Penelitian Skema DOSEN M区 DYA mdalui PNPB Fakuitas IImu Fendidikan DIPA BLU UNP TaLan An〔 Bara■ 2016 Nomor:11911N35月 pGン 2016 Tangga1 3 Agllstus 2016



Bidang llmu: Pendidikan
dan llmu Pendidikan


LAPOmN AKI I I R PENELr r I AN DOSEN 31AD■

/A



PENNGKATAN KEMApI PuAN BERBI CARA DAN PEDI BELAJ ARAN

SAI NS I I ELALUl ■ I ETODE DEP10NSTRASI PENGOLAI I AN PI SANG DI
TAMい ゛〔KANAK― KANAK mAUSI NUZULA

KECAMATt t LUBUK ALl l NG
Ol eh:

DE Nen, yⅣレ hyuddi n, M. Pd. ( NI DN OЮ 26"774r )

D■ Yant i F"` a, ■ I I . Pd. ( NI DN CX12Ш 769)

Si t i Desmawat i oI M 13t X1698)
R"i Her r l t a( NI ■ 113( ヽ 179)

Wen口 y

Al l ggr al ni c`

I M 1300720)

Lat hi f ah Put "Azhar i ot t I M l l ( ` 797)

Penel i t i al l i ni di bi ayai ol eh:

DI PA Un市 er si t as Neger i Padang sesual dengam Sur at Per i at t i an Pe12睦 anaan
Penel i t i an Skema DOSEN M区 DYA mdal ui PNPB Fakui t as I I mu Fendi di kan
DI PA BLU UNP TaLan An〔 Bar a■ 2016
Nomor : 1191/ 1N35月 pGン 2016 Tangga1 3 Agl l st us 2016


FAKU「 ASI LMU PENDI DI KAN
UNr VERSI TAS NEGERI PADANG
2016

一   .

Bi dang i i r nu: Pendi di kan
dan i i r nu Pendi di kan

LAPORAN AKⅡ I R PENELI TI AN DOSEN MADYA

´




PENI NGKATAN KEPI AⅣ PUAN BERBI CARA DAN PEⅣ I BELAJ ARAN
SANS I I ELALUI PI ETODE DEMONSTRASI PENGOLAⅡ AN PI SANG DI
TAMAN KANAK‐ KANAK FI RDAUSI NUZULA
KECADEI ATAN LUBUK ALUNG

Ol eh:
﹁.

D■

Nemay 142hyuddi n9‐ Pd. oヽ l DN GX320“ η 7α η
Dr . Yant i Fi t 面 3,

MPこ ( NI DN 002個 願り69)




,一.
■ .1 1 月 ﹁


Si t i Desmawat i ( NI M 13∞ 6) 8)
Revi Ⅱer f l t a sI M 13( 応 179)


Went y Anggr ai ni ( NI M 13CX172o
Lat hi f ah Put H Azhar i ( NI DE l l ( 応 797)

Penel i t i an i l l i di bi ayai ol eb:

DI PA U■ 市er si t as Neger i Padang sesuai dengan Sur at Per i at t i an Pel annaan
Pel l el i t i al l Skema DOSEN■ I ADYA mel al ui PNPB Fakul t as I I mu Pendi di kan

DI PA BLU UNP Tabun Angganm 2016
Nomor : 1191AJ N3WG/ 2016 Tangga1 3 Agt t t us 2016

FAKULTASI LMU PENDl DI KAN
UNI VER劇肛AS NEGERI PADANG
2016

0■

LEMBARAN I NDEt t TAS DAN PENGESAI I AN
PENELI TI AN DOSEN MADYA
l


Peni ngkat an Kemar npuan Ber Ы car a dan

J udul Pcnel i t i an

Pembct t ar an Sai ns mdJ d Met ode Demont r asi
Pengol ahan Pi sang di TK Fi r dausi Nuzul a Kecar nat an

Lubuk AI Ш唱

Ket t l a Pencl i t i an

Nenny Mahyuddれ M Pd
Pcr empuan
197709262006042001
Kepcndi di kan

a_Nar na Lengkap
b J eds Kcl ar nh
c. NI P




c. Pangkat / Gol
i J abat an

Lckt or / 111b

d. Di si pl i n 1l mu

Penat a Muda
Fakul t as I I nu Pcndi di kan/ PCPAUD
Л . Pr ol 脱 Ht t Ai r Tawar
0751446871
Pg. Kasi L Lubuk Al ung
082114947618

g. Fakui t as/ J unun
h. Al amat
i . Tei epon


j Al ar nt t Rumah
k. Tel epon/ Em洒 1



J uml ah Anggot a Penel i t i

4omg

Nama&m mahasi swa yang t er l i bat

1. Si t i Desmawat i , NI M: 1300698
2 Revi He面 颯 NI M: 1305179

. Pd&0020050769
D■ Ymi Fi t r i ヽ M

Nal na Anggot a&NI DN


3 Wcmy Angpuut NI M: 1300720

4. ht i f ah Put r i Azhan, NI M: 1105797
口K Fi r dausi Nt t aKecar nat an Lubuk

LokasI Penel i t i an

Al mg

J uml ah Bi aya Pcnel han

Rp. 12. 5∞ . CXXl , ‐

Ter bi l ang

助 α B` J “

J ● r a I I j "α

Rar ぉ Ri b″




Padang, 9 Desember 2016

Mcngct h面

,

な0

Kcp

d"n PengaMian
Masyarakat

M
Di
NI P 19550703


001

f aカ

No
1

HALAⅣ 國0可 KETERLI BATAN MAI I ASI SWA DALAM PROSES
PENELI TI AN DOSEN] 己 ADYA
Nama Mahasiswa
Si t i Desmawat i

NI M

1300698

Bent uk Ket el l i bat an

Pembantu Lapangan dan


Menganalisis Data
2

Revl Her ■ ●

1305179

Pembantu lapangan dan
Menganalisis Data

3

Wenny Anggraini

1300720

Pembantu lapangan dan

Menganalisis Data
4

Lat hi f ah Put r i ′ セ hl 面

1105797

Pembantu Lapangan dan
Menganal isis Dara

Tanda Tangan







ABSTRAK
Judul

Penelitian : Peningleten Kemempuen Berbicen den Pcmbehjeren

Peneliti

Sains melelui Metode Demontrasi Pcngolehen Pisrng di
TK Firdausi Nuzuh Kccemeten Lubuk Alung.
: Dr. Nanny Mahyuddin, M.Pd., Dr. Yanti Fitria, M.Pd., Siti
Desmawati, Revi Herfita" Wenny Anggraini, Lathifa Putri
Azhart

Penelitian ini bertujuan untuk meningkaftan kemampuan berbicara dan
pembelajaran sains anak di TK Firdausi Nuzula di lkmpung Tangah
Kecarnatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman melalui proses
pengolahan pisang. Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan saintifik yang
dilakukan oleh guru kepada anak usia dini, yaitu anak TK yang berusia 4-6
tahun.

