PENGARUH PENAMBAHAN LEM PUTIH POLY VINYL ACETATE (PVAC) TERHADAP PERILAKU FISIK DAN MEKANIK PADA MORTAR 1 SEMEN : 5 PASIR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012
POLY VINYL PENGARUH PENAMBAHAN LEM PUTIH
ACETATE (PVAC) TERHADAP PERILAKU FISIK DAN
1 SEMEN : 5 PASIR
Sarito
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta(PNJ)
Kampus Baru UI Depok 16425
Ema
ABSTRACTThis research is conducted to study the physical and mechanical characteristic of mortar.
The mortar used has a cement-sand volume ratio of 1 : 5. Then, PVAc White Glue is added
to this mixture with various percentages of 0. 3.0, 6.0, 9.0, 12.0, and 15.0 percent of cement
weight.The water-cement ratio decreased as the increase of white glue PVAc percentage. The
maximum and minimum water-cement ratio value of 1.12 and 0.717 were obtained
respectively on the samples with 0% and 15.0% PVAc. The average decreasing of water-
cement ratio was 0.081 on every 3.0% addition of PVAc. The addition of white glue resulted
a production of air void and caused agglomeration on mortar and the mortar became
elastic, thus it reduced the ease of compacting the mortar mixture. The characteristic of the
mortar that was hard to be compacted and the compaction that was done manually resulted
in the unevenness unstandardized level of compactness. The results indicated a varied of
fluctuating value with low confidence level, thus the tendency and the influence of the PVAc
addition were hard to be determined. From the test on the normal condition (N), the
2characteristics were hard to be determined were the decrease of unit weight with R =
20.203; the increase of compressive strength with R = 0.058; the increase of splitting tensile
2 2strength with R = 0.145; the decrease of bonding strength with R = 0.007, the decrease of
2surface abrasion resistance with R = 0.0001, and the decrease of 10-minutes water uptake
2with R = 0.185. While, the other characteristics of normal condition samples (N) with better
2confidence value were the decrease of flexural strength with R = 0.651; the modulus of
2 2elasticity with R = 0.61; and the decrease of 24-hours water uptake with R = 0.574. The
mortar was difficult to be compacted, and a nonstandard compaction method were suspected
to caused of unsatisfactory result of this research.ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik mortar dengan
perbandingan volume 1 semen : 5 pasir menggunakan bahan tambah lem putih PVAc
sebanyak 0,0; 3,0; 6,0; 9,0; 12,0 dan 15,0 persen dari berat semen. Pengamatan sifat fisik
meliputi faktor air semen, nilai sebar, berat isi dan serapan air. Pengamatan terhadap sifat
mekanik meliputi kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, kuat lekat, ketahanan abrasi permukaan
mortar dan modulus elastisitasFaktor air semen (f a s) semakin menurun seiring bertambahnya persentase lem putih PVAc,
f a s terbesar 1,12 dan terkecil 0,717 masing-masing diperoleh dari kadar PVAc 0,0% dan
15,0%. Penurunan fas rata-rata sebesar 0,081 pada setiap penambahan lem putih PVAc
3,0%. Penambahan lem putih menimbulkan gelembung udara dan mortar menjadi
menggumpal dan elastis, sehingga mengakibatkan mortar sulit dipadatkan. Pemadatan
dilakukan secara manual sehingga tidak diperoleh tingkat kepadatan yang sempurna yang
akan berpengaruh terhadap hasil pengujian-pengujian selanjutnya. Hasil pengujian
menunjukkan nilai yang variatif dan fluktuatif dan tingkat kepercayaan yang rendah,
sehingga sulit untuk ditetapkan pengaruh dan kecenderungannya. Dari hasil pengujian
kondisi normal atau kering (N) yang sulit untuk ditetapkan pengaruhnya adalah berat isi
