KAJIAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU TEMBAKAU TEMANGGUNG BERDASARKAN NILAI INDEKS ERODIBILITAS DAN KEPADATAN TANAH

  

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

KAJIAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU TEMBAKAU

TEMANGGUNG BERDASARKAN NILAI INDEKS

ERODIBILITAS DAN KEPADATAN TANAH

1 2 1* 1 Anam Prasetiyo , Djajadi , Sudarto

  

Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

2 *

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang

penulis korespondensi: sudarto-fpub@yahoo.com

  

Abstract

  This study was aimed to identify the distribution of productivity and quality of Temanggung tobacco, identify relationships between soil erodibility with soil compaction and productivity quality of Temanggung tobacco, and identify relationships between soil erodibility index with productivity and quality of Temanggung tobacco. The study was conducted by field survey method with the object of study was tobacco fields in Temanggung Regency, Central Java. Based on the data obtained, two maps i.e. map of productivity distribution and map of Temanggung tobacco quality. The results showed that the soil compaction affected the value of erodibility index. The higher of the soil compaction, the lower was the value of soil erodibility. It was because the compaction of the soil influenced one aspect of erodibility. The soil compaction affected the productivity but did not affect to the quality of Temanggung tobacco. The more compact the soil, the lower the productivity of the land, it was because root development was hampered by the dense soil, thus affecting the development of other plants (leaves). While erodibility did not affect productivity, it affected the quality of tobacco. The higher erodibility indicated the lower quality tobacco. This was because the high soil erodibility increased soil sensitivity to erosion.

  Keywords: compaction, erodibility, productivity, quality, Temanggung tobacco

  Indonesia masih membutuhkan tembakau

  Pendahuluan

  dalam jumlah yang tinggi, terutama tembakau Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) jenis temanggung untuk memenuhi kebutuhan merupakan komoditas yang banyak rokok kretek yang terus meningkat. Menurut dibudidayakan di Indonesia dengan luas

  Djumali (2008), kebutuhan tembakau 226,704 ha (Disperindag-Jatim, 2013). Salah temanggung untuk menunjang industri rokok satu daerah penghasil tembakau adalah

  • 1 Indonesia, sekitar 31.200 t tahun .

  Kabupaten Temanggung di Provinsi Jawa BAPPEDA-Temanggung (2015)

  Tengah dengan luas 12.587 ha (BAPPEDA- melaporkan bahwa, pada tahun 2015 Temanggung, 2015).

  Kabupaten Temanggung hanya mampu Tembakau temanggung mempunyai

  • 1

  menyediakan 6.922 t tahun . Sehingga kualitas rasa, aroma yang khas, maka disebut persediaan tembakau temanggung masih jauh sebagai tembakau lauk yang digunakan sebagai dari kebutuhan. Dengan demikian racikan (bland) dengan komposisi tembakau produktivitas tembakau temanggung harus temanggung antara 12-24% (BAPPEDA- terus ditingkatkan karena dengan laju

  Temanggung, 2013). Tembakau temanggung kebutuhan industri yang semakin tinggi. mempunyai ciri aromatis dengan kadar nikotin

  Namun seiring dengan upaya peningkatan tinggi (3-8%), hampir semua pabrik rokok produktivitas tembakau temanggung, yang kretek membutuhkan tembakau jenis ini. menjadi permasalahan adalah penurunan

  

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

  kesuburan lahan yang diikuti menurunnya produktivitas lahan. Menurut pernyataan (Djajadi et al., 2002), menurunnya produktivitas tembakau di Temanggung disebabkan oleh degradasi lahan sebagai akibat dari budidaya tembakau yang intensif. Menurunnya produktivitas lahan disebabkan antara lain degradasi lahan akibat erosi dan endemik penyakit (Rochman dan Yulaikah, 2007). BAPPEDA-Temanggung (2013) memperkirakan bahwa, lapisan olah tanah yang hilang setiap tahun akibat erosi sebesar 20-53 t ha

  • 1

  tahun

  • 1 .

  Tanaman tembakau merupakan tanaman yang spesifik, sehingga tiap daerah penghasil tembakau memiliki ciri khas dan mutu tembakau yang dihasilkan berbeda (Djumali, 2008). Ciri khas tembakau ini dipengaruhi aspek lingkungan dan proses budidaya yang dilakukan petani. Kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi dan mutu tembakau antara lain adalah kondisi tanah (sifat fisika dan kimia tanah), mikroklimat (temperatur dan kelembaban) di sekitar pertanaman, tekstur, kelembaban tanah, dan curah hujan (Sudaryono, 2004). Secara umum elevasi tempat yang tinggi menghasilkan tembakau dengan mutu yang tinggi, sedangkan elevasi rendah menghasilkan tembakau dengan kualitas yang rendah (Rochman dan Suwarso, 2000). Demikian pula bila ditinjau dari tekstur tanah, dimana wilayah berelevasi tinggi umumnya bertekstur lebih kasar dibandingkan wilayah berelevasi rendah (Rochman dan Yulaikah, 2007).

  Tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung dibudidayakan pada ketinggian tempat antara 500-1500 m dpl., kelerengan lahan bervariasi antara 8%- 45%, dengan curah hujan antara 1500-3500 mm.tahun

  • 1

  (Rochman dan Yulaikah, 2007). Tingginya curah hujan dan dengan kemiringan lahan tertentu mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan, sehingga berakibat terjadi erosi (Kartasapoetra,1990) yang menyebabkan hilangnya unsur hara. Menurut Tambun (2013), unsur hara tanah umumnya banyak terdapat pada lapisan atas tanah khususnya unsur N, P, K sebagai penyubur tanah, sehingga aliran permukaan yang terjadi, selain membawa tanah tererosi juga membawa hara tanah keluar dari petak lahan pertanian. Kehilangan hara dari permukaan tanah merupakan salah satu akibat utama dari terjadinya erosi. Erosi sangat erat hubungannya dengan erodibilitas. Menurut Dharmawan (2008), erodibilitas tanah adalah daya tahan tanah terhadap erosi. Erodibilitas mempunyai hubungan dengan kepadatan tanah. Sucipto (2007) mengungkapkan semakin tinggi kepadatan tanah suatu lahan maka erosi yang terjadi akan semakin besar sampai pada suatu titik optimum tertentu kemudian erosi yang terjadi akan berkurang. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh kepadatan dan erodibilitas tanah terhadap produktivitas dan mutu tembakau.

  Bahan dan Metode Waktu dan lokasi penelitian

  Penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Kimia Jurusan Ilmu Tanah, sedangkan analisis spasial dilakukan di Laboratorium Pedologi dan Sisitem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Waktu pelaksanaan pada bulan Juni hingga September 2015.

  Alat dan bahan

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi peralatan pengambilan contoh tanah, pengamatan kondisi aktual lahan dan kepadatan tanah dan analisis tanah. Peralatan pengambilan contoh tanah meliputi ring sampel, plastik, kertas label, karet, sekop, cangkul, balok kayu dan palu. Pada pengamatan di lapangan menggunakan alat yang meliputi penetrometer untuk mengukur kepadatan tanah, GPS (Global Positioning System), kamera, dan klinometer serta peralatan analisis yang terdapat di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah. Bahan yang digunakan dalam peneltian adalah bahan-bahan untuk analisis fisika dan kimia.

  Tahap penelitian Persiapan

  Izin lokasi dan persiapan peta kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan survei lapangan.

  Berdasarkan ketinggian (elevasi lahan) diketahui bahwa produktivitas tinggi ditemukan pada elevasi <1000 m di atas permukaan laut (dpl) dibanding dengan produktivitas pada elevasi >1000 m dpl (Tabel 1). Hal ini serupa dengan hasil Peta sebaran Produktivitas yang ditumpang-tindihkan (overlay) dengan peta elevasi (Gambar 1). Pada peta tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar wilayah yang menghasilkan produktivitas tinggi pada

  6. Gaya maksimal yang ditimbulkan oleh penetrometer Daiki dalam penetrasi ialah 0-25 kg f cm

  ) terjadi pada sentra Swanbin, Paksi dan Kidulan. Sentra yang tergolong sedang dalam menghasilkan tembakau rajangan kering adalah sentra Lamsi, Lamuk, Tionggang dan Tualo.

  . Produktivitas rendah (<1000 kg ha

  Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sentra yang menghasilkan tembakau rajangan kering paling tinggi adalah sentra Sawahan dengan nilai >2000 kg ha

  Dari data tersebut lahan sawah mempunyai nilai produktivitas tembakau cenderung tinggi jika dibandingkan dengan lahan tegalan. Hal ini terjadi karena pada lahan sawah ketersediaan air tanah lebih tinggi daripada lahan tegalan. Menurut Siswanto (2004), produktivitas tanaman tembakau pada lahan sawah cenderung tinggi, namun kualitas dan aroma rendah.

  Produktivitas tembakau sentra paling rendah berada di sentra Kidulan sebesar 611 kg ha

  rajangan kering, kemudian produktivitas tertinggi kedua berada di sentra Lamuk sebesar 1106 kg ha

  Berdasarkan rerata produktivitas diketahui bahwa sentra Sawahan mempunyai nilai produktivitas paling tinggi diantara sentra yang lain sebesar 2.044 kg ha

  Hasil dan Pembahasan Produktivitas rajangan kering tembakau Temanggung

  2-1 .

  Penetrasi dilakukan pada lahan titik observasi dengan beda kedalaman tanah, yang meliputi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 cm. Penetrasi dilakukan dengan pengulangan tiga kali pada setiap lahan. Ilustrasi penetrasi dapat dilihat pada Gambar

  2-1 ).

  • 1 .

  Metode yang digunakan untuk menentukan titik 72 observasi adalah grid bebas yang didasarkan pada aspek fisiografi dan sub landform. Pengukuran tahanan penetrasi tanah dilakukan ketika tanaman tembakau masih berdiri tegak dan tanah dalam kondisi yang sama pada semua titik (kering). Alat untuk mengukur kepadatan tanah adalah penetrometer Daiki. Cara penggunaanya adalah dengan cara menancapkan penetrometer ke tanah dengan kedalaman berbeda-beda. Setelah penetrometer mengalami penekanan ke permukaan tanah, maka tuas akan bergerak naik menggambar ukuran kekuatan kepadatan tanah yang dinyatakan dalam gaya (kg f cm

  Titik observasi penelitian dengan objek tanaman tembakau varietas Kemloko berjumlah 72 Titik. Titik observasi tersebut tersebar di delapan sentra antara lain sentra Kidulan, Lamuk, Lamsi, Paksi, Sawahan, Tionggang, Tualo, dan Swanbin. Sentra tersebut berada pada penggunaan lahan jenis tegalan yang mempunyai ketinggian tempat >750 m dpl. Serta sentra Sawah yang berada pada penggunaan lahan jenis sawah yang mempunyai ketinggian tempat <750 m dpl.