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang
dilaksanakan oleh guru didalam kelasnya untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang timbul dikelas. Penelitian Tmdakan Kelas ini dilakukan di
dan waktu
Taman Kanak-kanak Firdausi Nuzula tepahya dikelas
Ajann
201612017 ,
pada
I
Tahun
semester
pelaksanaan penelitian direncanakm
lebih kurang selama 6 bulan.
Hasil penelitian untuk siklus kernampuan anak yang belum
berkembang diperoleh r"ala-rilA setresar 62,687o, dan anak yang berkembang
sesuai harapan hanya sebesar 34%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II,
sudah tidak ada lagi anak dengan kategori belum betkembang dan anak yang
berkembang sesuai harapan menjadi sebesar 40o/o. Mak'a dapat disimpulkan
bahwa metode demonsEasi pengolahan pisang dapat mmingkatkan
kemampuan berbicara dan belajar sains anak. Dengan dernikian disarankan
kepada guru unnrk dapat menggunakan metode yang tepat dan mampu
menciptakan suasana kelas yang alcil efektif serta menyenangkan.

B

I

IGte kunci : pengolahan pisang metode dernonsrasi,

Taman Kanak-Kanak

KATAPENGAI\TTAR
Segala puji bagi Allah

SWI, peneliti betsyukur telah menyelesaikan laporan

penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakarl

Penelitian dengan

judul

"Peningkatan Kernampuan Berbicara dan

Pernbelajaran Sains melalui Metode Dernontrasi Pengolahan Pisang

di

TK

Firdausi Nuzula Kecamatan Lubuk Alung" bertujuan untuk mernperoleh
gambaran tentang suasana pembelajaran sains melalui kegiatan fun

Firdausi Nuzula Pungguang

lksiak Lubuk Alung dangan

caking drTK

mengharapkan adanya

upaya peningkatan kecerdasan verbal, yaitu berbicara anak usia

kegiatan aneka pengolahan pisang. Dalam hal

ini

TK

melalui

kegiatan saintifik sudah

mencakup kegiatan sains yang terdapat dalam Kurikulum 2013 untuk Taman

Kanak-kanak
Secara teoritis dan praktis, kegiatan penelitian

ini juga diharapkan

dapat

memberikan manfaat yang besar kepada be6agai pihak terutama guru dan calon

guru PALJD karena menjadi inspirasi dalam kegiatan fun caking di TK ini
selanjutnya- Kegiatan

fun

cooking merupakan kegiatan memasak yang

menyenangkan untuk anak yang mudah dipelajari anak dan diharapkan dapat
menumbuhkan kemandirian dan percaya diri anak dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat membantu orang tua mereka di rumahnya masing-masing.

Akhir kata peneliti mengucapkan rcrimakasih kepada sernua pihak yang telah
membantu terwujudnya penelitian Dosen Madya ini. Terimakasih pula kepada
pembaca yang berkenan mernberikan masukan untuk sempumanya karya ini.

lV

DAFr AR I SI

LEMBAR I DENTr r AS DAN PENGESAHAN PENELr r I AN
HALAMAN KETERLI BATANい 嘔AHASI SWA
ABSTRAK
KATA PENCANTAR

………………・i

DAF「 AR I SI
DAF「 AR BAGAN

Vl l

DAFTAR TABEL
DAF「AR GRAΠ K
DA「 r AR LAMPI RAN

V‖

BABI . PENDAⅡ ULUAN
A. Latar Belakang
B. I dent i f l kasi Masal ah

C RumM M, Q・ l ah
D. Tui uan Penel mm
E. Manhat Penel i t i an

BAB I I KAJ I AN TEORI
A. Landasan Teo‖

2.

8
Pembel t t ar an sai nsAnak Usi aDi ni … … …… … ¨… … … … … … … ¨・

3.

Kemampuan Berbicara anak usia zt'6 tahun

13

4 Metode Demonstrasi di Taman Kanak-kanak

28

5.

31

Pengolahan Buah Pisang

B Penel i t i an Rel evan… ……… . … ………………・…………………………・……………・
・33

C. Kerangka Berpikir
35

D. Hipotesis Tindakan

V

I

METODE PENELr r I AN

BAB I Ⅱ

A.

Jenis Penelitian

E. Definisi

F.

Operasional

Instrumen Penelitian

G. Teknik Pengumpulan Data
I

61

I ndi kat or Keber hasi l an

BAB I V HASI L PENELI TI AN
A. Deskripsi

Data

l

Kondi si

2.
3.

Deskripsi Siklus

I

66

Deskripsi Siklus II

92

B. Anal i si s Dat a

ll9

C Pembahasan

130

BAB V PENUTUP
A. Kesi mpul an. … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …133

B. Implikasi

134

C.

Saran

134

DA「 r AR PUSTAKA

137

vi

DAF「AR BAGAN



Bagan

II

Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

Vl l

ξJ


Bagan I Kerangka Berpikir....................

DA「 FAR TABEL
Halaman
Tabe1 3 1_Fo. l l l at Ob“

Tabel

l.

r vasi __…

58

_

Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan berbicara dan

Pembelajaran Sains pada Kondisi Awd .......
Tabel 2. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan berbicara dan
Pernbelajaran Sains Pertemuan Pertama Siklus I.....,............................6'6
Tabel 3. Hasil Observasi Peningkatan Kernampuan Bericara dan Pembelajaran
Sai “

Per t emuan Kedua Si kl us I . … … … . …

Tabel 4. Hasil Observasi Peningkatan Kemarnpuan Berbicara dan Pembelajaran

74

Sains Pertemuan Ketiga Siklus I ...

Tabel 5. Hasil Observasi Peningkatan Kanampuan Berbicara dan Pembelajaran
Sains Pertemuan Keempat Siklus

78

I

Tab€l 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Siklus

82

I

Tabel 7 Hasil Observasi Peningkatan Kanampuan Berbicara dan Pembelajaran
Sains Pertemuan Pertama Siklus

92

II

Tabel 8. Hasil Observasi Peningkatan Kanampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Pertemuan Kedua Siklus

II

96

Tabel 9. Hasil Observ'asi Peningkatan Kernampuan Berbicara dan
Pernbelajaran Sains Pertcmuan Ketiga Siklus II................................. 100
Tabet 10. Hasil Obsewasi Peningkatan Kcmampuan Berbicara dan Pembelajaran
Sains Pertemuan Keempat Siklus

IM

II

Tabel I I . Rekapirulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Pisang Siklus

tr

109

Tabel 12. Persentase Hasil Observasi Peningkaran Kanampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains pada Kategori Sangat Tinggi

Vl l l

119

Tabel 13. Persentase Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara
dan Pembelajaran Sains pada Kategori Tinggi

Tabel 14. Persenase Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara
dan Pembelajaran Sains pada Kategori Rendah....................................125

lX

DAF「 AR GRAFI K
Helaman

Grafik

l.

Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan berbicam dan
65

Pembelajaran Sains pada Kondisi Awal
Grafik 2. Hasil Observasi Peningkaan Kernampuan berbicara dan

68

Pernbelajaran Sains Pertemuan Pertama Siklus I

Grafik 3. Hasit Observasi Peningkatan Kernampuan Bericara dan Pembelajaran
¨¨

Sai ns Per t cmuan Kedua Si kl us I

....................72

.

Grafik 4. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Pembelajaran
................16

Sains Pertemuan Ketiga Siklus I............

Grafik 5. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berticara dan Panbelajaran
Sains Pertemuan Keempat Siklus

80

I

Grafik 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkaran Kernampuan Berbicara dan
87

Panbelajaran Sains Siklus I.............

Grafik 7 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Pembelajaran
Sains Pertemuan Pertama Siklus

II

.94

Grafik 8. Hasil Observasi Peningkaan Kemampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Pertemuan Kedua Siklus

[

98

.......

Grafik 9. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Pertemuan Ketiga Siklus

Grafik

II

....... 102

10. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Pembelajaran

Sains Perternuan Keempat Siklus II.....,.....

.... 106

Grafik I l. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berbicara dan
Pembelajaran Sains Pisang Siklus

Grafik

II..

................ I l4

12. Persentase Hasil Observasi Peningkatan Kernampuan Berbicara dan

Pembelajaran Sains pada Kategori Sangat Tinggi,,,...........................

X

l2l

Grafik

13. Persentase Hasil Observasi Peningkaran Kemampuan Berbicara

dan Pembelajaran Sains pada Kategori Tinggi

Grafik

14. Persentase Hasil Observasi Peningkatan Kanampuan Berbicara

dan Pernbelajaran Sains pada lfutegori Rendah.............. ..'...................126

xl

DAF「AR LAMPI RAN
Halaman
Lampiran I Surat Ijzinl Rekomnedasi Penetitian dari LP2M

tlNP

.................... 138

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Kesbanpol Padang Pariaman...........'....., 139
Lampiran 3 Rencana Pnogmm Pembelqiaran Harian

(RPP$

Kondisi Awal ... 140

......142

Lampiran 4 RPPH Pertemuan Pertama Siklus I....................

I
Ketiga Siklus I

Lampiran 5 RPPH Perternuan Kedua Siklus

.........

144

Lampiran 6 RPPH Perternuan

.........

146

L.........

148

Lampiran 7 RPPH Pertemuan Keempat Siklus
Lampiran 8 RPPH Pertemuan Pertama Siklus
Lampiran 9 RPPH Pertemuan Kedua Siklus

150

II

152

II

154

Lampiran l0 RPPH Pertemuan Ketiga Siklus II.............................
Lampiran I I RPPH Pertemuan Keernpat Siklus

II

.........................................---- 156

Lampiran l2 Resep Olahan Pisang..................

.

158

159

Lampiran 13 Resep Godok Pisang Keju



  1
  6

Lampiran 14 Resep Smoothies Pisang Naga Merah..
Lampiran l5 Resep Stick Es Pisang Cokelal .............
Lampiran l6 Resep Pisang Critpy.............'...........

162

Lampiran l7 Resep Bolu Pisang

163

Lampiran l8 Resep Piscok Meleber

164

Lampiran 19 Resep Gulai Pisang ...

165

Lampiran 20 Lembaran Observasi Kondisi
Lampiran

2l

Awal

166

.........

Lembaran Observasi Pertemuan Pertama Siklus

I

........................ 167

Lampiran 22 Lembaran Observasi Perternuan Kedua Siklus I

168

I

169

Lampiran 23 trmbaran Observasi Pertemuarl Ketiga Siklus

Lampiran 24 Lembaran Observasi Pertemuan Keempat Siklus

I

Lampiran 25 Lembaran Observasi Perternuan Pertama Siklus

II

Xl l

.1'.70

.......................

l7l

Lanpkan 26 Lembaran Observasi Perternuan Kedua Siklus II

172

II

173

Lal npi r an 27 Lembar an Obser vasi

Pertemuan Ketiga Siklus

Lal npi r an 28 Lal npi r an Obser vasi

Pertemuan Keempat Siklus

II

........................ I 74

Lampiran Foto Siklus I

175

Lampiran Foto Siklus II

178

Xl l l

A.

".*1i1,1.u*

hter

Bclekrng
Pendidikan anak usia

dini merupakan upaya pembentukan

manusia

unggul di masa yang akan datang Beberapa aspek yang dikenalkan dan
dikembangkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini diantaranya adalah nilai
agama dan moral, sosial dan emosi, batrasa,

kognitit fisik moorih

dan seni.

Salah satu aspek perkembanSan yang harus dikembangkan dalam
kognitif, yaitu kemampuan sains khususnya sains dalam pengolahan bahan
makanan yang sering dijumpai gada anak usia dini. Prinsip pembelajaran

untuk anak usia dini diantaranya adalah pembelajaran yang dimulai dari
hal-hal yang terdekat pada diri anak hingga yang terjauh dari lingkungan
anak.

Kompetensi Dasar Sikap yang harus dimiliki anak

di

PALID, yaitu

*Memiliki perilaku
kompetensi sikap sosial, diantaranya pada butir KD 2.1
yang mencerminkan hidup sehat". Sikap hidup sehat

ini

tercermin dari

kebiasaan anak makan makanan bergizi seimbang mancuci tangan,
menggosok gisi, mandi, dan sebagainya. (Pedoman Penanaman Sikap
Pendidikan Anak Usia Dini, Kemendikbud Dirjen PALJD' 20 l5).

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong
berkunbangnya potansi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh

pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh pendidikan
selanjutnya mancakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan anak dalam morgikuti pordidikan di jenjang yang

う‘

lebih tinggi. Kemampuan yang dimaksud terdiri dari kanampuan sikap,
kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan.

Dalam pengelolaan kelas Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat salah saru

model yang saat ini banyak digunakan, yaitu model sentra- Dalam model
sentra

ini

ada delapan sentra yang digunakan, diantaranya adalah sentra

memasak. Dalam sentra memasak memperkaya pengalaman unik bagi anak
mengenal be6agai bahan makanan dan proses sains yang menyenangkan. Di

sentra memasak, anak belajar konsep matematika sains, alam, sosial,
sehingga menunjang perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa,
motorik, dan juga seli serta nilai agama (Kemandikbud Dirjen PAUD,

201 5).

Pemilihan buah pisang dalam penelitian ini karena buah ini yang sudah
cukup dikenal dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini. Buah ini ada tanpa
menganal musim seperti buah-buahan yang lainnya. Selain itu, buah ini juga
mengandung zzt gSzi yang diperlukan dalam tumbuh kembang anak usia dini
bahkan hingga usia dewasa Sehingga pelgolahan buah pisang dipilih sebagai
bahan utama dalam penelitian ini.

Oleh karena Kurikulum 2013 mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pa,dekatan saintifik, dan
penilaian yang bersifar otentik. Mak4 dipilihlah kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan kanampuan berbicara anak dan kemampuan pembelajaran

sains pada anak usia

dini

dengan metode demonstrasi, yaitu guru

memperagakan suatu gerakan keterampilan memasak dalam pengolahan

pisang dan anak-anak mengamati guru. Sclanjutny4 anak dib€rikan

kesempatan untuk mengulang kembali keterampilan tersebut dengan urutan

yang benar dan tepat dur diakhiri dangan evaluasi melalui menceritakan
kembali atau kegiatan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan
pada hari tersebut.

