Hijrah Tabrani Naharuddin Najamuddin Ryan Rachmat Hidayat Haryoko Saleh

  Seri Laporan KKN Angk. Ke- 55 UINAM 2017 KISAH PENGABDIAN DI DESA BONTO SOMBA Editor: Dr. Muh. Anshar, S.Pt., M.Si. Kontributor: Nur Hafsah A Nursiah

  Nur Asti Suryaningsi Fitri Ayu Istiani Hijrah Tabrani

  Naharuddin Najamuddin Ryan Rachmat Hidayat Haryoko Saleh

PUSAKA ALMAIDA 2017

KISAH PENGABDIAN DI BONTO SOMBA

  Makassar : Pusaka Almaida, 2017 xii + 104 hlm : 16 X 23 cm

  ISBN : 978-602-5813-68-9 Ceteakan Pertama : 2017

  Desain Sampul : Ryan rahmad hidayat Penerbit : Pusaka Almaida Makassar

  Sanksi Pelanggaran Pasal 44 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987.

  1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

  2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) Hak cipta dilindungi undang-undang.

  Dilarang mengutip atau memperbanyak Sebagian atau seluruh buku ini dalam Bentuk apapun tanpa seizing dari penulis

SAMBUTAN REKTOR

  Pelaksanaan KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan agenda rutin dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar di bawah bimbingan Dosen Pembimbing KKN yang didampingi oleh Badan Pelaksana KKN. Pelaksanaannya melibatkan seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan dengan asumsi bahwa pelaksanaan KKN ini dalam melakukan program-program kerjanya dilakukan dengan multi disipliner approach, sehingga program kerja KKN bisa dilaksanakan dalam berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa yang ditempatkan di posko-posko KKN.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) tentu diharapkan mampu mendekatkan teori- teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan berbagai problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam menjalankan tugas- tugas pengabdian ini, pihak universitas memberikan tugas pokok kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), khususnya pada Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Dalam pelaksanaannya, Rektor UIN Alauddin Makassar berharap agar pelaksanaan KKN bisa berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmiahan dalam arti bahwa program yang dilakukan di lokasi KKN adalah program yang diangkat dari sebuah analisis ilmiah (hasil survey) dan dilaksanakan dengan langkah-langkah ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  Atas nama pimpinan UIN Alauddin Makassar, Rektor menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Ketua LP2M saudara Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D. terkhusus kepada Kepala PPM saudara Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI atas inisiatifnya untuk mempublikasikan dan mengabadikan karya-karya KKN dalam bentuk sebuah buku, sehingga proses dan hasil pelaksanaan KKN akan menjadi refrensi pengabdian pada masa-masa yang akan datang.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Musafir, M.Si.

  NIP. 19560717 198603 1 003

  

SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN

DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN

ALAUDDIN

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Dalam hal pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, KKN merupakan wadah pengabdian yang diharapkan memberikan bekal dan peluang kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan di kampus.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebelum memperoleh gelar sarjana dalam bidang disiplin ilmu masing-masing. Pelaksanaan KKN ini tidak hanya sekedar datang dan mengabdi ke dearah-dearah lokasi pelaksanaan KKN, tetapi harus tetap diletakkan dalam bingkai sebagai sebuah kegiatan ilmiah. Dalam perspektif ini, maka KKN harus dirancang, dilaksanakan, dan terlaporkan secara ilmiah sehingga dapat terukur pencapaiannya. Pada kerangka ini, LP2M UIN Alauddin Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan pelaksanaan KKN ini.

  Olehnya itu, LP2M UIN Alauddin Makassar menginisiasi untuk mempublikasikan rancangan, pelaksanaan, dan pelaporan KKN dengan melakukan analisis ilmiah terhadap setiap program-program kerja KKN yang dilakukan selama ber-KKN. Hal ini dilakukan agar segala capaian pelaksanaan KKN dapat terlaporkan dengan baik dan dapat terukur pencapaiannya, sehingga KKN yang merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswa dapat dilakukan secara sistematis dari masa ke masa.

  Adanya upaya mengabadikan dalam bentuk publikasi hasil-hasil KKN ini tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan oleh segala pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN ini, olehnya itu, Ketua LP2M menghaturkan penghargaan dan terima kasih kepada Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI., yang telah mengawal upaya publikasi laporan pelaksanaan KKN, serta apresiasi tinggi atas upaya yang tak kenal lelah untuk melakukan inovasi di PPM, baik secara internal maupun terbangunnya jaringan antar PPM sesama PTKAIN

  Makassar, 1 Agustus 2017 Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D.