39 Sarito, Pengaruh Penambahan Lem Putih.....
40
berupa penurunan dengan R 2 = 0,203, kuat tekan berupa kenaikan dengan R 2 = 0,058, kuat tarik berupa kenaikan dengan R 2 = 0,145, kuat lekat berupa penurunan dengan R 2 = 0,007, ketahan abrasi permukaan berupa penurunan dengan R 2 = 0,0001dan serapan air 10 menit berupa penurunan dengan R 2 = 0,185. Hasil pengujian kondisi normal atau kering (N) dengan tingkat kepercayaan lebih baik adalah kuat lentur berupa penurunan dengan R 2 = 0,651, modulus elastisitas dengan R 2 = 0,61 dan serapan air 24 jam berupa penurunan dengan R 2 = 0,574. Sifat mortar yang sulit dipadatkan dan metode pemadatan yang tidak standard diduga menjadi penyebab diperolehnya hasil pengujian yang tidak memuaskan.
Kata kunci: mortar, lem putih, poly vinyl acetate, polivinil asetat, PVAc, persentase PENDAHULUAN
Mortar merupakan salah satu bahan bangunan yang pada umumnya digunakan sebagai bahan pengikat pemasangan batu bata, batako, keramik, genteng bubungan, plesteran dan sebagai bahan isian maupun sebagai bahan pengikat diantara agregat kasar pada beton. Admixture dapat ditambahkan untuk memper-baiki sifat mortar sesuai yang diinginkan. Lem putih Poli Vinil Asetat (Poly Vinyl
Acetate) atau PVAc telah digunakan
sebagai campuran plesteran untuk mengurangi retak oleh sementara tukang di JABODETABEK. Lem putih PVAc untuk selanjutnya dalam tulisan ini disebut PVAc merupakan lem berbasis air. Prihantono dari Bekasi pada tahun 2005 menambahkan PVAc pada mortar untuk menambal genteng bubungan pada atap rumahnya yang selalu bocor, dan hasilnya tidak bocor lagi sampai dengan September 2011. Budi (pengrajin) dan Iman Dipowinoto (seniman), keduanya dari Bantul dan telah meninggal dunia, mereka menggunakan lem putih dicampurkan dalam mortar untuk membuat relief. Produsen semen Tiga Roda menganjurkan penggunaan PVAc ditambahkan pada semen untuk pekerjaan acian dan plamir serta untuk menutup acian yang retak. Pada penelitian ini menambahkan PVAc pada mor-tar 1semen:5 pasir untuk mendapatkan sifat mortar yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
PVAc pada sifat fisik
dan mekanik mortar serta menentukan persen-tase optimumnya pada kondisi normal dan jenuh.
Harapan hasil penelitian tahap awal ini untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik yang lebih baik dari mortar serta sebagai pengayaan pengetahuan bagi insan perguruan tinggi. Selain itu juga untuk memultifungsikan PVAc.
Hasil Penelitian Tentang Mortar Dengan Zat Tambah
Penelitian penggunaan PVAc sebagai bahan tambah pada mortar belum pernah dila-kukan, namun penggunaan
admixture pada mortar telah dilakukan
peneliti terdahulu antara lain: Djumarno (2006), menambahkan ad-
mixture Mortar Plasticizer Cebex 112
ke dalam 1 semen : 3 pasir agak kasar dari Sungai Progo lolos saringan 4,75. Kadar Cebex 112 adalah 0,0; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 liter/100 kg semen. Hasilnya dapat menurunkan nilai fas , meningkatkan angka pori, meningkatkan serapan air 10 menit dan 24 jam, menurunkan kuat tekan, meningkatkan keausan dan pada uji kuat kejut menurunkan jumlah pukulan sampai diperoleh retak pertama. Lumbantobing (2008) menambahkan polimer kedalam beton tailing ( beton dari bahan tailing lolos ayakan 4,75 mm dan semen). Campuran semen dan tailing dengan variasi perbandingan volume 1:2; 1:4; 1:6; 1:8 dan kadar polimer sebesar 0,0%; 2,5%; dan 5,0% dari berat semen. Hasilnya seiring peningkatan kadar polimer pada POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 perbandingan campuran mortar yang sama menurunkan nilai uji yang meliputi berat jenis, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan modulus elastisitas, namun terjadi kenaikan nilai pada uji faktor air semen dan serapan air 10 menit dan 24 jam. Primasasti (2009), dalam penelitiannya menambahkan polymer BASF EMACO
Nanocrete pada repair mortar dengan
METODE PENELITIAN
c.
