permen tahun2006 nomor39

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 39 TAHUN 2006
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang

: a.

b.

Mengingat

: 1.
2.

3.

4.


Memperhatikan : 1.

bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas
unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal, perlu
menetapkan kembali organisasi dan tata kerja
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional;
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 78, tambahan Lembaran Negara Nomor: 4301);
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 66
Tahun 2006;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden 20/P Tahun 2005;
Persetujuan Presiden Republik Indonesia melalui surat
Sekretaris
Kabinet
Republik
Indonesia
Nomor
B.321/Seskab/VIII/2006 tanggal 29 Agustus 2006 perihal
Pengecualian Jumlah Eselon III dan Eselon IV di

Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

1

2.

Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dalam surat Nomor B/2324.1/M.PAN/9/2006
tanggal 29 September 2006;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN

NASIONAL
TENTANG
ORGANISASI
DAN
TATA
KERJA
SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL.

BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 1
Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri.
Pasal 2
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen.
Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Sekretariat
Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Departemen;
b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen;
c. penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan lembaga lain yang terkait; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 4
Sekretariat Jenderal terdiri atas:
a. Biro Umum;
b. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri;

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

2


c. Biro Keuangan;
d. Biro Kepegawaian;
e. Biro Hukum dan Organisasi.
Bagian Ketiga
Biro Umum
Pasal 5
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan,
kepegawaian,
perlengkapan,
ketatausahaan,
kerumahtanggaan,
dan
ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Jenderal serta penyiapan bahan
pembinaan pengelolaan perlengkapan, ketatausahaan, dan kearsipan
Departemen.
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Biro Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dan penyusunan bahan kebijakan, rencana, program, dan

anggaran Sekretariat Jenderal;
b. pengelolaan urusan keuangan dan kepegawaian Sekretariat Jenderal;
c. pelaksanaan urusan ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal;
d. pelaksanaan urusan perlengkapan Sekretariat Jenderal;
e. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan, persuratan, kearsipan, dan tata
usaha pimpinan; dan
f. penyusunan bahan pembinaan pengelolaan perlengkapan, ketatausahaan,
dan kearsipan Departemen.
Pasal 7
Biro Umum terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan dan Penganggaran;
b. Bagian Tatalaksana dan Kepegawaian;
c. Bagian Perlengkapan;
d. Bagian Rumah Tangga;
e. Bagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 8
Bagian Perencanaan dan Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan bahan kebijakan, rencana, program, dan anggaran, pengelolaan,
pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran serta

penyusunan laporan Sekretariat Jenderal.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

3

Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Bagian
Perencanaan dan Penganggaran menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi program dan
anggaran Sekretariat Jenderal;
b. penyusunan bahan kebijakan, rencana, program, dan anggaran Sekretariat
Jenderal;
c. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak
Sekretariat Jenderal;
d. pelaksanaan urusan pembukuan dan verifikasi pelaksanaan anggaran
Sekretariat Jenderal; dan
e. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program dan anggaran
Sekretariat Jenderal.
Pasal 10

Bagian Perencanaan dan Penganggaran terdiri atas:
a. Subbagian Penyusunan Program dan Anggaran;
b. Subbagian Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan;
c. Subbagian Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran.
Pasal 11
(1)

Subbagian Penyusunan Program dan Anggaran mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, rencana, program,
dan anggaran serta penyajian data dan informasi.

(2)

Subbagian Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program serta
pelaksanaan urusan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, dan
pertanggungjawaban anggaran di lingkungan Sekretariat Jenderal.

(3)


Subbagian Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran mempunyai
tugas melakukan evaluasi pelaksanaan rencana dan program serta
verifikasi, perhitungan anggaran, penyusunan neraca, dan laporan
keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Pasal 12

Bagian Tatalaksana dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatalaksanaan, hukum, perundang-undangan, dan kepegawaian di lingkungan
Sekretariat Jenderal.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian
Tatalaksana dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

4

a. pelaksanaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan
Sekretariat Jenderal;
b. penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan

dan pertimbangan hukum di lingkungan Sekretariat Jenderal;
c. pelaksanaan urusan perencanaan, pengadaan, dan mutasi pegawai di
lingkungan Sekretariat Jenderal; dan
d. pelaksanaan urusan pengembangan, disiplin, dan pemberhentian pegawai di
lingkungan Sekretariat Jenderal;
Pasal 14
Bagian Tatalaksana dan Kepegawaian terdiri atas:
a. Subbagian Tatalaksana;
b. Subbagian Mutasi Pegawai;
c. Subbagian Pengembangan dan Disiplin Pegawai.
Pasal 15
(1)

Subbagian Tatalaksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
analisis jabatan, analisis organisasi, sistem dan prosedur kerja,
penyempurnaan organisasi, penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, dan pertimbangan hukum di lingkungan Sekretariat Jenderal.

(2)

Subbagian Mutasi Pegawai mempunyai tugas melakukan urusan
perencanaan, penerimaan, pengangkatan, kepangkatan, dan pemindahan
pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal.

