ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KAMIS BERTAQWA DALAM MENUMBUHKAN PENDIDIKAN KARAKTER SOSIAL RELIGIUS SISWA (STUDI KASUS DI MTS SILAHUL ULUM ASEMPAPAN TRANGKIL PATI) - STAIN Kudus Repository

BAB II ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KAMIS BERTAQWA DALAM MENUMBUHKAN PENDIDIKAN KARAKTER SOSIAL RELIGIUS SISWA (STUDI KASUS DI MA SILAHUL ULUM ASEMPAPAN TRANGKIL PATI) A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Perencanaan Pendidikan Pengertian perencanaan menurut Burhanudin adalah suatu kegiatan

  yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai , kegiatan yang dilakukan , langkah-langkah , metode-metode, pelaksanaaan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan dalam pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Roger A. Kauffman perencanaan merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien mungkin. Perencanaan merupakan sasaran untuk bergerak dari keadaaan masa kini kesuatu keadaan dimasa mendatang sebagai suatu proses yang menggambarkan kerja sama untuk mengembangkan upaya organisasi

  1 secara menyeluruh.

  Pengertian Perencanaan Pendidikan menurut beberapa ahli, menurut guruge menjelaskan tentang perencanaan pendidikan dengan simple

  definition of educational planning is the prosess of preparing decisions for action in the future in the field of educational development in the function of educational planning. ( Proses mempersiapakan kegiatan

  pada masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan sebagai tugas dari perencanaan pendidikan). Coombs dalam bukunya What is

  educational Planning merumuskan bahwa perencanaan pendidikan

  adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses 1 perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih

  Sobry Sutikno Manjemen Pendidikan (Langkah Praktik Mewujudkan Lembaga Pendidikan efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan tujuan para murid serta masyarakatnya. Menurut Nanang Fattah, perencanaan pendidikan adalah Keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama jangka waktu tertentu agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih efektif dan Efisien serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, relevan dengan kebutuhan pembangunan. Y Dror (Doni Adami,) menyebutkan

   As the process of preparing a set of decisions for action in the future for the overall economic and social development of a country” ( Suatu

  proses mempersiapkan serangkaian keputusan pada masa depan untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara). Jadi secara konseptual bahwa perencanaan pendidikan sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan , sehingga terdapat

  2 banyak komponen yang ikut berproses di dalamnya.

  Unsur, Ciri, dan Prinsip Perencanaan Pendidikan

  3 Unsur perencanaan pendidikan: a.

  Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematis.

  b.

  Proses pembangunan dan pengembangan pendidikan, artinya bahwa perencanaan pendidikan di lakukan dalam rangka reformasi pendidikan, c. Prinsip efektivitas dan efisiensi.

  d.

  Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat.

  e.

  Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.

  f.

  Masalah strategi adalah termasuk peanganan policy (kebijakan) secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari peencanaan pendidikan. Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan:

2 Sarbini & Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, Pustaka Setia,Bandung: 2011, Hal. 28

  a.

  Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, ataupun gabungan dari ketiganya.

  b.

  Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum. Tujuan umum diperinci menjadi khusus, kemudian apabila masih bisa diperinci menjadi tujuan khusus, di perinci lagi.

  c.

  Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya di sesuaikan dengan sumber daya dan dana yang tersedia.

  d.

  Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang mendukung atau menghambat pelaksanaan rencana. Kondisi sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai dan adat istiadat.

  e.

  Perencanaan hendaknya fleksibel, dalam membuat perencanaan, hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi diluar perhitungan perencana. Secara ringkas, prinsip yang dapat dijadikan sebagai pegangan, baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya, antara lain:

  4 a.

  Interdisipliner b.

  Fleksibel c. Objektif rasional d.

  Tidak dimulai dari nol, tetapi dari apa yang dimiliki e. Wahana untuk menghimpun kekuatan secara koordinasi f. Disusun dengan kata g.

  Mengendalikan kekuatan sendiri, tidak berdasarkan kekuatan orang lain h.

  Komprehensif dan ilmiah.

  2. Perencanaan Program Kegiatan Pendidikan

  Strategi program kegiatan digunakan untuk memfasilitasi implementasi kebijakan dan monitoring. Tujuan dari perencanaan progam kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi implementasi oleh pengambil satu kebijakan dan membuatnya focus pada seluruh tingkatan sekolah selama periode kegiatan belajar. Hubungan antara untuk belajar- mengajar, program kegiatan, dan rencana pengembangan sekolah, yang merupakan salah satu prioritas utama. Oleh karena itu, diharapkan adanya program kegiatan yang berkenan dengan kebutuhan perencanaan

  5 pengembangan sekolah.

