PERDA ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR 31 TAHUN 2003
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA
TEKNIS DAERAH KOTA PRABUMULIH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang

:

a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 6
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih, maka
dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tersebut dipandang
perlu menetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kota Prabumulih;
b. bahwa pembentukan Lembaga Teknis Daerah didasarkan pada
kewenangan, Kebutuhan Kota dan kemampuan keuangan Kota
guna menunjang penyelenggaraan tugas Pemerintah Kota
Prabumulih;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf

a dan b perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Prabumulih
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kota Prabumulih.

Mengingat

:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041 )
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3890 ) ;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3839 ) ;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3848 ) ;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001
tentang Pembentukan Kota Prabumulih (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4113 );

2

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54 ; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3952 );
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003
tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran

Negara Republik Tahun 2003 Nomor 14 ) ;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999
tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan
Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden.
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA
TEKNIS DAERAH KOTA PRABUMULIH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih
3. Walikota adalah Walikota Prabumulih
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Prabumulih
5. Badan / Kantor adalah Lembaga Teknis Daerah Kota Prabumulih yang merupakan
unsur penunjang Pemerintah Kota Prabumulih
6. Kepala adalah Kepala Badan / Kantor dilingkungan Pemerintah Kota Prabumulih
7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung
kelancaran tugas Pemerintahan.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah :
(1). Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan terdiri dari :
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah .
b. Badan Pengawasan Daerah.
c. Badan Kepegawaian Daerah.
d. Badan Koordinasi Keluarga berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil.


3

(2). Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Kantor terdiri dari :
a.
b.
c.
d.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
Kantor Kebersihan dan Pertamanan
Kantor Informasi Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika
Rumah Sakit Umum Daerah.

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 3

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur Pelaksanaan Pemerintah
Kota di bidang Perencanaan Daerah.
(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
Kota.
Pasal 4
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan
Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Walikota.
Pasal 5
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup Perencanaan Pembangunan Daerah;
b. Pelaksanaan perencanaan Pembangunan Daerah jangka pendek maupun jangka
panjang dan inventarisasi permasalahan serta merumuskan langkah-langkah
pemecahannya;
c. Menghimpun dan mengumpulkan data-data, analisa dan penilaian serta evaluasi dan
monitoring terhadap pelaksanaan pembangunan dan proyek-proyek;
d. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan diantara Dinas, Badan / Kantor dan satu
organisasi lainnya dalam lingkungan Pemerintah Kota;

e. Pelaksanaan koordinasi dan penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan
daerah;
f. Pelaksanaan urusan Kesekretariatan.

4

Pasal 6
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum dan Keuangan;
c. Bidang Penelitian dan Data terdiri dari :
1. Sub Bidang Pengolahan Data dan Dokumentasi;
2. Sub Bidang Monitoring dan Usaha;
d. Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya terdiri dari :
1. Sub Bidang Sosial Budaya;
2. Sub Bidang Pemerintahan dan Pertanahan;
e. Bidang Fisik dan Sarana terdiri dari :
1. Sub Bidang Pemukiman dan Lingkungan Hidup;

2. Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana
tercantum dalam lampiran I Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
Badan Pengawas Daerah
Pasal 7
(1) Badan Pengawas Daerah merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Kota di bidang
Pengawasan Daerah.
(2) Badan Pengawas Daerah dipimpin oleh Seorang Kepala Badan yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 8
Badan Pengawas Daerah mempunyai tugas membantu Walikota dalam
menyelenggarakan pengawasan umum terhadap pelaksanaan Pemerintahan Daerah,
Pelaksanaan Pembangunan dan pembinaan masyarakat di lingkungan Pemerintah Kota.
Pasal 9
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 8, Badan Pengawas Daerah
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pengawasan;
b. Pelaksanaan

pemeriksaan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan umum,
pemerintahan daerah, pengelolaan keuangan daerah, Apartur, pengelolaan kekayaan
daerah, badan usaha daerah, pembangunan, perekonomian daerah dan kesejahteraan
masyarakat ;

5

c. Pelaksanaan pengujian dan penilaian atas hasil laporan setiap unsur di lingkungan
Pemerintah Daerah ;
d. Pelaksanaan pengusutan kebenaran laporan atau pengaduan;
e. Pelayanan teknis administratif dan fungsional ;
Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Badan Pengawas Daerah terdiri dari :
a. Kepala
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Penyusunan Program;
2. Sub Bagian Umum dan Keuangan;
c. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dari :
1. Sub Bidang Pemerintahan,Ketentraman dan Ketertiban Pertahanan dan Kesatuan

