PENGARUH KUALITAS DAN DOSIS SERESAH TERHADAP POTENSIAL NITRIFIKASI TANAH DAN HASIL JAGUNG MANIS (Effect of Litter Quality and Dosage to Potential Nitrification in Soil and Yield of Sweet Corn)

  

PENGARUH KUALITAS DAN DOSIS SERESAH TERHADAP POTENSIAL NITRIFIKASI TANAH

DAN HASIL JAGUNG MANIS

(Effect of Litter Quality and Dosage to Potential Nitrification in Soil

and Yield of Sweet Corn)

   (1) (1) (2)* Purwanto , Sri Hartati , Siti Istiqomah (1)

  Dosen Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UNS Surakarta

  (2)

  Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNS Surakarta

  • Contact Author : nanny_isti@yahoo.co.id

  

ABSTRACT

  • - - +

  Nitrification is conversion of NH to NO and NO by specialized bacteria. The

  4

  2

  3

process is very harmful to the plant, therefore should be controlling nitrification in the

soil with the application of litter. The purpose of this study is to know the effective of

litter quality and dose to control potential nitrification in the soil, and optimum for sweet

corn cultivation. This research used a Randomized Block Design (RAKL) with two factor,

the first is quality of litter (teak, kirinyu and a combination (teak and kirinyu) and second

is the dose (5 Mg / ha, 12.5 Mg / ha and 20 Mg / ha). The results showed that the

nd

interaction of quality and dose significantly affect to soil nitrification potential at 2 and

th

  

10 week. Application of kirinyu litter with high quality and doses of 20 Mg / ha had the

  • - highest concentration of NO

  2 , while the application of mix litter with middle quality and

  • -

    dose of 12.5 Mg / ha were lowest concentration of NO . Nitrification potential was not

  2

significantly correlated with crop yields. Litter kirinyu with high quality and dose of 20

Mg / ha is expected optimum to be applied in the cultivation of sweet corn.

  Keywords : crop yield, quality and dosage of litter, potential nitrification

PENDAHULUAN dari bentuk nitrogen yang immobil yaitu

  • Nitrogen merupakan salah satu NH menjadi bentuk yang lebih mobile

  4

  unsur hara essensial yang dibutuhkan yaitu NO dan NO secara biokimia oleh

  2

  3

  tanaman untuk aktivitas fotosintesis bakteri khemoautrotop yang disebut tanaman. Perilaku nitrogen di dalam proses nitrifikasi (Philippot et al., 2005). tanah sangat dinamis dan mudah Proses ini sangat merugikan tanaman, berubah, sehingga untuk meningkatkan karena efisiensi penggunaan nitrogen pertumbuhan dan produktivitas oleh tanaman menurun, sehingga dapat tanaman, tambahan pupuk N, misalnya membatasi produksi tanaman. Bagi urea sering diberikan dalam jumlah yang lingkungan, nitrifikasi juga berdampak

  • banyak. Pada budidaya jagung manis negatif, karena menghasilkan NO

  3 yang

  pupuk urea yang dibutuhkan sekitar sangat berbahaya bila diserap tanaman 200- 250 kg/ha, padahal harga pupuk serta sifatnya yang mudah terlindi urea tergolong tinggi, yaitu sekitar bersama air tanah dan juga melalui Rp 1.800,00/kg (Nurdin et al., 2008). denitrifikasi menghasilkan gas N O, NO

  2 Pengaplikasian pupuk N dalam dan N (Verchot et al., 2006).

  2

  jumlah yang berlebih menimbulkan Oleh karena itu, penggunaan berbagai masalah, misalnya perubahan pupuk nitrogen harus diefisiensikan,

  Sains Tanah

  11 salah satu caranya dengan mengendalikan nitrifikasi dalam tanah dengan pengaplikasian bahan organik berupa seresah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan jumlah seresah yang efektif untuk mengendalikan potensial nitrifikasi dalam tanah dan juga optimum untuk budidaya jagung manis. Dengan demikian efisiensi terhadap pemupukan N dapat meningkat, sehingga mengurangi dampak aplikasi terhadap lingkungan dan juga secara ekonomi mengurangi biaya input.

