SEJARAH PERKEMBANGAN PANCASILA Tekstil dan

SEJARAH PERKEMBANGAN PANCASILA
A.
Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Kedudukan pokok
Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)adalah sebagai
dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan Pembukaan UUD
1945 yang menyatakan sebagai berikut :…”maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Kata “berdasarkan” tersebut secara jelas menyatakan bahwa Pancasila
merupakan dasar dari NKRI. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini
merupakan kedudukan yuridis formal oleh karena tertuang dalam ketentuan
hukum negara, dalam hal ini UUD 1945 pada Pembukaan Alenia IV. Secara
historis pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri
bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi dasarnya
Indonesia merdeka.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi
penyelenggaraan bernegara. Pancasila sebagai dasar negara berarti nilainilai Pancasila menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan pemerintah negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai Pancasila.
Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak
boleh menyimpang dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai
Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan.
B.
Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Ideologi berasal dari
kata ideo artinya cita-cita,gagasan,konsep pengertian dasar, cita-cita. dan
logy berarti: pengetahuan, ilmu dan paham. Dalam pengertian sehari-hari,
idea disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang dimaksud adalah
cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu
sekaligus merupakan dasar atau pandangan/paham. Hubungan manusia dan
cita-ctanya disebut dengan ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana
nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk
mencapai nilai-nilai tersebut. Ideologi yang pada mulanya berisi seperangkat
gagasan, dan cita-cita berkembang secara luas menjadi suatu paham
menngenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seseorang

atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.

Adapun ideologi negara itu ternasuk dalam golongan pengetahuan
sosial, dan tepatnya dapat digolongkan kedalam ilmu politik atau political
sciences sebagai anak cabangnya. Bila kita terapakan rumusan ini pada
Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka
Pancasila itu ialah hasil usaha pemikiran manusia untuk mencari kebenaran,
kemudian sampai mendekati atau menggangggap suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Hasil pemikiran manusia
Indonesia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu kemudian
dituangkan dalam suatu rangkaian kalimat yang mengandung satu
pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas dan
pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka
perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Tahap Perkembangan Pancasila
Menurut Asvi Warman Adam, mulai dari penggagasan ide tentang
Pancasila hingga Pancasila itu terbentuk dibagi dalam empat tahap yang
melewati beberapa pemerintahan di Indonesia. Beliau menyebutnya sebagai
Empat Gelombang Pancasila, gelombang pertama adalah saat penciptaan,
gelombang kedua adalah masa perdebatan, gelombang ketiga dilakukan

rekayasa dan gelombang keempat adalah penemuan kembali.
Pada gelombang pertama ini Soekarno dan beserta anggota Tim
Sembilan merumuskan tentang dasar negara yangb kemudian akan
dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam pembukaan tersebut
dicantumkan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya”. Namun Hatta kemudian menerima pesan bahwa masyarakat
Indonesia Timur keberatan akan “tujuh kata” tersebut dan tidak bersedia
bergabung dalam Indonesia jika itu tetap dicantumkan. Setelah dirundingkan
kembali, “tujuh kata” tersebut dihilangkan dan disempurnakan dalam
“Ketuhanan yang Maha Esa” yang dapat meng-cover agama-agama yang
ada di belahan timur, tengah maupun barat. UUD 1945 kemudian disahkan
pada 18 Agustus 1945 tanpa mempermasalahkan lagi syariat islam.
Pada gelombang kedua, tahun 1955 dibentuk badan KOnstituante yang
akan merancang kembali PAncasila. Dinamakan masa perdebatan karena hal
utama yang diperdebatkan adalah apakah Pancasila sebagai dasar negara
atau ideologoi lain. Partai islam serta beberapa tokoh islam seperti Hamka
mengajukan islam sebagai dasar negara sementara partai nasionalis tetap
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh Soekarno, akhirnya
badan Konstituante dibubarkan pada tanggal 1 Juli 1959 dan Indonesia
kembali berdasar kepada Pancasila. Pada Masa Rekayasa, nilai-nilai Pancasila
direduksi pada masa pemerintaha Soeharto. Pancasila. Pancasila dijadikan

sebagai asas tunggal untuk setiap organisasi masyarakat dan partai politik.
TAP MPR tentang Penataran Pancasila yang dikeluarkam pada tahun 1978
dikampanyekan secara nasional keseluruh elemen pemerintahan dan
pendidikan. Pancasila hanya dijadikan sebagai objek hafalan dan hasil dari
penataran yang dilakukan selama 10 tahun itu tidak memiliki hasil yang
jelas.

