View of ANALYSIS OF MINING AREAS COMMODITIES MINE ROCK TYPES BASED ON GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM AT TALANG KELAPA AND RAMBUTAN DISTRICT BANYUASIN REGENCY

ANALYSIS OF MINING AREAS COMMODITIES MINE ROCK TYPES BASED ON GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM AT TALANG KELAPA AND RAMBUTAN DISTRICT BANYUASIN REGENCY

Yoan Desianda

ABSTRAK

Kegiatan perta mbangan rakyat d i Kabupaten Banyuasin termasuk dala m ke lo mpo k go longan ko moditas ta mbang batuan me liput i bahan galian Tanah Urug, Tanah Liat . Wilayah Perta mbangan Ra kyat (WPR) da la m suatu wilayah me rupakan syarat uta ma untuk penerb itan perizinan. Penetapan WPR o leh pe merintah untuk Kabupaten Banyuasin khususnya dan Provinsi Su matera Selatan Umu mnya be lu m ada sa mpa i saat ini, oto mat is perizinan pertambangan go longan batuan t idak dapat diterb it kan, sehingga dipandang perlu dila kukan penelit ian . Jenis Metode penelit ian deskript if, berdasarkan fakta yang nampak, juga menggunakan pendekatan kualitat if untuk me mpero leh ga mbaran ko mp rehensif wilayah perta mbangan rakyat. Pe ma ka ian data spasial berguna untuk menggambarkan wilayah perta mbangan. Sampe l penelit ian 2 (dua) wilayah keca matan, ya itu Ta lang Kelapa dan Ra mbutan. Teknik pengambilan data me lalu i observasi lapangan, interview dan doku mentasi. Teknik an alisis data spasial secara analisis Buffer untuk ke wilayahan dan analisis Sk alogram untuk me lihat pengaruh perke mbangan wilayah dari adanya kegiatan pena mbangan. Data disajikan dala m bentuk tabel, narasi d an peta untuk interpretasi data. Hasil penelit ian, banyak penambangan rakyat ilegal seperti di Kecamatan Talang Kelapa

8 Ha berizin dan 128,67 Ha ilegal, Kecamatan Rambutan 27,21 Ha berizin dan 317,22 Ha ilegal, lahan bekas tambang tidak d i re kla masi, dekat pemu kiman dan usaha lain, pertambangan rakyat tid ak diako mod ir pada peta pola ruang RTRW Kabupaten, le mahnya pengawasan dari aparatur pe merintah. Dapat disimpulkan bahwa SIG pent ing untuk ident ifikasi, inventaris ir wilayah pertambangan, me mpermudah analisis. Keca matan Ta lang Kelapa sulit untuk d ila kukan pengembangan wilayah, di Keca matan Ra mbutan relat if banyak wilayah potensial, yaitu 9 (se mbilan) b lok dengan luas 211,91 Ha. dengan nila i keekono mian yang akan dipero leh pe me rintah Rp. 83.395.834.661,85,-. Disarankan seyogyanya dilakukan rev isi RTRW dengan melihat kondisi ek sisting dan aturan yang berlaku, peningkatan sumberdaya aparatur terka it pengawasan, pengendalian, penertiban usaha tambang, gunakan SIG serta dibuat program reklamasi untuk meminimalkan lahan krit is.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, komoditas tambang golongan batuan, spasial, buffer, sk alogram RTRW.

dalam memproses data spasial sehingga menjadi Mineral dan Batubara yang terkandung dalam

I. PENDAHULUAN

informasi (Cho lid, 2009).

wilayah huku m perta mbangan Indonesia merupakan Wilayah Perta mbangan Rakyat (WPR) dala m kekayaan ala m tak terbarukan sebagai karunia Tuhan

suatu wilayah merupakan syarat utama untuk Yang Maha Esa yang me mpunyai peranan penting

penerbitan perizinan. Penetapan WPR o leh dala m me menuhi hajat hidup orang banyak. Oleh

pe merintah untuk Kabupaten Banyuasin khususnya karena itu, pengelo laannya harus d ikuasai oleh

dan Provinsi Su matera Se latan Umu mnya, dan dari negara untuk me mbe ri n ila i ta mbah secara nyata bagi

hasil penelusuran di daerah-daerah lain d i wilayah perekonomian nasio nal dala m usaha mencapai

Indonesia belu m ada sa mpai saat ini, otomat is ke ma kmu ran dan kesejahteraan ra kyat secara

perizinan perta mbangan ra kyat ko mod itas ta mbang berkeadilan (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009).

golongan batuan t idak dapat diterb itkan, untuk Kegiatan pertambangan rakyat di Kabupaten

me mpe rmudah dala m me lakukan analisis ma ka Banyuasin termasuk da la m ko mod itas ta mbang

penetapan WPR in i dilaku kan dengan bantuan Sistem golongan batuan meliput i ko mod itas ta mbang Tanah

Informasi Geografis (SIG).

Urug, Tanah Liat dan Pasir Sungai sesuai dengan

Perumusan masalah :

Pasal 2 ayat 2 huruf (d) Peraturan Pemerintah Nomor

1. Bagaimana menginventarisir dan mendeskripsikan

23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha kegiatan usaha pertambangan golongan batuan; Pertambangan Mineral dan Batubara.

2. Bagaimana kriteria dan analisis wilayah untuk Informasi geografis dala m bentuk yang paling

penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR); sederhana adalah sebuah informasi yang berkaitan

3. Bagaimana pengembangan wilayah pertambangan dengan lokasi tata leta k ob jek te rtentu yang

go longan batuan yang diharapkan

selanjutnya diperluas fungsinya sebagai alat bantu

54 | Analisis Wilayah Pertambangan (Yoan Desianda)

Dapat mengoptimalkan

tambang, data pe mukiman, data keg iatan usaha lain pertambangan dan lingkungan.

keberlanjutan

di sekita r kegiatan perta mbangan, data lahan Tujuan penelit ian sebagai berikut :

potensial

1. Menginventarisir dan mendeskripsikan seluruh

3. Sifat dan Pendekatan Penelitian

kegiatan usaha pertambangan go longan batuan; Penelit ian yang digunakan bersifat deskriptif,

2. Menentukan kriteria dan melakukan analisis dimana akan diga mbarkan secara mendala m suatu wilayah untuk penetapan Wilayah Pertambangan

objek pene lit ian berdasarkan fa kta-fa kta yang Rakyat (WPR) di Kabupaten Banyuasin;

nampak.