Pasir dari kali Code, dilakukan pengujian gradasi, berat jenis dan berat satuan, kadar lumpur, kandungan zat organik, serapan air, kadar air dan modulus halus butir (MHB) c. Air dari Lab. Bahan Jurusan Teknik Sipil dan Lingungan UGM, tidak dilakukan pemeriksaan.
d.
PVAc Merk Fox kemasan 800 gram warna kemasan merah tua produksi PT Dynea Indira, tidak dilakukan pemeriksaan.
Benda Uji a.
Komposisi campuran 1 semen:5 pasir, persentase PVAc: 0; 3; 6; 9; 12; 15 % dari berat semen b.
Jumlah benda uji pada uji kondisi normal /kering (N) dan jenuh/basah (J) masing-masing 5 buah untuk setip jenis pengujian kecuali uji kuat lentur dan modulus elastisitas sebanyak 3 buah.
Pengujian dilakukan pada benda uji kondisi normal (N) dan jenuh (J).
Semen menggunakan semen PCC produksi Tiga Roda, tidak dilakukan pengujian.
d.
Alat, mesin, perlengkapan dan tempat pe-ngujian pada Lab. Bahan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.
e.
Formula mendapatkan nilai uji seperti yang dijelaskan pada penjelasan 2.3.
Hasil Pengujian Bahan Dasar a.
Pasir: Semua hasil uji memenuhi syarat.
b.
Bahan Penelitian a.
variasi kandungan 0%; 2%; 4% dan 6%. Pengaruh yang diamati adalah terhadap kuat tekan, kuat lentur dan kekakuan. Hasilnya kuat tekan terbesar terjadi pada komposisi repair mortar PO-0%, nilai uji kekakuan terbesar terjadi pada komposisi repair mortar PO-0% pada umur awal dan PO-2% pada umur 28 hari.
d. Lem Putih Poly Vinyl Acetate (PVAc): Me-
Bahan Penyusun Mortar
a. Semen Portland Komposit: Portland Com-posite Cement (PCC)
merupakan bahan pengikat pada mortar, diatur dalam SNI 15-7064-2004.
b. Pasir: Merupakan bahan pengisi,
mengu-rangi penyusutan, menambah ketahanan abrasi.Gradasi pasir diatur pada SK SNI 02-1994-03, berat jenis dan berat satuan diatur pada SNI 1970:2008, kandungan zat organik pada SNI 03-2816-1992, syarat lain yang harus memenuhi syarat adalah kadar air, kadar lumpur dan serapan air
c. Air: Adalah bahan untuk
mereaksikan semen dan sebagai pelumas waktu pengerjaan. Penggunaan air pencampur diatur pada SK SNI S 02-1994-03.
rupakan bahan perekat berbasis air yang umumnya digunakan sebagai perekat kayu, kertas dan dapat dicampurkan dengan semen untuk acian dan penambal retak acian. PVAc ditambahkan pada mortar sebagai bahan tanbah.
permukaan mortar dengan formula D = 1,26 G + 0,0246 gram/menit. Modulus elastisitas dengan formula ( tegangan: regangan) MPa
Sifat Fisik dan Mekanik Mortar
a. Sifat Fisik: Meliputi berat isi dan
serapan air. Berat isi merupakan berat mortar per satu satuan volume dan serapan air merupakan persentase berat air yang diserap teradap berat mortar.
b. Sifat Mekanik: Secara umum
merupakan kemampuan mortar untuk menopang jenis gaya/ beban tertentu (P) pada penampang kerja (A). Kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat dengan prinsip P/A MPa. Kuat lentur dengan formula ((3PL)/(2bh
2
)) MPa. Ketahanan abrasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- – 90 %, nilainya semakin menurun.
