Implementasi Nasehat Pendidikan Luqman al-Hakim Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

  IMPLEMENTASI NASEHAT PENDIDIKAN LUQMA>N AL-HAKI>M MENURUT AL-QURAN DALAM PEMBENTUKAN

  KEPRIBADIAN ANAK DI SD INPRES 12/79 ULO KECAMATAN TELLU SIATTINGE KABUPATEN BONE

  TESIS

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Agama Islam pada

  Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

  Oleh:

  KAMRIAH

  NIM 80200215065 PASCASARJANA UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2 0 1 8 PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

  Nama : Kamriah NIM : 80200215065 Tempat/Tgl. Lahir : Kampung Baru, 17 Februari 1992 Program : Magister Program Study : Dirasah Islamiyah Alamat : Desa Ulo Kec. Tellu Siattinge Kab.Bone Judul : Implementasi Nasehat Pendidikan Luqman al-Hakim

  Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian dan seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 28 Maret 2018 Penyusun, Kamriah NIM: 80200215065

  KATA PENGANTAR

  ﻞِ ﻴ ﺒ ِ ﺳ َ ﻰ ﻟ َ ﺇ ِ ﻉ ُ } ﺍﺩ ْ ﻢ ﻳ ﺮ ﻜ ﺍﻟ ﻪ ﺑ ﺘﺎ ﻛ ﻲ ﻓ ﻞ ﺋ ﻘﺎ ﺍﻟ ، ﻦ ﻴ ﻤ ﺎﻟ ﻌ ﺍﻟ ﺏ ﻟﻠ ﺭ ﻪ ﺪ ﻤ ﺤ ﺍﻟ

ﻷﺍ ﻑ ﺮ ﺷ ﺃ ﻰ ﻡﻼ ﺍﻟ ﻠ ﻋ ﺴ ﻭ ﺓﻼ ﺍﻟ ﺼ ﻭ .{ ﺔِ ﻨ َ ﺴ َ ﺤ َ ﺍﻟ ْ ﺔِ ﻈ َ ﻋ ِ ﻮ ْ ﻤ َ ﺍﻟ ْ ﻭَ ﺔِ ﻤ َ ﻜ ْ ﺤ ِ ﺍﻟ ْ ﺑِ ﺭ َ ﻚ َ ﺑ ّ ِ

. ﺑﻌ ﺪ ﺎ .« ﺁﻳ ﺃﻣ ﺔ ﻮ ﻭﻟ ﻲ ﻨ ﻋ ﻮﺍ » : ﻐ ﺑﻠ ﻞ ﺋ ﻘﺎ ﺍﻟ ، ﻦ ﻠﻴ ﺳ ﺮ ﻤ ﺍﻟ ﻭ ﺀ ﻴﺎ ﻧﺒ

  Segala puji hanyalah milik Allah swt.serta salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusunan tesis ini, “(Implementasi Nasehat Pendidikan Luqman al-Hakim Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siettinge Kabupaten Bone)” dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  Upaya penulisan tesis ini telah dilakukan secara optimal, oleh karenanya semua koreksi dan saran-saran dari berbagi pihak demi untuk perbaikan dan kesempurnaan tesis ini kedepannya masih sangat dibutuhkan.Karena pada hakikatnya tidak ada sesuatu yang sempurna termasuk penyusunan sebuah karya tulis, tiada gading yang tak retak semuanya memiliki kekurangan. Kesempurnaan yang sebenarnya itu hanyalah milik Allah swt..

  Selesainya tesis ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moral maupun material. Maka sudah sepantasnya ucapan rasa syukur serta terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya diberikan terutama

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababari. M.Si. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar,Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A., Prof. Sitti Aisyah, M.A., Ph.D., dan Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. masing-masing sebagai Wakil Rektor I, II, III, dan IV serta seluruh jajarannya.

  2. Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Achmad Abu Bakar, M.Ag., Dr. H.

  Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., dan Prof. Dr. Hj. Muliaty Amin, M.Ag. masing-masing selaku Wakik Direktur I, II dan III serta seluruh jajarannya.

  3. Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S. dan Prof. Dr. Hj. Muliaty Amin, M.Ag. sebagai Promotor dan Kopromotor.

  4. Prof. Dr. H. Achmad Abu Bakar, M.Ag. dan Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I. sebagai Penguji I dan Penguji II atas saran-saran dan masukan serta bimbingannya selama perkuliahaan hingga penyelesaian tesis ini.

  5. Muh. Quraisy Mathar, S.Sos., M.Si. selaku Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya.

  6. Sahabat-Sahabat angkatan 2015 dan keluarga besar pasca kelas sengkang Konsetrasi Pendidikan Agama Islam dan sahabat terdekat Hamsiati, Misdawati, Darmiati serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini, semoga dapat menjadi amal ibadah disisi Allah swt.

  7. Teristimewa kepada suamiku tercinta H. Syarifuddin, S.Pd.I.,M.Pd. sabar menunggu sampai terselesainya studi.

  8. Bapak Muh. Kaming, S.Pd dan Ibu Jawahirah, S.Pd. selaku orang tua yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya, perhatian, motivasi, dukungan serta doa yang tulus dalam penyelesaian studi.

  9. Kasniah, Amd.Far, M.Agus Susanto, Nurdiansyah, M. Naufal Fatahillah selaku adik yang telah membantu penyelesaian studi ini.

  10.Semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang juga membantu serta menyumbangkan pemikiran tidak lupa disampaikan terimah kasih. Akhirnya, semoga bantuan yang diberikan bernilai ibadah dan pahala di sisi Allah swt.dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. A<mi>n ya>Rab al-A<lami>n.

