GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA KEMA III KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2016

  

GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA KEMA III

KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2016 Siti Muchlisa Yahya*, Woodford B.S. Joseph*, Harvani Boky*

  • *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

  ABSTRAK

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi

sehingga menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Menurut Progress

on Sanitation and Drinking Water yang dikeluarkan oleh WHO/UNICEF pada tahun 2015,

sebagian besar dari masyarakat yang tidak mendapatkan akses untuk sumber air minum yang

layak, tinggal di daerah pedesaan dan diperkirakan bahwa 663 juta orang di seluruh dunia masih

menggunakan sumber air minum dari sumur tidak terlindung, mata air dan air permukaan.

  

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas air sumur gali yang digunakan

oleh masyarakat di Desa Kema III Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Penelitian ini bersifat survei deskriptif dan uji laboratorium, yang dilaksanakan pada bulan Juli-

Oktober 2016 di Desa Kema III Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jumlah sampel

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 37 sampel air sumur gali yang digunakan masyarakat Desa

Kema III, metode pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling dengan

memperhatikan prinsip Proportional to Size dan dianalisis di Laboratorium Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Utara. Hasil penelitian menunjukan kualitas air parameter fisik terdapat 8

sumur gali (21,7%) berwarna, 5 sumur gali (13,6%) berbau, 5 sumur (13,6%) berasa dan 1 sumur

gali (2,7%) keruh (>5 NTU) , sedangkan untuk parameter mikrobiologi terdapat 9 sumur gali

(24,3%) terdapat bakteri Escherichia coli. Dapat disimpulkan bahwa kualitas air sumur gali

berdasarkan parameter fisik 11 (29,8%) sumur gali tidak memenuhi syarat sedangkan

berdasarkan parameter mikrobiologi diperoleh hasil 9 (24,3%) sumur gali tidak memenuhi syarat.

  Kata Kunci: Sumur Gali, Kualitas, Fisik dan Mikrobiologi ABSTRACT

Water is one of the necessity and the basic for the life onearth so that, water bocomes a decisive

factor in the health and wellbeing. According to WHO/UNICEF (2015) in Progress on Sanitation

and Drinking Water, most of the people who do not have acces for drinking water sources, live in

rural areas and 663 million people still lack improved drinking water sources and still used

drinking water from unprotected wells, springs, and surface water. The objectivies of this research

is ti know about the description of the quality of well water who used by the people in kema III

Village District Kema Regency north Minahasa.

This research is a survey descriptive and laboratory test. The data in the research carried out

July-October 2016 and have been taken in Kema III Village District Kema Regency North

Minahasa. In this research, there are 37 samples of wells waters which are found and used by the

people in Kema III Village District Kema Regency North Minahasa, the method used in this

research is done by simple random sampling with due regard to the principle of proportional to

size and laboratory analysis was done in Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. The results

showed the water quality of the physical parameters are 8 wells (21.7%) colorless, 5 wells

(13.6%) odorless, 5 wells (13.6%) feel dug wells and 1 (2.7%) turbid or exceed the maximum

levels specified (>5 NTU), while for microbiological parameters, there are 9 wells (24.3%)

contained the bacteria Escherichia coli. The conclusion is that based on phsycal parameters there

11 (29,8%) well waters are not eligible whereas based on microbiogical parameters 9 (24,3%) of

well waters are not eligible.

  PENDAHULUAN

  Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk kepentingan rumah tangga (domestik), industri, pertanian, perikanan dan sarana angkutan air. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa disadari pada saat ini kita telah membayar biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan segelas air yang layak untuk kesehatan karena kualitas air yang menurun (Sumantri, 2015).

  Menurut Progress on Sanitation

  and Drinking Water yang dikeluarkan

  oleh WHO/UNICEF pada tahun 2015, sebagian besar dari masyarakat yang tidak mendapatkan akses untuk sumber air minum yang layak, tinggal di daerah pedesaan dan diperkirakan bahwa 663 juta orang di seluruh dunia masih menggunakan sumber air minum dari sumur tidak terlindung, mata air dan air permukaan.

  Di Indonesia akses sumber air untuk seluruh kebutuhan rumah tangga pada umumnya adalah sumur gali terlindung (29,2%), sumur pompa (24,1%), dan air ledeng/PDAM (19,7%) (Riskesdas, 2013). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2015, jumlah penduduk di Sulawesi Utara yang menggunakan air bersih perpipaan (PDAM BPSPAM)

  19,5%, sumur gali dengan pompa 9,8%, mata air terlindung 7,1%, sumur bor dengan pompa 4,5%, penampungan air hujan 1,4%, terminal air 0,9% sedangkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara tahun 2016 di Kabupaten Minahasa Utara yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 22,7%, sumur gali dengan pompa 23,9%, dan perpipaan (PDAM BSPAM) 28,7% dan 24,7% menggunakan sumber lainnya.

