PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial untuk dapat

mencapai keberhasilan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ternyata
merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Dari tahun ketahun terlihat
bahwa penerimaan pajak terus meningkat dan memberi andil besar dalam
penerimaan negara. Peningkatan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak
adalah sesuatu yang wajar secara logis jumlah pembayaran pajak dari tahun
ketahun akan semakin banyak sejalan dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat dan kesejahteraan masyarakat. (Siahaan, 2011 : 94)
Sumber-sumber penerimaan negara pada dasarnya dapat dikelompokkan
dalam delapan sektor yaitu pajak, kekayaan alam, bea dan cukai, Retribusi, Iuran,
Sumbangan, Laba dari Badan Usaha Milik Negara, dan sumber-sumber lainnya
(Suandy, 2011 : 2)
Sebagai penerimaan negara yang selama ini diandalkan, tentunya sektor
pajak diupayakan agar terus meningkat, satu sisi penerimaan negara terus

diupayakan meningkat, sedangkan di sisi lain harus ada penghematan
pembiayaan. Hal tersebut menjadikan tugas penerimaan pajak semakin berat dan
baik dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi. Salah satu tugas besar
intensifikasi adalah pencairan tunggakan pajak. Agar pencairan tunggakan pajak
dapat dicapai sesuai target yang ditetapkan kantor pusat per kanwil maka upaya

1

intensifikasi kegiatan pajak harus dilakukan secara terpadu sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku.
Dari berbagai sumber-sumber penerimaan negara, penerimaan dari sektor
perpajakan merupakan penopang terbesar terhadap jumlah total pendapatan
negara. Menyadari pentingnya pajak sebagai sumber terbesar pada penerimaan
negara, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak berupaya mengoptimalkan
sektor perpajakan. Kondisi perpajakan menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak
dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak
yang tinggi, yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam penerimaan negara yang
kondisinya dinamis sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sosial
ekonominya. Pajak secara garis besar dibagi atas 2 (dua) bagian yaitu pajak pusat

dan pajak daerah. Pajak baik yang dipungut oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah merupakan penerimaan yang dominan bagi terselenggaranya
pemerintahan, penyedia barang dan jasa publik, pemeliharaan dan peningkatannya
serta penyelesaian berbagai masalah lainnya.
Pemerintah daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
membutuhkan dana cukup besar. Dana tersebut selain diperoleh dari pusat juga
dari hasil Pendapatan Asli Daerah sendiri, yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Pemerintah daerah dapat menggali penerimaannya dari
berbagai sumber terutama yang bersumber dari daerah sendiri maupun sumbangan
dari Pemerintah Pusat. Hal ini sejalan dengan upaya menegakkan kemandirian
pembiayaan pembangunan melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan

2

pajak. Khususnya untuk pajak bumi dan bangunan sebagian besar penerimaannya
merupakan pendapatan daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 16
Tahun 2000. Pendapatan pajak bumi dan bangunan pada kabupaten Bandung
Barat dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Bandung Barat

Tahun 2013-2015
(dalam rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16


Kecamatan
SINDANGKERTA
GUNUNGHALU
CILILN
LEMBANG
CIPONGKOR
CIPENDEUY
RONGGA
CIHAMPELAS
CIPATAT
CISARUA
CIKALONGWETAN
PARONGPONG
PADALARANG
BATUJAJAR
NGAMPRAH
SAGULING
Jumlah

Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Target
305,079,405.00
196,191,414.00

399,708,087.00
1,000,108,064.00
364,289,048.00
499,417,575.00
240,538,560.00
489,886,464.00
623,573,038.00
732,525,312.00
603,158,519.00
701,360,243.00
1,077,927,335.00
500,975,951.00
1,512,573,733.00
181,678,243.00
9,428,990,991.00

2013
Realisasi
Rp 186,312,497.00
Rp 109,910,203.00

Rp 186,226,323.00
Rp 429,119,347.00
Rp 129,525,378.00
Rp 308,885,749.00
Rp 113,599,465.00
Rp 239,438,271.00
Rp 315,862,774.00
Rp 304,212,442.00
Rp 252,496,867.00
Rp 299,954,953.00
Rp 558,094,069.00
Rp 276,718,462.00
Rp 810,655,715.00
Rp
97,920,110.00
Rp 4,618,932,625.00

%
4.03
2.38

4.03
9.29
2.80
6.69
2.46
5.18
6.84
6.59
5.47
6.49
12.08
5.99
17.55
2.12
100

Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Realisasi
307,365,885
197,235,758
404,515,394
1,017,392,441
367,145,288

505,635,392
241,053,451
505,226,418
640,717,674
739,492,970
611,454,722
721,976,987
1,114,499,109
521,483,069
1,561,610,532
185,780,653
9,642,585,743