3. Mengembangkan wilayah pertambangan Penelit ian ini juga menggunakan pendekatan golongan

kualitat if dengan tujuan untuk me mpero leh ga mbaran mengoptimalkan keberlanjutan perta mbangan dan

yang ko mp rehensif dan mendala m tentang wilayah lingkungan.

pertambangan rakyat d i Keca matan Ta lang Kelapa Hasil diharapkan memberi manfaat tentang

dan Kecamatan Rambutan.

pent ingnya penetapan Wilayah Pertambangan Ra kyat

4. Populasi dan Sampel

di suatu wilayah terhadap keberlan jutan kegiatan Populasi dan sampel yang digunakan dalam usaha pertambangan rakyat terutama di Kabupaten

penelit ian ini terdiri dari :

Banyuasin dan Provinsi Su matera Se latan u mu mnya

a. Populasi penelit ian adalah blok bukaan tambang dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis,

rakyat yang ada di Keca matan Ta lang Kelapa dan selain itu juga dapat menjad i masukan untuk

Keca matan Ra mbutan. Sa mpe l penelit ian adalah pe merintah Kabupten Banyuasin khususnya dan

blok bukaan ta mbang rakyat untuk Keca matan Provinsi Su mate ra Se latan secara u mu m sebagai

Ta lang Kelapa, yaitu : blo k bukaan ta mbang d i acuan dalam penerb itan Izin Pe rta mbangan Ra kyat

Kelurahan Air Batu, Ke lurahan Suko moro, (IPR) serta pe laksanaan pengelo laan sumberdaya

Kelurahan Su kajad i dan Desa Sungai Rengit, secara optimal untuk meningkatkan pendapatan

sedangkan untuk Kecamatan Ra mbutan, ya itu : daerah dengan manfaat akhir untuk kesejahteraan

blok bukaan ta mbang di Desa Sungai Dua, Desa masyarakat yang berkelanjutan dan berwa wasan

Menten, Desa Sa ko, Desa Geleba k Dala m, Desa lingkungan.

Tanjung Merbu dan Desa Ra mbutan. Penetapan Sa mpe l penelit ian secara purposive sa mpling,

II. METODE PENELITIAN

berdasarkan

pert imbangan la manya

b lok

1. Waktu dan Tempat

ditambang.

b. Populasi penelit ian adalah masyarakat yang sampai Oktober 2015 pada 2 (dua) keca matan di

Penelit ian dilaksanakan pada bulan Agustus

bermu kim d i sekita r kegiatan ta mbang ra kyat dan Kabupaten Banyuasin, yaitu : Keca matan Ta lang

jalan yang dilalu i untuk mengangkut hasil Kelapa dan Kecamatan Rambutan.

produksi di Keca matan Ta lang Ke lapa dan Keca matan Ra mbutan. Sa mpel pene lit ian adalah masyarakat

a kibat penambangan dan pengangkutan hasil produksi. Penetapan Sampel penelit ian secara purposive sampling , berdasarkan pertimbangan masyarakat yang berada di sekita r penambangan dan pengangkutan hasil produksi adalah yang langsung terkena dampak. Ju mlah responden terpilih yang digunakan sebanyak 10 (sepuluh) orang, sedangkan untuk quesioner tertutup

yang

terkena dampak

Gambar 1. Daerah Penelitian dia mb il sampe l masing-masing 50 (lima puluh) orang tiap kecamatan.

2. Alat dan Bahan

c. Populasi penelit ian adalah semua pelaku usaha

tambang rakyat di Keca matan Ta lang Kelapa dan Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan

a. Alat

Keca matan Ra mbutan. Sa mpe l penelit ian adalah lapangan dan pengo lahan data, antara lain : GPS

pelaku usaha yang masih menjalankan usahanya (Globa l Posit ioning Syste m), Ko mputer, progra m

saat dilaku kan penelit ian. Ju mlah responden aplikasi sistem info rmasi geografis (Progra m

terpilih yang digunakan sebanyak 8 (delapan) MapInfo), Progra m ap likasi Map Source, quesioner,

orang ditetapkan secara purposive sampling. Program Aplikasi Microsoft Excell.

d. Populasi penelit ian adalah pegawai Dinas

Perta mbangan dan Energ i Kabupaten Banyuasin, Bahan-bahan yang digunakan adalah : Peta

b. Bahan

pegawai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Citra Satelit, Foto Udara, Peta Kontur, Peta Geologi,

Banyuasin, pegawai Kantor Ca mat dan Kantor Peta

Kelurahan. Sa mpe l penelit ian adalah pejabat pertambangan rakyat, Do ku men izin perta mbangan

esselo n II, III, IV dan Staf instansi diatas. Jumlah rakyat, Statist ik daerah penelit ian, dat a lahan bekas

responden terpilih yang digunakan sebanyak 8

(delapan) o rang ditetapkan secara purposive Langkah kerja metoda Sk alogram, adalah : sampling .

 Susun nama-nama wilayah di sisi kiri lembar

5. Prosedur Kerja

kerja;

Langkah-langkan kerja secara garis besar terdiri  jenis-jenis fasilitas disusun di sisi atas lembar dari 3 (tiga) tahapan, yaitu : pengumpulan data,

kerja, dan dibuat melebar-mendatar; pengo lahan data dan analisis data.

 Isikan data-data yang ada, dengan ketentuan

a. Pengumpulan data, dilakukan dengan 3 (tiga) diusahakan wilayah yang mempunyai fasilit as cara, ya itu: observasi lapangan, wawancara dan

terlengkap diletakkan di urutan paling atas, dokumentasi;

sehingga bisa mendekat i bentuk diagonal. Hal in i

1. Observasi (Pengamatan Lapangan); berguna untuk me mudahkan pe mbacaan dan Pengamatan langsung dilapangan dilakukan

analisis-interpretasi data;

dengan alat bantu berupa GPS. Data yang  Sortir data yang ada, sehingga dimungkinkan dipero leh dari pengamatan tersebut berupa

perubahan susunan raw data untuk menuju angka-angka koordinat dari variabel-

konfigurasi ideal (membentuk diagonal); variabel yang dibutuhkan dalam penelit ian

 Jumlahkan isi data berdasarkan baris dan kolom ini yang sudah dijelaskan d i atas untuk dapat

(pendekatan Ya-Tidak);

di proses dalam sistem informasi geografis.  Kalikan jumlah suatu fasilitas yang tersedia

2. Interview (Wawancara); Berdasarkan pada dala m suatu wilayah dengan bobot yang dipunyai pengetahuan dan keyakinan pribadi yang

oleh fasilitas tersebut, setelah itu baru langsung didasarkan pada subjek yang

diju mlahkan berdasarkan baris dan ko lo m memahami permasalahan, memiliki data dan

(pendekatan pembo botan); bersedia me mbe rikan data yang re levan dan

 Berdasarkan jumlah kelengkapan fasilitas ini bisa kompeten dengan masalah yang ditelit i,

ditentukan wilayah mana yang mempunyai seperti pimpinan instansi yang terka it

tingkat kekotaan (orde) tert inggi. Penentuan orde dengan pertambangan, pegawai yang

ini bisa dilambangkan hanya dengan orde I, II, bertugas me laku kan proses pelayanan dan

III, IV dan seterusnya, bisa juga ditentukan pengawasan pertambangan dan masyarakat

dengan t ingkat kekotaan t inggi, sedang dan sekitar lokasi kegiatan pertambangan.

rendah.