  Berdasarkan survei awal, di Desa Kema III jarak antar rumah satu dengan yang lainnya sangat berdekatan, kondisi fisik sumur gali banyak yang tidak memenuhi syarat. Dilihat dari lokasi sumur gali terdapat kandang <10 meter dan masyarakat yang memelihara beberapa hewan ternak disekitar sumur, beberapa sumur yang dekat dengan pantai, jarak jamban yang <10 meter dari sumber air, dan berdasarkan informasi bahwa tingginya angka BABS di desa ini sehingga perlunya dilakukan uji kualitas air sumur gali berdasarkan parameter fisik dan mikrobiologi.

  Berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kualitas air sumur gali yang digunakan oleh masyarakat desa Kema III karena diindikasi adanya sumber-sumber pencemar lainnya maka dari itu diperlukan pemeriksaan terhadap kekeruhan) dan mikrobiologi (e.coli) pada bulan Juli-Oktober 2016 di Desa terhadap kualitas air sumur. Kema III Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jumlah sampel dalam

  

METODE PENELITIAN penelitian ini yaitu sebanyak 37 sampel

  Penelitian ini bersifat survei deskriptif air sumur gali yang digunakan dan uji laboratorium, yang dilaksanakan masyarakat Desa Kema III, metode pengambilan sampel dilakukan secara dengan

  Simple Random Sampling

  memperhatikan prinsip Proportional to

  Size dan dianalisis di Laboratorium

  Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Tabel 1. Distribusi Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik Kualitas Air Sumur Gali n %

  Memenuhi syarat 29 78,3 Warna

  Tidak memenuhi syarat 8 21,7 Memenuhi syarat 32 86,4

  Bau Tidak memenuhi syarat 5 13,6

  Memenuhi syarat 32 86,4 Rasa

  Tidak memenuhi syarat 5 13,6 Memenuhi syarat 36 97,3

  Kekeruhan Tidak memenuhi syarat 1 2,7

  Total 37 100 Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan memenuhi syarat dan untuk parameter bahwa kualitas air sumur gali untuk fisik rasa sebanyak 32 sumur gali parameter fisik warna sebanyak 29 (86,4%) memenuhi syarat sedangkan 5 sumur gali (78,3%) memenuhi syarat sumur gali (13,6%) tidak memenuhi sedangkan sebanyak 8 sumur gali syarat. Untuk parameter fisik kekeruhan (21,7%) tidak memenuhi syarat. Untuk sebanyak 36 sumur gali (97,3%) parameter fisik bau sebanyak 32 sumur memenuhi syarat sedangkan 1 sumur gali (86,4%) memenuhi syarat gali (2,7%) tidak memenuhi syarat.

  Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik

  1. Parameter Fisik Warna Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 37 sumur gali di desa kema III digunakan untuk sumber air bersih seperti mencuci pakaian, mandi, menyikat gigi, mencuci peralatan makan dan sebagian ada yang digunakan untuk memasak diperoleh bahwa kualitas air sumur gali dari aspek parameter fisik warna sebanyak 29 sumur gali (78,3%) memenuhi syarat sedangkan sebanyak 8 sumur gali (21,7%) tidak memenuhi syarat.

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 8 sumur gali berwarna kuning dan tidak bersih (kotor) yaitu di lokasi jaga 2, jaga 3, jaga 4, jaga 5, jaga 6, jaga 9, dan jaga 11 pada kode sampel nomor 7, 8, 19, 21, 23, 28, 32 & 36, hal tersebut jika dikaitkan dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 tentu tidak memenuhi syarat. Menurut hasil survei dilapangan ke-8 sumur tersebut dekat dari sumber pencemar (jamban dan sampah) berdasarkan hasil penelitian (sitti munfiah dkk, 2013) dikatakan bahwa warna pada air dapat disebabkan

  karena adanya bahan organik dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, humus dan ion-ion logam (misalnya besi dan mangan), serta bahan-bahan lain.

  2. Parameter Fisik Bau Hasil penelitian atau observasi dilapangan didapatkan bahwa untuk parameter fisik bau sebanyak 32 sumur gali (86,4%) memenuhi syarat sedangkan 5 sumur gali (13,6%) tidak memenuhi syarat. Kualitas 5 air sumur gali yang tidak memenuhi syarat berbau bila dicium. Bila dilihat dari letaknya ke 5 sumur tersebut dekat dengan jamban atau <11 meter dari sumber pencemar (jamban).

