Jumlah kontainer sebagai faktor padatnya jentik Aedes aegypti di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi
Jumlah kontainer sebagai faktor padatnya jentik Aedes aegypti di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Irwandi Rachman 1 , Septi Maharani 2 , Suhermanto 3 1.2 Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Harapan Ibu, Jambi, Indonesia 3 Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan, Jambi ABSTRAK
Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan jentik Aedes aegypti, karena semakin banyak kontainer yang tidak memenuhi syarat akan semakin banyak tempat perindukan vektor DBD dan akan semakin padat populasi Aedes aegypti pemukiman yang cukup pesat sehingga banyak perumahan yang cendrung akan membuat tempat-tempat penampungan air.
5
Kota jambi merupakan daerah yang endemis DBD berdasarkan data dari Dinas Kesahatan Kota Jambi di Kecamatan Kota baru jumlah kasus DBD tertinggi terjadi di Kelurahan Mayang Mangurai yaitu sebanyak 53 kasus
4 .
manusia, umumnya terdapat didalam rumah tangga yang digunakan dalam keperluan sehari-hari dan kontainer yang tidak dapat dikontrol (Disposable sites/DS) yaitu konteiner yang tidak digunakan dalam rumah tangga, dibuang atau disimpan dihalaman belakang rumah, namun berpotensi sebagai tempat genangan air sehingga nyamuk dapat berkembangbiak
sites/CS) yaitu kontainer yang dikendalikan
Kondisi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp dapat diketahui dengan menggunakan indikator maya Index. Maya Index (MI) merupakan parameter entomologis yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah sebuah area atau komunitas berisiko potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. Maya Index membedakan tempat perkembangbiakan nyamuk menjadi kontainer yang dapat dikontrol (Controllable
3 .
2 .
Latar Belakang: Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan jentik Aedes aegypti, karena
semakin banyak kontainer yang tidak memenuhi syarat akan semakin banyak tempat perindukan vektor
DBD dan akan semakin padat populasi Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
jumlah konteiner positif jentik dan mengidentifikasi pegaruh konteiner controllable dan disposable
terhadap kepadatan jentik di daerah endemis DBD, Kelurahan Mayang Mangurai Kota jambi.wadah (container) yang berisi air jernih yang terdapat di dalam rumah, misalnya bak mandi, gentong penyimpanan air di dapur, tandon air, dan vas bunga. Selain itu benda- benda diluar rumah yang terisi air hujan, misalnya ban bekas, gelas plastik, dan kotak plastik bekas, dan barang-barang bekas bangunan yang dibuang berserakan dapat digunakan oleh nyamuk Aedes sebagai tempat untuk berkembang biak
aegypti berkembang biak diberbagai jenis
. Aedes
1
Penular (vektor) utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia adalah Aedes aegypti
Kesimpulan: Ada pengaruh antara jumlah konteiner controllable sites dan disposable sites terhadap
padatnya jentik Aedes aegypti di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi. Kata Kunci : Aedes aegypti , Kepadatan jentik, Controllable sites, Disposable sites. PENDAHULUAN
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan dari 90 rumah tangga yang di observasi didapatkan jumlah
keseluruhan konteiner yaitu 888 dengan 81 (9,1%) konteiner positif jentik. berdasarkan hasil
perhitungan di dapatkan 58 (64,4%) memilkiki kepadatan jentik yang padat, controllable sites nya tinggi
sebanyak 53 (58,9%), disposable sites nya tinggi sebanyak 48 (53,3%). Terdapat hubungan antara
controllable sites (p=0,009; PR=1,55, CI 95%=1,08-2,23) dan disposable sites (p=0,007; PR=1,54, CI
95%=1,09-2,16) dengan kepadatan jentik Aedes aegypti.
Metode: Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah
rumah yang berada di Kelurahan Mayang Mangurai yang berjumlah 90 rumah yang tersebar di 45 RT
yang dipilih secara proportional random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan analisis
univariat dan bivarat serta untuk melihat besarnya kekuatan hubungan menggunakan uji prevalence
ratio dengan CI 95%.. Mayang mangurai merupakan salah satu daerah yang berada di kota jambi yang mengalami perkembangan bangunan
Beberapa penelitian telah menunjukkan keberadaan tempat penampungan air (breeding place) berhubungan dengan kejadian DBD
6,7
namun di Kota Jambi belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh jumlah kontiner terhadap kepadatan jentik Aedes aegypti oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jumlah konteiner positif jentik dan mengidentifikasi pegaruh konteiner controllable dan disposable terhadap kepadatan jentik di Kelurahan Mayang Mangurai Kota jambi.