  Penentuan titik observasi

  Pada tahap ini meliputi studi pustaka dari data sekunder, pengumpulan data dari penelitian sebelumnya, kondisi umum wilayah setempat dan tingkat produktivitas dan mutu tanaman tembakau. Kompilasi dari data-data awal yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk dasar penentuan rencana kerja dan observasi yang sistematis.

  Pengumpulan data sekunder

  Pembuatan Satuan Peta Lahan dan Peta diperlukan untuk menentukan titik pengamatan sebelum survei lapang dilakukan. Satuan peta lahan terdiri dari peta penggunaan lahan dan peta bentuk lahan yang di overlay dengan peta lereng, geologi, ketinggian tempat dan hillshade. Skala kerja yang digunakan adalah 1:50.000.

  Peta kerja yang diperlukan meliputi Peta administrasi Kabupaten Temanggung dan peta berskala 1:25.000, Peta bentuk lahan, relief, peta ketinggian tempat, peta bahan induk. Peta- peta tersebut merupakan data sekunder yang berfungsi sebagai petunjuk dalam menentukan titik daerah pengamatan di lapangan.

  

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

  • 1
  • 1 .
  • 1
  • 1

  

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

  lahan yang mempunyai elevasi <1000 m dpl dan pada produktivitas kelas tinggi sebesar dibanding pada elevasi >1000 m dpl. 6.862 ha. Sedangkan luas wilayah pada elevasi Pada elevasi <1000 m dpl, meliputi >1000 m dpl, pada produktivitas kelas rendah tingkat produktivitas rendah, sedang hingga hanya sebesar 1.502 ha dan pada kelas tinggi. Sebaran produktivitas pada elevasi produktivitas sedang hanya 224 ha. >1000 m dpl adalah rendah hingga sedang.

  Indeks mutu tembakau Temanggung

  Maastur et al. (2002) menyatakan bahwa, produktivitas tembakau dipengaruhi secara Mutu tembahan yang tertinggi tertinggi berada bersama-sama oleh elevasi, arah lereng dan pada sentra Tionggang dengan indeks 47,62 kemiringan lahan. (Tabel 2). Indeks mutu tertinggi kedua dan ketiga secara berurutan adalah sentra Lamuk dan Tualo dengan nilai masing-masing 33,85

  Tabel 1. Sebaran kelas produktivitas berdasarkan elevasi dan 22,49. Mutu terendah diantara delapan sentra tembakau ialah sentra Kidulan, Swanbin

  No Kelas <1000 m >1000 m

  dan Sawahan. Secara berurutan nilai indeks

  dpl (ha) dpl (ha) mutu tersebut yaitu 12,84, 13,08 dan 14,44.

  1 Rendah 16.026 1.502

  2 Sedang 700 224

  3 Tinggi 6.862 Tabel 2. Indeks mutu tembakau berdasarkan sentra dan elevasi

  No Sentra Elevasi Indeks (m dpl) Mutu

  1 Kidulan 1.020 12,84

  2 Lamuk 1.266 33,85

  3 Lamsi 1.081 16,54

  4 Paksi 1.305 16,76

  5 Sawah 820 14,44

  6 Swanbin 1.033 13,08

  7 Tionggang 1.409 47,62

  8 Tualo 1.446 22,49 Data yang disajikan pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa nilai indeks mutu pada lahan yang mempunyai elevasi <1.000 m dpl lebih rendah daripada indeks mutu pada lahan >1.000 m dpl. Hal ini serupa dengan peta yang dihasilkan dari overlay peta sebaran mutu dengan peta elevasi. Dari hal peta tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pada elevasi >1.000 m dpl, sebaran mutu hanya meliputi rendah hingga sedang. Pada elevasi < 1.000 m dpl, sebaran mutu meliputi rendah, sedang hingga tinggi. Secara keseluruhan peta tersebut

  Gambar 1. Peta sebaran produktivitas menggambarkan semakin tinggi elevasi pada berdasarkan elevasi lahan tembakau semakin tinggi pula mutu yang dihasilkan. Peta sebaran mutu berdasarkan

  Berdasarkan luas wilayah pada elevasi < 1000 elevasi disajikan pada Gambar 2. m dpl pada produktivitas kelas rendah yaitu sebesar 16.026 ha, pada kelas sedang 700 ha

  

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

  4 Paksi

  No Sentra Kepadatan (kg f cm 2-1 )

  1 Kidulan

  13

  2 Lamuk

  19

  3 Lamsi

  17

  14

  2-1 .

  5 Sawah

  15

  6 Swanbin

  17

  7 Tionggang

  14

  8 Tualo

  Tabel 4. Rerata kepadatan tanah berdasarkan sentra

  dan sentra Kidulan merupakan sentra yang mempunyai tingkat kepadatan terendah dengan nilai 13,00 kg f cm

  Gambar 2. Peta sebaran mutu berdasarkan elevasi

  2 Lamuk 0,68 Sangat Tinggi

  Erodibilitas tanah

  Erodibilitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya nilai erosi. Namun, erodibilitas tidak lepas dari empat faktor yang mempengaruhi erodibilitas tersebut sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai indeks erodibilitas adalah tekstur, struktur, bahan organik dan permeabilitas tanah.