11.0
0.0
18.0
17.0
16.0
15.0
14.0
13.0
12.0
10.0
6.0
9.0
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
3.0
9.0
Sarito, Pengaruh Penambahan Lem Putih.....
11.0
a) Persentase lem putih PVAc (%) Normal Jenuh Linear (Normal) Linear (Jenuh)
15.0 K uat te ka n (M P
12.0
9.0
6.0
3.0
0.0
12.0
10.0
12.0
9.0
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
Normal Jenuh y = 0.0665x + 9.0827 R² = 0.058 y = -0.038x + 7.5149 R² = 0.0128
15.0 Ku at tekan ( M Pa) Persentase lem putih PVAc (%)
1.0
0.0
9.241 5.806
Pada kondisi N dan J termasuk mortar tipe N dengan kuat tekan minimum 5,2 MPa (SNI 03-6882-2002). Penambahan PVAc pada kondisi N menaikkan kuat tekan dan pada kondisi J menurunkan kuat tekan walaupun masing-masing pada tingkat kepercayaan yang sangat lemah, Perendaman berpengaruh menurunkan nilai kuat tekan.
1.70
1.60
1.958 1.884 1.973 1.908
1.846 1.794 2.081 1.856
1.981 1.779 1.838 1.800
Uji kuat tarik ditunjukkan pada Gambar 5 dan 6, pengaruhnya menikkan kuat tarik pada kondisi N dan J walaupun pada tingkat kepercayaan sangat lemah. Perendaman berdampak menurunkan nilai kuat tarik.
Pengujian Kuat Tarik
Gambar 3. Hubungan nilai rata-rata kuat tekan dengan persentase PVAc Gambar 4. Hubungan nilai titik data kuat tarik dengan persentase PVAc
Pengujian Kuat Tekan
1.90
Gambar 1. Hubungan nilai rata-rata berat isi dengan persentase PVAc Gambar 2. Hubungan nilai titik data berat isi dengan persentase PVAc . Terjadi sarang-sarang udara (porous) setelah ditambah PVAc sehingga semakin besar persentasenya semakin menurun nilai berat isinya dan air mengisi rongga-rongga tersebut sehingga menaikkan nilai berat isi dalam kondisi jenuh.
Hasil Pengujian Mortar Keras Pengujian Berat Isi Pada kondisi N dan J penambahan PVAc menurunkan nilai berat isi dengan tingkat kepercayaan sangat lemah untuk kondisi J dan lemah untuk kondisi N. Tidak terdapat persentase optimum PVAc, perendaman menaikkan nilai berat isi mortar
Pada waktu proses pembuatan benda uji ter-jadi gelembung udara dalam mortar segar sehingga sulit dipadatkan secara manual dan tidak diperoleh tingkat kepadatan yang omtimum sehinggan dapat mempengaruhi nilai uji selanjutnya.
b.
Diperoleh nilai fas sesuai persentase PVAc sebesar 1,12; 1,05; 0,960; 0,859; 0,786 dan 0,717, ditetapkan nilai sebar setiap variasi campuran sebesar 70
Hasil Pengujian Mortar Segar a.
Semen, air dan PVAc tidak diuji.
b.
