ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS PADA PELAKSANAAN PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN DI DESA ORO BULU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN) (ANALYSIS OF HOUSEHOLD FOOD SECURITY) (CASE STUDY AT IMPLEMENTATION OF VILLAGE FOOD SELF-SUFFICIENT PRO

  AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015

ISSN: 1412-1425

  

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

(STUDI KASUS PADA PELAKSANAAN PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN DI

DESA ORO BULU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN)

  

(ANALYSIS OF HOUSEHOLD FOOD SECURITY)

(CASE STUDY AT IMPLEMENTATION OF VILLAGE FOOD SELF-SUFFICIENT

PROGRAM IN ORO BULU VILLAGE REMBANG DISTRICT PASURUAN REGENCY)

  1 1 1 1 Retno Ediwiyati , Djoko Koestiono , Budi Setiawan

  Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang E-mail :

  

ABSTRACT

Village Food Self-sufficiency Program is one of the programs created by government of

Indonesia in attempt to overcome food insecurity and rural poverty by involving the

participation of the society. This study aims are to analyze the level of household food security

by Food Dietary Pattern (PPH), and to analyze the factors that influence food diversification

(score PPH) in the study area. Based on this study concluded that Village Self Sufficiency

Food Energy (AKE) and the level of adequacy of Energy (TKE) are in secure category.

Furthermore, the calculation of sufficiency of Energy Level for Afinitas Mawar 1 is 81.30%,

Afinitas Mawar 2 is 79.14% and Afinitas Mawar 3 is 94.25%. Based on Sufficiency Protein

(AKP) measurement, protein adequacy level for Afinitas Mawar 1 is 77.41%, the Afinitas

Mawar 2 68.29% and Afinitas Mawar 3 is 81.11%. Based on the scores of Food Dietary

Pattern (PPH), Afinitas Mawar 1 has 70.54 score, Afinitas Mawar 2 and Afinitas Mawar 3 are

66.62 and 90.24 scores, respectively. Factors that significantly affect score PPH is the total

are age of housewife (X1), land area (X3) familie income (X5). Alternative solution for

strengthening food security in the village is to grow the domestic food self-sufficiency by

increasing productive enterprises that provide additional income to household. Using yard

around the house as optimum as possible to strengthen the diversity of household consumption

in the program.

Keywords: Rural food insecurity, Village Food Self-sufficiency Program, Household Food

Security

  

ABSTRAK

  Program Desa Mandiri Pangan adalah salah satu program yang dibuat oleh Pemerintah dalam upaya untuk mengatasi kerawanan pangan dan kemiskinan di pedesaan dengan melibatkan peran serta dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan: 1) Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH), dan 2) Menganalisis Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap diversifikasi pangan (skor PPH) di daerah penelitian. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga program Desa Mandiri Pangan berdasarkan Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Tingkat Kecukupan Energi (TKE) termasuk dalam kategori “tahan pangan”. Tingkat Kecukupan Energi dari kelompok Afinitas Mawar 1 adalah sebesar 81,30 %, Mawar 2 sebesar 79,14 % dan Mawar 3 sebesar 94,25 %. Sedangkan tingkat kecukupan protein berdasarkan analisis Angka Kecukupan Protein (AKP) pada kelompok Mawar 1 adalah

86 AGRISE Volume XV, No. 2, Bulan Mei 2015

  sebesar 77,41 %, kelompok Mawar 2 sebesar 68,29 % dan kelompok Mawar 3 sebesar 81,11%. Sementara itu skor Pola Pangan Harapan (PPH) untuk kelompok Mawar 1 adalah sebesar 70,54, kelompok Mawar 2 sebesar 66,62 dan untuk kelompok Mawar 3 skor 90,24.

  Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap skor PPH adalah usia ibu rumah tangga (X1), luas pekarangan (X3) dan pendapatan total keluarga (X5). Saran yang diajukan adalah menumbuhkan kemandirian pangan rumah tangga dengan meningkatkan usaha produktif yang memberikan tambahan pendapatan rumah tangga. Selain itu juga dengan memanfaatkan lahan pekarangan seoptimum mungkin untuk meningkatkan keanekaragaman pangan rumah tangga di Program Desa Mandiri Pangan.

  Kata kunci : Desa Rawan Pangan, Program Desa Mandiri Pangan, Ketahanan Pangan Rumah Tangga

I. PENDAHULUAN

  Prioritas pembangunan nasional adalah peningkatan ketahanan pangan yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai karakteristik daerah.

  Tantangan utama dalam mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga adalah membangun kapasitas dan kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah pangan yang terjadi di dalam rumah tangga maupun di lingkungan sekitarnya. Rendahnya pendapatan masyarakat akan berimbas pada rendahnya daya beli masyarakat , keterbatasan kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan, serta keterbatasan kemampuan sumber daya untuk mengembangkan usaha kecil mikro sehingga menyebabkan rentan terhadap kerawanan pangan.

  Salah satu program pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian adalah Program Desa Mandiri Pangan yang berupaya mengatasi kerawanan pangan dan kemiskinan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat pedesaan dalam mengembangkan usaha produktif berbasis sumber daya lokal, peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan daya beli masyarakat dan akses pangan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan gizi rumah tangga

II. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilakukan pada kelompok-kelompok usaha produktif Program Desa Mandiri Pangan di Desa Oro Bul Kecamatan Rembang. Kelompok-kelompok tersebut yaitu Kelompok Afinitas Mawar 1 yang mempunyai aktivitas jahit bola, Kelompok Afinitas Mawar 2 yang mempunyai aktivitas jahit bola, dan Kelompok Afinitas Mawar 3 yang merupakan kelompok pedagang. Ketahanan pangan kelompok-kelompok tersebut analisis baik secara kuantitas maupun secara kualitas pangannya. Secara kuantitas pangan dihitung dengan menggunakan Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein (AKP),

  Retno Ediwiyati - Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga ……………………… 87 2.1.

   Perhitungan kandungan energi dan protein aktual masing-masing kelompok bahan pangan

  Bp : bobot kelompok bahan pangan Dari skor PPH aktual yang didapat, maka :

  Skor PPH = TKEp * Bp Dimana:

   Analisis Kualitas Pangan

  Dimana: TKEp : persentase energi aktual masing-masing kelompok pangan terhadap AKE TKPp : persentase protein aktual masing-masing kelompok pangan terhadap AKP AKE : 2000 kkal/kap/hari AKP : 52 gram/kap/hari 2.2.

  TKEp = TKPp =

   Perhitungan AKE dan AKP aktual

  Dimana: Ei : energi aktual yang dikonsumsi dari bahan pangan i (kkal/kap/hari) Pi : protein aktual yang dikonsumsi dari bahan pangan i (gram/kap/hari) Bi : berat bahan pangan i (gram) Kei : kandungan energi bahan pangan i Kpi : kandungan protein bahan pangan i BBDi : persentase bahan pangan yang dikonsumsi (%BDD) bahan pangan i JRT : jumlah anggota rumah tangga (orang) 3.

  Ei = [ Bi * KEi/ 100 * ( BDDi/ 100)] / JRT Pi = [Bi * KPi/ 100 * (BDDi/ 100)] / JRT

  Sayuran dan Buah :sayur, buah i. Lain-lain:minuman, bumbu-bumbuan 2.

   Analisis Kuantitas Pangan 1. Pengelompokan Konsumsi Pangan Berikut adalah kelompok konsumsi pangan berdasarkan komoditasnya.

  Gula : gula pasir, gula merah h.

  g.

  : kelapa, kemiri f. Kacang-kacangan : kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang lain.

  Minyak dan Lemak :minyak kelapa, minyak sawit, minyak lainnya e. Buah/biji berminyak

  Pangan hewani : daging, telur, susu, ikan d.