3. Dokumentasi; Data dokumentasi tersebut

6. Analisis Data

berupa peraturan

Analisis data dilakukan berdasarkan kesesuaian keputusan bupat i dan data-data la in yang

perundang-undangan,

lahan melalui SIG dan Analisis Skalogram. terka it yang d ianggap perlu untuk

a. Analisis Kesesuaian Lahan Pertambangan

menunjang penyelesaian penelit ian.

Rakyat

b. Pengo lahan data, se luruh data lapangan yang Analisis ini mengga mbarkan krite ria kesesuaian berupa data spasial d io lah dengan menggunakan

lahan untuk kegiatan perta mbangan rakyat program ap likasi siste m in formasi geografis

berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk berupa progra m aplikasi MapInfo, sedangkan data

pertambangan. Gunanya untuk lapangan berupa hasil wa wancara d irangku m

Keg iatan

menentukan pengembangan lahan pertambangan secara narasi;

rakyat dengan me mbandingkan persyaratan yang

c. Analisis data, data yang sifatnya spasial dianalisis berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan dengan analisis Overlay, Analisis Buffer, Analisis

kualitas lahan yang dimiliki o leh lahan tersebut. kesesuaian lahan dan analisis kesesuaian dengan

Ketentuan tersebut berdasarkan Undang-Undang RTRW kabupaten. Sedangkan data untuk me lihat

Republik Indonesia No mor 4 Tahun 2009 tentang pengaruh keg iatan perta mbangan terhadap sosial

Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal ekonomi dan budaya masyarakat menggunakan

22 mengatur tentang kriteria untuk menetapkan analisis Sk alogram.

Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Pasal

24 d inyatakan bahwa wilayah atau te mpat Sk alogram , yaitu :

3 (tiga) pendekatan untuk menjalankan metoda

keg iatan pertambangan rakyat yang sudah  Pendekatan ada tidaknya sarana/prasarana yang

dikerjakan tetapi belu m d itetapkan sebagai WPR diukur;

diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR.  Memperhitungkan jumlah dari sarana/prasarana

b. Analisis Kesesuaian Rencana Tata Ruang

yang ada serta dengan memperhitungkan bobot

Wilayah Kabupaten

wilayah tersebut dapat  Dilakukan dengan menggabungkan dari 2

dari masing-masing sarana;

Penentuan

apakah

dike mbangkan menjad i wilayah perta mbangan (dua) pendekatan yang ada, yaitu dengan

rakyat , maka harus mengacu kepada ketentuan mengalikan bobot yang dipunyai o leh masing-

u mu m peraturan zonasi. Seca ra tekn is, prosesnya masing fasilit as yang ada di suatu kawasan

dilakukan dengan bantuan perangkat lunak sistem dengan jumlah riil dari fasilit as yang ada di

informasi geografis dengan menumpangsusunkan masing-masing unit wilayah perencanaan.

(overlay) data spasial yang di dapat dari lapangan (overlay) data spasial yang di dapat dari lapangan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Banyuasin.

1. Data Sekunder Daerah Penelitian

c. Analisis Spasial

a. Input Data Sekunder IPR

Analisa spasial dilaku kan dengan meng-overlay- Hasil inventarisasi data IPR untuk wilayah kan 2 (dua) peta yang ke mudian menghasilkan

Kecamatan Talang Kelapa pada periode tahun 2005- peta baru hasil ana lisis (Tu man, 2001). Fungsi

2008 sebanyak 11 (sebelas) izin perta mbangan analisis spasial yang digunakan dalam penelit ian

rakyat , 1 (satu) izin d ija lankan o leh bentuk badan ini seperti analisis tu mp angsusun (overlay) dan

usaha dan 10 (sepuluh) izin lainnya me rupakan analisis buffer.

bentuk usaha perorangan, dengan luas total 8,00 Ha.

IPR untuk wilayah Keca matan Ra mbutan periode Potensi ko moditas tambang akan dihitung secara

d. Estimasi Potensi Komodi tas Tambang

tahun 2005-2011 sebanyak 29 (dua pu luh semb ilan) mate mat is menggunakan metoda Frustum dan

izin. 4 (e mpat) izin dijalankan o leh bentuk badan nila i ekono mi d ih itung berdasarkan est imasi

usaha dan selebihnya sebanyak 25 (dua puluh lima)

izin adalah usaha perorangan, luas total 27,21 Ha. persamaan metoda Frustum :

biaya yang dike luarkan / m 3 . Be rikut adalah

b. Pengambilan Data Citra Satelit

Pengambilan data (download) c it ra satelit menggunakan bantuan aplikasi SASPlanet. Aplikasi SASplanet terdapat kemudahan bahwa peta citra

satelit atau peta lainnya dapat disimpan dalam bentuk

Dimana :

ekstensi yang diinginkan.

h = Beda tinggi, m

c. Identifikasi Wilayah melalui Citra Satelit

LuasA = Luas Atas, m 2 2 Ident ifikasi wilayah kegiatan pertambangan LuasB = Luas Bawah, m rakyat menggunakan peta Citra Satelit berguna untuk

mempermudah penelit i dalam melakukan survey di Menurut Supriyadi dan Brata Kusuma, 2005

e. Analisis Skalogram

lapangan. Hasil dari verifikasi lapangan bahwa alat analisis sk alogram digunakan untuk

menunjukkan bahwa seluruh t itik sampel ident ifikasi mengident ifikasi kota keca matan yang d itetapkan

adalah benar merupakan wilayah kegiatan menjad i pusat pertumbuhan ekono mi yang

pertambangan rakyat, baik itu lahan yang sudah berdasarkan pada ketersediaan fasilit as perkotaan

dit inggalkan maupun masih aktif dilakukan kegiatan dan peranannya dalam me mbe rikan pelayanan

penambangan seperti terlihat pada (Gambar 3). kepada masyarakat.