  Pada 72 titik observasi meliputi delapan sentra tembakau temanggung, dari data erodibilitas maka dapat dikelaskan berdasarkan sentra, sehingga dapat diketahui nilai indeks erodibilitas setiap sentra. Hasil perhitungan indeks erodibilitas dibuat rerata berdasarkan sentra yang disajikan pada Tabel 3. Jika dihitung rerata berdasarkan sentra, maka pada keseluruhan sentra mempunyai tingkat erodibilitas mulai kelas rendah sampai sangat tinggi. Pada sentra Kidulan, Lamuk dan Swanbin tergolong kelas erodibilitas sangat tinggi. Pada sentra Lamsi, Paksi dan Sawahan tingkat erodibilitas tergolong pada kelas tinggi. Sedangkan sentra Tualo dan Tionggang, erodibilitas tergolong kelas rendah dan sedang.

  Sehingga mengindikasikan bahwa indeks erodibilitas di Kabupaten Temanggung, dengan komoditas tanaman tembakau tergolong pada kelas tinggi.

  Tabel 3. Nilai indeks K berdasarkan sentra

  No Sentra Indeks K Kelas

  1 Kidulan 0,68 Sangat Tinggi

  3 Lamsi 0,51 Tinggi

  2-1

  4 Paksi 0,55 Tinggi

  5 Sawahan 0,52 Tinggi

  6 Swanbin 0,62 Sangat Tinggi

  7 Tionggang 0,33 Sedang

  8 Tualo 0,17 Rendah

  Kepadatan tanah

  Kepadatan tanah rerata berdasarkan sentra disajikan pada Tabel 4. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa sentra Lamuk mempunyai tingkat kepadatan paling tinggi dibanding sentra lain. Sentra tersebut mempunyai nilai kepadatan tanah sebesar 19,33 kg f cm

  15 Namun, jika ditinjau berdasarkan data kepadatan secara keseluruhan yang diperoleh dan 72 titik observasi, menunjukan tingkat kepadatan tanah yang berbeda-beda. Hal ini karena selain kondisi fisik tanah yang berbeda,

  • 1
  • >pertumbuhan dan pupuk kg.ha

      3), semakin besar erosi

      . Hal ini terjadi karena bilitas tanah maka semakin rgerus oleh aliran air.

      Gambar 4 menunjukkan n yang tidak beraturan. eduanya tidak signifikan hubungan tersebut bermakna tinggi indeks erodibilitas in rendah produksi

      indeks erodibilitas dengan u temanggung adalah kan bahwa hubungan signifikan (sig > 0,05). mempunyai nilai korelasi menunjukkan hubungan but ditunjukkan dengan

      odibilitas tanah

      (2012) kepadatan n dalam berat isi tanah atau basah. Berat isi epadatan tanah, semakin makin tinggi pula nilai arti semakin sulit tanah ditembus akar tanaman in rendah berat isi tanah kan porositas tanah dan setyo dan Suriadikarta, kepadatan tanah dengan odibilitas

      i hubungan terhadap yang mempengaruhi ebut ialah permeabilitas et al.

      399, 2016

      Hasil korelasi antara indek produktivitas tembakau 0,56, yang menunjukkan tersebut termasuk tidak sig Hubungan keduanya memp sebesar -0,17 dan menu tidak searah. Hal tersebut notasi negatif. Pada Gamb sebaran grafik hubungan y Meskipun hubungan kedua (> 0,05) namun, hubunga tidak searah. Semakin ting tanah maka semakin tembakau temanggung. Ha semakin tinggi erodibilitas tinggi pula tanah terge Menurut Tambun (2013),

      Hubungan indeks erodib dengan produktivitas

      Gambar 3. Hubungan kepa erodibil

      mudah tidaknya tanah hujan pada permukaan epadatan tanah yang hanya pada kedalaman hasil korelasi antara artinya nilai tersebut kan hubungan yang unyai hubungan tidak datan tanah. Korelasi mpunyai nilai -0,66. but bermakna, jika semakin tinggi maka as semakin rendah, tas tanah tinggi maka ndah. Hasil regresi erodibilitas disajikan hasil regresi tersebut n Y= -0,0234x + but bermakna setiap besar 1 maka dapat penurunan indeks 3 dan nilai koefisien ebesar 0,43 atau dapat tingkat kepercayaan uji hadap mutu adalah keduanya merupakan k langsung, artinya kepadatan mempunyai salah satu aspek ya erodibilitas. Aspek tersebut tanah. Menurut Al-Hadi et tanah dapat dinyatakan da dalam kondisi kering at merupakan petunjuk kepa padat suatu tanah sema berat isinya, yang berarti meneruskan air atau dite (Saribun, 2007). Semakin r maka dapat meningkatkan laju permeabilitas (Praset 2006).

      as dengan kepadatan

      yang pada umur pupuk KNO3 200-250 pada umur tiga minggu

      2004; Hilman 2013). an diberikan pupuk tinggi. Umumnya sal NPK (11:13:17)

      juga berbeda. Terdapat mpengaruhi kepadatan ngupayaan pemadatan gan kelembaban tanah h (Touahmia, 2016). yang berlebihan dan upakan salah satu secara tidak langsung. besar Kabupaten nis tanah Andisol yang banyak petani sayuran pupuk dengan dosis

      ah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-39

      ) sebe diinterpretasikan bahwa ting regresi erodibilitas terhad sebesar 43%. Hubungan ke hubungan secara tidak

      2

      Persamaan tersebut kenaikan kepadatan sebes memberikan pengaruh pe erodibilitas sebesar 0,023 determinasi regresi (R

      Erodibilitas mempuny searah terhadap kepadata keduanya tersebut memp Notasi negatif tersebut kepadatan suatu tanah sema nilai indeks erodibilitas sebaliknya jika erodibilitas kepadatan semakin rend kepadatan dan indeks er pada Gambar 3. Pada ha menghasilkan persamaan 0,7543.

