PENGARUH PENJUALAN TUNAI DAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP LABA PADA INDUSTRI BENGKEL LAS DIANA DI PALOPO Pasoni Mustafa Muhani¹ Sumiati²

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4 ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis dengan menaikkan penjualan tunai atau penjualan kredit meningkatkan laba pada Industri Bengkel Las Diana di Palopo. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung 3,733 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (tabel 2,32) hal ini menunjukkan bahwa yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit secara serentak atau bersma-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha dengan demikian hipotesis diterima. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 88,8%, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit terhadap variabel terikat yaitu laba Usaha (Y) berkorelasi positif atau mempunyai hubungan yang kuat. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,789 menunjukkan bahwa pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 78,9% dan sisanya sebesar 21,10% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini Kata Kunci: Penjualan Tunai, Penjualan kredit dan laba.

  PENDAHULUAN

  Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dengan berkembangnya dunia usaha dan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar, maka faktor keuangan mempunyai arti yang sangat penting. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, harus mempunyai data laporan keuangan setiap tahun atau setiap periode akuntansi yang bersangkutan. Bagi perusahaan itu sendiri, Pengaruh terhadap keadaan keuangannya akan dapat membantu perusahaan tersebut untuk dapat melihat posisi keuangannya sehingga dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan keuangan. Akan tetapi setiap rencana yang baik, haruslah berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut.

  Setiap perusahaan didirikan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba. Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba, selama periode tertentu, dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan yang bersangkutan. Dari laba yang dihasilkan suatu perusahaan, jika dibandingkan dengan yang digunakan akan menentukan pada level mana kondisi rentabilitas perusahaan tersebut. Untuk itu, maka perusahaan harus menggunakan dana yang ada untuk menghasilkan laba yang maksimal. Adanya kegagalan perusahaan dalam kegiatan usahanya, karena dana yang tersedia tidak

  

PENGARUH PENJUALAN TUNAI DAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP LABA

PADA INDUSTRI BENGKEL LAS DIANA DI PALOPO

Pasoni Mustafa Muhani¹

Sumiati²

  

No. HP 085242438738¹

  • – sama mendapatkan kepuasan dan keuntungan sedangkan Sistem penjualan tunai adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. setelah uang diterima perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4 dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

  Disamping berusaha untuk mendapatkan laba, perusahaan juga ingin agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, maka perusahaan harus selalu memperhatikan hal-hal yang menyangkut kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban Finansialnya.

  Suatu fungsi yang dianggap sebagai ujung tombak dalam suatu perusahaan karena fungsi itulah perusahaan memperoleh pendapatan yaitu sistem penjualan yang merupakan suatu kesatuan proses yang saling mendukung dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan bersama

METODE PENELITIAN

  Cara pengelolan piutang/kredit Usaha Bengkel Las dilakukan setiap satu bulan penagihan atau 30 hari. Jika konsumen tersebut tidak melunasi tagihan dalam waktu yang ditentukan, masih diberikan penambahan waktu 1 bulan atau 30 hari. Jika dalam penambahan waktu tersebut belum bisa membayar tagihannya, maka perusahaan melakukan tindakan penarikan produk konsumen tersebut, Sehingga masalah piutang/kredit menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan manakala harus menentukan berapa besar jumlah piutang/kredit yang optimal.

  Berdasarkan Undang – Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 yang maksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar perusahaan dengan pihak lain yaitu mewajibkan pihak peminjaman untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.

  Penelitian ini dilaksanakan pada Industri Bengkel Las Diana di Palopo. Metode pengumpulan data terdiri dari penulisan pustaka, penelitian lapangan, dan dokumentasi. Adapun jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangakan sumber datanya yaitu data primer dan data sekunder.

  Metode Analisis

  Untuk menganalisis data penelitian ini penulis menggunakan metode Statatistik dengan regressi linear berganda Sugiyono (2010: 224) sebagai Sedangkan menurut Rahmat (2006:9) berikut : Laba dipandang sebagai suatu peralatan

  Y = b + b X + b X +e prediktif yang membantu dalam peramalan

  1

  1

  2 2 i Dimana :

  laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang Y = Laba akan datang. Laba terdiri dari hasil X = Penjualan Tunai (Rp) operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil

  1 X = Penjualan Kredit (Rp) non-operasional, atau keuntungan dan

  2 B ,B , = Koefisien regresi (parameter) kerugian luar biasa, dimana jumlah

  1

  2 ei = Konstanta (intercept) keseluruhannya sama dengan laba bersih.

