INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI REFLECTION THINKING, REINFORCEMENT & HABITUATION (R2H) BERBASIS NILAI-NILAI KONSERVASI DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN PKn SEKOLAH DASAR | Tri Widodo | 11090 23290 1 SM

508

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI
REFLECTION THINKING, REINFORCEMENT & HABITUATION (R2H)
BERBASIS NILAI-NILAI KONSERVASI DALAM MATA KULIAH
PENGEMBANGAN PKn SEKOLAH DASAR1
Oleh :
Susilo Tri Widodo, Harmanto & Fitria Dwi Prasetyaningtyas2
Alamat Email : susilotriwidodo@mail.unnes.ac.id
ABSTRACT
This research aimed to produce the learning model innovation by
developing R2H learning strategies based on conservation values in the Civic
Education Development for Elementary School course. The research method
employed was education research with development approach (R&D).This
research was taken place in Elementary School Teacher Education Department of
Education Faculty, Semarang State University. The subject of research consisted of
students and corresponding lecturers.
The result of research obtained by the author was the preliminary study by
mapping competency and indicator in the Elementary School Civic Education

Development Course, and then designing a product in the form of course learning
plan according to the research purpose through reflection thinking, reinforcement
& habituation (r2h) based on conservation values that in turn could be used or
trialed with the treatment class. Before the trial, the design of learning model
product was consulted with the expert validator. Validator gave input related the
equilibrium in developing the strategy used and confirmed that the model
designed could be trialed, and then the author trialed it with the treatment class
using one group pretest posttest design. The result of pretest and posttest showed
that there was an increased in the learning achievement from 45.88% to 88.95%,
when calculated using N-Gain formula, the score of 0.79 was obtained meaning
that the increase belonged to high category, while the questionnaire of model
innovation effectiveness showed that there was an increase in learning
effectiveness before and after using the learning model innovation from 53.29% to
89.31%. Considering the result of research, it could be concluded that the learning
model innovation was effective to be developed in the Civic Education
Development for Elementary School course learning.
Keywords: Innovation, Learning Model, Conservation Values

1
2


Artikel Penelitian
Program Studi PGSD FIP UNNES Semarang

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
PENDAHULUAN
Negara Indonesia sebagai
negara yang meletakkan prioritas
pendidikan sebagai salah satu tujuan
nasionalnya. Hal tersebut, eksplisit
dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 secara jelas yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Konsepsi yang telah digagas oleh
para founding fathers tersebut
menjadi dasar kuat bagi bangsa ini
untuk selalu memperbaiki sistem
pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dan
perkembangan

yang
ada
dimasyarakat. Selain itu, dalam Pasal
31 ayat 1 UUD 1945, disebutkan
secara jelas bagi warga negara
Indonesia tentang jaminan hak
pendidikan bagi seluruh warga
negara Indonesia, secara eksplisit
tertulis sebagai berikut :
Setiap
warga negara berhak mendapat
pengajaran menjadi bukti sekaligus
kewajiban
bagi
negara
atau
pemerintah untuk memenuhi hak atas
pendidikan bagi warganya . Dalam
konteks pasal 31 ayat 1, setiap warga
negara mengandung pengertian

sebagai keseluruhan masyarakat
tanpa membedakan latar belakang
sosial, budaya, serta ekonominya.
Artinya
semua
warga
negara
Indonesia tak terkecuali, memiliki
hak untuk menuntut kepada negara
terhadap pemenuhan kebutuhan
pendidikan.
Pendidikan
yang
dikembangkan tidak akan lepas
dengan
adanya
pengembangan

509


kurikulum yang menjadi jantungnya
pendidikan.
Kurikulum
dikembangkan
berdasarkan
kebutuhan
dan
tuntutan
perkembangan
dalam
dunia
pendidikan. Kurikulum Pendidikan
Tinggi berkembang didasarkan pada
Perpres No. 8 tahun 2012 tentang
Kerangka
Kualifikasi
Nasional
Indonesia (KKNI), Permendikbud No.
73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka

Kualifikasi
Nasional
Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan
Tinggi, Permendikbud No. 49 tahun
2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Tinggi
(SNPT)
diperbaharui Permenristekdikti No.
44 tahun 2015, dan Permendikbud
No. 154 tahun 2014 (Rumpun Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dan
Gelar Lulusan Perguruan Tinggi).
Berdasarkan
hal
itu,
maka
Universitas
Negeri
Semarang

melakukan rekonstruksi kurikulum
di tahun 2015 berdasarkan peraturan
tersebut dan disesuaikan dengan
karkateristik
UNNES
yang
mengembangankan
nilai-nilai
konservasi.
Implementasi
kurikulum
UNNES 2015 tersebut tidak lepas
dengan
implementasi
aktivitas
akademik berupa pembelajaran atau
perkuliahan
yang
dilaksanakan.
Pembelajaran merupakan suatu hal

penting di dalam dunia pendidikan.
Kegiatan
pembelajaran
selalu
berhubungan dengan konsep belajar.
Menurut Gagne (1984) dalam

510

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

Martinis Yamin ( 2008 : 122),
menyebutkan Belajar sebagai suatu
proses dimana organisme berubah
perilakunya
diakibatkan
pengalaman . Hal itu dapat dimaknai
bahwa belajar itu merupakan bagian
dari sebuah pembelajaran. Menurut
Rigeluth (1983) dalam Eveline

