WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat The Application of Badan Layanan Umum Scheme in The Financial Management of Jawa Barat International Airport
WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat
The Application of Badan Layanan Umum Scheme in The Financial Management of Jawa Barat International Airport
Zulaichah
Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110 email: zulaichah@dephub.go.id
INFO ARTIKEL
ABSTRACT / ABSTRAK
Histori Artikel: Jawa Barat International Airport (JBIA) is one of the airports in the West Java Diterima: 1 September 2016
Province. This airport was built to boost the growth of Ciayumajakuning region (Cirebon, Direvisi: 19 September 2017 Indramayu, Majalengka and Kuningan). The President of Indonesia issued a policy that
Disetujui: 27 September 2017
JBIA construction and operation transferred from the West Java Provincial Government to The Ministry of Transportation (as the Central Government). This research aims to
Keywords:
determine whether the scheme of Badan Layanan Umum (BLU) can be applied in the
airport, BLU, west java financial management of JBIA. The method which is used in this research is qualitative descriptive analysis. Based on this research, JBIA has met the substantive requirement,
Kata kunci: but not yet in the technical and administrative requirements. If JBIA can fulfill the bandara, BLU, pemda Jabar substantive and technical requirements, then JBIA can be proposed as government
agency that applies BLU financial management gradually. JBIA assets are belong to two owners where the landside facilities (terminal building) are owned by the West Java Provincial Government while the airside facilities (runway, apron and taxiway) are owned by the Ministry Of Transportation. The transfer of the assets from the West Java Provincial Government to The Ministry of Transportation needs to be done before JBIA is proposed as government agency with BLU financial management.
Bandara Internasional Jawa barat (BIJB) merupakan salah satu bandar udara di provinsi Jawa Barat. Bandara ini dibangun dalam rangka
mendorong pengembangan wilayah pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan). Presiden Republik Indonesia menerbitkan kebijakan pengalihan pembangunan dan pengoperasian BIJB
dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ke Kementerian Perhubungan
(pemerintah pusat). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah skema Badan Layanan Umum (BLU) dapat diterapkan pada pengelolaan keuangan
Bandar Udara Internasional Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah analisis deskriptif kualitatif. Ditinjau dari persyaratan
pengusulan BLU, BIJB telah memenuhi persyaratan substantif namun persyaratan teknis dan administratif belum terpenuhi. Jika persyaratan substantif dan teknis telah terpenuhi maka BIJB dapat diusulkan menjadi satuan kerja yang menerapkan PPK BLU bertahap. Aset BIJB masih terdiri dari 2 kepemilikan dimana lahan dan fasilitas sisi darat (terminal
penumpang) merupakan aset milik Pemerintah Daerah Jawa Barat sedangkan fasilitas sisi udara (runway, apron, taxiway) merupakan aset milik Kementerian Perhubungan. Pengalihan kepemilikan aset dari
Pemerintah Daerah Jawa Barat ke Kementerian Perhubungan harus diselesaikan sebelum BIJB diusulkan menjadi satuan kerja pemerintah yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU)
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat, (Zulaichah)
PENDAHULUAN
2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu
Daerah Pengelola Bandar Udara Internasional provinsi di wilayah Pulau Jawa. Provinsi ini
Jawa barat dan Kertajati Aerocity. BUMD akan terbentuk secara resmi berdasarkan Undang
pengusahaan Bandar – Udara Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
melakukan
Internasional Jawa Barat serta membangun dan pembentukan Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun
mengembangkan Kertajati Aerocity, meliputi 2008, Provinsi Jawa Barat memiliki 26
pendanaan, pembangunan, kabupaten/kota yang terdiri atas 9 (sembilan)
perencanaan,
pengoperasian dan pengelolaan, pemeliharaan kota dan 17 (tujuh belas) kabupaten. Potensi
serta pengembangan.
ekonomi di Provinsi Jawa Barat antara lain Berdasarkan surat dari Direktur Bandar sektor
Kepala Badan Litbang perdagangan. Potensi yang ada perlu didukung
Perhubungan Nomor 204/DBU/I/2016 tentang oleh sarana dan prasarana transportasi yang
Mutakhir Rencana baik guna mempercepat pergerakan laju
Kebutuhan
Kajian
Pembangunan dan Majalengka – Jawa Barat, perekonomian di Provinsi Jawa Barat.
disebutkan bahwa Presiden Republik Indonesia Salah satu bentuk dukungan prasarana
kebijakan berupa rencana transportasi di Provinsi Jawa Barat adalah
menerbitkan
pengalihan pembangunan dan pengoperasian pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa
Bandar Udara Internasional Jawa Barat dari Barat. Pembangunan bandara ini berdasarkan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ke Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara – Tahun 2010 tentang Pembangunan dan
Kementerian Perhubungan (pemerintah pusat). Pengembangan Bandar Udara Internasional
Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity.
apakah skema Badan Layanan Umum (BLU) Maksud dan tujuan pembangunan BIJB dan
dapat diterapkan pada pengelolaan keuangan Kertajati Aerocity antara lain adalah:
Bandar Udara Internasional Jawa Barat dengan mendorong
mengakomodasi pihak yang ikut berkontribusi pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon-
pengembangan
wilayah
dalam mewujudkan bandar udara tersebut. Indramayu-Majalengka-Kuningan);
Studi akan mengkaji Kesesuaian tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional
pembangunan BIJB dengan tujuan BLU, berbasis potensi daerah; meningkatkan daya
kesesuaian antara karakteristik pengelolaan saing global Jawa Barat dalam rangka
BLU dengan pengelolaan bandara khususnya mendorong percepatan pertumbuhan investasi;
BIJB, dan persyaratan apa saja yang telah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di
terpenuhi dalam penerapan skema Badan bidang transportasi udara; dan meningkatkan
Layanan Umum (BLU) di Bandar Udara investasi, industri, perdagangan, pariwisata,
Internasional Jawa Barat (BIJB). permukiman, dan perluasan lapangan kerja.
Bandar Udara Internasional Jawa Barat akan
TINJAUAN PUSTAKA
didirikan di atas lahan 1800 ha dan terletak di
Pemerintahan
berbasis Kewirausahaan
Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka,
(Entrepreneurial Government)
Provinsi Jawa Barat.