  Laba biasa dianggap bersifat masa kini

  

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (current) dan berulang, sedangkan

  keuntungan dan kerugian luar biasa tidak

  Deskripsi hasil Penelitian demikian. Konsep Laba Usaha

  Adanya persamaan pendapat untuk Secara umum laba merupakan mendefinisikan laba secara tepat disebabkan sebagai jumlah yang berasal dari oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para pengurangan harga pokok, biaya lain dan pemakai laporan keuangan mempunyai kerugian dari penghasilan atau penghasilan konsep laba sendiri yang dianggap paling operasi atau pengambilan atas investasi cocok untuk pengambilan keputusan mereka. kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang

  Untuk lebih jelas berikut akan disajika laporan dapat diberikan oleh entitas kepada investor Laba Pada perusahaan Las Dianan di Palopo dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Sedangkan Laba Bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usahan selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapat. Kemudian menurut Belkaoui (1999) Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  Berdasarkan pada tabel satu di atas menjelaskan bahwa laba perusahaan per tahunnya mulai tahun 2009-2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp.30.600.000,- pada tahun 2010 sebesar Rp. 34.200.000,- pada tahun 2011 sebesar Rp.36.000.000,- pada tahun 2012 sebesar Rp.22.300.000,- pada tahun 2013 sebesar Rp. 20.700.000,- atau rata-rata per tahunnya sebesar Rp.

  28.760.000,- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar grafik berikut:

  Gambar grafik: Laba Tahun Laba Perubahan (Rp) (%)

  2009 30.600.000 - - 2010 34.200.000 3.600.000 10,53 2011 36.000.000 1.800.000 5,00 2012 22.300.000 -13.700.000 -61,43 2013 20.700.000 -1.600.000 -7,73

  

Jumlah 143.800.000 -9.900.000 -53,64

Rata-Rata 28.760.000 -2.475.000 -13,41

Tabel 1

Rekapitulasi hasil perhitungan Laba tahun 2009-2013

  2009, 30,600,000 2010, 34,200,000 2011, 36,000,000 2012, 22,300,000 2013, 20,700,000 , 0

  

Kosep Penjualan Tunai harga terlebih dahulu sebelum barang

  Penjualan tunai adalah sistem yang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli dilakukan oleh perusahaan dengan cara oleh Usaha Bengkel Las Diana di Palopo. mewajibkan pembeli melakukan pembayaran Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

  

Tabel 2

Rekapitulasi hasil perhitungan Penjualan Tunai tahun 2009-2013

Tahun Penjualan Tunai Perubahan (Rp) (%)

  2009 50.100.000

  

2010 54.300.000 4.200.000 7,735

2011 56.200.000 1.900.000 3,381

2012 30.400.000 -25.800.000 -84,87

2013 35.600.000 5.200.000 14,61

  Jumlah 226.600.000 -14.500.000 -59,15

Rata-Rata 45.320.000 -3.625.000 -14,79

  Berdasarkan pada tabel dua di Gambar grafik: Penjualan Tunai atas menjelaskan bahwa laba perusahaan per tahunnya mulai tahun 2009-2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2009 sebesar

  2013,

  Rp.50.100.000,- pada tahun 2010 sebesar

  35,600,0 2009,

  Rp. 54.300.000,- pada tahun 2011 sebesar

  00 , 0 50,100,0 2012,

  Rp. 56.000.000,- pada tahun 2012 sebesar

  00 30,400,0

  00 Rp.30.400.000,- pada tahun 2013 sebesar 2010,

  Rp. 35.600.000,- atau rata-rata per

  2011, 54,300,0 56,200,0

  tahunnya sebesar Rp. 45.320.000,- Untuk

  00

  00

  lebih jelasnya dapat dilihat gambar grafik berikut:

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4 2009, 20,600,000 2010, 21,200,000 2011, 23,000,000 2012, 14,300,000 2013, 13,100,000 , 0 Konsep Penjualan kredit

  Penjualan kredit merupakan suatu pinjaman yang diberikan kepada konsumen Berdasarkan pada tabel tiga di atas menjelaskan bahwa laba perusahaan per tahunnya mulai tahun 2009-2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp.20.600.000,- pada tahun 2010 sebesar Rp. 21.200.000,- pada yang diharapkan dapat dikembalikan oleh konsumen dimasa yang akan datang. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan pada tabel 2 sebagai berikut: tahun 2011 sebesar Rp. 23.000.000,- pada tahun 2012 sebesar Rp.14.300.000,- pada tahun 2013 sebesar Rp. 13.100.000,- atau rata-rata per tahunnya sebesar Rp. 18.440.000,- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar grafik berikut:

  Tahun Penjualan kredit Perubahan (Rp) (%)

  2009 20.600.000 - - 2010 21.200.000 600.000 2,830 2011 23.000.000 1.800.000 7,826 2012 14.300.000 -8.700.000 -60,84 2013 13.100.000 -1.200.000 -9,16

  

Jumlah 92.200.000 -7.500.000 -59,34

Rata-Rata 18.440.000 -1.875.000 -14,84

Tabel 3

Rekapitulasi hasil perhitungan Penjualan Kredit tahun 2009-2013

  

Pembahasan menggunakan metode analisis regresi linear

  sederhana untuk menganalisis pengaruh Adapun metode yang digunakan antara variabel bebas terhadap variabel dalam penulisan skripsi penelitian ini adalah terikat dengan bantuan program Statistical metode analisis kuantitatif dengan

  Package for Social Science (SPSS). Hasil

  penjelasan sebagai berikut: perhitungan analisis regresi linear sederhana Untuk mengetahui Pengaruh Penjulan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: tunai dan Penjualan Kredit terhadap Laba maka pengujian hipotesis dilakukan dengan

  

Tabel 4

Hasil Analisis Regresi Linear berganda

  Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

  1 (Constant) 516.643 62.336 ,829 ,494 X1 8,348 9,622 1,262 8,676 ,000 X2 6,418 ,995 2,072 7,425 ,000

  Berdasarkan hasil analisis pada tabel

  b. Besarnya nilai koefisien regresi b1 adalah 4 diatas, menunjukkan bahwa persamaan 8,348,- menunjukkan bahwa jika variabel regreasi linear berganda dari penelitian ini penjualan tunai (X1) dapat ditingkatkan, adalah sebagai berikut : maka akan meningkatkan laba usaha

  Y = b + b

  1 X 1 + b

  2 X 2 +e i sebesar 83.48 dengan asumsi variabel

  

Y = 516.643b + 8,348X1 + 6,418X2 lainnya yaitu X2 berada dalam keadaan

konstan.

  Berdasarkan persamaan regreasi

  c. Besarnya nilai koefisien regresi b2 adalah linear berganda di atas, maka apabila 64.18 menunjukkan bahwa jika variabel diinterpretasikan dapat memberi pengertian penjualan kredit (X2) dapat ditingkatkan, analisa yaitu : maka akan meningkatkan laba usaha

  a. Nilai konstanta (b0) sebesar 516.643 sebesar 64.18 dengan asumsi variabel menunjukkan bahwa apabila variabel lainnya yaitu X1 berada dalam keadaan bebas penjualan tunai (X1) dan penjualan konstan. kredit (X2) konstan atau sama dengan nol, maka laba usaha meningkat sebesar 516.643.

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  

Tabel 5

Summary

  Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,888(a) ,789 ,577 220.943

  a Predictors: (Constant), X2, X1 b Dependent Variable: Y

  2

  b. Nilai koefisien determinasi (R ) sebesar

  a. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.888 0,789 X 100% =78,9 menunjukkan bahwa

  X100 = 88,8%, hal ini menunjukkan pengaruh atau kontribusi variabel bebas bahwa hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 78,9% yaitu penjualan tunai (X1 dan penjualan dan sisanya sebesar 21,10% dipengaruhi kredit (X2) terhadap variabel terikat yaitu oleh faktor atau variabel lain yang tidak laba Usaha (Y) berkorelasi positif atau diteliti dalam penelitian ini seperti jumlah mempunyai hubungan yang kuat karena konsumen dan kualitas pelayanan mendekati angka 1.

  Tabel 6 ANOVA (b)

  Sum of Model Squares df Mean Square F Sig.

  1 Regression 3,6445 2 1.822.267 3,733 ,000(a) Residual 9,7631 2 4.881.585 Total 4,6208

  4

  a Predictors: (Constant), X2, X1 b Dependent Variable: Y

  1. Analisis uji F dilakukan untuk melihat 2. atau bersma-sama berpengaruh positif secara simultan pengaruh variabel bebas dan signifikan terhadap laba usaha yaitu penjulan tunai dan penjulan kredit dengan demikian hipotesis diterima.