  NIP. 19681110 1993031 006

  

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

(PPM)

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN Alauddin Makassar senantiasa berusaha melakukan terobosan dan langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan kegiatan- kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semakin baik dan inovatif. Upaya ini adalah wujud tanggung jawab pengabdian terhadap masyarakat dan UIN Alauddin Makassar, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat bisa semakin mendekatkan pihak civitas akademika UIN Alauddin dengan masyarakat dan mewujudkan keterlibatan langsung dalam pembangunan masyarakat.

  Upaya membukukan dan publikasi laporan pelaksanaan KKN ini merupakan inovasi yang telah dilakukan oleh PPM UIN Alauddin sebagai upaya memudahkan kepada semua pihak untuk dapat mengakses hasil-hasil pengabdian yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di bawah bimbingan dosen pembimbing. Dengan adanya publikasi ini, program- program KKN dapat diukur capaiannya dan jika suatu saat nanti lokasi yang yang ditempati ber-KKN itu kembali ditempati oleh mahasiswa angkatan berikutnya, maka akan mudah untuk menganalisis capaian yang telah ada untuk selanjutnya dibuatkan program-program yang berkesinambungan.

  Publikasi laporan KKN ini diinspirasi dari hasil ‘kunjungan pendalaman’ ke beberapa PTKIN (Jakarta, Bandung, dan Cirebon) serta bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dan bimbingan Bapak Rektor, Ketua dan Sekretaris LP2M, serta seluruh staf LP2M. Terkhusus kepada seluruh dosen pembimbing dan anggota Badan Pelaksana KKN UIN Alauddin Makassar saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, berkat ketekunan dan kerjasamanya sehingga program publikasi laporan KKN ini bisa terlaksana. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada seluruh mahasiswa KKN Angkatan ke-54 dan 55 atas segala upaya pengabdian yang dilakukan dan menjadi kontributor utama penulisan buku laporan ini.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Kepala PPM UIN Alauddin Makassar Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI.

  NIP. 19560603 198703 1 003

KATA PENGANTAR

  هتاكربو الله ةمحرو مكيلع ملاسلا Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin para penulis haturkan kehadirat Al lah subhaanahu wa ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga para penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul

  “Pengabdian di Desa Bonto Somba”. Serta tidak

  terlupakan shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda asulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yakni satu-satunya R yang pantas kita jadikan idola, yang berakhlaq Qur’an, yang membawa petunjuk bagi ummatnya.

  Buku ini adalah buku yang berisi kumpulan-kumpulan dari berbagai kegiatan dan laporan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan Ke-55 UIN Alauddin Makassar, periode 2017/2018 yang ditugaskan di kawasan Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Selain itu, buku ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban mahasiswa KKN atas program kerja yang telah dilakukan selama ber-KKN.

  Dalam proses penyusunan buku ini, para penulis sadar mendapat banyak partisipasi, kontribusi, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, serta Prof. Dr. Mardan selaku Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A selaku Wakil Rektor II dan Prof.

  Siti Aisyah, M.A., Ph.D. selaku Wakil Rektor III.

  2. Prof. Dr. Saleh Tajuddin, M.Ag, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang telah mengamanahkan kami untuk melaksanakan KKN di Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar.

  3. Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI., selaku Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM), yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan mengenai pelaksanaan KKN. Terimakasih pula atas kesediaannya untuk memantau proses pelaksanaan KKN dari awal hingga KKN berakhir.

  4. Dr. Muhammad Yahya, M.Ag., selaku Badan Pelaksana (BP) KKN yang telah bersedia untuk membantu mulai dari awal pendaftaran hingga pelaporan akhir KKN.

  5. Bapak Dr. Murtiadi Awaluddin, S.E., M.Si dan Ibu Eka Suhartini, S.

  E., M. M selaku pembimbing dalam pelaksanaan KKN ke-54 ini di Kecamatan Bontomanai. Arahan serta dukungan beliau sangat membantu mahasiswa KKN selama masa bakti.

  6. Kepada bapak/ibu kepala desa dan dusun di Desa Mare-Mare, para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta tokoh pemuda yang telah membantu dalam mengsukseskan program kerja selama ber-KKN.

  7. Kepada bapak/ibu posko yang telah menerima dan memperlakukan mahasiswa KKN sebagaimana anak kandung sendiri. Terimakasih atas curahan kasih saying kepada mahasiswa KKN.

  8. Terimakasih kepada segenap masyarakat Desa Barugae atas sambutan dan dukungannya kepada mahasiswa KKN.

  9. Kawan-kawan seperjuangan selama ber-KKN di Desa Mare-Mare, yang telah memberikan arti sebuah pertemanan. Terimakasih atas suka dan duka yang telah dibagi bersama. Semoga dengan berakhirnya KKN Angk. Ke-54 ini, hubungan persahabatan akan tetap ada. Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi keluarga, bapak/ibu, dan rekan-rekan yang tidak sempat tercantum namanya, sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah subhaanahu w a ta’ala. Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi penulis sendiri, serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan.