Mazzucato (2011), suatu Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Menurut
dalam peningkatan Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010 tentang
pendekatan
baru
pertumbuhan ekonomi memerlukan kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Bandar
dari pemerintah. Pemerintah memang tidak bisa Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan
secara langsung menggerakkan pergerakan Kertajati Aerocity pasal 18 dijelaskan bahwa
ekonomi karena hal ini hanya bisa dilakukan Pemerintah daerah dapat membentuk Badan
oleh pelaku bisnis, wirausahawan, maupun Usaha Bandar Udara untuk pengelolaan
pekerja mandiri. Peran pemerintah adalah operasional bandar udara. Peraturan ini telah
memberikan situasi dan kondisi lingkungan ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan
yang dinamis dan mendukung kesuksesan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun
kegiatan ekonomi
para pelaku usaha.
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 150
Pemerintah diharuskan bisa memanfaatkan
Badan Layanan Umum (BLU)
kekuatan ekonomi yang tersedia, menghapus Menurut Peraturan Pemerintah Republik kebijakan yang dapat menghambat dukungan
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang pasar
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, mengutamakan sektor swasta dalam membuat
terhadap pelaku
usaha,
dan
yang dimaksud sebagai Badan Layanan Umum kebijakan bidang pajak, regulasi maupun
kerja kementerian belanja negara.
ialah
unit
negara/lembaga/pemerintah daerah untuk Menurut CGG (2006), Entrepreneurial
tujuan pemberian layanan umum yang Government merupakan salah satu kebijakan
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang yang efisien dan efektif dalam mengelola
didelegasikan oleh instansi induk yang organisasi. Entrepreneurial Government dapat
bersangkutan. Tujuan dibentukya BLU adalah menjamin perbaikan kinerja secara terus
pelayanan kepada menerus atas pemanfaatan sumber daya yang
untuk
meningkatkan
rangka memajukan ada dalam konotasi yang lebih luas. Setiap
masyarakat
dalam
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kebijakan
dengan memberikan mendukung kompetisi antara penyedia layanan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan (swasta
prinsip ekonomi dan Masyarakat akan menjadi kontrol atas kualitas
maupun lembaga
pemerintah).
berdasarkan
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis pelayanan yang diberikan. Misi dan tujuan
yang sehat.
penyelenggaraan organinasi lebih jelas. Kinerja Instansi pemerintah yang menerapkan Pola lembaga diukur berdasarkan output yang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dihasilkan. Peraturan dan SOP disederhanakan.
(Satker BLU) memiliki karakteristik berbeda Masyarakat
dengan instansi lainnya. Karakteristik satker pelanggan/konsumen
BLU antara lain:
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah kebijakan yang diambil oleh pemerintah
mendapatkan pelayanan
terbaik.
Setiap
(bukan kekayaan negara yang dipisahkan) berorientasi pada pasar dan mengurangi
2. Menyelenggaran pelayanan umum yang kendala birokrasi dalam bentuk apapun.
menghasilkan semi barang/jasa publik Pemerintah mendorong dan melibatkan sektor
(quasi public goods)
publik, swasta, maupun masyarakat sukarela
mengutamakan mencari untuk
keuntungan/laba
masyarakat dan bukan hanya diselesaikan oleh
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip lembaga yang memberikan pelayanan publik itu
efisiensi dan produktivitas ala bisnis sendiri.
(business like).
kerja/anggaran dan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Menurut Penjelasan
pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
instansi induk
Badan Layanan Umum, salah satu bentuk
6. Pendapatan BLU dapat digunakan langsung reformasi yang dicanangkan oleh pemerintah
7. Pegawai terdiri dari atas PNS dan profesional adalah
penganggaran tradisional ke penganggaran Berdasarkan jenis layanan yang diberikan, berbasis kinerja. Penggunaan dana pemerintah
Satuan Kerja BLU dikelompokkan menjadi 3 berpindah dari sekedar membiayai masukan
(tiga) yaitu;
(inputs) atau proses ke pembayaran terhadap
1. penyedia layanan barang dan/atau jasa, apa yang akan dihasilkan (outputs). Orientasi
misal: pendidikan dan pelatihan, kesehatan, pada outputs menjadi praktik yang semakin
penelitian dan pengembangan, serta bidang dianut luas oleh pemerintah modern di berbagai
penyiaran publik
negara. Mewiraswastakan
2. pengelolaan wilayah/kawasan tertentu, (enterprising
pemerintah
misal: otorita dan kawasan pengembangan paradigma yang memberikan arah yang tepat
ekonomi terpadu.
bagi keuangan sektor publik.
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 151
3. Pengelolaan dana khusus, misal: pengelola Berikut ini perbandingan antara satuan kerja dana bergulir, rekening dana investasi dan
pemerintah, satuan kerja pemerintah yang rekening pembangunan daerah.
menerapkan PPK BLU, dan BUMN.
Tabel 1. Perbandingan satker pemerintah, PPK BLU dan BUMN
Kriteria
Satuan Kerja
BLU
BUMN
Badan Hukum/ Status Hukum Kementerian/Lembaga
Bagian dari
Bagian dari
Kementerian/Lembaga
Kekayaan negara dipisahkan
Profit Tujuan
Non profit
Not for profit
Kepemerintahan Otonom ala korporasi Korporasi, Perum, Manajemen
Asas Universalitas Dikecualikan asas Bisnis Pengelolaan
universalitas
Keuangan RM APBN
RM APBN (PMN) Sumber Dana
RM APBN
Pendapatan usaha PNS
PNBP BLU
Pegawai Persero SDM
PNS dan Non PNS
Sumber: (DJPB, 2013)
Instansi pemerintah yang telah memenuhi walikota sesuai dengan kewenangannya. persyaratan untuk menerapkan PPK-BLU dapat
Penetapan BLU dilaksanakan oleh Menteri ditetapkan sebagai BLU oleh Menteri Keuangan/
Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai gubernur/ bupati/ walikota. Menteri/ pimpinan
dengan kewenangannya. Persyaratan yang lembaga/
harus dipenuhi oleh instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
akan diusulkan menjadi BLU antara lain: penyelenggaraan pelayanan umum yang
1. Persyaratan substantif didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat
Instansi pemerintah yang bersangkutan layanan yang dihasilkan. Lahan dan infrastuktur
layanan umum yang yang dikelola dengan konsep BLU harus
menyelenggarakan
berhubungan dengan:
disediakan oleh pemerintah. Seluruh lahan dan Penyediaan barang dan/atau jasa layanan bangunan disertifikatkan atas nama Pemerintah
umum;
Republik Indonesia/pemerintah daerah yang Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu bersangkutan. Lahan dan bangunan yang tidak
untuk tujuan meningkatkan perekonomian digunakan BLU untuk penyelenggaraan tugas
masyarakat atau layanan umum; dan/atau pokok dan fungsinya dapat dialihgunakan oleh
Pengelolaan dana khusus dalam rangka menteri/pimpinan
lembaga/kepala
SKPD
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat
terkait dengan persetujuan
Menteri
2. Persyaratan teknis
Keuangan/gubernur/bupati/walikota
kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan dengan kewenangannya.