      Erodibilitas merupakan mu hancur oleh pukulan air huj tanah, sehingga data kepa digunakan untuk analisis han 0-10 cm. Berdasarkan ha tersebut, nilai sig 0,00 ar <0,05 yang menunjukkan signifikan.

      Hubungan erodibilitas de

      yang diberikan pada (Disbun-Jatim, 2012).

      teknik budidaya petani juga empat faktor yang mempe suatu tanah yaitu; pengu tanah, tipe tanah, kandungan dan berat kering tanah Pemberian pupuk kimia ya terus menerus merupa pengupayaan pemadatan se Meskipun sebagian b Temanggung memiliki jenis relatif subur, namun bany biasa menggunakan pup berlebih (Dariah et al,. 20 Pada tanah-tanah ringan dengan dosis lebih t diperlukan pupuk basal sebanyak 500-600 kg ha

      Jurnal Tanah

    • 1

      Jurnal Tanah

      2

      00). an searah yang terjadi unsur hara. Semakin tinggi a kehilangan unsur hara

      but yaitu sig < 0,05 tersebut mempunyai an sehingga kedua data gresi. Hasil perhitungan koefisien determinasi r 0,34, atau dapat a tingkat kepercayaan uji erhadap mutu adalah hingga persamaan yang adalah Y= -0,0668x + regresi disajikan pada tegak lurus ke kiri kedua variabel terjadi ah. Hasil perhitungan etasikan bahwa semakin maka semakin rendah il perhitungan tersebut etiap kenaikan satu nilai mberikan penurunan nilai temanggung sebesar - uh indeks erodibilitas indeks mutu um et al. (2008) jika suatu odibilitas tinggi maka dap pukulan air hujan di erosi. Selain itu, faktor ngembangan tembakau lahan yang terjal dari 40%) menyebabkan na erosi dan kerusakan

      399, 2016

      Terdapat hubungan antara erosi dengan unsur erosi yang terjadi maka k juga semakin tinggi. M menyatakan erosi me pertanaman tembakau di bahan organik, porosita

      Gambar 5. Pengaruh terhadap inde Menurut Sulistyaningrum tanah mempunyai erodib tanah itu peka terhadap sehingga mudah terjadi e kemiringan lahan. Penge temanggung pada la (kemiringannya lebih dari degradasi lahan karena lingkungan (Djajadi, 2000)

      5. Garis teg menunjukkan bahwa ke hubungan tidak searah. tersebut dapat diinterpreta tinggi nilai erodibilitas ma mutu tembakau. Hasil pe menunjukkan bahwa setia erodibilitas akan member indeks mutu tembakau te 0,066.

      ) sebesar diinterpretasikan bahwa ting regresi erodibilitas terha sebesar 34%. Sehingg muncul dari keduanya ada 0,0953. Grafik hasil reg Gambar

      ilitas dengan mutu mempunyai hubungan sebesar 0,00. Namun, dengan nilai tersebut menunjukkan nilai te hubungan yang signifikan tersebut dapat diuji regre regresi, didapat nilai k regresi (R

      permukaan yang terjadi m pula kandungan unsur hara oleh erosi.

      odibilitas dengan

      maka semakin besar hara yang ikut terbawa erodibilitas dengan tivitas dapat menyebabkan lapisan atas) sehingga salah satu komposisi bahan organik sebagai nah dan tanaman pada lapisan olah tanah. unyai hubungan erat a unsur-unsur penting memberikan pengaruh tidak langsung pada nik merupakan sumber ma di dalam tanah yang dalam proses perbaikan dan biologi tanah nurut Didjajani (2012), ata terhadap hilangnya in N, P, K, Ca dan Mg. but sangat penting bagi n, sehingga erosi yang a tanah tererosi juga eluar dari petak lahan dapat menyebabkan nah yang ditandai s lahan.

      ah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-39

      Hasil korelasi erodibilita tembakau tergolong mem sedang dengan nilai sig sebe

      Hubungan indeks erodibi indeks mutu

      Bahan organik memb secara langsung maupun tida tanaman. Bahan organik me unsur hara N yang utama di berperan cukup besar dalam sifat kimia, fisika, da (Soewandita, 2008). Menuru laju erosi berpengaruh nyata nsur hara tanah antara lain N, Padahal unsur hara tersebut perkembangan tanaman, s terjadi, selain membawa t membawa hara tanah kelu pertanian. Sehingga dap turunnya kualitas tanah menurunnya produktivitas la

      Gambar 4. Hubungan er produktivi Erosi yang terjadi da hilangnya top soil (tanah lap dapat berpengaruh pada sa penyusun tanah yaitu baha penyedia unsur hara tanah lapisan tanah atas atau la Bahan organik mempuny terhadap tinggi rendahnya u yang dibutuhkan tanaman.

