Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Efikasi Diri
A. Pengertian Efikasi Diri
Bandura dalam Sahertian (2010:159) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan seseorang terhadap kapabilitasyang dimilikinya dalam mengorganisir
dan melaksanakankegiatan-kegiatan yang mensyaratkan pencapaiantingkat kinerja
tertentu.Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya
untukmenyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih
didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif
benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam
pengembanganintensi seseorang (Indarti dan Rokhima, 2008:6).
Efikasi diri (self-efficacy) merupakan salah satu faktor personal yang menjadi
perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan
pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir,
reaksiemosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86).
Berdasarkan


pendapat-pendapat

para

ahli

tersebut,

penulis

dapat

menyimpulkan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan atau kepercayaan

Universitas Sumatera Utara

individu mengenaikemampuan dirinya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan
suatu tugas untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.Dengan demikian,
seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki tekad yang kuat untuk
selalu berusaha mencapai apa yang ia inginkan.

B.Sumber Efikasi Diri
Bandura

dalam

Lukito

(2015:9)

menyatakan

bahwa

efikasi

diri

dapatdiperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi.
Dimana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian
yangdapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (Positive Arousal)

untukberusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu
padakonsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan
perasaanatas efikasi diri (Bandura dalam Lazaruset.al, 1980). Adapun sumber
sumber efikasi diri tersebut:
Pertama, pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi (Enactive
attainment and performance accomplishment), yaitu sumber ekspektasi efikasidiri
yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung.Individu
yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkankeyakinan
dan penilaian terhadap efikasi diri. Pengalaman keberhasilan individuini
meningkatkan

ketekunan

dan

kegigihan

dalam

berusaha


mengatasi

kesulitan,sehingga dapat mengurangi kegagalan.
Kedua,

pengalaman

orang

lain

(Vicarious

experience),

yaitu

mengamatiperilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu.
Melaluimodel ini efikasi diri individu dapat meningkat, terutama jika ia


Universitas Sumatera Utara

merasamemiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada
orangyang menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan
merasamampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu ini
dapatmeningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi
diri ini
akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak
kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat
kesulitantugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai
olehmodel.
Ketiga, persuasi verbal (Verbal persuasion), yaitu individu mendapatbujukan
atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan
dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untukberusaha lebih
gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi efikasidiri yang tumbuh
dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagikemudian individu
mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.
Keempat, keadaan fisiologis dan psikologis (Physiological state and
emotional arousal). Situasi yang menekan kondisi emosional dapatmempengaruhi

efikasi diri. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yangmendalam dan keadaan
fisiologis yang lemah yang dialami individu akandirasakan sebagai suatu isyarat
akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, makasituasi yang menekan dan
mengancam akan cenderung dihindari.
Empat haltersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya
efikasi diri satuindividu. Dengan kata lain, efikasi diri dapat diupayakan untuk

Universitas Sumatera Utara

ditingkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat sumber yang diuraikan
tersebut.

C. Dimensi Efikasi Diri
Bandura dalam Lukito (2015:14) mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi
diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength
dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam
performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, tingkat kesulitan tugas (magnitude), yaitu masalah yang berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada
pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasipada

tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang
dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas
kemampuannya.
Kedua, kekuatan keyakinan (strength), yaitu berkaitan dengan kekuatanpada
keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat danmantap pada
individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapaitujuan, walaupun
mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yangmenunjang. Sebaliknya
pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akankemampuan diri akan mudah
digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yangtidak menunjang.
Ketiga, generalitas (generality), yaitu hal yang berkaitan cakupan
luasbidang

tingkah

laku

di

mana


individu

merasa

yakin

terhadap

kemampuannya.Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya,

Universitas Sumatera Utara

tergantung padapemahamankemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas
dan situasitertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan
bervariasi.
Perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga
komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang
berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2) Strength (kekuatan
keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas
kemampuannya, dan (3) generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan

luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.
2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan
Suryana et. al (2010:66) menyatakan bahwa seorangwirausaha perlu
memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapatmengarahkan dirinya guna
memperoleh peluang usaha, menyusun konsepusaha, membuat perencanaan,
masuk pasar, beroperasi(organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati nilai
tambah danmengembangkan diri.
Menurut Drucker dalam Riani et. al. (2005:18) dasar pengetahuan
kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara baru memanfaatkan sumberdaya untuk
menciptakan kekayaan. Inovasi bisa dikejar dan diusahakan secara sengaja dan
tidak

tergantung

datangnya

ilham.