Siregar dan Hartini Nara (2014 : 43).
Teori pembelajaran ada dua yaitu
teori preskriptif dan deskriptif, teori
preskriptif adalah goal oriented
sedangkan teori deskriptif adalah
goal free. Hal tersebut dimaksudkan
bahwa teori pembelajaran preskriptif
berorientasi
mencapai
tujuan,
sedangkan
teori
pembelajaran
deskriptif
dimaksudkan
untuk
memberikan
hasil.
Kegiatan
pembelajaran

yang
seharusnya
adalah pembelajaran yang efektif dan
efisien, agar segala tujuan yang
diharapkan dapat tercapai sehingga
memberikan hasil yang diharapkan.
Implikasi dengan kurikulum UNNES
2015
tersebut
maka
akan
berpengaruh terhadap beberapa
komponen pengembangan proses
pembelajaran antara lain pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran maupun teknik
pembelajarannya. Rangkaian dari
pendekatan, strategi, metode, dan
teknik tersebut menjadi suatu bentuk
yang dimaknai sebagai model

pembelajaran.
Inovasi model pembelajaran
sangat diperlukan dengan tujuan
untuk menghasilkan pembelajaran

yang efektif dan efisien. Fakta yang
ada di lapangan menunjukkan bahwa
masih banyak muncul berbagai
masalah-masalah pembelajaran yang
terjadi. Permasalahan pembelajaran
tersebut menurut hemat peneliti
teliti
terjadi
karena
adanya
kelemahan dalam mengembangkan
inovasi dalam komponen-komponen
pembelajaran. Hal tersebut perlu
menjadi perhatian oleh semua
pendidikan
agar
tidak
lupa
berinovasi agar pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang ingin dicapai
dan memberikan keberhasilan dalam
pencapaian
kompetensi
yang
diharapkan.
Peneliti sebagai pendidik di
perguruan tinggi mencoba untuk
mengembangkan
inovasi
model
pembelajaran dengan menekankan
pada pendekatan dan strategi yang
sesuai dengan kurikulum UNNES
2015 dan nilai-nilai konservasi.
Menurut Sri Anitah (2015: 45),
menyebutkan
bahwa
model
pembelajaran merupakan suatu
kerangka berpikir yang dipakai
sebagai
panduan
untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Konsep
tersebut sejalan dengan pendapat
Dick& Carey (2005 : 15) menunjukan
bahwa dalam model pembelajaran
terdapat pendekatan pembelajaran
yaitu suatu cara pandang terhadap
sesuatu , strategi pembelajaran yaitu
perpaduan dari urutan kegiatan dan
cara
pengorganisasian
materi

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
pelajaran, peserta didik, peralatan,
bahan serta waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
dan
metode
pembelajaran yaitu cara yang
digunakan
untuk
penyampaian
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas
peneliti merancang sebuah penelitian
pengembangan dengan melakukan
inovasi model pembelajaran melalui
pengembangan strategi Reflection
Thinking,
Reinforcement
&
Habituation (R2H) berbasis NilaiNilai Konservasi dalam Mata Kuliah
Pengembangan PKn Sekolah Dasar.
Hal
tersebut,
sejalan
dengan
pengembangan UNNES di tahun 2016
sebagai tahun akselerasi inovasi.
Rancangan penelitian ini
juga
mendukung rencana strategis UNNES
2015-2019 untuk topik penelitian
inovasi pembelajaran yang termasuk
dalam bidang inovasi pendidikan
berkualitas dan berkarakter.
TINJAUAN PUSTAKA
Inovasi Model Pembelajaran
Inovasi menurut John Clark
dan Ken Guy (1997 : 2) berasal dari
bahasa
inggris innovation
dapat
diartikan sebagai proses dan/atau
hasil pengembangan pemanfaatan/
mobilisasi pengetahuan,keterampilan
(termasuk keterampilan teknologis)
dan pengalaman untuk menciptakan
atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau

511

system yang baru, yang memberikan
nilai yang berarti atau secara
signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa inovasi dapat diartikan
sebagai
pembaharuan
terhadap
produk yang sudah ada atau
menciptakan produk baru yang
belum dikembangkan.
Model
pembelajaran
menurut
Mel
Silberman (2002 :17) diartikan
sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan
pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Model
pembelajaran
mencakup pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran. Saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai
macam model pembelajaran, dari
yang sederhana sampai model yang
agak kompleks dan rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam
penerapannya.
Inovasi
model
pembelajaran dalam penelitian ini
dapat dimaknai sebagai sebuah
proses
pembaharuan
model
pembelajaran yang di dalamnya
mengembangkan
pendekatan,
strategi,
metode
dan
teknik
pembelajaran.
Strategi
Reflection
Thinking,
Reinforcement, dan Habituation
(R2H)
Menurut Joni ( 2015 : 6)
strategi pembelajaran merupakan
kiat di dalam memnafaatkan segala
sumber yang dimiliki yang dapat
dikerahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut
Dimyati dan Soedjono (1996 : 20)

512

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

mengemukakan
bahwa
strategi
pembelajaran
adalah
kegiatan
pendidik untuk memikirkan dan
mengupayakan
terjadinya
konsistensi
aspek-aspek
dari
pembentukan sistem pembelajaran.
Strategi pembelajaran secara umum
memiliki makna sebagai sarana
untuk mecapai tujuan pembelajaran.
Strategi
pembelajaran
reflection
thinking
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
mengutamakan kemmapuan untuk
berfikir reflektif dengan kemampun
untuk mengidentifikasi, menganalisis,
mencari alternatif, dan menentukan
alternatif pemecahan masalah sampai
dengan
uji
solusi
pemecahan
masalah.
Strategi
pembelajaran
reinforcement
yaitu
strategi
pembelajaran yang lebih menitik
beratkan
dalam
memberikan
penguatan baik bersifat inisiatif,
tugas, apresiasi, maupun hadiah atau
penghargaan. Strategi pembelajaran
habituation
merupakan
strategi
pembelajaran yang menekankan pola
kebiasaan
baik
dalam
proses
pembelajaran terkait waktu, pakaian,
bahasa, sikap, perilaku, pola hidup,
efisiensi.
Nilai-Nilai Konservasi
Universitas Negeri Semarang
menyelenggarakan pendidikan tinggi,
bertanggung jawab secara vertikal
kepada Kementerian Pendidikan
Nasional dalam hal ini Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.Dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi

Unnes menyelenggarakan berbagai
jenjang pendidikan dari Diploma,
Strata 1, Strata 2 dan program
Doktoral di berbagai disiplin ilmu.
Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya Unnes merumuskan Visi
atas dasar empat komitmen kuat
seluruh
sivitas
akademika
Unnes.Empat komitmen tersebut
adalah: (1) Komitmen Konservasi, (2)
Komitmen
untuk
membangun
organisasi yang sehat, (3) Komitmen
untuk mencapai keunggulan dalam
era kompetisi global yang semakin
kuat, dan (4) Komitmen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi
seluruh sivitas akademika, alumni,
masyarakat, bangsa dan negara,
dengan berbasis pada kinerja layanan
publik yang prima. Delapan Nilai
Konservasi
UNNES
yang
dikembangkan sebagai berikut : 1)
Inspiratif : memiliki ide atau gagasan
untuk bertindak melakukan sesuatu
yang secara sengaja maupun tidak
sengaja datang ke otak kita tanpa
mengenal tempat, waktu, kondisi
apapun; 2) Humanis : sikap sesorang
yang
menghargai
orang
lain,
mengharapkan dan memperjuangkan
terwujudnya pergaulan hidup yang
lebih
baik
berdasarkan
asas
kemanusiaan; 3) Peduli : kemampuan
mengindahkan,
memperhatikan,
menghiraukan. Peduli lingkungan
hidup, peduli sosial; 4) Inovatif :
Kemampuan
mendayagunakan
pemikiran,imajinasi, stimulan, dan
lingkungan dalam produk baru

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
(bersifat pembaharuan); 5) Sportif :
Bersifat kesatria, bersikap adil
terhadap lawan, bersedia mengakui
leunggulan, kekuatan, kebenaran,
kekalahan, kelemahan, kesalahan
sendiri; 6) Kreatif : kemampuan
berfikir atau bertindak untuk
menyelesaikan
masalah
secara
cerdas dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang dimiliki; 7) Jujur :
Perilaku yang di dasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan; 8) Adil : perbuatan yang
tidak berpihak, berpihak pada yang
benar
Mata
Kuliah
Pengembangan
Pendidikan
Kewarganegaraan
Sekolah Dasar
Mata Kuliah Pengembangan
Pendidikan
Kewarganegaraan
Sekolah Dasar merupakan satu mata
kuliah penting bagi mahasiswa PGSD.
Mata Kuliah ini memiliki capaian
pembelajaran lulusan
sebagai
berikut :
Capaian Pembelajaran Sikap :
Menjadi insan manusia yang memiliki
mental
dan
karakter
dalam
mengembangkan pembelajaran PKn
berbasis nilai-nilai kewarganegaran;
Menjadi insan manusia yang mampu
mengembangkan
nilai-nilai
konservasi dalam kehidupan kampus
maupun lingkungan masyarakat;
Menjadi
insan
manusia
yang
profesional, berkarakter mulia, dan

513

berwawasan konservasi sehingga
mampu bersaing di era globalisasi
Capaian
Pembelajaran
Pengetahuan :
Memiliki pengetahuan tentang teori
dalam merancang pembelajaran PKn
SD yang berkualitas; Memiliki
pengetahuan tentang merancang
pembelajaran PKn SD yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan
dalam dunia pendidikan; Memiliki
pengetahuan tentang praktek dalam
mengembangkan pembelajaran PKn
di SD sesuai perkembangan dunia
pendidikan
Capaian
Pembelajaran
Keterampilan Umum :
Memiliki
kemampuan
dalam
memahami,
merancang,
dan
mempraktekkan pembelajaran PKn
SD yang berkualitas berbasis dengan
nilai-nilai kewarganegaraan dan
nilai-nilai konservasi.
Capaian
Pembelajaran
Keterampilan Khusus :
Memiliki
kemampuan
dalam
menghadapi
perkembangan
pendidikan yang bersifat dinamis
dalam
upaya
mencerdaskan
kehidupan bangsa
Sedangkan untuk capian
pembelajaran mata kuliah sebagai
berikut :
Capaian Pembelajaran Sikap :
Memiliki sikap dan karakter yang
mampu membelajarkan PKn SD
sesuai nilai-nilai kewarganegaraan
dan nilai-nilai konservasi

514

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

Capaian
Pembelajaran
Pengetahuan :
Memiliki pengetahuan tentang teori
dalam
mengembangkan
pembelajaran PKn SD
Capaian
Pembelajaran
Keterampilan Umum:
Memiliki kemampuan memahami,
merancang, dan mengembangkan
pembelajaran PKn SD
Capaian
Pembelajaran
Keterampilan Khusus :
Mampu
menimplementasikan
kemampuan dalam menghadapi
tantangan dan tuntutan pendidikan
yang selalu dinamis sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
Sedangkan deskripsi mata
kuliah sebagai berikut : Matakuliah
ini meliputi subtansi kajian teori dan
praktek sebagai berikut : Hakikat PKn
dan Pembelajaran PKn ; Pendekatan,
strategi, metode dan media dalam
pembelajaran
PKn SD; Teknik
penilaian dalam pembelajaran PKn
SD;
Pengembangan
model
pembelajaran
serta
analisis
kurikulum PKn SD kelas 1, 2, 3;
Pengembangan model pembelajaran
Potensi dan
masalah

Model
Final

Pengumpulan
data

Revisi Model

serta analisis kurikulum PKn SD kelas
4, 5, 6; Penyusunan silabus dalam
pembelajaran PKn SD; Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dalam Pembelajaran PKn SD; Praktek
Microteaching Pengembangan PKn
SD. Dalam pembelajaran mata kuliah
ini akan dikembangkan inovasi model
pembelajaran.
Inovasi
model
pembelajaran
dirancang
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
yang
berorientasi
pada
hasil
pembelajaran
dan
pencapaian
kompetensi mahasiswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian
pendidikan
dengan
pendekatan
pengembangan
(Research and Development/R&D).
Penelitian
Research
and
Development merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan
menguji kefektifan produk teresbut.
(Sugiyono, 2015 : 407). Tahap dalam
penelitian digambarkan dalam skema
berikut:
:
Desain model