  Makassar, Maret 2018 Peneliti, Kamriah NIM: 80200215065

  

DAFTAR ISI

JUDUL i PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ii PERSETUJUAN PROMOTOR iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vii DAFTAR TRANSLITERASI DAN SINGKATAN ix

  DAFTAR TABEL xvii ABSTRAK xviii BAB

  I PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah

  1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  11 C. Rumusan Masalah

  14 D. Kajian Penelitian Terdahulu

  15 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  19 BAB II TINJAUAN TEORETIS

  21 A. Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m

  21

  1. Pengerian Nasehat

  21

  2. Metode Pengajaran Luqman al-Hakim

  34

  3. Biografi Luqman al-Hakim

  38

  4. Luqma>n al-Haki>m Menurut Ahli Tafsir

  39 B. Pendidikan Kepribadian Anak

  42

  1. Pengertian Pendidikan

  42

  2. Pengertian Kepribadian

  45

  

3. Pembentukan Kepribadian Anak dalam Keluarga

  52

  4. Orang tua sebagai Pendidik Utama dalam Rumah tangga

  55 C. Kerangka Konseptual

  61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  62 A. Jenis dan Lokasi Penelitian

  62

C. Sumber Data

  64 D. Metodologi Pengumpulan Data

  66 E. Instrumen Penelitian

  67 F. Tehnik Pengolahan Data

  68 G. Penguji Keabsahan Data

  70 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NASEHAT PENDIDIKAN LUQMAN AL-HAKIM MENURUT AL-QURAN DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI SD INPRES 12/79 ULO KECAMATAN TELLU SIATTINGE KABUPATEN BONE

  73 A. Profil SD Inpres 12/79 Ulo

  73 B. Penerapan Implementasi Nasehat Pendidkan Luqma>n

al-Haki<m menurut al-Quran dalam Pembentukan Keprian

Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellusiattinge

Kabupaten Bone

  87 C. Bentuk Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo KecamatanTellusiattinge Kabupaten Bone

  99 D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nasehat Pendidkan Luqma>n al-Haki>m menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo

  106

BAB V PENUTUP

  116

  A. Kesimpulan 116

  B. Implikasi Penelitian 117 DAFTAR PUSTAKA 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL Tabel. 4.1..Periodesasi Kepala Sekolah

  72 Tabel. 4.2. Struktur Kurikulum SD Inpres 12/79 Ulo…………………….. 77 Tabel. 4.3.Nama-nama guru kelasdan agama di SD Inpres 12/79 Ulo 80 Tabel. 4.4. Nama-nama Guru SD Inpres 12/79 Ulo

  65 Tabel. 4.5. Keadaanrombel kelas SD Inpres 12/79 Ulo

  67 Tabel. 4.6. Siswa Kelas V SD Inpres 12/79 Ulo

  68 Tabel. 4.7. Data sarana dan prasarana SD Inpres 12/79 Ulo

  68 Tabel. 4.8. Ketuntasanbelajar

  84 PEDOMAN TRANSLITERASI

  A. Translitersi Arab-Latin

  Żal Ż zet (dengan titik di atas) ﺭ

  ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah) ﻉ

  ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ﻅ

  ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ﻁ

  ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ﺽ

  Syin Sy es dan ye ﺹ

  Sin S Es ﺵ

  Zai Z Zet ﺱ

  Ra R Er ﺯ

  Dal D De ﺫ

  1. Konsonan Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat di bawah ini:

  Kha Kh ka dan ha ﺩ

  ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ﺥ

  Jim J Je ﺡ

  ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ﺝ

  Ta T Te ﺙ

  Ba B Be ﺕ

  Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ﺏ

  Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ﺍ

  ‘ain ‘ apostrof terbalik

  ﻍ Gain G Ge

  ﺀ hamzah ’ Apostrof ﻱ

  I I ﺍُ

  Kasrah

  ﺍَ fatḥah A A ﺍِ

  Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Nama

  2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

  Ya Y Ye Hamzah (ﺀ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

  ﮪ Ha H Ha

  ﻑ Fa F Ef

  ﻭ Wau W We

  ﻥ Nun N En

  ﻡ Mim M Em

  ﻝ Lam L El

  ﻙ Kaf K Ka

  ﻕ Qaf Q Qi

  ḍammah U U antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Nama

  ﺍَ ﻱْ fatḥah dan ya Ai a dan i ﺍَﻭْ fatḥah dan wau

  Ā a dan garis di atas

  : māta ﺭَ ﻣَ ﻰ

  Contoh: ﻣَﺎ ﺕ َ

  Ū u dan garis di atas

  ﻭ ﺍُ ḍammah dan wau

  Ī i dan garis di atas

  ﯽ ﺍِ kasrah dan ya

  ﻯ fatḥah dan alif atau ya

  Au a dan u Contoh :

  Tanda Nama َ ... / ﺍ َ ...

  Nama Huruf dan

  Harakat dan Huruf

  3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

  ﻫَ ﻮْ ﻝَ : haula

  ﻛَ ﻴْ ﻒ َ : kaifa

  : ramā

  : yamūtu ُ ﺕ ﻮْ ﻤُ ﻳَ

  4. Ta marbūṭah Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, danḍammah, transliterasinya adalah

  [t].Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha [h].