  Umbi-umbian : singkong, ubi jalar, sagu, dan umbi lainnya c.

  Padi-padian : beras, jagung, gandum, dan bahan olahannya b.

  a.

  Jika skor PPH aktual > skor PPH maksimal, maka skor PPH adalah skor PPH maksimal

88 AGRISE Volume XV, No. 2, Bulan Mei 2015

  

Tabel 1.Konsumsi dan Angka PPH Anjuran dari Masing-masing Kelompok Bahan

Pangan No Kelompok Pangan Konsumsi Anjuran (kkal/kap/hr) PPH Anjuran 2020% Bobot Skor Maks

  0.0 JUMLAH 2000 100.00 100,0 Sumber : BKP Pasuruan, 2015 2.3.

  2.50

  8 Sayur dan buah 120

  6.00

  5.0

  30.00

  9 Lain-lain

  60

  3.00

  0.0

  Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan adalah analisis regeresi linear berganda. Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

   Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga Program Desa Mandiri Pangan

  5.00

  Y= β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β + e Dimana:

  Y : Skor Pola Pangan Harapan RumahTangga Program Desa Mandiri Pangan β : konstanta intersep β 1

  : koefisien parameter (X = 1,2,3,4,5)

  X 1 : Usia ibu rumah tangga (Th)

  X 2 : Pendidikan ibu Rumah Tangga (th)

  X 3 : Jumlah Anggota Keluarga (orang)

  X 4 : Luas Lahan Pekarangan (Ha)

  X 5 : Pendapatan Keluarga (Rp/bln) e : Error term

  Rata-rata tambahan pendapatan dari usaha produktif yang dijalankan oleh Kelompok Afinitas Mawar 1. Mawar 2, dan Mawar 3 dalam Program Desa Mandiri Pangan di Desa Oro Bul disajikan pada Tabel 1.1. berikut.

  0.5

  7 Gula 100

  1 Padi-padian 1000

  24.0

  50.00

  0.5

  25.0

  2 Umbi-umbian 120

  6.00

  0.5

  2.5

  3 Pangan hewani 240

  12.00

  2.0

  4 Minyak dan lemak 200

  10.0

  10.00

  0.5

  5.0

  5 Buah/biji berminyak

  60

  3.00

  0.5

  1.0

  6 Kacang-kacangan 100

  5.00

  2.0

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Retno Ediwiyati - Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga ………………………

  89 Tabel 2.Rata-rata pendapatan tambahan kelompok afinitas Mawar 1, Mawar 2 dan Mawar 3

  Program Desa Mandiri Pangan Uraian Kel. Mawar 1 Kel. Mawar 2 Kel .Mawar 3

  Rata-rata Pendapatan Utama Rp/th

  Rp. 14,580,000.00 Rp. 11,420,000.00 Rp. 16,880,000.00

  Rata-rata Pendapatan Tambahan (Rp/th)

  Rp. 2,440,000.00 Rp. 2,320,000.00 Rp. 4,600,000.00 Rata-rata Total Pendapatan (Rp/th)

  Rp. 17,692,000.00 Rp. 13,740,000.00 Rp. 21,480,000.00 Rata-rata tambahan pendapatan (%)

  13.79

  16.89

  21.42 Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah) Besarnya jumlah pendapatan tambahan dari usaha produktif ibu-ibu kelompok afinitas tersebut sangat berarti bagi rumah tangga Program Desa Mandiri Pangan karena untuk rumah tangga miskin yang pendapatan total rumah tangga rendah, sekitar 60

  • – 80 % pendapatannya dibelanjakan untuk makanan (Soekirman, 1991).

3.1. Pola Konsumsi berdasarkan aspek kuantitas

  Penilaian pola konsumsi pangan dapat dilihat melalui Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang terdiri dari Angka Kecukupan Energi(AKE) dan Angka Kecukupan Protein(AKP).