Uji Coba
Model

Validasi
Desain

Revisi Model

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
Penelitian ini dilaksanakan di
Semarang, khususnya pada jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas
Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Negeri
Semarang.
Penelitian pengembangan dirancang
melalui studi pendahuluan dengan
pendekatan
deskriptif
kualitatif
melalui pemetaan kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
dalam rangka akselerasi inovasi,
kemudian
dilanjutkan
tahap
pengembangan yang dimulai dengan
perancangan
inovasi
model
pembelajaran, validasi desain, serta
perbaikan desain, dilanjutkan dengan
uji coba model dengan menerapkan
metode eksperimen, dilanjutan revisi
model, dilanjutkan pengembangan
model final. Teknik pengumpulan
data digunakan, pada saat studi
pendahuluan
menggunakan
observasi dan studi dokumen, kedua
teknik ini digunakan untuk melihat
potensi dan masalah yang ada,
kemudian
pada
saat
studi
pengembangan menggunakan desain
model, kemudian pada saat uji coba
terbatas menggunakan rancangan
teknis model dan angket yang
digunakan untuk mengetahui dan
mengukur
keberhasilan
model.
Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis model
berjenjang.Teknik
analisis
ini
dilakukan untuk menghasilkan model
final yang sesuai dengan target yang
direncanakan.

515

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan
oleh tim melalui berbagai tahap
sesuai dengan rancangan metode
penelitian yang digunakan. Penelitian
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
menjawab permasalahan yang telah
ditemukan oleh peneliti di lapangan.
Permasalahan
tersebut
terkait
dengan pembelajaran yang ada di
perguruan tinggi. Fenomena yang ada
dilapangan
menunjukan
bahwa
sebenarnya permasalahan yang ada
sangat banyak ,akan tetapi dalam
penelitian
ini
peneliti
lebih
memfokuskan pada penyelesaian
masalah tertentu yaitu terkait dengan
peningkatan kualitas pembelajaran
melalui pengembangan inovasi model
pembelajaran. Hasil penelitian yang
telah diperoleh diuraikan secara
lebih mendalam melalui berbagai
analisis data, yang kami sajikan
sebagai berikut :
1. Analisis
Data
Studi
Pendahuluan
Peneliti telah melakukan studi
pendahuluan terlebih dahulu sebagai
awal proses untuk menggali data di
lapangan. Studi pendahuluan ini
dilakukan
untuk
mendapatkan
berbagai data dan fakta yang dapat
digunakan
untuk
mendukung
penelitian
yang
dilakukan.
Berdasarkan tujuan penelitian maka
peneliti mencoba untuk melihat
berbagai hal baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas terkait dengan

516

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

masalah penelitian. Tim peneliti telah
Prosentase 60-80 = Cukup Layak
melakukan
studi
pendahuluan
dikembangkan
dengan
melakukan
pemetaan
Prosentase < 60 = Belum Layak
terhadap
standar
kompetensi,
dikembangkan
kompetensi dasar, dan indikator
Berdasarkan data tersebut
dalam mata kuliah Pengembangan
menunjukan
bahwa
secara
PKn SD dan kemudian sebagai dasar
kesuluruhan
rancangan
model
untuk merancang inovasi model
pembelajaran
layak
untuk
pembelajaran
yang
akan
dikembangkan,
akan
tetapi
dikembangkan.
berdasarkan saran-saran
seacara
2. Uji Kelayakan Inovasi Model
deskriptif
dari
validator
ada
Uji kelayakan inovasi model
beberapa hal yang perlu untuk
ini dilakukan oleh validator yang
diperbaiki
terutama
dalam
telah peneliti pilih. Validator ini
menyeimbangkan ketiga strategi
berdasarkan kriteria yang sesusi
dalam model pembelajaran yang
dengan
kebutuhan
penelitian.
dirancang.
Hal tersebut telah
Validator ini seorang pakar atau
diperbaiki
oleh
peneliti
dan
setidaknya
yang
memiliki
rancangan siap untuk diujikan.
kompetensi lebih dalam bidang yang
3. Analisis Data Pretest dan
menjadi kajian dalam penelitian ini.
Posttest
Ada dua orang validator dalama
Untuk memperoleh data yang
penelitian yang berasa dari internal
lebih kuat dalam rangka menguji
dan eksternal. Adanya validator ini
inovasi model pembelajaran yang
dengan tujuan untuk mendapatkan
dikembangkan
maka
peneliti
penilaian dari pakar atau orang yang
melakukan eksperimen terhadap
ahli di bidangnya untuk melihat
produk yang dirancang. Eksperimen
kelayakan produk atau model yang
yang dilakukan dengan pola one
ingin dikembangkan.
group pretest posttest design. Adapun
Adapun data uji kelayakan
subyek yang diuji sejumlah 38 orang
yang telah di dapat dari validator
yaitu mahasiswa yang mengambil
menunjukkan
rata-rata
dari
mata kuliah Pengembangan PKn SD.
keseluruhan
indikator
memiliki
Soal pretest dan posttest sejumlah 30
prosentase 90. Jika dilihat dari
soal dengan kriteria sebagai berikut :
kategorinya sebagai berikut :
Prosentase 81-100 =
Layak
dikembangkan
Tabel 1. Kriteria Soal Pretest dan Posttest
Kriteria
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah
8 soal
15 soal
7 soal
(1, 2, 6, 7, 10, 12, (3, 4, 5,8, 9, 11, (24,25, 26, 27,

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
20, 21

517

13, 14, 15, 16, 17, 28, 29, 30)
18, 19, 22, 23)