  Contoh: : rauḍah al-aṭfāl

  ﻝ ﺍ َ ﻔ ﻃ َ ﻷﺍ َﺔُ ﺿ ﻭْ ﺭَ : al-madīnah al-fāḍilah

  ِﻠَﺔُ ﺿ ﻔَﺎ ﺍﻟ ﺔُ ﻳْﻨَ ﺪِ ﻤَ ﺍﻟ : al-ḥikmah

  ﺔُ ﻤَ ﻜْ ﺤِ ﺍﻟ

  5. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda ), dalam transliterasi ini dilambangkan tasydīd ( ّ dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: ﻨَﺎ : rabbanā ﺭَﺑَّ

  : najjainā ﺎ ﻴْﻨَ ﺠَّ ﻧَ

  ﻖُّ : al-ḥaqq ﺤَ ﺍﻟ ﺞُّ : al-ḥajj ﺤَ ﺍﻟ

  ﻢَ : nu‘‘ima ﻧُﻌِّ ﻭٌّ : ‘aduwwun ﺪُ ﻋَ kasrah( ّ ﯽﺍِ ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (ī).

  Contoh: ﻋَ ﻠِ ﻰّ : ‘Alī (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly) ﻋَ ﺮَﺑِ ﻰّ : ‘Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

  6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

  ﺍ ﻝ (aliflamma‘rifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya.Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contoh: ﺍﻟ ﺸَ ﻤْ ﺲ ُ

  : al-syamsu (bukan asy-syamsu) ﺍﻟ ﺰﻟْ ﺰَﻟَ ﺔُ

  : al-zalzalah ﺍﻟ ﻔَﻠْ ﺴَ ﻔَ ﺔُ

  : al-falsafah َ ﺩ ُ ﻻ ﺍﻟ ﺒِ

  : al-bilādu

  7. Hamzah Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contoh: ﺗَﺄ ﻣُ ﺮُ ﻭْ ﻥَ

  : ta’murūna ﺍﻟ ﻨَ ﻮْ ﺀُ : al-nau’

  ﺃُﻣِ ﺮْ ﺕ ُ : umirtu

  8. Penelitian Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut caratransliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan umum.Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

  Contoh: FīẒilāl al-Qur’ān Al-Sunnah qabl al-tadwīn Al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab 9. Lafẓ al-Jalālah ( ﷲﺍ ) Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh: ِ ﷲﺍ ﺩِ ﻳْ ﻦُ dīnullāh ِ ﷲ ﺑِﺎ ﺍ billāh Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al- jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh: ِ ﷲﺍ ﺭَ ﺣْ ﻤَ ﺔِ ﻓِ ﻲْ ﻫُ ﻢْ hum fī raḥmatillāh

  10.Huruf Kapital dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).

  Contoh: Wa mā Muḥammadun illā rasūl Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fih al-Qur’ān Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī Abū Naṣr al-Farābī Al-Gazālī Al-Munqiż min al-Ḍalāl Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan

  Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contohnya:

  

Abū al-Walīd Muḥammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al-Walīd B. Daftar Singkatan Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la> saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m H = Hijrah M = Masehi SM = Sebelum Masehi l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun QS …/…: 4 = Contoh: Q.S. al-Baqarah/2: 4 HR = Hadis Riwayat Kab. = Kabupaten Sidrap = Sidenreng Rappang

  ABSTRAK Nama : Kamriah NIM : 80200215065 Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam Judul Tesis : Implementasi Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m

  Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone

  Tesis ini membahas tentang Implementasi Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone.

  Adapun yang menjadi permasalahannya adalah 1)Bagaimana Implementasi Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m Menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bon2)Bagaimana Bentuk Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone3) faktor-faktor Apakah yang Mendukung dan Menghambat Penerapan Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone

  Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research) dengan instrumen kunci adalah peneliti sendiri. Lokasi penelitian pada SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. Pengumpulan data menggunanakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan kepustakaan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teologis-normatif, Psikologis dan sosiologis. Sumber data yang diperoleh terdiri dari sumber data primer dengan informan sebanyak 10 orang dan data sekunder.

  Hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa implementasi nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m menurut al-Quran dalam pembentukan kepribadian anak di SD Inpres 12/79 Ulo, sudah baik namun belum maksimal, kepribadian anak di SD Inpres sudah mampu mengaplikasikan nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m dari segi aqidah, ubudiyyah, sosiologi, mental dan akhlak tetapi masih ada siswa belum mampu menjaga ibadah salat, dan akhlak, faktor pendukungnya meliputi, kurikulum, Kepedulian kepala sekolah, tenaga guru dan warga sekolah dan peran serta orang tua, adapun Dan kepribadian anak di SD Inpres 12/79 Ulo sudah sebagian besar menunjukan kepribadian baik dalam hal besosialisasi dan akhlaknya kepada teman sebaya dan unsur pendidik faktor penghambatnya adalah penyalahgunaan media, waktu yang terbatas, kurangnya perhatian orang tua dan minat belajar dan kurangnya sosialisasi, adapun solusinya adalah kemampuan baca tulis al

  • Quran yang menjadi standar kelulusan peserta didik dan meningkatkan sosialisasi dan kerjasama pada setiap unsur pendidik. \
penerapan nasehat pendidikan Luqman al-Hakim dalam pembentukan kepribadian anak dengan menambah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan sendi yang kokoh dan kuat bagi peradaban ummat Islam. Pendidikan tersebar di seluruh bidang kehidupan manusia, baik dalam dimensi horizontal maupun vertikal. Pendidikan tidak bisa dipungkiri eksistensinya di dalam diri dan kehidupan manusia. Semenjak dilahirkan, manusia sudah memiliki potensi-potensi bawaan yang

  1 memungkinkan untuk dikembangkan dengan melalui pendidikan.

  Kesatuan masyarakat terkecil yang disebut rumah tangga, mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan pola hidup masyarakat, dalam keadaan gaya hidup yang cenderung mengacu pola hidup Barat, maka sebagai orang beragama (Islam), rasa kekhawatiran yang timbul adalah satu hal yang wajar, mengingat pola hidup barat yang sangat kontradiksi dengan pola hidup masyarakat Islami. Pola hidup barat tidak mungkin dijadikan sebagai kiblat dalam sistem sosial kemasyarakatan.