BAHAN DAN METODE

  Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial, pertama kualitas seresah, yaitu jati (M

  Dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain pengumpulan seresah jati dan kirinyu, persiapan lahan, pengaplikasian seresah dan penanaman, pemeliharaan dan panen. Variabel pengamatan meliputi potensial nitrifikasi, pH dan suhu tanah yang diamati setiap 2 minggu sekali. Pada jagung manis variabel yang diamati, antara lain tinggi tanaman, berat brangkasan basah dan kering, panjang tongkol, jumlah biji per tongkol dan berat tongkol. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragamnya untuk dengan uji F taraf 5 %. Apabila terdapat pengaruh beda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Uji korelasi dan uji kontras digunakan untuk mengetahui hubungan antar peubah dan mana yang paling berpengaruh.

  kombinasi seresah jati dan kirinyu (M

  3 ).

  Kedua adalah dosis yaitu 5 Mg/ha (T

  1

  ), 12,5 Mg/ha (T

  1 ), kirinyu (M 2 ) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Sebagai pembanding disusun 2 perlakuan yaitu : tanpa seresah, tanpa pupuk N (P0) dan tanpa seresah, ditambah pupuk N (P11). Sehingga terdapat 11 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

  3 ).

  2

  13.6

  18.37 Pasir %

  68.03 Debu %

  9. Tekstur Klei Klei %

  8. KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) cmol(+)/kg 163 Sangat Tinggi

  4.2

  7. Kadar Lengas %

  0.06 Sangat Rendah

  6. K Tersedia me/100 g

  5. P Tersedia ppm 0.0178 Sangat Rendah

  1.65 Sangat Tinggi

  4. N Total %

  ) dan 20 Mg/ha (T

  No Variabel Satuan Nilai Pengharkatan 1. pH H 2 O 7,2 Netral 2. pH KCl 5,9 Agak Masam

  Tabel 1. Hasil analisis tanah awal

  Tanah yang dipakai dalam penelitian ini termasuk jenis tanah vertisol yang tergolong dalam kelas liat

  A. Analisis Tanah Awal

  3. C-Organik % 3,9 Tinggi

12 Sains Tanah

  5 Tinggi

  Jenis Seresah

Kandungan Bahan Organik

C Organik

  9

  14 Rendah Kirinyu 38,66 4,27 17,12 4,76

  32

  Jati 57,16 1,8 11,92 14,54

  (Pf)

Lignin (L)

(%)

C/N (L+Pf)/N Keterangan

  (%) N Total (%) Polifenol

  Tabel 2. Hasil analisis kualitas seresah

  Sains Tanah

  Dari tabel 2 diketahui bahwa kualitas seresah jenis jati termasuk rendah, sedangkan kualitas seresah jenis kirinyu tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas dari nilai C/N nya, dimana jati memiliki C/N 32 yang berati C/N> 25 (rendah), sedangkan kirinyu C/N 9 yang berarti C/N< 25 (tinggi). Menurut Mohanty et al. (2013) pada pupuk kandang yang memiliki C/N rendah

  Kualitas seresah mempengaruhi pembentukkan bahan organik tanah (Budge et al., 2010). Seresah dikatakan berkualitas tinggi bila kandungan C/N< 25, kandungan polifenol < 3% dan kandungan lignin <15% atau nisbah (lignin+polifenol)/N < 10 (Palm et al., 1991). Kandungan yang dimiliki seresah tersebut berpengaruh terhadap laju dekomposisi, dimana indikator yang sangat baik untuk mengetahui laju dekomposisi adalah C/N ratio (BassiriRad, 2005).

  B. Analisis Kualitas Seresah

  Tingkat kemasaman tanah atau pH dari tanah vertisol ini adalah agak masam sampai netral (pH 5,9-7,2). Menurut Winarso (2005) sebagian besar mikroorganisme tanah hidup pada pH 5 sampai 8, sedangkan aktivitas bakteri nitrifikiasi terjadi pada kondisi alkali. Kandungan bahan organik pada tanah vertisol pada umumnya rendah, yaitu berkisar 0,06 sampai 4,46% (Prasetyo, 2007), sedangkan C organik pada tanah vertisol ini tinggi, yaitu 3,9 % (Balittanah, 2005). Hal ini diduga karena adanya penambahan bahan organik pada saat pengolahan tanah sebelumnya, sehingga menyebabkan kandungan bahan organik pada tanah ini juga meningkat (Mohanty et al., 2013). Kandungan P dan K pada tanah vertisol ini tergolong rendah, yaitu 0,0178 ppm untuk P tersedia dan K tersedia 0,06 me/ 100 g. Rendahnya ketersediaan P mungkin disebabkan sebagian dari P diserap oleh kation Ca

  (tabel 1). Tekstur tanah berkaitan dengan kadar lengas tanah, yaitu air yang mengisi sebagian atau seluruh pori tanah yang terikat oleh partikel tanah. Dari hasil analisis tanah awal (tabel 1) menunjukan 4,2 % ruang pori tanah terisi air, yang berarti dapat meningkatkan potensial nitrifikasi.

  • , sedangkan K tersedia rendah diduga sedikitnya kandungan mineral feldspar (orthoklas, sanidin) dalam tanah (Prasetyo, 2007). KPK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah yang bermuatan negatif. Faktor yang mempengaruhi KPK ini diantaranya adalah tekstur dan kadar bahan organik tanah, dimana semakin halus tekstur dan semakin tinggi kadar bahan organiknya, maka semakin tinggi pula KPK nya. Oleh karena itu, KPK pada tanah vertisol ini sangat tinggi, yaitu 163 cmol/kg.

  13 Sumber Keragaman (Minggu ke-)

  2

  2

  8

  6

  4

  Tabel 3. Hasil Uji F Pengaruh perlakuan terhadap nilai potensial nitrifikasi pada berbagai waktu inkubasi

  0,220 ns 0,290 ns 0,044 *

  • : berpengaruh nyata nyata; ns: tidak berpengaruh nyata pada uji F taraf 5 % Tabel 4. Hasil uji kontras potensial nitrifikasi tanah terhadap suhu dan pH tanah

  Menurut Yuwono (2008) pada awal pertumbuhan tanaman pelepasan N oleh seresah sering melebihi kebutuhan tanaman, sehingga sebagian N tidak terserap oleh tanaman bahkan hilang karena leaching atau menguap. Isnansetyo et al. (2011) menyatakan bahwa proses nitrifikasi dapat berjalan dengan baik karena adanya pengaruh dari aktifitas bakteri nitrifikasi dan berbagai faktor lingkungan, misalnya pH dan suhu.

  Sumber ragam Minggu ke-

  4

  0,429 ns 0,736 ns 0,248 ns Jenis*Dosis 0,044

  • * 0,221

    ns

  6

  8

  10 F Sig F Sig F Sig F Sig F Sig

Suhu 2,02 0,12 2,69 0,05* 0,5 0,74 1,96 0,13 0,48 0,84

pH 0,77 0,63 2,89 0,03* 0,59 0,79 1,46 0,24 0,98 0,49

  • : berpengaruh nyata, **: berpengaruh sangat nyata pada uji kontras 5%

C. Potensial Nitrifikasi Tanah

  al., 2003). Potensial nitrifikasi dihitung

  Potensial nitrifikasi dalam tanah merupakan indikator ketersediaan N dalam bentuk amonium atau nitrat untuk tanaman dalam ekosistem (Bai et

  memiliki waktu mineralisasi yang lama yaitu sekitar 16 minggu. Akibat dari lambatnya mineralisasi ini adalah unsur yang dibutuhkan tanaman akan lambat tersedia (slow release), sehingga diharapkan dapat mengendalikan nitrifikasi dalam tanah.