1.80
2.00
9.052 5.739 5.806 8.221
15.0 Ber
2.25
9.453 11.177 9.817 9.569
Normal Jenuh Linear (Normal) Linear (Jenuh) 9.809 7.664
at isi ( kg /d m 3 ) Persentase lem putih PVAc (%)
12.0
9.0
6.0
3.0
0.0
2.00
2.10
1.75
1.50
Normal Jenuh y = -0.0074x + 1.895 R² = 0.2032 y = -0.0056x + 1.9852 R² = 0.094
at isi (k g /d m 3 ) Persentase lem putih PVAc (%)
12.0
9.0
6.0
3.0
0.0
15.0 Ber
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012
3.0
2.5
2.5 y = -0.0708x + 2.2222
2.02 Pa)
2.0
2.0 R² = 0.6511
(M
1.656 r
1.5 Pa) 1.614 1.351 1.5 1.334 tu y = -0.05x + 1.75 M
1.35 n
1.0 R² = 0.61
le
ik (1.0 at Normal Jenuh
1.056 tar 1.0890.95
0.937 0.950
0.5 Ku 0.830 Linear (Normal) Linear (Jenuh) at
0.5
0.0 Ku Norm Jenu
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
15.0
0.0 Persentase lem putih PVAc (%)
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0 Gambar 8. Hubungan nilai titik data Persentase lem putih PVAc (%) kuat lentur dengan persentase PVAc Gambar 5. Hubungan nilai rata-rata kuat tarik
Pengujian Kuat Lekat dengan persentase PVAc Hasil pengujian kuat lekat ditunjukkan pada Gambar 9 dan 10. Penambahan PVAc
2.5 berpengaruh menrunkan kuat lekat dengan
Pa) 2.0 y = 0.0216x + 1.3978 tingkat kepercayaan sangat lemah. Mortar
(M R² = 0.1457 basah mempunyai kuat lekat yang lebih
1.5 ik rendah dibandingkan dengan morta kering. tar
1.0 at y = 0.003x + 0.9178
Ku R² = 0.0067
0.16
0.5 Normal Jenuh 0.151 0.151
Linear (Normal) Linear (Jenuh) 0.148
0.0 0.143
0.14 0.136 0.136
Pa) 0.139
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0 0.130 0.132 0.127
M
Persentase lem putih PVAc (%)0.12 0.119 Gambar 6. Hubungan nilai titik data
0.111
kat (
kuat tarikle
0.10 dengan persentase PVAc
at
Normal
Ku
Jenuh
0.08 Pengujian Kuat Lentur
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
15.0 Nilai pengujian kuat lentur ditunjukkan Persentase lem putih PVAc (%)
pada Gambar 7 dan 8. Pengaruhnya
Gambar 9. Hubungan nilai rata-rata kuat
penam-bahan PVAc menurunkan kuat
lekat dengan persentase PVAc
lentur dengan tingkat kepercayaan sedang/ cukup. Setelah direndam akan mengalami nilai kuat lenturnya.
0.200
2.5 0.175 y = -0.0003x + 0.1462
2.106 2.085
2.0 R² = 0.0074 0.150 1.897 Pa)
Pa)
M
0.125 1.768 1.520 (M y = -0.0002x + 0.128
1.5 r
1.48
kat (
1.467 1.495 1.468 0.100 tu
R² = 0.0038 1.409 le n
Normal Jenuh le
at
0.075
1.0 Linear (Normal) Linear (Jenuh)
at Normal
Ku
0.83 0.050Ku Jenuh
0.5
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
15.0 Persentase lem putih PVAc (%)
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0 Persentase lem putih PVAc (%)
Gambar 7. Hubungan nilai rata-rata kuat
Gambar 10. Hubungan nilai titik data
lentur dengan persentase PVAc
kuat lekat dengan persentase PVAc
Ketahanan Abrasi Permukaan Mortar
Hasil uji ketahanan abrasi ditunjukkan pada Gambar 11 merupakan nilai rata- Sarito, Pengaruh Penambahan Lem Putih..... ratanya dan Gambar 12 regresi linier Kecenderungan tersebut diperkuat nilai data aseli. Pada kondisi N maupun seperti yang ditunjukkan pada Gambar J nilai rata-ratanya fluktuatif, namun 14 dengan tingat kepercayaan sedang/ kecenderungannya dilakukan regresi cukup pada serapan air 24 jam dan linier terhadap nilai data aseli sangat lemah pada serapan air 10 menit. menunjukkan penurunan nilai pada kondisi N dan mengalami peningkatan pada kondisi J yang keduanya
10.0 kecenderungannya sangat lemah.