Adapun tabel perbandingan dari hasil pretest dan post test dapat dilihat
berikut :
Tabel 2. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest
No.
Indikator
Pretest
Posttest
1.
Jumlah Mahasiswa
38
38
2.
Rata-rata nilai
45,88
88,95
3.
Nilai Tertinggi
60
100
4.
Nilai Terendah
26,67
80
Jika dihitung dengan rumus
N-gain maka dapat diketahui
N-Gain= 88,95 - 45,88
peningkatannya sebagai berikut :
100 - 45,88
N-Gain = 43,07
N-Gain = Skor Posttest- Skor Pretest
SMI- Skor Pretest
54,12
N-Gain = 0,79
Tabel kriteria N-Gain dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3. Kriteria Nilai N-Gain
Batasan
Kategori
-1,00 g < 0,00
Terjadi Penurunan
g = 0,00
Tetap
0,00 < g < 0,30
Rendah
0,30 g < 0,70
Sedang
0,70 g 1,00
Tinggi
Jika hasil perhitungan N-gain
yang di lihat dengan kategori N-Gain
maka peningkatan hasil belajar
melalui pretest dan posttest dalam
kategori tinggi.
4. Analisis Data Angket Kefektifan
Inovasi Model Pembelajaran
Angket yang digunakan dalam
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
keefektifan
inovasi
model pembelajaran yang digunakan.
Ada 4 indikator yang menjadi tolak
ukur untuk menentukan kefektifan
tersebut antara lain : pendekatan
pembelajaran yang dikembangkan,

strategi
pembelajaran
yang
digunakan,
metode-metode
pembelajaran yang digunakan, dan
teknik pembelajaran yang dipakai.
Berdasarkan hasil angket
yang telah di olah menunjukkan
terdapat peningkatan dari keempat
indikator tersebut sebelum dan
sesudah menggunakan inovasi model
pembelajaran. Adapun rekap dari
data angket dapat diketahui bahwa
terjadi
peningkatan
kefeektifan
penggunaan
inovasi
model
pembelajaran yang dikembangkan.
Peningkatan tersebut dari 53,29%

518

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

menjadi 89,31% sehingga secara
sederhana dapat dilihat meningkat
36,02 %.
PEMBAHASAN
Pengembangan inovasi model
pembelajaran merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan
untuk
memperbaiki
kualitas
pembelajaran yang dikembangkan
oleh setiap pendidik. Sebuah inovasi
model pembelajaran tidak lepas
dengan adanya perencanaan yang
matang dari proses awal sampai
dengan akhir pembelajaran. Mel
Silberman (2002 :17) mengartikan
model
pembelajaran
sebagai
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan
pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran yang
dikembangkan
hendaknya
memberikan kontribusi yang lebih
bagi peningkatan dan kualitas proses
maupun hasil dari pembelajaran.
Penelitian ini sebagai tindak
lanjut
dalam
mengembangkan
sebuah model pembelajaran di
perguruan tinggi. Pengembangan
model pembelajaran yang telah
dilaksanakan oleh peneliti yaitu
dengan melihat berbagai indikatorindikator yang terkait dalam model
pembelajaran dan keilmuan yang
dikembangkan. Pembelajaran di
perguruan tinggi merupakan salah
satu bentuk pembelajaran yang
dikembangkan untuk orang dewasa
atau
sering
disebut
dengan

pendidikan andragogi. Pola yang di
kembangkan juga mengacu kepada
kurikulum yang dikembangkan di
pendidikan tinggi. Ketika kita melihat
perkembangan
yang
ada
di
pendidikan tinggi, kurikulum yang
dikembangkan pada saat sekarang ini
adalah berbasis KKNI(Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia) dan
SNPT (Standar Nasional Pendidikan
Tinggi).
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
(KKNI)
merupakan
kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi
yang
dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka
pemberian
pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai
sektor. (Perpres No. 8 Tahun 2012)
Kerangka
Kualifikasi
Nasional
Indonesia (KKNI) bidang pendidikan
tinggi
merupakan
kerangka
penjenjangan kualifikasi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan
capaian
pembelajaran dari jalur pendidikan
nonformal, pendidikan informal,
dan/atau pengalaman kerja ke dalam
jenis dan jenjang pendidikan tinggi.
(Permendikbud No. 73 tahun 2013).
Hal tersebut, menjadi dasar dalam
pengembangan
kurikulum
di
pendidikan tinggi.
Konsekuensi logis dari adanya
KKNI dan SNPT tersebut maka

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
kurikulum di pendidikan tinggi
dikembangkan sejalan dengan hal
tersebut. Pengembangan kurikulum
di perguruan tinggi UNNES dilakukan
berdasarkan KKNI dan SNPT dengan
bercirikan konservasi yang menjadi
kekhasan
Universitas
tersebut.
Pengembangan kurikulum tersebut
akan berpengaruh dalam proses
pembelajaran yang dikembangkan
pada
setiap
Program
Studi.
Pembelajaran yang dilakukan tidak
lepas dengan pendekatan, strategi,
metode,
dan
teknik
yang
dikembangkan.
Kemasan
pembelajaran yang dikembangkan
tersebut juga tidak lepas dengan ciri
konservasi.
Pendekatan
pembelajaran
yang di gunakan secara umum ada
dua yaitu teacher center aprorach
(Pembelajaran
berpusat
pada
guru/pendidik) dan student center
aprorach (Pembelajaran berpusat
pada
siswa/peserta
didik).
Pendekatan
tersebut
akan
berpengaruh
kepada
proses
pembelajaran
yang
dilakukan.
Pendekatan
yang
bercirikan
konservasi memiliki karakteristik
lebih bersifat student center aprorach
sehingga
pembelajaran
yang
dilakukan
lebih
megutamakan
keaktifan peserta didiknya. Selain itu,

