46794822 Tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan

TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN

DISUSUN

NAMA
:GOESTYARI KURNIA AMANTHA
NPM :0916021006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK
UNIVERSITAS LAMPUNG

PEMBAHASAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi
itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undangundang. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintahan
daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan

pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur,
Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undangundang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan,
pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.



Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan
DPRD Provinsi.



Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan DPRD Kabupaten/Kota

8

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian
menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif,
kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang
berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

9

Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam
diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis
simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat,
sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk

mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas –
Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan
yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.


10

II.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini
akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi
yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori
ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil.
Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya.

11

o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa

yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

12

Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan
bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa
ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan
dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun

nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan
gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan.
Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata
situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman
dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan
yang diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang

demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan
dapat mengarahkan diri sendiri.
13

Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung –
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan
dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa
prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan
gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas
yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang –
orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian
dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini
nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana
pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan
ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan
dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara
pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture),
dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh
pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua
mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel
ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey
dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan
pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat
kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting
untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai
individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok ,
pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing
– masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun
disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa
sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.

14

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang
mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi
oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara
mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum
memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila
anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu
dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi overcommunicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan
pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan
aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus
menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang
tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi
suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti
tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi
yang baik dengan mereka.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail,
tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan
bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik
yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda.
Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih
melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran –
saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

15

Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan
tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf
kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas
mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat
tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari
bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”.
Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus
menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh
adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas
organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan
tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah
disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan
gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus
yakni :
Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat
pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan
untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap
situasi.
Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk
menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita
terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab
seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran
interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran
pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).

16

Peran pertama meliputi :
Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi
Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan
organisasi.
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
Monitior Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau
berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
Disseminator Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar
organisasinya.
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
Enterpreneur Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam
keadaan menurun.
Resources Allocator Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu
dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan
setiap keputusan.
Negotiator Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam
peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
Alighting Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
Aligning Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang
menuju ke arah yang sama.
Allowing Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara
kerja mereka.

17

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin
menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu.
Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri.
Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan
membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong
jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri
adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan
adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari
konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika
dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya
sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh
menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut
suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani
dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan
betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak
memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika
kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman
di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan
nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan
utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya.
Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru
kepentingan publik yang dipimpinnya.
18

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan
mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya.
Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the
Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari
kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan
sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam
organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak
anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang
dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas
( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat
diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat
dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau
mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan
kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya.
Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun
tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh
pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata,
tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang
pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi
pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode
kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk
mengelola mereka yang dipimpinnya.

19

Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena
hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini
disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di
economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas
bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan
sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal
penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah
daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses
ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian
dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa
nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat
secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin
adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana
organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk
membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas.
Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong
sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam
mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2
aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang
pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi
memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian
tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu
tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang
dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap
permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang –
orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk
menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun
perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan
sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan
pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

20

C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta
memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku
maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku
seorang pemimpin, yaitu :
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh – sungguh
memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam
perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa
memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi.
Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih
banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani
sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan
penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik
pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan
(recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui
solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat
relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan
menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence,
salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant
leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate
Luderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya
ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka
biasanya adalah orang –orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik,
rendah hati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang
terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.
II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan
dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi
kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh,
ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
21

lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan
seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah
dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi
keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi
negerinya. ” I don’t think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be
leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any time”,dikatakan dengan
lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang
artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar
pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain
waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka
yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim
akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah
seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan
pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan
dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru
kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati
(humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh
dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang
membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan
merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan
perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan
mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati.
Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya
integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta
misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

22

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan
kepemimpinan sejati, yaitu :
Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan
intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q
leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup
tinggi.
Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek
visioner maupun aspek manajerial.
Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa
Mandarin yang berarti kehidupan).
Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang
yang sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan
mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu
belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligencequality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi
maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C,
yaitu :
Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
Visi yang jelas (clear vision).
Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa
bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan
orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti
yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep leading is to keep
growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is
way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus
senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih
kepemimpinan tsb.