9.48
8.0
9.07
8.97 Perendaman mortar dapat
)
8.18
%
7.44
7.37
6.0 meningkatkan nilai abrasi.
r (
6.0
3.60
ai
3.05
4.0 it)
2.46
2.45
2.37 5.19 an
2.35 n
5.0 4.813
rap
me2.0 4.268
e
4.0 10 menit r/
S
g ( 3.422 3.40624 jam
0.0
3.06
3.0 2.175 rasi
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
15.0 2.101
2.0 ab
1.901 Persentase lem putih PVAc (%)
1.506
1.35 Normal
kat
1.0 g
Gambar 13. Hubungan nilai rata-rata
n Jenuh
Ti
0.0
ketahanan abrasi
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
permukaan dengan
Persentase lem putih PVAc (%)
persentase PVAc Gambar 11. Hubungan nilai rata-rata ketahanan abrasi
10 menit 24 jam
12.0 Linear (10 menit) Linear (24 jam)
permukaan dengan
10.0
)
persentase PVAc
8.0
%
y = -0.1354x + 9.4335r (
6.0 R² = 0.5744
ai
10.0
4.0 Jenuh
an
9.0
2.0 Normal y = -0.0789x + 3.3046
rap
e
8.0 it)
S R² = 0.1858 Linear (Jenuh)
0.0 n
7.0 me Linear (Normal)
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0
15.0
6.0 r/ g y = 0.0957x + 3.1013 Persentase lem putih PVAc (%)
(
5.0 R² = 0.0975 rasi
4.0 Gambar 14. Hubungan nilai titik data ab
3.0 kat
kuat lekat dengan persentase PVAc
2.0 g y = -0.0052x + 2.278 n
1.0 Ti R² = 0.0008
0.0 Modulus Elastisitas
0.0
3.0
6.0
9.0
12.0 Hasil uji modulus elastisitas nilai rata- Persentase lem putih PVAc (%)
ratanya ditunjukkan pada Gambar 15 dan titik data aseli pada Gambar 16. Gambar 12. Hubungan nilai rata-rata
Penambahan PVAc menurunkan ketahanan abrasi permukaan dengan modulus elastisitas pada kondisi N dan persentase PVAc J. Tingkat kepercayaan menunjukkan
Serapan Air
kuat/tinggi pada kondisi J dan sedang/ Nilai rata-rata uji serapan air cukup pada kondisi N. ditunjukkan pada Gambar 13, pengaruhnya menurunkan serapan air 10 menit dan 24 jam dan kecenderungannya cukup teratur. POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 Gambar 15. Hubungan nilai rata-rata modulus elastisitas dengan persentase
PVAc Gambar 16. Hubungan nilai rata-rata modulus elastisitas dengan per sentase PVAc
Persentase PVAc Optimum
Normal Jenuh Linear (Normal) Linear (Jenuh)
odul us e lasti si tas (M P
9.0
6.0
3.0
0.0
200.0 700.0 1200.0 1700.0
Nor … Jenuh y = -41.86x + 1,231.18 R² = 0.61 y = -42.101x + 1272.9 R² = 0.7371
15.0 M o d u lu s e lasti si tas (M Pa) Persentase lem putih PVAc (%)
12.0
9.0
6.0
3.0
0.0
1200 1400
400 600 800 1000
Berdasarkan gambar grafik gabungan semua jenis pengujian kondisi Normal (N) , terdapat persentase PVAc optimum 1,5 % antara kuat tekan dengan modulus elastisitas pada 9,1 MPa, 5,0 % antara kuat tarik dengan kuat lentur pada 1,5 MPa, 10,5 % antara kuat tarik dengan kuat lentur pada 1,5 MPa dan 14 % antara kuat tarik dengan berat isi pada 1,8 MPa/ kg/dm
2 .
Kesimpulan
1. Dalam pelaksanaan pembuatan benda uji ditemukan sifat mortar yang elastis, lebih porous, menyimpan air dan cepat menurun worabilitasnya sehingga sulit diperoleh tingkat kepadatan yang optimun, dengan demikian akan berpengaruh terhadap nilai uji selanjutnya.