      Mastur et al. (2002) mengakibatkan lahan di Temanggung miskin sitas tanah menurun,

      Waltz, 1985; Sugeng, mikian, kepadatan tanah si tembakau baik secara ngsung. ta yang diperoleh, ivitas pada lahan sawah han tegal. Hal ini karena

      lasi antara kepadatan oduksi menunjukkan an. Korelasi tersebut nilai sig. 0,002 (signifikan dua variabel ini dapat uk mengetahui besaran tanah terhadap resi antara kepadatan itas menghasilkan nilai resi (R

      016), ada empat faktor kepadatan suatu tanah pemadatan, tipe tanah, tanah dan berat kering lisis kepadatan yang penelitian, hal tersebut han lahan yang intensif. n pengistirahatan tanah ngan alasan petani tidak n selain dari kegiatan oduktivitas tembakau di lain disebabkan oleh ai akibat dari budidaya if (Djajadi et al., 2002). nah dapat terjadi secara berdampak juga terhadap nah dan porositas tanah, ir tanah di dalam tanah stur, struktur, porositas, merupakan faktor utama besar-kecilnya kapasitas

      Guritno, 1995). Dengan an tanah dapat si suatu tanaman. Hal ini t Rusdiana et al. (2000), kar sangat dipengaruhi tanahnya. Terjadinya dapat disebabkan karena kepadatan terhadap oduktivitas

      399, 2016

      Berdasarkan data menunjukkan produktivita lebih tinggi daripada lahan

      Rendahnya produkt Temanggung antara lain degradasi lahan sebagai tembakau yang intensif ( Sehingga pemadatan tanah tidak langsung, yang berda perubahan struktur tanah sehingga kandungan air t pun ikut berubah. Tekstu dan kepadatan tanah mer yang menentukan besa infiltrasi (Carrow dan W 2008). Dengan demikia mempengaruhi produksi t langsung atau tidak langsung

      Gambar 6. Pengaruh k produktiv Menurut Touahmia (2016 yang mempengaruhi ke yaitu; pengupayaan pema kandungan kelembaban ta tanah. Menurut analisis terjadi pada objek pene karena adanya pengolahan Petani tidak melakukan pe (bero) pada lahannya denga mempunyai penghasilan bertani.

      , mempunyai umbuhan suatu bagian pertumbuhan bagian lain (Sitompul dan Guritn demikian, kepadatan mempengaruhi produksi s sesuai dengan pendapat R bahwa pertumbuhan aka oleh keadaan fisik ta kepadatan suatu tanah dapa beberapa hal.

      llometrik

      . Grafik pada Gambar 6. Garis nunjukkan bahwa kedua bungan tidak searah. tersebut dapat semakin tinggi nilai ka semakin rendah nurut Saribun (2007) unjuk kepadatan tanah, nah maka semakin sulit in sulit ditembus akar ar dapat terganggu suatu tanah. Menurut

      166,8 kg ha

      tikan besar tingkat kepadatan tanah tivitas sebesar 27%. adalah Y= -166,8x + tersebut menunjukkan satu nilai kepadatan an penurunan nilai

      2 ) sebesar 0,27.

      tanah dengan

      Jurnal Tanah

      , dosis pupuk P, h hujan, frekuensi nyakit dan frekuensi

      (Ca) dan magnesium sampai sangat tinggi. sembilan faktor yang adalah dosis pupuk n, kapasitas pegang air,

      ndah, dan daya simpan enurut Djajadi dan ungan unsur-unsur yang terhadap mutu antara

      ah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-39

      pengertian bahwa pertumb tanaman diikuti dengan pe

      allom

      Perkembangan akar akibat dari kepadatan sua konsep hubungan

      Hasil perhitungan ters bahwa setiap kenaikan sa tanah, akan memberikan produktivitas sebesar -166 hasil regresi disajikan pada tegak lurus ke kiri menunju variabel mempunyai hubu Hasil perhitungan diinterpretasikan bahwa se kepadatan tanah, maka produktivitas lahan. Menur berat isi merupakan petunju semakin padat suatu tanah ditembus air atau makin s tanaman.

      dapat diartika kepercayan hubungan mempengaruhi produktivi Persamaan yang muncul ada 4834,27.

      2

      Berdasarkan hasil korelasi tanah dengan produk hubungan yang signifikan. bernilai -0,52 dengan nilai s <0,05). Sehingga kedua dilakukan uji lanjut, untuk me pengaruh kepadatan produktivitas. Hasil regres tanah dengan produktivitas koefisien determinasi regres Nilai R

      Hubungan kepadatan tan produktivitas

      kandungan N dan K renda air juga rendah. Menu Murdiyati, (2000) kandunga dominan pengaruhnya terh lain kalium (K), kalsium (C (Mg) umumnya sedang samp Djumali, (2008) ada sem mempengaruhi mutu ada kandang, genetik tanaman, k kandungan C organik, kandungan Ca, curah pengendalian hama penya panen.

    • 1

      Jurnal Tanah

      Notasi negatif tersebut nggi kepadatan suatu tanah maka semakin renda sig korelasi tersebut bermakna tidak signifika tidak dapat diuji lanjut.

      Kepadatan Tanah dan s Mutu mengurangi kandungan ngi ketersediaan air bagi mbat pertumbuhan akar

      ndah indeks mutu. Nilai but sebesar 0,69 yang ikan (>0,06), sehingga

      399, 2016

      Sentra yang mempuny tembakau rendah diantara

      Kesimpulan

      Kepadatan tanah lingkungan fisik tanah mempengaruhi produks 2003). Menurut Wulanda fisik tanah mempengaruhi biologi tanah, dengan sif baik terhadap sifat kim produksi maupun mutu t unsur kimia yang sang tanaman tembakau ada Tanaman tembakau memb P sejak awal pertumb tanaman kekurangan uns pertumbuhannya akan la Murdiyati, 2000).