  Maros, Juli 2017 Tim Penulis

  

DAFTAR ISI

  SAMBUTAN REKTOR …………………………… ............................ iii SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN ALAUDDIN ……………………………………. .................................v KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN ALAUDDIN MAKASSAR……… ...................................................................................... vii PENGANTAR PENULIS ………………………….............................ix DAFTAR ISI ………………………………………… ………..........xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran ............................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................... 3 C. Kompetensi Mahasiswa KKN Ang 55 ...................... 4 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Peta Desa Bontosomba................................................... 6 B. Sejarah Desa...................................................................... 6 C. Masa Pemerintahan Desa Bonto Somba ......... 14 BAB III HASIL KEGIATAN A. Fokus atau Prioritas Program ...................................... 23 B. Program Kerja Fisik ....................................................... 24 C. Program Kerja Non Fisik ................................... 25 D. Sasaran Target ............................................................... 26 E. Jadwal Pelaksanaan Program ....................................... 27 F. Keuangan ........................................................................ 29 G. Faktor Pendukung ......................................................... 31 H. Faktor Hambatan .......................................................... 32 BAB IV LAMPIRAN - LAMPIRAN A. Program Kerja ............................................................... 33 B. Daftar Kontrol ............................................................... 38 C. Foto Kegiatan ................................................................ 40 D. Piala Penghargaan ......................................................... 54

  E. Pernyataan Tertulis Keberhasil KKN ........................ 55

  F. Surat Permintaan Penempatan Kembali ..................... 56

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... 57 B. Saran – Saran ................................................................. 57 C. Testimoni Masyarakat .................................................. 58

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 1

  “Terima kasih atas fasilitas, keceriaan, dan cinta yang telah kalian berikan untuk kami”

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  2 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian

  kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu.Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

  Kuliah kerja nyata dilaksanakan secara melembaga dan terstruktur sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi ilmu hukum strata satu (S1) dengan status intrakurikuler wajib.

  Kuliah Kerja Nyata sesungguhnya adalah kuliah yang dilakukan dari ruang kelas ke ruang masyarakat.Ruang yang sangat luas dan heterogen dalam menguji teori-teori keilmuan yang telah didapatkan di bangku kuliah.Masyarakat adalah guru kehidupan yang ditemukannya di lokasi KKN.

  Teori-teori keilmuan yang didapatkan di bangku kuliah, kemudian diperhadapkan pada fakta-fakta lapangan sebagai salah satu alat menguji kebenaran teori tersebut.Di sinilah dibutuhkan kreatifitas mahasiswa sebagai bagian dari pengembangan diri dan uji nyali sebelum terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

  Melalui KKN mahasiswa mengenal persoalan masyarakat yang bersifat “cross sectoral” serta belajar memecahkan masalah dengan pendekatan ilmu (interdisipliner).Mahasiswa perlu menelaah dan merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat serta memberikan alternatif pemecahannya (penelitian), kemudian membantu memecahkan dan menanggulangi masalah tersebut.

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 3

  Tujuan besar yang didapatkan oleh mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata adalah untuk mengoptimalkan pencapaian maksud dan tujuan perguruan tinggi, yakni menghasilkan sarjana yang menghayati permasalahan masyarakat dan mampu memberi solusi permasalahan secara pragmatis, dan membentuk kepribadian mahasiswa sebagai kader pembangunan dengan wawasan berfikir yang komprehensif.

  Sedangkanmanfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN)yang diharapkan sebagai modal besar bagi mahasiswa dari program wajib ini antara lain agar mahasiswa mendapatkan pemaknaan dan penghayatan mengenai manfaat ilmu,teknologi, dan seni bagi pelaksanaan pembangunan, mahasiswa memiliki skill untuk merumuskan serta memecahkan persoalan yang bersifat “cross sectoral” secara pragmatis ilmiah dengan pendekatan interdisipliner, serta tumbuhnya kepedulian social dalam masyarakat.

  Bagi masyarakat dan Pemerintah, program Kuliah Kerja Nyata adalah bagian dari kerja kreatif mahasiswa dalam memberikan bantuan pemikiran dan tenaga dalam pemecahan masalah pembangunan daerah setempat dalam memperbaiki pola pikir dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan berbagai program pembangunan, khususnya dipedesaan yang kemungkinan masih dianggap baru bagi masyarakat setempat, serta menumbuhkan potensi dan inovasi di kalangan anggota masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan ilmu dan teknologi.

  Kepentingan lain dari program kuliah kerja nyata ini dapat ditemukan antara lain : Melalui mahasiswa/ dosen pembimbing, diperoleh umpan-balik sebagai pengayaan materi kuliah, penyempurnaan kurikulum, dan sumber inspirasi bagi suatu rancangan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang lain atau penelitian. Demikian pula, diperolehnya bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerjasama dengan pemerintahan setempat, termasuk dengan instansi vertikal yang terkait.

