KELOMPOK 10 PROGRAM PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM IMPLEMENTASI TIK UNTUK BK

PROGRAM PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM

  Makalah Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

  Teknologi Informasi dan Komunikasi Yang dibina olehYoga Eska Pambudi Utama, S.Kom

  Oleh

  1. Reza Tri Astuti ( 1301413072 )

  2. Mahmudin ( 1301413075 )

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan Rahmatnyalah kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan tepat waktu dan dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini penulis susun dengan sumber yang sebenar-benarnya dan dapat dipertanggung jawabkan

  Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ Program Pemerintah dan Swasta dalam Implementasi TIK untuk BK”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari TIK dalam BK.

  Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang sesuai. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

  Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

  Semarang, 06 September 2014 Penulis

DAFTAR ISI

  Halaman Judul……………………………................................................................... i Kata Pengantar……………………………………………………………………….. ii Daftar Isi……………………………………………………………………………… iii Abstrak……………………………………………………………………………….. iv

  Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1 1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 2 1.3. Tujuan……………………………………………………………………...

  …. 2

  Bab 2 Pembahasan …………………………………………………………………… 3 2.1 . Pengertian TIK………………………………………………………………. 3 2.2 .Peran TIK dalam Layanan Bimbingan dan Konseling……………………….. 4 2.3 . Penggunaan TIK dalam Program Pemerintah dan Swasta Pada BK………… 8 2.4 .Jenis-Jenis Konseling dengan Pemanfaatan Teknologi dalam Layanan

  BK yang Dilakukan Oleh Pemerintah dan Swasta…………………………. 10 2.5 .Kode Etik Penggunaan TIK dalam BK…..………………………………….. 19 2.6 .Piranti Layanan Berbasis TIK…………………………..…………….……… 20

  Bab 3 Penutup………………………………………………………………………… 22 3.1. Kesimpulan……………………………………………………..

  …………….. 22 3.2. Saran…………... ……………………………………………………………… 23

  

Daftar Pustaka………………………………………………………………………. 24

  

ABSTRAK

  Information technology is the result of human engineering of the process of delivering information from the sender to the receiver so that the delivery of such information will be faster, spreading wider and longer storage. ICT is not only limited in the form of data, but both sound, images or videos.

  The development of information and communication technology (ICT) in the delivery of guidance and counseling services can be implemented by various means of communication are developed today, such as computers and the Internet phone. Thus, the guidance and counseling can be done anytime and anywhere as long as there devices and networks. The services are based guidance and counseling services internet.

  E-government refers to the use of information technology by the government, such as the use of intranets and the Internet, which has the ability to connect the purposes of residents, businesses, and other activities of the core of e-government is the use of information technology can improve the relationship between government and the other parties

  In counseling services should always pay attention to information technology code of ethics set professional organizations

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

  Globalisasi menyebabkan munculnya kebutuhan–kebutuhan individu yang beragam, hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang berpengaruh kepada setiap aspek kehidupan. Berbagai aspek kehidupan menyesuaikan kepada perkembangan teknologi informasi untuk menciptakan berbagai kemudahan agar individu mampu memenuhi kebutuhannya.

  Teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang bimbingan dan konseling. Sebagai seorang konselor atau guru BK diharapkan mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung berbagai layanan konseling.

  Pemerintah dan swasta memiliki berbagai kebijakan atau program yang salah satunya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk bimbingan dan konseling. Kebijakan atau program tersebut banyak yang mendukung penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu program dari pemerintah yaitu penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Swasta juga mempunyai peranan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan telpon seluler.

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas rumusan makalah dalam penulisan makalah ini yaitu :

  1.2.1. Apakah pengertian dari TIK ?

  1.2.2. Bagaimanakah penggunaan TIK dalam proses konseling?

  1.2.3. Bagaimanakah penggunaan TIK dalam program Pemerintah dan Swasta pada BK ?

  1.2.4. Apasajakah jenis-jenis konseling yang bisa diterapkan dengan pemanfaatan teknologi dalam layanan BK yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta ?

