S MBS 0907328 Chapter1

(1)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Globalisasi dan perdagangan bebas telah membuka peluang terhadap kemajuan usaha di berbagai negara. Dalam konteks globalisasi, daya saing merupakan kunci utama untuk bisa sukses dan bertahan. Daya saing menuntut para pelaku usaha untuk bisa menciptakan produk yang berkualitas, sehingga kualitas produk dapat diperoleh melalui pencitraan dan produk inovatif.

Indonesia merupakan salah satu negara yang terus memperbaharui sistem perekonomiannya, baik mengadopsi dari sistem perekonomian negara lain maupun memperbaiki tatanan perekonomian yang telah ada seperti keinginan pemerintah. Untuk mencapai tatanan perekonomian negara yang lebih baik, maka pemerintah harus sepenuhnya mendukung masyarakat dalam berwirausaha, wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan kemajuan perekonomian suatu negara,

Permasalahan ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya yang terus berkembang secara dinamis selama Tahun 2013 telah menjadi catatan untuk dicarikan solusinya dengan melibatkan seluruh stakeholders, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan


(2)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengacu pada tujuan untuk mencapai Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 yaitu

“Tercapainya Masyarakat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”.

Industri kreatif di Indonesia telah menjadi salah satu industri yang paling berhasil dan menjanjikan sejak tahun 2002 (Kementerian Perdagangan RI mulai mengakui keberadaan industri ini sehingga memetakan kontribusinya bagi perekonomian sejak tahun 2002). Antara tahun 2009 dan 2015, kontribusi tahunan industri kreatif terhadap ekspor diperkirakan mencapai 12 persen dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi 7 persen angkatan kerja.

Industri kreatif telah dikembangkan di berbagai negara dan menampilkan hasil positif yang signifikan, antara lain berupa penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan daerah, hingga pencitraan wilayah di tingkat internasional. Pencitraan wilayah muncul ketika suatu wilayah menjadi terkenal karena produk kreatif yang dihasilkannya. Sebagai contoh, Kota Bandung yang saat ini terkenal karena berbagai produk hand made seperti tas yang termasuk dalam kategori produk dari kulit dan kulit buatan untuk keperluan pribadi (Kementrian Perindustrian RI).

Berdasarkan analisis terhadap indikator makro ekonomi Jawa Barat, dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan global, maka arah pembangunan perekonomian Jawa Barat dapat diprioritaskan kepada beberapa sektor yang dominan memberikan kontribusi terhadap PDRB yaitu sektor


(3)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanian, sektor industri pengolahan, Perdagangan, hotel dan restoran. Juga kepada sektor yang memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang serta tahan terhadap guncangan ekonomi yaitu sektor KUMKM dan Pariwisata. Dengan dikembangkannya industri keratif di wilayah Jawa Barat, seperti yang dilakukan

di kota Bandung dengan slogan “Bandung Kreatif” dapat ikut serta meningkatkan

PDB terutama untuk wilayah Jawa Barat seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1 berikut:

sumber : http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/news/read/1162 akses pada 18/04/2013 pukul 16:04

GAMBAR 1.1

RATA-RATA KONTRIBUSI NILAI TAMBAH (PDB) JAWA BARAT 2002-2012

Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa industri kreatif berkontribusi terhadap PDB Jawa Barat presentasenya cukup besar yaitu 7,74%, jumlahnya lebih besar


(4)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan presentase konstruksi (7,71%), keuangan, real estate & jasa perusahaan (7,04%), pengangkutan dan komunikasi (6,27%), listrik, gas, dan air bersih (0,89%). Presentase PDB industri kreatif yang cukup besar menunjukan bahwa industri kreatif potensial.

Industri kreatif yang ada di jawa barat saat ini sedang tumbuh dengan cukup baik. Berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat, tahun 2013 merupakan tahap pertumbuhan pembangunan ekonomi yang merupakan rangkaian proses berkesinambungan dari tahun 2012. Menurut peraturan daerah kota bandung nomor 01 tahun 2013 Pasal 1 ayat 28 menyebutkan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu.

Salah satu alasan dari pengembangan industri kreatif adalah adanya dampak positif yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial, iklim bisnis, peningkatan ekonomi, dan juga berdampak para citra suatu kawasan tersebut. Dalam konteks pengembangan industri kreatif pada kota-kota di Indonesia, industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada kota besar atau

kota-kota yang telah “dikenal”.

