POLA KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA AC MILAN INDONESIA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Milanisti Sezione Tangerang) - FISIP Untirta Repository

  

POLA KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA

AC MILAN INDONESIA

  (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Milanisti Sezione Tangerang)

  

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

  

Program Studi Ilmu Komunikasi

  Oleh : Dosta Taruli Gabe NIM. 6662121840

  

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.” (Filipi 4 : 13)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang

tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan

membiarkan kamu dicobai melampaui kekuataan. Pada waktu kamu dicobai Ia

akan memberikan kep adamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(1 Korintus 10 : 13)

  Syukur Kepada Allah… Skripsi ini ku persembahkan untuk

  Papa & Mama tercinta dan kedua kakakku tersayang yang telah membesarkanku, mendidikku, menyayangiku, serta memberikan aku dukungan dan semangat sehingga aku bisa berjuang hingga

KATA PENGANTAR

  Segala Puji dan Syukur hanya bagi Tuhan yang Maha Esa, oleh karena anugerahNya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul :

  “POLA

KOMUNIKASI SUPORTER SEPAKBOLA AC MILAN INDONESIA (Studi

Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Milanisti Sezione Tangerang).

  

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada.Untuk itu demi sempurnanya skripsi ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (S.Lumban Gaol dan S.R.R.Siregar) yang telah tulus ikhlas memberikan kasih sayang, cinta, doa, perhatian, dukungan moral dan materil yang telah diberikan selama ini.Terima kasih telah meluangkan segenap waktunya untuk mengasuh, mendidik, membimbing, dan mengiringi perjalanan hidup penulis dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti agar penulis sukses dalam menggapai cita-cita. Buat kakak-kakak dan abangku terkasih Novida Riama dan Yandhi Saudara, terima kasih sudah menggandeng tangan saya dalam doa. Khusus untuk abangku Yandhi,Thank you for helping me in everything that I need in the process of making this thesis.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd. Sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Periode 2017-2018.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ketua Jurusan Komunikasi, Dr.Rahmi Winangsih., M.Si dan Sekertaris Jurusan Ilmu Komuniakasi, Darwis Sagita., M.Ikom. Terima kasih atas segala kenyamanan, dan pemahaman terbaik dalam pengambilan keputusan- keputusan yang sangat berarti banyak bagi kami mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Kepada seluruh staff beserta dosen-dosen pengajar, Terima kasih atas transfer ilmu pengetahuannya, semoga berguna dan dapat diimplementasikan oleh saya dalam menghadapi tantangan dunia setelah dunia perkuliahan.

  5. Bapak Ikhsan Ahmad, S.Ip., M.S.i sebagai dosen pembimbing 1 dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan dan masukannya.

  Maaf atas segala tingkah laku atau ucapan yang kurang berkenan dari penulis sebagai mahasiswa yang dibimbing.

  6. Bapak Teguh Iman Prasetya, SE., M.S.i sebagai dosen pembimbing 2 dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas kemudahan, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada penulis. Maaf atas segala tingkah laku atau ucapan yang kurang berkenan dari penulis sebagai mahasiswa yang dibimbing.

  7. Humas C 2012, Teman angkatan, teman berproses, empat tahun bersahabat bukan waktu yang singkat, pernah kita lalui cinta, amarah, air mata, tawa, bukan sebuah lakon drama tapi alur nyata, saya percaya ini sudah takdir Tuhan menempatkan kita sebagai sekumpulan teman atau menempatkan kita untuk saling mewaraskan hahahaha.

  8. My ex-beloved partner, Romi. Thanks for everytime, everywhere, you always beside me. Always give me spirit. Moreover, at the last you leave me alone before my thesis finished.

  9. My Best Partner in Spirit, Dewi Mariana Siahaan, Monalisa Sihombing, Maya, Dania Pratiwi dan Putri Wulandari yang telah menjadi teman yang luar biasa sejak maba. Penulis mengucapkan terima kasih untuk doa, perhatian, semangat, bantuan, nasihat, dan persahabatan yang manis ini..

  10. Segenap keluarga besar Milanisti Indonesia Sezione Tangerang Periode 2016, Terimakasih atas bantuannya selama penelitian.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan yang membangun untuk menyempurnakan penelitian ini.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan menggunakannya.