1. Angka Kecukupan Energi(AKE)

  1

  3.69

  3.00

  0.96

  1.10

  1.71 Kacang-kacangan 100.00 194.19 148.28 145.86

  5.00

  9.71

  7.41

  7.29 Gula 100.00

  71.88 71.07 118.35

  5.00

  3.76

  27.38

  5.92 Sayur dan Buah 120.00

  78.97 64.08 134.37

  5.00

  3.99

  3.39

  6.72 Lain-lain 60.00 - - - 3.00 - - - Jumlah 2,000.00 1,658.06 1,533.02 1,893.91 100.00

  81.30

  79.14

  94.25

  Tabel 2 . Angka kecukupan energi (AKE) dan tingkat kecukupan energi (TKE) kelompok afinitas Mawar 1, Mawar 2 dan Mawar 3 Program Desa Mandiri Pangan Kelompok AKE Kelompok Afinitas TKE Kelompok Afinitas

  34.24

  22.08

  2 3 (%)

  6.00

  1

  2

  3 Padi-padian 1,000.00 993.72 966.49 1097.79

  50.00

  49.69

  48.32

  54.89 Umbi-umbian 120.00

  8.33

  24.19

  1.33

  0.42

  60.00

  1.21

  0.07 Pangan Hewani 240.00 98.43 103.49 190.29

  12.00

  4.92

  Bahan Pangan Normatif Mawar Normatif Mawar (Kkalori)

  9.51 Minyak dan lemak 200.00 157.13 174.85 164.93

  10.00

  7.93

  8.77

  8.25 Buah biji berminyak

  5.17

90 AGRISE Volume XV, No. 2, Bulan Mei 2015 2.

   Angka Kecukupan Protein(AKP).

  Tabel 3. Angka Kecukupan Protein (AKP) dan Tingkat Kecukupan Protein(TKP) Kelompok Afinitas Mawar 1, Mawar 2 dan Mawar 3 Program Desa mandiri Pangan

  AKP Kelompok Afinitas TKP Aktual % Kelompok

  Normatif Mawar Bahan Pangan

  (Gram)

  1

  2

  3

  1

  2

  3 Padi-padian

  20.78

  11.65

  11.27

  12.95

  22.41

  21.68

  24.90 Umbi-umbian

  1.42

  0.95

  1.93

  0.11

  1.83

  3.31

  0.41 Pangan Hewani

  11.71

  5.83

  6.09

  11.47

  11.21

  11.71

  22.06

  • Minyak dan lemak - Buah biji berminyak

  6.04

  0.16

  0.20

  0.30

  0.30

  0.39

  0.59 Kacang-kacangan

  9.18

  20.51

  15.04

  15.35

  39.45

  28.92

  29.53

  0.02

  • Gula Sayur dan Buah

  2.85

  1.15

  0.98

  1.99

  2.21

  1.89

  3.83

  • Lain-lain Jumlah

  52.00

  40.25

  35.51

  42.18

  77.41

  68.29

  81.11 Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah) Dari hasil analisis Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dapat dilihat pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa ketiga kelompok afinitas yang ada di Desa Oro Bulu Kecamatan

  Rembang Kabupaten Pasuruan mencapai nilai TKE atau Tingkat Kecukupan Energi yang lebih besar dari 75% dari kebutuhan energi normatif. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai AKE nya ketiga kelompok berada dalam kondisi tahan pangan. Sementara itu berdasarkan nilai Angka Kecukupan Protein (AKP) hanya satu kelompok yang tidak berada dalam kondisi tahan pangan yaitu kelompok Afinitas Mawar 2 dimana nilai AKP nya sebesar 35.51 gram/kap/hr atau sebesar 68.29%.

  Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat juga bahwa dari ketiga kelompok afinitas yang ada Kelompok Afinitas Mawar 3 yang terdiri dari kelompok pedagang mencapai tingkat AKE dan AKP yang paling tinggi diantara dua kelompok afinitas yang lain, yaitu AKE rata-rata sebesar 1,893.91 kkal/kap/hr atau dengan TKE sebesar 94,25% dan AKP rata-rata sebesar 42.18 gram/kap/hr atau sebesar 81.11%. Hal ini sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa pendapatan yang lebih tinggi akan memungkinkan masyarakat mengakses makanan lebih baik. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Kelompok Afinitas Mawar 3 mempunyai rata-rata pendapatan per tahun lebih tinggi dikarenakan kegiatan afinitas yang ada mampu memberikan tambahan pendapatan yang lebih besar daripada kegiatan pada kedua kelompok yang lain.

3.2. Pola Konsumsi berdasarkan aspek kualitas

  Dari aspek kualitas, penilaian pola konsumsi pangan dilihat melalui pendekatan skor PPH (Pola Pangan Harapan). Skor ideal PPH adalah 100, menunjukkan bahwa pangan yang sudah dikonsumsi beragam dan bergizi. Artinya semakin tinggi nilai PPH mendekati 100 maka secara kualitas tingkat makanan yang dikonsumsi semakin baik, demikian juga sebaliknya.

  Retno Ediwiyati - Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga

  91 ………………………

  Tabel 4. Rata-Rata Skor PPH Rumah Tangga Kelompok Afinitas Mawar1, Mawar 2 dan Mawar 3 di Desa Oro Bulu Tahun 2015

  

Kelompok bahan Skor PPH Skor PPH Aktual Rumah Tangga Masing-

pangan Normatif masing Kelompok Afinitas

  Mawar 1 Mawar 2 Mawar 3 Padi-padian

  24.09

  22.72

  24.85

  25.00 Umbi-umbian

  0.30 0.68 0.036

  2.50 Pangan Hewani

  10.47

  10.35

  19.35

  24.00 Minyak dan lemak

  3.96

  4.38

  3.86

  5.00 Buah biji berminyak

  0.48

  0.55

  0.73

  1.00 Kacang-kacangan 10,00

  9.47

  9.98

  10.00 Gula

  1.78

  1.52

  2.50

  2.50 Sayur dan Buah

  19.46

  16.95

  28.93

  30.00 Lain-lain - - -

  • Jumlah

  70.54 66.62 90.236 100

  Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah) Dari Tabel 4 terlihat skor PPH kelompok Mawar 3 lebih tinggi daripada kelompok Mawar 1 dan Mawar 2, dimana skor PPH pada kelompok Afinitas Mawar 3 sebesar 90.236. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok afinitas yang beranggotakan para pedagang ini mampu mencapai tingkat konsumsi pangan baik secara kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan dua kelompok lain.

3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Pangan Rumah Tangga Program Desa Mandiri Pangan

  Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempunyai tingkat kesalahan kurang dari 10% adalah faktor Usia Ibu RT, Luas Pekarangan (status) dan Pendapatan. Artinya ketiga faktor ini mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas pangan yang dikonsumsi rumah tangga (PPH). Sementara itu dapat dilihat bahwa pada penelitian ini pendapatan total rumah tangga merupakan faktor yang sangat penting karena mempunyai tingkat kesalahan yang laing kecil diantara dua faktor yang berpengaruh lainnya yaitu hanya sebesar 0.2% atau dapat dibuktikan dengan besarnya t hitung yaitu 3.247 > dari t tabel 2.0141. Kofisien regresi pada variabel ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan pendapatan sebesar Rp 1/bln akan meningkatkan skor PPH sebesar 0.083. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga kualitas pangan yang dikonsumsi keluarga akan semakin tinggi pula. Hal ini sesuai dengan pendapatan Aproadji (1989) bahwa upaya pemenuhan konsumsi makanan yang bergizi berkaitan erat dengan daya beli rumah tangga dikarenakan rumah tangga dengan pendapatan terbatas, kurang mampu memenuhi kebutuhan makanan yang diperlukan oleh tubuh, setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa dijamin karena dengan uang yang terbatas tidak akan banyak pilihan.

