MAKALAH AGAMA ISLAM MENGENAI ISLAM FILSA

MAKALAH
AGAMA ISLAM MENGENAI
ISLAM FILSAFAT

Di kerjakan oleh :
- Mega Ayu Lestari
(115210200)

-

Mayang Putri
(1115210199)

- Nada Nazilla

-

Melliani
(115210201)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS PANCASILA
Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Indonesia Telp : (021)
78880305, 7270086. Fax: (021) 786472,7271868. Email:
[email protected]

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan

Yang tiada terhingga kepada kita semua terutama nikmat Iman dan Islam. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita semua sang Pembela kebenaran
pencegah kedzoliman yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarganya,para sohabatnya
dan kita sebagai umatnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini Alhamdulillah saya telah selesai mengerjakan tugas makalah
dari Mata Kuliah Pendidikan Islam

yang di beri judul “Islam dan Filsafat”. Saya

Menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan masih banyak kesalahan dan
kekurangan karna kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Akan tetapi saya

mengharapkan kritikan atau masukan dan saran dari Bapak dosen yang bersifat
membangun,dan semoga makalah ini ada manfaatnya. Amin

Jakarta, 28 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..... I
Daftar Isi……………………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN


Latar Belakang……………………………………………………………… 3



Perumusan Masalah……………………………............................................ 3




Tujuan Penulis……………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN



Pengertian Islam Filsafat dan Ruang Lingkupnya ........................................ 5



Sejarah Singkat Timbulnya Islam Filsafat ………………………………… 9



Manfaat Fungsi Akal dan Wahyu Bagi Manusia ......................................... 10




Perspektif Quran dan Sunnah ....................................................................... 11

BAB III PENUTUP


Kesimpulan………………………………………………………………… 14



Daftar Pustaka…………………………………………………………....... 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awalnya filsafat disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science)
sebab filsafat seakan-akan mampu menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu atau
segala hal, baik yang berhubungan dengan alam semesta, maupun manusia dengan segala
problematika


dan

kehidupannya.

Namun

seiring

dengan

perubahan

zaman,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan berbagai disiplin ilmu
baru dengan masing-masing spesialisasinya, filsafat seakan-akan telah berubah fungsi
dan perannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Filsafat Islam ?

2. Siapa sajakah Tokoh Pelopor Filsafat Islam ?
3. Apa manfaat fungsi akal dan wahyu bagi manusia?
4. Bagaimana Pemikiran Filsafat di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Akhir Semester
2. Untuk menambah wawasan bagi Mahasiswa tentang sejarah Islam dan pengertian
Islam filsatat itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam Filsafat
Secara etimologis filsafat berasl dari bahsa Arab yaitu falsafah. Kata falsafah
inipun berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata philosophia. Philos berarti cinta,
suka.Sophia berarti pengetahuan, ilmu, kebijaksanaan. Jadi Philosophia berarti cinta
pengetahuan atau cinta pada kebijaksanaan.

Adapun pengertian menurut Para Tokoh antara lain sebagai berikut ;
a. Al-Kindi
Al-Kindi mendefinisikan filsafat dari berbagai sudut pandang,namun Ia lebih

menspesifikasikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu yang abadi dan
besifat menyeluruh (umum), baik esensinya maupu kausa-kausanya.Defiisi ini di ambil
dari sudut pandang materinya.
b. Al-Farabi
Al-Farabi mendefinisikn filsafat sebagai : Al Ilmu bilmaujudaat bima Hiya Al
Maujudaat ,yaitu suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnay dari segala yang ada
ini. Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al taufiqhiyah atau
wahdah ala falsafah yang bebrkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato,
Aristoteles, dan Plotinus, juga antara agama dan filsafat. Al farabi berpandapat bahwa
pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan, oleh karena itu para filosof besar harus
menyatujui bahwa satu-satunya tujuan adalah mencari kebenaran.

c. Ikhwan Al-Shafa’

Ikhwan Al-Shafa’ adalah golongan dalam filsafat yang menyatakan filsafat itu
bertingkat-tingkat, yaitu :
1. Cinta ilmu
2. mengetahui hkikat wujud-wujud menurut kesanggupan manusia
3. berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu
d. Ibnu Rusyd

Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan
menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan
alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian umum (ma¡¦ani kulliyah) yang
didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan
bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud kenyataan diluar akal.
e. Ibu Maskawih
Maskawih membedakan antar pengertian hikmah dan filsafat. Menurutnya,
hikmah adalah keutamaan jiwa yang cerdas (aqilah) yang mampu membedakan mana
yang bak dan man yang buruk.
Mengenai filsafat Ia tidak memberikan pengertian secara tegas.Ia membagi
filsafat menjadi dua bagian yaitu teoritis dan praktis. Teoritis merupakan kesmpurnaan
manusia yang mengisi potensinya untuk dapat mengetahui segala sesuatu sehingga
dengan kesempurnaan ilmunya itu pikrannya benar. Sedangkan bagia praktis merupakan
kesempurnan manusia yang mengisi potensinya untk dapat melakukan perbuatanperbuatan moral.
f. Suhrowardi Al-Maqtul
Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya tetap
bersifat immaterial. Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah akal pertama,
kemudian melalui proses emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.
g. Ibnu Sina


Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama sendirian
karena hanya dari yang tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang dapat mewujud. Tetapi sifat
ontelegensi pertama tidak selamanya mutlak satu, karena ia bukan ada dengan sendirinya,
ia hanya mungkin dan kemungkinannnya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat
itu, yang sejak saat itu melingkupi seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama
memunculkan dua kewujudan yaitu:
a.

Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas.

b.

Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya, kemungkinan
alamiyah. Dua proses pamancaran inii berjalan terus sampai kita mencapai

intelegensi

kesepuluh yang mengatur dunia ini, yang oleh kebanyakan filosuf muslim

disebut sebagai malaikat Jibril.

h. Al-Ghazali
Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal yang dapat
ditangkap oleh panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya panca indra juga
berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al Ghazali kemudian meletakan
kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang membuat al Ghazali terhadap akal
goncang, karena ia melihat bahwa aliran-aliran yang mengunakan akal sebagai sumber
pengetahuan, ternyata menghasilkan pandangan-pandangan yang bertentangan, yang sulit
diselesaikan dengan akal.
Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan
pada dirinya. Tiga bulan kemudian Allah memberikan nur yang disebut juga oleh Al
Ghazali sebagai kunci ma¡¦rifat ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al Ghazali
intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang
betul-betul diyakini.

i. Ibnu Thufail

Ibnu Thufail menunjukkan jalan untuk sampai kepada objek pengetahuan yang
maha tingi atau Tuhan. Jalan pertama melalui wahyu, dan jalan kedua adalah melalui
filsafat. Ma’rifat melalui akal ditempuh dengan jalam keterbukaan, mengamati, meneliti,
mancari, mencoba, membandingkan, klasifikasi, generalisasi dan menyimpulkan. Jadi

ma’rifah adalah sesuatu yang dilatih mulai dari yang kongkrit berlanjut kepada yang
abstrak. Dan khusus menuju global. Seterusnya dilanjutkan dengan perenungan yang
terus menerus. Ma’rifah melalui agama terjadi lewat pemahaman wahyu dan memahami
segi batinnya dzauq. Hasilnya hanya bisa dirasakan, sulit untuk dikatakan. Tidak heran
kalau muncul syatahat dari mulut seorang sufi. Jadi proses yang dilalui ma’rifat semacam
ini tidak mengikuti deduksi atau induksi, tetapi bersifat intuitif lewat cahaya suci.
j. Ibnu ‘Arabi
Filsafat Ibn ‘Arabi tentang wujud (realitas) Tuhan, alam semesta, dan manusia.
-

Pengertian Wahdat al wujud. Terdiri dari dua kata, yaitu: wahdat (sendiri,

tunggal,kesatuan) sedangkan wujud (ada). Dengan demikian Wahdat al wujud berarti
kesatuan wujud.

Kata al wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistik sebagai suatu
kesatuan antara materi dan roh, substansi (hakikat) dan format (bentuk), antarayang
nampak (lahir) dan yang batin, antara alam dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya
qadim dan berasal dari Tuhan.
k. Mulla Shadra
Ia mendefinisikn filsafat dalam dua bagian utama.yang pertma adalah bagian
teoritis yang mengacu pada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaiman adanya, dan
yang kedua yaitu bagian praktis yang mengacu pada pencapaian kesempurnaankesempurnaan yang cocok bagi jiwa.

B. Ruang Lingkup Filsafat

Cakupan filsafat Islam meliputi segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam
khasanah pemikiran keislaman. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad ‘Athif
al-‘Iraqy, Filsafat Islam secara umum ialah meliputi di dalamnya Ilmu Kalam, Ilmu Ushul
Fiqih, Ilmu Tasawuf, dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh ahli pikir Islam.
Obyek filsafat adalah menelaah hakikat tentang Tuhan, manusia dan tentang segala
realitas yang nampak dihadapan manusia.