  Serang, 06 Maret 2017

  

ABSTRAK

Dosta Taruli Gabe. NIM 6662121840. Pola Komunikasi Suporter

Sepakbola AC Milan Indonesia (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi

Milanisti Sezione Tangerang). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2017.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pola komunikasi kelompok suporter sepakbola. Peneliti memfokuskan pengurus dan anggota Kelompok Suporter Milanisti (AC Milan Indonesia Suporter) Sezione Tangerang dikarenakan kelompok tersebut merupakan cabang resmi yang berada di kota Tangerang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi partisipan. Studi diskriptif yang diteliti tertuju pada komunikasi antara pengurus dan anggota Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang. Penelitian ini menjelaskan tentang pola komunikasi Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang. Pola komunikasi proses komunikasi internal Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang terdapat dua macam komunikasi yaitu komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Hampir seluruh proses komunikasi yang terjadi bersifat non-formal. Komunikasi internal antara pengurus dan anggota Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang dilakukan melalui komunikasi langsung yaitu tatap muka (face

  • –to–face) seperti Rapat Rutin, Nobar

  (Nonton Bareng), Kopdar (Kopi Darat), Futsal, dan Gathering. Sedangkan dalam proses komunikasi eksternal hanya merupakan komunikasi kelompok. Komunikasi yang bersifat formal dan langsung (tatap muka) hanya terjadi pada saat kegiatan Charity yang berhubungan dengan masyarakat banyak serta pada kegiatan FORKAS (Forum Komunikasi Antar Suporter) saja.

  Selain kegiatan tersebut baik komunikasi internal pengurus dan anggota kelompok serta komunikasi eksternal kelompok. Milanisti Sezione Tangerang juga berkomunikasi melalui media (mediated). Kelompok ini menggunakan media sosial berbasis internet seperti Email, Blog, Facebook, Twitter, dan instant message (pesan singkat) seperti BBM (Blackberry Messanger) dan WhatsApp.

  Dari kesimpulan yang telah didapat, saran yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah agar Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangernag lebih meningkatkan kegiatannya lagi, khususnya kegiatan eksternal. Kegiatan

  • – kegitan tersebut bermaksud untuk menambah keakraban dan rasa persaudaraan antar anggota. Selain itu, adanya kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan penilaian positif.

  Kata kunci: Pola Komunikasi, Suporter Sepakbola, AC Milan Indonesia

  

ABSTRACT

Dosta Taruli Gabe. NIM 6662121840. Communication Pattern off

Football Supporter (Qualitative Descriptive Study of Communication Patterns

Milanisti Sezione Tangerang Indonesian). Essay. Department of

Communication Studies. Faculty of Social and Political Sciences, University

of Sultan Ageng Tirtayasa. 2017

  The research have a purpose to discover about communication pattern of football supporter. Researcher focused on the organizer and the members of Milanisti (AC Milan Indonesia Supporter/Indonesian AC Milan Supporter) Sezione Tangerang because the group is the official branch that exist Tangerang. This reasearch is considered as qualitative research and use descriptive study method.

  Data collection technique used is in-depth interview and partisipatory observation. Descriptive study that examined poited to the communication between the organisator and member of the Milanisti Sezione Tangerang. The research explains about the communication pattern of football supporter group Milanisti Sezione Tangerang. The internal communication pattern of Milanisti Sezione Tangerang consist of two kinds of communication, which are group and interpersonal communication. Almost every communication process happens in informal situation. Internal Communication between the organisators and members of Milanisti Sezione Tangerang done directly (face to face) like Routine Meeting, Nobar (Watch Together), Kopdar (Meet up), Futsal, and Gathering. Whilst in the external communication process, there

  ’s only group communications. Formally and directly (face to face) communication only happens at Charity events that linked to the general society and at the FORKAS (Inter-Supporter Communication Forum).

  Besides those events, internal communication between organisators and members as well as the external group communications, Milanisti Sezione Tangerang also communicate through media (mediated). The group use internet based social meda like Email, Blog, Facebook, Twitter, and instant message like BBM (Blackberry Messanger) and WhatsApp.

  From the conclusion, suggestion that the research can give Milanisti Sezione Tangerang are to increase its activity, esspecially external one. Those activities are meant to increase solidarity and fraternity between the members.

  Furthermore, the existance of Milanisti Sezione Tangerang can be more usefull for the society and give positive valuation.