7. Diagram Alir

Gambar 3. Lahan Tambang yang ditinggalkan di Desa Sungai

Rengit (kiri), Lahan Tambang Aktif (kanan) di Kelurahan Air Batu Kecamatan Talang Kelapa

Gambar 4. Lahan Tambang yang ditinggalkan di Desa Gelebak

Dalam (kiri), Lahan Tambang Aktif (kanan) di Desa Sako Kecamatan Rambutan

d. Deliniasi Wilayah Studi

Deliniasi wilayah studi untuk Kecamatan Ta lang Kelapa berdasarkan keberadaan kegiatan pertambangan rakyat dan kontur wilayah daerah tersebut, hasil blo king area didapat luasan wilayah deliniasi sebesar 724,5 Ha, mencakup Kelurahan Suka jad i, Kelurahan Suko mo ro, Ke lurahan Air Batu dan Desa Sungai Rengit.

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

Deliniasi wilayah studi untuk Keca matan Di Keca matan Ta lang Kelapa, a real bukaan Ra mbutan didapat luasan wilayah sebesar 3.461 Ha ,

tambang tersebut terdiri da ri 22 (dua puluh dua) b lo k mencakup Desa Sungai Dua, Desa Pangkalan

bukaan dengan luas keseluruhan 317,22 Hekta r Ge lebak, Desaa Gelebak Dala m, Desa Menten, Desa

sebagaimana Tabel 2.

Sako, Desa Tanjung Merbu dan Desa.

Tabel 2. Lokasi dan Luas Lahan Bekas Tambang Berdasarkan data di dinas pertambangan

2. Pemetaan Sumberdaya Aparatur

Rakyat per Oktober 2015 di Kecamatan kabupaten hanya 3 (tiga) orang melaksanakan tugas

Rambutan Kabupaten Banyuasin pokok dan fungsi pengawasan bagian pertambangan

Luas (Ha) u mu m berbanding dengan jumlah keca matan d i

Kabupaten Banyuasin sebanyak 19 (semb ilan belas) 1. Sungai Dua 8,78 2. Menten 3,06 kecamatan.

3. Menten 0,89 Berdasarkan data dinas pertambangan provinsi

4. Menten 1,06 hanya 4 (e mpat) orang mela ksanakan tugas pokok

5. Sako 26,28 dan fungsi inspektur tambang berbanding dengan 6. Sako 1,25 7. Gelebak Dalam 2,18 jumlah kabupaten/kota sebanyak 16 (enam belas).

8. Gelebak Dalam 15,73

9. Gelebak Dalam 2,63 Pemetaan daerah penelit ian bertujuan untuk

3. Pemetaan Daerah Penelitian

10. Sako 83,18 menggambarkan keadaan ek sisting yang berada 11. T anjung Merbu 31,99 12. T anjung Merbu 19,36 dala m ruang lingkup penelit ian dengan menggunakan

13. T anjung Merbu 31,61 aplikasi Sistem Informasi Geografis (MapInfo).

14. T anjung Merbu 6,22

a. Wilayah Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

15. T anjung Merbu 14,00

Pemetaan wilayah IPR bertujuan untuk 16. T anjung Merbu 38,46

17. T anjung Merbu 4,14 me mast ikan keberadaan izin tersebut terhadap

18. T anjung Merbu 1,58 wilayah administrasi desa/kelurahan. Hasil overlay d i

19. T anjung Merbu 2,19 Keca matan Talang Kelapa terdapat 6 (ena m) izin

20. T anjung Merbu 18,12 usaha pertambangan berada di Kelurahan Air Batu 21. Rambutan 2,51 22. Rambutan 2,00 dan 5 (lima) izin usaha pertambangan berada di

Luas (Ha) 317,22 Kelurahan Sukomoro.

Sum ber : Penelitian dan Pengolahan data 2015 Hasil overlay di Keca matan Ra mbutan terdapat 1 (satu) izin usaha perta mbangan berada di Desa

c. Penambangan Tanpa Izin

Sungai Dua, 1 (satu) izin usaha pertambangan berada Pemetaan kegiatan penambangan tanpa izin di Desa Menten, 4 (e mpat) izin usaha berada di Desa

bertujuan untuk me mberikan penjelasan secara nyata Ge labak Da la m, 13 (t iga be las) izin usaha berada d i

terka it pemberian izin dan ke ma mpuan pengelo laan Desa Sako, 1 (satu) izin usaha berada di antara

dari dinas instansi terkait.

wilayah ad min istrasi Desa Gelebak Dala m dan Desa Tanjung Merbu dan 9 (semb ilan) izin usaha berada di

Tabel 3. Luas Lahan Berizin terhadap tanpa izin Desa Tanjung Merbu.

akibat Pertambangan Rakyat Kecamatan

Talang Kelapa dan Rambutan Di Kecamatan Talang Kelapa, Areal bukaan

b. Lahan Bekas Tambang

Bukaan Perbandingan tambang terdiri dari 12 (dua belas) blok bukaan lahan

Lahan (Ha) dengan luas keseluruhan 128,67 Hektar sebagaimana (Ha)

T alang Kelapa 8,00 128,67 1 : 16,09 Tabel 1.

Rambutan 27,21 317,22 1 : 12,22

Jumah 35,21 445,89

Tabel 1. Lokasi dan Luas Lahan Bekas Tambang Sum ber : Penelitian dan Pengolahan data 2015 Rakyat per Oktober 2015 di Kecamatan

Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Beberapa faktor yang menyebabkan hal Blok Lokasi Luas (Ha)

tersebut terjadi, antara lain :

1. Kel. Air Batu, Ds. Sungai Rengit 1,59

1. Keterbatasan aparatur pemerintah kabupaten 2. Kel. Air Batu, Ds. Sungai Rengit 34,00 3. Kel. Air Batu, Ds. Sungai Rengit 6,47

dalam melakukan pengendalian, pengawasan, dan 4. Kel. Air Batu 3,18

penert iban terhadap kegiatan ilegal tersebut; 5. Kel. Air Batu 0,92

2. Kekeliruan pemerintah daerah dalam membuat 6. Kel. Air Batu 0,83

suatu kebijakan;

7. Kel. Air Batu 1,52 8. Kel. Sukomoro, Kel. Air Batu 32,98

3. Kurangnya kesadaran pelaku usaha dalam 9. Kel. Air Batu 5,92

menjalakan usahanya, baik terhadap lingkungan, 10. Kel. Sukomoro, Kel. Air Batu 26,40

peraturan dan penambangan yang baik dan benar; 11. Kel. Air Batu 2,19

4. Pembiaran aparat hukum yang berwenang 12. Kel. Sukajadi 12,67

terhadap kegiatan pertambangan tersebut. Luas (Ha) 128,67

Sum ber : Penelitian dan Pengolahan data, 2015

 Fasilitas Kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Banyuasin Dalam Angka (BDA) 2015

d. Pemukiman

Pe mbantu, Prakte k Dokter, Pra ktek Bidan, menunjukkan penduduk Kabupaten Banyuasin tahun