  Ungkapan Luqma>n patut dijadikan teladan oleh siapapun pada zaman ini. Sistematika nasihatnya dikemas denga\\\n indah, tersusun dengan teratur dan didukung oleh contoh dan budi pekerti yang mulia ( Akhla>q al-

2 Kari>mah).

  1 Keluarga adalah sebuah institusi pendidikan yang utama dan bersifat 2 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan (Cet.I;Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), h. 91.

  Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam ( Cet.I;

  3

  kodrati. Di samping itu, keluarga juga merupakan komunitas. Masyarakat kecil. Keluarga memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar sistem interaksi yang kondusif sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan baik, fungsi dasar dalam keluarga sebagai sebuah perspektif pendidikan Islam yakni “Menumbuh kembangkan potensi dasar yang dimiliki sebagai wahana untuk mentransfer

  4 nilai-nilai sebagai agen transformasi kebudayaan”.

  Merajuk dari asumsi di atas tergambar bahwa keluarga adalah suatu wadah dan institusi di mana sang anak pertama kali bersentuhan dengan pendidikan dengan kedua orang tua bertindak sebagai pendidiknya. Dalam lingkungan keluarga yang juga dikenal dengan istilah rumah tangga, menjadi suatu idaman bagi setiap yang terlibat di dalamnya agar menjadikan rumah tangganya sebagai tempat yang indah, tentram, nyaman, dan bahagia. Maka salah satu penggalan sabda Rasulullah Saw., yang berbunyi “

  ﺟﻨﺘﻲ ﺑﻴﺘﻲ

  5 “ (Rumahku Surgaku) adalah potret rumah masa depan. 3 Keluarga sebagai suatu komunitas yang secara realitas objektif duakui didalamnya

hidup bersama ayah, ibu, dan anak yang secara kondusif. Persoalan muncul ketika

kepemimpinan yang diterapkan oleh orang tua tidak mampu menciptakan suasana

kehidupan keluarga yang kondusif, selengkapnya lihat Syaiful Bahri Djamrah, Pola

Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Islam ( Cet. I;Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), h. 5. 4 Lihat Ahmad Kamaludunigrat, “ Bina Keluarga Sakinah Menanggulangi Kenakalan

  

Remaja”, dalam Majalah Nasehat Perkawianan dan Keluarga No. 259/Th. XXIV/Januari,

1994.h. 26-46. 5 Ahmad Kamaludunigrat, “ Bina Keluarga Sakinah Menanggulangi Kenakalan Remaja”, dalam Majalah Nasehat Perkawianan dan Keluarga No. 259/Th. XXIV/Januari, 1994.h. 49.

  Paradigma tersebut menggambarkan bahwa pendidikan anak dalam keluarga merupakan faktor yang sangat penting untuk perkembangan kepribadian anak sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama baginya.

  Keluarga memiliki fungsi pendidikan, yaitu keluarga harus menjadi lembaga pertama dan utama yang memberikan pendidikan nilai-nilai agama dan budaya, sosialisasi nilai-nilai agama dan budaya diperoleh anggota

  6 keluarga pertama kali melalui imitasi lansung dari lingkungan keluarganya.

  pihak yang paling berperan dan bertanggung jawab dalam mendidik anak adalah adalah orang tua, karena keduanya merupakan pendidik utama. Orang tua memberikan contoh-contoh kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai hidup seorang anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang dilihat dan dirasakan sebagai bentuk pembinaan dasar-dasar kepribadian. Penanaman nilai-nilai agama dalam rumah tangga masih mudah dibentuk karena anak masih dominan dalam pengaruh lingkungan rumah tangga.

  Dasar filosofi kewajiban orang tua (ayah-ibu) terhadap anak-anak. Adalah firman Allah dalam QS al-Tahrim/66:6, sebagai berikut:

  

ﺎ ﻫ َ ﺩ ُ ﻮ ﻗ ُ ﻭ َ ﺍً ﺎﺭ ْ ﻧ َ ﻢ ْ ﻠ ِ ﻜ ُ ﻴ ْ ﻫ ْ ﺃ َ ﻭ َ ﻢ ﻜ ُ ﺴ َ ﻧﻔ ُ ﺃ َ ﻮﺍْ ﻗ ُ ﻮﺍْ ﻨ ُ ﺍﻣ َ ﺀ َ ﻦَ ﻳ ﺬ ِ ﭐﻟ ّ َ ﺎ ﻬ َ ﻳ ّ ُ ﺄ َ ﻳ َ ٰ

ﺓُ ﺎﺭ َ ﺠ َ ﺤ ِ ﭐﻟ ﻭ َ ﺱُ ﺎ ﻨ ّ َ ﭐﻟ

  Terjamahnya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

  7 api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. 6 Ayat tersebut mengandung maksud bahwa orang tua bertanggung 7 Darwis Hude, Logika al-Quran ( Cet. I;PT. Nagakusuma, 2015), h.128.

  jawab untuk melindungi, membimbing keluarganya agar terhindar dari siksaan api neraka. kewajiban ini harus dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut, kedua orang tua hendaknya kerjasama untuk menghasilkan anak yang saleh, yang kelak bila mereka meninggal dunia dapat mendoakannya.