92 AGRISE Volume XV, No. 2, Bulan Mei 2015

  Tabel 5. Hasil Estimasi Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Rumah Tangga Program Desa mandiri Pangan

  Variabel Koefisien Regresi t hitung Significant Konstanta 0.625 2.273 0.028 Usia Ibu RT -0.010 -0.364 0.022 Pendidikan 0.013 1.091 0.281 Luas Pekarangan (status) 35.531 1.714 0.093 Jumlah Tanggungan

  0.037 1.349 0.184 Keluarga Pendapatan 0.083 3.247 0.002

  Variabel Terikat : Diversifikasi Konsumsi Pangan (Skor PPH) 2 R : 0.677 F hitung : 7.607 Nyata pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) ; t tabel = 2.0141,F tabel = 2.5787

  Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1.

  Tingkat ketahanan pangan rumah tangga program Desa Mandiri Pangan berdasarkan Angka Kecukupan Energi(AKE) dan Tingkat Kecukupan Energi (TKE) termasuk kategori “tahan pangan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap Skor Pola Pangan Harapan Program desa

  Mandiri Pangan adalah Pendapatan Total Keluarga, Usia Ibu Rumah Tangga, dan Luas Lahan Pekarangan sedangkan Pendidikan Ibu Rumah Tangga, Jumlah Tanggungan Keluarga , tidak berpengaruh secara nyata.

4.2. Saran 1.

  Pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan di Desa Oro Bulu Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan sebaiknya dapat meningkatkan perubahan pola pikir masyarakat, sehingga yang selama ini hanya menjadi penjual jasa baik bordir maupun penjahit bola diharapkan bisa memiliki usaha produktif sendiri sehingga bisa mengelola usahanya sediri yang tidak tergantung pada industri.

  2. Pola konsumsi pangan masyarakat masih belum mencapai skor PPH ideal, dikarenakan pola konsumsi pangan masyarakat yang kurang beragam, sehingga langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga melalui penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi bagi keluarga dan pemberdayaan ibu rumah tangga untuk memenuhi keanekaragaman konsumsi dengan memanfaatkan pekarangan sendiri dengan menanami sayur-sayuran dan buah-buahan.

  Retno Ediwiyati - Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga ……………………… 93 3.

  Jakarta. Hardiansyah & Suhardjo. 1987. Ekonomi Gizi. Jurusan GMSK. IPB. Bogor. Hardiansyah, Siti Madanijah, Y.F. Baliwati. 2002. Analisis Neraca Bahan Makanan dan Pola

  Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Suryana. Achmad. 2009. Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional. Symposium Nasional

  Setiawan , Edi. 2012. Pengaruh Program Aksi Desa mandiri Pangan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tesis. Universitas Terbuka. Jakarta.

  Jakarta. Mulyono. 2008. Studi Partisipasi Masyarakat Pada Program Desa Mandiri Pangan di Desa Munthuk Kabupaten Bantul. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

  Kementrian Pertanian. 2013. Term of Reference Jumlah Desa Mandiri Pangan Yang Diberdayakan Tahun 2013. Kementrian Pertanian. Jakarta. Kementrian Pertanian. 2013. Pedoman Umum Desa Mandiri Pangan. Kementrian Pertanian.

  Pelaksanaan dan Dampaknya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Miskin di Desa Tamanasri Kabupaten Pacitan. Jurnal Habitat. Volume XXII No. 2 Edisi Agustus 2011. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

  Pangan Harapan untuk Perencanaan Ketersediaan Pangan. PSKPG IPB dan Pusat Pengembangan Ketersediaan pangan. BKP Deptan. Jakarta. Hidayat, Kliwon, dan Jefri Putrid Nugraha. 2011. Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Proses

  Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). PT Bumi Aksara.

