Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Setiap pasangan yang sudah menikah berharap ingin memiliki keturunan,

terutama bagi seorang wanita. Keturunan tidak semata-mata hadir begitu saja,
tetapi didapatkan melalui proses yang panjang mulai dari kehamilan hingga
melahirkan.
Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus yang
bertumbuh di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoon
(Dorland, 2011). Lama kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional terhitung
mulai dari terakhir haid (Adriaansz dan Hanafiah, 2010). Akan tetapi secara
medis kehamilan dihitung mulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh
spermatozoa pria (Rachimhadhi, 2010).
Ibu hamil mengalami fluktuasi hormon yang bisa menyebabkan perubahan
kulit. Perubahan kulit yang terjadi ketika seorang ibu hamil antara lain
hiperpigmentasi, melasma, linea nigra, stretch marks, varises dan pruritus (Leffell,

2000).
Tidak sedikit wanita mengalami masalah pruritus saat kehamilan.
Berdasarkan penelitian, sekitar 18% wanita hamil mengalami pruritus (Weisshaar
dan Dalgard, 2009). Di Perancis melalui sebuah studi prospektif dari 3192 wanita
hamil hanya 1.6% yang mengalami pruritus (Roger, et al., 1994). Di India dari
200 wanita hamil, pruritus merupakan gejala yang paling sering ditemukan yaitu
sekitar 61.5%. (Chaudhary, Thomas, dan Williams, 2014).
Pruritus pada kehamilan diinduksi oleh estrogen dan kadang-kadang ada
hubungannya dengan kolestasis (obstruksi dan statis di dalam saluran empedu)
(Djuanda, 2010), juga bisa disebabkan oleh perubahan metabolik seperti
hipertiroid, hipotiroid, renal impairment, dan defisiensi zat besi. Kondisi kulit

1

2

kering juga dapat menyebabkan pruritus (Hollingworth, 2008). Selain itu
perubahan fisiologis pada ibu hamil menginduksi terjadinya kandidiasis
vulvovaginal yang juga memiliki manifestasi berupa pruritus (Aslam, et al. 2008).
Pruritus mungkin dianggap hal biasa, tapi jika terus-menerus terjadi pada masa

kehamilan mungkin akan mengganggu aktivitas keseharian seperti sukar tidur
dan menyebabkan bekas pada kulit akibat garukan.
Berdasarkan

semua perubahan-perubahan yang dialami oleh wanita

hamil diatas, penulis memfokuskan untuk meneliti bagaimana hubungan antara
usia kehamilan dengan pruritus.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1


Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara usia kehamilan (trimester kehamilan)
dengan pruritus pada ibu hamil.

1.3.2

Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran kejadian pruritus berdasarkan usia kehamilan di
klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
2. Mengetahui waktu harian (pagi, siang dan malam) pruritus pada ibu
hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
3. Mengetahui lokasi (bagian tubuh) paling sering terjadinya pruritus
pada ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota
Medan.
4. Mengetahui aktifitas yang terganggu akibat pruritus pada ibu hamil di
klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
5. Mengetahui kelainan objektif yang berhubungan dengan pruritus pada
ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.


3

1.4

Manfaat Penelitiaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam:
1. Bidang akademik atau ilmiah
Sebagai masukan informasi mengenai hubungan antara usia kehamilan
dengan pruritus.
2. Bidang pelayanan masyarakat
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait hubungan antara usia
kehamilan dengan pruritus.
3. Bidang pengembangan penelitian
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terutama berkaitan
dengan hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.