C. Sejarah Singkat Timbulnya Islam Filsafat
Sejarah filsafat bermula di pesisir Samudra Mediterania bagian Timur pada abad
ke-6 SM. Sejak semula filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab
persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan. Itulah sebanya filsafat pada gilirannya
mampu melahirkan sains-sains besar, seperti fisika, etika, matematika dan metafisika
yang menjadi batu bata kebudayaan dunia.
Cara pemikiran Filsafat secara teknis muncul pada masa permulaan jayanya
Dinasti Abbasiyah. Di bawah pemerintahan Harun al ¡Vrasyid, dimulailah penterjemahan
buku-buku bahasa Yunani kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan
Romawi di Eropa untuk membeli manuskrip. Awalnya yang dipentingkan adalah
pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian juga pengetahuan-pengatahuan lain
termasuk filsafat.
Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta karangan
mengenai Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai ilmu kedokteran
lainya, yang juga mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya yang dapat dibaca alim
ulama Islam. Tak lama kemudian timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan
terutama kedokteran di kalam umat Islam.

Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam maka yang terjadi bahwa filsafat
terinspirasi oleh pokok-pokok persoalan yang bermuara pada sumber-sumber Wahyu

Islam. Semua filosof muslim seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla
Sadra,Suhrawardi dan lain sebagainya hidup dan bernafas dalam realitas al Quran dan
Sunnah. Kehadiran al Quran dan Sunnah telah mengubah pola berfilsafat dalam konteks
Dunia Islam. Realitas dan proses penyampaian al Quran merupakan perhatian utama para
pemikir Islam dalammelakukan kegiatan berfilsafat.

D. Fungsi Akal dan Wahyu Bagi Manusia
1.

Mampu membuat pengertian yang di tandai dengan 2 hal pokok, yaitu : Pertama,

kemampuan memahami sistem alam semesta beserta isinya sebagaimana terdapat dalam
QS. Al-Syu'ara 16-68. Kedua, kemampuan memilah-milah permasalahan dan menyusun
sistematika dari fenomena yang di ketahui sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Ra'd 4.
2.

Mampu membuat pendapat atau opini.

3.

Mampu membuat kesimpulan.
Dan masih banyak lagi fungsi akal, karena hakikat dari akal adalah sebagai mesin

penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan dilakukan setiap
manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibatnya dari hal yang akan dikerjakan
tersebut. Akal adalah jalan untuk memperoleh iman sejati, iman tidaklah sempurna kalau
tidak didasarkan pada akal, iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat
dan akallah yang menjadi sumber keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan Wahyu sendiri berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang
dimaksud memberi informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara
berterima kasih kepada Tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang
buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan di terima manusia di
akhirat. Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan Allah
kepada Nabi-Nya untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman orang-orang yang
tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah utusan sang pencipta
yaitu Allah SWT.

E. Perspektif Al Quran dan Sunnah

A. Filasafat Dalam Perspektif Al-Qur’an
Firman Allah swt dalam surat al-kahfi ayat 109 yang artinya : “Katakanlah:
"Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”
Dalam sebuah ayat Allah azza wajalla pernah berfirman terkait ilmu, Tuhan
berfirman jikalau lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat (ilmu) Tuhan
maka tidak akan cukup untuk menuliskannya secara lengkap walaupun didatangkan lagi
lautan yang semisal untuk menambahkan sebagai tinta.
Seorang awam seperti penulis hendak memahami ayat tersebut, yang penulis
fahami dari ayat tersebut adalah fakta dari pengetahuan Tuhan itu begitu luas dan
manusia tidak aka pernah sanggup untuk memahami secara keseluruhan ilmu
pengetahuan. Sorang ilmuan besar abad pertengahan pernah berujar dua hal yang
membuatku takjub karena tidak mampu mempelajarinya secara sempurna yaitu tentang
bintang-bintang di langit dan alam semesta. (Albert Einstein, Kembara semesta agung).
Ilmu Tuhan sangatlah luas, itu menujukan pada kita agar manusia tidak jath pada
sifat kesombongan dan mangakui bahwa diri sendiri telah benar dan telah mencapai
sebuah kebenaran. Namun terkadang filsafat dituduh sebagai ilmu yang sesat dan
menyesatkan, padahal secara spesifik tidak ada dalil ataupun hujah yang menyebutkan
hal tersebut. Mereka menganggap sesat terhadap filsafat karena dituding sebagai
penggagas Tuhan, dengan kata lain filsafat telah membuat Tuhan-tuhan baru dengan
karya dan daya fikirnya. Padahal sejatinya filsafat justru memurnikan kerangka berfikir
terhadap Ke-Tuhan-an dengan membersihkan faham-faham yang menyimpang dan
bergerak diluar koridor.

Filsafat justru memurnikan nilai-nilai ke-Tuhan-an dengan mengembalikan segala
bentuk kebenaran pada sumber aslinya, yaitu Tuhan semesta agung dengan jalan yang
rasional dan nurani.