Poskesdes, Posyandu, Apotek, Toko Obat); 2013 berjumlah 788.286 jiwa, sedangkan jumlah

 Fasilitas Peribadatan (Masjid, Langgar/Surau, penduduk pada tahun 2014 799.998 jiwa. Penduduk

Gereja);

pada lokasi penelit ian di Kecamatan Talang Kelapa  Fasilitas Ekonomi (KUD/Non KUD, Pasar Tidak tahun 2014 berjumlah 131.387 jiwa dan penduduk

Permanen, Mini Market, Toko Kelontong); pada lokasi penelit ian di Kecamatan Rambutan tahun

 Fasilitas Pendukung (Kantor Pos, Restoran, Kedai 2014 berjumlah 42.696 jiwa.

Makanan, Hotel, Penginapan).

e. Kegiatan Usaha di Luar Kegiatan

b. Kecamatan Rambutan

Pertambangan di Lokasi Batasan Penelitian

Di wilayah Kecamatan Rambutan menggunakan Di Kecamatan Talang Kelapa, meliputi 5 (lima)

19 (se mbilan belas) subjek Desa/Ke lurahan, ya itu macam kegiatan usaha yaitu berupa ko lam ikan air

Sungai Pinang, Sungai Kedukan, Ra mbutan, Sungai tawar, peternakan ayam, kebun kelapa sawit, kebun

Dua, Sa ko, Tan jung Kerang, Tanjung Merbu, karet dan kegiatan usaha lain.

Pangkalan Ge lebak, Su ka Pindah, Gelebak Dala m, Di Kecamatan Rambutan meliput i 5 (lima)

Tanah Le mbak, Menten, Pe laju, Pa rit, Pu lau Parang, macam kegiatan usaha yaitu berupa ko lam ikan air

Kebon Sahang,Desa Baru, Siju dan Durian Gad is, tawar, peternakan ayam, kebun kelapa sawit, kebun

sedangkan objek yang digunakan sebanyak 15 (lima karet dan persawahan.

belas), yaitu :

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupate n

 Fasilitas Pendidikan (TK/PAUD, SD, SLTP/MTs,

Banyuasin

SMU/MA);

Berdasarkan dig itasi peta RTRW untuk rencana  Fasilitas Kesehatan (Puskesmas/Puskesmas pola ruang wilayah Kabupaten Banyuasin pada

Pembantu, Praktek Dokter, Poskesdes, daerah penelit ian diperoleh peruntukan pola ruang

Posyandu);

wilayah untuk daerah dalam batasan kawasan  Fasilitas Peribadatan (Masjid, Langgar/Surau); penelit ian di Kecamatan Talang Kelapa berupa areal

 Fasilitas Ekonomi (KUD/Non KUD, Pasar Tidak pemukiman perkotaan, areal pemukiman pedesaan

Permanen, Mini Market, Toko Kelontong); dan areal perkebunan karet. Sedangkan po la ruang

 Fasilitas Pendukung (Kedai Makan). wilayah untuk daerah dalam batasan kawasan

6. Analisis Kesesuaian Lahan Ber dasarkan

penelit ian di Kecamatan Rambutan diperuntukkan

Kri teria Penetapan Wilayah Pertambangan

berupa areal persawahan, areal perkebunan kelapa

Rakyat

sawit, areal peternakan, areal pemukiman pedesaan Penetapan wilayah pertambangan rakyat dan areal perkebunan karet.

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Hasil dig itasi tersebut di atas, untuk wilayah

No mo r 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minera l pertambangan rakyat pada kedua daerah penelit ian

dan Batubara Pasal 22 huruf (d) dinyatakan bahwa tidak tera ko mod ir da la m peta pola ruang dala m

luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin,

25 (dua pu luh lima) hektar dan Pasal 22 huruf (f) padahal kondisi eksist ing kedua daerah penelit ian

dinyatakan merupakan wilayah atau te mpat keg iatan tersebut adalah lokasi penambangan rakyat.

tambang rakyat yang sudah dike rja kan sekurang-

kurangnya 15 (lima belas) tahun serta dilanjutkan Analisis Skalogram menggunakan

5. Sarana/Fasilitas Umum

pada Pasal 24 dinyatakan bahwa wilayah atau sarana/fasilitas umum sebagai objek dan

te mpat kegiatan pert a mbangan rakyat yang sudah desa/kelurahan sebagai subjek dalam penelit ian untuk

dikerjakan tetapi belu m d itetapkan sebagai wilayah tiap-tiap kecamatan. Objek yang digunakan adalah :

pertambangan rakyat diprioritaskan untuk d itetapkan Fasilitas Pendidikan;

sebagai wilayah pertambanga rakyat.  Fasilitas Kesehatan;

Berdasarkan data yang didapat, kegiatan  Fasilitas Peribadatan;

pertambangan ra kyat di kedua keca matan te rsebut  Fasilitas Ekonomi; dan

dapat diprio ritaskan untuk d itetapkan sebagai  Fasilitas Pendukung.

Wilayah Pertambangan Rakyat.

a. Kecamatan Talang Kelapa

7. Analisis Kesesuaian Lahan Berdasarkan

Di wilayah Kecamatan Talang Kelapa

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupate n

menggunakan 12 (dua belas) subjek Desa/Kelurahan, Program yang dilakukan untuk yaitu Sukajadi, Kenten, Sukomoro, Air Batu, Tanah

pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Mas, Talang Keramat, Gasing, Talang Buluh, Kenten

Banyuasin salah satunya sepert i Pengembangan Laut, Sungai Rengit , Sungai Rengit Murni dan,

Kawasan Perta mbangan, me la lu i inventarisasi daerah Pangkalan Benteng, sedangkan obje k yang

yg berpotensi untuk usaha pertambangan, Penetapan digunakan sebanyak 25 (dua puluh lima), yaitu :

aturan zonasi pena mbangan ra kyat, re lokasi &  Fasilitas Pendidikan (PAUD, TK,

lo ka lisasi tambang rakyat dan rehabilit asi lahan pasca SD,SLTP/MTs, SMU/MA);

tambang (RTRW Kabupaten Banyuasin, 2011).