23

II.5 Urusan Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan
pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,
yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan
dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang
bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang bersangkutan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten atau daerah
kota merupakan urusan yang berskala kabupaten atau kota meliputi 16 buah urusan.
Urusan pemerintahan kabupaten atau kota yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.
Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan
pemerintahan.
II.6 Penyelenggaraan Pemerintahan
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara
yang terdiri atas:
1. asas kepastian hukum;
2. asas tertib penyelenggara negara;
3. asas kepentingan umum;
4. asas keterbukaan;

5. asas proporsionalitas;
24

6. asas profesionalitas;
7. asas akuntabilitas;
8. asas efisiensi; dan
9. asas efektivitas.

Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibantu oleh wakil presiden, dan oleh
menteri negara.Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan
DPRD. Untuk pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah provinsi
dan DPRD provinsi. Untuk pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota yang terdiri
atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD kabupaten atau kota.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat menggunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau
desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan
kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan
dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola
dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud
dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada
peraturan perundang-undangan.

25
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk
kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk
provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota
disebut wakil walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan
kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan
laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di
wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata
pemerintahan kabupaten dan kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat
sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.
II.7 Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah,
dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat
daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan
kelurahan.
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari
pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundangundangan. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sekretaris
Daerah karena kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya.
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD Provinsi diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan
DPRD Kabupaten/Kota.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas daerah dipimpin oleh
kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah dari pegawai negeri
sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

26
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan,
kantor, atau rumah sakit umum daerah. Badan, kantor atau rumah sakit umum daerah
sebagaimana dimaksud dipimpin oleh kepala badan, kepala kantor, atau kepala rumah
sakit umum daerah yang diangkat oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.
Kecamatan dibentuk di wilayah Kabupaten/Kota dengan Perda Kabupaten/Kota yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang
dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau
walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang
menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda Kabupaten/Kota yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang
dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Lurah
diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai
pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap penanganan
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan;
kebutuhan daerah; cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan,
jenis dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan
kepadatan penduduk; potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani;
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi
perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
II.8 Pertimbangan Otonomi
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Presiden dapat membentuk suatu
dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan otonomi
daerah. Dewan ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri yang susunan organisasi
keanggotaan dan tata laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Dewan

tersebut bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden antara lain
mengenai rancangan kebijakan:
1. pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah serta pembentukan
kawasan khusus;
2. perimbangan keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah,
27
II.9 Kepala Daerah
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk
kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk
provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota
disebut wakil walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan
kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan
laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:
1. meninggal dunia;
2. permintaan sendiri; atau
3. diberhentikan.
Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sebagaimana dimaksud
karena:
1. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;
2. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;
4. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah;
5. tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;
6. melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

Apabila kepala daerah berhenti dalam masa jabatannya maka kepala daerah diganti oleh
wakil kepala daerah sampai berakhir masa jabatannya dan proses pelaksanaannya
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD dan disahkan oleh Presiden.
Apabila terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah dalam masa jabatannya dan sisa
masa jabatannya lebih dari 18 (delapan belas) bulan, kepala daerah mengusulkan 2 (dua)
orang calon wakil kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan
usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam hal kepala daerah dan wakil
kepala daerah berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam masa jabatannya,
Rapat Paripurna DPRD memutuskan dan menugaskan KPUD untuk menyelenggarakan
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lambat 6 (enam) bulan terhitung
sejak ditetapkannya penjabat kepala daerah.

28
II.10 Wakil Pemerintah Pusat
Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah di
wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata
pemerintahan kabupaten dan kota. Wakil pemerintah sebagaimana dimaksud adalah
perangkat pemerintah pusat dalam rangka dekonsentrasi.
Tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat adalah:
1. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota;
2. koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
3. koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam kedudukannya tersebut, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi
mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis
pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran
(Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti:
Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report
dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris,
sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosia