ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

  

ISSN 2302-4178 Jurnal Galung Tropika, 3 (3) September 2014, hlmn. 132-138

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI)

KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

  

The Analysis of Farming Seaweed (Eucheuma cattoni) In Mandalle Pangkep Regency

Asriany

Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

  

ABSTRAK

  Pengembangan usaha budidaya rumput laut merupakan salah satu pembangunan wilayah pesisir dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan. Dengan potensi yang tersedia budidaya rumput laut menjadi alternatif pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Pangkep sekaligus upaya meningkatkan pendapatan petani khususnya di Desa Mandalle. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode usahatani, pendapatan, dan tingkat keuntungan usahatani rumput laut jenis eucheuma cottoni di Kabupaten Pangkep. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produksi rumput lauteucheuma cottoni di Kabupaten Pangkep. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan bersih dan analisis tingkat keuntungan (R/C-Ratio). Petani rumput laut di desa Mandalle Kabupaten Pangkep menggunakan metode long line atau bisa disebut dengan metode tali panjang. Metode budidaya ini menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Pendapatan yang diperoleh setiap petani rumput laut eucheuma cottoni di Desa Mandalle sebesar Rp.3.344.407 per siklus dan R/C Ratio dari usahatani rumput laut di Desa Mandalle sebesar 2,04 artinya bahwa secara finansial menguntungkan dan layak untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha perikanan.

  Kata Kunci: Analisis usaha tani, rumput laut, Mandalle

ABSTRACT

  Seaweed cultivation enterprise development is one of the coastal areas of

developments in order to increase people's economy. With the available potential of

cultivation of seaweed into coastal communities empowerment alternative in Pangkep

Regency, as well as efforts to increase the income of farmers, especially in the village of

Mandalle. This research aims to know the methods of farming, revenue, and profitability of

farming of eucheuma cottoni seaweed in Pangkep Regency. Location of research

deliberately dictated (purposive) with the consideration that the location is one of the

centers of production lauteucheuma grass in Pangkep Regency cottoni. Analysis of the

method used is descriptive analysis, analysis of net income and profitability analysis (R/C-

Ratio). Seaweed farmers in Mandalle Pangkep Regency village using methods long line or

can be called with the method of rope length. This cultivation method using a long rope

that unfolds. Earned income of each farmer the seaweed eucheuma cottoni in Mandalle

Village of Rp. 3.344.407 per cycle and R/C Ratio of farming seaweed in the village

Mandalle of 2,04 means that financially profitable and feasible to be developed as a

business activity of fisheries.

  

Analisis Usahatani Rumput Laut (Eucheuma Cattoni) Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep 133

PENDAHULUAN

  Pengembangan usaha budidaya rumput laut merupakan salah satu pembangunan wilayah pesisir dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan. Indonesia menjadi salah satu penghasil utama rumput laut dan mampu memenuhi sekitar 60-70 persen kebutuhan pasar dunia. Komoditas bernilai ekonomi tinggi itu terus diintensifikasikan pengembangannya dengan sasaran mampu menghasilkan 1,9 juta ton pada tahun 2009. Indonesia memiliki potensi pengembangan rumput laut seluas 1.110.900 hektar, sehingga saat ini baru di manfaatkan seluas 222.180 hektar atau sekitar 20 persen (Anggadiredja, 2007). Oleh karena itu rumput laut sebagai salah satu komoditas perdagangan dunia, telah banyak dikembangkan di daerah oleh masyarakat petani, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Sumatera, Jawa dan daerah lainya.

  Ada dua jenis rumput laut yang paling banyak dikembangkan oleh petani rumput laut di Sulawesi Selatan, yaitu jenis eucheuma cottoni dan gracilaria sp.

  eucheuma cottoni banyak dibudidayakan

  dilaut atau pesisir pantai, sedangkan

  gracilaria banyak dibudidayakan di

  tambak. Dalam penelitian ini, peneliti akan lebih fokus pada jenis eucheuma

  cottoni. Budidaya eucheuma cottoni

  secara komersil mulai dilakukan di Indonesia sejak tahun 1985 jauh setelah teknologi budidaya rumput laut diperkenalkan di Filipina sejak tahun 1971. Pangsa pasar rumput laut di manca negara semakin cerah, seperti Hongkong,Korea Selatan, Perancis, Inggeris, Kanada, Amerika Serikat, maju lainnya. Peningkatan permintaan pasar rumput laut telah memicu berkembangnya budidaya rumput laut di Indonesia (Sukmadinata, 2001), meskipun kebanyakan masih dikelola secera sederhana.

  Kabupaten Pangkep merupakan salah satu provinsi di Sulawesi Selatan yang potensial untuk pengembangan rumput laut, dengan luas wilayah laut mencapai 17.000 Km² dan khusus potensi lahan untuk budidaya rumput laut yang tersedia seluas 26.700 Ha (Nur,2007). Pada tahun 2006 Kabupate Pangkep mampu menghasilkan produksi rumput laut sebesar 19.920 ton dengan nilai ekonomi 29,8 milyar (Badan Pusat Statistik, 2007). Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang banyak memproduksi rumput laut jenis

  eucheuma cottoni

  . Nelayan melakukan budidaya jenis rumput laut ini hampir disepanjang pantai Kabupaten pangkep, termasuk di pulau-pulau. Dengan potensi yang tersedia budidaya rumput laut menjadi alternatif pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Pangkep sekaligus upaya meningkatkan pendapatan petani khususnya di Desa Mandalle.

  Usaha budidaya rumput laut menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat di Desa Mandalle, Kabupaten Pangkep. Melihat antusias masyarakat menggeluti usaha budidaya rumput laut menjadi suatu kajian bagi peneliti terutama pada tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya rumput laut tesebut. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang analisis usahatani rumput laut di Desa Mandalle, Kabupaten Pangkep.

  Analisis Tingkat Keuntungan; Analisis

  Tingkat pendidikan yang dimiliki petani responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SD sebesar 46,7 persen, tingkat SMP sebesar 40 persen dan tingkat SMA sebanyak 13,3 persen.

  2. Tingkat Pendidikan Responden

  Klasifikasi umur reponden menunjukkan bahwa persentase terbesar berada pada usia 41-46 tahun diikuti usia 36-40 tahun, sedangkan umur 30-35 tahun dan diatas 50 sebanyak 6,7 persen adalah persentase terendah dari petani responden. Sementara itu untuk umur 47- 50 tahun sebanyak 13 persen. Hal ini menunjukkan persentase terbesar berada pada usia produktif.

  HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Responden

  Penerimaan (Total Revenue). TC : Total Biaya (Total Cost) Dengan ketentuan :Jika R/C Ratio > 1, maka usaha dikatakan layak/untung Jika R/C Ratio = 1, maka usaha dikatakan impas dan Jika R/C Ratio < 1, maka usaha dikatakan tidak layak/rugi.

  Ratio = Dimana: TR : Total

  ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh oleh petani budidaya rumput laut eucheuma cattoni di Desa Mandalle. Adapun rumus analisis R/C Ratio menurut Soekartawi (2002), yaitu: R/C

  • Dimana : П =

  (Total Revenue) dan TC = Total Biaya (Total Cost). (Soekartawi 2002) 3.

  134 Asriany

  Keuntungan, TR = Total Penerimaan

  cattoni di. Analisis pendapatan, yaitu:

  untuk mengetahui tingkat pendaptan para petani pembudidaya rumput laut euchema

  Pendapatan; Analisis ini digunakan

  Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitianini adalah: 1. Analisis deskriptif; analisis ini digunakan untuk menjelaskan metode budidaya rumput laut eucheuma cottoni di Desa Mandalle .2. Analisis

  Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2013 di Desa Mandalle, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produksi rumput lauteucheuma cottoni di Kabupaten Pangkep. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat petani yang melakukan pembudidayaan rumput laut eucheuma cottoni di Desa Mandalle yang terdiri dari tiga macam jumlah bentangan diantaranya berjumlah 100 bentang, 200 bentang, dan 300 bentang. Jumlah petani budidaya rumput laut eucheuma cottonidi Desa Mandalle sebanyak 70 orang dan dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan sebanyak 15 responden. Responden yang ambil dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki jumlah bentangan 100 dengan alasan bahwa jumlah bentangan 100 lebih dominan dalam usaha budidaya rumput laut di Desa Mandalle.

  METODOLOGI

  3. Pengalaman Budidaya Responden Pengalaman responden dalam usaha budidaya rumput laut menunjukkan bahwa telah matang dalam pengalaman

  

Analisis Usahatani Rumput Laut (Eucheuma Cattoni) Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep 135

  hal ini bahwa responden dalam menjalankan usahanya sebesar 33,33 persen untuk 1-5 tahun, sedangkan 6-10 tahun sebesar 40 persen serta 13,33 persen untuk 11-15 dan 16-20 tahun.

  4 . Jumlah Tanggungan Keluarga

  Jumlah tanggungan keluarga setiap petani rumput di Desa Mandalle rata-rata 33,3 persen unntuk 1-3 orang tanggungan sedangkan untuk 4-6 orang tanggungan sebesar 46,67 persen dan 20 persen untuk 7-10 orang tanggungan.

B. Metode Budidaya Rumput Laut di Desa Mandalle

  Patani rumput laut di Desa Mandalle melakukan pembudidayaan rumput alut euchema cottoni dengan menggunakan metode long line atau bisa disebut dengan metode tali panjang dimana metode budidaya ini menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Metode tali panjang memiliki beberapa komponen yang meliputi tali utama, tali bentang tempat mengikat rumput laut, tali pengikat rumput laut, pelampung, patok, jangkar dan perahu. Unit sistem tali panjang memiliki 100 tali bentang, panjang tali bentang 20 cm dengan jarak bentang 1 meter.

  Adapun tahap-tahap dalam budidaya dengan metode long line atau metode tali panjang,yaitu: 1.

  Persiapan Lahan dan Bibit Persiapan lokasi adalah hal yang paling pertama dilakukan dalam budidaya rumput laut di mana loksai sebaiknya berada di sekitaran pesisir laut dan arus airnya tidak terlalu deras dan lamanya lokasi siap maka akan dilakuklan persiapan bibit yang dilakukan 2-3 hari. Bibit terlebih dahulu di pilih berdasarkan beberapa ciri yaitu bibit yang diambil ialah yang masih mudah, bercabang banyak, tidak terdapat becak, dan warnanya cerah.

  2. Pemeliharaan dan perawatan Pemeliharaan dan perawatantanaman rumput laut sangat penting karena pertumbuhan rumput laut sangat tergantung oleh cara pemeliharaan dan perawatannya yang dilakukan setiap seminggu tiga kali. Kegiatan perawatan meliputi hal sebagai berikut:

  1) Membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat atau tumbuhan lain yang menempel.

  2) Mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru yang pertumbuhannya baik.

  3) Memperbaiki jangkar yang tercabut dan tali yang lepas atau tali yang putus.

  3. Pemanenan Waktu pemanenan tergantung dari tujuannya. Untuk mendapatkan bibit, pemanenan dilakukan pada umur 25 - 30 hari, dan untuk produksi dengan kualitas tinggi yang kandungan keraginannya banyak, panen dilakukan pada umur 45 hari. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat seluruh tanaman beserta tali penggantungnya. Pelepasan tanaman dari tali dilakukan didarat dengan cara rumput laut di masukan kedalam alat yang terbuat dari balok yang kemudian ditarik tali yang berisi rumput laut sehingga rumput laut terlepas dari talinya.

  4. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan cara alami dengan menjemur dengan No. Uraian Rerata 1.

  • Basah - Kering Investasi Biaya Tetap Biaya variabel Total Biaya Harga Penerimaan Pendapatan (keuntungan) R/C-Ratio 3.274 kg

  3.

  Investasi yang digunakan merupakan pengadaan baru, adapun yang termasuk dalam investasi yaitu tali bentang, tali pengikat, pelampung besar (galon), pelampung kecil (botol), patok, jangkar, penjemuran, dan perahu.. Adapun jumlah invastasi sebesar Rp. 2.546.233. Usahatani rumput laut yang dilakukan petani atau pengusaha untuk menghasilkan produk, pada umumnya memerlukan biaya agar produk tersebut dapat diproduksi (Sanunu, 2007). Biaya tersebut berupa semua pengeluaran yang dilakukan oleh produsen selama proses produksi berlangsung meliputi: biaya operasinal yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap rata-

  2,04

  545 kg Rp. 2.546.233,- Rp. 471.860,- Rp. 2.733.333,- Rp. 3.205.193,- Rp. 12.000,-/kg Rp. 6.540.000,- Rp. 3.334.807,-

  9. Produksi

  8.

  7.

  6.

  5.

  4.

  2.

  136 Asriany

  Usahatani Rumput Laut Eucheuma cottonii di Desa Mandalle, Kabupaten Pangkep, 2013.

  berdampak pada pendapatan para petani (Kambey, 2003). Tabel 1. Nilai Rerata pendapatan

  echeuma cottoni juga bervariasi sehingga

  3.274 kilogram, dimana tingkat pertumbuhan rumput laut sebanyak enam pengeringan rumput laut sebanyak 545 kilogram, dimana perbandingan basah menjadi kering cukup bervariasi karena dipengaruhi oleh kualitas rumput lautnya dan lama waktu panennya. Oleh sebab itu, hasil budidaya rumput laut yang diperoleh para petani rumput laut

  cottoni dalam bentuk basah sebanyak

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa besarnya hasil panen atau produksi yang diperoleh setiap usaha budidaya rumput laut dihitung berdasarkan per unit usaha (100 bentang) untuk setiap sekali siklus panen. Rata- rata produksi rumput laut eucheuma

  Hasil analisis nilai rerata pendapatan dan Tingkat Keuntungan usahatani rumput laut disajikan pada table 1.

  Masyarakat Desa Mandalle menggunakan cara ini karena selain lebih ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam. Adapun keuntungan menggunakan metode ini yaitu Tanaman cukup menerima sinar matahari, pertumbuhan lebih cepat, cara kerja lebih mudah, biaya lebih murah, dan kualitas rumput laut yang dihasilkan baik (Karessang, 2003).

  Metode budidaya long line banyak diminati oleh masyarakat Desa Mandalle karena alat dan bahan mudah untuk didapat dan digunakan lebih tahan lama serta lebih ekonomis.

  sinar matahari menggunakan waring beserta bala-bala yang terbuat dari bambu. Penjemuran dilakukan selama 3 hari, tergantung kondisi panas matahari. Setelah kering dan bersih dari segala macam kotoran maka rumput laut dimasukkan kedalam karung plastik untuk kemudian siap dijual.

C. Analisis Pendapatan dan Tingkat Keuntungan Usahatani Rumput Laut

  

Analisis Usahatani Rumput Laut (Eucheuma Cattoni) Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep 137

  KESIMPULAN

  Kabupaten Pangkep dengan bentangan 100 berdasarkan hasil analisis tingkat keuntungan sebesar 2,04 maka secara finansial menguntungkan dan layak untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha perikanan.

  eucheuma cattoni di Desa Mandalle

  2. Usahatani rumput laut jenis

  Kabupaten Pangkep yang sangat cocok adalah metode long line yaitu tali panjang yang dibentangkan yang tediri dari beberapa tahapan di mulai dari persiapan lahan dan bibit selama 5-7 hari, penanaman bibit selama 2-3 hari, pemeliharaan dilakukan tiga kali dalam seminggu, pemanenen setelah 45 hari dan pengeringan atau penjemuran rumput laut selam 3 hari tergantung panasnya matahari. Rumput laut eucheuma cattoni di Desa Mandalle dijual dalam bentuk kering dan dijual kepada pedagang pengumpul.

  eucheuma cattoni di Desa Mandalle

  Metode usahatani rumput laut jenis

  Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pendapatan petani rumput laut eucheuma cottono di Desa Mandalle dapat disimpulkan: 1.

  R/C-Ratio sebesar 2,04. Hal tersebut menunjukkan bahwa, setiap mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,- maka ada diperoleh penerimaaan sebesar Rp 2,04. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa usahatani rumput laut di cukup layak untuk dikembangkan.

  rata sebesar Rp. 471.860 serta biaya variabel rata-rata Rp. 2.733.333.

  Rata-rata penerimaan petani rumput laut di Desa Mandalle sebesar Rp 6.540.000 dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh petani rumput laut sebesar Rp 3.205.193. Tingkat keuntungan yang di peroleh petani usahatani rumput laut eucheuma cottoni di Desa Mandalle dapat dilihat dari perbandingan terhadap total penerimaan sebesar Rp 6.540.000 dengan total biaya

  Dari hasil analisis usahatani rumput laut eucheuma cottoni menunjukkan bahwa tingkat penerimaan para petani rumput laut cukup bervariasi tergantung dari hasil panen para petani rumput laut, untuk jumlah biaya yang dikeluarkannya pun berbeda-beda sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing petani.

  2. Tingkat Keuntungan Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottoni di Desa Mandalle.

  rata sebesar 545 kilogram kering dengan harga yang berlaku adalah Rp 12.000 per kilogram sehingga penerimaan petani rumput laut euchuma cattoni di desa Mandalle rata-rata sebesar Rp. 6.540.000,- . Rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp.3.205.193,-, sehingga rata-rata pendapatan (keuntungan) petani rumput laut eucheuma cottoni di Desa Mandalle sebesar Rp 3.344.407

  euchuma cattoni di Desa Mandalle rata-

  Hasil pengamatan di lapangan menunjukan jumlah produksi rumput laut

  1. Pendapatan Usahatani Rumput Laut Eucheuma Cottoni di Desa Mandalle

DAFTAR PUSTAKA

  138 Asriany

  Anggadiredja, J.T. 2007. Potensial and Kambey, Daniel. 2003. Landasan Teori Prospecf of Indonesia Seaweed Administrasi/Manajemen.

  Industry Development . The YayasanTri Ganesa Nusantara.

  Indonesia Agency for the Manado. Assessment and Aplication of Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Tecnology- Indonesia Seaweed UI Press. Jakarta. Socity. Jakarta. Sugiono. 2002. Statistaika untuk Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. Penelitian . Alfabeta. Bandung.

  2007. Sulawesi Selatan Dalam Sanunu, P

  C. 2007. Analisis

  Angka . Badan Pusat Statistik Pengembangan Agribisnis Jagung

  Sulawesi Selatan. Makassar. di Kabupaten Kupang Provinsi Karessang, M. 2003. Prospek NusaTenggara Timur . Program

  Pengembangan Usaha Udang Pascasarjana Universitas

Tambak Ditinjau dari Segi Hasananuddin, Makassar.

Pemasaran di Kabupaten Bulukumba. Program Pascasarjana

  Universitas Hasanuddin, Makassar.