Dewasa ini orang-orang sebenarnya telah terhegemoni oleh barat dalam
framberfikir mereka. Orang-orang saat ini berfikir dan bertindak tidak lebih dan tidak
bukan hanya untuk kepentingan perut masing-masing. Buakn untuk kepentingan apapun
dan siapapun, terlebih untuk kepentingan pengetahuan di masa yang akan datang.
Hegemoni barat dalam pendidikan saat ini tertuju pada pemisahan dan
pengklasifikasian sebuah pengetahuan. Saat ini ilmu system pendidikan di Indonesia
khususnya lebih mengedepankan spesifikasi terhadap sebuah ilmu pengetahuan. Mereka
meskulerisasikan antara ilmu umum dan agama sebagai salah satu cintohny.
Maka dari itu terjadi pemisahan dikalangan umat islam sendiri terhadap sebuah
ilmu pengetahuan, dan yang lebih ekstrim dari kalangan umat islam sendiri mengatakan
filsafat adalah ilmu Kafir karena tergolong pada ilmu umum yang menyesatkan. Padahal
mereka berhujah demikian hanya dari hegemoni-hegemoni yang ada.
Sikap terlalu fanatic terhadap suatu tokoh misalnya, telah menjadikan hegemoni
ini berkembang pesat. Seperti perkataan al-Ghozali yang menyebutkan bahwa filsafat itu
sesat. Sebenarnya al-ghozali berpendirian seperti itu setelah ia kenyang mengunyah
filsafat dan beralih pada dunia tasawwuf yang dianggapnya lebih relevan dengan nilainilai keislaman. Atau dengan kata lain dia telah memahami islam dengan jalan
filsafatanya baru kemudian dia mengatakan sesat.
Dan yang terjadi dikalangan masyarakat awam adalah pemahaman bahwa filsafat
itu sesat dan merekapun tidak mengetahui sama sekali tentang tasawwuf padahal alghozali telah memahami keudanya. Namun yang terjadi di masyarakat adalah penolakan
terhadap filsafat dan meninggalakan tasawwuf.

B. Filsafat Dalam Perspektif Sunnah

Dalam sebuah hadits nabi di terangkan bahwa menuntut ilmu tiuwaib bagi setiap
muslim baik laki-laki maupun perempuan (hadits Bukhori). Dari hadits tersebut telah
jelas menandakan bahwa syariat sangat menuntut agar umat islam senantiasa mencari
ilmu dan hal tersebut telah menjadi keajiban bagi tiap individu, tanpa ada pembedaan dari
jenis ilmu it sendiri. Nabi saw tidak menyebutkan adanya ikmu kafir, dan ilmu islam,
yang ada hanyalah ilmu. Karena memng dalam ayat yang telah di paparkan dalam sub
sebelumnya bhwa ilmu Tuhan itu luas dan disini kita dituntut untuk mencarinya.
Dan dalam hadits yang lain bahkan diterangkan bahwa menuntut ilmu itu wajib
dari mulai kita hidup sampai kita meninggal (hadits Bukhori dan muslim). Jadi telah jelas
sebenarnya bahwa pembabakan ilmu kedalam beberapa cabang ilmu pengetahuan akan
berakibat fatal jika berada di tangan yang salah.
C. Korelasi Antara Islam dan filsafat
Islam sendiri adalah agama yang Tuhan berikan pada umat manusia. Dan untuk
memahami agama kita membutuhkan jalan dan caranya dan filsafat sebenarnya jalan
untuk menempuh jalan tersebut. Dan di satu sisi hati adalah jalan untuk menempuh nilainilai keislaman tersebut.
Dengan kata lain untuk memahami islam kita membutuhkan pemikiran dan
perasaan agar mencapai keselarasan dengan nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam alquran dan sunnah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan Filsafat atau Philosopia yang berarti
cinta pengetahuan atau cinta pada kebijaksanaan. Sejarah filsafat bermula di pesisir
Samudra Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 SM, Dalam ruang lingkupnya islam
filsafat mempunyai Obyek Filsafat yang berartikan menelaah hakikat tentang Tuhan,
manusia dan tentang segala realitas yang nampak dihadapan manusia. Hakikat dari akal
filsafat adalah sebagai mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal
yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibatnya dari
hal yang akan dikerjakan tersebut, sedangkan wahyu sendiri berfungsi sebagai informasi
bagi manusia. Yang dimaksud memberi informasi disini yaitu wahyu memberi tahu
manusia, bagaimana cara berterima kasih kepada Tuhan, menyempurnakan akal tentang
mana yang baik dan yang buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang
akan di terima manusia di akhirat. Dan Al-quran tidak menolak filsafat untuk dipelajari
umat manusia begitu pun juga dengan Sunnah, tidak menolak filsafat untuk dipelajari
umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA



Ltm Kelompok 2
Makalah perspekti islam oleh : Yusuf Bachtiar,Mahasiswa Aqidah Filsafat,UIN






SGD Bandung
Sejarah singkat Filsafat islam
Wikipedia.com
Pendidikan Agama Islam (filsafat)
Sumber-sumber dari makalah Filsafat Islam
Tokoh-tokoh filsafat dan pemikirannnya