  1.2.5. Mengapa perlu di terapkanya kode etik penggunaan TIK dalam BK?

  1.2.6. Apasajakah piranti layanan dalam BK yang berbasis TIK?

1.3. Tujuan

  1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari TIK

  1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanakah penggunaan TIK dalam proses konseling.

  1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanakah penggunaan TIK dalam program Pemerintah dan Swasta pada BK.

  1.3.4. Mahasiswa dapat mengetahui apasajakah jenis-jenis konseling yang bisa diterapkan dengan pemanfaatan teknologi dalam layanan BK yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.

  1.3.5. Mahasiswa dapat mengetahui mengapa perlu di terapkanya kode etik penggunaan TIK dalam BK.

  1.3.6. Mahasiswa dapat mengetahuiApasajakah piranti layanan dalam BK yang berbasis TIK.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian TIK

  Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunanya adalah teknologi dan informasi. Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Telematika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilahsebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika. Para praktisi menyatakan bahwa “telematics” adalah singkatan dari Istilah Telematics juga dikenal sebagai the ne

  Selain pengertian diatas Williams & Sawyer dalam Koesnandar (2008:5) menyatakan bahwa ‘teknologi informatika adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara atau video)’. Dengan kata lain TIK tidak hanya terbatas dalam bentuk data saja melainkan suara, gambar atau video. Sedangkan Karsenti dalam Siahaan (2010:7) menyatakan TIK ‘sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa’. Ini berarti teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi.

  Dari beberapa pengertian yang telah diutarakan sebelumnya. Maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu anda berkerja dangan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

2.2. TIK dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

  Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling sering dijumpai yaitu power point. Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan programlayanan yang ada.

  Internet adalah sistem jaringan dari ribuan bahkan jutaan komputer yang ada didunia dengan saluran telepon, saluran kawat maupun saluran radio. Jaringan tersebut amat luas, cepat, mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dimanapun. Jaringan internet dan perangkat komunikasi canggih telah menjadi the information superhighway bagi manusia abad 21 untuk menguasai ilmu pengetahuan, menjalankan kehidupan ekonomi, layanan kemasyarakatan dan mencapai sukses dalam kehidupan (soenaryo, 2003). Jutaan byte informasi datang tiap detik sehingga manusia bisa mengalami kelebihan infrmasi yang penuh dengan ketidakpastian dan bahkan kesemrawutan. Kondisi ini menuntut manusia untuk mampu memilih, menimbang, dan memaknai infrmasi untuk kepentingan pemilihan alternatif dan pengambilan keputusan.

  Berbagai data menunjukan bahwa internet telah dan terus berkembang pesat diberbagai penjuru dunia. Hal ini terjadii karena berbagai kemudahan jaringan untuk mengakses internet. Ditilik dari komposisi pemakainya, kalangan pendidikan tercatat sebagai pengguna terbanyak (59%), kalangan bisnis (21%), pemerintah (14%) dan sisanya adalah pengguna individual. (Yom, 1996).

  Penggunaan internet yang pesat, kemajuan teknologi yang tiada henti, memberikan peluang bagi semua profesi kependidikan termasuk profesi konseling untuk secara berkelanjutan berkembang dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Perkembangan teknologi terutama dalam bidang komunikasi telah memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi dunia bimbingan dan konseling, yaitu munculnya layanan bimbingan dan konseing berbasis internet.

  Dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet, konselor maupun konseli dapat menjadikan komputer sebagai alat komunikasi. Jaringan sebagai jalannya bertumpu pada sarana atau media telekomunikasi, seperti telephone line dan gelombang radio. Karena sifatnya yang berupa ruang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet sering disebut dengan ruang maya (cyberspace).

  Dengan demikian maka layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan kapan dan dimana saja asal ada perangkat dan jaringan. Abdulrahman (2004) menjelaskan bahwa dewasa ini muncul pandangan baru tentang layanan yang berorientasi pada pemberian kemudahan pada individu untuk mengakses informasi bermutu tentang belajar dan karir, menumbuhkembangkan individu sebagai pribadi, profesional, dan warga negara yang mempunyai motivasi diri. Layanan tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling berbasis internet.