Bangsa;
2. Sub Bidang Pendidikan, Agama, Lingkungan Hidup dan Kesejahteraan;
d. Bidang Perekonomian dan Pembangunan terdiri dari :
1. Sub Bidang Pertanian, Perhubungan dan Pariwisata;
2. Sub Bidang Indakop Pertambangan dan Pembangunan Sarana Prasarana;
e. Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari :
1. Sub Bidang Keuangan, Pendapatan dan Pengeluaran;
2. Sub Bidang Kekayaan dan Peralatan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Pengawas Daerah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 11
(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota di bidang
Kepegawaian Daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 12
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok Pemerintah

Daerah dalam bidang Kepegawaian Daerah yang menjadi tanggung jawabnya meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan kepegawaian Daerah.

6

Pasal 13
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 12, Badan Kepegawaian Daerah
mempunyai fungsi :
a. Penyiapan penyusunan peraturan daerah dibidang kepegawaian sesuai dengan norma
standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;
b. Perencanaan pengembangan Kepegawaian Daerah;
c. Penyiapan kebijakan teknis pengembangan Kepegawaian Daerah;
d. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil daerah sesuai dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan dan perundang-undangan;
e. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah;
f. Penetapan Gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil daerah sesuai
dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan;
g. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah;
h. Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah;
i.

Menyampaikan
Negara );

informasi

Kepegawaian Daerah ke BKN ( Badan Kepegawaian

j.

Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 14

(1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Keuangan;
2. Sub Bagian Umum;
c. Bidang Pengembangan Pegawai terdiri dari :
1. Sub Bid Formasi dan Pengadaan Pegawai;
2. Sub Bid Pengangkatan dan Pemberhentian;
e. Bidang Mutasi Pegawai terdiri dari :
1. Sub Bid Mutasi dan Penempatan Pegawai;
2. Sub Bid Kenaikan Pangkat;
f. Bidang Pendidikan dan Latihan terdiri dari :
1. Sub Bidang Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan;
2. Sub Bidang Pendidikan dan Latihan Fungsional dan Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional

(2) Bagan Struktur Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III Peraturan Daerah ini.

7

Bagian Keempat
Badan Keluarga Berencana, Kependudukan
Dan Catatan Sipil
Pasal 15
(1) Badan Keluarga Berencana, Kependudukan Catatan Sipil merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Kota dibidang Keluarga Berencana, Kependudukan Catatan Sipil.
(2) Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 16
Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas
membantu Walikota dalam menyelenggarakan pembinaan dibidang Keluarga Berencana,
Kependudukan dan Catatan Sipil yang meliputi perencanan, pelaksanaan dan
pengendalian pelayanan.
Pasal 17
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 16, Badan Keluarga Berencana,
kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi :
a. Melakukan pelayanan administrasi umum perlengkapan, pengelolaan sumber daya
pegawai dan keuangan dilingkungan Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan
Catatan Sipil;
b. Melakukan pelayanan keluarga berenmcana dan keluarga sejahtera;
c. Melaksanakan pelayanan Catatan sipil, pengelolaan data keluarga kependudukan dan
penyuluhan;
d. Melakukan penyusunan program, pelaporan dan mengelola data keluarga berencana,
keluarga sejahtera serta penyebaraninpormasi kependudukan keluarga berencana dan
catatan sipil;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Oleh Walikota.
Pasal 18
(1) Susunan Organisasi badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil
terdiri dari :
a. Kepala Badan ;
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub. Bagian Keuangan dan sarana.

8

c. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera terdiri dari :
1. Sub. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
2. Sub. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
d. Bidang Kependudukan dan catatan sipil terdiri dari :
1. Sub. Bidang Pendataan Kependudukan;
2. Sub. Bidang Pengelolaan Administrasi catatan sipil.
e. Bidang data analisis dan pelaporan terdiri dari :
1. Sub. Bidang Perencanaan Data;
2. Sub. Bidang Analisis dan Pelaporan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Kelima
Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 19
(1) Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Kota dibidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
(2) Kantor Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala
Kantor yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 20
Kantor Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyrakat mempunyai tugas membantu
Walikota dalam penyelenggaraan Pembinaan dibidang kesatuan bangsa dan perlindungan
masyarakat yang meliputi pembinaan, perlindungan masyarakat, ketentraman dan
ketertiban umum.
Pasal 21
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 20, Kantor Kesatuan Bangsa dan
perlindungan masyarakat mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dan pemberian bimbingan, terhadap kegiatan dibidang
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat;
b. Pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dalam pembinaan dan pemeliharaan stabilitas
politik;
c.

d.