Lingkup kegiatan dari industri kreatif dapat mencakup banyak aspek. Departemen Perdagangan (2008) mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu :


(5)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Periklanan 8. Permainan interaktif

2. Arsitektur 9. Musik

3. Pasar barang seni 10. Seni Pertunjukan

4. Kerajinan (handicraft) 11. Penerbitan dan percetakan

5. Desain 12. Layanan computer dan piranti lunak

6. Fesyen 13. Radio dan televisi

7. Film, video, dan fotografi 14. Riset dan pengembangan

Dilihat dari luasan cakupan ekonomi kreatif tersebut, sebagian besar merupakan sektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Tidak seperti industri manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Industri kreatif justru lebih banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah, salah satu industri kreatif yang semakin banyak berkembang saat ini adalah industri fesyen, menurut Departemen Perdagangan RI 2009 fesyen merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. Seiring dengan perkembangan zaman, anak muda mulai menguasai pasar usaha dibidang fesyen namun usaha di bidang fesyen mengalami kemunduran terlihat dari data pertumbuhan jumlah perusahaan fesyen di Jawa Barat berikut ini:

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN JUMLAH PERUSAHAAN FESYEN TAHUN 2011-2013

Indikator Satuan 2011 2012 2013 Rata-rata

Berbasis Jumlah Perusahaan

a. Jumlah Perusahaan Perusahaan 1.548.549 1.373.247 1.233.577 1.384.925 b. Pertumbuhan Jumlah Persen 24,46% -11,34% -10,15% -3,84% Perusahaan


(6)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. % Jumlah Perusahaan thd

Industri Kreatif

Persen 53,30% 54,96% 56,37% 53,58% d. % Jumlah Perusahaan thd

Jumlah Perusahaan Total

Persen 3,62% 3,30% 2,92% 3,29%

Sumber: Pengembangan Industri Kreatif Menteri Perdagangan 2009-2015

Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011-2013 pertumbuhan industri fesyen berdasarkan indikator berbasis jumlah perusahaan semakin menurun, ditunjukan dari penurunan jumlah perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang bergerak pada bidang fesyen berjumlah 1.548.549 perusahaan, pada tahun 2012 menurun menjadi 1.373.247 perusahaan dan jumlah terkecil pada tahun 2013 yaitu 1.233.577 perusahaan. Presentase jumlah perusahaan juga menurun, dari tahun 2011 pertumbuhannya mencapai 24,46%, pada tahun 2012 pertumbuhannya menurun menjadi -11,34% dan menurun lagi pada tahun 2013 yaitu -10,15%.

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa pelaku usaha yang bekerja di industri fesyen, semakin merasa tidak puas dengan perannya dalam pekerjaan pada tahun 2013. Hanya ada sekitar 48 persen dari mereka yang merasa puas, turun dari tahun lalu yang mencapai 51 persen. Hanya sekitar 14 persen dari 1.300 karyawan yang disurvei merasa sangat puas dengan pekerjaannya. Mereka yang sangat bahagia, biasanya mereka yang bekerja di industri fashion mewah, sementara yang terendah di antaranya adalah mereka yang bekerja di label high street. (sumber: http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/pekerja-industri-fashion-ternyata-tidak-bahagia akses pada 23/12/2013 pukul 1:13)


(7)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lapangan usaha yang termasuk dalam Subsektor fesyen, yang mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 diantaranya:

1. Industri Pakaian Jadi Rajutan 2. Industri Rajutan Kaos Kaki 3. Industri Barang Jadi Rajutan

4. Industri Pakaian Jadi dari Tekstil

5. Industri Pakaian Jadi (konveksi) dan Perlengkapan dari Kulit 6. Industri Pakaian Jadi/Barang Jadi dari Kulit Berbulu dan/ Aksesoris 7. Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari

8. Industri Sepatu olah raga

9. Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri 10. Industri Alas Kaki

Dengan adanya slogan pemerintah untuk mencintai produk dalam negeri dan rutin mengadakan event nasional untuk mengenalkan produk dalam negeri tentu saja menguntungkan para pelaku usaha, termasuk para pelaku usaha yang memproduksi tas lokal. Program pemerintah untuk mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri berdampak pada peningkatan daya saing produksi diberbagai daerah di Indonesia, tiap masing-masing daerah menciptakan dan meningkatkan hasil produksi unggulan agar tidak kalah dengan daerah lain. Produk unggulan hasil dari pengembangan masing-masing daerah di Jawa Barat dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut ini :

TABEL 1.2

TABEL POTENSI MASING-MASING DAERAH DI JAWA BARAT

No. Kawasan Kegiatan Utama

1 Bodebekpunjur (Bogor, Depok, Bekasi, Puncak, Cianjur)

Pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata


(8)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Kawasan Kegiatan Utama

2 Purwasuka (Purwakarta, Subang, Karawang)

Pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata dan pertambangan.