  Allah ‘ Azza wa Jalla> telah menggambarkan kedudukan Islam sebagai ummat terbaik dengan menjelaskan syariatnya yakni menggelorakan semangat amar makruf nahi munkar. Realita yang menunjukan bahwa terjadi sikap antipati dari sebagian ummat Islam terhadap amar makruf nahi mungkar. Sikap memandang sebelah mata terhadap kewajiban, tampak dalam banyak hal, diantaranya membiarkan pertumbuhan anak remaja tanpa adanya pembinaan dari mereka masih kecil. Hal ini akan terjadi dampak negatif, anak remaja akan tumbuh dan berkembang dalam budaya kejahatan,

  8

  alergi terhadap sesuatu kebaikan. Akhirnya terbiasa dengan kemungkaran

  9 dan berpaling dari kebaikan.

  Era moderen dengan propogandanya, remaja digiring pada nilai-nilai materialisme yang menjungjung tinggi hedonisme tanpa melibatkan nilai-nilai agama. Akibatnya muncul euforia sekularis alergi pada materi dan 8 Untuk memperbaiki manusia terdapat dua cara. Pertama Dari luar ke arah dalam

  

adalah memperbaiki keadaan lingkungan manusia itu sendiri. Dengan baiknya lingkungan

manusia akan menyesuaikan sendiri dengan lingkungannya itu kemudian dapat merubah

pribadinya. Kedua, dari dalam ke arah luar adalah dengan merubah lebih dahulu alam pikiran

manusia sendiri, kemudian merubah masyarakat. Jika hendak memperbaiki manusia, harus

memasuki alam rohaninya. Jangan hanya merubah masyarakat dalam bentuk lahirnya, tetapi

tidak mampu merubah manusia itu sendiri. Karl Mannheim, dikutip oleh Baehori, Islam

Mengisi Kehidupan ( Surabaya: Al-Ikhlas, 1982), h. 44. 9 Fadhl Ilahi, Al-Ihtisab ‘ Ala Al-Athfal, terj. Muhammad Ashim. Mendakwahi anak;

  10

  menjadikan uang sebagai Tuhan. Kenakalan remaja sampai kapan pun tetap ada.

  Manusia dizaman hedonistik yang senatiasa mengutamakan kelezatan material, ketika petimbangan ekonomi dalam berbagai aktivitas yang dilakukan terlihat begitu dominan meskipun sesungguhnya hal itu tidak

  11 menjamin kesejahteraan ummat manusia.

  Dalam kajian pendidkan, manusia memerlukan pembinaan dalam

  12 kehidupannya. Anak, adalah amanat Allah yang dititipkan kepada orang tua.

  Keluarga adalah kelembagaan masyarakat yang memegang peranan serta kunci dalam proses sosialisasi. Peranan orang tua sangat menentukan

  13

  dalam proses pembentukan kepribadian. Salah satu keutuhan Islam bagi ummat Islam adalah adanya metode paripurna dan konsisten dalam membina mental, melahirkan generasi yang berbudaya dan berdab, dengan

  14 prisip keluhuran menuju cahaya tauhid, ilmu dan hidayah.

  Tugas lingkungan rumah tangga dalam hal penanaman moral agama sangat penting, bukan karena usia anak masih mudah, tetapi pendidikan yang 10 11 Abu Al-Ghifari, Remaja Korban Mode (Cet. I; Bandung : Mujahid, 2003). h.11.

  Barenggang Manurung, Kearifan para ayah menjadi ayah yang efektif ( Cet. I. Bandung: Pionir Jaya, 2003), h. 1. 12 Suatu amanat yang dipertanggung jawabkan ke hadirat Allah. Orang tua

mempersiapkan diri jangan sampai di vonis menyesal dalam pengembangan amanat. Syekh

  

Muhammad bin Ibrahim al-Hamd. Panduan pendidikan Anak; jangan salah mendidik anak

terj. Abu Fawwaz Muhammad Washito (Cet, I; Bogor: Media Tarbiyah, 2008), h. 5 13 Imam Barnadi, Pemikiran tentang Pendidikan Baru (Yogyakarta: Offeset, 1983). h.

  130. 14 Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Saifullah dapat diperoleh anak di lembaga pendidikan belum mendapat perhatian khusus sebagai perpanjangan tangan dari pendidikan yang didapatkan anak dalam rumah tangga. Pendidikan formal di Indonesia masih cenderung kurang fokus pada pembinaan kepribadian anak, tetapi lebih pada aspek kognitif. Oleh karena pembinaan kepribadian anak seharusnya mendapat perhatian khusus dari orang tua. Dan sekiranya anak mengalami prilaku menyimpang, maka orang tua tidak akan serta merta menyalahkan guru gagal membina anak yang dipercayakan untuk dibina.

  Anak sebagai amanah dari Allah, maka orang tuanyalah bertanggung jawab harus menjaga kalbu anak yang masih bersih sebagai permata yang sangat berharga. Jika anak dibiasakan melakukan kebaikan, niscaya ia akan dengan kepribadian yang terpuji dan bahagia dunia dan akhirat. Oleh karenanya orang tua dapat senantiasa berusaha memproteksi anak-anaknya dari pengaruh negatif, baik pengaruh negatif karena kita sebagai orang tua tidak memiliki kepribadian yang terpuji, lebih-lebih nilai negatif lain yang datangnya dari luar keluarga, misalnya pergaulan yang cenderung bebas yang mungkin disaksikan anak di masyarakat atau melalui media cetak atau media

  15 elektonik.

  Tugas dan tanggung jawab pendidikan atau pembinaan generasi muda, secara mikro adalah amanah Allah kepada orang tua dalam rumah tangga, namun secara makro hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama orang tua di rumah tangga, guru-guru di sekolah serta tokoh agama dan 15 Jama Abd al-Rahman, Athfaul Muslim, Kaifa Rabbahumun Nabiyyah Amiin. Terj.