  Konselor menggunakan banyak aplikasi komputer, termasuk word processor, spread sheet dan beberapa perangkat lunak program e-mail, chatroom, bank data dan berbagai perlengkapan web lainnya yang menunjang lebih dari separuh seluruh pekerjaan mereka.

  Di indonesia semakin banyak konselor yang menggunakan komputer dan mengeksploitasi fungsi internet dalam pekerjaan mereka melakukan konseling dari mulai assessement hingga layanan konseling online. Terkaitt layanan BK, perubahan yang terjadi dalam masyarakat global tidak hanya perubahan yang menyangkut teknologi informasi, sistem, dan kultur kehidupan, tetapi juga struktur dunia kerja.

  Layanan bimbingan dan konseling perlu memanfaatkan jaringan internet yang dapat memberikan berbagai informasi, konsultasi, bahkan layanan konseling melalui layanan cybercounseling baik dengan menggunakan website, e-mail, chatting, maupun webcam.

  Dalam Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

   Konseling melalui Telepon.  Konseling melalui Radio dan televise  Konseling berbantuan komputer yaitu melalui internet.

  Manfaat layanan bimbingan dan konseling berbasis internet Kartadinata (2003) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi komputer dalam pengembangan sistem manajemen akan membantu konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling berbasis internet mepunyai manfaat :

   Pertukaran data dan informasi Dalam layanan bimbingan dan konseling pertukaran data dan informasi itu dapat dilakukan sesama konseli, atau konseli dengan konselor, atau sebaliknya. Atau mungkin juga diberikan pada para ahli atau suatu lembaga pendidikan.

   Kemudahan dalam penyelenggaraan komunikasi interaktif Komunikasi merupakan hal yang penting dalam proses konseling. Komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk konsultasi, konseling, atau diskusi dengan orang-orang yang mempunyai minat atau profesi yang sama.

   Kemudahan mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan murah Informasi merupakan hal yang penting dalam proses konseling. Informasi yang jelas dan mendalam akan sangat membantu konseli dalam pengambilam keputusan.

  Dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet, berbagai informasi dapat diperoleh dengan mudah. 

  Biaya yang dikeluarkan relatif murah Apabila sekolah sudah mempunyai berbagai perangkat tersebut, maka dalam operasionalisasi layanannya membutuhkan biaya yang relatif murah.misalnya untuk mendapatkan berbagai informasi dari artikel, surat kabar, jurnal, majalah, baik didalam maupun luar negri dapat diakses atau dikirimkan dalam bentuk digital melalui internet.

  Disamping manfaat, beberapa kekurangan dibanding konseling secara tatap muka. Menurut Nabilah (2010) kekurangan layanan berbasis TIK adalah sebagai berikut :

   Tidak adnya hubungan atau kontak secara tatap muka, sehingga menyulitkan bagi konselor untuk melihat wajah konseli.

   Tidak adanya kegiatan berbicara secara langsung, sehingga tidak memunculkan reaksi emosional yang secara langsung dapat diinterpretasikan oleh konselor.

   Tidak terjadinya interaksi secara langsung, kondisi ini membatasi konselor terhadap bahsa tubuh konseli yang merupakan bagian dari petunjuk penunjang dalam kegiatan konseling.

   Dilakukan diruang virtual yang memiliki resiko kemanan online. Dalam hal ini bukan berarti bahwa informasi mengenai data konseli dapat disusupi oleh pihak ketiga.

   Keterbatasan ekonomi dimana tidak seluruh sekolah populasi target layanan memiliki akses terhadap akses fasilitas digital yang memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan layanan konseling melalui internet.

   Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling melalui internet haruslah diantisipasi, sehingga kekurangan tersebut akan mengurangi makna konseling yang dilakukan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet yang dikembangkan dilengkapi dengan fasilitas webcam, sehingga konselor dapat melihat secara langsung wajah konseli.

2.3. Penggunaan TIK dalam Program Pemerintah dan Swasta Pada BK

  (Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Pemerintahan) – E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:

  24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor, informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.  Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum, adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.  Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.

  Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.  Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Untuk

  Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

  Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on-line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan teknologi informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi hal baru dan upaya peningkatan kinerja serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance).