  Bau yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalgae dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau, apalagi bau busuk seperti bau telur yang membusuk (oleh H2S misalnya) tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku (Suriawiria, 2005).

  3. Parameter Fisik Rasa Berdasarkan observasi lapangan parameter fisik dari aspek rasa sebanyak 32 sumur gali (86,4%) memenuhi syarat sedangkan 5 sumur gali (13,6%) tidak memenuhi syarat. Dari ke lima sumur tersebut yang tidak memenuhi syarat, kualitas air sumur gali terasa asin hal tersebut dilihat dari letak sumur berdekatan dengan pantai. Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut, juga karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik Tabel 2. Distribusi Klasifikasi Kualitas (Suripin, 2004). Air Sumur Gali Parameter

  4. Parameter Fisik Kekeruhan Fisik Hasil pengujian laboratorium untuk Kualitas Air n %

  Sumur Gali parameter fisik kekeruhan dengan Memenuhi syarat 26 70,2 menggunakkan spektrofotometer

  Tidak memenuhi 11 29,8 didapatkan sebanyak 36 sumur gali syarat

  Total 37 100 (97,3%) masih memenuhi syarat atau ≤5 NTU dan sebanyak 1 sumur gali (2,7%)

  Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan tidak memenuhi syarat atau >5 NTU bahwa klasifikasi kualitas air sumur gali yang mengacu pada Permenkes RI No. berdasarkan parameter fisik sebanyak 26 416/Menkes/per/IX/1990. sumur gali (70,2%) memenuhi syarat

  Hasil pengamatan 1 sumur gali sedangkan 11 sumur gali (29,8%) tidak yang tidak memenuhi syarat tersebut memenuhi syarat. terletak didekat pantai hal tersebut

  Tabel 3. Distribusi Kualitas Air Sumur sejalan berdasarkan hasil penelitian Gali Berdasarkan sebelumnya yang dilakukan oleh Parera Keberadaan E.coli dkk pada tahun 2012 dikatakan bahwa

  Kualitas Air n % Sumur Gali semakin dekat dengan pantai kualitas air

  Escherichia Coli

  sumur semakin keruh, sebaliknya 9 24,3 (+) semakin jauh jarak air sumur dari tepi

  Escherichia Coli

  28 75,7 pantai kualitas air semakin baik. (-) Sumber air bersih akan

  Total 37 100 mengalami kesulitan bila diproses

  Berdasarkan tabel 3 hasil pemeriksaan apabila air tersebut mengandung laboratorium kualitas air sumur gali kekeruhan yang tinggi dan tidak kalah menunjukkan bahwa 9 sumur gali pentingnya air yang mengandung (24,3%) terdapat keberadaan bakteri kekeruhan yang tinggi akan sulit jika

  e.coli atau positif (+) terdapat e.coli dan

  didisinfeksi (proses pembunuhan 28 sumur gali (75,7%) tidak terdapat terhadap mikroba yang tidak bakteri e.coli atau negatif (-) terdapat diharapkan), jadi dengan cara lain e.coli. kekeruhan dapat dihilangkan yaitu dengan cara filtrasi ataupun pengendapan (sedimentasi) (Suriawiria, beberapa yang dapat bertahan dan sukar

  Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan

  terdeteksi, bakteri ini tidak berkembang

  Parameter Mikrobiologi (E.coli)

  Hasil uji laboratorium untuk biak ditempat lain. Banyak bakteri parameter mikrobiologi dari 37 sumur dalam usus manusia bakteri koli bisa gali lokasi di Jaga 1 pada kode sampel hidup hewan lain dan sekitar 90% nomor (16, 17), Jaga 4 kode sampel termasuk e.coli dalam air dapat nomor (22, 25) Jaga 6 kode sampel dijadikan petunjuk pencemaran air oleh nomor (36), Jaga 7 kode sampel nomor kotoran manusia. Jika orang yang (2), Jaga 8 kode sampel nomor (5), Jaga membuang kotorannya itu berpenyakit 12 kode sampel nomor (29), dan Jaga 13 maka ada kemungkinan air tercemar itu pada kode sampel nomor (34) dengan mengandung bakteri patogen jumlah 9 sumur gali yang terdapat (Sastrawijaya, 2009). keberadaan bakteri Escerichia coli atau positif (+) terdapat E.coli sedangkan 28 KESIMPULAN sumur (75,7%) tidak terdapat 1.