Berdasartan obsewasi yang peneliti lakukan

di TK Firdausi Nuzula

Kecamatan Lubuk Alung, peneliti menemukan bertagai permasalahan yang

terkait dengan pernbelajaran anak TK. Diantaranya adalah

rendahnya

kemampuan anak dalam berbicara berdasarftan pengalamannya rendahnya
kernampuan untuk melakukan permbaan, rendahnya pemilihan metode dan

pemilihan alat peraga gum dalam membelajarkan konsep sains. Hal ini
terlihat sewaktu peneliti amati dalam proses belajar mmgqiar di kelas.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan

pembelajaran sains melalui pengolahan pisang. Pengolahan pisang dipilih
karena buah pisang sangat mudah dijumpai sehari-hari dalam masyarakat.
Pohon pisang secaftr umum memiliki banyak manfaarnya, mulai dari daun,

batang jantung pisang buah pisang hingga ke akarnya. Janis-jenis buah
pisang yang beragam dapat mengingatkan pendidik untuk mengenalkan Maha

Kuasanya sang Purcipta yang telah menciptakan buah pisang beraneka
bentuk dan namanya Sehingga anak usia dini dapat lebih mengakui Allah
Maha Besar yang telah menciptakan buah-buahan terutarna buah pisang yang
beraneka ragarn dan bentuknya

Berdasarkan fenomena diatas, maka pe.netiti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan

judul '?eningkatan

Kemampuan Berbicara dan

4

Pembelajaran Sains melalui Metode Demontrasi Pengolahan Pisang

di TK

Firdausi Nuzula Kecamatan Lubuk Alung".

B. Identitrkesi Meselrh
Berda,sarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

di TK

Firdausi Nuzula dapat diidentifikasi sebagai berikut:

l. Rendahnya kemampuan anak dalam menalar atau berpikir kritis
apa benda yang telah dilihatnya dalam hal

tentang

ini buah pisang.

2. Rendahnya kemampuan anak dalam melakukan pengolahan pisang
3. Rendahnya kernampuan menceritakan kembali proses sains dalam
pangolahan buah pisang.

4. Rendahnya pernilihan metode dan pernilihan mcdia panbelajaran guru
dalam proses belajar sains pada anak usia dini.

C. Pembrtrsen Meseleh

Melihat luasnya cakupan permasalahan atau keterbatasan tenaga

dan

waktu peneliti, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti, yaitu
pembelajaran sains dan kanampuan berbicara masih rendah untuk anak.

D. Perumusrn Masdeh
Berdasartan pembatasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah

pada penelitian

ini

adalah

*

Bagaimana metode demonstrasi dalam

pengolahan pisang dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan
kernampuan belajar sains anak
Kecamatan Lubuk Alung".

di

Kelompok

B TK Firdausi

Nuzula

E. T[juan Penelitian

Sesuai dengan rurnusan masalah yang telah dikemukakan maka
penelitian

ini

bertujuan untuk meningkadran kemampaa berbicra dan

kemampuan sains anak melalui metode demonstasi pengolahan pisang di

TK

Firdausi Nuzula Kecamaran Lubuk Alung

F. Menfeet Perelitien
Penelitian ini diharapkan mernberikan manfaat untuk mengembangkan

ilmu pendidikan anak usia dini khususnya dalarn bahasa dan sains anak usia
dini.

BAB I I

KAЛ AN PUSTAKA
A. Landesrn Teori

1.

Konsep PendidikanAnak Usia Dini

a.

Pengertian Pendidikan Anak Usie Dini
Menurut Yamin (2013: I )mengemukakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah menrpakan upaya pembinaan yang
ditunjukkankepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui stimulus pendidikan agar monbantu
perkembaogarl pertumbuhan baikjasmani maupun rohani sehingga anak
memiliki kesiapan mernasuki pendidikan lebih lanjut.

Menurut Santoso (2009:2. 13) pendidikan anak usia dini merupakan
usaha sadar untuk memfasilitasi pertumbuhandan pertanbangan jasmani dan

rohani anak, yang dilakukan melalui upaya penyediaan dan rohani analq yang

dilakukanmelalui upaya penyediaan pengalaman dan pemberian rangsangan
yang kaya dan bersifat menyeimbangkan.

Bredecamp datam Masitoh dkk. (2009:1. 6) menyatakan pendidikan

anak usia dini mencakup b€rba$i pmgftun yang melayani anak dari
lahirsampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan
perkembangan intelekntal, sosiat, emosi, bahas4 dan fisik anak

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pasal

I

ayat (14)

menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepadaanak sejaklahir sampai dengan usia enam tahunyang

dilak*an

melaluipemberian rangsanggrl pendidikan untuk membantu

7

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan p€ndapat para

ahli diaas dapat disimpulkan

bahwa

pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan diberbagai program yang
sistematis mtuk melayani, membina anak dari lahir sampai umur delapan tahun.

Disamping itu pendidikan anak usia dini merupakan usaha dan upaya dalam
mengembangkan potensi-potensi

fdng ada pada peserta didik agar

siap

memasuki pendidikan lebih lanjut-

Tujuan pendidikan anak usia dini
Tujuan pendidikan anak usia dini menurut Solehudin dalam Suryadi

Q0l4:24) adalah memfasilitasi pertumbuhandan pertunbangan anak secara
optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang
dianut.

Menurut Trianto (2013) Tujuan pendidikan anak usia

dini (l)

Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Es4 berakhlak

muli4

seha! berilnu, cakap, laitis, krratif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi

wzrga negan yang demogratis dan bertanggung jawab. (2). Mengembangkan
potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial, pesefta didih
pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatifdan

menyenagkan.

Ki Hajar Dewantara menyebut taman kanak-kanak
Menurut

Ki

sebagai Taman Indra.

Hajar Dewantara dalam Santoso (2009:2. 18) mengemukakan

OO

tujuan Taman Indra adalah: l) Mengembangkan

rasa tertib dan damai serta

pikiran yaag sehat, 2) Menciptakan suasana yang melyenangkan berdasarkan

lingkungan sekitamya untuk mencapai tujuan t€rs€but, kegiatan utama
anak-anak adalah menggambar, menyanyi, berbaris, bermain, serta melakukan
pekerjaan tangan, secara bebas dan t€ratur.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

tujuan

pendidikan anak usia dini adalah membantu mangembangkan potensi yang ada
pada peserta didik dalam lingkungan yang kondusif, demogratis dao

kompetitif

agar siap memasuki pendidikan selanjutnya

Pembelajaran Sains .Anak Usia Dini

a.