  

2.4. Jenis-Jenis Konseling dengan Pemanfaatan Teknologi dalam

Layanan BK yang Dilakukan Oleh Pemerintah dan Swasta

  Kemudahan pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon.

  Konseling dengan media telepon lebih dikenal dengan sebutan Video- phone counseling (VPC) merupakan bentuk lain dari konseling telepon. Namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi tambahan yang memungkinkan konseli dan konselor saling mengenal dan “bertatap muka” melalui layar monitor (display), Konseling melalui video-phone lebih memungkinkan terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan klien, dan dapat lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.

  Pemerintah banyak mendirikan akses-akses telepon yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan interaksi dan komunikasi.

  2.4.2. Radio dan Televisi Saat ini banyak stasiun radio maupun televisi milik pemerintah maupun swasta yang acara programnya tentang konseling yang disiarkan melalui radio atau televisi, yang merupakan bentuk lain dari konseling telepon. Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang hubungan klien dan konselor mencapai taraf yang mendalam dan intensif.

  Konseling melalui radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli diketahui oleh umum, oleh karena itu kerahasiaan identitas konseli harus benar-benar menjadi perhatian. Permasalahan waktu dan bagaimana masalah klien akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System), CMS secara umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang dapat digunakan adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public License), open source/ bebas dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan murah serta menggunakan AuraCMS akan bersifat dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta memiliki ukuran file yang kecil. AuraCMS dapat online dalam waktu 1 jam pada server gratis yang banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian AuraCMS direkomendasikan sebagai salah satu Content Management System yang dapat digunakan sebagai Media Layanan Informasi pada Bimbingan dan Konseling disekolah.

  2.4.3. Internet Banyak program pemerintah dan swasta yang memberikan pelayanan konseling melalui fasilitas internet yang sudah kita kenal dengan nama e- counseling (email counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :

   email therapy  cyber counseling dan  e-counseling.

   Email therapy Email counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor. Karena, esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan. Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan masalah.

  E-mail merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara- cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.

  Email counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan klien pada waktu yang sama melalui internet.

  Program Pemerintah yang menggunakan layanan bimbingan dan konseling diantaranya adalah BNN, BKKBN, KPA, Pusat Rehabilitasi sosial dan sebagainya, dengan adanya email theraphy ini lembaga- lembaga atau badan pemerintah dapat berkomunikasi dengan klienya tanpa ketemu secara langsung (face to face)

   Cyber Counseling Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan perlengkapan, dsb.

  Konseling dapat dilakukan dalam ruang maya yang tidak memerlukan interaksi tatap muka, melainkan dengan menggunakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam implementasi cyber counseling dapat dilaksanakan melalui kegiatan antara lain: a) Marketing layanan konseling, yaitu sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan tujuan agar model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik. Caranya dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya. Hal ini juga dilakukan oleh lembaga-lembanga dan badan pemerintah yang menggunakan layanan bimbingan dan konseling kepada masyarakat, b) Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan internet dalam berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan, pribadi, sosial, keluarga, dsb. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi, pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah, dsb.

  c) Penyediaan materi ”self-help”, yaitu berupa seperangkat materi yang dapat memberikan layanan sedemikian rupa sehingga klien dapat bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk dalam materi ”self-help”. Dalam kegiatan ini klien tinggal mengikuti petunjuk yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.

  d) Supervisi dan riset, yaitu kegiatan untuk memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya. Demikian pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset yang terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan selanjutnya.

  Dalam implementasi cyber counseling beberapa masalah yang mungkin timbul dan harus diwaspadai secara cermat antara lain: Isu-isu etika, yaitu hal-hal yang terkait dengan kode etik konseling yang harus ditaati oleh konselor maupun pihak lainnya. Hal-hal yang terkait dengan isu etika antara lain menyangkut:

  a) Keharasiaan

  b) Validitas data c) Penyalahgunaan komputer oleh konselor

  d) Kekurang-pahaman konselor tentang lokasi dan lingkungan klien

  e) Keseimbangan akses terhadap internet dan jalan raya informasi

  f) Kepedulian terhadap privacy (kerahasiaan pribadi) g) Kredibilitas konselor.