atau sering disebut pengembangan

Berdasrkan fakta yang terlihat, progra m

Analisis

overlay

merupakan ana lisis yang pengembangan

menghasilkan data spasial baru dari min ima l dua data golongan batuan t idak terako mod ir dala m suatu peta

spasial yang menjadi masukannya dan overlay peta pe manfaatan ruang dala m Rencana Tata Ruang

merupakan proses dua peta temat ik dengan area l Wilayah (RTRW) Kabupaten tahun 2012-2032.

yang sama dan menghamparkan satu dengan yang

lain untuk membentuk satu layer peta baru. Overlay peta po la ruang RTRW Kabupaten

a. Wilayah Penelitian Kecamatan Talang Kelapa

Analisis Buffer merupakan analisis yang Banyuasin terhadap lahan bekas pertambangan

dapat menghasilkan peta spasial baru yang berbentuk golongan batuan ek sisting dalam wilayah batasan

poligon atau zona dengan jarak tertentu dari peta kawasan penelit ian di Kecamatan Talang Kelapa

spasial yang menjadi masukannya. dengan luasan 724,5 Hektar, didapat 128,67 Hektar

a. Wilayah Penelitian Kecamatan Talang Kelapa

atau sekitar (17,8%) luas lahan bukaan ek sisting Berdasarkan hasil pengo lahan data wilayah pertambangan, persentase dapat dilihat pada Tabel 4.

pe mukiman me rupakan area l yang relatif sulit untuk dilaku kan re lokas i, sedangkan kawasan ternak aya m

Tabel 4. Distribusi Luas Lahan Bukaan Eksist ing dan ternak ikan merupakan areal yang relat if rendah terhadap Pola Ruang RTRW Kabupaten

dan t idak potensial untuk dilakukan penambangan.

Luas

Luas Bukaan

Hasil analisis buffer dapat dilihat pada (Gambar 5).

Bukaan

eksisting Vs.

Uraian

Eksisting

Pola Ruang

Berdasarkan ketentuan peraturan perundangan

(Ha.)

yang berlaku, di wilayah penelit ian Kecamatan Talang Kelapa t idak dapat dibuat suatu Wilayah

Lahan Bukaan Eksisting 128,67

Bukaan di Pertambangan Rakyat (WPR), karena tidak ada zona 121,87 18,6175 bebas yang Pemukiman memenuhi ktriteria dalam peraturan

Perkotaan menteri diatas.

Pemukiman Pedesaan

Bukaan di 0,0 0,0

Perkebunan Karet

T otal

b. Wilayah Penelitian Kecamatan Rambutan

Overlay peta pola ruang RTRW Kabupaten Banyuasin terhadap lahan bekas pertambangan

golongan batuan ek sisting dalam wilayah batasan Gambar 5. Peta Hasil Analisis Buffer Wilayah Penelitian kawasan penelit ian di Keca matan Ra mbutan dengan Kecamatan Talang Kelapa

luasan 3.461 He ktar, d idapat se luas 317,22 He ktar

b. Wilayah Penelitian Kecamatan Rambutan

atau sekitar (9,2% )

Hasil analisis buffer dapat dilihat gambar berikut : pertambangan, persentase dapat dilihat pada Tabel 5.

lahan

bukaan ek sisting

Tabel 4.5. Distribusi Luas Lahan Bukaan Eksist ing terhadap Pola Ruang RTRW Kabupaten

Luas

Luas Bukaan Eksisting Vs.

Uraian

Bukaan Eksisting

Pola Ruang

(Ha.)

Lahan Bukaan Eksisting 317,22 Bukaan di

Perkebunan Karet Bukaan di

Gambar 6. Peta Hasil Analisis Buffer Wilayah Penelitian

Persawahan

Kecamatan Rambutan

Bukaan di

Perkebunan Sawit Untuk melakukan analisis overlay sebagai Bukaan di

Pemukiman masukannya, maka digunakan set idaknya 6 (enam) Pedesaan

peta antara lain peta tata ruang, Citra Satelit atau foto T otal 317,22

Udara, peta kontur, peta ek sisting kegiatan penambangan, peta wilayah potensial bahan galian

golongan batuan dan peta hasil analisis buffer. Da ri Pada penelit ian ini digunakan fungsi analisis

8. Analisis Spasial

overlay peta-peta tersebut akan didapat data baru spasial seperti analisis tumpangsusun (overlay) dan

untuk membentuk satu layer peta baru yang analisis buffer.

merupakan peta yang dapat d ireko mendasikan

10. Analisis Skalogram

sebagai wilayah-wilayah yang relat if potensial dan Analisis Skalogram dipergunakan untuk dapat dijadikan sebagai Wilayah Perta mbangan

menganalisis pusat-pusat permukiman, khususnya Ra kyat (WPR) sesuai amanat peraturan perundangan,

hirarki atau orde-orde pusat pertumbuhan. Analisis sebagaimana dapat dilihat pada (Ga mbar 7) dan

digunakan dengan mendasarkan kepada jumlah unit Tabel 6. menjelaskan lokasi dan luas lahan tersebut.

dan jenis fasilitas umum yang ada. Hasil dari orde Selanjutnya, untuk wilayah bekas bukaan

tertinggi sampai ke orde terendah dapat dilihat pada tambang dan atau wilayah eksist ing penambangan

Tabel 7.

yang masuk dala m zona pemu kiman dan zona kegiatan usaha lain menjadi suatu pertimbangan

Tabel 7. Hasil Analisis Skalogram di Kecamatan untuk tidak dilakukan kegiatan penambangan. Hal ini Talang Kelapa

untuk mencegah terjadinya resiko penambangan. No. Desa/Kelurahan Orde

1. Sukajadi I

2. T anah Mas II

3. Gasing III

4. Kenten IV

5. Sukomoro V

6. Air Batu VI

7. Kenten Laut VII

8. T alang Keramat VIII

9. T alang Buluh IX

10. Sungai Rengit Murni X

11. Pangkalan Benteng XI

12. Sungai Rengit XII

Gambar 6. Peta Wilayah Potensial Komoditas Tambang

Golongan Batuan

Berdasarkan tabel d i atas, dapat dilihat bahwa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

keberadaan kegiatan perta mbangan rakyat tidak dominan me mpengaruhi pusat pertumbuhan, tetapi

terdapat beberapa ko mponen la in yang

Tabel 6. Luas Lahan Potensial Pengembangan me mpengaruhi, seperti keg iatan ekono mi, leta k suatu Kegiatan Penambangan Rakyat di

daerah terhadap jalan utama dan daerah yang Kecamatan Rambutan

berbatasan langsung dengan ibukota provinsi, contoh Blok

Lokasi

Luas

: Kelurahan Tanah Mas, Desa Gasing dan Kelurahan

(Desa/Kelurahan) (Ha.)