  Keywords: communication pattern, footbal supporter, AC Milan Indonesia

  

DAFTAR ISI

  Hal

  

COVER ....................................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ ix

ABSTRACT ................................................................................................................ x

DAFTAR ISI............................................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 11 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11 1.3. Identifikasi Masalah...................................................................................... 11 1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 12

  1.5.1 Manfaat Akademis ............................................................................... 12

  1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 12

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi ................................................................................................... 13

  2.4.1. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal .................................................... 37

  2.7.3. Suporter ................................................................................................ 47 2.8. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 48

  2.7.2. Kelompok ............................................................................................. 47

  2.7.1. Pola Komunikasi ................................................................................. 46

  Definisi Konseptual ..................................................................................... 46

  2.5.1. Dua Sisi Suporter Sepak Bola ............................................................ 42 2.6. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 45 2.7.

  2.4.2. Tahap Hubungan Antarpribadi ........................................................... 38 2.5. Suporter ........................................................................................................ 40

  2.3.3. Teori Prestasi Kelompok ................................................................... 32 2.4. Komunikasi Antar Pribadi ........................................................................... 35

  2.1.1 Unsur Komunikasi ............................................................................... 13

  2.3.2. Faktor Personal Karakteristik Anggota Kelompok............................. 31

  2.3.1. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Kelompok .......................... 24

  Komunikasi Kelompok ................................................................................ 23

  2.4.1 Proses Komunikasi ............................................................................. 20 2.2. Pola Komunikasi ........................................................................................... 20 2.3.

  2.3.1 Level Komunikasi ............................................................................... 18

  2.2.1 Karakteristik Komunikasi ................................................................... 17

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.2 Fokus Penelitian ............................................................................................. 53

  3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 54

  3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 54

  3.4.1 Teknik pengumpulan data .................................................................. 54

  3.4.1.1 Data Primer .......................................................................... 54

  3.4.1.2 Data Sekunder ...................................................................... 55

  3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 55

  3.6 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 57

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................................

  57

  4.2 Pembahasan ............................................................................................................

  64 BAB V PENUTUP

  5.1 Saran .............................................................................................................. 143

  5.2 Kesimpulan ................................................................................................... 143

  5.3 Keterbatasan penelitian ................................................................................. 147

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I (DOKUMENTASI) LAMPIRAN II (WAWANCARA RESPONDEN) TENTANG PENULIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak

  digemari oleh sebagian besar manusia di seluruh belahan dunia.Sepak bola digemari oleh semua lapisan masyarakat dari tingkat daerah, nasional, dan internasional. Dari usia anak, dewasa hingga orang tua, mereka senang memainkan sendiri atau sebagai penonton. Tidak hanya dalam segi kegemaran, sepak bola kini telah menjadi suatu bentuk fanatisme.Dimana dalam kaitannya fanatisme yang ada telah membentuk loyalitas dalam suporter-suporter sepak bola itu sendiri.Sepak bola dapat di ibaratkan sudah menjadi suatu kesatuan jiwa raga dalam masyarakat yang secara berangsur membentuk antusias dan loyalitas yang tak terbatas.

  Sepak bola dan suporter merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan.Dimana ada sepak bola disitu ada suporter.Sepak bola telah mengubah pikiran normal menjadi suatu bentuk kegiatan.Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kesukaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub yang disukainya.Disudut-sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya merah, hijau, maupun biru telah menjadi simbol dan identitas mereka.

  2

  Suporter merupakan sebuah kelompok amnesia yang tergabung dalam sebuah pemikiran dan kesamaan pada sebuah hal. Menurut Chols, kata suporter, berasal dari kata kerja(verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran(suffict)-er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran-er menunjukkan pelaku.Suporter dapat diartikan sebagai sebagian orang yang

  

1

memberikan suporter atau dukungan.

  Suporter yang cerdas adalah suporter sportif tidak anarkis, tidak lugu, punya pengetahuan dan kepedulian terhadap timnya.Tingkah pola suporter pun bermacam-macam.Suporter yang baik adalah suporter yang selalu memberikan masukan sebagai bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan apresiasi bila timnya bermain bagus.