(3)

Subbagian Pengembangan dan Disiplin Pegawai mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan peningkatan kemampuan profesional dan
karir pegawai, kesejahteraan, penghargaan, urusan disiplin, dan
pemberhentian pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Pasal 16

Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan
pengaturan pengelolaan, pembinaan, pengendalian pengadaan barang dan jasa
serta inventarisasi dan penghapusan barang perlengkapan di lingkungan
Departemen serta pengadaan perlengkapan Sekretariat Jenderal.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian
Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan pengaturan pengelolaan perlengkapan di lingkungan
Departemen;
b. penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pengadaan barang dan jasa
di lingkungan Departemen;
c. pemantauan dan evaluasi pendayagunaan aset Departemen;
d. pelaksanaan inventarisasi dan penghapusan perlengkapan Departemen; dan

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

5

e. pelaksanaan urusan perencanaan, pengadaan, dan pendistribusian
perlengkapan di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Pasal 18
Bagian Perlengkapan terdiri atas:
a. Subbagian Pengadaan;
b. Subbagian Pendayagunaan dan Penghapusan;
c. Subbagian Inventarisasi.
Pasal 19
(1)

Subbagian Pengadaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pembinaan dan pengendalian pengadaan perlengkapan di lingkungan
Departemen serta perencanaan, pengadaan, dan pendistribusian
perlengkapan di lingkungan Sekretariat Jenderal;

(2)

Subbagian Pendayagunaan dan Penghapusan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pendayagunaan
serta penghapusan aset Departemen;

(3)

Subbagian Inventarisasi mempunyai
perlengkapan Departemen.

tugas

melakukan

inventarisasi

Pasal 20
Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan urusan keamanan,
kebersihan, pemeliharaan, perawatan perlengkapan kantor, pengelolaan
kendaraan dinas serta urusan gaji pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian
Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, kebersihan, dan keindahan
kantor;
b. pemeliharaan dan perawatan perlengkapan kantor;
c. pengaturan penggunaan kendaraan dinas; dan
d. pelaksanaan urusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya serta perjalanan
dinas.
Pasal 22
Bagian Rumah Tangga terdiri atas:
a. Subbagian Urusan Dalam;
b. Subbagian Pemeliharaan dan Perawatan;
c. Subbagian Urusan Gaji.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

6

Pasal 23
(1)

Subbagian Urusan Dalam mempunyai tugas melakukan urusan keamanan,
ketertiban, keindahan, dan kebersihan serta pengaturan penggunaan
kendaraan dinas, ruang sidang, dan ruang pertemuan lainnya di lingkungan
Sekretariat Jenderal;

(2)

Subbagian Pemeliharaan dan Perawatan mempunyai tugas melakukan
urusan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana kerja di
lingkungan Sekretariat Jenderal;

(3)

Subbagian Urusan Gaji mempunyai tugas melakukan penyusunan daftar
gaji pegawai dan tunjangan lainnya serta melakukan urusan administrasi
perjalanan dinas di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Pasal 24

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan
penyusunan bahan pembinaan persuratan dan kearsipan serta urusan tata
usaha pimpinan.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian
Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan persuratan dan kearsipan Sekretariat Jenderal;
b. penyusunan bahan pembinaan persuratan dan kearsipan Departemen;
c. pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha staf ahli Menteri.
Pasal 26
Bagian Tata Usaha terdiri atas:
a. Subbagian Persuratan;
b. Subbagian Kearsipan;
c. Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol;
d. Subbagian Tata Usaha Staf Ahli.
Pasal 27
(1)

Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan penerimaan,
pencatatan, dan pendistribusian surat masuk dan surat keluar serta
penyiapan bahan pembinaan persuratan Departemen.

(2)

Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan pengelolaan arsip dan
dokumen di lingkungan Sekretariat Jenderal serta penyiapan bahan
pembinaan dan usul penghapusan arsip Departemen.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

7

(3)

Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan Menteri, Sekretaris Jenderal, dan
keprotokolan serta penyusunan risalah rapat pimpinan Departemen.

(4)

Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan urusan
ketatausahaan Staf Ahli Menteri.
Pasal 28

(1)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional mendukung pelaksanaan tugas Biro.

(2)

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang kegiatannya.

(3)

Setiap kelompok jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2)
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala
Biro.