  

Bahrun Abbakar Ihsan Zubaidi, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah (Bandung: Irsyad tokoh masyarakat dilingkungan masyarakat

  16 Pendidikan agama (Islam) sangat berperan dalam pembentukan

  pribadi anak, sepanjang orang tua telah meletakkan dasar-dasar pendidikan agama itu. Dengan penanaman nilai-nilai dasar keagamaan, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi lebih dinamis. Sebaliknya, jika nilai-nilai keagamaan tidak ditanamkan bahkan jauh dari pembentukan kepribadiaan anak. Kenyatan ini, “harus diakui sedang melanda kehidupan rumah tangga, sehingga idealnya back to Islamic values dan berpedoman pada nilai dasar ke

17 Dalam interaksi yang lebih komprehensif, anak diberikan tuntunan

  • Islamam”.

  untuk berbakti kepada orang tua sebagai wujud walidaini ihsana, refleksi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan UU RI. NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dalam aspek fungsi dan tujuan pendidikan nasional, sebagai berikut:

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabak dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  18 Sejalan dengan hal tersebut, orang tua juga berkewajiban memberikan 16 Muzakkir, Pembinaan Generasi Muda (cet I Alauddin University Press makassar 2011), h.8. 17 Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius: Membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 81-89. 18 Depertemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan kepada anaknya khususnya dalam masa usia wajib belajar. Hal ini penting karena pada usia wajib belajar sangat berpengaruh dalam penanaman dasar-dasar pengetahuan, akhlak dan kepribadian anak sehinga dalam rumah tangga perlu diperhatikan sikap dan perbuatan. Berkaitan dengan pembinaan kepribadian anak dalam rumah tangga sebagai kekuatan dalam pembangunan. Allah swt., memberikan isyarat tegas dalam QS al- Nisa’/4:9.

  ﺎ ﻔ ً ﻌ َ ٰ ﺿ ِ ﺔ ﻳ ّ َ ﺭ ّ ِ ﺫ ُ ْ ﻢ ْ ﺧ َ ﻬ ِ ﻔ ِ ﻠ ْ ﻦ ﻣ ِ ﻮﺍْ ﻛ ُ ﺮ َ ﺗ َ ْ ﻮ ﻟ َ ﻦَ ﻳ ﺬ ِ ﭐﻟ ّ َ َ ْ ﺶ ﺨ ْ ﻭ َ ﻴ َ ﻟ

٩ ﺍ ﺪ ً ﻳ ﺪ ِ ﺳ َ ً ﻻ ْ ﻮ ﻗ َ ﻮﺍْ ْ ﻭ َ ﻮﻟ ُ ﻘ ُ ﻴ َ ﻟ ﻪَ ﭐﻟﻠ ّ َ ﻮﺍْ ْ ﻓ َ ﻘ ُ ﺘ ّ َ ﻴ َ ﻠ ْ ﻢ ْ ﻬ ِ ﻴ ﻠ َ ﻋ َ ﻮﺍ ْ ﺎﻓ ُ ﺧ َ

  Terjamahnya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

  19 perkataan yang benar.

  Ayat di atas mengindikasi tentang adanya kosekuensi timbal balik, yakni bahwa anak diharapkan dari pembentukan kepribadiannya akan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

  Pembinaan ketaatan beribadah pada anak di mulai dari dalam keluarga. Anak yang masih kecil kegiatan ibadah yang lebih menarik baginya adalah yang mengandung gerak. Anak-anak suka melakukan salat, meniru orang tuanya, kendatipun ia mengerti apa ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu. Pengalaman keagamaan yang menarik anak seperti salat berjamaah. 19 Islam sangat memperhatikan pendidikan anak-anak dari aspek moral dan mengeluarkan petunjuk yang sangat berharga di dalam melahirkan anak dan kebiasaan yang baik. Berikut ini sebagian dari wasiat dan petunjuk Rasul dalam upaya mendidik anak dari aspek moral. At- Tarmizi meriwayatkan dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. bersabda:

  20 ( ﻯ ﺬ ﻣ ﺮ ﺘ ﺍﻟ ﻩ ) ﻭﺍ ﺭ ﻦٍ ﺴ َ ﺣ َ ٍ ﺏ ﺩ َ ﺍ َ ﻦْ ﻣ ِ ﻞُ ﻀ َ ﻓ ْ ﺍ َ ﻞٍ ﺤ ْ ﻧ ّ ُ ﻦْ ﻭ َ ﻣ ِ ﺪٌ ﻟ ِ ﻞَ ﻣ َ ﺤ ِ ﻧ َ ﺎ

  Artinya: Tidak ada suatu pemberian yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari pada pemberian budi pekerti yang baik.

  Berdasarkan hadits di atas bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak dengan baik dan dasar-dasar moral sebagai realisasi dari pengalaman nilai-nilai Islami, realisasi dapat terwujud lewat harmonisasi komunikasi dengan pemanfaatan yang berkualitas yang sengaja diciptakan orang tua untuk anak-anaknya.

  Oleh karena itu orang tua harus memiliki peran yang utama dan dominan terhadap anak dalam persiapan memasuki usia balligh dengan bekal pengetahuan yang cukup tentang ibadah sebagai tujuan penciptaan manusia.