konteiner positif jentik 51 (10%) dan konteiner disposbable sites sebanyak 387 (43,6%) dengan jumlah konteiner positif jentik 30 (8%). Berdasarkan jenis konteiner diperoleh konteiner controllable sites paling banyak ditemukan adalah ember yaitu 180 (35,9%) dengan frekuensi positif jentik paling banyak ditemukan pada bak mandi 14 (27,4%) dan vas/pot bunga memiliki persentase tertinggi untuk konteiner dengan jentik yaitu (28,5%) sementara untuk konteiner disposable sites paling banyak ditemukan adalah kaleng/plastik bekas yaitu 127 (32,8%) sekaligus memiliki frekuensi positif jentik paling banyak yaitu 10 (33,3%) dan ban bekas memiliki persentase tertinggi untuk konteiner dengan jentik yaitu (10,2%). (Tabel 1)
sites yaitu 501 (56,4%) dengan jumlah
METODE PENELITIAN
random sampling dari 45 RT di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Tahun 2015.
sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunkan lembar Observasi.
nilai PR=1,55 (CI 95%=1,08-2,23). Nilai yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah konteiner controllable sites dengan kepadatan jentik, untuk jumlah
square diperoleh p=0,009 (p < 0,05) dengan
Hasil analisis bivariat antara jumlah konteiner controllabel sites dengan kepadatan jentik berdasarkan uji statistik chi-
sites tinggi 58,9%, dan 53,3% rumah dengan disposable sites nya tinggi.
dan rumah dengan disposable sites nya rendah yaitu 42 46,7%) (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64,4% rumah ditemukan memiliki kepadatan jentik yang padat, rumah dengan controllable
Disposable sites nya tinggi yaitu 48 (53,3%)
Hasil analisis univariat mengenai gambaran frekuensi masing-masing variabel yaitu kepadatan jentik yang dihitung menggunakan rumus Conteiner Index (CI) kemudian di kategorikan padat jika CI > 5% sesuai dengan standar kepadatan jentik diperoleh kepadatan jentik yang padat yaitu 58 (64,4%) dan rumah yang kepadatan jentiknya tidak padat yaitu 32 (35,6%) sementara untuk kategori controllable sites, dan disposable sites diperoleh dari rumus HRI dan BRI kemudian ditaketorikan menjadi tinggi dan rendah yang diperoleh rumah yang controllable sites nya tinggi yaitu 53 (58,9%) dan rumah yang controllable sites nya rendah yaitu 37 (41,1%). Rumah dengan
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross
Hasil observasi pada 90 rumah diperoleh jumlah konteiner sebanyak 888 dengan 81 (9,1%) konteiner positif jentik berdasarkan kategori konteiner controllable
Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square serta untuk melihat besarnya kekuatan hubungan menggunakan prevalence ratio dengan CI 95% yang dianalisis dengan menggunakakn softwere SPSS 18.
HASIL
Indicator (HRI) 4,9 .
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Tahun 2015, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 rumah. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional
Indicator (BRI), disposable sites
dan untuk menghitung jumlah kontainer controllable sites mengguakan formula Breeding Risk
8
Conteiner Index (CI)
Ukuran dan pengkategorian kepadatan jentik Aedes aegypti menggunakan cara visual dihitung menggunakan formula
menggunakan formula Hygiene Risk
Tabel 1. Distribusi jenis konteiner controllable sites dan disposable sites dan konteiner positif jentik di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Tahun 2015
Konteiner Frekuensi Frekuensi konteiner Persentase (%) konteiner konteiner (n=888) positif jentik (n=81) dengan jentik Controllable sites (n=501) (n=51) Bak Mandi 98(19,6) 17(33,3) 17,3 Bak Wc 34(6,8) 2(3,9) 5,8 Drum 147(29,4) 14(27,4) 9,5 Gentong air 10(2,0) 2(3,9) 20,0 Ember 180(36,0) 10(19,8) 5,5 Vas / pot bunga 7(1,3) 2(3,9) 28,5 Tempat minuman unggas 10(2,0) 4(7,8)