(4)

Jenis dan jumlah jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(5)

Tugas, jenis, dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat
Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri
Pasal 29

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, sinkronisasi, penyiapan rumusan, evaluasi kebijakan, rencana dan
program Departemen, dan kerja sama luar negeri, serta pengelolaan sistem
informasi.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Biro
Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan Departemen;
b. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana dan program
Departemen;
c. pelaksanaan dan pengembangan sistem informasi;
d. pelaksanaan dan koordinasi kerja sama luar negeri di bidang pendidikan;
e. pelaksanaan fasilitasi dan pemberian layanan internasional; dan
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, dan program
Departemen serta kerja sama luar negeri.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

8

Pasal 31
Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri terdiri atas:
a. Bagian Kebijakan;
b. Bagian Perencanaan Program;
c. Bagian Sistem Informasi;
d. Bagian Kerja Sama Luar Negeri;
e. Bagian Fasilitasi Layanan Internasional;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 32
Bagian Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi kebijakan serta evaluasi pelaksanaan
kebijakan, rencana, program, dan kerjasama luar negeri.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bagian
Kebijakan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan analisis dan pengkajian kebijakan Departemen;
b. penyiapan perumusan kebijakan Departemen;
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Departemen; dan
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, dan
kerja sama luar negeri.
Pasal 34
Bagian Kebijakan terdiri atas :
a. Subbagian Kebijakan I;
b. Subbagian Kebijakan II;
c. Subbagian Kebijakan III.
Pasal 35
(1) Subbagian Kebijakan I mempunyai tugas melakukan penyiapan analisis,
pengkajian, dan penyusunan bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
dan kerja sama luar negeri bidang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah;
(2) Subbagian Kebijakan II mempunyai tugas melakukan penyiapan analisis,
pengkajian, dan penyusunan bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
dan kerja sama luar negeri bidang pendidikan tinggi, dan penelitian dan
pengembangan;

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

9

(3) Subbagian Kebijakan III mempunyai tugas melakukan penyiapan analisis,
pengkajian, dan penyusunan bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
dan kerja sama luar negeri bidang pendidikan luar sekolah, pelayanan
administrasi, dan pengawasan.
Pasal 36
Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana dan bahan koordinasi dan sinkronisasi program Departemen.
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian
Perencanaan Program menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan analisis dan pengkajian rencana dan program Departemen;
b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Departemen; dan
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan program Departemen.
Pasal 38
Bagian Perencanaan Program terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan Program I;
b. Subbagian Perencanaan Program II;
c. Subbagian Perencanaan Program III.

Pasal 39
(1) Subbagian Perencanaan Program I mempunyai tugas melakukan analisis,
pengkajian, dan penyusunan rencana dan program serta penyiapan bahan
koordinasi dan sinkronisasi program pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
(2) Subbagian Perencanaan Program II mempunyai tugas melakukan analisis,
pengkajian, dan penyusunan rencana dan program serta penyiapan bahan
koordinasi dan sinkronisasi program pendidikan tinggi, dan penelitian dan
pengembangan.
(3) Subbagian Perencanaan Program III mempunyai tugas melakukan analisis,
pengkajian, dan penyusunan rencana dan program serta penyiapan bahan
koordinasi dan sinkronisasi program pendidikan luar sekolah, pelayanan
administrasi, dan pengawasan.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

10

Pasal 40
Bagian Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pelaksanaan dan pengembangan sistem informasi Departemen.
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian
Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. pengembangan sistem informasi Departemen; dan
b. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi pendidikan.
Pasal 42
Bagian Sistem Informasi terdiri atas :
a. Subbagian Pengembangan Sistem;
b. Subbagian Pengelolaan Data I;
c. Subbagian Pengelolaan Data II.
Pasal 43
(1)

Subbagian Pengembangan Sistem mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi
Departemen.

(2)

Subbagian Pengelolaan Data I mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data dan informasi bidang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pengawasan.

(3)

Subbagian Pengelolaan Data II mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi bidang
pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, penelitian dan pengembangan,
dan pelayanan administrasi.
Pasal 44

Bagian Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
bahan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama luar negeri bidang pendidikan.
Pasal 45
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian
Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama luar negeri bidang
pendidikan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kerja sama luar negeri bidang pendidikan;
dan
c. pelaksanaan koordinasi kerja sama luar negeri bidang pendidikan.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

11

Pasal 46
Bagian Kerja Sama Luar Negeri terdiri atas :
a. Subbagian Amerika dan Eropa;
b. Subbagian Asia, Afrika, dan Australia;
c. Subbagian Regional dan Multilateral.
Pasal 47
(1) Subbagian Amerika dan Eropa mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama luar negeri bidang
pendidikan yang bersifat bilateral di kawasan Amerika dan Eropa;
(2)

Subbagian Asia, Afrika, dan Australia mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama luar negeri
bidang pendidikan yang bersifat bilateral di kawasan Asia, Afrika, dan
Australia;

(3)

Subbagian Regional dan Multilateral mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama luar negeri
bidang pendidikan yang bersifat regional dan multilateral.
Pasal 48

Bagian Fasilitasi Layanan Internasional mempunyai tugas melaksanakan
fasilitasi dan pelayanan Atase Pendidikan, Sekolah Indonesia di luar negeri,
beasiswa Republik Indonesia, dan tamu asing.
Padal 49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Bagian
Fasilitasi Layanan Internasional menyelenggarakan fungsi :
a. fasilitasi dan pelayanan Atase Pendidikan dan Sekolah Indonesia di luar
negeri;
b. pelayanan administrasi beasiswa Republik Indonesia;
c. pemberian layanan tamu asing; dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro.
Pasal 50
Bagian Fasilitasi Layanan Internasional terdiri atas :
a. Subbagian Atase Pendidikan dan Sekolah Indonesia;
b. Subbagian Beasiswa Republik Indonesia dan Tamu Asing;
c. Subbagian Tata Usaha.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

12

Pasal 51
(1)

Subbagian Atase Pendidikan dan Sekolah Indonesia mempunyai tugas
melakukan fasilitasi dan pelayanan Atase Pendidikan dan Sekolah
Indonesia di luar negeri.