sesuai
fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana
Pembentukan dan
Pencabutan Badan
direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
Layanan Umum
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
kinerja keuangan satuan kerja instansi yang pengusulan instansi pemerintah yang telah
Pembentukan BLU
diawali
dengan
bersangkutan adalah sehat sebagaimana memenuhi persyaratan untuk penerapan BLU
dalam dokumen usulan oleh Menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD
ditunjukkan
penetapan BLU.
kepada Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 152
3. Persyaratan administratif lepas landas, naik turun penumpang, bongkar Instansi pemerintah yang bersangkutan
muat barang, dan tempat perpindahan intra dan dapat menyajikan seluruh dokumen sebagai
antarmoda transportasi, yang dilengkapi berikut:
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pernyataan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,
kesanggupan
untuk
penunjang lainnya. Menurut Setiani (2015), dan manfaat bagi masyarakat;
peran bandar udara ialah: pola tata kelola;
1. Simpul dalam jaringan transportasi udara rencana strategis bisnis;
yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar laporan keuangan pokok;
udara yang menjadi pertemuan beberapa standar pelayanan minimum; dan
jaringan dan rute penerbangan sesuai laporan audit terakhir atau pernyataan
hierarki bandar udara. bersedia untuk diaudit secara independen.
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya
pemerataan pembangunan, Penetapan
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta pemerintah
keselarasan pembangunan nasional dan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
pembangunan daerah yang digambarkan dilakukan oleh Menteri Keuangan/gubernur/
sebagai lokasi dan wilayah di sekitar bandar bupati/ walikota. Ada dua jenis penetapan, yaitu
udara yang menjadi pintu masuk dan keluar
1. Status BLU penuh. Penetapan ini berlaku bagi kegiatan perekonomian. instansi pemerintah yang telah memenuhi
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, seluruh aspek pesyaratan pengusulan BLU (
dalam bentuk interkoneksi antar moda pada substantif, teknis dan administratif)
simpul
transportasi guna memenuhi
2. Status BLU bertahap. Penetapan ini berlaku tuntutan peningkatan kualitas pelayanan bagi instansi pemerintah yang hanya mampu
yang terpadu dan berkesinambungan yang memenuhi persyaratan substantif dan teknis.
digambarkan sebagai tempat perpindahan Sedangkan persyaratan administratif belum
udara ke moda terpenuhi secara memuaskan. Status BLU
moda
transportasi
transportasi lain atau sebaliknya. bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
perdagangan dan/atau pariwisata dalam Umum dapat berakhir apabila:
menggerakan
dinamika pembangunan
1. Instansi pemerintah sudah tidak memenuhi nasional, serta keterpaduan dengan sektor persyaratan substantif, teknis dan/atau
pembangunan lainnya, digambarkan sebagai administratif. Pencabutan dilakukan oleh
lokasi bandar udara yang memudahkan Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
transportasi udara pada wilayah di walikota sesuai dengan kewenangannya atau
sekitamya.
berdasarkan usulan dari Menteri/pimpinan
5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan
dengan lokasi bandar udara yang dapat kewenangannya
membuka daerah terisolir karena kondisi
2. berubah statusnya menjadi badan hukum geografis dan/atau karena sulitnya moda dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
transportasi lain.
daerah perbatasan, penetapan ketentuan peraturan perundang-
Pencabutan dilakukan
berdasarkan
6. Pengembangan
digambarkan dengan lokasi bandar udara undangan.
yang memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah perbatasan Negara
Definisi Bandar Udara
Kesatuan Republik Indonesia di kepulauan Menurut Undang – Undang nomor 1 tahun
dan/atau di daratan.
2009 tentang penerbangan, Bandar Udara
memperkokoh Wawasan adalah kawasan di daratan dan/atau perairan
7. Prasarana
kedaulatan negara, dengan batas-batas tertentu yang digunakan
Nusantara
dan
digambarkan dengan titik-titik lokasi bandar sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
udara yang dihubungkan dengan jaringan
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 153 Jawa Barat, (Zulaichah) 153
untuk specialised wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
d. Perjanjian
sewa
aeronautical serviced operator (SASO). Republik Indonesia.
Bandara menyewakan area untuk digunakan
8. Penanganan bencana, digambarkan dengan kegiatan penunjang aktifitas penerbangan lokasi bandar udara yang memperhatikan
seperti flight training, perawatan pesawat kemudahan transportasi udara untuk
terbang ( MRO) atau penjualan bahan bakar. penanganan bencana alam pada wilayah
e. Perjanjian sewa hangar sekitarnya
f. Perjanjian
sewa
dengan perusahaan
penerbangan
Konsep Bisnis Bandar Udara
g. Perjanjian sewa dengan penyewa untuk Menurut Crider, et.al (2011) salah satu
disewakan lagi (sublease/subkontrak) potensi bisnis yang dapat dikembangkan di area bandara yaitu bisnis sewa
Center for – menyewa. Jenis Urban sewa yang digunakan oleh pengelola bandara
Menurut
The
Transportation Research (2012), penentuan sangat tergantung pada potensi konsumen
nilai/harga pada bisnis sewa-menyewa di (penyewa/tenant) disekitar wilayah bandar
bandara dapat dilakukan dengan pendekatan udara. Sehingga jenis sewa yang tepat untuk
perbandingan penjualan (sales comparison diterapkan di suatu bandara bersifat unik dan
approach). Pendekatan ini dilakukan dengan tidak bisa dibandingkan antara bandara satu
cara membandingkan jenis properti yang akan dengan bandara lain. Tipe potensi konsumen
dibangun dengan properti sejenis yang lain. (Penyewa pribadi/perusahaan) , lokasi area
Eleman pembanding berupa karakteristik fisik yang disewakan ( sisi darat/sisi udara), kegiatan
(lokasi, luas, kondisi properti, fasilitas, dll) dan bisnis yang dapat dilakukan di area sewa
kondisi ekonomi lokal. Pendekatan ini mempengaruhi jenis bisnis sewa yang dipilih
berdasarkan prinsip subtitusi dengan asumsi oleh pengelola bandara. Secara umum, ada 7
bahwa konsumen tidak akan membayar suatu (tujuh) jenis sewa yang dapat diterapkan di
properti dengan harga yang lebih mahal bandara yaitu:
dibandingkan dengan properti sejenis yang lain.