519

ada pendekatan lain yang di sarankan
untuk
dikembangkan
yaitu
pendekatan transformative learning.
Pendekatan ini mendorong peserta
didik untuk berpikir kritis dan
kreatif, melakukan refleksi atau
memahami
makna
(meaning)
terhadap apa yang dipelajarai,
memiliki planning of course of action.
Pendekatan
pembelajaran
tersebut akan berpengaruh terhadap
strategi pembelajaran yang akan
dikembangkan. Penelitian yang di
dapat menunjukkan bahwa inovasi
model
pembelajaran
yang
dikembangkan
melalui
strategi
Reflection Thinking, Reinforcement &
Habituation
(R2H)
memberikan
dukungan
kepada
penguatan
pendekatan
pembelajaran
yang
bersifat student center learning dan
transformative learning. Hal tersebut,
dapat dilihat dari rancangan model
pembelajaran yang disusun dalam
bentuk rancangan tatap muka yang
telah diberikan masukan-masukan
dari validator yang sesuai dengan
bidangnya.
Adapun prosentase tanggapan
yang diberikan oleh validator
terhadap
inovasi
model
pembelajaran yang dikembangkan
oleh peneliti dapat di gambarkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :

520

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

Implementasi Pengembangan
Strategi Reflection Thinking
100
50
0

Implementasi
Pengembangan
Strategi Reflection
Thinking

Gambar 2. Implementasi Pengembangan Strategi Reflection Thinking
Indikator 4= Mendorong mahasiswa
Keterangan :
dalam
mengembangkan
ide-ide
Indikator 1 = Mendorong mahasiswa
dalam memecahkan masalah
melakukan identifikasi masalah
Indikator 5= Mendorong mahasiswa
Indikator 2 = Mendorong mahasiswa
untuk menguji solusi pemecahan
dalam melakukan pembatasan dan
masalah
perumusan masalah
Indikator 3= Mendorong mahasiswa
dalam
mencari
alternative
pemecahan masalah

Gambar 3. Implementasi Pengembangan Strategi Reinforcement
Keterangan :
Indikator 1 = Mendorong mahasiswa
untuk mengungkapkan gagasan/ide
secara bebas
Indikator 2 = Mendorong mahasiswa
untuk menyelesaikan tugas tepat
waktu

Indikator 3= Memberikan apresiasi,
hadiah, atau penghargaan kepada
mahasiswa yang memiliki ide inovatif
dan mampu menyelesaikan tugas
tepat waktu

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017

521

Gambar 4. Implementasi Pengembangan Strategi Habituation
Keterangan :
2. Konsistensi dalam melaksanakan
Indikator 1 = Pembelajaran tepat
inovasi
model
yang
waktu
dikembangkan agar lebih efektif
Indikator 2 = Pembelajaran di awali
dalam
pembelajaran
yang
dan di akhiri dengan berdoa
dilaksanakan.
Indikator 3= Pembelajaran dengan
3. Untuk membangun kebiasaan
menggunakan bahasa yang benar dan
yang
diharapkan
dalam
baik
pembelajaran maka pendidik dan
Indikator 4= Pola pembelajaran
peserta didik berkomitmen untuk
dikembangkan secara efektif dan
melaksanakannya.
efisien
Masukan tersebut sebagai
Berdasarkan
grafik
bentuk penguatan dan perbaikan
prosentase
tanggapan
validator
kelemahan terhadap inovasi model
terkait implementasi strategi R2H
pembelajaran yang dikembangkan
yang
berorientasi
nilai-nilai
oleh peneliti. Menurut John Clark dan
konservasi dalam inovasi model
Ken Guy (1997 : 2) inovasi dapat
pembelajaran yang dikembangkan
diartikan sebagai proses dan/atau
oleh peneliti menunjukkan rancangan
hasil
pengembangan
yang dikembangkan sudah layak
pemanfaatan/mobilisasi pengetahua
untuk diimplementasikan. Validator
n,
keterampilan
(termasuk
juga memberikan masukan secara
keterampilan
teknologis)
dan
deskriptif antara lain sebagai berikut:
pengalaman untuk menciptakan atau
1. Model
pembelajaran
yang
memperbaiki
produk
(barang
dikembangkan
untuk
dan/atau jasa), proses, dan/atau
implementasinya
harus
sistem yang baru, yang memberikan
memperhatikan
keseimbangan
nilai yang berarti atau secara
dalam penerapan ketiga strategi
signifikan. Pendapat tersebut sejalan
yang digunakan.
dengan proses inovasi model
pembelajaran yang dikembangkan

522

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

oleh peneliti, sehingga inovasi model
yang dikembangkan ini harapannya
dapat memberikan nilai yang berarti
bagi
peningkatan
kualitas
pembelajaran di perguruan tinggi.
Inovasi model pembelajaran
yang dikembangkan berdasarkan
hasil uji teratment melalui bentuk

eksperimen one group pretest posttest
design
menunjukan
terdapat
peningkatan hasil belajar yang
signifikan berdasarkan pretest dan
posttest.
Hal
tersebut,
jika
digambarkan dalam bentuk grafik
prosentase dapat dilihat sebagai
berikut :

Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest
jelas bahwa model pembelajaran
Berdasarkan grafik tersebut
dapat diartikan sebagai kerangka
dapat
dilihat
bahwa
terjadi
berpikir dalam pembelajaran dalam
peningkatan hasil belajar antara
rangka
mencapai
tujuan
pretest dan posttet. Peningkatan hasil
pembelajaran yang diharapkan.
belajar tersebut sebagai salah satu
Selain
itu,
model
indikator untuk melihat keberhasilan
pembelajaran yang dikembangkan
pengembangan model pembelajaran
juga mendapatkan tanggapan yang
yang dikembangkan. Menurut Sri
positif dari responden yang menjadi
Anitah (2014 : 45), model adalah
subyek penelitian. Hal ini, dapat
suatu kerangka berpikir yang dipakai
dilihat melalui prosentase tanggapan
sebagai
panduan
untuk
sebelum dan sesudah menerapkan
melaksanakan kegiatan dalam rangka
model
pembelajaran
yang
mencapai tujuan tertentu. Hal
dikembangkan. Adapun grafik terkait
tersebut apabila dikaitkan dengan
tanggapan teresebut sebagai berikut :
pembelajaran menunjukkan secara