Untuk


membuahkan

inovasi

kita

memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita secara sistematis.
Ini menyankut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam kemampuan
yang bisa dipelajari dan dilatihkan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut

Hisrich

dalam

Nursito


et.

al

(2013:152)

pengetahuankewirausahaan adalah dasar dari sumberdaya kewirausahan yang
terdapat didalamdiri individu.Menurut Kuntowicaksono (2012:49) pengetahuan
wirausaha adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai
karakter positif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang
usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat
konsumennya. Sedangkan Nursito et. al (2013:154) menyatakan bahwa
pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagaitingkat pengetahuan sebagai
hasil belajar setelah mengikut prosespendidikan kewirausahaan yang diperlukan
untuk memulai dan menjalankan usaha.
A. Dimensi Pengetahuan Kewirausahaan
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
kemampuan dan kemauan. Beberapa dimensi Pengetahuan Kewirausahaan adalah:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis (Suryana, 2006:4).

2.1.3 Minat Berwirausaha
A. Pengertian Minat Berwirausaha
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan amtara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut

Universitas Sumatera Utara

semakin besar minat (Slameto, 2010:180). Menurut Winkel (2004:650) minat
yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada
suatu bidang tertentu dan merasa senang dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan bidang itu sendiri. Menurut Walgito (2004:51) minat merupakan
suatu keadaan dimana individu menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai
dengan keinginannya untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikan lebih
lanjut mengenai situasi tersebut. Menurut Purwanto (2006:56) minat adalah suatu
perbuatan yang berpusat kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi
perbuatan itu sendiri. Dalam diri manusia terdapat motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Menururt Bygrave dalam Suryana (2003:12) wirausaha adalahorang yang
memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untukmengejar peluang
itu. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Meredith dalamSuryana (2003:12)
mengemukakan bahwa wirausaha juga dapat diartikan sebagaisuatu kemampuan
untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis,mengumpulkan sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil
tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan daripeluang tersebut.
Pengertian minat bewirausaha menurut Yanto dalam Suryawan (2006:34)
adalahkemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan
hidup,memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada
pada

diri

sendiri.

Menurut

Subandono

(2007:18)

minat

wirausaha

adalahkecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu
usaha

yangkemudian

mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan

Universitas Sumatera Utara

mengembangkan usahayang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari
dalam diri seseorang untukmenciptakan sebuah bidang usaha.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
minat wirausahaadalah kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan keinginan,
ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauankeras dengan
adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhanhidupnya tanpa
merasa takut akan kegagalan dan risiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar
darikegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang didirikannya, hal
itu dilakukan guna mencapai tujuan yang diharapkan dalam berwirausaha.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Menurut Suhartini (2011:44) minat seseorang terhadap suatu objek diawali
dariperhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal
yangsangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh
kembangkanpada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan

tumbuh

danberkembang

sesuai

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya, seperti:
1. Faktor Intrinsik
Faktor intristik adalah faktor-faktor yang timbul karenapengaruh rangsangan
dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor Intristik terdapat beberapa yaitu:
1. Pendapatan
Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun
barang.Berwiraswasta

dapat

memberikan

pendapatan

yang

dapat

digunakan untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk

Universitas Sumatera Utara

memperoleh pendapatanitulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk
berwirausaha.