  Isu-isu pengembangan hubungan konseling, yaitu isu yang terkait dengan hubungan antara konselor dengan klien secara tatap muka sebagai tindak lanjut dari konseling yang dilakukan melalui internet. Ada kalanya klien atau konselor merasa perlu adanya pertemuan tatap muka sebagai tindak lanjut dari interaksi melalui internet. Hal itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan konselor dan klien atau dapat diatur secara khusus.

  Sehubungan dengan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, konseling melalui internet dalam segala macam fiturnya, kurang tepat dilaksanakan dalam hal:

  a) Klien yang mengemukakan hal-hal yang bersifat sangat rahasia secara pribadi.

  b) Klien yang diidentifikasi mengalami kesulitan dalam kepercayaan hubungan.

  c) Konselor yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan layanan konseling maya.

  d) Tidak tersedia konselor yang memiliki kompetensi untuk layanan tatap muka.

  Penyampaian layanan konseling dengan menggunakan jaringan jalan raya informasi (cyber counseling) memberikan manfaat dalam hal : a) Memberikan peluang klien untuk mengakses layanan dari lokasi terpencil.

  b) Memperbaiki orientasi klien terhadap konseling.

  c) Membantu dalam melaksanakan penilaian dan tugas-tugas.

  d) Memperluas data dalam dokumen. e) Memberikan layanan alih tangan (referal).

  f) Memperluas akses untuk penilaian dan penafsiran hasil test.

  g) Mengurangi kesulitan penjadwalan.

  h) Mendorong individu untuk menggunakan materi ”self-help”. i) Meningkatkan peluang untuk supervisi dan konferensi kasus. j) Menunjang pengumpulan data penelitian.

  Agar cyber counseling dapat terlaksana secara efektif, harus dikembangkan dengan cermat terutama dalam disain, perencanaan, pelaksanaan, sumber pendukung, dan evaluasi. Cyber counseling yang tidak dikembangkan secara cermat, maka kemungkinan akan timbul hal- hal : (1) membatasi kerahasiaan hubungan konseling, (2) menyampaikan informasi yang tidak tepat, (3) kurang memberikan intervensi yang sebenarnya diperlukan, (4) dilaksanakan oleh konselor yang tidak berkewenangan, (5) keterbatasan konselor dalam pemahaman lokasi dan lingkungan klien, (6) keterbatasan keseimbangan akses terhadap sumber- sumber konseling, (7) keterbatasan dalam kerahasiaan yang diperlukan, (8) mendorong adanya penyampaian materi dari konselor yang tidak berwenang.

   E-Counseling Sedangkan online adalah dimaknai dalam jaringan atau keadaan saat sesuatu terhubung ke dalam suatu jaringan atau sistem internet atau ethernet. Jadi istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung antara guru bk atau konselor dengan kliennya.

  Syarat-syarat konselor dalam konseling online dan konseling biasa atau face to face tidak jauh berbeda sebagai berikut: a) Konselor harus mempunyai wawasan yang luas.

  b) Konselor harus menguasai dan memahami teknologi yang digunakan sekarang ini. Maksudnya seorang konselor itu mampu menguasai teknologi yaitu konselor mengerti dan mampu menggunakan teknologi dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang fatal dalam proses konseling tersebut. c) Latar belakang pendidikannya harus dari bimbingan dan konseling dan minimal tamatan strata satu yang memiliki ilmu bimbingan dan konseling dan harus memiliki ilmu-ilmu tentang mamusia dengan berbagai macam problematikanya,kalau konselornya tidak berlatar belakang bimbingan dan konseling di khawatirkan dia tidak memahami masalah yang dihadapi oleh siswa/siswi di sekolah dan kurang menguasai cara mengatasi masalah klien secara efektif.

  d) Kepribadian konselor ikhlas,jujur,objektif,simpatik dan empati serta senantiasa menjunjung tinggi kode etik profesi. Sedangkan sikapnya,ramah tamah,sopan santun,harus mampu merespon,memahami,dan mendengarkan klien dengan baik selain itu konselor harus mempunyai penampilan yang menarik,gaya bicara yang jelas dan tidak mengandung unsur-unsur penghinaan terhadap klien.