3 Sukabumi, dsk Agribisnis, peternakan, pariwisata, dan bisnis kelautan

4 Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang)

Agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.

5 Priangan Timur-Pangandaran

Pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan,

6 Sukabumi dan sekitarnya Peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral. 7 Kawasan khusus cekungan

Bandung

pertanian, hortikultura, industri nonpolutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota

Sumber: LPPD Provinsi Jawa Barat 2012

Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kawasan Bandung merupakan satu-satnya kawasan yang mempunyai kegiatan utama berupa industri kreatif selain kegiatan utama lainnya berupa pertanian, hortikultura, industri nonpolutif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan. Wisata belanja pakaian kaos, tas, sweater, jaket, mug, bahkan payung dengan berbagai model dan kualitas yang terjangkau di ibu kota Jawa Barat. Sudah sejak puluhan tahun lalu kota Bandung menjadi pusat perbelanjaan bagi masyarakat yang menginginkan hiburan dengan berbelanja produk-produk fesyen.


(9)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang cukup berhasil dalam menerapkan strategi pengembangan industri kreatif dengan berbagai festival yang sering diadakan, seperti Kick Fest, BandCloth dan pameran Handy Carft Jawa Barat. Festival yang digelar satu tahun sekali tersebut mampu menarik sejumlah turis untuk berkunjung dan melihat potensi industri kreatif yang ada di Bandung. Brand pengisi stand pada event setahun sekali yang sama-sama bertemakan clothing yaitu Kickfest dan Bandcloth diselenggarakan di Bandung dan setiap tahun mengalami kenaikan, seperti yang terlihat pada Gambar 1.2 berikut:

0 50 100 150 200 250 300

2012 2013

Kickfest BandCloth

Sumber: Pengolahan data sekunder 2013 GAMBAR 1.2

PENINGKATAN PESERTA FESTIVAL CLOTHING DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012-2013

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa peserta atau pengisi stand yang ikut berpartisipasi pada festival yang diselenggarakan di Kota Bandung meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 jumlah peserta kickfest berjumlah 150 peserta meningkat pada tahun 2013 menjadi 300 peserta,


(10)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan untuk acara Bandcloth pada tahun 2012 berjumlah 220 peserta dan 250 peserta pada tahun 2013.

Selain mengenalkan potensi industri kreatif, pengembangan industri kreatif yang dilakukan di kota Bandung berdampak juga pada peningkatan jumlah industri kreatif dan penyerapan tenaga kerja di Bandung sehingga masyarakat yang berada di kota Bandung mempunyai lapangan pekerjaan.

Tidak seperti industri manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Industri kreatif justru lebih banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah. Sebagai contoh, industri kreatif berupa distro (distribution store) atau clothing company yang sengaja memproduksi desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih memunculkan kesan ekslusive bagi konsumen sehingga produk distro dan clothing company menjadi layak untuk dibeli dan bahkan dikoleksi. Distro merupakan distribution store atau distribution outlet yang berfungsi menerima titipan dari berbagai macam clothing company lokal yang memproduksi sendiri merknya. Kontribusi industri kreatif, termasuk pakaian, terhadap perekonomian Bandung terus naik seperti yang terlihat pada Gambar 1.3 berikut:


(11)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0% 12.0% 14.0% 16.0%

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Kontribusi Nasional Kontribusi Daerah Bandung

Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Bandung 2013 GAMBAR 1.3

KONTRIBUSI NILAI TAMBAH (PDB) INDUSTRI KREATIF BANDUNG DAN NASIONAL 2011-2013

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2011, kontribusi industri kreatif untuk daerah Bandung sebesar 12,8 persen atau lebih tinggi daripada nasional sebesar 8,8 persen. Pada tahun 2012, kontribusi industri kreatif di Bandung meningkat menjadi 14,5 persen dan nasional 7,5 persen. Sedangkan pada tahun 2013 kontribusi industri kreatif di Bandung meningkat menjadi 15,6 persen dan nasional 7,8 persen. Akan tetapi dengan semakin ketatnya persaingan dalam bidang fesyen khususnya pakaian mengakibatkan banyaknya pelaku usaha pakaian yang berada di kota Bandung yang mengalami kemunduran bahkan menutup usahanya. Berdasarkan pencatatan Kementrian Perindustrian RI pada tahun 2013 hanya terdapat 18 pakaian jadi