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017

523

Gambar 6. Implementasi Pengembangan Pendekatan, Strategi, Metode,
dan Teknik Pembelajaran
Berdasarkan gambar tersebut
pembelajaran
yang
digunakan
menunjukkan prosentase tanggapan
sebagai sarana untuk menunjang
responden dari empat indikator
keberhasilan peningkatan kualitas
inovasi model pembelajaran yang
pembelajaran
yang
dilakukan.
berupa pendekatan, strategi, metode,
Menurut Arif S. Sadiman (2014: 7)
dan teknik yang diimplementasikan
sendiri menyebutkan bahwa media
sebelum dan sesudah menggunakan
adalah segala sesuatu yang dapat
model yang dikembangkan. Secara
digunakan untuk menyalurkan pesan
jelas, dari grafik tersebut terjadi
dari pengirim ke penerima sehingga
menunjukkan
progres dari tiap
dapat merangsang pikiran, perasaan,
indikator sehingga sebagai salah satu
perhatian, dan minat serta perhatian
bukti kefektifan inovasi model
siswa sedemikian rupa sehingga
pembelajaran yang dikembangkan.
proses belajar terjadi. Hal ini,
Indikator tersebut sebagai parameter
mendorong peneliti menggunakan
dalam mengukur kefekitifan model
media pembelajaran yang sesuai
pembelajaran yang dikembangkan
dengan penunjang dalam pencapaian
karena
berdasarkan
konsep
proses dan hasil pembelajaran. Media
sebelumnya
yang
menunjukkan
yang digunakan peneliti sebagai
bahwa sebuah model pembelajaran
pemdukung adalah media audio
di dalamnya memuat pendekatan,
visual yang berupa video kasuistis
strategi, metode, maupun teknik
yang terkait dengan kajian materi
pembelajaran.
yang
dipelajari.
Hal
tersebut
Untuk
mendukung
dilakukan oleh peneliti untuk
keberhasilan inovasi pengembangan
mempermudah
dalam
model pembelajaran yang dilakukan
mengembangkan strategi reflection
peneliti,
maka
dalam
thinking dan reinforcement pada diri
mengembangkan produk ini peneliti
setiap mahasiswa. Menurut Pupuh
juga
memperhatikan
media
Fathurrohman dan M Sobry Sutikno

524

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

(2010: 15) menyebutkan terdapat
prinsip
prinsip yang digunakan
dalam
pemilihan
media;
(a)
menentukan jenis media yang tepat,
yaitu sebaiknya guru memilih media
yang sesuai dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang diajarkan,
(b)
menetapkan subyek dengan tepat,
yaitu perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik,
(c) menyajikan media dengan tepat,
artinya
teknik
dan
metode
penggunaan media harus sesuai
dengan tujuan, bahan, metode, waktu
dan sarana dan (d) menempatkan
media pada waktu, tempat, dan
situasi yang tepat. Prinsip-prinsip
pemiliha media tersebut yang
peneliti pegang sehingga peneliti
memilih video kasuistis nyata sebagai
media
pendukung
dalam
pengembangan
inovasi
model
pembelajaran. Media tersebut dirasa
peneliti efektif digunakan dalam uji
treatment yang telah dilakukan oleh
tim peneliti.
Keberhasilan pengembangan
model pembelajaran juga perlu
dukungan pengggunaan media yang
efektif,
seperti
yang
telah
dikembangkan peneliti sebelumnya
terkait pemanfaatan aplikasi mind
map sebagai salah satu media
inovatif.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa media yang
inovatif yang dirancang dengan tepat
akan memberikan kontribusi dalam
pembelajaran
dan
mendorong

ketercapaian tujuan pembelajaran.
(Susilo Tri Widodo dkk, 2016 : 230).
Selain itu hasil peneltitain lain
Turyati
dkk
(2016:
260)
menunjukkan bahwa media video
edukasi
dapat
mendorong
peningkatan hasil belajar PKn,. Hal
tersebut juga menjadi pendukung
bagi peneliti untuk menggunakan
media video sebagai dukungan dalam
model
pembelajaran
yang
dikembangkan.
Untuk
mendukung
pengembangan
inovasi
model
tersebut
peneliti
juga
mengembangkan aktivitas-aktivitas
yang
menguatkan
strategi
habituation antara lain : berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran,
memberikan kesempatan kepada
setiap mahasiswa mengemukaan
gagasan/ide/pendapat, tepat waktu
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran,
membiasakan
memperhatikan kedisiplinan dalam
aktivitas pembelajaran. Habituation
merupakan pola kebiasaan baik
dalam proses pembelajaran terkait
waktu, pakaian, bahasa, sikap,
perilaku, pola hidup, efisiensi.
Berbagai
tindakan
tersebut
merupakan bagian dari teknik
pembelajaran yang dikembangkan
sebagai inovasi model pembelajaran
yang diaplikasikan.
Inovasi Model Pembelajaran
yang
dikembangkan
selain
berorientasi
dengan
strategi
reflection thinking, reinforcement, dan