2014
Target
Rp 192,825,776
Rp 107,064,545
Rp 187,199,764
Rp 506,163,497
Rp 152,575,258

Rp 287,054,362
Rp 113,570,155
Rp 220,883,533
Rp 329,787,118
Rp 316,937,998
Rp 243,252,071
Rp 307,975,435
Rp 577,935,320
Rp 295,910,629
Rp 640,879,592
Rp
90,484,610
Rp 4,570,499,663

%
4.22
2.34
4.10
11.07
3.34
6.28
2.48
4.83
7.22
6.93
5.32
6.74
12.65
6.47
14.02
1.98
100

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Target
405,839,906
271,001,456
605,981,725
1,080,751,653
486,501,948
655,651,905
324,576,161
722,667,139
918,287,580
825,254,789
961,053,182
686,697,297
1,272,138,885
586,859,798
1,672,707,110
240,959,459
11,716,929,993

2015
Realisasi
Rp 261,530,780
Rp 124,467,325
Rp 252,521,857
Rp 541,005,349
Rp 211,775,961
Rp 359,606,607
Rp 144,125,892
Rp 342,326,376
Rp 477,355,817
Rp 370,828,353
Rp 347,188,303
Rp 310,578,657
Rp 634,697,523
Rp 335,632,991
Rp 929,394,518
Rp 124,378,406
Rp 5,767,414,715

%
4.53
2.16
4.38
9.38
3.67
6.24
2.50
5.94
8.28
6.43
6.02
5.39
11.00
5.82
16.11
2.16
100

Sumber: DPPKAD Kabupaten Bandung Barat
Pada tahun 2013 realisasi penagihan pajak bumi dan bangunan sebesar Rp
4,618,932,625 dari yang ditargetkan 9,428,990,991, begitu juga untuk tahun 2014
dan 2015 yang tidak mencapai target yang ditetapkan. Persentase kenaikan setiap
kecamatan menunjukkan nilai yang fluktuatif seperti pada kecamatan Ngamprah
sebagai ibukota kabupaten dan penurunan persentase terjadi pada kecamatan
Padalarang.

Sedangkan

Pendapatan

Asli

Daerah

cenderung

peningkatan, seperti yang digambarkan dalam tabel 1.2 berikut:

3

mengalami

Tabel 1.2
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2013-2015
(dalam rupiah)
No

Kecamatan

2013

%

2014

%

2015

%

1

SINDANGKERTA

1,397,342,303

0.19

4,437,342,354

0.47

9,437,983,789

0.76

2

GUNUNGHALU

1,320,343,314

0.18

5,980,345,325

0.64

7,580,789,566

0.61

3

CILILN

1,970,312,703

0.27

8,970,312,703

0.96

10,098,989,676

0.81

4

LEMBANG

254,497,342,703

35.38

254,497,527,703

27.23

398,497,998,456

32.09

5

CIPONGKOR

14,933,421,139

2.08

24,933,635,439

2.67

43,933,658,498

3.54

6

CIPENDEUY

13,492,429,871

1.88

13,492,876,131

1.44

25,492,998,556

2.05

7

RONGGA

14,497,342,703

2.02

20,497,981,276

2.19

18,497,981,276

1.49

8

CIHAMPELAS

14,232,173,421

1.98

25,232,173,421

2.70

36,232,578,949

2.92

9

CIPATAT

119,734,231,123

16.65

199,739,815,643

21.37

209,739,998,456

16.89

10

CISARUA

44,978,397,030

6.25

54,979,987,567

5.88

97,379,476,438

7.84

11

CIKALONGWETAN

8,227,342,793

1.14

14,827,268,769

1.59

14,223,348,987

1.15

12

PARONGPONG

13,973,428,803

1.94

67,973,998,154

7.27

89,973,678,957

7.25

13

PADALARANG

34,497,349,896

4.80

38,497,892,654

4.12

33,497,895,786

2.70

14

BATUJAJAR

44,917,358,303

6.24

62,917,997,865

6.73

99,917,936,529

8.05

15

NGAMPRAH

111,090,342,703

15.45

111,719,011,678

11.95

111,321,846,925

8.97

16

SAGULING

25,495,342,703

3.54

25,885,342,703

2.77

35,885,685,993

2.89

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung

Pendapatan asli daerah tahun 2013 sampai tahun 2015 yang terbagi dalam
16 kecamatan, masing-masing menunjukkan kenaikan dan penurunan pada
beberapa kecamatan. Seperti pada kecamatan Rongga, Cikalong Wetan,
Padalarang dan Ngamprah yang menunjukkan adanya penurunan begitu pula
secara persentase menunjukkan penurunan. Dalam berbagai fenomena ada
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan adalah masih banyaknya tunggakan dari tingkat kelurahan
sampai tingkat kecamatan, sehingga sulitnya mencapai realisasi. Banyaknya
tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan yang belum dibayar oleh wajib pajak serta
adanya pemasalahan dalam penyampaian SPPT tidak bisa diberikan kepada wajib