  Namun masih terdapat pula suporter yang bertindak anarkis.Sudah terbukti peristiwa-peristiwa pada umumnya seperti kerusuhan, bentrokan, atau perkelahian baik diluar maupun di dalam sebuah pertandingan kerap terjadi.Dimana kerusuhan, bentrokan, atau perkelahian dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah masalah hubungan diantara suporter klub-klub sepak bola.Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sulit menghindari gesekan-gesekan antar suporter.Seperti contoh kasus yang baru-baru ini terjadi adalah kerusuhan antara suporter arema dan suporter persebaya dari sleman, jawa tengah. Seperti

  2

  yang dilangsir pada media online pada tanggal 19 Desember 2015 yang lalu memberitakan bahwa :

  1

  3 Pada saat tim suporter Arema yang hendak pergi ke Sleman untuk mendukung timnya mengalami kejadian naas saat berhenti di salah satu SPBU. Pasalnya, 4 truk yang diduga rombongan team Persebaya datang menghampiri dan menyerang bus tempat suporter Arema berada. Salah satu suporter Arema yang bernama Eko Prasetyo ditarik keluar dan dipukul dengan batu berkali kali hingga tewas ditempat. Tidak hanya memakan satu korban, tetapi korban lain adalah supir bus yang akan membawa suporter Arema ke Sleman, Slamet. Dia di hajar menggunakan bambu karena Slamet menggunakan kaos Arema.Slamet

  3 meninggal saat dilarikan ke rumah sakit.

  Contoh kasus kerusuhan seperti ini tidak hanya terjadi Indonesia, di dunia internasional pun hal ini kerap terjadi. Seperti yang dilangsir pada media massa

  4 online telah terjadi kerusuhan antar suporter di Sao Paolo, Brasil.

  Seorang suporter Klub Brasil, Santos, dikabarkan meninggal usai insiden perkelahian antara suporter di Sao Paolo. Berdasarkan laporan setidaknya dua penggemar Santos diserang setelah timnya bermain imbang 0 –0 dengan rival satu kota Paulista A1, Minggu 23 Februari 2014, Akibat kejadian itu, seorang suporter berusia 34 tahun meninggal

  5 dunia.

  Tak Hanya di Brasil dibeberapa negara benua Amerika dan Eropa pun sering terjadi kerusuhan, Namun dibalik itu semua negara-negara di benua Amerika 3 dan Eropa banyak melahirkan para pemain dan tim Sepak bola profesional,

  4

  serta menggelar acara pertandingan internasional yang melibatkan pemain kelas dunia untuk bermain di ajang bergengsi disaksikan oleh ribuan penonton pun kerap terjadi kerusuhan.

  Dalam Liga Eropa sering terjadi kerusuhan dalam pertandingan, terutama di Inggris. Sejarah persepak-bolaan mencatat pada pertengahaan 1980 kerusuhan menjadi hal yang umum di Inggris. Banyaknya organisasi Hooligans yang dibentuk oleh para suporter, membuat kerusuhan menjadi hal yang rutin di setiap pertandingan. Hal tersebut semakin diperparah dengan banyaknya suporter yang berkumpul di pub sebelum pertandingan dan berangkat dalam keadaan mabuk.

  Inggris mempunyai catatan sejarah terpanjang dengan kerusuhan yang pernah terjadi. Peristiwa yang paling dramatis yaitu di Stadion Heysel, Brussel, Belgia.Suporter Liverpool (Inggris) menyerang dengan menyeberangi pagar pembatas.Suporter Juventus (Italia) saat itu panik dan ingin segera meninggalkan tempat itu, tetapi terhalang oleh tembok besar.Tiba-tiba tembok besar itu roboh dan menghantam suporter Juventus, serta menewaskan 39 orang dari Italia.Suporter Juventus yang ingin membalas perilaku suporter Liverpool dihadang oleh aparat kepolisian Belgia, yang menyebabkan tawuran antara polisi dan suporter Juventus. Tragedi ini dikenal dengan nama Tragedi Heysel

  6 yang terjadi di Final liga champion. 29 Mei 1985.

  Tawuran suporter di Inggris juga sangat banyakdan tidak sedikitkorban yang ditimbulkannya. Suporter yang suka membuat keributan di Indonesia dikenal dengan istilah Bonek, sedangkan di Inggris lebih dikenal dengan istilah

  5

  Hooligans. Hooligans maupun Bonek merupakan kumpulan suporteryangtidak resmi dari beberapa suporter yang sering kali melakukan kericuhanatautawuran.

  Pertandingan sepak bola telah melibatkan emosi para suporternya dan tidak jarang melahirkan berbagai aksi agresivitas baik antar penonton maupunantarpemain, misalnya tawuran.Suporter yang tawuran seringkali menimbulkan banyak korban.

  Para suporter yang terkumpul dalam fandom selalu memberikan dukungan yang maksimal terhadap idolanya. Fandom menurut Joli Jensen adalah

  7

  sekumpulan fans yang bergabung menjadi satu. Fans atau suporter yang tergabung dalam suatu fandom ini rela melakukan banyak hal demi tim kesayangannya. Selain menyaksikan pertandingan, saat tim kesayangannya berkunjung ke suatu negara, fandom akan bergerak bersama para suporter mulai dari memberikan sambutan di bandara, hingga mengikuti setiap kegiatan idola di negaranya.