      Kepadatan tanah dapat me aerasi tanah, mengurangi tanaman, dan menghamb tanaman (Damanik, 20 diungkapkan oleh Wilson yang padat dapat me memegang air, mengurang memberikan hambatan fi penerobosan akar sehin kapasitas kemampuannya dan hara.

      Gambar 7. Hubungan K Indeks M

      Namun, uji korelasi ,074, yang bersifat

      pada lahan sawah mempuny yang baik sehingga mendu tinggi. Namun, pada kualit cenderung rendah. Hal ditunjuk korelasi dalam penelitian hubungan tidak searah produktivitas dan mutu. M Murdiyati (2000), produ tembakau di lahan sawah tin dan aroma rendah. Menur pengaruh vegetasi terhadap oleh sistem perakaran tana antara tumbuhan berakar p dalam.

      datan dengan mutu yang tidak signifikan. nunjukkan grafik tidak aruh kepadatan tanah

      tanah dengan indeks

      Menurut Djajadi dan oduktivitas tanaman tinggi, namun kualitas nurut Winanti (1996) dap infiltrasi ditentukan anaman, yang berbeda r pendek, sedang, dan di lapang, hampir asi memiliki vegetasi man penegak yang oleh petani ditebang menghasilkan tembakau ualitas tembakau yang penyinaran matahari nya pertumbuhan dan graini, 2009), sehingga menebang tanaman umbuh di lahan mereka duktivitas dan mutu ang berdampak erosi ung dapat menyebabkan itas tanaman tembakau gal. Pada lahan tegalan giaan 500-1000 m dpl n yang sedang-curam dinya degradasi lahan rut Rochman dan tu permasalahan yang embangan tembakau ndahnya produktivitas mundurnya daya dukung ndemik penyakit.

      unyai ketersediaan air ndukung produktivitas ualitas mutu tembakau ditunjukkan pada hasil ian ini, menunjukkan rah pada variabel

      ah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-39

      Hasil korelasi kepadata menunjukkan hubungan ya Pada Gambar 7 menunju beraturan, sehingga pengaru terlihat bias/ samar. Na keduanya bernilai -0,07 hubungan tidak searah. No bermakna semakin tinggi

      Hubungan kepadatan tan mutu

      Kepadatan tanah yang yang secara tidak langsung da menururnnya produktivitas khususnya pada lahan tegal. yang mempunyai ketinggiaa dengan kemiringan lahan sangat mendukung terjadin terutama erosi. Menurut Yulaikah (2007), salah satu dihadapi dalam pengem temanggung adalah renda yang disebabkan oleh mund lahan akibat erosi dan endemik

      Pada pengamatan di keseluruhan titik observasi yang rendah. Tanaman sebelumnya tumbuh, oleh dengan tujuan untuk meng dalam kuantitas dan kuali tinggi. Kurangnya pen menyebabkan terhambatnya produksi tembakau (Anggra petani tidak segan me penegak/ pohon yang tumb demi meningkatkan produ tembakau.

      2007). Hal ini juga on (2006) bahwa tanah mengurangi kapasitas urangi kandungan udara, fisik yang besar pada hingga mengendalikan ya memanen air, udara, h berpengaruh pada nah sehingga dapat uksi tanaman (Bahri, ndari et al. (2010), sifat aruhi sifat kimia dan sifat fisik yang kurang kimia mempengaruhi u tembakau. Salah satu ngat dibutuhkan oleh dalah unsur hara P. membutuhkan unsur hara umbuhan sehingga jika unsur hara P maka lambat (Djajadi dan mpunyai produktivitas ntaranya sentra Swanbin,

      

    Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

      Dharmawan, I. 2008. Analisis Erodibilitas Tanah di Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

      A. G. 1990. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya, Bina Aksara. Jakarta. Mastur, G. Dalmadiyo, Suwarso, A.S. Murdiyati, Djajadi, M. dan Mukani. 2002. Pengkajian teknik konservasi lahan tembakau temanggung. Laporan Akhir Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang. 19 hlm Prasetyo,

      Hara Terpadu Menuju Terwujudnya Ekonomi Biru (Pertanian Ramah Lingkungan). Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Budidaya Tanaman, Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian, Bogor, Desember 2013. Kartasapoetra,

      Tradisional Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang 353 hlm. Hilman, Y. 2013. Teknologi Inovatif Budidaya Sayuran Lahan Kering Berbasis Pengelolaan

      Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu Barang - Lembaga Tembakau Jember. Jember Djajadi, M. dan Murdiyati, A.S. 2000. Hara dan Pemupukan Tembakau Temanggung. Monograf Tembakau Temanggung. 32-39. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Malang Djajadi, M., Sholeh. dan Sudibyo, N. 2002. Pengaruh Pupuk Organik Za dan SP 36 terhadap hasil dan Mutu Tembakau Temanggung Pada Tanah Andisol. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat Malang. Djumali. 2008 Produksi dan Mutu Tembakau (Nicotiana tabacum) Temanggung di Daerah

      ). Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Surabaya Disperindag-Jatim. 2013. Mengapa Impor Tembakau?. Tobacco Information Center .

      Virginia (Good Tobacco Practice

      Agrovigor Vol 5 No 1. Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jawa Timur. Surabaya Disbun-Jatim. 2012. Panduan Budidaya Tembakau

      Didjajani. 2012, Kehilangan Hara Akibat Erosi.