Keterangan

A Desa Pangkalan Gelebak

dan Desa Sako

luasan

Untuk wilayah Kecamatan Rambutan dengan

B Desa Pangkalan Gelebak 24,50

berdasarkan

hasil yang didapat dari orde tertinggi sampai ke orde

C Desa Pangkalan Gelebak 24,21

Pasal 22

terendah dapat dilihat pada Tabel 8.

D Desa Gelebak Dalam 14,10

huruf (d)

E Desa Pangkalan Gelebak 24,67

UU No. 4

F Desa Gelebak Dalam 24,85

T ahun 2009

Tabel 8. Hasil Analisis Skalogram di Kecamatan

G Desa Gelebak Dalam 24,98

Rambutan

H Desa Gelebak Dalam 24,82

No. Desa/Kelurahan Orde Keterangan

I Desa T anjung Merbu 24,98

1. Sungai Pinang I

Total 211,91

2. Rambutan II Kegiatan Pertambangan 3. Kedukan III

9. Potensi Komodi tas Tambang dan

4. T anjung Merbu IV T erdapat Kegiatan

Keekonomian

Pertambangan

5. Sungai Dua V T erdapat Kegiatan Pertambangan

Berdasarkan hasil pengamatan dari peta 6. T anjung Kerang VI topografi dan pengamatan lapangan bentuk sebaran

7. Sako VII T erdapat Kegiatan ko mod itas ta mbang yang berada di Keca matan

Pertambangan Rambutan berupa dataran bergelo mbang.

8. Suka Pindah VIII Hasil perh itungan berdasarkan dari Tabe l 6

9. T anah Lembak IX dipero leh total vo lu me ins itu 12.780.970,83 m 3 atau 10. Gelebak Dalam X T erdapat Kegiatan Pertambangan dengan faktor pengembangan sebesar 0,74, maka

11. Siju XI vo lume lo se adalah 22.238.889,24 m 3 , bila harga jual

12. Pangkalan Gelebak XII

Rp. 35.000,-/ m 13. Menten XIII T erdapat Kegiatan , maka nilainya mencapai Rp.

Pertambangan 778.361.123.510,55,-. Bila wilayah ini ditetapkan

14. Pelaju XIV sebagai wilayah pertambangan rakyat, maka

15. Parit XV pe merintah

16. Pulau Parang XVI pendapatan daerah sesuai ketentuan daerah sebesar 17. Kebon Sahang XVII

dapat menarik

ret ribusi

sebagai

18. Baru XVIII Rp. 3.750,-/ m , maka nilai retribusi daerah mencapai

19. Durian Gadis XIX Rp. 83.395.834.661,85,-.

Berdasarkan tabel d i atas, dapat dilihat Berdasarkan grafik d i atas dapat dilihat bahwa keberadaan kegiatan perta mbangan rakyat

keberadaan kegiatan perta mbangan di Keca matan tidak do minan me mpengaruhi pusat pertumbuhan,

Ta lang Ke lapa cukup mendapat dukungan tetapi terdapat beberapa ko mponen la in yang

masyarakat sekita r, na mun masyarakat ingin sarana me mpengaruhinya, seperti kegiatan ekono mi, leta k

jalan yang dila lui a rmada pengangkut hasil produksi suatu daerah terhadap jalan utama, leta k suatu daerah

dilaku kan pera watan dan penyira man. Masyarakat berbatasan dengan ibukota provinsi.

juga sangat berharap kepada aparat peme rintah untuk

11. Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan

me laku kan pe mbinaan dan pengawasan terhadap

Usaha Pertambangan Rakyat

keg iatan tersebut agar keg iatan penambangan Sampel acak diambil dari 3 (tiga) kalangan

dilaku kan secara baik dan benar, mela kukan kepent ingan yang terkait dalam kegiatan usaha

rekla masi pasca ta mbang dan me laku kan penataan pertambangan rakyat di Keca matan Ta lang Ke lapa

sehingga kegiatan dan Kecamatan Rambutan tempat penelit ian

wilayah

perta mbangan,

penambangan dapat terus berlanjut tanpa dilakukan. Kelo mpok kepent ingan tersebut, yait u :

mengganggu lingkungan sekitar. kalangan pemerintah, kalangan pelaku usaha dan

Keberlanjutan kegiatan penambangan di kalangan masyarakat.

Keca matan Talang Kelapa in i t idak didukung dengan Dari beberapa pendapat diatas, untuk kegiatan

kondisi wilayah sekita r pena mbangan yang sudah usaha pertambangan rakyat di Kabupaten Banyuasin

terlalu dekat dengan pemukiman, yang sebaiknya khususnya dan Provinsi Su matera Se latan u mu mnya,

merupakan lokasi reklamasi.

segera me lakukan penataan barbagai aspek, seperti admin istrasi (yaitu : pe mbuatan peraturan

perundangan terka it rekla masi lahan, peraturan

terka it perizinan perta mbangan bahan galian

golongan batuan), tekn is (sepert i: pe mbinaan dan

pengawasan kegiatan pertambangan) dan lingkungan (seperti:

lingkungan hidup), guna keberlan jutan usaha untuk meminima lkan resiko.

12. Trend Persepsi Masyarakat

Hasil quesio ner tertutup yang diajukan ke

responden di Kecamatan Talang Kelapa disajikan

pada gambar 7.

Ga mbar 8. Grafik Responden Masyarakat Se kitar

Lo kasi dan Jalur Transportasi di Kecamatan Rambutan

Berdasarkan grafik d i atas dapat dilihat masyarakat

keberadaan kegiatan penambangan di Keca matan Ra mbutan, masyarakat sangat berharap kepada aparat pe merintah untuk me laku kan pe mbinaan dan pengawasan terhadap keg iatan tersebut agar keg iatan penambangan dilaku kan secara baik dan benar, melaku kan rekla masi pasca ta mbang dan me laku kan penataan wilayah

mendukung

sehingga kegiatan penambangan dapat terus berlanjut tanpa mengganggu lingkungan sekitar.

perta mbangan,

Dukungan masyarakat terhadap keberadaan keg iatan perta mbangan rakyat pada 2 (dua) keca matan tersebut dapat dilihat dari pencapaian realisasi penerimaan daerah da ri pa jak pena mbangan komoditas tambang go longan batuan pada tahun

Ga mbar 7. Gra fik Responden Masyarakat Sekita r 2013 sebesar Rp. 469.326.280,- dimana pendapatan Lo kasi dan Jalur Transportasi di

pajak tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp. Kecamatan Talang Kelapa

545.963.090,- pada tahun 2014 atau naik sebesar 14,037% dari tahun sebelumnya. (BDA,2015).