  10 Jenis seresah 0,120 ns 0,700

ns

0,975 ns 0,735 ns 0,132 ns Dosis seresah 0,037
  • * 0,086

    ns

  • yang terbentuk dari hasil analisis sampel tanah yang ditambah (NH

  Dari hasil uji kontras (tabel 4) menunjukkan bahwa pada minggu ke 4 suhu berpengaruh nyata terhadap potensial nitrifikasi tanah. Kim et al. (2008) menyatakan bahwa peningkatan suhu dari 10- 30 C berpengaruh nyata terhadap peningkatan potensial nitrifikasi tanah. Pada minggu ke 2 pH juga berpengaruh nyata terhadap potensial nitrifikasi tanah pada uji kontras (tabel 4). Potensial nitrifikasi

  Dari hasil uji F taraf 5 % menunjukkan bahwa dosis seresah berpengaruh nyata terhadap potensial nitrifikasi tanah hanya pada minggu ke 2, sedangkan interaksi jenis dan dosis seresah berpengaruh nyata pada minggu ke 2 dan 10. Hal ini diduga terjadi karena pada minggu ke 2 seresah yang diberikan sudah mulai terdekomposisi, sedangkan pada minggu ke 10 seresah yang terdekomposisi cukup banyak.

  sebagai substrat nitrifikasi kemudian diinkubasi selama 5 jam (Purwanto et al., 2007).

  4

  )

  4

  2

  dari NO

2 SO

14 Sains Tanah

  • 1
  • 1
  • >per waktu inkubasi (mgN. g

      dm 5 h

      2

      , sedangkan pemberian seresah campuran dosis 12,5 Mg/ha menunjukkan konsentrasi NO

      2

      dm 5 h

      . Kecenderungan konsentrasi NO

      2

      Tabel 5. Konsentrasi NO

      )

      dm 5 h

      2

      Perlakuan Konsentrasi NO 2 -

    Minggu ke- (mgN. g

    -1 dm 5 h -1 ) Rerata

      2

      4

      6

      8

      10 M1T1 30,793bc 2,990a 4,950a 6,428a 5,202a 10,073 M2T1 31,436bc 4,084abc 4,930a 5,794a 7,164a 10,682 M3T1 29,049abc 3,429ab 5,050a 3,185a 3,946a 8,932 M1T2 31,304bc 5,759bc 3,637a 3,722a 6,638a 10,212 M2T2 23,274ab 3,104a 6,202a 3,942a 11,946a 9,694 M3T2 20,102a 6,070c 4,148a 5,088a 7,485a 8,579 M1T3 25,634bc 3,853abc 4,389a 3,845a 6,241a 8,792 M2T3 35,773c 4,641abc 1,673a 1,858a 8,529a 10,495 M3T3 28,151abc 5,203abc 2,725a 6,577a 4,959a 9,523 P0 29,277abc 4,291abc 5,040a 4,350a 5,735a 9,739 P11 25,516ab 3,404ab 5,291a 3,774a 6,004a 8,798 Rerata 28,210 4,257 4,367 4,415 6,713

    • diduga berasal dari kandungan C organik pada tanah yang tinggi. Tanah yang mengandung C aktifitas bakteri nitrifikasi meningkat, sehingga potensial nitrifikasi dalam tanah tinggi.
    • >yang tertinggi, yaitu 35,773 mg
    • 1
    • >yang cenderung tinggi adalah pada pemberian seresah kirinyu dosis 5 Mg/ha yaitu 10,682 mgN
    • 1
    • >yang terendah pada pemberian seresah campuran dengan dosis 12,5 Mg/ha yaitu 20,102 mgN. g