dalam pendekatan dan non-aeronautikal
a. Perjanjian sewa untuk kegiatan Aeronautikal
Elemen
pembanding
perbandingan penjualan terbagi menjadi dua
b. Perjanjian sewa lahan yaitu aeronautical properties dan non-
c. Perjanjian sewa tempat basis operator aeronautical properties. Rincian elemen penerbangan (fixed based operator/FBO)
pembanding tersaji dalam table 2.
Tabel 2. Elemen Pembanding dalam pendekatan perbandingan penjualan
Elemen Pembanding
aeronautical properties non aeronautical properties
size of the metropolitan area zoning designation and land use location of the airport
size of parcel
airport’s classification, size and function highest and best use of property number of operations
property function
number of based aircraft roadway and utility services access fixed base operators and the services provided
other amenities
amount of fuel sales amenities at the airport size of the evaluated parcel property function highest and best use of property
Sumber: (The Center for Urban Transportation Research, 2012)
Profil Bandara Internasional Jawa Barat
Barat. Dasar hukum pembangunan BIJB yaitu
(BIJB)
Peraturan Daerah Provinsi jawa Barat Nomor 13 Bandar Udara Internasional Jawa Barat
tahun 2010 tentang Pembangunan dan (Selanjutnya disebut BIJB) merupakan salah
Pengembangan bandar Udara Internasional satu bandar udara yang terlatak di Provinsi Jawa
Jawa Barat dan Kertajati Aerocity. Berdasarkan
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 154 Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 154
b. Informasi tentang rencana pengalihan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa barat
pembangunan dan pengoperasian BIJB dari BIJB berjarak 97 km dari kota Bandung dan
Pemda Jabar ke Kementerian Perhubungan terletak di Kecamatan Kertajati, Kabupaten
Metode Pengumpulan Data
Majalengka, Provinsi Jawa Barat. BIJB Pengumpulan data dilakukan melalui merupakan bagian dari kawasan Kertajati
wawancara langsung dengan Bappeda Provinsi Aerocity yang dicanangkan oleh Pemerintah
Jawa Barat.
Daerah Provinsi Jawa Barat. BIJB akan dibangun
Metode Analisis Data
diatas lahan seluas 1800 ha. Secara umum, Menurut Miles & Huberman (1994), analisa tujuan pembangunan BIJB dan Kertajati
data kualitatif terdiri dari 3(tiga) aktifitas yang Aerocity antara lain:
saling terkait yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Tiga aktifitas ini pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon-
1. mendorong pengembangan
wilayah
saling terkait dan dilakukan selama proses Indramayu-Majalengka-Kuningan);
penelitian sampai dengan saat penarikan
kesimpulan penelitian. Tiga aktifitas tersebut regional berbasis potensi daerah;
2. meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
antara lain:
a. Reduksi data ( Data reduction) dalam rangka mendorong percepatan
3. meningkatkan daya saing global Jawa Barat
Menurut Sugiyono (1994) Reduksi data pertumbuhan investasi;
terdiri dari merangkum, memilah, dan
memfokuskan pada data penting, serta masyarakat di bidang transportasi udara;
membuang data yang tidak diperlukan. Data dan
hasil reduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah pengumpulan perdagangan, pariwisata, permukiman, dan
data berikutnya. Pada tahap ini akan dilakukan perluasan lapangan kerja
pengumpulan data terkait pembangunan Pembangunan BIJB telah dilakukan sejak
Bandar Udara Internasional Jawa Barat. Data tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Saat ini
yang dimaksud antara lain; perencanaan BIJB telah memiliki 1 (satu) runway berukuran
pembangunan, tujuan pembangunan, progress 2.500 x 60 m. Pemerintah Provinsi Jawa barat
pembangunan, keberadaan BIJB dalam struktur akan melakukan pembebasan lahan seluas 1000
organisasi Pemda Jabar, dan lain –lain.
ha dari kebutuhan lahan total sampai tahap Berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya ultimate seluas 1.800 ha (Fikri, 2016). Dalam
dilakukan pemilihan data yang diperlukan guna rangka percepatan pembangunan BIJB, Presiden
menunjang penerapan BLU dalam pengelolaan RI (Joko Widodo) mengeluarkan kebijakan agar
BIJB.
b. Penyajian Data ( Data Display) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pembangunan BIJB
diselesaikan melalui
Berdasarkan data hasil proses reduksi data, (APBN). Kerjasama Pemerintah Pusat dan
akan dilakukan verifikasi kesesuaian antara Pemerintah Daerah dalam pembangunan BIJB
prinsip pengelolaan BLU dengan pengelolaan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2017.
bandara khususnya BIJB. antara yaitu: Kerjasama ini tentu memberikan implikasi
Kesesuaian tujuan pembangunan BIJB terhadap pengelolaan operasional BIJB ketika
dengan tujuan BLU
Kesesuaian karakteristik satuan kerja BIJB mempersiapkan
telah beroperasi.
Pemerintah
perlu
dengan satuan kerja BLU keuangan yang tepat atas pengoperasian Bandar
mekanisme
pengelolaan
Pemenuhan persyaratan usulan BLU antara Udara Internasional Jawa Barat.
lain
aspek
substantif, teknis dan
administratif.