  Para orang tua, guru dan para ahli sebagai pendidik hendaknya memperhatikan putera puterinya, agar mereka menjadi pemikir ulung atau peraktis cekatan di masa yang akan datang, juga diberikan berbagai macam ilmu pengetahuan kepada mereka untuk mendidik secara sempurna. Hal ini sangat penting agar mereka menjadi lebih percaya diri, sanggup melaksanakan tanggung jawab dan mengatasi setiap problematika yang mengitarinya, dan pada akhirnya mereka berhasil dalam mengarungi 20 Muhammad Ibn Isa Abu Isa al-Tarmizi, Sunan al-Turmuzi, Jus 6 ( Beirut: Dar Ihya al- kehidupan, baik dalam dunia ilmu pengetahuan maupun dalam hal-hal yang

  21 bersifat praktis.

  Sejak lahir ke dunia, sangat bergantung kepada orang lain, karena ia masih lemah untuk mengetahui sesuatu, karena itu ia memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa sebagai wujud dari proses pendidikan, dengan demikian, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab setiap orang . secara formal tanggung jawab itu dibebankan kepada tiga lingkungan yaitu, rumah tangga, masyarakat dan sekolah, yang menurut ki Hajar

  22

  dewantara disebut “di pusat pendidikan” Al-Quran sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk bagaimana manusia seharusnya melakukan aktifitas di dunia ini, diantaranya aktifitas pendidikan. al-Quran memberikan contoh tentang proses pendidikan terdapat dalam kisah Luqma>n al-Haki>m yang membrikan contoh ideal bagaimana proses pendidikan yang dibrikan kepada anak.

  Pokok-pokok pendidikan Luqma>n al-Haki>m itu meliputi unsur pendidikan dan pendekatannya. Unsur itu meliputi dasar dan tujuan, materi dan metode serta lingkungan pendidikan, sedangkan pendekatan pendidikan meliputi pendekatan filosofis, psikologis, dan relegius.

  Materi pertama yang diberikan adalah tauhid yang merupakan ajaran dasar untuk menanamkan nilai-nilai akidah kepada anak agar senantiasa mempercayai ke-Esaan Allah. Tauhid ini merupakan misi para Rasul dalam 21 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi , Ruh Al-Islam. Terj. Syamsuddin Asyrafi dkk. Dengan judul beberapa Pemikiran Pendidikan Islam , Cet, I;Yogyakarta: titin Ilahi Press 1996), h.82. 22 Amir Dalen Indrakusuma , Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha

  menyampaikan risalah kepada manusia. Sistematika pendidikan Luqma>n al- Haki>m terutama urutan matode pendidikan, sangat menarik untuk dicermati dan ditelaah secara mendalam, sebab urutan ini tampaknya memiliki hubungan erat dengan irama perkembangan jiwa manusia. Urutan materi itu adalah sebagai berikut: Aqidah, Ubudiyyah, Sosiologi, Mental dan Akhlak.

  Dengan demikian implementasi nasehat pendidikan Luqma>n al- Haki>m. Khususnya di SD Inprs 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone sangat menentukan keberhasilan dalam dalam mencapai tujuan pendidikan Luqma>n al-Haki>m dari aspek , aqidah, ubudiyah, sosiologi, mental dan akhlak pendidikan memang sangat menarik untuk dikaji. Luqma>n al-Haki>m figur ideal dalam pendidikan yang harus diteladani oleh setiap unsur pendidik dan perlunya rekonstruksi pendidikan dan sosial keagamaan khususnya pada Kelas V SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone.

  Terkait dengan apa yang telah dijelaskan di atas, nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m penting untuk dikaji terlebih pada tingkat sekolah dasar karena melihat usia 7-12 tahun sangat membutuhkan bimbingan dan pengawasan dalam pembentukan kepribadian anak sesuai dengan nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m dan tuntunan syari’at Islam.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelususran terhadapat implementasi nasehat pendidikan luqma>n al- Haki>m dan problematikanya terkait dengan aspek aqidah, ubudiyyah, sosiologi, mental, dan akhlak peserta didik di kelas V di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  1. Fokus Penelitian Masalah yang menjadi objek penelitian adalah implementasi nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m di SD Inpres 12/79 Ulo

  Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Matriks Fokus Penelitian

  No Fokus Penelitian Sub Fokus

  1. Materi pelajaran dan metode

  a) Aspek materi pelajaran pembelajaran Luqma>n al-

  1. Aqidah Haki>m

  2. Ubudiyyah

  3. Sosiologi

  4. Mental

  5. Akhlak

  b) Metode mengajar

  1. Metode nasehat

  2. Metode teladan

  3. Metode pembiasaan 2.

  a. Kepribadian anak Pembentukan kepribadian

  1. Aqidah anak di SD Inpres 12/79 Ulo

  2. Ubudiyyah

  3. Sosiologi

  4. Mental

  5. Akhlak

  3. Faktor pendukung dan penghambat a) Faktor Pendukung

  1. Kurikulum

  2. Kepedulian kepala sekolah

  3. Tenaga guru dan warga sekolah

  4. Peran serta orang tua

  b) Faktot penghambat

  1. Waktu yang terbatas

  2. Menyalahgunakan media elektronik

  3. Sebagian orang tua kurang perhatian

  4. Minat belajar yang kurang

  5. Kurangnya sosialisasi Dari matriks fokus di atas, menunjukkan bahwa implementasi nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m berfokus pada beberapa aspek yaitu aspek aqidah yang terkait dengan tauhid yang diterapkan pendidik, ubudiyyah yang terkhusus pada salat lima waktu, akhlak yang berfokus pada beruat baik kepada kedua orang tua, pendidik dan teman dan sosiologi yang berfokus pada hubungan sosial dengan para pendidik di SD Inpres 12/79 Ulo serta lingkungannya dan menerapkan metode nasehat, metode teladan, metode pembiasaan. Implimentasinya dapat dilihat dari metode Luqma<n al-Haki>m yang diterapkan oleh pendidik di SD Inpres 12/79 Ulo yang berfokus di kelas

  V Sedangkan pendukung dan penghambatnya dapat dilihat dari kerjasama kepala sekolah, guru kelas V, guru pendidikan agama Islam dan para guru, orang tua peserta didik. Penelitian ini difokuskan pada QS Luqma>n/ 31: 12-

  19.