2. Harga Diri
Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang,
karenadengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,
menjagagengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.
3. Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,
baikperasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan
pribadiseseorang, maka tanggapan perasaan senang berwiraswasta akan
memunculkan minat berwiraswasta (Sihad Hantoro, 2005).
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yangmempengaruhi individu karena
pengaruh rangsangan dari luar.Faktor ekstrinstik terdiri dari :
1. Lingkungan Keluarga
Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
anggotakeluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi
pertumbuhan

danperkembangan

anak,

disinilah

yang memberikan

pengaruh awal terhadapterbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha
akan terbentuk apabilakeluarga memberikan pengaruh positif terhadap

Universitas Sumatera Utara

minat tersebut, karena sikapdan aktivitas sesama anggota keluarga saling
mempengaruhi baik secaralangsung maupun tidak langsung.
2. Lingkungan Masyarakat
Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan
tempattinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang
tinggal didaerahyang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul
dengan pengusahaelektronika yang berhasil akan menimbulkan minat
berwirausaha bidangelektronika.
3. Peluang
Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa
yangdinginkannya atau menjadi harapannya.
4. Pendidikan dan pengetahuan
Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang
digunakanuntuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di
perkuliahanterutama dalam mata kuliah praktek (Sutanto, 2002).

B. Dimensi Minat Berwirausaha
Dalam literatur kewirausahaan, faktor terpenting yang membentuk minat
berwirausaha adalah faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis menjelaskan
pola bertindak melalui minat seseorang dalam memilih berwirausaha sebagai
karir (Sagiri danAppolloni, 2009:77). Faktor-faktor psikologis ini terdiri atas
Penentuan Nasib Sendiri(self-determination), Kemampuan Menghadapi
Resiko (risk-bearing ability), serta Kepercayaan dan Sikap (belief and
attitude).

Universitas Sumatera Utara

1. Penentuan Nasib Sendiri (Self-determination)
Menurut Spreitzer dan Kroenke (1997) penentuan nasib sendiri (selfdetermination) merupakan keyakinan seseorang bahwa orang tersebut
mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali tentang bagaimana
mengerjakan pekerjaannya. Self determination merupakan anggapan bahwa
suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu perasaan seseorang yang memiliki
peluang untuk menggunakan inisiatif dan mengatur tingkah laku dalam
mengerjakan

pekerjaan

mereka.

Dalam

pandangan

humanistik,

self

determination (penentuan diri) merupakan sesuatu yang aktif yang mana
terdapat self aware ego dan memiliki kesadaran diri (self consciousness).

2. Kemampuan Menghadapi Resiko (Risk bearing ability)
Risiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan
terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi
kebanyakan orang tidak menginginkannya. Risk bearing ability atau dikenal
juga sebagai risk taking propensity merupaan salah satu faktor penting dalam
menciptakan usaha baru. Seorang wirausaha harus mampu mengatasi berbagai
risiko yang dihadapi agar dapat memperoleh imbalan atas usaha-usaha yang
telah dilakukannya, terutama imbalan finansial yang sering diidentifikasikan
sebagai wujud kesuksesan seorang wirausaha. Dengan kata lain, risk bearing
ability merupakan kemampuan seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai
risiko yang dihadapi dalam upaya mencapai kesuksesan usahanya.

Universitas Sumatera Utara

3. Kepercayaan dan Sikap (Belief and attitude)
Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh belief and attitude yang
dimilikinya. Belief and attitude memegang peran penting dalam menentukan
tindakan seseorang. Terkait dengan minat berwirausaha, belief and attitude
berperan penting dalam diri seseorang saat mengambil pilihan berwirausaha
sebagai karir yang akan ditekuni. Faktor ini juga dapat diterjemahkan sebagai
persepsi individu atas keinginan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan
berwirausaha seperti menciptakan usaha baru (Krueger et. al, 2000)

2.1.4 TeoriKewirausahaan
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orangyang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagaikesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri danberani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalamkondisi tidak pasti. Kegiatan
wirausaha dapat dilakukan seorang diri atauberkelompok. Seorang wirausahawan
dalam pikirannya selalu berusaha mencari,memanfaatkan, serta menciptakan
peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16).
Seorang wirausahawan menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:3)
adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko
dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan
untuk mendirikannya. Sedangkan menurut Mudjiarto dan Wahid (2006:2)
wirausaha adalah seseorang yang mempunyai kemampuan didalam melihat