METODOLOGI
c. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Kebutuhan Data
Berdasarkan verifikasi pada tahap penyajian Data yang dibutuhkan antara lain:
data, dapat ditarik kesimpulan apakah pola
a. Perencanaan pembangunan BIJB
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 155 Jawa Barat, (Zulaichah) 155
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Tahun 2009 : disusun Dokumen Bisnis Plan
HASIL DAN PEMBAHASAN
BIJB dan Rencana Teknis Terinci Sisi Udara Bandara
Kondisi Eksisting Bandara Internasional Jawa Barat
Tahun 2010 : ditetapkan Perda Provinsi Jawa barat Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Pembangunan dan Pengembangan Bandara merupakan bandar udara yang diprakarsai oleh
dan Aerocity Kertajati di Majalengka Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Persiapan
Tahun 2013 : pembangunan sisi udara pembangunan telah dilaksanakan sejak tahun
bandara
2003. Berikut proses perencanaan dan
penyusunan dokumen pembangunan BIJB sampai dengan tahun 2016.
Tahun 2014 :
Rencana Teknis Terinci (RTT) sisi darat Tahun 2003 :
bandara, pembangunan sisi udara tahap II, Pengembangan BandaraInternasional di
Studi
Kelayakan
dan pembentukan PT. BIJB Jawa Barat
Tahun 2015 : pembangunan sisi darat BIJB Tahun 2005 : ditetapkan Rencana Induk
kertajati
Bandar Udara Kertajati, Majalengka Pembangunan BIJB dibagi menjadi 4 tahap pembangunan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. Tahap Pembangunan BIJB
SIZE
Tahap – IA
Tahap - IB
Tahap – II
Ultimate
Airport Area
873 Ha
1800 Ha
3500x60 m
3500x60 m (runway 1) Runway
3000mx60m
3500mx60m
3000x45 m
3000x45 m (runway 2)
(runway 2)
Perpend Exit
7 11 16 16 Taxiway
Rapid Exit Taxiway
2 4 6 6 Parallel Taxiway
Cross Taxiway
1 1 2 2 Commercial Apron
862.200 m2 Size
Terminal Size
Terminal Capacity ± 52 juta pnp/tahun
5 juta
8.6 juta
pnp/tahun
pnp/tahun
Commercial Area
1 unit Cargo
1.5 MT/tahun Capacity
MT/tahun
MT/tahun
MT/tahun
Sumber: Bappeda Prop. Jawa barat, 2016
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 156
Pembiayaan pembangunan BIJB juga dibagi menjadi 4 tahap sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 4. Rencana Biaya Pembangunan BIJB
Phase I tahap 1
Phase I tahap 2
URAIAN Phase II 2030 Ultimate 2036
7.983.832,13 6.692.778,76 Fasilitas Sisi Udara
1.106.758.046,07 817.419.262,50 Fasilitas Sisi Darat
1.437.739.425,71 587.613.600,00 Fasilitas Navigasi
Fasilitas Alat bantu
Fasilitas Komunikasi
2.200.000,00 - Penerbngan
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang
Grand Total
16.606.689.014,11 = 16,6 Trilyun
Sumber: Bappeda Prop. Jawa barat, 2016
c. Pembangunan gedung penunjang dengan oleh APBN dan telah dilaksanakan sejak tahun
Pembangunan fasilitas sisi udara dibiayai
biaya sebesar Rp.416 M 2013 hingga saat ini. Pembanguanan ini
d. Pengawasan konstruksi dengan biaya dibawah kendali dan pengawasan Kementerian
sebesar Rp. 21 M. Realisasi pengawasan Perhubungan
konstruksi sampai dengan 11 Maret 2016 Perhubungan Udara. Pemerintah Daerah
sebesar Rp. 2 M
Provinsi Barat melaksanakan pembangunan
e. Biaya yang dikapitalisasi sebesar RP. 19 M. fasilitas sisi darat melalui PT. BIJB selaku Badan
Realisasi sampai dengan 11 Maret 2016 Usaha Milik daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat.
sebesar Rp. 3 M.
PT. BIJB bertanggung jawab atas pelaksanaan Pada tanggal 15 Januari 2016, Presiden pembangunan sisi darat dan pengelolaan
Republik Indonesia melaksanakan kunjungan operasional bandara ketika sudah beroperasi.
Bandara Kertajati dan Sampai dengan bulan Januari 2016, PT.BIJB
lapangan
ke
mengistruksikan agar pembangunan sisi darat merencanakan akan melakukan pembangunan
BIJB dibiayai oleh APBN. Kebijakan ini terminal sisi darat dengan anggaran 2,2 Trilyun
memerlukan tindak lanjut baik dari sisi dengan rincian sebagai berikut:
perencanaan pembangunan dan status hukum
a. Pembangunan terminal penumpang dengan ketika BIJB telah beroperasi. biaya sebesar Rp. 1395 M. Realisasi pembangunan terminal penumpang sampai
Kesesuaian Tujuan Pembangunan BIJB
dengan 11 Maret 2016 sebesar Rp. 41 M
dengan BLU
b. Pekerjaan infrastruktur dengan biaya Tujuan BLU adalah untuk meningkatkan sebesar Rp. 355 M. Realisasi pekerjaan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka infrastruktur sampai dengan 11 Maret 2016
kesejahteraan umum dan sebesar Rp. 21,5 M.
memajukan
mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 157
Pengoperasian BIJB sudah sejalan dengan Badan Layanan Umum (BLU) merupakan tujuan BLU. Tujuan pembangunan BIJB antara
mekanisme pengelolaan keuangan bagi satuan lain: mendorong pengembangan wilayah
kerja pemerintah yang melaksanakan tugas pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon –
operasional pelayanan publik. Dengan Indramayu – Majalengka - Kuningan);
pengelolaan keuangan BLU, maka satuan kerja meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional
pemerintah diberikan fleksibilitas dalam rangka berbasis potensi daerah; meningkatkan daya
pelaksanaan anggaran, pengelolaan pendapatan saing global Jawa Barat dalam rangka
dan belanja, pengelolaan kas dan pengelolaan mendorong percepatan pertumbuhan investasi;
aset. BLU juga memiliki fleksibilitas untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di
mempekerjakan tenaga profesional non PNS bidang transportasi udara; dan meningkatkan
serta pemberian imbalan jasa kepada pegawai investasi, industri, perdagangan, pariwisata,
sesuai dengan kontribusinya. Satuan kerja BLU permukiman, dan perluasan lapangan kerja.
memiliki karakteristik yang berbeda dengan Berdasarkan jenis layanan BLU, BIJB dapat
satker pemerintah lainnya. Berikut tabel dikategorikan sebabai penyedia layanan barang
kesesuaian karakteristik satuan kerja BIJB dan/atau jasa dibidang transportasi udara.
dengan satuan kerja BLU.