  Selain itu mereka tak segan-segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk membeli segala macam pernak-pernik tentang tim kesayangannya. Mulai dari

  jersey , syal, bendera, merchandise, bahkan produk dari merk-merk tertentu yang melakukan kerjasama dengan suatu tim.

  Kelompok

  • – kelompok suporter telah terbentuk di berbagai negara.Bahkan setiap klub di dunia pasti mereka mempunyai kelompok suporter sendiri.Salah satu klub dengan jumlah member kelompok yang besar adalah AC Milan yang menamakan kelompok suporternya dengan Milanisti. Dimana member atas

  6

  Milanisti se-Indonesia telah mencapai 7.000 ribu orang, minimal 200 orang di

  8

  setiap sezione (kota) menjadi anggota resmi Milanisti. Dimulai dari milis, berlanjut ke kopi darat.Dari kopi darat, tercetuslah gagasan membentuk komunitas.Dari kesamaan menggilai AC Milan, maka lahirlah Milanisti

  9 Indonesia.Itulah gambaran singkat terbentuknya Milanisti Indonesia.

  Setelah lama berbagi informasi dan berdiskusi melalui milis, pada awal tahun 2003, bertemulah beberapa anggota milis untuk saling mengenal. Dari obrolan awal yang hanya dihadiri oleh 6 orang, ide membentuk komunitas fans Rossoneri kian kuat. Berawal dari hal tersebut maka diadakanlah pertemuan kedua yang dihadiri 10 orang pada 16 Maret 2003. Dibidani Jamzer, Ronald, Arif Ikram, Lena, Ajung, Toel Maldini, Harris Nasution, Toni, Decy dan Gugun, kesepuluh orang tersebut bersepakat pada hari itu juga mendirikan Milanisti Indonesia dan terpilihlah Arif Ikram sebagai presiden pertama Milanisti Indonesia.

  Wadah terbentuk, kegiatan pun digelar."Standar" saja, acara kumpul-kumpul resmi pertama Milanisti Indonesia adalah nonton bareng alias Nobar. Bekerja sama dengan salah satu tabloid olahraga, Milanisti Indonesia berkumpul untuk menyaksikan bersama-sama duel semifinal Liga Champions 2003, yang kebetulan menghadirkan laga derby della Madonnina. Dari nobar tersebut, Milanisti Indonesia mulai dikenal lebih luas.

  7

  Dengan momentum AC Milan tampil sebagai juara Eropa 2003, pendaftaran member semakin bertambah hingga mencapai 200-an orang, termasuk yang berasal dari daerah-daerah di luar Jakarta.Sampai dengan akhir tahun 2003 Milanisti Indonesia mencatat 15% member yang berasal dari luar Jakarta.

  Pada era kepemimpinan Arif Ikram, eksistensi Milanisti Indonesia ditanam, disebarluaskan, dan dikuatkan, antara lain dengan melakukan aktivitas gathering, maka titik berat pengurus baru lebih kepada pembenahan internal, dan juga meresmikan nama Milanisti Indonesia, dengan lebih menguatkan status hukumnya.

  Setahun kemudian, tepatnya menjelang akhir 2004, tampuk kepemimpinan Milanisti Indonesia berpindah tangan.Karena kesibukan, Arif Ikram menyerahkan kepemimpinan kepada James Ricky Tampubolon (Jamzer).

  Logo lama MI: Pada pertengahan 2006 diadakan pemilihan umum presiden Milanisti Indonesia yang pertama kali. Mungkin ini adalah proses demokrasi pertama di kalangan komunitas fans club yang ada di Indonesia. Pada saat itu ada tiga calon (Tommy, Filbert, dan Rival) yang dipilih oleh kurang lebih 600 anggota.Setelah diadakan pemungutan suara, akhirnya terpilih Filbert Barnabas sebagai PresidenMilanisti Indonesia periode 2006-2008.

  Pada masa inilah Milanisti Indonesia berkembang tidak hanya di Jakarta, tapi juga sampai keluar daerah. Hingga saat ini Milanisti Indonesia telah meresmikan lima (5) sezione (Bandung, Yogyakarta, Cirebon, Bogor, dan Semarang).Namun di luar sezione yang telah diresmikan, terdapat pula sezione yang telah menjalankan kegiatan rutin seperti sezione Batam, Medan, Padang,

  8

  Makassar, Palu, Manado, dan sezione-sezione lain yang terus berkembang setiap waktunya.