Pengcrtian Seins Anak Usia Dini

Menurut istilah secara umum, Sains adalah proses pengamatan,
berpikir, dan merefleksikan aksi dan kejadiar/peristiwa Sains merupakan cara
kita berpikir dan melihat dunia sekitar kita Ini adalah salah saru cabang ilmu
atau subjek bahasan yang mengkaji fakta-fakta/kenyaaan yang

fenomena alam. Pengkajian

te*ait

dengan

ini pun perlu dilakukan secara berkelanjutan

(Isaac Asimov, 1995). Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Kilmer

dan Hofinan (1995:60) bahwa Sains merupakan pengetahuan tentang
fenomena-fenomena tertentu, pmses yang digunakan untuk mengumpulkan

dan mengevaluasi informasi, dan sebagai bentuk adaptasi manusia pada
lingkungan.

9

Pendapat

di

atas senada dengan pernahaman tentang sains yang

disampaikan oleh Brewer yang mengatakan bahwa sains adalah sanua yang
ada

di sekitar kit4 terjadi di mana kita berada
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan sains pada anak-anak usia dini

dapat diartikan

sebagi hal-hal yang menstimulus mereka untuk meningkatkan

rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga memunculkan

pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir, dan mengaitkan
antar konsep atau peristiwa-

Tujuen Pembelejann Seins Untuk Anrk Usir Dini

Ada

beberapa pandangan ilmuwan tertradap pendidikan dan

pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan peirdidikan sains sejalan datgan

kurih.rlum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek
domain kogniti{ aspek afektif maupun aspek psikomotor anak (Abruscato)

dalam .A.ti Nugraha (2005:27), Sdangkan Sumaji menganukakan bahwa
tujuan sains yang mendasar adalah untuk mcmupuk pernahamaq minat dan
penghargaan anak didik teftadap dunia dimana dia hidup.

Teori Taksonomo Bloom (dalam Trianto 2010:142) dijelaskan tujuan
pembelajaran IPA diharapkan dapat mernberikan memberikan pengetahuan

(kognitiD yaitu pengetahuan dasar dari pnnsip dan konsep yang bennanfaat
dalam kehidupan sehari-hari

Sedangkan menurut

Liek wilarjo dalam Ali Nugraha Q{n5:,27)

mengemukakan bahwa fokus dan tekanan pendidikan sains terletak pada
bagaimana

kita membiarkan diri anak didik oleh alam agar menjadi lebih

10

baik Maknanya didik

dengan alaru

mel*ih anak untuk jujur dan tak

berprasangka Dari pengalaman bergumul keras untuk memecahkan persoalan
dalam sains, kita dilatih untuk gigih dan tekun dalam menghadapi berbagai

kesulitan, meningkatkan kearifan, dan meningkarkan

mendewasakan

pertimbangan dalam menempuh jalan kehidupan.

Leeper dalam

Ali

Nugraha (2005:28) mengemukakan tujuan

pembelajaran sains bagi anak usia

did

adalah sebagai berikut : l)Agar

anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya

melalui penggunaan metde sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi
terampil dalam menyelesaikao berbagai hal yang dihadapinya. 2) Agar anak

memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya: tidak cepal-cepat
dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagi sudut

pardan& berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat
terbuka-

3) Agar

anak-anak mendapatkan penngetahuan

dan

informasi

ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercay4 artinya informasi yang diperoleh
anak berdasarkan pada standar keilmuan yang sanestiny4 karena inforrnasi

yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya. 4)Agar anak lebih

berminat dan tertarik unnrk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya-

Berdasarkan tujuan tesebuq jelaslah

bahwa

pengembangan pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif
anak saj4 melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang

bahkan lebih

jauh

diharapkan dengan mengembaag[an pembelajaran sains

yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan

berfikir kritis yang semuanya akan sangat bennanfaar bagi aktualisasi

dan

kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada
masa akan datang.

c.

Tujuen Pembelajenn Seins Bagi Anrk

Leeper dalam

Ali

Nugraha (2005:28) mengemukakan tujuan

pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut
I

)

:

Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan metod€ sains, sehingga anak-anak
terbantu dan menjadi terampil dalam meryelesaikan bertagai hal yang

dihadapinya

2)

Agar. anak

memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya

:

tidak c€pat-cepat dalam mengambil keputusaq dapat melihat sesuatu

dari berbagai sudut pandang berhati-hati terhadap informasi yang
diterimanya serta bersifat terbuka

3) Agar anak-anak

mendapatkan penngetahuan dan informasi ilmiah

yang lebih baik dan dapat dipercaya artinya informasi yang diperoleh

anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena
informasi yang disajikan merupakan hasil Gmuan dan nrmusan yang

obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilrnuan
menaunginya

yang

12

4)

Agar anak lebih benninat dan tertarik untuk menghayati sains yang
berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

Berdasarkan

tujuan

tersebut, jelaslah

bahwa

pengembangan pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif
anak saj4 melainkan mernbina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang

bahkan lebih jauh diharapkan dengan mengembangkan pembelajaran sains
yang memadai (adequate) akan menumbuhkan k€ativitas dan kemampuan

berfikir kritis yang semuanya akan sangat berrnanfaat bagi aktualisasi dan
kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada
masa akan datang.

Trhrprtr Usia Ddam Pengembrngen Sains
Pendekatan yang digunakan dalam kegiaan belajar sains kepada anak

sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya
Beberapa indikator disetiap usia 5-6 tahun dibawah ini

:

Anak mampu mercncanakan penelitian yang berhubungan

dengan

pemecahan masalah, seperti ketika mencari jawaban bagaimana cara hewan
berkembang biak? Dapat mengikuti tiga tahap tujuan dan menilrnati beberapa

penelitian langsung dari guru. Memiliki perhatian yang lama untuk berbagai
aktivitas sains, mereka mulai dapat menikmati kegiatan yang dilakukan dalam
kurun waktu beberapa hari. Bekerja benama-sama dengan lima alau enam anak.

Tertarik pada buku-buku yang yang berftubungan dangan aktivitas dari praktek

sains dengan beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa gambar. Mulai

dapat

memahami beberapa konsep sains yang b€rsifat abstralq tetapi tetap dengan

13

contoh-contoh nyata

yang kongkit dan praktek langsung.

Senang

manggunakan gambar-gambar dan manulis bertagai pengalaman yang mereka
dapatkan dalam praktek sains yang telah dilakukan

Manfaat Belajar Sains
Menurut Dr. Neil de Grasse Tyson, "Sains mernberikan 'seperangkat
alat' unhrk memahami bagaimana dunia di sekitar kita berjalan.Intiny4 belajar
sains bukanlah bertujuan agar anak nantinya menjadi seorang ahli kimia atau

atrli astronomi (walaupun bagus juga kalau ia nanti menjadi ilmuwan), tapi
lebih pada pemahaman bahwa sains itu selalu ada di mana-mana dan menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari.

l)

Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan
menyelidiki objek serta fenomena alam.

2)

Mengembangkan ketrampilan poses sains dasar, seperti melakukan
pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan
sebagainya.

3)

Mengembangkan rasa ingin tahq rasa sanang dan mau melakukan

kegiaan inkuiri atau penemnan.