(12)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari tekstil yang ada di Kota Bandung. http://kemenperin.go.id/direktori-perusahaan

Menurut ketua Kreative Independent Clothing Community (KICK) Ade Andriansyah “Saat ini, industri clothing dan distro Kota Bandung sudah mulai merambah pasar clothing internasional. Seperti halnya untuk pasar Singapura dan Malaysia. Namun demikian, jumlah brand yang eksis di sana saat ini masih sangat sedikit. Padahal pasar di luar negeri sendiri sangat mengakui kualitas produk distro Kota Bandung”. (Sumber: http://www.klik-galamedia.com/kualitas-distro-kota-bandung-diakui-dunia akses pada 12/12/2013 pukul 1:45)

Beberapa Clothing Company yang terdapat di Bandung dan memiliki kualitas yang baik dan style yang banyak diminati oleh kaum muda menurut majalah Red and White Magazine (edisi 14 januari 2014) dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut:

TABEL 1.3

DAFTAR CLOTHING COMPANY DI BANDUNG

NAMA USAHA ALAMAT TAHUN BERDIRI

DSVN (Dseven) Tam an Kopo I Bl ok O2 Nom or 1 Bandung

2 0 1 2

High Hype JL.Muararajeun Baru 1

no.11 Bandung

2012

Peter Says Denim Jl.Cibeunying Hegar III No.9, Bandung 40191

2005 Pot Meets Pop Denim Jalan Bahureksa No.20

Bandung

2008


(13)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NAMA USAHA ALAMAT TAHUN BERDIRI

Bandung, Indonesia

Sumber: http://redandwhitemag.com/ akses pada 16/1/2014 pukul 3:27

Berdasarkan Tabel 1.3 terdapat lima usaha dalam bidang clothing company yang kompetitif versi majalah Red and White diantaranya DSeven, High Hype, Peter Says Denim, Pot Meets Pop Denim dan WADEZIG!. Dari kelima nama usaha pakaian tersebut, Peter Says Denim, Pop Mets Pop Denim dan WADEZIG! Telah berdiri lebih dari lima tahun , perbandingan data penjualan untuk masing-masing usaha pakaian yang telah berdiri lebih dari lima tahun tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.4 berikut:

TABEL 1.4

DATA PENJUALAN CLOTHING COMPANY PADA TAHUN 2012 (UNIT)

No. Nama Usaha 2012

1 Peter Says Denim 191417

2 Pop Mets Pop Denim 113560

3 WADEZIG! 133950

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa Peter Says Denim memperoleh angka penjualan lebih besar dibandingkan dengan usaha pakaian Pop Mets Pop Denim dan WADEZIG!. Peter Says Denim memperoleh angka penjualan sebanyak 191.417 unit sedangkan WADEZIG! memperoleh angka penjualan sebanyak 133.950 unit dan terendah diperoleh Pop Mets Pop Denim yaitu 113.560 unit.

Hambatan yang dialami oleh para pelaku usaha komoditi pakaian di Bandung yaitu persaingan usaha yang ketat dan menjamurnya usaha serupa sehingga berdampak pada penurunan jumlah penjualan setiap tahun seperti yang


(14)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dialami oleh CV. PETER GRUP atau lebih dikenal dengan merk Peter Says Denim seperti yang terlihat pada Tabel 1.5 berikut:

TABEL 1.5

PENURUNAN PERMINTAAN PRODUK CLOTHING COMPANY

PETER SAYS DENIM TAHUN 2011 (UNIT)

No Jenis

Produk

Tahun 2011

I II III IV

1 Jeans 9821 9792 9754 9711

2 Kaos 10052 10012 9982 9912

3 Kemeja 8321 8257 8059 7897

4 Jaket 7865 7731 7659 7592

5 Topi 7756 7622 7614 7586

6 Tas 6197 6123 6097 5961

7 Aksesoris 5896 5824 5843 5807

Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder

Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa penjualan Peter Say Denim per triwulan pada tahun 2011 mengalami penurunan, penurunan tertinggi terdapat pada jenis produk yang dihasilkan berupa kemeja, meskipun ada beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh Peter Say Denim yang tidak terlalu mengalami penurunan drastis namun secara keseluruhan penjualan Peter Say Denim mengalami penurunan. Permintaan produk per triwulan pada tahun 2012 juga mengalami penurunan seperti yang terlihat pada Tabel 1.6 berikut