B. Permasalahan

  Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama 6 hari, ditemukan beberapa masalah yang memungkinkan untuk diselesaikan selama masa Kuliah Kerja Nyata, di antaranya :

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  4 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  1. Tenaga pengajar di PAUD dan SD 246 bonto – bonto Tompobulusangat kurang

  2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan Masjid 3. Tersedianya lapangan olahraga namun tidak didukung event olahraga sebagai ajang pembinaan berkelanjutan

  4. Banyaknya rumah warga sehingga sulit mencari alamat atau belum adanya data/nomor rumah

  5. Belum ada pembinaan seni untuk anak SD berupa sanggar seni

  6. TPA tidak terkonsetrasi di Masjid melainkan di rumah-rumah warga sehingga anak-anak jarang ke Masjid

  7. Anak-anak antusias dalam mendalami agama namun tidak didukung dengan kompetisi daya tarik.

C. Kompetensi Mahasiswa KKN Angk. Ke-55

  Mahasiswa KKN Angkatan ke-55 berasal dari berbagai kompetensi keilmuan, yaitu :

  Tabrani,

  merupakan mahasiswa jurusan Ilmu al- qur’an, Fakultas Ushuluddin dan filsafat.Mahasiswa ini memiliki kompetensi dibidang Dakwah.Iamemiliki keterampilan menjadi Dakwah.

  Naharuddin, merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Al- qu’an,

  FakultasUshuluddin dan filsafat.Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang keagamaan.Ia adalah seorang penghafal al- qur’an dan menjadi seorang imam mesjid.

  Najamuddin,

  merupakan mahasiswa jurusan Ilmu politik, FakultasSyariah dan hukum.Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang Sosial (kemasyarakatan).Ia juga memiliki keterampilan dalam bidang olahraga.

  Haryoko Saleh, merupakan mahasiswa jurusan Ilmu

  Komunikasi, Fakultas Dakwah dan komunikasi. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang olahraga (takraw).

  Ryan Rahmat Hidayat, merupakan mahasiswa jurusan Ilmu

  Komunikasi, Fakultas Dakwah dan komunikasi. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang akuntan (perhitungan).

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 5 Nur Asti Suryaningsih,

  merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah dalam bidang Ekonomi, selain itu ia memiliki keterampilan dalam bidang Bisnis.

  Nur Hafsah Amir, mahasiswijurusan Sosiologi Agama,

  Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik.Kompetensi keilmuan yang ia miliki dibidang sosial (Kemasyarakatan)dan memiliki hobi olahraga di bidang bela diri.

  Nursiah,

  merupakan mahasiswi jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi di bidang teknologi juga memiliki keterampilan dalam hal memasak dan mengajar.

  Fitri Ayu Istiani , merupakanmahasiswa dari jurusan pend.

  Bahasa Arab, fakultasTarbiah dan Keguruan. Ia memiliki kompetensi di bidang Bahasa Arab. Selain itu ia juga memiliki keterampilan di bidang Keguruan

  Hijrah , merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi,

  Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang Komunikasi .Ia juga berbakat dalam bidang seni yaitu seni tari. Ia juga memiliki keterampilan dalam hal masak memasak.

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  6 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

BAB II SELAYANG PANDANG DESA BONTO SOMBA A. Peta Desa Bonto Somba B. Sejarah Desa

1. Legenda Sejarah Desa

  Pada saat pemekaran Desa Tompo Bulu sebagai induk maka masyarakat berdasarkan hasil kesepakatan maka terbentuk sebagai Desa persiapan yang di beri namaDesa Bonto Somba Bonto Somba berasal dari bahasa Makassar yang terdiri dari dua kata yang masing-masing mempunyai arti yang berbeda yaitu:

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 7 Bonto adalah Tinggi atau ketinggian. Somba adalah Arti Raja ( Sebagai Panutan ). Bonto Somba adalah Raja Tertinggi yang menjadi panutan

  sehingga siapa pun yang menjadi Kepala Desa Bonto Somba harus menjadi Panutan dan sebagai Pamog di masyarakat Desa Bonto Somba

2. Sejarah Pemerintahan Desa

  Desa Bonto Somba Terbentuk Pada Tahu 1989 di bawah naungan wilayah Kecamatan Tanralili dan defenitif pada tahun 1992 Desa Bonto Somba dan setelah terjadi pemekaran Kecamatan maka terbentuklah kecematan tompo bulu termasuk Desa Bonto Somba yang merupakan salah satu desa dari 8

  (Delapan ) Desa yang Pemekaran dari Desa Tompo Bulu.

3. Sejarah Adat Istiadat Bonto Somba

  Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

   Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun

  temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa indonesia, 1988:5,6).

   Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat.

   Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.  Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak

  lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat. Macam-macam Adat

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  8 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  1. Adat yang Sebenarnya Adat Adalah adat yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, dipindah tidak layu, dibasuh habis air. Artinya, semua ketetapan yang ada di alam ini memiliki sifat- sifat yang tak akan berubah, contohnya hutan gundul menjadi penyebab banjir, kejahatan pasti akan mendapat hukuman, kebaikan akan membuahkan kebahagiaan, dan seterusnya.

  2. Adat yang Diadatkan Ialah semua ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat. Ketentuan-ketentuan ini dikodifikasikan oleh Datuk Nan Duo berdasarkan sifat benda-benda di alam. Gunanya untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dalam hal ketertiban, perekonomian, dan sosial budaya.

  3. Adat yang Teradat Yaitu aturan yang terbentuk berdasarkan musyawarah. Setiap kelompok masyarakat memiliki aturan dan tata cara yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.

  4. Adat-Istiadat merupakan kebiasaan atau kesukaan masyarakat setempat ketika melaksanakan pesta, berkesenian, hiburan, berpakaian, olah raga, dsb. Adat istiadat bisa berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Contoh adat istiadat yang tertulis antara lain adalah:

   piagam-piagam raja (surat pengesahan raja, kepala adat)

   peraturan persekutuan hukum adat yang tertulis seperti penataran desa, agama desa, awig-awig (peraturan subak di Pulau Bali).

  Contoh adat istiadat yang tidak tertulis, antara lain adalah:

   Upacara ngaben dalam kebudayaan Bali 

  Acara sesajen dalam masyarakat Jawa

   Upacara selamatan yang menandai tahapan hidup seseorang dalam masyarakat Sunda. Kriteria adat istiadat Kriteria yang paling menentukan bagi konsepsi tradisi itu adalah bahwa tradisi diciptakan melalui tindakan dan kelakuan orang- orang melalui fikiran dan imaginasi orang-orang yang diteruskan

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 9

  dari satu generasi kegenerasi berikutnya(Skils dalam Sayogyo,1985:90). Sejarah Adat Bonto Somba yaitu dimana para semua warga yang melakukan sebuah ritual yang dilakukannya di tempat jauh dari lokasi yang kami tempati di posko yang di tetapkan dan ada beberapa sejarah yang dianutnya yaitu : a.

  Sejarah dimana menyembah sebuah Pohon Besar (Sangara’) Sangara’ merupakan sebuah pohon yang dikini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat yang keramat. Tempat ini digunakan oleh masyarakat sekitar untuk meminta keselamatan, usaha lancer dan diberkati, dan hasil panen melimpah. Sejarah ini dimulai pada awalnya pekampungan desa ini dibentuk yang bernama Desa Bonto Somba dimana dimulainya ada seseorang yang menyembah sebuah

  Pohon Besar. Disitulah semakin banyak warga yang mempercaiyai Pohon Besar itu dan konon katanya Batu Besa itu dapat mengabulkan Doa yang kita minta. Akan tetapi semakin maju kedepan sudah banyak warga yang tidak melakukan ritual tersebut bahwasanya banyak warga yang akan percayanya rejeki itu tak lari kemana hanya yang diatas yang mengetahuinya.

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  10 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  b. Sejarah dimana menyembah sebuah Gubuk Kecil (Saukang) Saukang merupakan tempat yang menyerupai rumah kecil yang terbuat dari kayu.

  Tempat ini digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menyimpan sesajian pada saat pesta panen. Konon katanya ada seseorng yang pertama kali menyembah bagaikan sesajen di Rumah Gubuk itu dan seseorang tersebut percaya akan hal itu dan dia mengatakan Gubuk ini bisa memberi panen kita mujur. Setelah kemudian Gubuk Rumah itu dijadikan tempat ritual yang dilakukan sekali setahun, kemudian adapun warga yang mengatakan jika ada yang tidak mengikuti salah satu dari kepala keluarganya yang ikut maka dia tidak bisa menikahkan anak karena sesuai adat yang sudah diatur, jika seseorsng tersebut ingin menikahkan anaknya maka ia harus mengikuti aturan tersebut yaitu mengikuti ritual itu yang dilakukan sekali setahun. jika ada seorang pendatang tersebut datang untuk mengungsi di desa tersebut yaitu Desa Bonto Somba maka seseorang tersebut harus mengikuti aturan Adat tersebut melakukan Ritual yang dilakukan sekali setahun, jika seseorang tesebut tidak melakukan Ritual pada hari yang sudah ditetaapkan maka warga yang mengungsi akan di keluarkan dari Desa tersebut. Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 11

  c. Tradisi Mallanja Tradisi Malanja merupakan olahraga tradisional masyarakat dimana gerakannya saling menghantam kaki dengan kaki. tradisi ini dilakukan pada saat ada pesta panen atau pernikahan, tradisi ini bisa dikatakan perkelahian sekejap yang dilakukan 2 lawan 2 yang sedang beradu kaki. Tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh anak-anak karena dapat melukai kakinya karena

  Tradisi ini untuk merayakan hari pernikawinan yang jika ada diakukan warga setempat.