4)

Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur
maupun ftrngsinya-

Kemrmpuen Berbicere enrk usie 4J tehun

a.

Konsep Berbicara

l)

Pengertien Berbicara

14

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat alau

pikiran dan peravum kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
Uermaapan maupun dangan jarak

jauh.

Berbicara menrpakan alat komunikasi

yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai

bortuk tingkah laku sosial.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah dua hal yang diukur secara terpisah

dan secara bersama-sam4 dianggap menc€rmink ke.mampuan lisan seorang
anak secara keselun-rhan, Kernampuan bicara terdiri dari bertagai bunyi yang
dibual orang dengan mulut mereka untuk menyampaikan suatu pesan; hal tersebut
merupakan suatu sarana yang digrurakan untuk berkomunikasi (Laura Dyer,
2004).

Berkaitan dengan kete?ampilan berbahasa, tujuan pengajaran bahasa

adalah berbicara Keterampilan berbicara adalah kemampuan

menyusun

kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk
menampilkan perMaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang
berbeda

Menurut Linda Campbell dan kawan-kawarq berbicara yang efektif tidak
hanya melibatkan kata-kata yang kita gunakan, tetapi cara yang digunakan, nada
suara, ekspresi wajah, sikap, dan gerakan tubuh. Albert Mehrabin, penulis Sillent

Messages, menunjukkan bahwa hanya 7o/o apa yang

kita sampaikan

kata-kata yang berhubungan dengan kata-kata yang

kita

lewat

gunakan, 3E%

berhubungan dengan nada suar4 dan 55% dengan ekspresi wajah dan bahasa

15

tubuh. Jika demikian adany4 keterampilan berbicara yang efektif melibatkan
semua kecerdasan (Linda Campbell,2005).

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan
mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam
kelengkapan

alat ucap

hal

kd,

seseorang merupakan persyaratan alamiah yang

memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang lt'as bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara Keterampilan ini juga didasari oleh

kepercayaan

diri untuk berbicara secara wajar, jujur,

benar, dan bertanggung

jawab dengan menghilangkan masalah psikologis, seperti rasa mahl rendah diri,
ketegangan, berar lidah, dan lain-lain.

2)

Teknik dan Upry. untuk Membantu Perkembangen Bahasa Anak
Ada beberapa teknik yang dapat membantu memfasilitasi perkembangan

bahasa anak. Tidak semua anak memerlukan

telnik tertentu dengan cara

atau

teknik yang sam4 m€ngingat masing-masing anak merniliki keunikan tersendiri
dalam mempelajari sesuatu termasuk berbicara

Seorang

ahli Patologi bicara-bahasa, Laura Dyer, MCD,

CCC-SLP

mengungkapkan bahwa apabila orang tua dan guru ingin mendorong anak untuk

dapat berkomunikasi, maka harus menyesuaikan dcngan kernarnpuan anak dan

lingkungan yang kondusif. Selain itu orang tua dan guru juga memperhatikan
masa jeda ketika

berticara dengan analq menatap mata anak dengan penuh harap,

dan berusaha untuk memahami maksud komunikasinya. Berikut ini teknik yang

16

tepat dilakukan orang tua dan guru untuk membantu meningkatftan keterampilan
berbicara anak usia 5-6 tahun.

a)

Peningkatan

Teknik ini mempertahankan topik pembicaraan tanpa perlu memperluas
pelafalan anak-anak menjadi suatu kalimat lengkap. Selain itu, juga
menambah informasi untuk membangun suatu topik. Sebagai contoh, anak

mengatakan: "Burung'. Maka orang hra dan guru dapat meningkatkan
pengamatan anak tentang burung dangan mengatakan:

"

Bunmg murai

merah yang indah".

b)

Pertanyaan terbuka

Teknik ini unhrk mendorong tanggapan yang terdiri atas beberapa kata
Sebagai contoh, ketika memhacakan sebuah buku cerita, guru dapat
mengatakan: "Kenapa anak laki-laki

itu

memelihara anjing?" bukan

mengatakan: 'Apa yang dipelihara anak laki-laki itu?" Anak cenderung

lebih tertarik dengan pertanyaan-perhnyaan yang secara nyata

atau

konkret memang belum diketahui jawabannya. Pertanyaan 'hyata" yang
guru belum ketahui jawabannya akan mendorong tangg4an yang lebih
sering dari anak-anak. Dan mereka me.nunjukkan minat yang lebih tinggi
dari jenis pertanyaan seperti ini.

Pada umumnya teknik+eknik tersebut berhasil untuk mengembangkan
kernampuan anak dalarn berbicara dangan alasan bahwa topik pembicaraan
berpusat pada kete(arikan atau minat anak-anak, bukan pada minat orang tua atau
guru.

17

Masih menurut Dyer, karalceristik anak usia 5-6 ahun dalam ekspresi
berbicara dapat diamati sebagai berikut.

a)

Anak pada usia ini sudah memiliki kosakata 2.600 kata

b)

Sebagian anak masih kesulitan dengan hurufkonsonan s dan r.

c)

Dapat membuat kalimat kompleks. Kdimat majanuknya terdiri dari dua
klausa atau lebih yang dihubungkan dengan "dan" atau

*tetapi". Beberapa

anak masih kesulitan dengan kata "apabila'' dan 'tnaka".

d)

Dapat mengawali dan mempertahankan suatu percakapan, tetapi apabila
sesuatu yang dikatakannya memerlukan klarifikasi, anak kadang tidak
mampu menj elaskannya

e)

Menyebutkan nama-nama hari dalarn seminggu secara berurutan, dan
menghitung sampai 30.

Menyuarakan ide-idenya dan masalah yang dihadapinya tanpa rasa
frustasi.

g)

Menceriakan suatu cerita yang terdiri dari beberapa bagian dengan urutan
yang benar, menlukai bergurau dan permainan kata-kata sedethanaDan yang perlu diwaspadai ketika anak-anak tidak dapat

nnmanya dan informasi dasar tentang

di

mana

(l)

menyebutkan

ia tinggal; (2) tidak

melakukan pekdaan selama lebih dari beberapa menit; (3) menjadi

dapat

fttsasi ketika

waktunya membaca bersamer; (4) berjuang keras

menguasai

keterampilan-keterampilan pramelek hurufseperti sajak dan pengmalan bunyi.

Anak pada usia 5-6 tahun ini menunjukkan rasa haus akan pengetahuan
dan kemampuannya dalan menyerap informasi yang didengamya- Anak perlu

18

dilatih untuk terbiasa mendangar kalimat yang panjang dan kosakara yang lebih
menantang. Maka, sangat tepal jika orang tua dan guru mulai mengajarkan
konsepkonsep abstrak pada usia ini. Ketika anak tertarik dalam suatu topik
pembicaraan, ia akan sering terlibat dalam percakagan tersebut karena menarik

minatnya
Pada usia

56 tahun ini

anak lebih tertarik dengan cerita-cerita khususnya

buatan anak sendiri. Berikan dukungan agar anak mcmperagakan cerita yang

dibuatnya dengan berdandan atau menggunakan boneka. Gunakan suffa yang
berbeda untuk mewakili karakter yang berbeda Oleh karena itu"

jika

guru

memperagakan metode bermain peran dengan ekspresi dan suara seperti yang
diperankan, misalnya suara ayah dengan nada yang bera! suara ibu dengan suara

bias4 suara anak yang ringan, maka anak-anak akan mudah tertarik.