  Merencanakan program kegiatan merupakan tindakan awal sebagai pengakuan bahwa suatu kegiatan tidak semata mata ditetukan sendiri keberhasilannya akan tetapi ada banyak faktor yang dipersiapkan untuk mendukung keberhasilannya, Allah Berfirman dalam surat al Hasyr ayat 18 :                

      Artinya :

  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa

  6 yang kamu kerjakan ”. ( QS. Al Hasyr :18)

  Dengan demikian dalam manajemen pendidikan Islam hendaknya memperhatikan perencanaan, karena perencanaan merupakan awal dari

  7 segala aspek yang akan dilakukan dalam manajemen pendidikan Islam.

  Manajemen program pengajaran merupakan bagian penting, sekolah 5 sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik nasional maupun

  Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2013, Hal. 199 6 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Mekar Surabaya: Surabaya,2004

  Hal. 799 7 Sobry Sutikno, Manjemen Pendidikan (Langkah Praktik Mewujudkan Lembaga Pendidikan muatan lokal yang di wujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional. Agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program sekolah manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan arti sempit, ia harus menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan sekolah dan masyarakat.

  Kepala sekolah merupakan manajer di sekolah. Ia harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Untuk efektifitas program tersebut, setidaknya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid , meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program serta menilai perubahan program. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran, kepala sekolah bersama dengan guru harus menjabarkan isi kurikulum lebih rinci dan operasional kedalam program tahunan, semester, bulanan dan mingguan. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

  8

  penyusunan program, yaitu: a.

  Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.

  b.

  Program sebaiknya sederhana dan fleksibel.

8 Dede Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,Remaja Rosdakarya:Bandung,2004. Hal. 40-

  c.

  Tujuan program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

  d.

  Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.

  e.

  Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program sekolah dan pembagian tugas Perencanaan program dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan harus mencerminkan adanya visi, misi, tujuan dan rencana kerja. Dalam sebuah visi yang baik dijadikan sebagai cita-cita bersama untuk kepentingan masa depan , pemberi inspirasi, motivasi dan kekuatan warga sekolah, dirumuskan berdasar masukan dari berbagai pihak sekolah/institusi yang selaras dengan visi institusi dan pendidikan nasional. Dalam merumuskan misi yang baik dijadikan arah dalam mewujudkan visi, dasar program pokok lembaga pendidikan. Memuat kegiatan

  • – kegiatan satuan unit pendidikan yang terlibat dan sebagai standar kualitas dalam kurun waktu tertentu. Merumuskan dan menetapkan tujuan program sangatlah penting karena dalam merumuskan dan menetapkan tujuan program akan menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka waktu tertentu. Mengacu pada pada visi, misi dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat, mengacu pada standar lulusan yang sudah ditetapkan oleh pihak lembaga sekolah.

  Dalam perencanaan program harus pula membuat rencana kerja, rencana kerja ini terdiri dari rencana kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang berkaitan dengan mutu lulusan yang di inginkan serta perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan. Pelaksanaan rencana kerja paling tidak dirumuskan ke dalam pedoman dasar , struktur organisasi , pelaksaaan program kegiatan, serta keuangan dan rencana anggaran. Pedoman dasar ini mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang sekolah/madrasah. Pedoman tersebut berfungsi sebagai petunjuk

  9 pelaksanaan operasional.

  Masalah seputar pelaksanaan program tindakan berhubungan dengan ketidakmampuan atau ketidakmauan dalam memahami proses yang sebenarnya agar memperoleh pendekatan yang bermakna untuk pelaksanaan rencana yang disiapkan. Perencanaan pendidikan harus dibuat sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dari proses manajemen pengambilan keputusan dan implementasi jika ingin memperoleh hasil yang positif. tujuan rencana progam untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam melaksanakan program-program pendidikan dan oleh karena itu berfokus pada masalah- masalah yang dihadapi para administrator pendidikan implementasi program. Langkah tersulit dalam suatu proses perencanaan pendidikan adalah implementasi, Hal ini

  10

  disebabkan antara lain sebagai berikut : a.

  Adanya masalah pembagian sumberdaya yang belum terpecahkan dengan baik.

  b.

  Kebijakan- kebijakan umum untuk implementasi rencana belum diformulasikan dengan sistematis.

  c.

  Dukungan dari masyarakat akademisi,pengambil keputusan politik dan praktisi pendidikan seringkalai esoteric (dipahami oleh orang- orang tertentu saja) sebagai upaya bersama untuk program tindakan yang efektif.