      Dariah, A., Subagyo, H., Tafakrestanto, C. dan Marwanto, S. 2004. Kepekaan Tanah Terhadap Erosi, dalam Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering berlereng. Pusat Penelitian dan Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak). Bogor

      Paksi dan Kidulan, sedangkan sentra yang mempunyai produktivitas tembakau sedang diantaranya sentra Tionggang, Tualo, Lamsi dan Lamuk. Sentra yang mempunyai kualitas mutu tembakau rendah meliputi sentra Swanbin, Paksi, Tualo, Lamuk, Kidulan dan Sawahan sedangkan sentra yang mempunyai kualitas mutu sedang adalah sentra Lamsi dan Tionggang. Kepadatan berpengaruh terhadap nilai indeks erodibilitas. Semakin tinggi kepadatan suatu tanah maka semakin rendah nilai erodibilitas tanah.

      Akibat Lintasan Traktor dan Dosis Bokashi. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Intitut Pertanian Bogor. Bogor

      Pembangunan Daerah. Kabupaten Temanggung. Temanggung Damanik, P. 2007. Perubahan Kepadatan Tanah dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

      Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung. Temanggung BAPPEDA-Temanggung. 2015. Satistik Kabupaten Temanggung 2015. Badan Perencanaan

      Bahri, M.F. 2003. Perubahan Sifat Fisik-Mekanik Tanah Pada Perlakuan Bahan Organik dan Lintasan Traktor dengan Indikator Tanaman Kangung Darat. Jurusan Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor BAPPEDA-Temanggung. 2013. BAPPEDA Bank.

      Anggraini, E. 2009. Pemanfaatan Mikoriza Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana Tabacum L.) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Fakultas Pertanian Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

      Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat Lintasan Dan Bajak Traktor Roda Empat. Program Studi Magister Konservasi Sumberdaya lahan Fakultas Pertanian Unsiyah. Banda Aceh

      Daftar Pustaka Al-Hadi, Y., Yunus, Y. dan Idkham, M. 2012.

      Kepadatan tanah juga berpengaruh terhadap produktivitas lahan namun tidak berpengaruh terhadap indeks mutu. Semakin tinggi kepadatan tanah maka semakin rendah produktivitas tembakau temanggung. Erodibilitas Tanah tidak berpengaruh terhadap produktivitas lahan, namun berpengaruh terhadap indeks mutu. Semakin tinggi indeks erodibilitas maka semakin rendah indeks mutu tembakau temanggung.

      B. dan Suriadikarta, A.D. 2006. Karakteristik, Potensi, Dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk

      

    Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 3 No 2: 389-399, 2016

    Pengembangan Pertanian Lahan Kering Di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor Rochman, F. dan Suwarso. 2000. Kultivar Lokal Tembakau Temanggung dan Usaha Perbaikannya dalam Tembakau Temanggung. P. 71-86 Monograf Balittas No 5, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat Malang

      Rochman, F. dan Yulaikah. 2007. Varietas Unggul Tembakau Temanggung. Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis Tembakau. Badan Litbang Pertanian. Rusdiana, O., Y. Fakura, C. Kusuma, dan H. Yayat.

      2000. Respon Pertumbuhan Akar Tanaman Sengon Terhadap Kepadatan Dan Kandungan Air Tanah Podsolik Merah Kuning. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 6(2): 43-53

      Saribun, D.S. 2007. Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan Dan Kelas Kemiringan Lereng Terhadap Bobot Isi, Porositas Total, Dan Kadar Air Tanah Pada Sub-Das Cikapundung Hulu. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Jatinangor

      Siswanto. 2004. Pengembangan Tembakau Unggulan di Sumenep. UPN Veteran Jawa Timur Sitompul, S.M. dan Guritno, B. 1995.Analisis

      Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soewandita, H. 2008. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman perkebunan di kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 2, 128 – 133. Sucipto. 2007. Analisis Erosi yang Terjadi Di Lahan Karena Pengaruh Kepadatan Tanah. Jurusan

      Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Semarang Sudaryono. 2004. Rekayasa Lingkungan dengan Naungan Tertutup untuk Perbaikan Kualitas dan Produktivitas Tembakau Rakyat di Sleman, Jogjakarta. Jogjakarta Sugeng, U. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan

      Lahan terhadap Sifat Biofisik Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang. Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Malang. Malang Sulistyaningrum D., Liliya Dewi S. dan Bambang S. 2008. Pengaruh Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah Dan Upaya Konservasi Lahan. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. FTP. Universitas Brawijaya Tambun, B.V. 2013. Pengaruh Erosi Permukaan Terhadap Kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah Pada Lahan Pertanian Jagung Di Desa Ylanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

      Touahmia, G. 2016. Geotechnical Engenering/ Introduction to Soil Mechanic 270, Part II. Wilson,

      E. 2006. Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh Forwarder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Semai. Skripsi. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. . Winanti, T. 1996. Pekarangan Sebagai Media Peresapan Air Hujan Dalam Upaya

      Pengelolaan Sumberdaya Air, Makalah disajikan dalam Konferensi Nasional Pusat Studi Lingkungan BKPSL, Tanggal 22-24 Oktober 1996 di Universitas Udayana. Denpasar Bali. Wulandari, N., Bambang H. dan Usmadi. 2010.

      Analisis Indeks Kualitas Tanah Berdasarkan Sifat Fisiknya Pada Areal Pertanaman Tembakau Na-Oogst dan Hubungannya Dengan Produktivitas Tembakau Na-Oogst di Kabupaten Jember Agrotekoteknologi.

      

    halaman ini sengaja dikosongkan