Lebih lanju! Dahlan dalam So&an Sauri mengungkapkan bahwa Al
Qur'an menampilkan enam prinsip yang seyogianya dijadikan pegangan saat
berbicara yaitu (pertama) Qaulan kdida, yaitu berbicara dangan benar, (kedua)
Qaulan Ma'ruf* yaitu berbicara dengan manggunakan bahasa yang menyedapkan

hati, tidak menyinggung atau manyakiti perasaan, sesuai dengan kiteria
kebenaraq jujur, tidak mengandung kebohongan, dan tidak berpura-pura; (ketiga)

Qaulan Baligha, yaitu berbicara dengan menggunakan ungkapan yang mengen4
mencapai sasaran dan tujuan, atau membekas, berbicaranya jelas, teran& tepat
dan efektif.

Selanjutny4 $eempat) Qaulan MaysvTa yaitu berbicara dengn baik dan
pantas agar orang tidak kecewq (kelima) Qaulan Korima, yaitu berbicara dengan

19

kata-kata mulia yang menyirarkan kata yang isi, pesan, cara, serta tujuannya selalu

baik, terpuji, penuh hormat, mencerminkan akhlak terpuji dan mulia- Dan terakhir
(keenam) adralah Qoul@, I-a1yino, yaitu b€rbicara dengan lembut (Sofyan Sauri,
2oftr).

Menurut Sofran Sauri, jika keenam prinsip berbahasa tersebut diterapkan
secara konsisten, maka komunikasi antarmanusia akan terjalin dengan baik dan
pada akhimya ketenangan dan ketenteraman masyarakar akan tcrwujud. Terlebih

Negara Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam, seharusnya keenam

prinsip di aras menjadi panduannya dalam berbicara baik kepada sesama muslim
maupun nonmuslim.

Menurut Tarigan berbicara erlalah suatu kaerampilan berbahasa yang
berkembang pada kehidupan analq yang hanya dilalui oleh keterampilan

menyimalq dan pada masa tenebutlah kemampuan berbicara arau berujar
dipelajari. Berbicara berkaitan dengan perkembangan kosakata yang diperoleh
anak melalui kegiatan menyimak dan mernbaca (Henry Gmtur Tarigan, 2008).

Menurut Linda Campbell dan kawan-kawan, berbicara merupakan salah
satu karakteristik dari kecerdasan verbal linguistih seperti diuraikan sebagai
berikut.

(l)

Mendangar dan merespon setiap suar4

ritne, wama, dan berbagai ungkapan

kata.
2     3

Menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis dari orang lain.
Belajar melalui menyimak, membaca, menulis, dan diskusi.

20

(a) Menyimak secara efektif, mernahami, menguraikarl menafsirkan,

dan

mengingat apa yang diucapkan,

(5) Membaca secara efektif, mernahami, meringkas, menaftirkan

alau

menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca

(6) Berbicara secara efettif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan,

dan

mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif atau
bersemangat pada waktu-waktu yang tepat.

(7) Menulis secara efektif,

mernahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahas4

ejaan, tanda baca dan menggunakan kosakata yang efektif.

(8) Memperlihatkan

kemamp',qn unluk mempelajari bahasa lainnya-

(9) Menggunakan keterampilan menlmalq berbicara menulis, dan mernbaca
untuk mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, memengaruhi,
menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan menggambarkan bahasa itu

sendiri.
(

l0)Berusaha untuk mengingatkan pernakaian bahasanya sendiri.

(

I

l)Menunjukkan minat dalam jumalisme, puisi, bercerit4 deba! berbicar4
menulis atau menyunting.

(I2)Menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau
komunikasi oral (Linda Campbell, 2005).

Jika disimpulkan, teknik berbicara pada anak usia dini juga
memperhatikan beberapa aspelq yaitu kematangan
mengucapkan huruf

&

alat ucap anak

harus

seperti

S, atau K. Selain itu juga aspek lingkungan terdekat

dengan anak karena anak c€nderung sebagai peniru uhmg yang cepar menyimak

つ乙

dan meniru apa pun yang dilihat dan didengamya-

Mak4 sudah selayaknya kerja

sama yang baik antara guru, orang tua, dan masyaraka

di mana anak itu tinggal

agar menggunakan bahasa yang santun dan sopan dalarn berkomunikasi dan
berbicara

3)

Pengukuren Ketenmpihn Bcrbkrra

Tes keterampilan berbicara merupakan kegiatan praktik di mana para

siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikinn, atau perasaaannya Tes
ke.terampilan berbicara praktik lebih tepat dilakukan

di kelas sewaktu masih

berlangsung kegiatan belajar-mengajar.

Menurut Browq ada empat kategori dalam mengukur keterampilan
berbicara, di antaranya adalah: Imitative, Irrtensive, Respottsive, dan hrreractive (H.
Douglas Brown, 200.1).

Untuk lebih jelasnya masing-masing kategori ini

akan

diuraikan sebagai berikut.

Imitative (peniruan), yaitu hanya meniruksr sebuah kat4 frase,

mungkin kalimat. Peniruan yang dilakukan hanya
(pengucapan) saja tanpa mengrji panahaman

rti

pda

atau

pronunciotion

atau ikut serta

dalam

percakapan yang interaktif.

Lrtensif, yaitu berbicara yang sering digunakan dalam menguji konteks

produksi serangkaian ucapan pendek yang dirancang untuk menunjukkan
kompetensi dalam sebuah ikaan sempit hubungan gramatikal, frase, leksikal, atau

fonologis.

22

Responsive, yaitu meliputi intemksi dan ujian pemahaman sebuah
percakapan yang saogat pendelq sapaan standar, sekadar basa-basi, permintaaa
komentar pendelg dan semacamnya.

Interactive, yaitu menguji pernahaman sebuah percakapan yang panjang

dan kompleks, yang kadang-kadang melibarkan banyak peserta dan saling
mercspon.

b.

Tujuen Berbicera
Tujuan berbicam adalah berftomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran

secara

efektil maka

seyogianyalah sang pembicara memahami makna segala

sesuatu yang ingin dikomunikasikan.

Dia harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya tefiadap pendengarny4 dia harus mampu mengevaluasi efek

komunikasinya terhadap para pendengamY4

dan

ia

harus

mengetahui

prinsipprinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum
maupun perorangan.