  Sampai saat ini anggota Milanisti Indonesia masih didominasi oleh kaum adam.Tapi, bukan berarti kami melupakan kaum hawa. Terbukti sejak akhir tahun 2007 Milanisti Indonesia membentuk tim futsal wanita, yang diberi nama Milanisti Angel. Tercatat sudah beberapa kali Milanisti Angel tampil di ajang persahabatan.Saat ini Milanisti Angel melakukan latihan rutin tiap bulannya di

  IBM Hanggar Futsal, Pancoran, Jakarta Selatan, yang sekaligus sebagai homebase Milanisti Indonesia.

  Prinsip Milanisti Indonesia sama dengan AC Milan, yaitu: kekeluargaan. Hal itulah yang coba kami tanamkan kepada para anggota. Masa lima tahun telah Milanisti Indonesia lalui. Banyak sekali rintangan yang telah kami hadapi. Mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang Milanisti Indonesia akan tetap melewati semua rintangan yang menghadang, sehingga bisa terus eksis dan bahkan bisa diakui, bukan saja di Indonesia tapi juga di Italia.

  Milanisti Sezione Tangerang merupakan kelompok suporter yang memiliki fanatisme tinggi bahkan berlebihan terhadap kesebelasan kesayangannya.

  Mereka semakin tahun menjadi sorotan eksis bagi publik.Mereka sudah menjadi fenomena sosial yang memiliki korelasi dengan aspek kehidupan lainnya.Ada semacam ambisi kemenangan yang ingin mereka ekspresikan lewat sepak bola.

  Merujuk atas fenomena suporter dalam suatu kelompok yang telah dianggap negatif oleh masyarakat awam, yang belum banyak tahu tentang bagaimana regulasi atas sebuah kelompok suporter. Milanisti Sezione Tangerang muncul

  9

  seluruh supporter AC Milan khususnya. Judgement masyarakat atas perilaku negatif para suporter selanjutnya berusaha ditampik oleh Milanisti melalui banyak hal termasuk pada kegiatan sosial yang bertajuk Charity.

  Milanisti Sezione Tangerang sebagai kelompok suporter dalam praktiknya juga dirasa banyak memiliki hal positif dalam eksternalnya, terlihat dari berbagai kegiatan yang sudah dilakukan untuk masyarakat, umumnya masyarakat. Kelompok suporter Milanisti Sezione Tangerang merupakan salah satu contoh kelompok suporter yang kreatif dan positif. Kegitan

  • – kegiatan positif ini lahir karena dalam Milanisti Sezione Tangerang pola komunikasi organisasi yang di terapkan bersifat komunikasi horizontal (setara) dimana antara ketua dan anggota samatingkatannya.

  Keberadaan suporter atau pendukung seperti Milanisti Sezione Tangerang merupakan salah satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepak bola agar tidak terasa hambar dan tanpa makna.Kelompok suporter merupakan fenomena lebih lanjut dari legalisasi komunitas pendukung suatu kesebelasan. Suporter merupakan orang yang memberikan dukungan, sehingga bersifat aktif. Di lingkungan sepak bola, suporter erat kaitannya dengan

  10 dukungan yangdilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim.

  Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti suatu bentuk pola komunikasi dalam Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang, yang mana peneliti akan menggunakan metode penelitian studi deskriptif kualitatif dimana dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat menerangkan dan menjelaskan fenomena-fenomena secara praktis, data, objek,

  10

  material yang dikumpulkan bukan berupa rangkaian angka melainkan berupa ungkapan bahasa atau wacana melalui interpretasi yang tepat dansistematis.

  

11

Bogdan dan Taylor dalam pawito mengatakan metode penelitian kualitatif

  sebagai prosedur-prosedur penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif. Yang dituliskan atau yang diucapkan orang dan perilaku perilaku yang diamati. Lebih spesifik dalam pengumpulan data penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung terhadap narasumber sebagai objek penelitian untuk dapat mengetahui dan memaparkan bagaimana pola komunikasi Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang. Dari hal tersebut selanjutnya peneliti merumuskan suatu judul penelitian “Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Milanisti Sezione Tangerang.