  Seperti yang ada di Dusun Bonto- Bonto, kec. Tompobulu, Kab. Maros, Sulawesi selatan dimana para petani masih melestarikan tradisi ini. Meski terkesan anakis namun tradisi ini selalu disambut dengan penuh gembira dan suka cita ole masyrakat setempat.

  Lokasi pagelaran tradisi Mallanja dilakukan disebuah area pesawahan yang habis di panen. Ratusan orang berbondong-bondong datang sementara para kaum ibu membawa makanan untuk disandap sebagai pertanda dimulainya acara.

  Sebelum makanan disajikan kepada puluhan peserta Mallanja, terlebih dahulu diadakan Ritual selamatan oleh pemuka agama setempat. Setelah Ritual selamatan, warga beramai-ramai menyantap makanan yang telah disediakan.

  Beberapa daerah di Sulawesi Selatan masih melestarikan tradisi turun-temurun dimana setiap tahun sebelum atau sesudah panen tiba, masih bisa ditemukan. Dalam tradisi ini warga pada dasarnya menyatukan kegembiraan, suka cita dan mengekspresikannya sebagai pertanda syukur kepada penguasa alam.

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  12 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  d. Pesta Panen Pesta panen merupakan tradisi wajib turun temurun yang dilakukan setahun sekali. Masyarakat sekitar di wajibkan bersiarah keliling kampung dan membawa sesajian. Sesajian di simpan di sebuah tempat bernama saokang yang dilanjutkan dengan kegiatan a’dengka (memukul-mukul lesung) dan malanja(olahraga tradisional). Pesta penen merupakan wujud syukur masyarakat sekitar atas hasil panen yang melimpah dan dijadikan wadah silaturahmi sesama penduduk kampung.

  e.

  Accera’ Solongang Accera’ solongang merupakan kegiatan memotong ayam pada saluran air dengan darah ayam yang dilakukan oleh masyarakat sekitar sebelum mengerjakan sawah mereka. Mereka meyakini apabila mereka melakukan accera’ solongang, saluran air yang akan dialirkan ke sawah mereka akan lancar dan hasil panen melimpah.

  f.

  Accera’ Balombong Accera’ Balombong merupakan ritual/kegitan memberikan darah ayam/bebek pada tungku pembakaran yang akan digunakan untuk membuat gula merah. Ritual ini merupakan wujud syukur atas hasil gula merah yang mereka dapatkan.

  g. Anyyongka Bala Annyongka Bala merupakan kegiatan membawa

  • – makanan tradisional seperti tumpi-tumpi dibawa ke makanan pemangku adat. Kegiatan ini dilakukan sebelum masyarakat memulai mengerjakan sawahnya.Ritual/kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat desa terhindar dari malapetaka. Setelah, melakukan annyongka bala, dilakukanlah ritual accera’ sapi. Accera sapi merupakan meletakkan darah ayam ke sapi yang akan di gunakan untuk membajak sawah. Ritual ini diyakini agar sapi mereka kuat untuk membajak sawah mereka.setelah kegiatan anyyongka bala, masyarakat dilarang untuk melakukan acara pernikahan, dan mengukus beras ketan. Setelah dilakukan pesta panen barulah masyarakat boleh melakukan acara pernikahan dan dapat memasak beras ketan dengan cara dikukus.
Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 13

  h. Ali’ing Ali’ing merupakan hari dimana masyarakat dilarang melakukan pekerjaan apapun selama 3 hari, termasuk dilarang memetik tumbuhan, berburu, membuat gula merah dll. Apabila terpaksa karena tuntutan pekerjaan, masyarakat akan mendapatkan denda yakni diwajibkan memberikan satu ekor ayam pada saat dilakukan pesta panen. Ali’ing dilakukan setelah pemangku adat melakukan ritual a’bombong. A’bombong merupakan kegiatan menggantungkan daun kelapa atau daun sirih yang dilakukan pada hari-hari tertentu yaitu hari senin atau hari jum’at. i. Pemangku Adat

  Lembaga Adat adalah Lembaga Kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku.

  Lembaga Adat mempunyai tugas untuk membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan antar tokoh adat dengan Pemerintah Desa dan Lurah. Lembaga Adat dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: a.penampung dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa dan Lurah serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum adat, Sat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat; b. pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan kebiasaankebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan; dan

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  14 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  c. penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara kepala adat/pemangku adat/ketua adat atau pemuka adat dengan aparat Pemerintah Desa dan Lurah.

