dapat diketahui bahwa
IRR memiliki koefisien regresi positif atau searah yaitu sebesar 0,616 persen. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori karena trend suku bunga menurun. Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila
IRR menurun, berarti telah terjadi peningkatan interest rate sensitivity
asset (IRSA) dengan presentase lebih
kecil dibanding dengan persentase peningkatan interest rate sensitivity
liabilities (IRSL). Jika pada saat itu,
tingkat suku bunga cenderung menurun, maka akan terjadi penurnan pendapatan bunga lebih kecil dibanding penurunan biaya bunga. Sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat dan CAR bank juga meningkat. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren negatif sebesar 0,53 persen. Apabila IRR mengalami penurunan maka risiko pasar mengalami penurunan, sedangkan CAR mengalami penurunan. Jadi pengaruh risiko pasar terhadap CAR adalah searah atau positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu Meyviana Supriyanto menyatakan bahwa pengaruh IRR terhadap CAR adalah negatif Julius Pratama menyatakan bahwa pengaruh IRR terhadap CAR adalah positif.
Pengaruh BOPO terhadap CAR
Berdasarkan teori, BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap CAR, dapat diketahui bahwa BOPO memiliki koefisien regresi negatif atau berlawanan arah yaitu sebesar - 0,016. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai teori. Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila BOPO meningkat, berarti telah terjadi peningkatan biaya operasional dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya laba bank menurun, modal bank menurun dan CAR bank menurun. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren negatif sebesar 0,53 persen. Apabila BOPO mengalami peningkatan maka risiko operasional mengalami peningkatan, sedangkan CAR mengalami penurunan. Jadi pengaruh risiko operasional terhadap CAR adalah berlawanan arah atau negatif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh Dendy Julius Pratama, Meyviana Supriyanto yang menyatakan bahwa pengaruh BOPO terhadap CAR adalah negatif.
Pengaruh FBIR terhadap CAR
Berdasarkan teori, FBIR memiliki pengaruh positif terhadap CAR, dapat diketahui bahwa FBIR memiliki koefisien regresi positif atau searah yaitu sebesar 0,072 . Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai teori. Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila FBIR menurun, berarti telah terjadi peningkatan pendapatan operasional selain bunga lebih kecil dari pada peningkatan pendapatan operasional bank sehingga, laba bank menurun, modal bank menurun dan seharusnya CAR bank menurun. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren negatif sebesar 0,53 persen. Apabila FBIR mengalami penurunan maka risiko operasional mengalami penurunan, sedangkan CAR mengalami penurunan. Jadi pengaruh risiko operasional terhadap CAR adalah searah atau positif. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya Dendy Julius Pratama yang menyatakan bahwa pengaruh FBIR terhadap CAR adalah negatif. Sedangkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Meyviana Supriyanto mendukung penelitian ini yang menyatatakan bahwa pengaruh FBIR terhadap CAR adalah positif.
Pengaruh SIZE terhadap CAR
Berdasarkan teori, SIZE memiliki pengaruh positif terhadap CAR. Menurut hasil analisis regresi yang telah dilakukan melalui IBM SPSS
Statistics 20, dapat diketahui bahwa
SIZE memiliki koefisien regresi negatif atau berlawanan arah yaitu sebesar - 6,130. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai teori. Berdasarkan hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila SIZE meningkat, berarti telah terjadi peningkatan usaha bank. Akibatnya laba bank meningkat, modal bank meningkat dan CAR bank meningkat. Selama periode penelitian, CAR bank sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren negatif sebesar 0,53 persen. Hasil penelitian ini tidak didukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum dan Ahmet Buyuksalarci dan Hasan Abdioglu.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, dan SIZE secara bersama-sama atau secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode triwulan I tahun 2011 sampai dengan triwulan II tahun 2016 LDR, IPR, BOPO, SIZE secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. APB, FBIR,secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR.
IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR.
KETERBATASAN PENELITIAN
Periode penelitian yang digunakan hanya selama enam tahun yaitu mulai dari triwulan I tahun 2011 sampai dengan triwulan II tahun 2016. Jumlah variabel bebas terhadap variabel tergantung Y (CAR) yang diteliti juga terbatas yaitu LDR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR dan SIZE. Subjek penelitian ini hanya terbatas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu PT Bank Antardaerah Tbk, PT Bank of India Indonesia Tbk, dan PT Bank Agris Tbk yang masuk dalam sampel penelitian.
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan sehingga penelitian ini masih kurang sempurna. Dengan demikian terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.
Bagi pihak Bank yang diteliti
Kepada bank-bank sampel penelitian terutama bank yang memiliki rata- rata CAR terendah yaitu Antardaerah diharapkan agar dapat meningkatkan modal dengan persentase lebih besar dibanding peningkatan ATMR yang dimiliki. Kepada bank-bank sampel penelitian terutama bank yang memiliki rata- rata IRR tertinggi yaitu Bank of India Indonesia. Sebaiknya Bank of India Indonesia harus menurunkan trend karena pada saat ini tingkat suku bunga cenderung turun, agar risiko pasar yang dihadapi Bank of India Indonesia menurun atau dibahwa 100 persen. Kepada bank-bank sampel penelitian terutama bank yang memiliki rata- rata NPL tinggi yaitu Bank of India Indonesia. Sebaiknya Bank of India Indonesia harus mengelolah kredit bermasalah dengan baik, agar risiko kredit yang dihadapi Bank of India Indonesia menurun. Kepada bank-bank sampel penelitian terutama bank yang memiliki rata- rata BOPO tertinggi yaitu Bank of India Indonesia. Sebaiknya Bank of India Indonesia harus memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam hal menekan biaya operasional dalam rangka untuk mendapatkan pendapatan operasional, agar risiko operasional yang dihadapi Bank of India Indonesia menurun.
DAFTAR RUJUKAN
Diharapkan menambah periode penelitian yang lebih panjang yaitu lebih dari enam tahun, juga menambah jumlah sampel penelitian bank yang akan diteliti dan juga menambah jumlah variabel bebas misalnya (LAR, PDN dan QR), dengan harapan bisa memperoleh hasil yang lebih signifikan terhadap variabel tergantung.
Anwar Sanusi, 2013. Metodologi
Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Bank Indonesia, 2003. SEBI no.
5/21/DPNP. “Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum”.
___________, 2011. SEBI no.
Bagi Peneliti Selanjutnya
___________, 2013. PBI Nomor 15/12/PBI/2013.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
___________, 2015. PBI Nomor 17/11/PBI/2015. “Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional”
Buyuksalarci, Ahmet dan Hasan Abdioglu., “Determinants of Capital Adequancy Ratio in Turkish Bank: A panel data analysis”. Journal of
Business Management,
Vol.5 (27), pp. 11199- 11209, 9 November, 2011.
Dendy Julius P, 2013 “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap
13/30/DPNP. ”Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulan Bank Umum Serta Laporan Tertentu yang Di Sampaikan Kepada Bank Indonesia”.