3. Kegiatan Kamis Bertaqwa

  Program Kamis Bertaqwa adalah program kegiatan Unggulan berbasis Keagamaan yang diselenggarakan MTs Silahul Ulum di luar jam pelajaran dalam rangka memberikan arahan bagi peserta didik untuk 9 dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan

  Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012. Hal. 98-100 10 Abin Syamsudin Makmun, Udin Syaefudin S a’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu belajar dikelas serta untuk mendorong pembentukan pribadi peserta didik dan penanaman nilai-nilai agama dan akhlakul karimah peserta didik.

  Kegiatan kamis bertaqwa ini dilakukan setiap satu minggu sekali, tepatnya pada hari kamis setelah jam pelajaran pulang sekolah di masjid desa yang berdekatan dengan madrasah dan diikuti oleh seluruh siswa- siswi serta dewan guru MTs Silahul Ulum.

  Dalam setiap program kegiatan yang dilakukan, tidak terlepas dari aspek tujuan. Begitu pula program Kamis bertaqwa ini bertujuan secara umum adalah menghendaki peserta didik menjadi Insan Kamil, agar setiap peserta didiknya memiliki akhlakul karimah dan memiliki keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT, serta program ini sebagai penyempurna dari tujuan pendidikan islam dan aktualisasi materi pembelajaran keagamaan. Adapun kegiatan kamis bertaqwa ini diisi dengan kegiatan : a.

  Shalat berjamaah b.

  Membaca surat yasiin bersama c. Khitobah ( Ceramah )

  Tujuan khitobah ini adalah : 1)

  Untuk memberikan peringatan kepada seseorang agar tidak melakukan hal hal yang dilarang agama. 2)

  Untuk memberikan Nasihat kepada kaum muslimin, baik berupa kabar gembira maupun peringatan. 3)

  Untuk memberikan pembelajaran kepada seseorang agar bisa melakukan perbuatan baik dan juga meninggalkan perbuatan jelek. dalam kegiatan Kitobah/ceramah ini memberikan Manfaat sebagai berikut : a)

  Untuk membangkitkan kesadaran manusia atas kebaikan dan petunjuk.

  b) Menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah diri dari munkar supaya mendapat keberuntungan kebahagian dunia akherat.

  Khitobah merupakan Segala usaha dan kegiatan dalam wujud sikap ucapan dan perbuatan yang mengandung ajakan atau seruan kepada orang lain untuk menghayati dan mengamalkan ajaran- ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk kemudian dapat meraih kebahagiaan dunia akherat. Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 3 yang berbunyi :

                           

  Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

  11 (QS; Ali Imran:110)

  Amar Makruf nahi munkar diwajibkan atas kaum muslimin mukallaf yang menegerti tentang hal itu,dengan Syarat memiliki kemampuan yang tidak menimbulkan kerusakan besar terhadap dirinya , harta dan keluarganya serta tidak membedakan antara pemimpin , orang alim, qadli, rakyat jelata. Anjuran Amar Makruf Nahi Mungkar ini sesuai dengan Perintah Rasulullah Bersabda “ Hendaklah kamu memerintahkan Kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau Allah SWT akan menguasakan Orang baik dari kalian pada orang jahat, maka orang terbaik itu menyeru dan kalian tidak menjawabnya.” Diriwayatkan pula oleh Salim bin Abdullah bin Umar meriwayatkan dari bapaknya Ra, bahwa rasulullah bersabda “perintahkan Kebaikan dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian menyeru dan tidak dijawab,sebelum kalian 11 minta ampun dan tidak diampuni.Sesungguhnya amar makruf dan nahi

  Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahannya, Mekar Surabaya: mungkar tidak menarik rizki dan tidak mendekatkan ajal. Ingatlah pada peristiwa kaum Yahudi dan rahib-rahib Nasrani ketika mereka tidak mau memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran , lalu Allah SWT melaknat mereka melalui lisan para Nabi-Nya kemudian mereka terkena bencana.”

  Dalam be-Amar Makruf Nahi Mungkar di syaratkan lima hal :

  Pertama , mengerti tentang yang diperintahkan dan yang dilarang. Kedua,

  bertujuan untuk Allah SWT, Mengagungkan agama-Nya, bukan karena pamer,

  sum’ah, atau mencari harga diri. Seperti Firman Allah SWT

  dalam surat Muhammad ayat 7 yang berbunyi:

           

Artinya :” Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama)

Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

( QS : Muhammad:7)”

  Ketiga,perintah dan larangan Allah SWT , disampaikan dengan cara yang halus dan penuh rasa cinta,bukan dengan kalimat-kalimat garang. Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi :

                                    

  

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku

lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya. (QS:Ali Imran ayat 159 )

  Keempat, sabar, santun, rendah hati dan dapat mengatasi nafsu, berhati teguh, lemah lembut, mampu memberikan petunjuk. Kelima, menjauhi hal yang dilarang, dan bukan berkubang didalamnya, agar kaum yang menjadi sasaran dakwah tidak menguasai mereka, sehingga