2. Penambahan lem putih PVAc pada mortar 1 semen : 5 pasir secara fisik menurunkan f a s, berat isi dan serapan air, dan secara mekanik menaikkan kuat tekan, kuat tarik, tingkat abrasi serta menurunkan kuat lentur, kuat lekat, serapan air dan modulus elastisitas.
3. Perendaman berpengaruh tidak menguntungkan terhadap sifat-sifat mortar, sehingga mortar tersebut tidak direkomendasikan digunakan pada bangunan atau bagian bangunan yang terbuka dan selalu mepada-pat pengaruh air.
a) Persentase lem putih PVAc (%)
4. Terdapat persentase persentase PVAc optimum 1,5 % antara kuat tekan dengan modulus elastisitas pada 9,1 MPa, 5,0 % antara kuat tarik dengan kuat lentur pada 1,5 MPa, 10,5 % antara kuat tarik dengan kuat lentur pada 1,5 MPa dan 14 % antara kuat tarik dengan berat isi pada 1,8 MPa/ kg/dm
12.0 M
2 .
Saran 1.
Perlu penelitian berupa pengujian bentuk lain rembesan, penyusutan, pengaruh durasi pengadukan.
2. Perlu dicarikan solusi metode pemadatan yang tepat dan standard untuk memada-tkan mortar yang mempunyai gejala baru yang menyebabkan sulit untuk dipadatkan setelah ditambah lem putih PVAc.
3. Pengaruh penambahan lem putih PVAc pada mortar dapat membuat mortar lebih porous dan berat sendiri lebih kecil, perlu penelitian lebih lanjut adanya kemungkinan mortar tersebut aplikasikan sebagai bahan baku pembuatan panel-panel dinding 1214.831 1188.765 971.311 734.851 743.127 650.37 1345.485 1121.660 992.769 814.365 745.682 722.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sarito, Pengaruh Penambahan Lem Putih.....
[8] Primasasti, D.K., 2009, Tinjauan
precast yang memerlukan berat sendiri lebih ringan.
Kuat Tekan dan Kuat Lentur Repair Mortar Dengan Bahan Tambah Polymer, Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Surakarta;
DAFTAR PUSTAKA
Kokoh, Edisi 11/TH.03/Februari 2009\
[10] SNI
Tembok,1982, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman ,
[16] Teknologi Adukan Dan Pasangan
Portland Komposit, Badan Standardisasi Nasional
[15] SNI 15-7064-2004, Semen
Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan, Badan Standardisasi Nasional
[14] SNI 03-6882-2002, Spesifikasi
03-6825-2002, Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Untuk Pekerjaan Sipil
[13] SNI
Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 mm)
[12] SNI 03-4142-1996 Metode
03-1970-1990, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
[11] SNI
03-1968-1990, Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Abgregat Halis dan Kasar
Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum Jakarta.
[3] Dransfield, J., 2003, Part 3
[9] SK SNI M-111-1990-03. Metode
[1] Astri Djumarno T. Pengaruh
Penambahan Cebex 112 Terhadap Sifat-Sifat Mortar Dengan Pasir Agak Kasar, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil dan lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[2] Buletin Semen Tiga Roda,
Teknologi Beton, dariMaterial, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Andi, Yogyakarta.
[7] Nugraha, P. dan Antoni, 2007,
Concrete, Fourth and Final Edition, Addison Wesley Longman Limited.
[6] Neville, A.M. 1995, Properties of
Freeport Indonesia, Timika, Papua, Tesis Program Magister Teknologi Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil dan lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
[5] Lumbantobing, H.B., 2008, Sifat Mekanis Beton Tailing P.T.
Hardjanto,D.,1992, Memahami Polimer Perekat, Andy Offset, Yogyakarta.
[4] Hartomo, A.J., Rusdiharsono,A.,
Admixture, Advanced Concrete Technology Consitituent Materials, Edited by John Newman &Ban Seng Choo, Elsevier Ltd.
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. [17] K., 2007,
Tjokrodimuljo, Teknologi Beton,
[18] Penerbit KMTS FT Biro
UGM,Yogyakarta
Sarito, Pengaruh Penambahan Lem Putih.....