  Hasil penelitian kualitas air sumur keberadaan E.coli atau negatif (-) E.coli. gali di desa Kema III berdasarkan Dalam air bersih ataupun air minum parameter fisik sebanyak 26 sumur tidak boleh mengandung bakteri E.coli gali (70,2%) memenuhi syarat bila dalam air tersebut ditemukan E.coli, sedangkan 11 sumur gali (29,8%) maka air tersebut dianggap berbahaya tidak memenuhi syarat. Dengan bagi pengguna domestik (Sumampouw rincian: & Risjani, 2015).

  a.

  Sebanyak 29 sumur gali Hasil survei dilapangan (78,3%) memenuhi syarat dari didapatkan dari 9 sumur gali yang aspek warna air sedangkan 8 positif terdapat e.coli tersebut sumur sumur gali (21,7%) tidak galinya berdekatan dengan sumber memenuhi syarat. pencemar jamban dan kandang hewan b.

  Sebanyak 32 sumur gali ternak yaitu jaraknya <11 meter dari (86,4%) memenuhi syarat dari sumur. Dari sistem septik bakteri aspek bau air sedangkan 5 patogen dapat memasuki air karena sumur gali (13,6%) tidak menyusup kedalam tanah, bakteri memenuhi syarat. semacam ini mudah terdeteksi karena c.

  Sebanyak 32 sumur gali pada umumnya bakteri ini tidak dapat (86,4%) memenuhi syarat dari tahan lama hidup diluar kotoran manusia aspek rasa air sedangkan 5 sumur gali (13,6%) tidak memenuhi syarat.

  d.

  parameter mikrobiologi (keberadaan

2. Berdasarkan

  escherichia coli ) diperoleh hasil 28

  sumur gali (75,7%) memenuhi syarat (tidak terdapat e.coli ) sedangkan 9 sumur gali (24,3%) tidak memenuhi syarat (terdapat

  e.coli ).

  SARAN 1.

  Bagi Masyarakat Kepada masyarakat yang menggunakan air sumur gali yang tidak memenuhi syarat air bersih untuk parameter fisik perlu dilakukan proses penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air bersih sedangkan untuk sumur gali yang positif e.coli atau terdapat keberadaan e.coli sebaiknya tidak menggunakan air tersebut untuk diminum ataupun memasak.

  Sebanyak 36 sumur gali (97,3%) memenuhi syarat dari aspek kekeruhan air sedangkan 1 sumur gali (2,7%) tidak memenuhi syarat.

  3. Bagi Fakultas Perlu dilakukan penelitian selanjutnya agar dapat melihat hubungan antara kualitas air sumur gali dengan penyakit yang berhubungan dengan air baik penyakit infeksi maupun non infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, 2016. Laporan Triwulan Kesehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara Parera, Wenny Supit & Jimmy F.

  Rumampuk. 2012. Analisis Perbedaan Pada Uji Kualitas Air Sumur Di Kelurahan Madidir Ure Kota Bitung Berdasarkan Parameter Fisika.

  Jurnal e-Biomedik (eBM) ,

  Anonim, 2014. Laporan Tahunan Kesehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan Provinsi Sulut.

2. Bagi Instansi Kesehatan

  Puskesmas sebagai instansi kesehatan sebaiknya perlu melakukan peningkatan kuantitas tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat kepada masyarakat, dan melaksanakan pemeriksaan terhadap kualitas penyediaan air bersih secara berkala baik untuk parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif yang mengacu pada Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990.

  2013. Sumampouw, Oksfriani & Yenni (https://ejournal.unsrat.ac.id/in Risjani. 2012. Indikator dex.php/ebiomedik/article/dow Pencemaran Lingkungan . nload/4584/4112, diakses 17 Yogyakarta : CV BUDI Mei 2016) UTAMA

  Progress on Sanitation and Drinking Suriawiria, 2009. Air dalam Kehidupan Water. 2015. WHO/UNICEF, dan Lingkungan yang Sehat.

  (Online), Bandung : PT. Alumni Suripin, 2004. Pelestarian Sumber Daya di Andi akses 1 Juni 2016)

  Riskesdas, 2013. Badan Penelitian dan

  Pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI . Jakarta:

  Kemenkes RI. Sastrawijaya, 2009. Pencemaran

  Lingkungan . Jakarta : Rineka

  Cipta

  Siti Munfiah, Nurjazuli, dan Onny Setiani. 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur

  II Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia , (Online), Vol. 12 No. 2 / Oktober 2013.

  

   diakses 3 Oktober

  2016)

  Sumantri,

  A. 2015. Kesehatan

  Lingkungan . Jakarta :