  Pemangku Adat adalah seseorang atau beberapa orang yang mempunyai wewenang, hak serta kewajiban dalam memegang adat istiadat tertentu dalam suatu masyarakat. Terdapat empat pemangku adat di desa Bontosomba yang memiliki tugas masing- masing. Diantaranya :

  Gallarrang (Ruslang), bertugas memimpin angngantre adat Karaeng(Daeng.Tayang), betugas sebagai pangeran adat.

  • Tau Toa (Daeng.situju), bertugas mengatasi masalah masalah yang dihadapi oleh warga kampung.

  Pinati (Daeng.Ngerang) bertugas memimpin doa.

C. Masa Pemerintahan Desa Bonto Somba

  Sejak terbentukny Desa Bonto Somba Pada Tahun 1989 Mengalami Penggantian Pemerintah Desa sampai pada saat ini Antara lain : 1. M.IDRIS MATTOREANG B,Sc.

  ( Kepala Desa “

  Persiapan “ Bonto Somba Tahun 1989-1992)

  2. M.IDRIS MATTOREANG B,Sc( Sebagai Pejabat Kepala Desa “Definitif” Desa Bonto Somba Priode Tahun1992- 1997)

  dan meninggal dunia akibat Kecelakaanlalulintas.

  3 M.IDRUS MATTOREANG ,SP. (Kepala Desa Bonto Somba Priode Tahun

  1997-2006 )

  4 M.IDRUS MATTOREANG ,SP. (Kepala Desa Bonto Somba Priode Tahun 2006-201) degan menghabiskan masa Jabatan 2 Priode.

  5 MULAWARMAN,S.Pd.I(Kepala Desa Bonto Somba Priode 2012- Sekarang )

  Desa adalah Sebagai Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berasal dari asal- usul mengatur

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 15

  dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan Asal- Usul dan Adat Istiadat setempat yang di akui dan dihormati dalam Sistim Negara Kesatuan Repoblik Indonesia,

  Jika dilihat dari kondisi topografi wilayah,Desa Bonto Somba Berada dalam wilayah pegunungan dengan ketinggian + 600 meter diatas Permukaan Laut (DPL ) dan sumber pendapatan Desa Bonto Somba yaitu sebagai petani ,Jika diliat dari letak kondisi desa Bonto Somba antara lain :

  2 .KONDISI UMUM DESA

A. Geografis 1 . Letak dan Luas Wilayah

  Jika dilihat dari kondisi dari topografis wilayah Desa ,Desa Bonto Somba Berada diwilayah pegunungan dengan ketinggian 600 meter Diatas Permukaan Laut (DPL) Berjarak sekitar 80 Km ,dari ibu kaota provinsi dengan waktu tempuh + 210 menit dan dari ibu kota kabupaten dengan jarak sekitar 42 Km dengan waktu tempuh 180 menit dari Ibu Kota Kabupaten Maros, dan 22 Km dari Kantor Kecamatan Tompo bulu dengan waktu tempuh 120 menit

  Desa Bonto Somba adalah Salah Satu Dari 8 (Delapan ) Desa di Kecematan Tompo Bulu yang terletak di bagian timur Ibu Kota Kabupate Maros dengan Luas Wilayah +12,13 Km2 jarak Ibu Kota Provinsi + 80 Km dengan waktu tempuh + 210 menit dan dari ibu Kabupaten dengan jarak+ 42 Km dengan jarak tempuh + 180 menit sementara jarak dari ibu kota kecamatan adalah + 22 km2 dengan jarak tempuh + 120 menit dari Desa Bonto Somba .

  Desa Bonto Somba Terdiri Dari 3 Dusun dan mengalami pergantian sebagai berikut:

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  16 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

2.Masa Tugas Kepala Dusun

a. Dusun Bonto-Bonto 1 .BAHARUDDIN DG TUNRU

  ( Sebagai Kepala Dusun pada

  Tahun 1992-2008 )

2.MARZUKI ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 2008-Sekarang

  )

b. Dusun Cindakko

  1. DG.TOMPO

  ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 1980-1990 )

  2. DG.SANUDDING ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 1990- 1997 )

  3. DG.ROWA

  ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 1997-2010)

  • 4. DAPUNG ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 2010

  Sekarang )

c. Dusun Bara

  1. DG.RONRONG

  ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 1990-

  1998)

  2. DG.SILA ( Sebagai Kepala Dusun pada Tahun 1998-Sekarang

  Desa Bonto Somba Memiliki Batas-Batas sebagai Berikut : Sebelah Utara : Desa Layya Kec Cenrana Kab.Maros Sebelah Timur : Desa EreTompobulu Kec.Tombolo Pao Kab.