4

pajak. Sehingga menimbulkan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan yang
jumlahnya cukup besar.
Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam menghimpun penerimaan
negara dari sektor pajak yang lebih besar adalah pembaruan peraturan, kebijakan
dan administrasi perpajakan yang dilaksanakan secara terus menerus, bertahap
dan berkelanjutan.
Tunggakan pajak timbul ketika fiskus menerbitkan surat ketetapan pajak.
Surat ketetapan pajak selain sebagai sarana administrasi dalam pelaksanaan
penagihan pajak, juga sebagai dasar pelaksanaan penagihan pajak sebagaimana
disebutkan dalam UU Republik Indonesia No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum Perpajakan. Penagihan pajak merupakan perbuatan yang dilakukan oleh
Direktur Jendral Pajak, karena wajib pajak tidak mematuhi undang-undang
khususnya mengenai pembayaran pajak.
Penagihan pajak dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu penagihan pasif dan
penagihan aktif. Penagihan pasif adalah ketika fiskus menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak sampai dengan jatuh tempo selama 30 hari. Tindakan penagihan
yang dimulai sejak penyampaian surat ketetapan yang berupa Surat Tagihan Pajak
(STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan Surat Ketetapan Pajak Tambahan
(SKPT). Sedangkan penagihan aktif yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus
setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak (STP), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
atau sejenisnya, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

5

Putusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang bayar tidak
dilunasi oleh Wajib Pajak sehingga diterbitkan surat teguran.
Penagihan PBB selama ini tidak berjalan efektif karena minimnya
sosialisasi secara bertahap yang dilakukan kepada masyarakat, dan minimnya
DIPENDA dalam melakukan pendataan ulang terhadap objek pajak dan subjek
pajak secara door to door.
Dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan hanya sebatas
penagihan pasif saja, sedangkan penagihan aktif belum berjalan efektif.
Berdasarkan laporan tersebut terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara
Target Penerimaan Pajak dengan Realisasinya. Sehingga diperoleh persentase
jumlah penerimaan pajak yang masih rendah. Pemindahan Pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan yang diserahkan Kepada Dispenda Kabupaten Bandung
Barat dan baru berjalan selama tiga tahun mencerminkan keprihatinan kesadaran
wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
Kesenjangan yang cukup signifikan antara target penerimaan pajak dengan
realisasinya disebabkan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Dalam
menanggapi hal tersebut pemerintah telah melakukan berbagai alternatif masalah
di antaranya dengan melakukan penyuluhan pajak besar-besaran kepada
masyarakat dan penagihan pajak dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT). Namun dalam kenyataannya, optimalisasi penerimaan
pajak masih terhalang oleh berbagai kendala.

6

Dari fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Penagihan PBB terhadap penerimaan pajak. Dengan
demikian, penelitian ini penulis beri judul “Pengaruh Kontribusi Penagihan
Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
“(Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Bandung Barat)”.

1.2

Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasi masalah penelitan yang terjadi mengenai

kontribusi penagihan Pajak Bumi dan Bangungan terhadap penerimaan
Pendapatan Asli Daerah, yaitu “seberapa besar pengaruh kontribusi penagihan
Pajak Bumi dan Bangunan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah”.

1.3

Tujuan Penelitian
Mengacu pada masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

penelitian adalah “untuk mengetahui besarnya pengaruh kontribusi penagihan
Pajak Bumi dan Bangunan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah”.

1.4

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian pengaruh kontribusi penagihan Pajak Bumi dan Bangunan

terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung, yaitu
bagi:

7

1. Penulis
Menambah

wawasan

penulis

terhadap

pemahaman

mengenai

perpajakan, kepatuhan wajib pajak, dan pentingnya penyuluhan pajak
dalam perpajakan.
2. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Diharapkan mampu membantu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pengaruh penyuluhan pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak dan masalah-masalah yang ada dapat terselesaikan sehingga
pajak dapat berjalan seefektif mungkin.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian yang penulis buat dapat menjadi masukan dalam
pembuatan penelitian-penelitian selanjutnya, dan dapat bermanfaat
bagi pembaca.

1.5

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian pada kantor Dispenda Kabupaten Bandung Barat jalan

Raya Gadobangkong No. 94, Gadobangkong, Ngamprah, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat 40552. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agutus 2016
sampai dengan selesai.

8

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 3

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

1 3 26

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 1

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 1

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 1

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 4

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 3

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2