Penyelenggaraan pembaruan bangsa, demokratisasi dan pelaksanaan wawasan
kebangsaan serta pembinaan satuan-satuan perlindungan masyarakat untuk
menanggulangi bencana alam maupun serangan pisik musuh luar;
Penyelenggaraan pembinaan ketenteraman dan ketertiban;

e.

Menyiapkan bahan petunjuk teknis pengembangan kapasitas personil yang
meliputi penyusunan rencana kebutuhan personil, pendidikan dan pelatihan,
kelengkapan dan peralatan kerja;

f.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugasnya.

9

Pasal 22
(1) Susunan organisasi Kantor Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga terdiri
dari :
a. Kepala Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Kebangsaan dan Demokrasi;
d. Seksi Hubungan Antar Lembaga dan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
e. Seksi Kesiapan Penanggulangan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
sebagaimana tercantum dalam lampiran V Peratuan Daerah ini.
Bagian Keenam
Kantor Kebersihan dan Pertamanan
Pasal 23
(1) Kantor Kebersihan dan Pertamanan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota
dibidang Kebersihan dan Pertamanan.
(2) Kantor Kebersihan dan Pertamanan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
Kota.
Pasal 24
Kantor Kebersihan dan Pertamanan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kewenangan daerah dibidang kebersihan dan Pertamanan.
Pasal 25
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 24, kantor kebersihan dan pertamanan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kebersihan dan Keindahan Kota;
b. Pelaksanaan pelayanan umum dibidang Kebersihan dan Keindahan Kota;
c. Pengelolaan Tata Usaha Kantor.

Pasal 26
(1) Susunan Organisasi Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan terdiri dari:
a. Kepala Kantor ;
b.
Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Kebersihan ;
d. Seksi Pertamanan ;
e. Seksi sarana Pengangkutan dan Pengelolaan Sampah;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organsiasi Kantor Kebersihan dan Pertamanan adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran VI Peraturan Daerah ini.

10

Bagian Ketujuh
Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika
Pasal 27
(1) Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Kota di bidang data elektronik.
(2) Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika dipimpin oleh
seorang Kepala Kantor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 28
Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika mempunyai tugas
membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam bidang data
elektronik yang menjadi tanggung jawabnya meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pelayanan dibidang data elektronika.
Pasal 29
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Kantor Informasi
Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dibidang data elektronika;
b. Penyusunan kebijakan operasional penerangan disalurkan melalui media
penerangan baik media cetak maupun elektronika dan media tradisional;
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan operasional
penerangan dan melakukan kerjasama dengan unsur penerangan dalam
masyarakat;
d. Menampung masalah / gejolak dan pendapat masyarakat diwilayah masingmasing dan diteruskan kepada Walikota sebagai laporan arus balik;
e. Penyusunan rencana dan program dibidang pembangunan dan pengembangan
system komunikasi elektronika;
f. Penyiapan standar dan prosedur pembangunan dan pengembangan system
informasi yang mencakup perangkat keras dn lunak serta jaringan komunikasi
dalam kerangka system informasi manajemen Pemerintah Daerah;
g. Pembangunan dan pengembangan system informasi telematika;
h. Penyiapan data base untuk pembangunan dan pengembangan system informasi
telematika;
i. Pengintegrasian sebagai system informasi / telematika;
j. Pemberian bimbingan teknis dibidang teknologi informasi serta pembangunan,
pengembangan dan pengendalian system informasi / telematika dilingkungan
Pemerintah Kota;