TABEL 1.6

PENURUNAN PERMINTAAN PRODUK CLOTHING COMPANY

PETER SAYS DENIM TAHUN 2012 (UNIT)


(15)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I II III IV

1 Jeans 9682 9670 9652 9624

2 Kaos 9854 9873 9821 9734

3 Kemeja 7439 7324 7293 7137

4 Jaket 7428 7332 7397 7161

5 Topi 7354 7311 7329 6935

6 Tas 5743 5663 5602 5547

7 Aksesoris 3737 3678 3543 3461

Sumber: Pengolahan Data Sekunder

Tabel 1.6 dapat diketahui bahwa penjualan produk Clothing Company Peter Say Denim per triwulan pada tahun 2012 di kota Bandung mengalami penurunan. Penurunan produk yang dihasilkan berupa topi mengalami penurunan yang lebih tinggi yaitu sebesar 104.75 unit rata-rata penurunan, untuk penurunan permintaan jeans lebih sedikit dibandingkan dengan produk lain yang dihasilkan yaitu 14.5 unit, namun secara keseluruhan produk yang dihasilkan Peter Say Denim berupa jeans, kaos, kemeja, jaket, topi, tas dan aksesoris mengalami penurunan pada tahun 2012.

Jika hal ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin Peter Say Denim pusat kota Bandung akan mengalami penurunan dan tidak dapat bersaing dengan pesaingnya. Tentu dengan penurunan tersebut akan berdampak tidak baik bagi keberhasian usaha Peter Say Denim itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik sekaligus pendiri Peter Say Denim yaitu Peter Firmansyah, beliau menyadari betul bahwa bersaing dikota Bandung dengan usaha yang serupa yakni


(16)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bergerak pada industri pakaian tidaklah mudah, maka dari itu Peter melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan keberhasilan usahanya yang berasal dari kepribadiannya sebagi strategi utama yang diakui Peter sebagai karakter yang berbeda dibandingkan dengan usaha pakaian lainnya. Strategi tersebut diklasifikasikan sebagai personal branding seperti yang terlihat pada Tabel 1.7 berikut:

TABEL 1.7

STRATEGI PERSONAL BRANDING PETER FIRMANSYAH

No Strategi Aplikasi

1 Penggunaan Media Akun Twitter, Facebook, Web dan surat elektronik untuk mengirim pesan keluar negeri online hampir 24 jam

2 Memanfaatkan hobi pribadi sebagai peluang usaha

Dengan membentuk grup band Peter Say Sory dapat memperluas pergaulan antara sesama musisi terutama band beraliran rock 3 Menguatkan karakter

musik pada produk Peter Say Denim

Menjadi sponsor band-band rock didalam dan luar negeri

4 Menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan

 Karyawan yang bekerja pada Peter memiliki ketertarikan yang sama dibidang musik,

 karyawan diberi kebebasan  dalam menggunakan baju kerja,  sering melakukan diskusi mengenai

desain produk 5 Konsisten dengan tujuan

perusahaan

 Tujuan Peter dari awal pendirian usahanya pada tahun 2008 adalah menjadikan produk lokal dapat bersaing dengan produk

mancanegara dan tetap


(17)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Strategi Aplikasi

 Mendirikan cabang pembelian online dan ofline diluar negeri seperti di Malaysia, USA, Australia dan Philipina

6 Mengembangkan Interpersonal Skill

 Mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris sehingga

memudahkan Peter untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar negeri  Kemampuan Peter berkomunikasi

dan bergaul dengan kalangan anak band memudahkannya untuk memasarkan produk Peter Say Denim

 Usaha sepenuhnya dipimpin langsung oleh Peter

Sumber: Pengolahan Data Sekunder

Tabel 1.7 merupakan upaya atau strategi utama yang dikembangkan oleh Peter untuk mempertahankan usahanya dalam bidang industri pakaian. Strategi yang digunakan berdasarkan pada kemampuan yang berasal dari kepribadian Peter selaku pemilik Peter Say Denim, Peter menularkan kepribadiannya yang positif pada sebuah usaha sehingga dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Kemampuan Peter dalam menjalin komunikasi dan bergaul dapat dimanfaatkan untuk memperluas kerjasama dan memasarkan produknya. Peter mampu memposisikan dirinya sebagai pemilik usaha yang memiliki tujuan yang jelas dalam hal membawa Peter Says Denim agar lebih diterima dan dikenal dikalangan anak muda.