  12

  disisi Allah ia tidak menjadi kaum tercela dan terkutuk. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 44 yang berbunyi:

  

            

Artinya : mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS :Al

13 Baqarah ayat 44) 4.

   Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter

  Sebelum menjelaskan pengertian pendidikan karakter, terlebih dulu kita ketahui definisi masing- masing. Kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata education nomina turunan dari

  verbal tin educare . Secara Etimologis kata pendidikan/educare

  dalam bahasa latin memiliki konotasi melatih. Dalam dunia pertanian kata Educare diartikan sebagai menyuburkan ( mengolah tanah agar menjadi subur dan menumbuhkan tanaman yang baik). Pendidikan dalam artian ini merupakan sebuah proses yang menumbuhkan, mendewasakan, mengembangkan, menata mengarahkan.

  Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan masyarakat

  14 sekitarnya.

  Sedangkan makna Karakter itu sendiri, ada beberapa definisi 12 terkait pengertian karakter, antara lain :

  Syeh Abdul Qodir jaelani, Al gunyah li thalibi thariq al haq azza wajalla,DIVA Press,Yogyakarta:2010. Hal.371-376 13 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahannya, Mekar Surabaya:

  Surabaya,2004 Hal.16 14 Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Pelangi Publishing:

  Menurut al Wiol sebagaimana yang dikutip oleh Choiron mengartikan karakter adalah penggambaran tingkah laku dengan

  15

  menampilkan nilai baik secara eksplisit maupun inplisit Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Scerenko, mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari

  16 seseorang ,suatu kelompok atau bangsa.

  Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan seseorang. Sedangkan Doni Koesoema , memahami karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakteristik, gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dai bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan .

  Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian, Pertama, ia menunjukan bagaimana ia berperilaku, kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan istilah “personality”, seseorang bisa disebut orang berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

  Imam Ghazali menganggap karakter lebih dekat dengan Akhlak, yaitu spontanitas perbuatan manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia

  17

  sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Adapun definisi pendidikan karakter menurut beberapa pendapat antara lain sebagai 15 berikut :

  Choiron, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Psikologi Islam, Idea Press, Yogyakarta,2010 hal. 2 16 Muchlas Samani, Hariyanto, Pendidikan Karakter, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2014. Hal. 42 17 Barnawi & M Arifin, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Ar Ruzz:

  Pendidikan karakter adalah pendidikan Akhlak yang melibatkan aspek pengetahuan ( cognitive),perasaan(feeling),dan tindakan (action). Menurut Thomas lickona, tanpa ketiga aspek ini, pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan karakter adalah system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

  Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik, mencakup keteladanan perilaku guru,cara guru berbicara atau menyampaikan

  18 materi,dan cara guru bertoleransi.

  Departemen pendidikan Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan karakter sebagai proses belajar yang memungkinkan siswa dan orang dewasa memahami,peduli, dan bertindak pada nilai-nilai etika Inti.

  Megawangi mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang

  19 positif kepada lingkungannya.

  Jadi pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,piker,raga,serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan Nilai,pendidkan budi pekerti,pendidikan moral,pendidikan watak,yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/buruk, memelihara apa yang 18 baik,dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari hari.

  Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani,Pendidikan karakter perspektif islam, Pustaka Setia: Bandung,2013Hal. 33

b. Jenis- Jenis Pendidikan Karakter

  Ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu sebagai berikut. 1)

  Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu tuhan ( konservasi moral) 2)

  Pendidikan karakter berbasis nilai budaya,antara lain berupa budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa ( konservasi budaya)

  3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan

  4) pendidikan karakter berbasis potensi diri,yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang di arahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ( konservasi

20 Humanisme )

  Berdasarkan totalitas psikologis dan sosio kultural pendidikan karakter dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Olah hati, olah pikir, olah rasa/karsa dan olahraga.

  2) Beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.

  3) Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangsa menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

  4) Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, berkooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih, cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi IPTEKS (Ilmu Pengetahuan

  21 20 Teknologi dan Seni), dan reflektif.

  Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Pelangi Publishing: Yogyakarta, 2010. Hal. 2 21 Retno listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif,Inovatif, Kreatif,

c. Strategi Pendidikan Karakter

  Ada beberapa strategi yang bisa di terapkan dalam

  22

  pembelajaran pendidikan karakter. Diantaranya: 1)

  Strategi pendidikan karakter melalui Self Esteem Approach

  ( mengembangkan sikap dan kesadaran akan harga diri) 2) Strategi pendidikan karakter melalui Multiple Talent Approach ( Mind Maping)

  Tujuan strategi ini adalah mengembangkan seluruh potensi anak didik merupakan manifestasi pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang keshatan mental melalui mind maping

  3) Strategi pendidikan karakter melalui Multiple Talent Approach ( Multiple Intelligent)

  Konsep multiple intelegent menyediakan kesempatan pada anak didik mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

  4) Strategi pendidikan karakter melalui Multiple Talent Approach ( Public Speaking)

  Strategi pendidikan karakter melalui public speaking dengan cara komunikasi yang efektif merupakan cara sukses menyampaikan pesan anda

  5) Strategi pendidikan karakter melalui Multiple Talent Approach ( Effective Thinking)

  Effective Thinking merupakan cara berfikir efektif, berfikir adalah sumberdaya manusia yang paling utama. Seorang pakar pemikir lateral terkemuka, berpendapat ada enam cara berpikir yang sederhana ,mudah di pahami ,dan mudah di terapkan dalam kehidupan sehari

  • –hari secara efektif yaitu ,

  a) 22 Factual thinking Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, Pelangi Publishing:

  b) Positive thinking c) Emotional thinking d) Negative thinking e) Creatife thinking f) Comprehensife thinking

d. Urgensi pendidikan karakter

  Pendidikan memiliki peranan penting berkaitan dengan upaya pengelolaan sumberdaya manusia yang produktif, aktif serta memiliki Kompetensi unggul. Pentingnya Ilmu pengetahuan yang menjadi fokus pendidikan merupakan kunci dari Power Shift yang menggantikan Money

  

Power and Muscle Power dalam kehidupan modern. Implikasi dari peran

  strategis tersebut , pembangunan pendidikan harus di arahkan untuk membentuk manusia yang tidak hanya memiliki IPTEK yang Produktif tetapi juga IMTAQ yang matang dan terampil dalam setiap saat di

  23

  tengah-tengah kehidupan global .Keimanan dan ketaqwaan menjadi barang yang sangat penting yang harus dimiliki setiap individu agar memiliki karakter, kepribadiaan dan akhlaq yang religius, sosialis, terampil dan inovatif untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia akherat.

  Urgensi pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk di terapkan dalam lembaga pendidikan , mengingat berbagai macam perilaku yang Non- Edukatif kini telah merambah berbagi lembaga pendidikan, seperti fenomena kekerasan, pelecehan seksual, bisnis ganja, tawuran dan sebagainya. Tanpa pendidikan karakter, membiarkan campur aduknya kejernihan pemahaman akan nilai nilai moral dan sifat ambigu yang menyertainya, yang menjadikan penghambat siswa untuk mengambil keputusan memiliki landasan moral kuat. Pendidikan karakter akan memperluas wawasan moral siswa sehingga dapat dipertanggung

  24 23 jawabkan.

  Rusli Yusuf, Pendidikan dan Investasi Sosial, Alfabeta: Bandung,2011. Hal. 94

  Tujuan pembentukan Karakter siswa ini adalah untuk menumbuhkan karakter positif pada diri siswa. Dengan pendidikan karakter, setiap dua sisi yang melekat pada setiap karakter siswa hanya akan tergali dan terambil sisi positifnya saja. Sementara itu sisi negatifnya akan tumpul dan tidak berkembang.

  Pendidikan Karakter sangat berkaitan dengan pendidikan lainnya, seperti pendidikan moral, Pendidikan social, pendidikan agama.

  1) Pendidikan Akhlaq (Moral)

  Pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus di miliki dan dijadikan kebiasaan anak sejak masa analisa hingga menjadi seorang mukallaf, seorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Moral adalah sebuah dari iman. Jika semua anak tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, dan bersandar meminta pertolongan dan berserah diri kepadanya, maka ia akan memiliki potensi dan respons yang instingtif dalam setiap keutamaan dan kemuliaan di samping terbiasa dengan akhlaq yang mulia.

  Tujuan dari pendidikan moral ini adalah untuk membentuk benteng religius yang berakar pada hati sanubari. Benteng tersebut akan memisahkan anak dari sifat yang negatif, kebiasaan-kebiasaan buruk dan jahiliyah. Jika pendidikan anak jauh dari akidah Islam terlepas dari arahan religius dan tidak berhubungan dengan ajaran Allah, maka anak akan tumbuh dewasa di atas kefasikan , penyimpangan, kesesatan, dan kekafiran. Metode yang di ajarkan oleh Rasulullah dalam mendidik akhlaq antara lain : menjauhkan diri dari peniruan dan taklid buta, larangan tenggelam dalam kesenangan, larangan mendengarkan musik dan lagu erotis, larangan menyerupai wanita, larangan bepergian, bersolek, bercampur-baur dan memandang hal-hal yang diharamkan.