Universitas Sumatera Utara

peluang mencari dana, serta sumber dana lain yang diperlukan untuk meraih
peluang tersebut dan berani mengambil risiko dengan tujuan tercapainya
kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
Wirausaha

adalah

seorang

pembuat

keputusan

yang

membantu

terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi, dan kemajuan di perekonomian kita datang dari wirausaha;
orang-orang

yang

memiliki

kemampuan

untuk

mengambil

risiko

dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Longenecker et al. 2001:4).
Dalam konteks manajemen, menurut Usman dalam Mudjiarto dan Wahid
(2006:2) pengertian entrepreneur adalah seseotang yang memiliki kemampuan
dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah
(materials), tenaga kerja (labors) untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis
baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha.
Kao dalam Saiman (2009:41) mendefinisikan berkewirausahaansebagai
usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis manajemen
pengambilan risiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan
manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau
sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana
dengan baik.
Menurut Hirsch et. al. dalam Saiman (2009:42). berkewirausahaan adalah
proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh
individu yang berani mengambil risiko utama dengan syarat-syarat kewajaran,
waktu, dan atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan

Universitas Sumatera Utara

jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai
tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan
atau penempatan kebutuhan ketrampilan dan sumber-sumber daya.

A. Karakteristik Wirausaha
Longeneckeret. al.(2001:8) menyebutkan empat karakteristik wirausaha,
yaitu:
1. Kebutuhan akan Keberhasilan
Psikologi mengakui bahwa tiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan akan
keberhasilannya.Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang
rendah, terlihat puas dengan status yang dimilikinya. Pada sisi lain, orang dengan
tingkat kebutuhan keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standar
keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang
dibebankan padanya.
2. Keinginan untuk Mengambil Risiko
Risiko yang diambil oleh wirausaha dalam memulai dan/atau menjalankan
bisnisnya berbeda-beda. Wirausaha yang mengidentifikasikan secara teliti
kegiatan bisnis yang istimewa, menerima risiko fisik sebagaimana mereka
menghadapi kemungkinan terjadinya kegagalan.
3. Percaya Diri
Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab
tantangan yang ada di depan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa banyak

Universitas Sumatera Utara

wirausaha yang sukses adalah orang yang percaya pada dirinya sendiri, yang
mengakui adalah masalah di dalam peluncuran perusahaan baru, tapi
mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut.

4. Keinginan Kuat untuk Berbisnis
Banyak wirausaha memperhatikan tingkat keingintahuannya yang dapat
disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apa pun,
menciptakan ketabahan, dan kemauan untuk bekerja keras.

B. Manfaat Kewirausahaan
Zimmerer dan Scarborough (2002:8) merumuskan manfaat kewirausahaan
sebagai berikut:
1. Peluang mengendalikan nasib Anda sendiri
Memiliki suatu bisnis memberikan kebebasan dan peluang wirausaha
untuk mencapai sasaran yang penting baginya. Para wirausahawan ingin
menjadi “pemberi aba-aba” dalam hidup mereka, dan menggunakan
bisnisnya untuk mewujudkan keinginannya dalam hidup. Wirausahawan
meraih kepuasan pribadi dengan menyadari bahwa mereka sendirilah
daya dorong bisnis mereka.
2. Kesempatan melakukan perubahan
Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnis karena melihat
kesempatan untuk membuat perubahan yang menurut mereka penting.

Universitas Sumatera Utara

Para wirausahawan kini menemukan cara untuk

mengkombinasikan

keprihatinan mereka terhadap masalah-masalah sosial dengan keinginan
untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya
Terlalu banyak orang yang mendapatkan bahwa pekerjaan mereka
membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Tetapi pada
kebanyakan wirausahawan tidak banyak perbedaan antara kerja dan
bermain; keduanya sama saja. Bismis-bisnis yang dimiliki wirausahawan
merupakan alat untuk pernyataan dan aktualisasi diri.
4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas
Keuntungan

merupakan

faktor

motivasi

wirausahawan

dalam

memutuskan pendirian bisnis. Memulai perusahaan milik sendiri
merupakan cara terbaik untuk menciptakan kekayaan.
5. Peluang untuk berperan masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas
usaha Anda.
Wirausahawan menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari
pelanggan yang telah dilayani dengan setia selama bertahun-tahun. Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis di lingkungan setempat dan
pengetahuan bahwa kerja mereka memiliki dampak nyata dalam
melancarkan fungsi ekonomi nasional adalah imbalan fungsi ekonomi
nasional adalah imbalan bagi manajer bisnis kecil.