  e) Konselor mampu memahami karakteristik klien Seorang konselor harus mampu mengetahui dan memahami karakteristik klien walaupun dalam konseling online hal ini sangat diperlukan juga karena akan membantu konselor dalam mengatasi permasalahan klien dengan baik dan efektif.

  f) Konselor harus bisa memguasai semua teknik-teknik dalam konseling

2.5. Kode Etik Penggunaan TIK dalam BK

  Dalam pelayanan bimbingan konseling melalaui teknologi informasi harus selalu memperhatikan kode etik yang ditetapkan organisasi profesi. Kode etik tersebut seharusnya diketahui oleh klien juga, sehingga klien dapat mengetahui hak dan kewajibannya. Kode etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi penting diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik dan tujuan bersama dapat tercapai.

  Teknologi informasi dan komunikasi semata-mata hanya alternatif jika pelayanan bimbingan konseling secara ‘langsung’ tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Adapun dalam penggunaan teknologi informasi diperlukan kesiapan dari kedua belah pihak dalam hal penyediaan perangkat. Kalaupun perangkat sudah tersedia, diperlukan keterampilan untuk menggunakannya. Barulah Pelayanan Bimbingan Konseling melalaui teknologi informasi dapat berjalan.

  Dalam pelayanan bimbingan konseling teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan praktis. Dengan teknologi informasi masalah tersebut akan dapat diminimalisir.

2.6. Piranti Layanan Berbasis TIK

  Metode dan teknik bimbingan dan konseling bernuansa teknologi yang mengarah kepada penggunaan multimedia dan internet merupakan salah satu alternatif piilihan orang-orang yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Ahman (2003) menyatakan bahwa salah satu penggunaan teknologi dalam konseling dimaksudkan untuk meningkatkan efsiensi kerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan program dan evaluasi hasil layanan, serta untuk kepentingan riset dan pengembangan.

  Pengembangan layanan bimbingan dan konseling melalui penggunaan multimedia dan internet telah dilakukan oleh konselor di berbagai negara. Grumet (1979) telah melakukan konseling melalui telepon, Robson (1998) telah menyelenggarakan dan mengulas model penyampaian paling baru layanan konseling melalui e-mail, walaupun pada saat itu masih muncul berbagai pertanyaan.

  Bagi konselor adanya layanan bimbingan dan konseling berbasis internet akan membuka peluang untuk mengambangkan keahlian konseling dengan cara yang baru, baik dari segi keilmuan konseling itu sendiri maupun keahlian dalam memanfaatkan teknologi. Menurut Yusuf (2006) keahlian ini harus memenuhi 12 kompetensi yang telah dirumuskan oleh Association for Counselor Education and Supervision (ACES), yaitu

   Mampu menggunakan piranti lunak untuk mengembangkan halaman web, presentasi kelompok, surat, dan laporan-laporan.

   Mampu menggunakan perlengkapan audio visual, seperti rekaman video, rekaman suara, perlengkapan proyektor, dan perlengkapan konferensi video.

   Mampu menggunakan statistika berbasis komputer. 

  Mampu menggunakan aplikasi berbasis komputer untuk tes-tes, melakukan diagnosis, program keputusan karir bagi konseli. 

  Mampu menggunakan e-mail 

  Mampu membantu konseli menemukan berbagai informasi terkait dengan keperluan konseling melalui internet, seperti informasi karir, kesempatan kerja, kesempatan pelatihan-pelatihan pengembangan diri, bantuan keuangan atau beasiswa, prosedur penyembuhan hingga informasi mengenai hall-hal pribadi dan sosial. 

  Mengikuti berbagai kegiatan pengembangan konseling secara online. 

  Mampu menggunakan perlengkapan penyimpanan data melalui CD-ROOM.

   Mengetahui dan memahami aspek hukum dan etika terkait dengan layanan konseling melalui internet.

   Mampu menggunakan internet untuk mencari berbagai kesempatan dalam rangka meneruskan pendidikan untuk konseling.