  2) Pendidikan sosial

  Pendidikan sosial merupakan pendidikan yang bertujuan membiasakan anak untuk menjalankan adab sosial yang baik. Pendidikan ini tidak terlepas dari penanaman dasar-dasar psikis yang mulia yang bersumber dari akidah islamiyah yang abadi, serta penanaman keimanan yang mendalam. Dengan pendidikan tersebut, anak dapat tampil dengan adab pergaulan yang baik, keseimbangan akal yang matang, tindakan yang bijaksana dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan sosial ini merupakan manifestasi dan perilaku dan watak orang yang mendidik dalam menjalankan hak-hak, dan tata krama, kritik sosial, keseimbangan intelektual, politik dan pergaulannya bersama orang lain. selanjutnya ada hal-hal yang harus di perhatikan dalam proses pendidikan sosial yang antara lain: penanaman dasar-dasar psikis yang mulia; pemeliharaan hak-hak orang lain, perlakuan terhadap orang tua. Saudara, teman, maupun orang lain yang lebih tua; pelaksanaan tata kesopanan sosial; pengawasan dan kritik sosial, misalnya nenghargai pendapat

  25

  umum. dalam pendidikan karakter moral dan nilai-nilai spiritual sangat fundamental dalam membangun kesejahteraan dalam organisasi social manpun. Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika/moral Islam,pentingnya komparasi antara akal dan wahyu dalam menentukan nilai-nilai moral.bagi kebanyakan muslim segala dianggap halal dan haram dalam Islam dipahami sebagai keputusan Allah tentang benar dan baik. Dalam Islam terdapat tiga nilai Utama,yaitu Akhlak, adab 25 keteladanan.

  Triyo Supriyatno, humanitas Spiritual dalam pendidikan, UIN Malang Press:

  Akhlak merujuk pada tugas dan tanggung jawab selain syariah dan ajaran Islam secara Umum. Sedangkan adab merujuk kepada sikap yang dihubungkan dengan tingkah laku yang baik. Dan keteladanan merujuk pada kualitas karakter yang ditampilkan oleh seorang muslim yang mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW. Ketiga inilah yang menjadi pilar

  26

  pendidikan Karakter Islam

3) Pendidikan Agama.

  Berke-tuhan-an di dalam jiwa manusia itu sendiri sudah tertanam benih keyakinan yang dapat merasakan adanya tuhan itu naluri keagamaan (religious instinc). Manusia religius berkeyakinan bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah merupakan bukti yang jelas terhadap adanya Tuhan. Menjadi religius bukan berarti menjadi fundamentalis. Semua kenyataan religiusitas itu harus di hadapi secara arif dalam bermasyarakat. Tidak ada paksaan dalam beragama. Menurut Stark dab Glock (1968), ada lima unsure yang dapat mengembangkan manusia menjadi religious. Yaitu, keyakinan agama, ibadat, pengetahuan agama, dan konsekuensi dari keempat unsure tersebut.

  Keyakinan agama adalah kepercayaan atas doktrin ketuhanan, seperti percaya terhadap adanya tuhan, malaikat, akhirat, surga, neraka, takdir, dan lain-lain. Tanpa keimanan memang tidak akan tampak keberagaman.

  Ibadat adalah melakukan penyembahan terhadap tuhan dengan segala rangkaiannya. Ibadat itu dapat meremajakan keimanan, menjaga diri dari kemerosotan budi pekerti atau dari mengikuti hawa nafsu yang berbahaya, memberikan garis pemisah antara manusia itu sendiri dengan jiwa yang 26 mengajaknya pada kejahatan.

  Abdu Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter perspektif Islam.PT Remaja

  Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang ajaran agama meliputi berbagai segi dalam suatu agama. Misalnya pengetahuan tentang shalat, puasa, zakat, dan sebagainya.

  Pengalaman agama adalah perasaan yang di alami orng beragama, seperti rasa tenang, tentram, bahagia, syukur, patuh, taat, bertobat dan sebagainya.

  Terakhir, dari konsekuensi ke empat unsure tersebut adalah aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati olehseseorang yang berupa sikap, ucapan, dan perilaku atau tindakan. Proses pemanusiaan sesuai dengan agama sebenarnya adalah proses internalisasi iman, nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan dalam konteks mengakui dan mewujudkan nilai-nilai itu ke dalam amal shalih.