  Gowa

  Sebelah Selatan : Desa Bonto Manurung Kec Tompo Bulu

  

Kab.Maros danKelurahan Garassi Kec Tinggi Moncong

kab.Gowa

  Sebelah Barat : Desa Bonto Manurung danDesa Bonto

  Matinggi Kec. Tompo BuluKab.Maros

  Luas Wilayah Desa Bonto Somba +12,13 Km

3.Keadaan Iklim

  Keadaan iklim suatu daerah berpengaruh terhadap polapermukiman desa. Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat memengaruhi ketersediaan air suatu daerah.

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 17

  Desa Bonto Somba sebagaimana dengan Desa-Desa Lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau,Penghujan dan Pancaroba. Hal tesebut mempunyai pengaruh langsung teerhadap pola tanam dan keadaan masyarakat di Desa Bonto Somba Kecamatan Tompo Bulu Kabupaten Maros.

B. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

  Masyarakat pedesaan, terutama desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa. Perasaan setiap warga atau anggota masyarakat amat kuat yang hakikatnya bahwa seseorang merasa mereka merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana hidup akan dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena mereka beranggapan bahwa hidup adalah sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan Bonto Somba antara lain sebagai berikut :

  a. Di dalam masyarakat pedesaan Bonto Somba di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.

  b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.

  c. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.

  d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya. Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat

  Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  18 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

  saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.

  Struktur desa ditunjukkan oleh pola keruangannya, yaitu pemanfaatan lahan desa untuk keperluan tertentu yang mendukung kehidupan penduduknya. Secara umum pemanfaatan lahan desa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi sosial sebagai perkampungan dan fungsi ekonomi sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi, seperti bertani dan beternak. Struktur desa di suatu daerah dengan daerah lain tidak sama.

1. Jumlah Penduduk

  Penduduk merupakan salah satu sumber daya yang modal besar untuk membangun yang pemanfaatanya diusahakan seoptimal mungkin yang bisa dilaksanakan. Namun jumlah penduduk yang besar yang melebihi daya lingkungan dan tidak disertai dengan peningkatan kualitas akan mendapat mengganggu fungsi lingkungan atau ekosistem.

  Berdasarkan Hasil Pendataan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah desa Bonto Somba tahun 2014 bahwa jumlah penduduk Desa Bonto Somba 1.411 Jiwa dengan sumber mata pencaharian pada umumnya sebagai petani, Pengrajin Gula Merah dan Pencarai Lebah Madu Hutan. Ada Pun Keadaan penduduk Desa Bonto Somba yaitu sebagai berikut : Jumlah Penduduk Tiap Dusun Kepadatan Penduduk tiap Dusun Kepadatan dan distribusi penduduk Per-Dusun tahu 2016 dalam wilayah Desa Bonto Soma di uraikan sebagai Berikut :

  JUMLAH NAMA JML PENDUDUK No Jumlah DUSUN KK Laki- Perempuan Laki

  1 Bara 99 210 205 415

  2 Cindakko 89 205 207 412

  Kisah Pengabdian Di DEsanBonto Somba| 19 Seri Laporan KKN Angk. 55UIN Alauddin Makassar2017

  3 Bonto- Bonto 129 320 264 584

  J U M L A H 317 535 594 1.411

  Keadaan Penduduk Miskin Desa Bonto Somba 331 KK dari

  3 Dusun yakni; Dusun Bara, Dusun Cindakko dan Dusun Bonto-Bonto. Keadaan Penduduk Desa Bonto Somba yang masih Mengalami Buta Aksara mencapai 90 % dari jumlah jiwa di Desa Bonto Somba.

2.Tingkat Pendidikan

  Rata-rata masyarakat Desa Bonto Somba mengenyam pendidikan sampai SMP. Tamatan SD pun cukup banyak ditemukan, khususnya para orang tua. Namun, lulusan S1 juga ada. Kesadaran masyarakat di Desa Bonto Somba mengenai pentingnya arti sebuah pendidikan dirasa cukup minim. Tingkat pendidikan wajib 9 tahun di Desa Bonto Somba sebagian besar sudah terpenuhi hanya ada beberapa kendala kecil yang menyebabkan putus sekolah. Hal ini dipengaruhi dari kurangnya kesadaran untuk sekolah (tidak adanya minat untuk sekolah). Umumnya masyarakat di Desa Bonto Somba setelah lulus SD langsung bekerja. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bonto Somba adalah sebagai berikut:

  20 | KKN Angk. 55 UIN Alauddin Makassar 2017

TINGKAT PENDIDIKAN SD SLTP SLTA DIPLOMA SARJANA

  …………… 133 Org

  13 Org 9 Org

  2 Org Org

  3 . Mata Pencaharian

  Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan tanah suatu desa.

  Desa Bonto Somba merupakan Desa Pertanian,maka sebagian besar penduduknya mata pencahariannya adalah petani,maka dapat dilihat dalam table berikut :