   Mampu mengevaluasi kualitas informasi di internet.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: Teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu anda berkerja dangan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Konseling berbantuan komputer yaitu melalui internet. Penerapan dalam pelayanan bimbingan dan konseling diantara lain (1) e-counseling; (2) telepon; (3) internet; (4) komputer dan surat magnetik (disket ke disket); (5) konseling melalui radio dan televise; (6) e-mail therapy; dan (7) cyber counseling.

  Pada bidang pendidikan, pemerintah telah gencar mengaplikasikan teknologi ini sebagai sarana mendekatkan program-program pemerintah dengan masyarakat. Munculnya website depdiknas, e-learning dari universitas- universitas dalam maupun luar negeri, informasi beasiswa dan lain-lain yang secara online dapat diakses oleh masyarakat dimanapun berada sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

  (Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Pemerintahan) – E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya.

  Kode etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi penting diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik dan tujuan bersama dapat tercapai.

  Layanan bimbingan dan konseling berbasis internet akan membuka peluang untuk mengambangkan keahlian konseling dengan cara yang baru, baik dari segi keilmuan konseling itu sendiri maupun keahlian dalam memanfaatkan teknologi.

3.2. Saran

  Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, penggunaan teknologi dapat membantu memudahkan klien dalam menerima layanan. Namun disamping manfaat yang didapatkan dari penggunaan teknologi, juga terdapat sisi negatif dari penggunaan teknologi. Kalau dilihat dari sisi keduanya teknologi lebih banyak memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling.

  Untuk itu, Konselor diharapkan mampu memanfaatkan Teknologi informasi untuk memudahkannya dalam memberikan layanan. Keterampilan konselor atau praktisi bimbingan dan konseling dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan salah satu wujud profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program layanan.

DAFTAR PUSTAKA

  Hariyadi, Sigit. 2011. TIK dalam Bimbingan dan Konseling. (online) at diakses Rabu, 03 September 2014. Hidayati, Dewi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan layanan BK di sekolah. (online) at akses Rabu, 03 September 2014. Simarmata. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi Risti, Ella.Program Pemerintah dan Swasta dalam Implementasi TIK Untuk BK at diakses Jumat, 05 September 2014.

Dokumen yang terkait

PERAN MEDIASI KEPUASAN PADA HUBUNGAN CITRA DAN KEPERCAYAAN DENGAN LOYALITAS PRODUK KOSMETIK LT-PRO LATULIPE

0 0 17

ANALISIS KESALAHAN TUTURAN CALON WAITER/WAITRESS PADA AGEN KAPAL PESIAR PT. BPC DITINJAU DARI KATEGORI STRATEGI PERFORMASI, TAKSONOMI KOMPARATIF DAN KATEGORI EFEK KOMUNIKASI

0 0 8

WELLNESS AND SPA TOURISM BALI DALAM PERSPEKTIF MULTIKULTUR Oleh: Jaya Pramono Fakultas Ekonomika dan Humaniora Universitas Dhyana Pura ABSTRAK - WELLNESS AND SPA TOURISM BALI DALAM PERSPEKTIF MULTIKULTUR

0 1 7

PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAYANGAN SATPOL PP PECALANG (STUDI KASUS DI KOTAMADYA DENPASAR) Oleh : Christimulia Purnama Trimurti ABSTRACT - PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAYANGAN SATPOL PP & PECALANG (STUDI KASUS DI KOTAMADYA DENPASAR)

0 0 8

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGABUNG DALAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 – 2015

1 3 9

PENGARUH PRESTASI KERJA DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIER DI ADHIJAYA HOTEL KUTA-BALI

0 3 12

PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR PARIWISATA, RESTORAN DAN HOTEL

0 0 8

ANALISIS GREEN MARKETING, PSIKOLOGI DAN KARAKTERISTIK GREEN CONSUMER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORGANIK DI BALI BUDA SHOP

0 1 10

EFEK MODERASI RISK ATTITUDE DAN ACHIEVEMENT MOTIVATION DALAM HUBUNGAN JOB SECURITY DENGAN MINAT MENGIKUTI SELEKSI CPNS

0 0 25

KEMAMPUAN GENDER MEMODERASI PENGARUH SELF-EFFICACY DAN KOMPLEKSITAS TUGAS PADA AUDIT JUDGMENT

0 0 15