  Apabila seseorang telah benar-benar mengenal tuhannya dengan segenap akal dan sepenuh hatinya, maka hal ini akan menimbulkan buah yang masak lagi nyaman serta akan memberikan bekas-bekas yang lezat dalam jiwanya sendiri. Buah beriman kepada Tuhan dan mengenalnya itu ialah dapat memerdekakan diri dari kekuasaan orang lain, tidak terpengaruh atau terikat oleh siapapun, sebab iman yang seperti itu menetapkan bahwa hanya tuhan sajalah yang maha kuasa menghidupkan, mematikan, merendahkan, meninggikan, memberikan celaka atau manfaat, member sesuatu atau pun mencegahnya. Keimanan yang teguh itu pula yang memberikan keyakinan bahwa hanya tuhan lah yang memberikan rizki. Keimanan yang teguh dapat mengangkat seseorang dari kekuatan batin kemanusiaan dan mempersambungkannya dengan Zat Yang Maha Tinggi, yakni Tuhan sebagai induk dari segenap kebaikan kesempurnaan, dan kesucian.

  Untuk kembali pada kedirian kita masing-masing, kita orang yang bertaqwa, yang taat kepada perintah dan larangan Tuhan. Keberagamaan kita bukanlah hanya kemeriahan beragama. Kemeriahan beragama ketika musim-musim perayaan memang tampak semarak. Namun, semua itu hanyalah ritual seremonial yang tidak berdampak pada pertumbuhan karakter yang hebat, jika tidak ada internalisasi yang kuat. Untuk itu pendidik keagamaan yang berlagsung terus-menerus sepanjang hayat harus terus di lakukan, degan berbagai media.

  Pendidikan agama harus dilakukan di rumah. di sekolah, di lingkungan masyarakat, di berbagai kelompok dan majelis. Pendidikan agama harus dilakukan dengan berbagai cara dan media. Demikianlah, pembentukan religiusitas harus di lakukan

  27 secara multidimensi.

  Kebudayaan manusia akan berkembang kian kompleks, terutama karena pengaruh kebudayaan sesamanya yang lebih maju. Untuk mengukur ketinggian budaya manusia/masyarakat harus pula dengan melihat kualitas kehidupan spiritual manusia/masyarakat yang bersangkutan akan hilang sifat kebersamaan dan tenggang rasa, karena segala tindakan manusia akan diperhitungkan seberapa besar tindakan itu menguntungkan dirinya. Sehingga sifat egois akan muncul dimana- mana dan semboyan “ tujuh menghalalkan segala cara” merupakan persemaian yang subur. Rasa kemanusiaan akan lenyap, karena saingan hidup yang tegar, sesame manusia bukan merasa kawan lagi. Kehidupan itu mirip dengan hewan, siapa yang kuat dialah yang menang. Akal manusia berbudaya, pasti akan menolak bila menyaksikan kehidupan seperti itu. Karena bertentangan dan menyalahi kodrat kita sebagai manusia. Sebab 27 pada hakekatnya manusia hidup selalu memerlukan pertolongan

  Mohammad Mustari, Nilai Karakter,Refleksi Untuk Pendidikan,PT Raja Grafindo yang lain. Maka dari itu, budaya sekarang sudah tak seperti dulu lagi. Karena kebanyakan orang sekarang bersikap egois.

  Agama adalah peraturan hidup lahir dan batin berdasarkan keyakinan dan kepercayaan yang bersumber kepada Al- qur’an dan sunnah. Perilaku keberagamaan adalah bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai ajaran agama. Hal itu menunjukkan bahwa perilaku beragama pada dasarnya adalah suatu perbuatan seseorang baik dalam tingkahlaku maupun dalam berbicara yang didasarkan dalam petunjuk ajaran agama islam. Namun, perilaku beragama yang sesuai dengan ajaran agama islam kini telah luntur. Akhlak manusia kini telah berubah, saat ini telah banyak manusia yang bersikap egois(mementingkan diri sendiri) tanpa memperdulikan orang lain. Seseorang akan berbuat apa saja untuk kebahagiaan di dunia tanpa memperdulikan dampak kerugian terhadap orang lain yang ditimbulkan oleh perbuatannya dan sudah tak peduli dengan ajaran-ajaran agama yang seharusnya menjadi pedoman hidup manusia di bumi ini.

  Religiusitas Individu di tunjukkan oleh pribadi yang religius bersifat integral terhadap nilai-nilai religiusitas secara utuh yang diperoleh dari hasil sosialisasi nilai- nilai religius itu sepanjang kehidupannya. Seseorang yang menampilkan pribadi yang telah mencapai internalisasi nilai nilai religius menggambarkan profil manusia yang ideal, mampu mempertinggi derajat peradaban kemanusiaan. Oleh karena itu, pendidikan Islam memiliki tantangan besar untuk membudayakan generasi bangsa yang memiliki karakter dalam

  28

  engaktualisasikan internalisasi nilai-nilai Islam. sejalan dengan cita 28 –ciat Islam yang menjadi dasar pendidikan Islam

  Hamzah Uno & Nina kamatenggo, Landasan pendidikan ( sebuah pemikiran

Komprehensif landasan pendidikan berbasis karakter di Indonesia), Ideas Publishing, Gorontalo : sebagaimana disebutkan di atas , maka prioritas kegiatan pendidikan Islam harus diarahkan untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan para Lulusan yang memiliki pandangan ajaran islam yang luas, menyeluruh dan Holistik serta mampu mengaplikasikannya sesuai dengan tingkat usia anak didik dan

  29

  perkembangan zaman e.

   Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

  Langkah-langkah penerapan pendidikan karakter untuk menjadi budaya sekolah: 1)

  Kesepakatan mengenai karakter yang hendak di capai dan di targetkan sekolah. Karena tidak mungkin satu sekolah. Karena tidak mungkin satu sekolah. Karena tidak mungkin satu sekolah dapat menerapkan ke-18 karakter yang telah di terapkan oleh Kemendikbud. 2)

  Membangun pemahaman bahwa sekolah ingin membudayakan karakter positif untuk seluruh warga sekolah dan ini membutuhkan sebuah proses. 3)

  Menyusun rencana menyeluruh untuk menginfestasikan pengembengan dan pembelajaran mengenai karakter yang hendak di capai atau di targetkan sekolah. 4)

  Mengintregasikan karakter yang sudah di pilih ke dalam pembelajaran di seluruh kurikulum secara terus-menerus. 5)

  Melalui suatu workshop, para guru harus mentukan pendekatan atau metode yang jelas terhadap mata pelajaran yang dapat di gunakan untuk menanamkan karakter yang sudah disepakati sekolah. Sebaiknya beberapa mata pelajaran berintregasi. Contoh: pendidikan anti korupsi. 6)

  Sosialisasikan karakter yang disepakati kepada seluruh warga 29 sekolah.

  Abudin Nata,Manajemen Pendidikan mengatasi permasalahan pendidikan Islam di

  7) Mengembangkan motto (semboyan) sekolah, yang bertumpu pada karakter yang disepakati.

  8) Menetukan indikator (petunjuk) terhadap keberhasilan progam ini.

9) Melakukan evaluasi terhadap progam karakter.

  10) Memberikan apresiasi bagi warga sekolah yang menunjukkan perubahan kearah karakter yang di budayakan.

  Implementasi pendidikan karakter di sekolah menjadi sangat penting dan harus dilakukan pendidikan karakter Karena alasan berikut ini: Pertama,Karena karakter bangsa Indonesia masih lemah. Kedua,Sejalan dengan Renstra Kemendiknas 2010-2014 yang mencanangkan penerapan pendidikan karakter, maka di perlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap program-program yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa.

  Ketiga, Penerapan pendidikan karakter di sekolah memerlukan

  pemahaman tentang konsep, teori, metodologi, dan aplikasi yang relevan dengan pembentukan karakter (character uilding) dan

  30

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 (STUDI KASUS DI SDN 05 KLUMPIT GEBOG KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 35

STUDI ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 (STUDI KASUS DI SDN 05 KLUMPIT GEBOG KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 26

PELAKSANAAN MUATAN LOKAL PEMBIASAAN SOSIAL DAN PRAKTIK IBADAH (PSPI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PADA PESERTA DIDIK (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017) - STAIN Kudus Repository

0 0 8

PELAKSANAAN MUATAN LOKAL PEMBIASAAN SOSIAL DAN PRAKTIK IBADAH (PSPI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PADA PESERTA DIDIK (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017) - STAIN Kudus Repository

0 1 25

PELAKSANAAN MUATAN LOKAL PEMBIASAAN SOSIAL DAN PRAKTIK IBADAH (PSPI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PADA PESERTA DIDIK (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017) - STAIN Kudus Repository

0 0 6

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AJARAN SARIDIN (STUDI KASUS DI MASYARAKAT LANDOH DESA KAYEN PATI TAHUN 2015/2016) - STAIN Kudus Repository

0 0 9

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AJARAN SARIDIN (STUDI KASUS DI MASYARAKAT LANDOH DESA KAYEN PATI TAHUN 2015/2016) - STAIN Kudus Repository

0 1 12

IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TUTORIAL DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI KELAS DENGAN JUMLAH SISWA YANG MELEBIHI STANDAR DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PAI (STUDI KASUS DI MTS NU HASYIM ASY`ARI 2 KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 41

IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TUTORIAL DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI KELAS DENGAN JUMLAH SISWA YANG MELEBIHI STANDAR DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PAI (STUDI KASUS DI MTS NU HASYIM ASY`ARI 2 KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KAMIS BERTAQWA DALAM MENUMBUHKAN PENDIDIKAN KARAKTER SOSIAL RELIGIUS SISWA (STUDI KASUS DI MTS SILAHUL ULUM ASEMPAPAN TRANGKIL PATI) - STAIN Kudus Repository

0 3 10