(2)

Subbagian Beasiswa Republik Indonesia dan Tamu Asing mempunyai
tugas melakukan fasilitasi dan pelayanan administrasi beasiswa RI bagi
warga asing yang belajar di Indonesia serta pemberian layanan tamu asing.

(3)

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,
kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Biro.

Pasal 52
(1)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional mendukung pelaksanaan tugas Biro.

(2)

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang kegiatannya.

(3)

Setiap kelompok jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2)
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala
Biro.

(4)

Jenis dan jumlah jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(5)

Tugas, jenis, dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kelima
Biro Keuangan
Pasal 53

Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pemantapan anggaran serta penyusunan bahan pembinaan pengelolaan
anggaran Departemen.
Pasal 54
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Biro
Keuangan menyelenggarakan fungsi ;
a. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pemantapan anggaran
Departemen;

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

13

b. penyusunan bahan pembinaan pengelolaan pelaksanaan anggaran
Departemen;
c. pengujian, verifikasi, dan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran
Departemen;
d. penyusunan bahan pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak
Departemen;
e. pelaksanaan dan koordinasi pemberian bantuan Departemen;
f. pelaksanaan pembinaan perbendaharaan Departemen;
g. pelaksanaan penyelesaian kerugian negara di lingkungan Departemen; dan
h. penyusunan laporan keuangan Departemen.
Pasal 55
Biro Keuangan terdiri atas:
a. Bagian Anggaran;
b. Bagian Pembiayaan;
c. Bagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi;
d. Bagian Kebendaharawanan dan Kerugian Negara;
e. Bagian Pelaporan Keuangan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 56
Bagian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pemantapan anggaran Departemen.
Pasal 57
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Bagian
Angggaran menyelengggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan koordinasi dan sinkronisasi anggaran Departemen;
b. pemantapan anggaran Departemen; dan
c. penyiapan bahan pembinaan pengelolaan anggaran Departemen.
Pasal 58
Bagian Anggaran terdiri atas:
a. Subbagian Anggaran I;
b. Subbagian Anggaran II;
c. Subbagian Anggaran III.
Pasal 59
(1)

Subbagian Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, sinkronisasi, dan pemantapan anggaran serta pembinaan
pengelolaan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

14

(2)

Subbagian Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, sinkronisasi, dan pemantapan anggaran serta pembinaan
pengelolaan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Badan Penelitian dan
Pengembangan.

(3)

Subbagian Anggaran III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, sinkronisasi, dan pemantapan anggaran serta pembinaan
pengelolaan anggaran di lingkungan Inspektorat Jenderal dan Sekretariat
Jenderal.
Pasal 60

Bagian Pembiayaan mempunyai tugas melaksanakan pengujian, verifikasi, dan
pengesahan dokumen anggaran Departemen.
Pasal 61
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Bagian
Pembiayaan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengujian dokumen anggaran Departemen;
b. verifikasi dokumen pelaksanaan anggaran Departemen; dan
c. pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran Departemen.
Pasal 62
Bagian Pembiayaan terdiri atas :
a. Subbagian Pembiayaan I;
b. Subbagian Pembiayaan II;
c. Subbagian Pembiayaan III.
Pasal 63
(1)

Subbagian Pembiayaan I mempunyai tugas melakukan pengujian,
verifikasi, dan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran di lingkungan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

(2)

Subbagian Pembiayaan II mempunyai tugas melakukan pengujian,
verifikasi, dan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah, dan Badan Penelitian dan Pengembangan.

(3)

Subbagian Pembiayaan III mempunyai tugas melakukan pengujian,
verifikasi, dan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran di lingkungan
Inspektorat Jenderal dan Sekretariat Jenderal.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

15

Pasal 64
Bagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan pembinaan penerimaan negara bukan pajak
serta melaksanakan dan mengkoordinasikan pemberian bantuan kepada
penyelenggara pendidikan dan organisasi kemasyarakatan.
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Bagian
Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan
pajak;
b. pelaksanaan dan koordinasi pemberian bantuan kepada lembaga
penyelenggara pendidikan dan organisasi masyarakat; dan
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran penerimaan negara bukan
pajak dan pemberian bantuan kepada lembaga penyelenggara pendidikan
dan organisasi masyarakat.
Pasal 66
Bagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi terdiri atas:
a. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi I;
b. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi II;
c. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi III.
Pasal 67
(1)

Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi I mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan pengelolaan, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta
pelaksanaan dan koordinasi pemberian bantuan kepada lembaga
penyelenggara pendidikan dasar dan menengah.