        2

        Dari tabel 5 juga menunjukkan bahwa rerata konsentrasi NO

        dm 5 h

        Sains Tanah

        15

        akan bernilai sangat rendah pada pH 2,01- 2,08 dan bernilai tinggi pada pH > 4,5 (Sujetoviene, 2010). Oleh karena itu, untuk memperjelas nilai potensial

        Hasil uji DMRT taraf 5% menunjukkan bahwa pada minggu ke 2 pemberian seresah kirinyu dengan dosis

        20 Mg/ha memiliki konsentrasi NO

        2

        , sedangkan konsentrasi NO

        2

      • 1
      • 1
      • 1
      • 1

        dm 5 h

        . Seresah kirinyu yang cepat terdekomposisi diduga menyebabkan potensial nitrifikasi dalam tanah meningkat, karena sebagian besar NH

      • yang cenderung rendah yaitu 8,579 mgN
      • 1
      • 1
        • dari pupuk urea yang diberikan akan dimanfaatkan sebagai substrat NO

      • yang tinggi berkaitan dengan kualitas seresah kirinyu yang tergolong tinggi (tabel 2), dimana dekomposisinya lebih cepat sehingga meningkatkan konsentrasi N. Seresah campuran (kirinyu dan jati) juga mengalami nitrifikasi dalam tanah dengan
      • (Purwanto et al., 2007).
      • mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya. Peningkatan konsentrasi NO
      konsentrasi yang cenderung rendah (tabel 5), sehingga diduga lebih efektif mengendalikan NO

        4

        2

        Pada minggu ke 10 (tabel 5) semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata bahkan dengan kontrol, selain itu pada minggu ini konsentrasi NO

        2

        

      Ket : Angka- angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan berbeda tidak

      nyata pada Uji DMRT taraf 5%

      • dalam tanah dibandingkan perlakuan yang lain.

        Unsur N dalam budidaya jagung manis digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, batang, daun dan pertambahan tinggi tanaman (Sirajuddin et al., 2010). Pada penelitian ini tinggi tanaman diamati secara periodik setiap satu kali seminggu. Hasil dari tinggi jagung manis adalah ditunjukkan pada gambar 1.

        Menurut Suwardi et al. (2009) apabila kandungan N dalam tanah rendah, maka pemberian pupuk N akan berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Akan tetapi, dari hasil analisis tanah awal (tabel 3) menunjukkan bahwa kandungan N total pada tanah awal sangat tinggi, sehingga cukup tersedia untuk proses fotosintesis, proses pembelahan, pemanjangan dan differensiasi sel (Sintia, 2011). Dari gambar 1 menunjukkan ada kecenderungan bahwa seresah kirinyu dosis 12,5 Mg/ha memiliki ukuran tanaman tertinggi yaitu 238,7 cm. Faktor lingkungan diduga kuat berpengaruh terhadap hasil tinggi tanaman (Danapriatna, 2010).

        2. Berat brangkasan basah dan kering

        Berat basah dan kering brangkasan menunjukkan tingkat penyerapan air dan unsur hara untuk metabolisme tanaman sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dari hasil uji korelasi potensial nitrifikasi tidak berkorelasi nyata terhadap berat basah maupun kering brangkasan. Kadar air dalam tanah yang rendah menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara

        Ket : Angka- angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT taraf 5%

        Gambar 1. Hasil tinggi tanaman jagung manis

      D. Pengaruh Perlakuan terhadap Hasil Jagung Manis

      1. Tinggi tanaman

      16 Sains Tanah

        Ket : Angka- angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT taraf 5%

        Gambar 2. Pengaruh perlakuan terhadap berat brangkasan basah

        Angka- angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT taraf 5%

        Gambar 3. Pengaruh perlakuan terhadap berat brangkasan kering (Rasyid et al., 2010). Serapan N yang diserap tanaman untuk berkorelasi nyata terhadap hasil berat pertumbuhan brangkasan. Serapan hara brangkasan basah maupun kering sangat cepat terjadi pada fase vegetatif jagung manis. Hal ini sesuai dengan tanaman, dimana pada fase ini unsur N penelitian Gonggo et al. (2006), yang dibawa ke titik tumbuh, daun, batang, menyatakan bahwa sebagian besar N