Pada Masa Penemuan Kembali, BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dibubarkan,
sedangkan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
dihapuskan. Pancasila tetap diajarkan dalam sekolah dan perguruan tinggi.
Hari lahir Pancasila yang pada masa pemerintahan Soeharto dilarang, mulai
diperingati kembali. Ancaman ekonomi dan perpecahan antar-elemen
masyarakat kembali merujuk pada sesuatu yang dapat merekatkan
persatuan dan kesatuan yakni Pancasila.
Untuk “menemukan kembali” nilai-nilai Pancasila yang semakin hari
semakin tereduksi oleh globalisasi dan liberalisasi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Menurut Talcott Parsons dalam bukunya “Social System”
ada empat paradigma fungsi yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk
tetap eksis dan lestari.

Pertama, pattern maintenance, kemampuan memelihara sistem nilai
budaya yang dianut karena budaya adalah endapan perilaku manusia.
Budaya masyarakat itu akan berubah karena terjadi transformasi nilai dari
masyarakat terdahulu ke masyarakat kemudian, tetapi dengan tetap
memelihara nilai-nilai yang dianggapnya luhur, karena tanpa hal itu akan
terbentuk masyarakat baru yang lain.
Kedua, kemampuan masyarakat beradaptasi dengan dunia yang
berubah dengan cepat. Sejarah membuktikan banyak peradaban masyarakat
yang telah hilang karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan dunia.
Masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan serta
memanfaatkan peluang yang timbul akan unggul.
Ketiga, adanya fungsi integrasi dari unsur-unsur masyarakat yang
beragam secara terus-menerus sehingga terbentuk kekuatan sentripetal
yang kian menyatukan masyarakat itu. Keempat, masyarakat perlu memiliki
goal attainment atau tujuan bersama yang dari masa ke masa
bertransformasi karena terus diperbaiki oleh dinamika masyarakatnya dan
oleh para pemimpinnya.
C.

Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia
bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam
Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat adil dan makmur. Tujuan Negara Indonesia selanjutnya
terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sbagai berikut :
1. Melindungi seganap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat
Indonesia yang damai , demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan

sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung
oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa dan
berahklak mulia, cita tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja yang
tinggi serta berdisiplin.

Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari
limasila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengetahui latar belakang atau
sejarah Pancasila dijadikan ideologi atau dasar negara coba baca teks
Proklamasi berikut ini. Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum
merdeka.
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain
yang menjajah atau berkuasa diIndonesia, misalnya bangsa Belanda,
Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah
negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya
Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram,Ternate, dan Tidore. Terhadap
penjajahan tersebut, bangsaIndonesiaselalu melakukan perlawanan dalam
bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.
Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.
Dalam hal ini, Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu
mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8

Maret. Sejak saat ituIndonesiadiduduki oleh bala tentara Jepang. Namun
Jepang tidak terlalu lama mendudukiIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara
Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati
bangsaIndonesiaagar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara
Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji
ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal7 September 1944.
Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa
Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam
Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang
di Jawa dan Madura).
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas
badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam
sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara
untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota

yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno,

yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara
untukIndonesiamerdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai
dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang
juga terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan
Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal

1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara
yaiyu:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung
Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila
yaitu Gotong Royong. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para
anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang
tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya
serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan
tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan

orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia
Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang
dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik
Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1.Ir.Soekarno.
2. Drs. Muh. Hatta.
3. Mr. A.A. Maramis..
4. K.H. Wachid Hasyim.
5. Abdul Kahar Muzakkir.
6. Abikusno Tjokrosujoso.
7. H. Agus Salim.
8. Mr. Ahmad Subardjo.
9. Mr. Muh. Yamin.
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu
juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum
Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang
dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus.
Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan
tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa
Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI
mengadakan sidang, dengan acara utama
(1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya), dan
(2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang.
Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat
setelah Proklamasi Kemerdekaan.Ada utusan dariIndonesia bagian timur
yang mengutusnya.
Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea
keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus.
Jika tidak maka rakyatIndonesiabagian Timur lebih baik memisahkan diri dari
negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta
disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota
tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid
Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokohtokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan
dan cita-cita di
berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai
masyarakat.
b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari
nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak
asing bagi mereka.
c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan
demokratis.
Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh,
sehingga pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai
yang terkandung di dalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan YME sehingga atheis tidak berhak hidup di
bumi Indonesia. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai
satu derajat, sama hak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling
mencintai.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu
dalam memerangi penjajah dan bersatu dalam mengembangkan negara
Indonesia. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di
tangan rakyat atau demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang
rill dan wajar.
Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap
adil, menghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi
kemakmuran masyarakat secara menyeluruh dan merata.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2