  ”

  11

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pola komunikasi Internal dan Eksternal Suporter Milanisti

  Sezione Tangerang? 2. Bagaimana pola komunikasi Interpersonal dan komunikasiKelompok suporter Milanisti Sezione Tangerang ?

1.3. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pola komunikasi Internal dan Eksternal Suporter Milanisti

  Sezione Tangerang? 2. Bagaimana pola komunikasi Interpersonal dan komunikasi kelompok suporter Milanisti Sezione Tangerang ?

1.4. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui pola komunikasi Internal dan Eksternal Suporter Milanisti Sezione Tangerang.

  2. Mengetahui pola komunikasi Interpersonal dan komunikasi Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang.

  12

1.5. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1.

   Secara Teoritis

  Peneliti dapat menerapkan ilmu komunikasi yang diterima peniliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA serta menambah cakrawala pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap bentuk pola komunikasi kelompok.

  1.5.2. Secara Akademis

  Diharapkan dapat memperkaya wacana penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya pola komunikasi kelompok dan perilaku kelompok khususnya dalam kelompok suporter.

  1.5.3. Secara Praktis

  Diharapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi teman-teman mahasiswa tentang pola komunikasi kelompok suporter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari apa yang

  dinamakan dengan komunikasi, interaksi, dan sosialiasi. Dengan melakukan komunikasi, manusia bisa saling bertukar informasi, gagasan, ide, dan pengalaman. Komunikasi memegang peranan penting dalam mendekatkan manusia dengan orang lain. Adanya komunikasi akan membentuk jaringan interkasi yang kompleks. “Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).Masyarakat paling sedikit berhubungan dengan dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction).Terjadi interaksi sosial

  12

  disebabkan interkomunikasi (intercommunications ).”

2.1.1. Unsur Komunikasi

  Komunikasi yang terjadi di masyarakat pada umumnya merupakan penyampaian informasi maupun pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) melalui media/saluran tertentu yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki dampak/effect bagi komunikan maupun komunikator itu sendiri.

  14

  13 Menurut Harold Lasswell (dalam Mulyana)

  , “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan/ informasi dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu yang menimbulkan efek, yang digambarkan dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which

  Channel To Whom With What Effect?

  “ Unsur

  • – unsur komunikasi merupakan komponen yang harus ada di dalam proses komunikasi agar komunikasi dapat berjalan dengan

  baik. Berdasarkan definisi Lasswell (dalam Mulyana) , unsur unsur komunikasi meliputi : 1)

  • – 14

  Komunikator (source), Sumber merupakan pihak yang memiliki inisiatif atau kebutuhan dalam berkomunikasi. Sumbernya bisa dari seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, atau Negara.

  2) Pesan (message), pesan merupakan apa yang disampaikan sumber kepada penerima. Pesan bisa berupa simbol verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumbertersebut.

  3) Saluran (channel) adalah media yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepadakomunikan

  4) Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari komunikator. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan, penerima pesan

  15

  ini dapat diartikan sebagai simbol verbal dan atau nonverbal yang diaterima.

  5) Umpan balik (effect) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya terhibur, menambah pengetahuan, perubahan sikap, atau bahkan perubahan perilaku.

  Dapat diartikan bahwa Lasswell mengganggap terjadinya komunikasi akan menimbulkan efek-efek tertentu bagi penerimanya.

  Efek tersebut timbul akibat reaksi penerima atas penyampaian pesan dari komunikator melalui media tertentu.

  Seperti yang dikatakan oleh Carl I. Hovland bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan komunikator menyampaikan rangsangan (lambang verbal non-verbal) untuk mengubah perilaku individu lainnya.

  Pemahaman yang sama tentang pengertian komunikasi juga dijelaskan oleh Hovland, Janis, dan Kelly (dalam Rakhmat)

  15

  yang sama

  • – sama berprofesi sebagai psikolog bahwa :

  communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (the audience)”. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses dimana

  16 komunikator menyampaikan stimuli (biasanya berupa bahasa) untuk membentuk tingkah laku orang lain (audiens).

  Definisi Hovland tersebut menunjukkan bahwa obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga membentuk pendapat umum (public opinion). Komunikasi juga dapat membentuk sikap publik yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang amat penting. Bisa dikatakan bahwa komunikasi

  16 merupakan proses mengubah perilaku orang lain.

  Begitu pula dengan kelompok suporter, terdapat unsur-unsur yang memperlancar proses komunikasi. Dalam hal ini pengurus kelompok suporter sebagai komunikator yang menyampaikan beberapa informasi mengenai kegiatan kelompok. Pengurus yang mengatur kegiatan maupun peraturan yang ada di kelompok. Pengurus menggunakan media internet sebagai perantara proses komunikasi.