  2. Deskripsi Fokus Penelitian Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang nasehat pendidikan

  Luqma>n al-Haki>m di kelas V SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge yang terkait dengan aspek aqidah, ubudiyyah, sosiologi, mental dan akhlak. Maka perlu dijelaskan dari beberapa aspek yang diterapkan Luqma>n al- Haki>m dalam menasehati anaknya serta apa yang di terapkan di SD Inpres 12/79 Ulo al-Quran pada surah Luqma>n ayat12-19 yang membahas tentang nasehat pendidikan Luqma>n di dalamnya, agar tidak terdapat kesalah pahaman pembaca dalam memahaminya adapun yang perlu dijelaskan disini adalah: a. Aspek aqidah adalah merupakan aspek fundamental yang harus ditanamakan pada peserta didik yang terkait dengan beriman kepada

  Allah. Hal ini dijelaskan oleh Luqma>n al-Haki>m kepada anaknya berdasarkan QS Luqma>n/ 31: 12 b. Aspek ubudiyyah adalah yang berfokus pada ibadah salat lima waktu yang diterapkan. Hal ini dijelaskan oleh Luqma>n al-Haki>m kepada anaknya berdasarkan QS Luqma>n/ 31: 17

  c. Aspek sosiologi sikap sosial terhadap sesama yang ada dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Luqma>n al- Haki>m kepada anaknya berdasarkan QS Luqma>n/ 31: 18-19 d. Aspek Mental adalah pada kesabaran dan tidak memiliki mental bajak.

  Hal ini dijelaskan oleh Luqma>n al-Haki>m kepada anaknya berdasarkan QS Luqma>n/ 31: 17 e. Aspek akhlak adalah yang terkait dengan berprilaku santun kepada pendidik/orang tua. Hal ini dijelaskan oleh Luqma>n al-Haki>m kepada anaknya berdasarkan QS Luqma>n/ 31: 14

  Bentuk penerapan nasehat pendidikan Luqma>n al-Hakim pada dasarnya cukup banyak, tetapi dalam penelitian ini penulis membatasi yakni bentuk penerapan nasehat, teladan dan pembiasaan yang berfokus pada nasehat pendidikan luqma>n al-Haki>m sesuai yang diutarakan di atas dan pengaplikasian di SD Inpres 12/79 Ulo yang mau dibangun adalah karakter religius meliputi pendekatan yang Islami. Dalam pendidikan agama Islam terwujudnya kerja sama yang baik antara kepala sekolah guru kelas, guru agama dan para pendidik, orang tua dan pihak sekolah, serta falisilitas yang memadai. Sedangkan faktor penghambat penerapan nasehat ini masih banyak peserta didik yang belum menerapkan sikap dan sifat sesuai dengan ajaran agama Islam dalam metode pendidikan Luqma>n al-Hakim. Adapun solusinya yaitu memahami dan menerapkan nasehat pendidikan luqma>n al- Haki>m. C . Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini bagaimana implementasi nasehat pendidikan Luqma>n al-Haki>m menurut al-Quran dalam pembentukan kepribadian anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. pokok masalah tersebut dikembangkan dalam tiga submasalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Implementasi Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m menurut al-Quran dalam Pembentukan Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?

  2. Bagaimana Bentuk Kepribadian Anak di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Sebagai Hasil Implementasi Pendidikan Luqma>n al-Haki>m?

  3. Faktor- Faktor Apakah yang Mendukung dan Menghambat Penerapan Nasehat Pendidikan Luqma>n al-Haki>m di SD Inpres 12/79 Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?

  D. Kajian Penelitian Terdahulu Pada dasarnya penelitian tentang implementasi nasehat pendidikan

  Luqma>n al-Haki>m telah dilakukan oleh beberapa orang dengan metode dan objek kajian penelitian yang berbeda-beda, sesuai dengan minat dan ilmu masing-masing. Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis berusaha melakukan kajian terhadap beberapa pustaka ataupun karya yang relevan dengan topik penulisan karya ilmiah ini. Buku-buku dan karya ilmiah yang sebelumnya pernah ditulis dan ditelusuri sebagai bahan perbandingan maupun rujukan dalam penulisan karya ilmiah ini, yakni:

  Pertama, Implementasi Nilai Edukatif Luqma>n al-Haki>m dalam

Dokumen yang terkait

Implementasi Pendidikan Agama Islam (Telaah Faktual Pembelajaran di SMP Negeri 1 Patampanua Kabupaten Pinrang) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 145

Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai Upaya Guru dalam Menciptakan Siswa Aktif di MI No. 2 Bajoe Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 18 158

Profesionalisme Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bontosunggu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 2 129

Metode Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di MAN 2 Watampone Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 134

Implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Studi pada Character Building Program (CBP) UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 162

Aktualisasi Budaya Organisasi pada Pondok Pesantren al-Quran Babussalam al-Muchtariyah Selayar dalam Perspektif Pendidikan Islam - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 169

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mabbarasanji pada Masayrakat Bugis di Kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 191

Aktualisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Pembentukan Akhlak Peserta Didik di SMA Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 2 147

Pendidikan Pola Asrama dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam di Pesantren Hidayatullah Kabupaten Fakfak - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 209

Strategi Guru dalam Pendidikan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik di SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 168