Universitas Sumatera Utara

6. Peluang melakukan sesuatu yang Anda sukai
Yang umum dirasakan oleh pemilik usaha kecil adalah bahwa kegiatan
usaha mereka sesunguhnya bagi mereka bukanlah kerja. Kebanyakan
wirausaha yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu karena
tertarik dan menyukainya. Jadi mereka menyalurkan hobi dan kegemaran
mereka menjadi pekerjaan sehingga mereka senang melakukannya.

2.2 Penelitian Terdahulu
Pandu M. Lukito(2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Efikasi Diri, Faktor Kontekstual dan Sikap Terhadap Intensi Kewirausahaan pada
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
Efikasi Diri dan Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
berwirausaha, tetapi faktor kontekstual berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap intensi berwirausaha
Ika Pina Yuliyaningsih (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi PeluangKerja di Bidang
Akuntansi dengan Minat Berwirausaha”. Hasil penelitian ini menunjukkan
terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan kewirausahaan
dengan minat berwirausaha dan terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan
antara persepsi peluang kerja di bidang akuntansi dengan minat berwirausaha,
Kadarsih et. al (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor
yangMemengaruhi Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS”. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang
memengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha antara lain (a) efikasi diri, (b)

Universitas Sumatera Utara

kebebasan bekerja, (c) visioner, (d) keahlian, (e) ketersediaan modal dan
lingkungan sosial, (f) kontekstual, dan (g) persepsi terhadap figur wirausahawan.
Afia Randa Ritonga (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap
Minat

Mahasiswa

Berwirausaha

(Studi

Kasus

Mahasiswa

Departemen

Manajemen FE UMSU)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi
terhadap Minat Berwirausaha.
Nurul Indarti dan Rostiani Rokhima (2008), melakukan penelitian yang
berjudul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara
Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Efikasi diri terbukti mempengaruhi intensi
mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumen dan pengalaman bekerja
sebelumnya menjadi faktor penentu intensi kewirausahaan bagi mahasiswa
Norwegia. Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak terbukti secara
signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan.Hasil penelitian juga
menunjukkan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa Indonesiasignifikan lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa Jepang dan Norwegia.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Peneliti

Judul

Variabel

Metode
Analisis

Hasil

Universitas Sumatera Utara

1.

Lukito, M.
Pandu (2015)

Pengaruh Efikasi
Diri, Faktor
Kontekstual dan
Sikap Terhadap
Intensi
Kewirausahaan
pada Mahasiswa
Jurusan
Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas
Sumatera Utara

Efikasi Diri,
Faktor
Kontekstual
Sikap, dan
Intensi
Kewirausahaan

Analisis
Regresi
Berganda

Efikasi Diri dan
Sikap
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap intensi
berwirausaha,
tetapi faktor
kontekstual
berpengaruh
positif tetapi
tidak signifikan
terhadap intensi
berwirausaha

Terdapat
hubungan
positif dan
signifikan
antarapengetah
uan
kewirausahaan
dengan minat
berwirausaha
dan terdapat
hubungan
negatif
dantidak
signifikan
antara persepsi
peluang kerja
di bidang
akuntansi
dengan minat
berwirausaha.
Faktor yang
memengaruhi
minat
mahasiswa
untukberwiraus
aha antara lain
(a) efikasi diri,
(b) kebebasan
bekerja, (c)
visioner, (d)
keahlian,
(e)ketersediaan
modal dan
lingkungan
sosial, (f)
kontekstual,.
(g) persepsi
terhadap figur

Lanjutan Tabel 2.1
2
.

Yuliyaning
sih, Ika
Pina (2013)

Hubungan
Pengetahua
n
Kewirausah
aan dan
Persepsi
Peluang
Kerja di
Bidang
Akuntansi
dengan
Minat
Berwirausa
ha

Pengetahuan
Kewirausahaan, Persepsi
Peluang Kerja di Bidang
Akuntansi, dan Minat
Berwirausaha

Deskriptif
Kuantitatif
Korelasional

3
.