40 Penampungan air kulkas 5(0,9) 0(0,0) Penampungan air dispense 10(2,0) 0(0,0) Disposable sites (n=387) (n=30) Ban bekas 78(20,2) 8(26,8) 10,2 Botol bekas 97(25,0) 7(23,3) 7,2 Kaleng 127(32,8) 10(33,3) 7,8 Gerigen 70(18,1) 3(10,0) 4,2 Tempurung kelapa 15(3,9) 2(6,6) 13,3
Tabel 2. Analisis univariat kepadatan jentik, jumlah controlablle sites, dan disposable sites di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Tahun 2015
Varibel (n=90) Persentase (%) Kepadatan jentik Padat
58 64,4 Tidak Padat 32 35,6
Controllable sites Tinggi
53 58,9 Rendah 37 41,1
Disposable sites Tinggi
48 53,3 Rendah 42 46,7
Tabel 3. Hubungan jumlah controllable sites dan disposable sites terhadap kepadatan jentik vektor DBD di Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi Tahun 2015
Kepadatan Jenik p-value
Total PR CI 95% (LL-UL) Variabel Padat Tidak Padat n % n % N %
Controllable sites Tinggi 40 75,5 13 24,5 53 100 0,009 1,55 1,08-2,23 Rendah
18 48,6 19 51,4 37 100 Disposable sites Tinggi 37 77,1 11 22,9 48 100 0,007 1,54 1,09-2,16 Rendah
21 50,0 21 50,0 42 100
konteiner disposable sites dengan PEMBAHASAN kepadatan jentik diperoleh hasil uji statistik Hasil observasi yang dilakukan di
chi-square p=0,007 (p<0,05), dengan nilai Kelurahan Mayang Manguruai didapatkan
PR = 1,54 (CI 95%=1,09-2,16). Nilai yang konteiner yang frekuensi jentiknya paling diperoleh menunjukkan bahwa ada banyak adalah bak mandi jika dilihat dari hubungan antara jumlah konteiner karakteristiknya bak mandi merupakan
disposable sites dengan kepadatan jentik tempat yang baik untuk perkembangbiakan
(Tabel3). larva Aides aegypti karena tempatnya terdapat di dalam rumah, cenderung lembab, volume air yang cukup besar dan memiliki air yang tenang apalagi jika jarang dikuras
10
Hasil pengamatan yang dilakukan untuk kontainer disposable sites yang paling banyak ditemukan di kelurahan mayang mangurai adalah kaleng/plastik bekas dan juga masih banyak ditemukan botol bekas dan ban bekas yang berserakan dihalaman rumah serta masih di dapatkannya rumah yang jarang di bersihkan yang memiliki potensi menjadi tempat perindukan nyamuk
. Setidak-tidaknya satu minggu sekali bejana kecil yang ada diluar rumah harus dikontrol dan dibuang airnya kemudian di tanam atau ditelungkupkan hingga tidak dapat menampung air terutama pada musim penghujan.
14
Hasil ini juga diperkuat dengan adanya penelitian dari Hasyimi, dkk yang mengatakan bahwa bejana yang ada airnya dalam bentuk apa saja yang ada diluar rumah seperti hal nya kaleng dan plastik bekas perlu dibersihkan atau dimusnahkan, karena merupakan tempat perindukan nyamuk
Kelurahan Mayang Mangurai menunjukkan bahwa pelaksanaan PSN dikelurahan tersebut kurang maksimal.
Disposable sites, terutama plastic bekas di
karena dapat menampung air dan menjadi tempat yang potensial untuk perkembangbiakan nyamuk yang menyebabkan angka kepadatan jentik tinggi. Banyak nya jumlah
13
Sehingga sewaktu-waktu ketika hujan turun peningkatan tempat perindukan nyamuk juga semakin meningkat
untuk padatnya jentik Aedes Agypti dibandingkan dengan disposable sites rendah. Banyaknya jentik yang terdapat pada kaleng/plastic bekas di Kelurahan Mayang mangurai dapat disebabkan karena banyak nya plastik bekas yang berserakkan di lingkungan sekitar rumah yang tidak dikendalikan secara benar (tidak di timbun/tidak dikubur), kondisi ini akan meningkat setelah hujan, Karena semakin banyak jumlah controllable sites yang dapat menampung air semakin besar pula peluang untuk menjadi tempat perindukan nyamuk.
disposable sites tinggi berpotensi 1,54 kali
diperoleh p-value sebesar 0,007 hal ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara disposable sites dengan kepadatan Jentik dan nilai prvelance ratio (PR) 1,54 yang menunjukkan bahwa
Aedes sp. Berdasarkan hasil uji statistik
12 .
hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yuhdihastuti, dkk (2005) yang menemukan larva positif paling banyak ditemui di konteiner dalam rumah yang digunakan untuk keperluan sehari-hari berupa bak mandi, tempayan/gentong
yang memadai, maka akan semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat pula jentik nyamuk Aedes aegypti di dalam kontainer air tersebut
aegypti, karena semakin banyak kontainer
. Keberadaan kontainer air berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes
7
DBD
place dan resting place dengan kejadian
sejalan dengan hasil penelitian Rahman, (2012), diwilayah kerja puskesmas Blora kab. Blora menunjukkan bahwa ada hubungan antara keberadaan Breeding
Aedes Agypti dibandingkan dengan controllable sites rendah. Hasil penelitian ini
dan nilai prvelance ratio (PR) 1,55 hal ini menunjukkan bahwa controllable sites tinggi berpotensi 1,55 kali untuk padatnya jentik
controllable sites dengan kepadatan Jentik
Berdasarkan hasil pengamatan jenis kontainer controtable sites paling banyak ditemukan adalah ember dikarenakan sebagian besar masyarakat yang diobservasi rumahnya menyatakan bahwa di kelurahan mayang sering kesulitan air oleh karena itu masyrakat memiliki kebiasaan untuk menampung air dalam konteiner- konteiner seperti ember, baskom drum, dan lain-lain yang berfungsi untuk mengantisipasi sewaktu-waktu kekurangan air. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,009 hal ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
11 .
Untuk mengatasi dan menurunkan angka kepadatan jentik di Kelurahan Mayang mangurai hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah Saran dalam penelitian melakukan kegiatan Pemerantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN- DBD) secara mandiri dan teratur guna mengurangi kepadatan jentik dan keterlibatan warga sekitar dalam melakukan kegiatan rutin/berkala yaitu membersihkan dan mengubur barang-barang bekas di lingkungan sekitar untuk memperkecil peluang barang-barang bekas/disposable
sites yang dapat berpotensi mejadi tempat perindukan vektor.
.
KESIMPULAN
Terdapat pengaruh antara jumlah konteiner controllable sites dan disposable
sites terhadap padatnya jentik di Kelurahan
Mayang Mangurai Kota Jambi baik konteiner
controtable maupun disposable memiliki
kekuatan hubungan yang hampir sama mempengaruhi tingginya kepadatan jentik
Aedes aegypti.
10. Sungkar S. Demam Berdarah Dengue.
9. Mardihusodo SJ. Manajemen Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dangue. Dalam Simposium Dangue Control Update. Pusat Kedokteran Tropis, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada; 2005.
Kepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.
8. Mentari, Masitha R, dan Hendri Astuty.
Unnes Journal Of Public Health. 2012; Vol. 1 No. 2.
7. Abdul RD. Hubungan Kondisi lingkungan rumah dan praktik 3M dengan kejadian DBD Di wilayah kerja Puskesmas Blora Kabupaten Blora.
DAFTAR PUSTAKA
6. Adyatma, dkk. Hubungan antara lingkungan fisik rumah, tempat penampungan air, dan sanitasi lingkungan dengan kejadian DBD di kelurahan Tindung Kec. Rappocini. Kota Makassar. Makassar: Universitas Hassanudin; 2010.
4. Lozano, et al. Gender Related Family Head Schooling and Aedes Aegypti Larval Breeding Risk in Southern Mexico. Salud publica de Mexico. 2002; 44 (3): 237-242.
3. Depertemen Kesehatan RI. Pencegahan dan Pemberantasan Dangue di Indonesia. Direktorat Jendral dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Depkes RI; 2005.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2012.
2. Soedarto. Demam Berdarah Dangue.
Surabaya: Air langga University Press; 2008.
1. Hariadhi, Soegijanto S. Pola Distribusi Serotipe Virus Dengue Pada Beberapa Daerah Endimik di Jawa Timur Dengan Kondisi Geografis Berbeda dalam Demam Berdarah Dangue. edisi 2.
Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia; 2002.
11. Yudhastuti R, Vidiyani A. Hubungan kondisi lingkungan, kontainer dan prilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue Surabaya. Jurnal kesehatan Lingkungan. 2005; 1 (2): 170-82.
12. Widia EW, dkk. 2009. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun 2009. Jurnal Vektora. 2011: Vol. 3 No.1.
13. Supartha IW. Pengendalian Terpadu Vektor Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae).
Universitas Udayana; 2008.
14. Hasyimi H dan Mardjan S. Pengamatan tempat perindukan Aedes aegypti pada masyarakat pengguna air olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2004; 3(1): 37-42.
5. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Data Jumlah Kasus DBD di Kota Jambi Tahun 2014. Jambi: Dinkes Kota Jambi; 2015.