  Media internet yang dimaksud adalah web, media sosial dan instant message.

  “Social networking sites, video-sharing sites, wikis, blogs, among many others, have evolved as a result of Web 2.0 concepts and new media technologies. Millions of people around the globe, through social networking (internal, external, or mobile), are recently building online local, regional, and global communities

  16

  17 to communicate their shared interests and activities, disseminate

  17

information, and interact through a variety of web-

based tools.”

  Melalui media tersebut, anggota Kelompok Milanisti Sezione Tangerang dapat menerima informasi yang disampaikan dengan baik sehingga terjadi sebuah interaksi yang dapat membentuk pola komunikasi Kelompok Milanisti Sezione Tangerang yang peneliti ingin ketahui.

2.1.2. Karakteristik Komunikasi

  18 Karakteristik komunikasi menurut Riswandi antara lain :

  1) Komunikasi adalah suatu proses, komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secaraberurutan.

  2) Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan punya tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar).

  3) Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-pihak yang terlibat berkomunikasi.

  4) Komunikasi bersifat simbolis, komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.

17 Mahmoud Eid & Stephen J. A Ward. 2009. Editorial: Ethics, new media, and social networks.

  18

  5) Komunikasi bersifat transaksional, komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan memberi dan menerima.

  6) Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu komunikasi menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.

2.1.3. Level Komunikasi

  Kategori komunikasi berdasarkan tingkat (level), dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga melibatkan jumlah peserta komunikasi yang paling

  19

  banyak (dalam Mulyana) , yaitu: 1)

  Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak.

  Contohnya ketika kita berpikir. 2)

  Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), adalah komunikasi antara orang-orang yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

  3) Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan

  19

  memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Contohnya keluarga, tetangga, dan teman-teman. 4)

  Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang atau khalayak, yang tidak bisa dikenali satu persatu. Sebagai contoh, pidato, ceramah, dankuliah.

  5) Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.

  6) Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym, dan heterogen.

  Berdasarkan jumlah dan karakter komunikasinya, penelitian ini menggunakan kajian komunikasi kelompok sebagai dasar pola komunikasi Milanisti Sezione Tangerang.

20 Baron dan Byrne , menyatakan bahwa sekumpulan orang

  dikatakan kelompok jika para anggotanya memiliki ikatan dan tujuan yang sama dalam mempersatukan mereka dengan melibatkan interaksi antara yang satu dengan yang lain.

  20

  Sama halnya dengan Milanisti Sezione Tangerang yang merupakan kumpulan suporter yang memiliki tujuan yang sama.

  Maka, komunikasi kelompok berlangsung di dalam Kelompok Suporter Milanisti Sezione Tangerang.

2.1.4. Proses Komunikasi

  Effendy

  21

  , menyatakan bahwa di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak sebagai berikut: 1)

  Komunikasi langsung Proses komunikasinya dilakukan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak. 2)

  Komunikasi tidak langsung Proses komunikasinya dilaksanakan dengan batuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.

Dokumen yang terkait

MOTIF PECINTA SEPAKBOLA DALAM MENGIKUTI AKUN @MIsezMJK (Studi Pada Komunitas Milanisti Indonesia Sezione Mojokerto)

0 4 20

POLA KOMUNIKASI ANTARA SUAMI ISTRI YANG MENIKAH SIRI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Antara Suami Istri yang Menikah Siri Tentang Hak Waris)

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI DAI DENGAN PSK BANGUNSARI, SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Da’i dengan PSK Bangunsari, Surabaya)

0 0 17

POLA KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK PADA PASANGAN SAMA-SAMA BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi dan Manajemen Konflik Keuangan)

0 0 14

POLA KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK PADA PASANGAN SAMA-SAMA BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi dan Manajemen Konflik Keuangan)

0 0 14

POLA KOMUNIKASI ISTRI YANG BEKERJA SUAMI MENGANGGUR (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Istri yang Bekerja Suami Menganggur dalam Pengasuhan Anak)

0 0 19

POLA KOMUNIKASI IBU TUNGGAL DENGAN ANAK REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Ibu Tunggal Dengan Anak Remaja di Surabaya)

0 0 22

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16

SKRIPSI POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS BROKEN HOME (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Pola Komunikasi Komunitas Broken Home Yogyakarta)

0 2 17