Pendapatan perkap ita untuk mengetahui la ju terdapat sebanyak 12 (dua belas) blo k bukaan dengan pertumbuhan

luas 128,67 Hektar berbanding dengan 8,00 Hektar meningkat dari tahun ke tahun, yaitu : sebesar Rp.

izin yang dikeluarkan Pe me rintah Kabupaten, 14.231.275,- pada tahun 2011, meningkat menjad i

sedangkan di Keca matan Ra mbutan tersebar di 5 Rp. 15.231.727,- pada tahun 2012, meningkat lagi

(lima) desa, yaitu : Desa Sungai Dua, Menten, sebesar Rp.16.232.352,- pada tahun 2013 dan

Ge labak Da la m, Sa ko dan Tanjung Merbu, te rapat meningkat menjadi Rp. 17.013.606,- pada tahun

sebanyak 22 (dua puluh dua) blok bukaan dengan 2014 atau mengalami kenaikan rata-rata sekitar

luas 317,22 He ktar berbanding dengan 27,21 Hektar 5,774% per tahun.(BDA,2015).

izin

yang dike luarkan Pe me rintah Kabupaten

13. Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya

Banyuasin. Kedua Kecamatan tersebut merupakan

Masyarakat

daerah tambang rakyat dimulai sejak tahun 1985; Beberapa hal te rka it da mpa k sosial dan budaya

2. Kriteria penetapan wilayah pertambanga n masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha

Undang-Undang Republik penambangan rakyat dari hasil penga matan lapangan,

rakyat

berdasarkan

Indonesia No mor 4 Tahun 2009 tentang atara lain :

Perta mbangan Mineral dan Batubara Pasal 22 dan

1. Tidak terlihat secara signifikan untuk warga Pasal 24. Wilayah Keca matan Talang Kelapa re latif sekitar terkait keberadaan kegiatan penambangan

sulit untuk dila kukan pengembangan karena sudah rakyat;

padatnya pemukiman penduduk dibagian Timur,

2. Memberikan peningkatan pendapatan khususnya Se latan dan Barat daerah penelit ian, dan bagian Uta ra bagi pedagang manisan;

dengan topografi relat if rendah banyak terdapat

3. Memberikan pendapatan yang lebih, bagi pemilik lokasi peternakan ayam dan ikan. tanah yang tanahnya dijadikan sebagai te mpat

Pengembangan wilayah di Kecamatan Rambutan kegiatan usaha penambangan;

masih cukup te rsedia luas, dengan potensi

14. Dampak Lingkungan dari Penggunaan

sumberdaya relat if besar dan jauh dari pe mu kiman,

Lahan

usaha pertambangan di Dari hasil pengamatan lapangan terka it da mpak

sedangkan

kegiatan

Keca matan Talang Ke lapa dan Kecamatan Ra mbutan lingkungan dari penggunaan lahan untuk kegiatan

bukan me rupakan fa ktor penentu pertumbuhan usaha penambangan rakyat, terdapat beberapa hal,

ekonomi masyarakat;

sebagai berikut :

3. Penge mbangan wilayah perta mbangan

1. Areal bekas penambangan menjadi krit is, karena komoditas tambang go longan batuan sebaiknya t idak tidak dilakukan pengelo laan terhadap lingkungan

dilaku kan di wilayah Keca matan Ta lang Kelapa, bekas kegiatan penambangan tersebut;

namun diarahkan pada perencanaan program

2. Penurunan muka air tanah pada sumur-sumur rakla masi. Penge mbangan kegiatan penambangan di warga

wilayah Kecamatan Rambutan masih cukup tersedia penambangan;

disekitar

lo kasi

kegiatan

usaha

dengan luasan 211,91 He ktar dan/atau volu me lose

3. Terbentuknya polusi udara di pemukiman warga 3 sekitar 22.238.889,24 m yang terbagi dalam 9 di sekitar lo kasi penambangan, karena kegiatan

(sembilan) b lok yang tersebar di 4 (e mpat) desa, tersebut terlalu dekat dengan pemukiman;

yaitu : Desa Pangkalan Ge lebak, Desa Sako, Desa

Ge lebak Dala m dan Desa Tan jung Merbu, dengan Kondisi yang ditemukan di lapangan dan hasil

15. Saran Regulasi

retribusi mencapai pengo lahan data terkait peraturan perundangan

potensi

nilai

apabila wilayah terdapat beberapa hal sebagai berikut :

Rp.83.395.834.661,85,-,

pertambangan rakyat ditetapkan;

1. Laku kan penetapan wilayah pertambangan ra kyat

4. Sebaiknya dila kukan revisi te rhadap

(WPR) sebagai dasar untuk keberlanjutan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten yang kegiatan pertambangan rakyat;

dihubungkan dengan pasal 22 huruf (f) Undang-

2. Perjelas aturan pelaksanaan yang mewajibkan

Undang Nomor 4

pelaku usaha untuk me matuhi ketentuan baik

Tahun 2009;

secara administrasi, teknis operasional dan

5. Pemerintah daerah seyogyanya segera pengelo laan

wilayah perta mbangan rakyat di penambangan rakyat;

lingkungan

akibat

keg iatan

menetapkan

Keca matan Ra mbutan dengan melihat kondisi

3. Buat aturan terka it re kla masi lahan krit is yang ek sisting saat ini berdasarkan krite ria -krite ria yang sudah cukup luas, a kibat keg iatan perta mbangan

berpedo man pada peraturan perundangan yang tersebut,untuk me min ima lisir da mpak lingkungan.

berlaku;

IV. KESIMPULAN

1. Keg iatan usaha pertambangan go lo ngan batuan dengan ko mod itas ta mbang tanah liat dan tanah urug di Keca matan Ta lang Kelapa tersebar d i 3 (tiga) ke lurahan dan 1 (satu) desa, yaitu : Ke lurahan Air Batu, Suko mo ro, Suka jad i dan Desa Sungai Reng it,

6. Pa ra sumberdaya aparatur (pegawa i) pe rlu Anonim, 2012, Peraturan Daerah Kabupaten meningkat kan ke ma mpuan baik aspek ad ministrasi,

Banyuasin Nomor 28 Tahun 2012 tentang teknis maupun aspek lingkungan dalam me laku kan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten pengawasan, pengendalian dan penertiban terka it

Banyuasin Tahun 2012-2032 , Banyuasin. bidang pertambangan;