(2)

Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi II mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan pengelolaan, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi dan Badan Penelitian dan Pengembangan
serta pelaksanaan dan koordinasi pemberian bantuan kepada lembaga
penyelenggara pendidikan tinggi.

(3)

Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Subsidi III mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan pengelolaan, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan penerimaan negara bukan pajak Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Inspektorat Jenderal, dan Sekretariat

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

16

Jenderal serta pelaksanaan dan koordinasi pemberian bantuan kepada
lembaga penyelenggara pendidikan nonformal dan organisasi penyedia
sarana pendidikan informal.
Pasal 68
Bagian Kebendaharawanan dan Kerugian Negara mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan penetapan dan pembinaan bendaharawan,
pemantauan dan penyelesaian masalah kerugian negara, tuntutan ganti rugi,
serta urusan ketatausahaan Biro.
Pasal 69
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, Bagian
Kebendaharawanan dan Kerugian Negara menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan penetapan dan pembinaan bendaharawan;
b. penyusunan bahan penyelesaian masalah kerugian negara;
c. penyusunan bahan pertimbangan tuntutan ganti rugi;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyelesaian kerugian negara dan
tuntutan ganti rugi; dan
e. pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro.
Pasal 70
Bagian Kebendaharawanan dan Kerugian Negara terdiri atas:
a. Subbagian Kebendaharawanan;
b. Subbagian Kerugian Negara;
c. Subbagian Tata Usaha.
Pasal 71
(1)

Subbagian Kebendaharawanan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penetapan dan pembinaan bendaharawan di lingkungan
Departemen.

(2)

Subbagian Kerugian Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyelesaian masalah kerugian Negara, pertimbangan tuntutan
perbendaharaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya di lingkungan
Departemen.

(3)

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,
kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Biro.
Pasal 72

Bagian Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan,
verifikasi, perhitungan anggaran, dan laporan keuangan Departemen.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

17

Pasal 73
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72, Bagian
Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan verifikasi dokumen anggaran Departemen;
b. pemantauan pelaksanaan anggaran Departemen;
c. pelaksanaan perhitungan anggaran Departemen;
d. penyusunan neraca anggaran Departemen; dan
e. penyusunan laporan keuangan Departemen.
Pasal 74
Bagian Pelaporan Keuangan terdiri atas:
a. Subbagian Pelaporan Keuangan I;
b. Subbagian Pelaporan Keuangan II;
c. Subbagian Pelaporan Keuangan III.
Pasal 75
(1)

Subbagian Pelaporan Keuangan I mempunyai tugas melakukan
pemantauan, verifikasi, perhitungan anggaran, dan penyusunan neraca
dan laporan keuangan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.

(2)

Subbagian Pelaporan
pemantauan, verifikasi,
dan laporan keuangan
Jenderal Pendidikan
Pengembangan.

(3)

Subbagian Pelaporan Keuangan III mempunyai tugas melakukan
pemantauan, verifikasi, perhitungan anggaran, dan penyusunan neraca
dan laporan keuangan Inspektorat Jenderal dan Sekretariat Jenderal.

Keuangan II mempunyai tugas melakukan
perhitungan anggaran, dan penyusunan neraca
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat
Luar Sekolah, dan Badan Penelitian dan

Pasal 76
(1)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional mendukung pelaksanaan tugas Biro.

(2)

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang kegiatannya.

(3)

Setiap kelompok jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2)
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala
Biro.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

18

(4)

Jenis dan jumlah jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(5)

Tugas, jenis, dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keenam
Biro Kepegawaian
Pasal 77

Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
penyusunan bahan pembinaan kepegawaian di lingkungan Departemen.

dan

Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Biro
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. perencanaan kebutuhan pegawai di lingkungan Departemen;
b. pelaksanaan urusan pengadaan pegawai di lingkungan Departemen;
c. pelaksanaan urusan pengangkatan dalam jabatan;
d. pelaksanaan urusan mutasi guru, dosen, tenaga fungsional lainnya, dan
tenaga administrasi di lingkungan Departemen.
e. pelaksanaan urusan pengembangan pegawai di lingkungan Departemen;
f. pelaksanaan urusan pemberian penghargaan dan tanda jasa di lingkungan
Departemen;
g. pelaksanaan urusan disiplin dan penilaian peraturan kepegawaian; dan
h. pelaksanaan urusan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di
lingkungan Departemen;
i. penyusunan bahan pembinaan pengelolaan kepegawaian di lingkungan
Departemen;
j. pelaksanaan dokumentasi kepegawaian.
Pasal 79
Biro Kepegawaian terdiri atas;
a. Bagian Perencanaan dan Pengadaan;
b. Bagian Penetapan Jabatan dan Mutasi Tenaga Fungsional Lainnya;
c. Bagian Pengembangan dan Mutasi Tenaga Administrasi;
d. Bagian Mutasi Guru;
e. Bagian Mutasi Dosen;
f. Bagian Disiplin dan Pemberhentian Pegawai;
g. Bagian Dokumentasi dan Tanda Jasa;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