        Sains Tanah

        17

        18 Sains Tanah

        bunga jantan kemudian pengisian biji (Sirappa et al., 2010).

        Pemberian seresah kirinyu dosis

        20 Mg/ha cenderung memberikan berat brangkasan basah maupun kering yang tertinggi, masing- masing yaitu 533,33 g dan 181,77 g (gambar 3 dan 4). Kualitas seresah kirinyu yang tergolong tinggi (tabel 4), diduga mampu memberikan asupan unsur N cenderung lebih banyak dibandingkan perlakuan yang lain. Maftu’ah (2013) menyatakan bahwa amelioran yang memiliki C/N ratio rendah akan memberikan unsur hara yang cepat tersedia bagi tanaman.

        3. Ukuran tongkol, jumlah biji per tongkol dan berat tongkol

        Komponen yang mempengaruhi produksi jagung manis adalah jumlah baris per tongkol, panjang tongkol, berat biji dan jumlah tongkol per tanaman (Mangoendidjojo 2003). Dari hasil uji korelasi Potensial nitrifkasi tidak berkorelasi nyata terhadap panjang tongkol, jumlah biji per tongkol dan berat tongkol jagung manis, sedangkan serapan N berpengaruh nyata terhadap berat tongkol. Kandungan C organik dalam tanah yang sangat tinggi (tabel 1) diduga berpengaruh terhadap hasil jagung manis.

        Dari tabel 6 terlihat bahwa kecendrungan panjang tongkol tertinggi adalah pada pemberian seresah kirinyu dosis 20 Mg/ha yaitu 18,7 cm, sedangkan jumlah biji per tongkol dan berat tongkol yang cenderung tinggi adalah pada pemberian seresah kirinyu dosis 5 Mg/ha, masing- masing yaitu 517,67 biji dan 226,67 g. Keberhasilan terbentuknya tongkol pada budidaya jagung manis tidak lepas dari peran ketersediaan unsur hara yang cukup.

        KESIMPULAN

        Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian seresah campuran dengan kualitas sedang serta dosis 12,5 Mg/ha lebih efektif mengendalikan potensial nitrifikasi dalam tanah baik pada minggu ke 2 maupun ke 10, sedangkan seresah kirinyu dengan kualitas tinggi serta dosis 5

        Tabel 6. Hasil perlakuan terhadap panjang tongkol, jumlah biji per tongkol dan berat tongkol jagung manis

        Perlakuan Panjang tongkol (cm) Jumlah biji per tongkol

        (biji) Berat tongkol (g) M1T1 17,5ab 331,33a 170a

        M2T1 18,33ab 517,67a 226,67a M3T1 17,17ab 398,33a 183,33a M1T2 14,97a 304,67a 113,33a M2T2 17,5ab 396,67a 200a M3T2 17,17ab 445a 150a M1T3 17,83ab 465,33a 200a M2T3 18,7b 486a 180a M3T3 17,67ab 380a 176,67a PO 17,2ab 446,33a 166,67a P11 18,17ab 503a 190a

        

      Ket : Angka- angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan berbeda tidak

      nyata pada Uji DMRT taraf 5%

        Sains Tanah

        Nitrification Potential of Mud Sediment of the Ariake Sea Tidal Flat and the Individual Effect of Temperature, pH, Salinity and Ammonium Concentration on its Nitrification Rate. J Environmental and Earth Sciences. 3(5): 587-599.