   Dengan melihat ketahanan pangan rumah tangga yang telah dapat meningkat di Desa Oro

  Gibson, RS .1990. Principles of Nutritional Assesment. Oxford University Press. New York. pp 27. Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

  Tesis. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Departemen Pertanian. 2001. Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Ketahanan Pangan tahun 2001-2004. Badan Bimas Ketahanan Departemen Pertanian. Jakarta.

  Kelompok Makanan 2007-2011 Cahyani, Gayatri Indah. 2008. Analisis Faktor Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Keanekaragaman Konsumsi Panbgan berbasisi Agribisnis di Kabupaten Banyumas.

  Kelompok Makanan 2007-2011 Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari Menurut

  Ariani, M. Handewi, & Rachmat, PS. 2003. Analisis Tingkat ketahanan Pangan Rumah Tangga. Media Gizi dan Keluarga. vol. 27 pp 1-6. Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Menurut

  

DAFTAR PUSTAKA

Apriadji. 1986. Gizi Keluarga. Penebar Swadaya. Jakarta.

  Bulu, maka diharapkan program ini dapat diteruskan dan dijalankan di desa- desa lain yang rawan pangan .

  Ketahanan Pangan dan Keamanan pangan pada Era Otonomi dan Globalisasi. Faperta IPB. Bogor.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNOLOGI P3S (PEMANGKASAN, PEMUPUKAN, PANEN SERING DAN SANITASI) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO (STUDI KASUS DI KECAMATAN NITA KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR) (THE IMPACT OF P3S (PEMANGKASAN, PEMUPUKAN, PANEN SERI

0 0 9

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN HARGA POKOK PADA AGROINDUSTRI TAPIOKA DI DESA POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK (VALUE ADDED AND PRODUCT BASIC PRICE ANALYSIS OF TAPIOCA AGRO INDUSTRY IN POGALAN VILLAGE TRENGGALEK REGENCY)

0 0 11

ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) USAHATANI SAYURAN ORGANIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS ORGANIK BRENJONK, DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR) (VALUE CHAIN ANALYSIS OF ORGANIC VEGETABLE FARMING (CASE STUDY AT BRENJONK ORGAN

0 3 15

PERILAKU PETANI PELAKU BACKWARD BENDING SUPPLY DALAM BERUSAHATANI (FARMER BEHAVIOUR AS THE ACTOR OF BACKWARD BENDING SUPPLY IN FARMING)

0 0 8

PERBANDINGAN POLA KONSUMSI UNTUK IMPOR BUAH SEGAR SELEKTIF DI INDONESIA (A COMPARISON OF CONSUMPTION PATTERN FOR IMPORT OF SELECTIVE FRESH FRUITS IN INDONESIA)

0 1 9

ANALISIS BRAND EQUITY TEH CELUP SARIWANGI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (STUDI KASUS DI SUPERMARKET KOTA PONTIANAK) (BRAND EQUITY ANALYSIS OF SARIWANGI TEA BAG ON CONSUMER LOYALTY (CASE STUDY IN SUPERMARKET OF PONTIANAK CITY))

0 0 10

ANALISIS PEMILIHAN BENIH PADI SAWAH LAHAN PASANG SURUT DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA (ANALYSIS OF THE SELECTION OF SEED RICE TIDAL LAND IN DISTRICT OF SUNGAI KAKAP KUBU RAYA REGENCY)

0 0 8

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF RUBBER MATERIAL PROCESSED (BOKAR) LUMP BOWL IN KOMPAS RAYA VILLAGE NORTH PIN

0 0 8

INDIKATOR DAN PENILAIAN TINGKAT KERAWANAN PANGAN KELURAHAN UNTUK DAERAH PERKOTAAN (INDICATOR AND ASSESSMENT OF VILLAGE FOOD INSECURITY LEVEL FOR URBAN AREA)

0 0 9

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT (PERFORMANCE ANALYSIS OF AGRICULTURAL SECTOR IN REGION DEVELOPMENT IN WEST SULAWESI)

0 0 7