19

Pasal 80
Bagian Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan bahan koordinasi pengadaan pegawai di lingkungan
Departemen, serta urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
dan kerumahtanggaan Biro.
Pasal 81
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Bagian
Perencanaan dan Pengadaan menyelenggarakan fungsi :
a. analisis kebutuhan pegawai di lingkungan Departemen;
b. penyusunan rencana formasi pegawai di lingkungan Departemen;
c. penyusunan bahan koordinasi pengadaan pegawai di lingkungan
Departemen;
d. penyusunan bahan pengendalian pelaksanaan perencanaan dan pengadaan
pegawai di lingkungan Departemen; dan
e. pelaksanaan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan
kerumahtanggaan Biro.
Pasal 82
Bagian Perencanaan dan Pengadaan terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan;
b. Subbagian Pengadaan;
c. Subbagian Tata Usaha.
Pasal 83
(1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan analisis kebutuhan
dan penyusunan rencana formasi pegawai di lingkungan Departemen.
(2) Subbagian Pengadaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, dan pengendalian pelaksanaan pengadaan pegawai di
lingkungan Departemen.
(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan,
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan Biro.
Pasal 84
Bagian Penetapan Jabatan dan Mutasi Tenaga Fungsional Lainnya mempunyai
tugas melaksanakan urusan pengangkatan dan pemberhentian dari/dalam
jabatan struktural dan pimpinan serta kepangkatan, pemindahan, dan mutasi
lainnya bagi tenaga fungsional selain guru dan dosen.
Pasal 85

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

20

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, Bagian
Penetapan Jabatan dan Mutasi Tenaga Fungsional Lainnya menyelenggarakan
fungsi :
a. pelaksanaan urusan pengangkatan dan pemberhentian dari/dalam jabatan
struktural dan pimpinan;
b. pelaksanaan urusan pengangkatan pertama, pembebasan sementara,
pengaktifan kembali, dan alih fungsi dalam jabatan fungsional selain guru
dan dosen; dan
c. penyiapan bahan penetapan kepangkatan, pemindahan, pemberhentian,
pembebasan sementara, dan mutasi lainnya bagi jabatan fungsional selain
guru dan dosen.
Pasal 86
Bagian Penetapan Jabatan dan Mutasi Tenaga Fungsional Lainnya terdiri atas:
a. Subbagian I;
b. Subbagian II;
c. Subbagian III.
Pasal 87
(1)

Subbagian I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengangkatan
dan pemberhentian dari/dalam jabatan struktural dan pimpinan serta
kenaikan jabatan/pangkat, pemindahan, dan mutasi lainnya bagi tenaga
fungsional selain guru dan dosen di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat,
Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan daerah pemekarannya serta penyiapan
bahan penetapan perbantuan/pengaktifan kembali Kepala Sekolah
Indonesia di Luar Negeri.

(2)

Subbagian II
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengangkatan dan pemberhentian dari/dalam jabatan struktural dan
pimpinan serta kenaikan jabatan/pangkat, pemindahan, dan mutasi lainnya
bagi tenaga fungsional selain guru dan dosen di wilayah Provinsi Sumatera
Utara, Jambi, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Kalimantan
Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat dan daerah
pemekarannya serta penyiapan bahan penetapan perbantuan/pengaktifan
kembali Kepala Bidang/Atase Pendidikan pada KBRI serta Kepala Sekolah
Indonesia di Luar Negeri.

(3)

Subbagian III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengangkatan dan pemberhentian dari/dalam jabatan struktural dan
pimpinan serta kenaikan jabatan/pangkat, pemindahan, dan mutasi lainnya
bagi tenaga fungsional selain guru dan dosen di wilayah Provinsi Riau,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara,
Papua, Irian Jaya Barat, dan daerah pemekarannya serta penyiapan bahan

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

21

penetapan perbantuan/pengaktifan kembali Kepala Sekolah Indonesia di
Luar Negeri.
Pasal 88
Bagian Pengembangan dan Mutasi Tenaga Administrasi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir serta urusan
pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan mutasi lainnya bagi tenaga
administrasi di lingkungan Departemen.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bagian
Pengembangan dan Mutasi Tenaga Administrasi menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan pengembangan karir pegawai di lingkungan Departemen;
b. penyiapan administrasi pengembangan karir pegawai di lingkungan
Departemen; dan
c. penyiapan bahan penetapan pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan
mutasi lainnya bagi tenaga administrasi di lingkungan Departemen.
Pasal 90
Bagian Pengembangan dan Mutasi Tenaga Administrasi terdiri atas:
a. Subbagian Pengembangan;
b. Subbagian Mutasi Tenaga Administrasi I;
c. Subbagian Mutasi Tenaga Administrasi II.
Pasal 91
(1)

Subbagian Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan karir pegawai, penetapan tugas belajar, izin belajar,
tunjangan tugas belajar, tunjangan belajar, pendidikan dan pelatihan, ujian
dinas, dan pengembangan lainnya di lingkungan Departemen.