11

k. Pelaksanaan kerjasama teknologi informasi dalam rangka pembangunan dan
pengembangan serta pemanfaatan system informasi / telematika;
l. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
Pasal 30
(1) Susunan Organisasi Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data Elektronika
terdiri dari :
a. Kepala Kantor ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Informasi dan Komunikasi ;
d. Seksi Informatika ;
e. Seksi Telematika ;
f. Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Kantor Informasi, Komunikasi dan Pengelolaan Data
Elektronika sebagaimana tercantum dalam lampiran VII Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan
Rumah Sakit Umum Daerah
Pasal 31
(1) Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Kota di
Bidang pelayanan kesehatan.
(2) RSUD dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan Direktur yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.
Pasal 32
(1) RSUD mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan yang antara lain
meliputi:
a. Peningkatan / Promosi Kesehatan
b. Pencegahan
c. Penyembuhan
d. Rehabilitasi
e. Pelayanan Rujukan
(2) RSUD berkewajiban melaksanakan pengendalian mutu pelayanan sesuai dengan
standar akreditasi Rumah Sakit yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan.
Pasal 33
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 32
Peraturan Daerah ini, RSUD mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggara Promosi Kesehatan.
b. Penyelenggara layanan Medis.
c. Penyelenggara Pelayanan Penunjang Medis dan Non – Medis.
d. Penyelenggara Rehabilitasi.

12

e.
f.
g.
h.
i.

Penyelenggara Pelayanan Rujukan.
Penyelenggara Pelayanan Asuhan Keperawatan.
Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan.
Penyelenggara Penelitian dan Pengembangan.
Penyelenggaraan Adminitrasi Umum dan Keuangan.
Pasal 34

(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri dari :
a. Direktur.;
b. Kasubbag Tata Usaha;
c. Seksi Keperawatan;
d. Seksi Pelayanan Medis;
e. Seksi Perencanaan dan Pengembangan.
f. Kelompok Jabtan Fungsional.
1.

Kelompok I :
a. Staf Medis Fungsional terdiri dari :
1) Instalasi Rawat Jalan ;
2) Instalasi Rawat Inap;
3) Instalasi Rawat Darurat;
4) Intalasi Bedah Central;
5) Instalasi Rawat Intensif ;
6) Instalasi Rehabilitasi Medis;
b.
1)
2)
3)
4)
6)
6)
7)
g.
h.
i.
j.

Staf Non Medis Fungsional terdiri dari :
Instalasi Patologi Klinik;
Instalasi Laboratorium Klinik;
Instalasi Radiologi;
Instalasi Gizi;
Instalasi Farmasi dan Strilisasi Central;
Instalasi kamar Jenazah;
Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS);

Komite Medis dan Staf Medis Fungsional;
Komite Keperawatan;
Dewan Penyantun;
Satuan Pengawas Intern;

(2). Bagan susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana tercantum
dalam lampiran VIII Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan
Jabatan Fungsional
Pasal 35
(1)

Dilingkungan Lembaga Teknis Daerah ditempatkan Pegawai Negeri Sipil
dalam Jabatan Fungsional sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

(2)

Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi Perangkat Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

13

Bagian Kesepuluh
Tata Kerja
Pasal 36
(1)

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan Pimpinan Satuan
Organisasi serta Kelompok Tenaga Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik intern maupun antar unit organisasi lainya dengan
bidang tugasnya masing-masing.

(2)

Setiap Pimpinan Satuan organisasi dalam lingkungan Perangkat Daerah
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahanyan masing-masing,
memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas-tugas bawahanya serat
melaksanakan Pengawasan melekat.

(3)

Setiap Pimpinan satuan Organisasi wajib mengikuti, mematuhi petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.

(4)

Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Satuan Organisasi dari
bawahanya, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan
lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahanya.

(5)

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan tembusan laporan wajib
disampaikan kepada satuan organisasi lain dilingkungan Pemerintah Kota yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.

(6)

Dalam melaksanakan tugasnya setiap Pimpinan satuan Oraganisasi dibantu
oleh kepala Satuan Organisasi bawahanya dan dalam rangka pembinaan kepada
bawahanya wajib mengadakan rapat berkala.

Bagian Kesebelas
Kepegawaian
Pasal 37
Segala hal yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan Kepegawaian
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 38
(1)

Kepala Badan, Sekretaris Badan, Kepala Bidang dan Kepala Kantor pada
Lembaga Teknis Daerah.

(2)

Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang, Kepala Seksi pada Lembaga
Teknis Daerah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas
pelimpahan kewenangan dari Kepala Daerah.

(3)

Kepala Urusan, Kepala Sub Seksi dan ketua kelompok Staf Medis
Fungsional dan Rumah sakit Umum Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah atas usul Sekretaris Daerah.

14

(4)

Kepala Instalasi dan Satuan Pengawas Intern diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur.
BAB IV

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 40
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan .
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan Penempatanya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.

Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 19 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH

HASBULLAH KEMIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 43 SERI D