Kadarsih et.
al (2013)

FaktorFaktor yang
Memengaru
hi Minat
Berwirausa
ha pada
Mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan
Ekonomi
FKIP UNS

Bakat ,Keahlian,
KeinginanBerhasil,Kebebas
an dalam Bekerja,
Persepsiterhadap Profesi
Wirausahawan,Pekerjaan
Orang Tua,
LingkunganPergaulan,Ling
kungan Tempat Tinggal,
KetersediaanModal,Pembel
ajaran Kewirausahaan.

ExploratoryFa
ctor Analysis

Universitas Sumatera Utara

4
.

Ritonga,
Afia Randa
(2011)

Pengaruh
Efikasi Diri,
Kesiapan
Instrumenta
si Dan
Kebutuhan
Akan
Prestasi
Terhadap
Minat
Mahasiswa
Berwirausa
ha

Efikasi Diri, Kesiapan
Instrumentasi, Kebutuhan
Akan Prestasi, dan Minat
Mahasiswa

Analisis
Regresi
Berganda

wirausahawan
Efikasi Diri,
Kesiapan
instrumentasi,
dan Kebutuhan
akan Prestasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Minat
Berwirausaha

Lanjutan Tabel 2.1
5.

Indarti, N.
dan
Rokhima
Rostiani,
2008

Intensi
Kewirausahaan
Mahasiswa:
Studi
Perbandingan
Antara
Indonesia,
Jepang dan
Norwegia

Kebutuhan
akan
Pencapaian,
Efikasi Diri,
Kesiapan
Instrumentasi,
dan Intensi
Kewirausahaan

Analisis
Regresi
Berganda

1.Efikasidiri
terbukti
mempengaruhi
intensi mahasiswa
Indonesia dan
Norwegia.
Kesiapaninstrumen
dan pengalaman
bekerja
sebelumnya
menjadi faktor
penentu intensi
kewirausahaan
bagi mahasiswa
Norwegia.
2. Kebutuhan akan
prestasi, umur, dan
jender tidak
terbukti secara
signifikan
sebagaiprediktor
intensi
kewirausahaan.

2.3 Kerangka Konseptual
Bandura dalam Indarti (2008:6) mendefinisikan efikasi diri sebagai
kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih
didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif

Universitas Sumatera Utara

benar. Efikasi diri tidak berkaitan langsung dengan kecakapan yang dimiliki
individu, melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa
terkait dengan kecakapan yang dimiliki.Seseorang yang memiliki efikasi diri yang
tinggi memiliki tekad yang kuat untuk selalu berusaha mencapai apa yang ia
inginkan dan memiliki keberanian dalam mengambil risiko.Febriani (2013:9)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara
efikasi diri dan minat berwirausaha. Hal ini menunjukkan semakin tinggi efikasi
diri seseorang maka semakin tinggi pula minat berwirausaha orang tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri seseorang maka semakin rendah pula
minat berwirausahanya.
Saiman dalam Yuliyaningsih (2013:134) menyatakan bahwa pengetahuan
kewirausahaan merupakan salah satu faktor pemicu minat berwirausaha.
Seseorang yang telah memperoleh pelatihan, mata kuliah,seminar, kursus
kewirausahaan akan tertarik untuk berwirausaha. Mata kuliah Kewirausahaan di
universitas merupakan salah satu bentuk pemberian pengetahuan kewirausahaan
kepada

mahasiswa

agar

mahasiswa

berminat

untuk

menekuni

bidang

kewirausahaan. Hasil-hasil penelitian terdahulu juga menyimpulkan bahwa
pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin
meningkatnya pengetahuan kewirausahaan seseorang maka akan meningkatkan
minatnya untuk berwirausaha (Yuliyaningsih, 2013:134).
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan diatas maka dapat diketahui bahwa
efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat

Universitas Sumatera Utara

berwirausaha. Maka dari itu, berdasarkan teori pendukung kerangka konseptual
pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Efikasi Diri
(X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Pengetahuan
Kewirausahaan (X2)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang
akan di uji dalam penelitian ini adalah Efikasi diri dan Pengetahuan
Kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Sumatera
Utara.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

7 91 92

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

18 140 92

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 9

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 2

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 8

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 6

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3 11 3

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa i Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 20