(18)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal yang dilakukan Peter dalam menjalankan usahanya sesuai dengan pendapat McNally dalam jurnal Wee & Book (2010:52) :

To build a strong personal branding, you need to make a conscious effort to manage the relationships in your life so that their interactions are memorable for all the right reasons: because they are a distinctive reflection of you, because they are relevant to someone else, and because they are consistent enough that both parties develop a sense of stability and predictability on which to build future interactions. reasons: because they are a distinctive reflection of you.

Artinya meurut Peter (Wee & Book, 2010:52) untuk membangun personal branding yang kuat, Anda perlu berusaha untuk mengelola cara hubungan dengan orang lain dalam hidupnya, sehingga interaksi tersebut dapat meninggalkan kesan pada orang lain, karena kesan yang diberikan oleh orang lain terhadap anda merupakan cerminan dari ciri khas Anda.

Kelemahan yang sering dijumpai pada usaha kecil yang gagal adalah dalam keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran, dalam hal ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut berguna sekali sebagai bahan pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara-cara mengurusnya (Singgih, 1986:2). Untuk mencapai keberhasilan usaha menurut R.B. Suharta, (2012 :2), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan , yang meliputi: (1) faktor produksi alam, (2) faktor produksi manusia (tenaga kerja), (3) faktor produksi modal, (4) faktor produksi manajemen (keahlian pengelola), dan (50) faktor produksi lingkungan (sosial dan budaya).

Menurut Widjaja (1985:247), “Pengolahan sumber daya alam tidak hanya membutuhkan teknologi dan modal, tetapi sekaligus membutuhkan


(19)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia yang terampil, mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memimpin.”. untuk memperoleh keuntungan usaha yang maksimum diperlukan adanya tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, serta sikap mental positif terhadap kegiatan pengembangan usaha.

Sering dikatakan bahwa usaha di bidang industri kreatif tidak memiliki umur panjang, dengan berbagai hambatan yang ada, selain modal hambatan tersebut dipengaruhi juga oleh sistem perekonomian dikelola oleh pemerintah, apalagi semenjak diberlakukannya ACFTA (Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN-China) pada tanggal 1 Januari 2010 yang kini mulai memberikan dampak negatif terhadap perusahaan di Indonesia terutama perusahaan kecil menengah termasuk industri pakaian. (sumber: http://politik.kompasiana.com akses pada 4/5/2013 pukul 18:07)

Pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang berhasil terlihat dari perilaku wirausaha atau pelaku usaha itu sendiri, Peter dalam Suryana (2001:7) mengungkapkan bahwa ciri-ciri perilaku kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian dalam menghadapi resiko, dorongan dan kemampuan yang kuat.

2. Kemampuan hubungan, operasionalnya dapat dilihat dari indicator komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan manajemen.

3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.


(20)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan dalam menjalin komunikasi yang baik kepada mitra bisnis, memiliki spesialisasi dan kemampuan memimpin karyawan merupakan bagian dari personal branding yang dapat menunjang keberhasilan suatu usaha (Peter, 24:2002).

Menurut Hansen (2007 : 13), “ Dalam kehidupan, seperti dalam bisnis, branding lebih efektif, kuat dan berkelanjutan daripada penjualan dan pemasaran

dan cara yang efektif untuk menghilangkan pesaing.” Hansen (2007:13) juga mengatakan bahwa, “Sukses Personal Branding memerlukan persepsi secara efektif mengelola dan mengendalikan dan mempengaruhi bagaimana pandangan

orang lain terutama pelanggan.”

Untuk mencapai keberhasilan sebuah usaha para wirausaha harus memiliki ciri-ciri perilaku kewirausahaan yakni kepribadian dan kemampuan hubungan yang baik, salah satunya dalah dengan memperbaiki personal branding yang dimiliki, personal branding adalah suatu persepsi atau emosi yang dipertahankan oleh orang lain, dimana menunjukkan nilai- nilai, kemampuan dan perbuatan yang diasosiasikan orang lain kepada diri seseorang (Romy Hidayat, 2012:18). Personal branding merupakan sebuah gambaran mengenai diri sendiri yang diinginkan dalam semua kegiatan yang dilakukan. Dengan personal branding yang kuat usaha yang kita lakukan akan jauh diatas kompetitor lain dalam usaha sehingga berbeda dan mempunyai ciri khas.