        Biochem. 23: 83- 88.

        Palm, C.A., Sanches, P.A. 1991. Nitrogen Release from Some Tropical Legumes as Affected by Lignin and Polyphenol Contents. Soil Biol.

        F. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P dan K pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. J Tanah Trop. 14(1): 49- 56.

        Nurdin, Maspeke, P., Ilahude, Z., Zakaria,

        Agric Res. 2(2):99 –110.

        Mohanty, M. et al. 2013. How Important is the Quality of Organic Amendments in Relation to Mineral N Availability in Soils.

        Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

        Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar- Dasar

        Maftu’ah E., Maas A., Syukur A., Purwanto, B.H. 2013. Efektivitas Amelioran pada Lahan Gambut Terdegredasi untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan NPK Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Var. Saccharata). J Agron Indonesia. 41(1): 16-23.

        Biochem. 43: 154- 160.

        Comparison study of the effects of temperature and free ammonia concentration on nitrification and nitrite accumulation. Process

        Kim, J.H., Guo, X., Park, H.S. 2008.

        Isnansetyo, A., Thien, N.D., Seguchi, M., Koriyama, M., Koga, A. 2011.

        19 Mg/ha memberikan jumlah biji per tongkol

        2006. Peran Pupuk N dan P terhadap Serapan N, Efisiensi N dan Hasil Tanaman Jahe di Bawah Tegakan Tanaman Karet. J Ilmu- Ilmu Pertanian Indonesia. 8(1): 61- 68.

        Gonggo, B., Hasanudin, M., Indriani, Y.

        Danapriatna, N. 2010. Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Serapan Nitrogen dan Pertumbuhan Tanaman. Region. 2(4): 34- 45.

        Budge, K., Leifeld. J., Hiltbrunner, E., Fuhrer, J. 2010. Litter Quality and pH are Strong Drivers of Carbon Turnover and Distribution in Alpine Grassland Soils. Biogeosciences Discuss. 7;6207- 6242.

        by Plants. USA: Springer- Verlag Berlin Heidelberg.

        dan Pengembangan Pertanian (DEPTAN). BassiriRad, H. 2005. Nutrient Acquisition

        Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor: Badan Penelitian

        Balai Penelitian Tanah. 2005. Analisis

        Biology and Fertility of Soils. 46, 2010: 525-529.

        B., Xiao, R. 2010. Nitrification Potential of Marsh Soils from Two Natural Saline-Alkaline Wetlands.

        Bai, J., Gao, H., Deng, W., Yang, Z., Cui,

        Saran yang dapat diberikan yaitu Dalam budidaya jagung manis dapat digunakan seresah campuran dengan kualias sedang serta dosis 12,5 Mg/ha, karena dari hasil penelitian pemberian seresah dan dosis tersebut efektif mengendalikan potensial nitrifikasi dan juga memberikan hasil tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

        dan berat tongkol yang tinggi masing- masing yaitu 517,67 biji dan 226,67 g, sehingga optimum untuk diaplikasikan dalam budidaya jagung manis.

      DAFTAR PUSTAKA

        Contribution of Bacteria to Initial Input and Cycling of Nitrogen in Soils. Soil Biology. 3: 159- 176.

        Peningkatan Produktivitas Jagung melalui Pemberian Pupuk N, P, K dan Pupuk Kandang pada Lahan Kering di Maluku. Prosiding Pekan Serealia Nasional 2010.

        Verchot, L.,V, Hutabarat, L., Hairiah, K., Noordwijk, M. 2006. Nitrogen Availability and Soil N20 Emission Following Conversion of Forest to Coffe in Southern Sumatra. Global Biogeochemical Cycles.20.

        Yuwono M. 2008. Dekomposisi dan Mineralisasi Beberapa Macam (1):1-8.

        Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta: Gava Media.

        Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah :

        Suwardi, Efendi R. 2009. Efisiensi Penggunaan Pupuk N pada Jagung Komposit Menggunakan Bagan Warna Daun. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009.

        Research, Engineering and Management . 3 (53): 13-16.

        SujetovienÄ—, G. 2010. Nitrification Potential of Soils under Pollution of a Fertilizer Plant. Environmental

        Sirappa, M,P., Razak N. 2010.

        Prasetyo, B.H. 2007. Perbedaan Sifat- Sifat Tanah Vertisol dari Berbagai Bahan Induk. J Ilmu- Ilmu Pertanian Indonesia 9 (1): 20- 31.

        Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata) pada Berbagai Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen dan Ketebalan Mulsa Jerami. J Agroland. 17(3): 184-191.

        Sintia, M. 2011. Pengaruh Beberapa Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). http:repository.unand.ac.id. Diakses 17 Februari 2014. Sirajuddin, M., Sri, A.L. 2010. Respon

        2010. Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim Air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen. Prosiding Pekan Serealia Nasional 2010.

        Rasyid, B., Samosir, S.S.R., Sutomo, F.

        D, Suparyogo., K, Hairiah. 2007. Nitrifikasi Potensial dan Nitrogen- Mineral Tanah pada Sistem Agroforestri Kopi dengan Berbagai Spesies Pohon Penaung. Pelita Perkebunan. 23 (1). April 2007. 35-56.

        E, Handayanto.,

        Purwanto,

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS KOMPOS AZOLLA DAN KALIUM ORGANIK TERHADAP KETERSEDIAAN KALIUM DAN HASIL KACANG TANAH PADA ALFISOL (The Effect of Azolla Compost and Organic Pottasium Fertilizer Dosages on Pottasium Availability and Yield of Peanut on Alfisol)

0 0 10

SISTEM PAKAR DIAGNOSA 33 MACAM PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN DENGAN METODE FUZZY INFERENCE TSUKAMOTO

0 0 6

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN KOMPOS TANDAN KOSONG SAWIT DAN MULSA LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) PADA TANAH ULTISOL (The Effect of Maturity Level of Empty Fruit Bunch Compost and Mulch from Palm Oi

0 0 10

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERAMALAN JUAL BELI MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE (Studi Kasus Toko Emas Maju Sari Kota Malang)

0 2 6

ISOLASI MIKROBA ASLI TANAH ANDISOL DIENG DAN KAJIAN POTENSINYA SEBAGAI INOKULAN PUPUK HAYATI PELARUT FOSFAT (Isolation of Indigenous Phosphate Solubilizing Microbia from Andisols Dieng and Its Potency as Inoculum of Phosphate Solubilizing Biofertilizer)

0 0 10

PENGARUH DOSIS INOKULUM AZOLLA, FOSFAT ALAM DAN ABU SEKAM TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH DAN HASIL PADI PADA ALFISOLS (The Effect of Azolla Inoculum, Phosphate Rock and Rice Hulk Ash Dosages on Rice Yield and Soil Physical of Alfisols)

0 0 8

PENGARUH INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP GLOMALIN, PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Effect of Arbuscular Mycorrizhal Fungi Inoculation on Glomalin, Growth and Rice Yield)

0 1 8

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA DENGAN HISTOGRAM FUZZY DAN CHI-SQUARE DISTANCE

0 0 6

DINAMIKA N-MINERAL TANAH VERTISOLS PADA BERBAGAI KOMBINASI KUALITAS SERESAH SERTA SERAPAN N JAGUNG MANIS (Vertisols N-Mineral Dynamics In Several Litter Quality Combination and N-Sweet Maize Uptake)

0 0 10

IMBANGAN PAITAN (Tithonia diversifolia) DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Cr PADA TANAH SAWAH (Ratio of Paitan (Tithonia diversifolia) and The Phonska Fertilizer on Cr Chromium Heavy Metal Content in The Rice Fields)

0 0 8