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
habituation
(R2H)
juga
memperhatikan nilai-nilai konservasi
yang dikembangkan di UNNES. NilaiNilai konservasi yang dikembangkan
dapat dilihat dalm berbagai aktivitas
impelementasi model pembelajaran
yang
dilakukan.
Identifikasi
penerapan 8 nilai konservasi dalam
rancangan
pembelajaran
yang
dikembangkan sebagai berikut : 1)
Inspiratif : memiliki ide atau gagasan
untuk bertindak melakukan sesuatu
yang secara sengaja maupun tidak
sengaja datang ke otak kita tanpa
mengenal tempat, waktu, kondisi
apapun. Implementasinya : Dalam
kegiatan pembelajaran pada saat
motivasi, apersepsi, dan berdiskusi.
2) Humanis : sikap sesorang yang
menghargai
orang
lain,
mengharapkan dan memperjuangkan
terwujudnya pergaulan hidup yang
lebih
baik
berdasarkan
asas
kemanusiaan. Implementasinya :
Dalam kegiatan pembelajaran pada
saat
mengawali
pembelajaran,
mengakhiri pembelajaran. 3) Peduli :
kemampuan
mengindahkan,
memperhatikan,
menghiraukan.
Peduli lingkungan hidup, peduli
sosial. Implementasinya : Dalam
kegiatan pembelajaran pada saat
diskusi kelompok; 4) Inovatif :
Kemampuan
mendayagunakan
pemikiran,imajinasi, stimulan, dan
lingkungan dalam produk baru
(bersifat pembaharuan). 5) Sportif :
Bersifat kesatria, bersikap adil
terhadap lawan, bersedia mengakui

525

leunggulan, kekuatan, kebenaran,
kekalahan, kelemahan, kesalahan
sendiri. Implementasinya : Dalam
kegiatan pembelajaran pada saat
pretest, presentasi, dan posttest. 6)
Kreatif : kemampuan berfikir atau
bertindak
untuk
menyelesaikan
masalah
secara
cerdas
dan
melakukan
sesuatu
untuk
menghasilkan cara atau hasil baru
dari
sesuatu
yang
dimiliki.
Implementasinya : Dalam kegiatan
pembelajaran pada saat motivasi,
apersepsi, diskusi, pretest, posttest,
mengisi angket. 7) Jujur : Perilaku
yang di dasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan.
Implementasinya : Dalam kegiatan
pembelajaran pada saat presentasi,
pretest, posttest, mengisi angket
penelitian. 8) Adil : perbuatan yang
tidak berpihak, berpihak pada yang
benar. Implementasinya : Dalam
kegiatan pembelajaran pada saat
presensi kehadiran, proses diskusi
PENUTUP
Inovasi model pembelajaran
dengan
pengembangan
strategi
reflection thinking, reinforcement, dan
habituation yang berbasis nilai-nilai
konservasi dapat digunakan sebagai
salah
satu
langkah
dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dikembangkan oleh peneliti di
perguruan tinggi. Uji kelayakan dari
validator
menunjukkan
bahwa

526

Susilo, Harmanto & Fitria: inovasi model pembelajaran melalui ...

rancangan model dapat diujikan di
kelas treatment, hasil uji dikelas
treatment dengan pola one group
pretest posttest design menunjukkan
hasil pretest dan posttest terjadi
peningkatan hasil belajar dari
45,88% menjadi 88,95%, jika
dihitung dengan rumus N-Gain
mendapatkan hasil 0,79 yang berarti
terjadi peningkatan dalam kategori
tinggi, sedangkan melalui angket
kefektifan inovasi model menunjukan
bahwa terjadi peningkatan kefektifan
pembelajaran sebelum dan sesudah
menggunakan
inovasi
model
pembelajaran terjadi peningkatan
dari 53,29% menjadi 89,31%.
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman. 2014. Media
Pendidikan
Pengertian,
Pengembangan,
Dan
Pemanfaatannya . Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Clark,
John
dan
Ken
Guy.
1997. Innovation
and
Competitiveness . Technopolis.
July 1997
Dimyati dan Soedjono. 1996.
Strategi
Pembelajaran .
Jakarta : Rajawali Press
Eveline Siregar dan Hartini Nara.
20014. Teori Belajar dan
Pembelajaran . Bogor : Ghalia
Indonesia
Joni, TR. 2015. Strategi Belajar
Mengajar .
Jakarta.
Kemendikbud

Martinis Yamin. 2008. Paradigma
Pendidikan Konstruktivistik .
Jakarta : Gaung Persada Press.
Mel Silberman. 2002.
Active
learning
:
101
Strategi
Pembelajaran
Aktif .
Yogyakarta : Yappendis.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobri
Sutikno. 2010. Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep
Islami . Bandung: P.T Refika
Aditama
Sri
Anitah.
2014.
Teknologi
Pembelajaran . Surakarta :
Learning Resources Center
FKIP UNS
Sri
Anitah.
2015.
Strategi
Pembelajaran di SD . Jakarta :
UT Press
Sudiarto.
2010.
Strategi
Pembelajaran . Jakarta : Dikti
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D . Bandung : Alfabeta
Susilo Tri Widodo, dkk. 2016.
Pemanfaatan Aplikasi Mind
Map sebagai Media Inovatif
dalam Pembelajaran Mata
Kuliah
Pengembangan
Pendidikan Sekolah Dasar .
Jurnal PKn Progresif Vol. 11.
No. 1 : PPKn FKIP UNS
Turyati, dkk. 2016. Pengaruh Media
Video Edukasi Terhadap Hasil
Belajar Pkn Siswa Kelas VII
SMP Negeri 2 Gondangrejo .

PKn Progresif, Vol. 12 No. 1 Juni 2017
Jurnal PKn Progresif Vol. 11.
No. 1 : PPKn FKIP UNS
Wina Sanjaya. 2010. Perencanaan
dan
Desain
Sistem
Pembelajaran .
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Perpres No. 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
Permendikbud No. 73 tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) Bidang Pendidikan
Tinggi
Permendikbud No. 49 tahun 2014
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT)
diperbaharui
Permenristekdikti No. 44 tahun
2015
Permendikbud No. 154 tahun 2014
(Rumpun Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dan Gelar
Lulusan Perguruan Tinggi)
Renstra UNNES 2015-2019

527