Kesesuaian karakteristik satuan kerja BIJB dengan satuan kerja BLU
Tabel 5. kesesuaian karakteristik satuan kerja BIJB dengan satuan kerja BLU
Karakteristik Satuan Kerja BLU
Satuan Kerja BIJB
Keterangan
Berkedudukan sebagai lembaga Jika BIJB dialihkan ke pemerintah pusat, maka BIJB Sesuai pemerintah (bukan kekayaan negara menjadi satuan kerja (lembaga pemerintah) dibawah yang dipisahkan)
Kementerian Perhubungan. Menteri Perhubungan akan bertanggungjawab
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum di BJIB khususnya dari segi manfaat layanan yang dihasilkan
atas
pelaksanaan
Menyelenggarakan pelayanan umum BIJB akan memberikan pelayanan umum berupa jasa Sesuai yang menghasilkan semi barang/jasa kebandarudaraan publik (quasi public goods)
Tidak mengutamakan
Sesuai keuntungan/laba
mencari Prinsip ini dapat diterapkan di BIJB
Dikelola secara otonom dengan prinsip Prinsip ini dapat diterapkan di BIJB Sesuai efisiensi dan produktivitas ala bisnis (business like)
Rencana kerja/anggaran dan BIJB akan memiliki instansi induk Direktorat Jenderal Sesuai pertanggungjawaban dikonsolidasikan Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan pada instansi induk
Pendapatan BLU dapat digunakan Prinsip ini dapat diterapkan di BIJB Sesuai langsung
Pegawai terdiri dari atas PNS dan Prinsip ini dapat diterapkan di BIJB Sesuai profesional non-PNS
Sumber: Olah Data
Menurut Peraturan Pemerintah Republik BIJB menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Badan Layanan Umum antara lain; Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
a. Satuan Kerja BIJB harus membuat Rencana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Jika
Bisnis lima tahunan dengan mengacu pada
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 158
Rencana Strategis
Mekanisme ini telah diatur terinci dalam Perhubungan .
Kementerian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
b. Satuan Kerja BIJB membentuk Rencana Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bisnis dan Anggaran (RBA) yang disusun
Barang Milik Negara/Daerah. berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
Pengelolaan BIJB dengan mekanisme BLU pendapatan yang diperkirakan akan diterima
memberikan peluang bagi satuan kerja BIJB dari masyarakat umum , badan lain, dan
untuk bekerja sama dengan BUMN/ BUMD/ APBN.
swasta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
c. RBA Satuan Kerja BIJB akan menjadi bagian jasa terkait bandar udara. Oleh karena itu dari RKA Kementerian Perhubungan dan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tetap akan diajukan kepada Menteri Perhubungan
bisa berkontribusi melalui kerjasama BUMD untuk dilakukan penelaahan dan pemberian
dengan BLU BIJB dalam pelaksanaan kegiatan persetujuan.
pelayanan jasa terkait bandar udara seperti
d. Unit Kerja BIJB tidak dapat melakukan pelayanan teknis penanganan pesawat udara investasi jangka panjang kecuali atas
(gorund handling), katering pesawat udara, persetujuan Menteri Keuangan.
pergudangan,
jasa
penginapan/hotel,
e. Jika Satuan Kerja BIJB mengalami surplus penanganan kargo, dan lain – lain. anggaran, maka anggaran tersebut dapat dipergunakan
Pemenuhan Persyaratan Substantif BLU
berikutnya, kecuali atas perintah Menteri Satuan kerja pemerintah yang akan Keuangan sesuai kewenangannya dapat
diusulkan menjadi BLU harus memenuhi disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas
persyaratan substantif BLU. Persyaratan Umum Negara dengan mempertimbangkan
substantif BIJB untuk diusulkan menjadi BLU posisi likuiditas Satuan Kerja BIJB.
sudah terpenuhi dengan alasan sebagai berikut :
a. Kegiatan operasional BIJB merupakan anggaran,
f. Jika Satuan Kerja BIJB mengalami defisit
penyelenggaraan layanan umum berupa pembiayaannya dalam tahun anggaran
bandar udara bagi berikutnya kepada Menteri keuangan
melalui Menteri Perhububungan sesuai
b. Pelayanan jasa BIJB dapat dinikmati oleh dengan kewenangannya.
masyarakat umum dan bukan layanan
g. Satuan kerja BIJB diberi kewenangan untuk kepada satket pemerintah lainnya. pengadaan dan mengelola Barang Milik
c. Produk jasa yang diberikan oleh BIJB yaitu Negara.
jasa kebandarudaraan. Pelayanan jasa
h. Tanah dan bangunan satuan Kerja BIJB kebandarudaraan tidak hanya bersifat disertifikatkan atas nama Pemerintah
administratif/mandatory yang hanya dapat Republik Indonesia.
dilaksanakan oleh instansi pemerintah.
i. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan Beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh
sebelum pemenuhan persyaratan substantif penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya
Satuan Kerja
BIJB
untuk
antara lain:
a. Membentuk Satuan Kerja Pemerintah untuk Perhubungan dengan persetujuan Menteri
dapat dialihgunakan
oleh
Menteri
BIJB berdasarkan Peraturan Pemerintah Keuangan
atau peraturan lainnya yang lebih tinggi. Jika BIJB ditetapkan menjadi Badan Layanan
b. Satuan Kerja BIJB telah memiliki pengelolaan Umum dibawah Kementerian Perhubungan,
mandiri dengan ciri: memiliki kode satker maka seluruh BMD didalam BIJB harus
dari Kementerian Keuangan; memiliki dilimpahkan kepada Kementerian Perhubungan
alokasi anggaran tersendiri dalam dokumen dan berubah status menjadi BMN (Barang Milik
pelaksanaan anggaran uang terpisah dari Negara). Mekanisme pelimpahan BMD dari
instansi vertikalnya; dan membuat laporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kepada
keuangan sebagai pertanggungjawaban Kementerian Perhubungan dapat dilakukan
anggaran.
dengan mekanisme Tukar Menukar atau Hibah.