(21)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan maka dirasa perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim”

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat dari fenomena yang telah diuraikan diatas, bidang industri kreatif berpotensi untuk memiliki banyak pesaing, sehingga para pelaku usaha industri kreatif harus memiliki berbagai cara untuk menjaga eksistensi usahanya dengan upaya mengembangkan potensi diri salah satunya dengan meningkatkan Personal Branding.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dapat diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut.

Persaingan usaha pada saat ini semakin kuat, hal tersebut berdampak pula pada persaingan industri kreatif terutama pada bidang fesyen. Pesaingan usaha pada bidang usaha pakaian terlihat pada perbandingan angka penjualan antara clothing company Peter Says Denim dengan kompetitornya, meski pada tahun 2012 penjualan clothing companyPeter Says Denim bukan pada posisi terendah jika dibandingkan dengan kompetitor lain, tetapi pada tahun 2013 clothing company Peter Says Denim mengalami penurunan penjualan pada setiap produk yang dihasilkannya. Untuk mengantisipasi penurunan penjualan pada penjualan produk berikutnya, maka Peter Firmansyah selaku pemilik usaha clothing company Peter Says Denim melakukan upaya dengan mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan keberhasilan usahanya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu:


(22)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana gambaran Personal Branding pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

2. Bagaimana keberhasilan usaha industri kreatif pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

3. Bagaimana pengaruh personal branding terhadap keberhasilan usaha pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Gambaran personal branding

2. Keberhasilan usaha clothing company Peter Says Denim di Kota Bandung 3. Pengaruh personal branding terhadap keberhasilan usaha clothing company

Peter Says Denim di Kota Bandung 1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan baik secara teoritik maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang kewirausahaan mengenai masalah yang berkaitan dengan personal branding dan keberhasilan usaha industri kreatif yang ada di Bandung.


(23)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kegunaan Praktis

1) Bagi Clothing Company Peter Says Denim

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para pelaku usaha industri kreatif terutama untuk Peter Says Denim, dan meningkatkan kualitas usahanya.

2) Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kewirausahaan khususnya mengenai pengembangan personal branding dan keberhasilan clothing company Peter Says Denim di Bandung.


(1)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal yang dilakukan Peter dalam menjalankan usahanya sesuai dengan pendapat McNally dalam jurnal Wee & Book (2010:52) :

To build a strong personal branding, you need to make a conscious effort to manage the relationships in your life so that their interactions are memorable for all the right reasons: because they are a distinctive reflection of you, because they are relevant to someone else, and because they are consistent enough that both parties develop a sense of stability and predictability on which to build future interactions. reasons: because they are a distinctive reflection of you.

Artinya meurut Peter (Wee & Book, 2010:52) untuk membangun personal branding yang kuat, Anda perlu berusaha untuk mengelola cara hubungan dengan orang lain dalam hidupnya, sehingga interaksi tersebut dapat meninggalkan kesan pada orang lain, karena kesan yang diberikan oleh orang lain terhadap anda merupakan cerminan dari ciri khas Anda.

Kelemahan yang sering dijumpai pada usaha kecil yang gagal adalah dalam keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran, dalam hal ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut berguna sekali sebagai bahan pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara-cara mengurusnya (Singgih, 1986:2). Untuk mencapai keberhasilan usaha menurut R.B. Suharta, (2012 :2), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan , yang meliputi: (1) faktor produksi alam, (2) faktor produksi manusia (tenaga kerja), (3) faktor produksi modal, (4) faktor produksi manajemen (keahlian pengelola), dan (50) faktor produksi lingkungan (sosial dan budaya).

Menurut Widjaja (1985:247), “Pengolahan sumber daya alam tidak hanya membutuhkan teknologi dan modal, tetapi sekaligus membutuhkan


(2)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia yang terampil, mempunyai kemampuan untuk mengatur dan memimpin.”. untuk memperoleh keuntungan usaha yang maksimum diperlukan adanya tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, serta sikap mental positif terhadap kegiatan pengembangan usaha.