(2)

Subbagian Mutasi Tenaga Administrasi I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan usul pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan
mutasi lainnya bagi tenaga administrasi departemen di wilayah Provinsi
Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,
Papua, Irian Jaya Barat, dan daerah pemekarannya.

(3)

Subbagian Mutasi Tenaga Administrasi II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan usul pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, dan
mutasi lainnya bagi tenaga administrasi departemen di wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, DI. Yogyakarta, Jawa Tengah,
Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

22

Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan
pemekarannya.

daerah

Pasal 92
Bagian Mutasi Guru mempunyai tugas melaksanakan urusan penyiapan bahan
penetapan angka kredit dan jabatannya, kepangkatan, pemindahan, dan
perbantuan guru.

Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Bagian
Mutasi Guru menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan
penyiapan bahan penetapan angka kredit guru
golongan IV/b ke atas dan guru sekolah Indonesia di luar negeri;
b. penyiapan bahan penetapan pangkat dan jabatan Guru Pembina Tk. I ke
atas;
c. pelaksanaan urusan pemindahan guru antar instansi; dan
d. pelaksanaan urusan perbantuan guru.
Pasal 94
Bagian Mutasi Guru terdiri atas:
a. Subbagian I;
b. Subbagian II;
c. Subbagian III.
Pasal 95
(1)

Subbagian I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan
angka kredit dan jabatan guru golongan IV/b ke atas di wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa
Tenggara Timur, Maluku, dan daerah pemekarannya.

(2)

Subbagian II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan
angka kredit dan jabatan guru golongan IV/b ke atas di wilayah Provinsi
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan penetapan angka kredit jabatan,
pangkat, pemindahan, dan daerah pemekarannya serta perbantuan guru
Sekolah Indonesia di luar negeri.

(3)

Subbagian III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan
angka kredit dan jabatan guru golongan IV/b ke atas di wilayah Provinsi
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah,

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

23

Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara,
Papua, Irian Jaya Barat, dan daerah pemekarannya.
Pasal 96
Bagian Mutasi Dosen mempunyai tugas melaksanakan urusan penyiapan bahan
penetapan angka kredit dan jabatan, kepangkatan, pemindahan, perbantuan,
pemberhentian, dan mutasi lainnya bagi tenaga dosen.
Pasal 97
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bagian
Mutasi Dosen menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penetapan pengangkatan pegawai (dosen) di lingkungan
Departemen;
b. pelaksanaan urusan penyiapan bahan penetapan angka kredit dosen;
c. penyiapan bahan penetapan pangkat dalam jabatan dosen;
d. penyiapan bahan penetapan pembebasan sementara dan pengangkatan
kembali dari/dalam jabatan dosen;
e. penyiapan bahan penetapan batas usia pensiun (BUP) Guru Besar;
f. penyiapan bahan penetapan Guru Besar Emeritus;
g. penyiapan bahan penetapan mutasi lainnya; dan
h. pelaksanaan urusan pemindahan dan perbantuan dosen.
Pasal 98
Bagian Mutasi Dosen terdiri atas:
a. Subbagian I;
b. Subbagian II;
c. Subbagian III.
Pasal 99
(1)

Subbagian I mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan bahan
penetapan pengangkatan pegawai (dosen), angka kredit dan jabatan,
kepangkatan, pemindahan, perbantuan, pemberhentian, dan mutasi lainnya
bagi dosen di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Bengkulu,
Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan daerah
pemekarannya.

(2)

Subbagian II mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan bahan
penetapan pengangkatan pegawai (dosen), angka kredit dan jabatan,
kepangkatan, pemindahan, perbantuan, pemberhentian, dan mutasi lainnya
bagi dosen di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,
DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Bali, Nusa Tenggara Barat, dan daerah pemekarannya.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

24

(3)

Subbagian III mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan bahan
penetapan pengangkatan pegawai (dosen), angka kredit dan jabatan,
kepangkatan, pemindahan, perbantuan, pemberhentian, dan mutasi lainnya
bagi dosen di wilayah Provinsi Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua, Irian Jaya
Barat, dan daerah pemekarannya.
Pasal 100

Bagian Disiplin dan Pemberhentian Pegawai mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rancangan, penilaian pelaksanaan peraturan perundang-undangan,
dan pemberian pertimbangan hukum di bidang kepegawaian serta urusan
disiplin, pemberhentian, dan pemensiunan pegawai di lingkungan Departemen.
Pasal 101
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, Bagian
Disiplin dan Pemberhentian Pegawai menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rancangan dan penilaian pelaksanaan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian;
b. penyiapan bahan pertimbangan hukum di bidang kepegawaian;
c. penyiapan bahan penetapan pelaksanaan disiplin; dan
d. penyiapan bahan penetapan pemberhentian dan pemensiunan pegawai.
Pasal 102
Bagian Disiplin dan Pemberhentian Pegawai terdiri atas:
a. Subbagian Disiplin;
b. Subbagian Pemberhentian dan Pemensiunan I;
c. Subbagian Pemberhentian dan Pemensiunan II.
Pasal 103
(1)

Subbagian Disiplin
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan, penilaian pelaksanaan peraturan, pemberian pertimbangan
hukum, serta penetapan penjatuhan hukuman disiplin di bidang
kepegawaian.