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 159 Jawa Barat, (Zulaichah) 159
unit kerja atau jabatan di dalamnya hasil layanan yang diberikan kepada
Prosedur kerja dan penyelesaian tugas masyarakat berupa PNBP sesuai dengen wewenang dan tanggung jawab jabatan di dalam satuan kerja.
Pemenuhan persyaratan Teknis BLU
Prosedur kerja pelayanan umum yang Ada 2(dua) persyaratan teknis yang harus
akan diberikan oleh satuan kerja kepada dipenuhi oleh unit kerja yang diusulkan menjadi
masyarakat umum. BLU yaitu:
Ketersediaan dan pengembangan SDM
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan yang memadai untuk menjalankan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
kegiatan satuan kerja dalam mencapai pencapaiannya melalui BLU.
tujuan.
b. Kinerja keuangan unit kerja dalam Penjelasan akuntabilitas kinerja satuan kondisi sehat.
kerja dalam hal program, kegiatan Pemenuhan persyaratan kinerja pelayanan
pengelolaan keuangan. ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi usulan
maupuan
Penjelasan berupa kebijakan kinerja, BIJB menjadi BLU dari Menteri Perhubungan
mekanisme pengukuran kinerja, media kepada Menteri Keuangan. Sedangkan kinerja
pertanggungjawaban kinerja, dan laporan keuangan ditunjukan dalam laporan keuangan
akuntabilitas kinerja secara periodik. yang akan dilampirkan dalam dokumen usulan
satuan kerja untuk penetapan BLU. Berdasarkan persyaratan
Komitmen
menginformasikan layanan dan teknis tersebut, maka BIJB belum bisa diuji
kinerjanya kepada masyarakat luas pemenuhannya karena kegiatan operasional
melalui pengelolaan media publikasi yang belum berjalan.
memadai. Komitmen ditunjukkan dalam bentuk penjelasan media publikasi
Pemenuhan Persyaratan Administratif BLU
permanen yang digunakan, pemutakhiran Secara umum persyaratan administratif
informasi secara berkala, umpan balik usulan pembentukan BLU menunjukkan
yang menyatakan bahwa publikasi sudah kesiapan satuan kerja pemerintah dalam
informatif, mekanisme mengelola organisasi, keuangan dan kinerja
cukup
saran/masukan dan pelayanan yang dihasilkan. Unsur persyaratan
penanganan
pengaduan/keluhan masyarakat, dan administratif belum bisa diuji pemenuhannya
kebijakan keterbukaan informasi kepada karena kegiatan operasional belum berjalan.
publik.
Unsur – unsur dalam persyaratan administratif
c. Menyusun rencana strategis bisnis. Unsur – adalah sebagai berikut :
usur yang tercakup dalam rencana strategis
a. Pernyataan kesanggupan
untuk
bisnis antara lain:
meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, Penjelasan kinerja yang telah dicapai oleh dan manfaat bagi masyarakat. Surat
Satuan Kerja sampai dengan tahun pernyataan kesanggupan ini ditandatangani
berjalan. Penjelasan menyiratkan bahwa oleh pimpinan satuan kerja pemerintah yang
organisasi dan tata kelola satuan kerja dibentuk untuk BIJB dan disetujui oleh
berjalan dengan baik. Penjelasan kinerja Menteri Perhubungan
mencakup laporan kinerja tahun berjalan
b. Menyusun dokumen pola tata kelola BLU. yang menunjukan tren peningkatan Unsur – unsur dalam pola tata kelola
dibandingkan dengan kondisi tahun – antara lain :
tahun sebelumnya, laporan kinerja tahun Struktur organisasi dan tata laksana yang
terakhir secara terperinci dan analisis menggambarkan posisi satuan kerja BIJB
faktor yang mempengaruhi capaian dalam kerangka organisasi Kementerian
kinerja secara memadai. Selain itu Perhubungan. Selain itu diperlukan
pengukuran kinerja yang digunakan penjelasan
mengenai
hubungan,
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 160 Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 160
diberikan oleh Satuan Kerja. Hal – hal Strategi bisnis 5 tahun kedepan yang
yang perlu dijelaskan yaitu jenis layanan, menggambarkan capaian rasional yang
standar dan kualitas layanan, standar dapat
SDM, standar sarana dan prasarana, berdasarkan analisis kemampuan yang
kesetaraan layanan, kemudahan untuk dimiliki saat ini.
mendapatkan layanan, kebutuhan para Proyeksi layanan dan keuangan dari
pemangku kepentingan (internal dan satuan kerja yang menggambarkan
pengalaman empiris potensi perkembangan yang signifikan.
eksternal),
menjalankan SPM dan Proyeksi mencakup asumsi ekonomi yang
untuk
kesesuaian dengan tupoksi satuan dapat diperbandingkan berdasarkan
kerja.
kemampuan riil atau sumber daya yang dimiliki, anggaran indikatif yang realistis
Rencana pencapaian SPM. Hal – hal yang
dijelaskan yaitu rencana dan memadai, analisis proyeksi keuangan pencapaian SPM dengan mencantumkan sesuai dengen bidang layanan, analisis target waktu dan acuan pada standar proyeksi peningkatan volume dan atau pelayanan tertinggi yang telah dicapai kualitas layanan yang logis dan signifikan, dalam bidang terkait. analisis proyeksi peningkatan PNB yang
perlu
realistis dan signifikan, dan anailitas Indikator pelayanan yang memuat jenis
pelayanan dasar, indikator SPM dan batas peningkatan proposi belanja dari PNBP waktu pencapaian SPM. Hal yang disebabkan adanya perluasan
– hal yang perlu dijelaskan yaitu indikator pada tiap
layanan. jenis layanan yang realistis sesuai sumber
d. Menyusun laporan keuangan pokok sesuai daya, batas waktu penyelesaian layanan dengan ketentuan yang berlaku. Materi dan kesesuaian dengan prinsip fokus laporan keuangan harus memenuhi unsur – pada jenis layanan, dapat diukur, dapat unsur berikut: Komponen laporan keuangan tersaji dicapai, relevan, dapat diandalkan, dan
tepat waktu (SMART criteria). lengkap sesuai SAP. Komponen tersebut
f. Menyampaikan laporan keuangan hasil audit antara lain Laporan Realisasi Anggaran, tahun terakhir sebelum satuan kerja Neraca dan Catatan atas Laporan diusulkan menjadi BLU dari pemeriksa Keuangan (CaLK).