  (X1 dan X2) terhadap variabel terikat yaitu

  3. Analisis Uji t dilakukan untuk melihat dan laba (Y). Hasil uji F menunjukkan bahwa mengukur secara parsial pengaruh nilai F Hitung 3,733 dengan tingkat variabel bebas penjualan tunai dan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 hal penjualan kredit terhadap variabel terikat ini menunjukkan bahwa yaitu penjualan (Y). Hasil uji t menunjukkan sebagai tunai dan penjualan kredit secara serentak berikut:

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  ) sebesar 0,789 menunjukkan bahwa pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 78,9% dan sisanya sebesar 21,10% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

  Jakarta.

  Laporan Keuangan. Cetakan pertama, Penerbit Rineka Cipta.

  Edisi ketiga Mc. Leod. 2001. Dasar-dasar Analisis

  Agus Arwani, 2008, Sistem Manajemen Kinerja, Gramedia, Jakarta. Agus Sartono, 1998. Manajemen Keuangan.

  3. Disarankan agar supaya menekan penjualan kredit dan meningkatkan penjualan tunai, demi untuk kontinyu dan berkesinambungan kegiatan perusahaan.

  2. Perlu mengurangi penjualan tunai karena dapat menghambat perputaran modal perusahaan.

  1. Perlunya peningkatan penjualan tunai pada pada bengkel Las Diana, sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan

  SARAN

  2

  a. Variabel penjualan tunai (X1), nilai t Hitung 8,676 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti penjualan tunai berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada Bengkel Las Diana di Palopo

  4. Nilai koefisien determinasi (R

  3. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 88,8%, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit terhadap variabel terikat yaitu laba Usaha (Y) berkorelasi positif atau mempunyai hubungan yang kuat.

  2. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung 3,733 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (tabel 2,32) hal ini menunjukkan bahwa yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit secara serentak atau bersma-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha dengan demikian hipotesis diterima.

  1. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Variabel penjualan tunai, penjualan kredit berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada Bengkel Las Diana di Palopo

  Berdasarkan hasil dan análisis maka ada beberapa kesimpulan yaitu:

  SIMPULAN

  Maka dapat disimpulakan bahwa hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu penjualan tunai memiliki pengaruh signifikan terhadap laba pada Bengkel Las Diana di Palopo

  b. Variabel penjualan kredit (X2), nilai t Hitung 6,418 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti penjualan kredit berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada Bengkel Las Diana di Palopo

DAFTAR PUSTAKA

  • . 1996. Dasar-dasar

  Sopyan, Safitri. Harahap. 1998. Analisis

  Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

  Perkoperasian Indonesia Weston, Fred.J and Thomas E. Copeland,

  Suyatno. Thomas. Dkk. 1990. Dasar-dasar Perkreditan. PT. Gramedia Jakarta. Tinon, Yunianti, Ananda. 1998. Dasar-dasar Perkreditan. PT. Gramedia Jakarta. Undang-undang no. 25 Tahun 2009. Tentang

  Penerapannya. Edisi ke empat. BPFE Yogyakarta.

  . 1998. Manajemen Keuangan Teori dan

  Teori dan Penerapannya. Edisi ke empat. BPFE Yogyakarta.

  Suad Husna. 1998. Manajemen Keuangan

  Koperasi Indonesia. Cetakan Ketiga, PT. Rineka Cipta. Jakarta.

  pertama. PT. raja Grafgindo. Persada Jakarta. Sudarsomo dan Edilius. 2004. Manajemen

  Kredit atas Laporan Keuangan. Edisi

  Cetakan Ke -7 Edisi 7 Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

  J u r n a l E k o n o m i P e m b a n g u n a n , V o l . 0 1 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

  Kedua, Percetakan Liberty, Yogyakarta. Sinungan.1997 Intermediate Accounting.

  Keuangan, Edisi keempat, cetakan

  Suyatmo dkk. 1990. Analisa Laporan

  Pembelajaran Perusahaan. Edisi Keempat BPFE Yogyakarta.

  12, Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.

  Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke

  Riyanto Bambang, 1995. Dasar-Dasar

  Liberty, Yogyakarta. Martono dan Agus Haijito, 2002. Manajemen Keuangan. Ekonsia. Yogyakarta.

  Raja Grafindo Persada. Jakarta. Manullang 2005. Kinerja Keuangan, Edisi keempat, cetakan Kedua, Percetakan

  Pengendalian. Penerbit Ghalia Indonesia. Kasmir, 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT.

  Mulyadi, 2001. Analisis Kredit. Pionir Jaya Bandung. Narko. 2007. Perencanaan dan

  Widjaja, 1995, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Penerbit Andy, Yogyakarta.