(2)

Subbagian Pemberhentian dan Pemensiunan I mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penetapan pemberhentian, dan pemensiunan
pegawai di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,
Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya
Barat, dan daerah pemekarannya.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

25

(3)

Subbagian Pemberhentian dan Pemensiunan II mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penetapan pemberhentian, dan pemensiunan
pegawai di wilayah Propinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Papua, dan daerah
pemekarannya.
Pasal 104

Bagian Dokumentasi dan Tanda Jasa mempunyai tugas melaksanakan urusan
penyimpanan, penataan, dan pemeliharaan dokumen kepegawaian, penyiapan
pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai di lingkungan Departemen
serta penyiapan dan penyajian informasi kepegawaian di lingkungan
Departemen.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Bagian
Dokumentasi dan Tanda Jasa menyelenggarakan fungsi:
a. pendataan, penyusunan, dan penyajian informasi kepegawaian di lingkungan
Departemen;
b. pelaksanaan urusan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen
kepegawaian; dan
c. penyiapan usul pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai.
Pasal 106
Bagian Dokumentasi dan Tanda Jasa terdiri atas:
a. Subbagian Informasi Kepegawaian;
b. Subbagian Dokumentasi;
c. Subbagian Tanda Jasa.
Pasal 107
(1)

Subbagian Informasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan dan penyajian
informasi kepegawaian di lingkungan Departemen.

(2)

Subbagian Dokumentasi mempunyai tugas melakukan urusan pencatatan,
penyimpanan, penataan, dan pemeliharaan dokumen kepegawaian.

(3)

Subbagian Tanda Jasa mempunyai tugas melakukan penyiapan usul
pemberian penghargaan dan tanda jasa pegawai di lingkungan
Departemen.

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

26

Pasal 108
(1)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional mendukung pelaksanaan tugas Biro.

(2)

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang kegiatannya.

(3)

Setiap kelompok jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2)
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala
Biro.

(4)

Jenis dan jumlah jabatan fungsional tersebut dalam ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(5)

Tugas, jenis, dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketujuh
Biro Hukum dan Organisasi
Pasal 109

Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan,
organisasi, dan ketatalaksanaan serta melaksanakan pelayanan bantuan hukum
di lingkungan Departemen.
Pasal 110
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Biro
Hukum dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan
peraturan perundang- undangan;
b. pelayanan bantuan hukum kepada semua satuan organisasi dan pegawai di
lingkungan Departemen;
c. pengkajian dan penyusunan bahan pembinaan kelembagaan di lingkungan
Departemen;
d. pengkajian dan penyusunan bahan pembinaan ketatalaksanaan di
lingkungan Departemen;
e. pelaksanaan analisis jabatan, evaluasi jabatan, dan penyajian informasi
jabatan di lingkungan Departemen; dan
f. pelaksanaan evaluasi kinerja dan penyusunan laporan Departemen.
Pasal 111
Biro Hukum dan Organisasi terdiri atas:

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

27

a. Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I;
b. Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum II;
c. Bagian Kelembagaan;
d. Bagian Ketatalaksanaan;
e. Bagian Evaluasi Kinerja;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 112
Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan
Hukum I mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan pembinaan,
koordinasi, penelaahan dan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan bidang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan luar
sekolah serta pemberian pelayanan bantuan hukum kepada unit organisasi dan
pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Pasal 113
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112, Bagian
Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan luar sekolah;
b. penelahaan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
bidang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan luar sekolah;
c. pemberian pelayanan bantuan hukum kepada unit organisasi dan pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; dan
d. penyiapan bahan koordinasi penyusunan perjanjian kerja sama bidang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan luar sekolah.
Pasal 114
Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan
Hukum I terdiri atas:
a. Subbagian Penyusunan Rancangan I;
b. Subbagian Penyusunan Rancangan II;
c.
Subbagian Bantuan Hukum.
Pasal 115
(1)

Subbagian Penyusunan Rancangan I mempunyai tugas melakukan
pengumpulan dan pengolahan bahan pembinaan, koordinasi, penelaahan,

Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2006

28

dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang
pendidikan dasar dan pendidikan luar sekolah.
(2)

Subbagian Penyusunan Rancangan II mempunyai tugas melakukan
pe