eksternal. Jika satuan kerja belum pernah
Analisis Laporan Keuangan yaitu analisis diaudit, maka satuan kerja harus membuat tren, analisis persentase per komponen,
pernyataan bersedia untuk diaudit secara analisis rasio dan analisis sumber
independen. Format surat pernyataan telah penggunaan dana. Analisis ini bertujuan
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan untuk mengetahui tren posisi keuangan,
ditandatangani oleh pimpinan satuan kerja tren pendapatan dan biaya, tren arus kas,
dan disetujui oleh Menteri Perhubungan. potensi kemampuan pelayanan publik,
pemenuhan kewajiban dengan sumber daya yang ada di masa datang, dan
Hasil Verifikasi kesesuaian antara prinsip
kontribusi satuan
kerja
terhadap
pengelolaan BLU dengan pengelolaan BIJB
kesejahteraan masyarakat di masa Secara umum Pola Pengelolaan Keuangan sekarang dan di masa depan .
BLU dapat diterapkan pada pengelolaan BIJB.
e. Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang Namun ada 2 unsur syarat pengusulan BLU yang menggambarkan ukuran pelayanan yang
belum bisa diuji pemenuhannya karena kegiatan harus dipenuhi oleh satuan kerja. Unsur –
operasional BIJB belum berjalan. unsur dalam SPM antara lain: Persetujuan dari pimpinan satuan kerja
dan Menteri Perhubungan.
Penerapan Skema Badan Layanan Umum Dalam Pengelolaan Keuangan Bandar Udara Internasional
Jawa Barat, (Zulaichah) 161
Tabel 6. Hasil verifikasi kesesuaian (konsep BLU), berikut ini terdapat beberapa
No Unsur
contoh kerjasama antara pengelola bandar 1 Kesesuaian
Hasil verifikasi
udara dengan swasta dalam bentuk perjanjian dengan tujuan BLU
sewa untuk meningkatkan pendapatan di luar
Kesesuaian pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa
Sesuai
karakteristik satuan
terkait bandar udara.
kerja BIJB dengan
satuan kerja BLU
1. Baton Rouge Metropolitan Airport Baton
Metropolitan Airport 3 Pemenuhan
Rouge
Terpenuhi
persyaratan substantif merupakan bandara yang terletak di East Baton 4 Pemenuhan
Rouge Parish, Lousiana, Amerika Serikat. persyaratan teknis
belum bisa diuji
pemenuhannya
Bandara ini menyewakan lahan sisi darat seluas
karena kegiatan
498 acre kepada Coca Cola Company. Jangka
operasional belum berjalan
waktu sewa selama 99 tahun dengan 8 (delapan) 5 Pemenuhan
kali pembaharuan kontrak per 10 tahun dan 1 persyaratan
belum bisa diuji
(satu) kali pembaharuan per 9 tahun. administratif
pemenuhannya
karena kegiatan
Pendapatan yang diterima oleh bandara sebesar
operasional belum berjalan
$18.667/bulan (Crider, et.al, 2011).
2. Pittsburgh International Airport (PIT) Pittsburgh Internasional Airport merupakan
Pengusulan, Penilaian dan Penetapan BLU bandara yang terletak di Pennsylvania, Amerika
Pimpinan Satuan Kerja BIJB menyampaikan Serikat. Bandara ini memiliki lahan yang dapat usulan dengan dilampiri dokumen persyaratan
dikembangkan untuk kegiatan non aeronautical administratif kepada Menteri Perhubungan.
seluas 3000 acre. Namun hanya 1200 acre yang Setelah dilakukan pengkajian dan penilaian,
dapat digunakan karena topografi tanah yang Menteri Perhubungan mengajukan usulan
bergelombang. Pengelola bandara memutuskan penetapan satuan kerja BIJB menjadi BLU
untuk membangun kawasan industri, real estate, kepada Menteri Keuangan. Proses penilaian
pergudangan dan distribusi barang yang disebut dilakukan dalam 2 tahap yaitu penilaian
dengan Clinton Commerce Park. Salah satu kelengkapan dan akurasi penyajian oleh
perusahaan yang menyewa area di Clinton Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Commerce Park ialah Kneeper Press (Printing Direktorat Pembinaan BLU, dan penilaian
Company). Pengelola bandara menerima material oleh tim penilai yang dibentuk Menteri
pendapatan dari penyewaan area Clinton Keuangan. Hasil
penilaian tim penilai Commerce Park. Bentuk dukungan Pemerintah dituangkan dalam Berita Acara Penilaian dan
Pennsylvania yaitu memberikan disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai
Negara
bantuan dana untuk pembangunan kawasan bahan pertimbangan penetapan satuan kerja
tersebut sebesar $1 juta dan memberikan BIJB menjadi Satuan Kerja BLU. BIJB dapat
keringan pajak kepada karyawan baru Kneeper diusulkan menjadi BLU dengan status BLU
Press (Crider, et al., 2011). bertahap jika telah memenuhi persyaratan
substantif dan teknis. Status BLU bertahap
KESIMPULAN
berlaku paling lama 3 (tiga) tahun. Rentang Secara umum, pengelolaan BIJB dapat waktu
dilakukan dengan skema Pola Pengelolaan mempersiapkan
tersebut dipergunakan
untuk
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU). administratif. Jika persyaratan administratif
pemenuhan
persyaratan
Ditinjau dari persyaratan Pengusulan BLU, BIJB telah terpenuhi, maka status BIJB dapat
persyaratan substantif. ditingkatkan menjadi BLU penuh.
telah memenuhi
Persyaratan teknis dan administratif belum dapat diuji
pemenuhannya dikarenakan
Konsep Bisnis Bandar Udara
kegiatan operasional BIJB belum berjalan. Dalam rangka meningkatkan daya saing
Jika persyaratan substantif dan teknis telah bandar udara yang dikelola pemerintah pusat
terpenuhi, maka BIJB dapat diusulkan terlebih
Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 162 Warta Ardhia, Volume 42 No.3 September 2016, hal. 149-164 162
A. 2016. PPK BLU dengan status BLU bertahap. Status
Fikri,
https://m.tempo.co/read/news/2016/01/ BLU bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.