Sering dikatakan bahwa usaha di bidang industri kreatif tidak memiliki umur panjang, dengan berbagai hambatan yang ada, selain modal hambatan tersebut dipengaruhi juga oleh sistem perekonomian dikelola oleh pemerintah, apalagi semenjak diberlakukannya ACFTA (Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN-China) pada tanggal 1 Januari 2010 yang kini mulai memberikan dampak negatif terhadap perusahaan di Indonesia terutama perusahaan kecil menengah termasuk industri pakaian. (sumber: http://politik.kompasiana.com akses pada 4/5/2013 pukul 18:07)

Pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang berhasil terlihat dari perilaku wirausaha atau pelaku usaha itu sendiri, Peter dalam Suryana (2001:7) mengungkapkan bahwa ciri-ciri perilaku kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian dalam menghadapi resiko, dorongan dan kemampuan yang kuat.

2. Kemampuan hubungan, operasionalnya dapat dilihat dari indicator komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan manajemen.

3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.


(3)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan dalam menjalin komunikasi yang baik kepada mitra bisnis, memiliki spesialisasi dan kemampuan memimpin karyawan merupakan bagian dari personal branding yang dapat menunjang keberhasilan suatu usaha (Peter, 24:2002).

Menurut Hansen (2007 : 13), “ Dalam kehidupan, seperti dalam bisnis, branding lebih efektif, kuat dan berkelanjutan daripada penjualan dan pemasaran dan cara yang efektif untuk menghilangkan pesaing.” Hansen (2007:13) juga mengatakan bahwa, “Sukses Personal Branding memerlukan persepsi secara efektif mengelola dan mengendalikan dan mempengaruhi bagaimana pandangan orang lain terutama pelanggan.”

Untuk mencapai keberhasilan sebuah usaha para wirausaha harus memiliki ciri-ciri perilaku kewirausahaan yakni kepribadian dan kemampuan hubungan yang baik, salah satunya dalah dengan memperbaiki personal branding yang dimiliki, personal branding adalah suatu persepsi atau emosi yang dipertahankan oleh orang lain, dimana menunjukkan nilai- nilai, kemampuan dan perbuatan yang diasosiasikan orang lain kepada diri seseorang (Romy Hidayat, 2012:18). Personal branding merupakan sebuah gambaran mengenai diri sendiri yang diinginkan dalam semua kegiatan yang dilakukan. Dengan personal branding yang kuat usaha yang kita lakukan akan jauh diatas kompetitor lain dalam usaha sehingga berbeda dan mempunyai ciri khas.


(4)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan maka dirasa perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim”

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat dari fenomena yang telah diuraikan diatas, bidang industri kreatif berpotensi untuk memiliki banyak pesaing, sehingga para pelaku usaha industri kreatif harus memiliki berbagai cara untuk menjaga eksistensi usahanya dengan upaya mengembangkan potensi diri salah satunya dengan meningkatkan Personal Branding.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dapat diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut.

Persaingan usaha pada saat ini semakin kuat, hal tersebut berdampak pula pada persaingan industri kreatif terutama pada bidang fesyen. Pesaingan usaha pada bidang usaha pakaian terlihat pada perbandingan angka

penjualan antara clothing company Peter Says Denim dengan

kompetitornya, meski pada tahun 2012 penjualan clothing companyPeter

Says Denim bukan pada posisi terendah jika dibandingkan dengan

kompetitor lain, tetapi pada tahun 2013 clothing company Peter Says

Denim mengalami penurunan penjualan pada setiap produk yang dihasilkannya. Untuk mengantisipasi penurunan penjualan pada penjualan

produk berikutnya, maka Peter Firmansyah selaku pemilik usaha clothing

company Peter Says Denim melakukan upaya dengan mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan keberhasilan usahanya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu:


(5)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana gambaran Personal Branding pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

2. Bagaimana keberhasilan usaha industri kreatif pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

3. Bagaimana pengaruh personal branding terhadap keberhasilan usaha pada clothing company Peter Says Denim di kota Bandung

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Gambaran personal branding

2. Keberhasilan usaha clothing company Peter Says Denim di Kota Bandung 3. Pengaruh personal branding terhadap keberhasilan usaha clothing company

Peter Says Denim di Kota Bandung

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan baik secara teoritik maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang kewirausahaan mengenai masalah yang berkaitan dengan personal branding dan keberhasilan usaha industri kreatif yang ada di Bandung.


(6)

Adiartanti Setyono Putri, 2014

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kegunaan Praktis

1) Bagi Clothing Company Peter Says Denim

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para pelaku usaha industri kreatif terutama untuk Peter Says Denim, dan meningkatkan kualitas usahanya.

2) Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kewirausahaan khususnya mengenai pengembangan personal branding dan keberhasilan clothing company Peter Says Denim di Bandung.