Adapun tujuan berbicara menurut Dhi€ni addah untuk memberitahukarl
melaporkan, menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseomng (Nurbiana Dhieni,
dkk.,2011). Faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseonmg

meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi:

(l)

k€tepatan ucapan., (2) penempatan tekanaq nada seni, dan durasi yang sesuai' (3)

pilihan kat4 (4) keteparan sasaran pembicaraan. Aspek nonkebahasaan meliputi:

(l)

sikap tubutr, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat (2) kenyaringan

suara dan kelancaran dalam berbicara.

23

c.

Tugrs Drhm Berbicrra
Tugas dalam belajar berbicara pada awal masa kanak-kanak menurut

Hurlock adalah pengucapan kata-kat4 menarnbah kosakata dan membentuk
kalimat. Masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.

a) Pengucapan kata-kata
Anak-anak sulit belajar mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi,
seperti huruf mati z, w, d, s, dan

g

serta kombinasi huruf mati st, str, dr, dan

fl.

Mendelgartan radio dan televisi dapat membantu anak mengucapkan
kata-kata

b) Menambah kosakara
Kosakata anak-anak maningkar pesat ketika ia belajar k^ta'kala baru dan

arti-arti baru untuk kata-kata lama- Untuk menunjukkan peningkatan kosakata

yang pesat selama awal masa kanak-kanak Dalam menambah kosakata
anak-anak muda belajar kata-kara yang umum seperti "baik" dan "buruk",

'tnernberi", dan 'tnenerima" dan juga banyak kata-kata dengan penggunaan
khusus seperti bilangan dan nama-nama wama

c) Membentuk kalimat
Kalimat biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusun
oleh anak usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun. Kalimat ini
banyak yang tidak tengkap, terutama terdiri dari kata benda dan kurang kata

kerja kata depan dan kata penghubung. Sesudah usia tiga tahuq
membentuk kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata.

anak

24

d.

Hel-hel Penting drlem Belejer Bcrticrre
Menurut Hurlock ada anam hal penting yang harus diperhatikan dalam belajar

berbicar4 yaitu sebagai berikut.

a) Persiapan fisik untuk berbicara
Kernampuan berbicara bergantrmg pada kernatangan mekanisme bicara Pada

waktu lahir, saluran suara kecil, langitlangit mulut datar, dan lidah terlalu
besar untuk saluran suara Sebelum ssnua salana

itu mencapai bentuk yang

lebih matang, syarat dan otot mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi
yang diperlukan bagi kata-kah

b) Kesiapan mental untuk berbicara
Kesiapan mental untuk berbicara b€rgantung pada kematangan otak, khusumya
bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan tersebut bertembang di antara

umur 12 dan l8 bulan dan dalam perkembangan bicara dipandang

sebagai

'saat dapat diajat''.

c) Model

yang baik untuk ditiru

Agar anak tahu

mengucapkan

kata dengan betul, dan

kemudian

menggabungkannya manjadi kalimat yang betul, maka mereka harus memiliki

model bicara yang baik untuk ditiru. Model tersebut mungkin orang di
lingkungan mereka, penyiar radio atau televisi, dan aktor filrn. Jika anak
kekurangan model yang baik, maka anak akan sulit belajar berbicara dan hasil
yang dicapai berada di bawah kernampuan mereka

d) Kesempatan untuk berPraktek

ξ′
うる

Jika karcna alasan apa pun kesempatan berbicara dihilangkan, jika mereka
tidak dapat membuat orang lain mengerti, mereka akan putus asa dan marah.

Ini seringkali melemahkan motivasi mereka untuk belajar bicarae) Motivasi
Jika anak mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka

inginkan tanpa memintany4 jika pengganti bicara seperti tangis dan isyarat
dapat mencapai tujuan tersebu! maka dorongan untuk belajar berbicara akan
melemah.

f)

Bimbingan
Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara adalah pertama,
menyediakan model yang bailq kedua mengatakan l< ta-lrarta dengan perlahan

dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminy4 dan ketig4 memberikan
bantuan mengikuti model tersebut dengan mernbetulkan setiap kesalahan yang

mungkin dibuat anak dalam meniru model tenebut
Jika karena alasan apa prm kescrnpatan berbicara dihilangkan, jika mercka

tidak dapat membuat orang lain mengerti, mereka akan putus asa dan marah. Ini
seringkali melemahkan motivasi mercka untuk belarjar bicara

Hurlock juga mengungkapkan bahwa kosakata khusus pada

masa

kanak-kanak akhir terdiri dari beberapa hal, yaitu:

a) Kosakata etiket; anak yang di rumah dilatih menggunakan kata-kata seperti:

'tninta tolong" dan'terima kasih", mempunyai kosakata etiket orang dewasa
dalam lingkungan keluarganya.

26

b) Kosakata wam4 anak belajar nama s€mua warna yang rrmum dan wama yang

tidak terlampau umum dipelajari segera setelah masuk sekolah

dan

memperoleh pendidikan formal dalam kesenian.

c) Kosakata bilangan; dari pelajaran berhitung di sekolah anak belajar nama dan
arti bilangan.
d) Kosakata uang; baik

di rumah maupun di

sekolah, anak yang lebih besar

belajar nama pelbagai mzrcam uang logam dan ia mengerti nilai dari berbagai
satuan uang kertas.

e) Kosakata waktu; kosakala waktu dari anak yang lebih besar sama dengan kosa

kata waktu dari orang dewasa dengan siaga

ia

berhubungan, walaupun

pengertiannya tentang kata-kata waktu kadang-kadang tidak tepat-

f)

Kata-kata populer dan kata-kata makian; anak belajar kata-kata populer dan
kata-kata makian dari anak-anak yang lebih besar

di

lingkungan tetangga

Dengan menggunakan kata-kata tersebut anak merasa "dewasa" dan mereka
segera mengetahui bahwa penggunaan kata-kata tersebut mempunyai nilai
perhatian yang lebih besar.

g) Kosakata rahasi4 anak menggunakan kosakata rahasia untuk berkomunikasi
dengan sahabatnya. Dapat berbentuk tulisan, terdiri dari kode-kode yang
dibentuk dengan lambang-lambang atau p€ilgganti hurut, lisan, terdiri dari

kata-kata yang dirusak atau kinetilq terdiri

dari

isyarat-isyarar dan

manggunakan jari-jari unnrk mangomunikasikan kata-kata (Elizabett B. Hurlod('
1980).

27

AMullah Nashih Ulwan mengungkapkan bahwa etika berbicara termasuk
etika sosial yang patut mendapatkan perhatian secara khusus dari para pendidi(

yaitu mengajarkan tata krama dalam berbicara

di

samping diajartan tenung

bahasa dan dasar-dasar dalam percakapan kepada anak sejak kecil. Sehingga

jika

anak telah mancapai usia baligh, ia telah mengetahui tata cara berbicara dengan

orang lain, mendengarkan pembicaraan, dan bercakapcakap dengan mereka,
termasuk cara-cara yang dapat menggembirakan mereka (ntoumn Nashih Uhran,
2OO7l.

Selain

itrr fungsi

bahasa menurut Halliday dalam Soetjiningsih, adalah

sebagai berikut.

a) Fungsi insrumental, bahasa dapat memperlancar anak untuk mendapa